Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Sorgum Manis (Sorghum Bicolor L.) Di Lahan Kering Wonogiri

PENGARUH PEMBERIAN JENIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN SORGUM MANIS (Sorghum bicolor L.) DI LAHAN KERING WONOGIRI

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Program Studi Agronomi

Oleh: WIDA SETYA ANGGARA

H 1108507

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PERTUMBUHAN SORGUM MANIS (Sorghum bicolor L.) DI LAHAN KERING WONOGIRI

Yang dipersiapkan dan disusun oleh: WIDA SETYA ANGGARA

H 1108507

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal : 09 Mei 2012 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Ketua

Muji Rahayu, SP. MP NIP. 19780502 200501 2 004

Anggota I

Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS

NIP. 19610717 198601 1 001

Anggota II

Ir. Wartoyo SP, MS NIP.19520915 197903 1 003

Surakarta, Juli 2012 Mengetahui

Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian Dekan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis diberikan kemudahan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul

“Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Sorgum Manis (Sorghum bicolor L.) di Lahan Kering Wonogiri”. Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian UNS.

Penulis menyadari bahwa tersusunnya skripsi ini berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian UNS.

2. Dr. Ir. Pardono, MS selaku Ketua Jurusan Agronomi FP UNS.

3. Ir. Wartoyo, SP, MS selaku Pembimbing Akademik.

4. Muji Rahayu, SP. MP dan Prof.Dr.Ir. Ahmad Yunus, MS selaku pembimbing dalam proses penyusunan skripsi ini

5. Dr. Samanhudi, SP, MSi yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan untuk melaksanakan penelitian ini.

6. Bapak kepala desa Sendang Ijo yang telah mengijinkan penelitian pada lahan di desanya.

7. Seluruh pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi baik secara langsung

maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Walaupun demikian penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Solo, 2012

Penulis

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap tinggi tanaman dua varietas

sorgum manis……………………………………………………….…..17 Tabel 2. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap jumlah daun dua varietas

sorgum manis……………………………………………………......….19 Tabel 3. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap luas daun dua varietas sorgum

manis………………………………………..….……………………….21 Tabel 4. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap diameter batang dua varietas

sorgum manis………………………………………………………..….22 Tabel 5. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap saat muncul bunga dua varietas

sorgum manis…………………..…..……………………………….…..23 Tabel 6. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap volume akar dua varietas sorgum

manis………………………………………………………………....…25 Tabel 7. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap berat brangkasan segar dua

varietas sorgum manis………………………….………………………26 Tabel 8. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap berat brangkasan kering dua

varietas sorgum manis………………………………………….………28 Tabel 9. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap jumlah biji per tanaman pada

dua varietas sorgum manis……………………………………………...29 Tabel 10. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap kandungan nira dua varietas

sorgum manis………………………………………….………………34 Tabel 11. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap kadar gula dua varietas sorgum

manis……………………………...…………………….……………..35

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pertumbuhan tinggi tanaman sorgum manis varietas Numbu (a)

dan varietas Kawali (b)……………………………………...…18

Gambar 2. Rerata panjang akar sorgum manis……………………………..24 Gambar 3. Rerata berat 1000 butir sorgum manis………………………….31 Gambar 4. Rerata berat biji pertanaman sorgum manis………………...….32

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Karakteristik Varietas Sorgum Manis……………………………..40 Lampiran 2. Layout Penelitian Sorgum Manis…….…………………………....41 Lampiran 3. Kebutuhan Pupuk Kandang………………………………………..42 Lampiran 4. Analisis Tanah ………………………………………………….....43 Lampiran 5. Gambar penelitian……………………………………………….....44 Lampiran 6. Hasil analisis of varian (anova) 5% jumlah daun sorgum manis….46 Lampiran 7. Hasil analisis of varian (anova) 5% luas daun sorgum manis……..46 Lampiran 8. Hasil analisis of varian (anova) 5% tinggi tanaman sorgum

manis……………………………………………………………….46

Lampiran 9. Hasil analisis of varian (anova) 5% diameter batang sorgum

manis……………………………………………………………….47

Lampiran 10. Hasil analisis of varian (anova) 5% berat brangkasan segar

sorgum manis……………………………………………………..47

Lampiran 11. Hasil analisis of varian (anova) 5% berat brangkasan kering

sorgum manis……………………………………………………. 47

Lampiran 12. Hasil analisis of varian (anova) 5% saat muncul bunga sorgum

manis……………………………………………………….………48

Lampiran 13. Hasil analisis of varian (anova) 5% Jumlah biji per tanaman

sorgum manis………………………………………………..……..48

Lampiran 14. Hasil analisis of varian (anova) 5% Berat 1000 butir sorgum

manis……………………………………………………………….48

Lampiran 15. Hasil analisis of varian (anova) 5% berat biji per tanaman

sorgum manis…………………………………………...…………49

Lampiran 16. Hasil analisis of varian (anova) 5% kandungan nira sorgum

manis……………………………………………………….………49

Lampiran 17. Hasil analisis of varian (anova) 5% kadar gula sorgum manis……49

PERTUMBUHAN SORGUM MANIS (Sorghum bicolor L.) DI LAHAN KERING WONOGIRI WIDA SETYA ANGGARA H 1108507 RINGKASAN

Tanaman sorgum termasuk tanaman pangan (biji-bijian), tetapi lebih banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak (livestock fodder). Tanaman sorgum manis sering disebut sebagai bahan baku industri bersih (clean industry) karena hampir semua komponen biomassa dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan industri. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai jenis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil dua varietas tanaman sorgum manis di lahan kering Kabupaten Wonogiri. Penelitian ini dilaksanakan mulai 25 Mei 2011 sampai dengan 21 Agustus 2011 di Desa Sendang Ijo Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah.

Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan faktorial yang menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL), terdiri atas dua faktor yaitu varietas sorgum manis dan jenis pupuk kandang. Varietas yang dipakai adalah varietas Numbu dan Kawali. Pupuk kandang yang digunakan adalah tanpa pupuk kandang, pupuk kandang ayam, kambing, sapi dan kascing. Jumlah kombinasi perlakuan ada 10 kombinasi masing-masing diulang 3 kali. Variabel penelitian meliputi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun, panjang akar, volume akar, berat brangkasan segar, berat brangkasan kering, jumlah biji per tanaman, berat biji per tanaman, kandungan nira dan kadar gula. Analisis data menggunakan uji F tingkat kepercayaan 95%, bila berbeda nyata dilanjutkan dengan DMRT taraf 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar gula tertinggi pada varietas Kawali dengan penggunaan pupuk kandang ayam yaitu sebesar 12,13 o brix, sedangkan kadar gula terendah pada varietas Numbu dengan penggunaan pupuk kandang sapi yaitu sebesar 10,33 o brix, interaksi antara jenis pupuk kandang terhadap dua varietas sorgum manis terjadi hanya pada variabel pengamatan jumlah biji per tanaman.

Kata Kunci : Pupuk kandang, Varietas Sorgum manis, Lahan kering

SWEET SORGUM (Sorghum bicolor L.) IN WONOGIRI DRY LAND WIDA SETYA ANGGARA

H 1108507

SUMARY

Sorgum is include on grains but more widely used for livestok fodder . Sweet sorgum are often referred to as a raw materials for clean industry because almost all of the components of its biomass can be used for various industrial purposes. The aims of the research are to determine the effect of different types of manure on the growth and field of two varieties of sweet shorgum in dry land of Wonogiri Regency. This research was conducted from May, 25 th 2011 to August 21 st 2011 in Sendang Ijo Village, Wonogiri Regency, Central Java.

The research method is a factorial experiment using Randomized Completely Block Design (RCBD), consists of two factors, which is sweet sorghum varieties and manure types. The varieties which was used are Kawali and Numbu. The second treatment which was used are without manure, chicken manure, goat

manure, cow manure and kascing. Total treatment combination is 10 and each

combination repeated three times. The research variables are plant height, stem diameter, leaf number, leaf area, root length, root volume, fresh weight stover, and dry weight stover, number of seeds, seed weight, essence content and sugar

content. Data were analyzed using F test with 95% of confidence level, if there is significantly a difference, and then followed by DMRT method in level of 5%. The result of this research shows that the highest sugar content is Kawali variety treatmented by chicken manure equals to 12.13 obrix. On the other hand, for lowest sugar level is Numbu variety treatmented by cow manure equals to

10.33 obrix . Interaction between types of manure and sweet sorghum varieties occurs in number of seeds per plant.

Keywords: Manure, sweet sorgum varieties, dry land

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan bahan bakar nabati yang memanfaatkan komoditi tanaman pangan seperti tebu, singkong, kedelai, jagung, dan lain-lain, dikhawatirkan akan menyebabkan kenaikkan harga komoditi tersebut secara global. Bagi Indonesia sebagai negara agraris merupakan suatu peluang untuk mengembangkan komoditi-komoditi tersebut di seluruh wilayah Indonesia. Apalagi dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti BBM dan Instruksi Presiden No 1 Tahun 2006 tanggal 25 Januari 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai bahan bakar lain.

Perkembangan sorgum manis di Indonesia mendapat perhatian tersendiri karena kurangnya pemanfaatan sorgum secara maksimal. Selama ini, sorgum

hanya digunakan sebagai pakan ternak dan di daerah Wonogiri hanya sebagai makanan tradisional.

Tanaman sorgum manis termasuk tanaman pangan (biji-bijian), tetapi lebih banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak (livestock fodder). Tanaman sorgum manis sering disebut sebagai bahan baku industri bersih (clean industry) karena hampir semua komponen biomassa dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan industri. Pemanfaatan sorgum manis secara umum diperoleh dari hasil- hasil utama (batang dan biji) serta limbah (daun) dan hasil ikutannya (ampas/bagasse) (Sumantri et al., 1996).

Bioetanol dibuat dari nira batang sorgum manis, bijinya diproses menjadi tepung untuk menggantikan tepung beras atau terigu sebagai bahan pangan. Biji sorgum juga dapat menggantikan jagung yang banyak digunakan sebagai bahan baku industri pakan ternak. Daun sorgum dapat dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak, sedangkan ampas batang sorgum (bagasse) yang telah diambil niranya dapat dimanfaatkan seratnya sebagai bahan baku pulp dalam industri Bioetanol dibuat dari nira batang sorgum manis, bijinya diproses menjadi tepung untuk menggantikan tepung beras atau terigu sebagai bahan pangan. Biji sorgum juga dapat menggantikan jagung yang banyak digunakan sebagai bahan baku industri pakan ternak. Daun sorgum dapat dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak, sedangkan ampas batang sorgum (bagasse) yang telah diambil niranya dapat dimanfaatkan seratnya sebagai bahan baku pulp dalam industri

Peluang sorgum manis dikembangkan di lahan kering cukup luas, baik pada wilayah beriklim basah (Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua) maupun wilayah beriklim kering (Nusa Tenggara, Sulawesi Tenggara, serta sebagian Sumatera dan Jawa). Total lahan kering diperkirakan seluas 143,9 juta hektar, dan 31,5 juta hektar berupa lahan kering dengan topografi datar berombak (kemiringan lereng < 8%) serta sesuai dikembangkan untuk perkebunan sorgum. Tanah di lahan kering beriklim basah pada umumnya bersifat masam dan merupakan ciri khas sebagian besar wilayah Indonesia. Pada umumnya, lahan-lahan bertanah masam mempunyai tingkat kesuburan tanah rendah sehingga menjadi kendala dalam produksi tanaman pertanian. Melalui program pemuliaan tanaman, perlu diteliti genotipe sorgum manis yang mampu beradaptasi dengan baik pada kondisi lahan pertanian dengan kelembaban tersebut (Soeranto, 2010).

Penggunaan pupuk kandang merupakan salah satu alternatif untuk memperbaiki sifat tanah dan untuk mendukung perakaran, karena pupuk kandang mempunyai keuntungan yang lebih dibandingkan dengan pupuk anorganik. Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan pupuk organik antara lain: (1) akan menghemat biaya, karena memanfaatkan sisa kotoran dari hewan, (2) tidak membahayakan lingkungan, tapi justru dapat membantu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

Ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi. Ketersediaan yang seimbang sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman akan menghasilkan pertumbuhan yang optimum.

Jenis pupuk kandang antara lain pupuk kandang sapi, ayam, kambing dan kascing. Pupuk kandang yang matang secara alami telah banyak

Selain itu, pupuk kandang menyebabkan humus terbentuk sehingga meningkatkan daya perakaran air yang dapat mempermudah akar-akar

tanaman menyerap zat-zat makanan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Sutejo, 2002)

B. Rumusan Masalah

Semakin berkurangnya persediaan bahan bakar bumi mendorong kita mencari solusi baru untuk mencari sumber bahan bakar alternatif untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar di dunia. Salah satunya yaitu menggunakan tanaman sorgum manis yang diharapkan dapat menjadi pengganti minyak bumi.

Kualitas dan kuantitas sorgum manis juga menjadi pertimbangan dalam pengembangan tanaman tersebut. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas melalui pemberian pupuk secara tepat. Bahan organik yang tersedia di alam dapat menjadi pilihan bagi masyarakat. Salah satu yang sering dijumpai adalah pupuk kandang. Pupuk kandang yang dipakai adalah pupuk kandang ayam, kambing, sapi dan kascing.

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana interaksi antara varietas sorgum manis dan jenis pupuk kandang?

2. Bagaimana pengaruh penggunaan berbagai pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil sorgum manis?

3. Varietas apa yang lebih sesuai untuk dibudidayakan di lahan kering?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui interaksi antara pupuk kandang dan varietas sorgum manis terhadap pertumbuhan dan hasil sorgum manis di lahan kering Kabupaten

Wonogiri.

2. Mengetahui pengaruh berbagai jenis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil dua varietas tanaman sorgum manis di lahan kering Kabupaten Wonogiri

3. Mendapatkan varietas sorgum manis yang sesuai untuk dibudidayakan pada lahan kering di Kabupaten Wonogiri.

A. Tanaman Sorgum Manis (Sorghum bicolor L.)

Tanaman sorgum manis merupakan tanaman semusim, dan merupakan salah satu jenis tanaman serealia. Taksonomi tanaman sorgum manis sebagai berikut : Kingdom

: Sorghum bicolor (L.)

(Anonim, 2010) Sorgum (Sorghum bicolor L.) adalah tanaman serealia yang potensial untuk dikembangkan, khususnya pada daerah-daerah marginal dan kering di Indonesia. Keunggulan sorgum manis terletak pada daya adaptasi agroekologi yang luas, tahan terhadap kekeringan, produksi tinggi, perlu input lebih sedikit serta lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibanding tanaman pangan lain. Selain itu, tanaman sorgum manis memiliki kandungan nutrisi tinggi, sehingga sangat baik digunakan sebagai sumber bahan pangan maupun pakan ternak alternatif. Tanaman sorgum manis telah banyak dikenal petani Indonesia khususnya di daerah Jawa, NTB dan NTT. Di Jawa, sorgum manis dikenal dengan nama cantel, dan biasanya petani menanamnya secara tumpang sari dengan tanaman pangan lainnya. Produksi sorgum Indonesia masih sangat rendah, bahkan secara umum produk

sorgum belum tersedia di pasar-pasar (Anonim, 2004 a ).

Tanaman sorgum manis termasuk tanaman pangan (biji-bijian), tetapi lebih banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak (livestock fodder). Tanaman sorgum manis sering disebut sebagai bahan baku industri bersih (clean industry) karena hampir semua komponen biomassa dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan industri. Pemanfaatan sorgum manis

ikutannya (ampas/bagasse) (Sumantri et al., 1996). Menurut Sumarno dan S. Karsono (1995), tanaman sorgum manis memiliki keunggulan tahan terhadap kekeringan dibanding jenis tanaman serealia lainnya. Tanaman ini mampu beradaptasi pada daerah yang luas mulai 45 o LU sampai dengan 40 o LS, mulai dari daerah dengan iklim tropis-kering (semi arid) sampai daerah beriklim basah. Tanaman sorgum manis masih dapat menghasilkan jika ditanam di lahan marginal. Budidaya sorgum manis mudah dengan biaya yang relatif murah, dapat ditanam monokultur maupun tumpangsari, produktivitas sangat tinggi dan dapat diratun (dapat dipanen lebih dari 1x dalam sekali tanam) dengan hasil yang tidak jauh berbeda, tergantung pemeliharaan tanaman). Selain itu, tanaman sorgum manis lebih resisten terhadap serangan hama dan penyakit sehingga resiko gagal panen relatif kecil. Tanaman sorgum manis berfungsi sebagai bahan baku industri yang kegunaannya besar dan merupakan komoditas ekspor dunia.

Sorgum manis bisa menjadi alternatif tanaman pengganti untuk pakan ternak sekaligus bahan bakar tanpa menyebabkan berkurangnya sumber bahan pangan ataupun

rusaknya lingkungan (anonim, 2008 b ).

B. Varietas

Undang-undang perlindungan varietas tanaman tahun 2000 menyatakan bahwa varietas adalah sekelompok tanaman dari satu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari satu jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan.

Secara botani, varietas adalah suatu populasi tanaman dalam satu spesies yang menunjukkan ciri berbeda yang jelas. Dalam taksonomi tumbuhan, spesies merupakan unit terkecil dalam hierarki klasifikasi. Semua anggota spesies yang sama dapat secara alamiah saling kawin dan menghasilkan keturunan. Namun demikian, untuk sejumlah spesies tertentu terdapat variasi yang sangat jelas di dalamnya. Untuk itu dibuat sejumlah takson infraspesies (di bawah spesies). Aturan dan definisi mengenai taksonomi tumbuhan Secara botani, varietas adalah suatu populasi tanaman dalam satu spesies yang menunjukkan ciri berbeda yang jelas. Dalam taksonomi tumbuhan, spesies merupakan unit terkecil dalam hierarki klasifikasi. Semua anggota spesies yang sama dapat secara alamiah saling kawin dan menghasilkan keturunan. Namun demikian, untuk sejumlah spesies tertentu terdapat variasi yang sangat jelas di dalamnya. Untuk itu dibuat sejumlah takson infraspesies (di bawah spesies). Aturan dan definisi mengenai taksonomi tumbuhan

Berdasarkan bentuk malai dan tipe spikelet, sorgum diklasifikasikan ke dalam 5 ras yaitu ras Bicolor, Guenia, Caudatum, Kafir, dan Durra. Ras Durra yang umumnya berbiji putih dan merupakan tipe paling banyak dibudidayakan sebagai sorgum biji (grain sorgum) dan digunakan sebagai sumber bahan pangan. Diantara ras Durra terdapat varietas yang memiliki batang dengan kadar gula tinggi disebut sebagai sorgum manis (sweet sorghum), sedangkan ras-ras lain pada umumnya digunakan sebagai biomassa dan pakan ternak (Taqyudin, 2010).

Pada tahun 1996, benih sorgum varietas Durra diperoleh dari International Crops Research Institute for Semi-Arid Tropics (ICRISAT) melalui ahli sorgum Dr. Subash Gupta. Sorgum Durra memiliki banyak keunggulan di antaranya berbiji putih dan kandungan tannin rendah, sehingga cocok untuk pangan dan pakan ternak. Di India sorgum Durra digunakan untuk membuat bermacam menu makanan seperti roti/kue lokal yang dikenal sebagai “Japati” atau “Jawar”. Di Indonesia, sorghum Durra dapat tumbuh namun produktivitasnya rendah terutama bila ditanam pada daerah kering (drought prone areas). Pemuliaan tanaman bertujuan memperbaiki daya apatasi sorgum Durra sehingga lebih tahan terhadap kekeringan (drought tolerance) dengan produktivitas dan kualitas yang lebih baik untuk pangan dan

pakan ternak (Soeranto et al., 2001). Beberapa varietas sorgum manis yang telah dilepas pada taraf internasional, diantaranya adalah Dale, M81-E, Theis, dan Topper (Rajvanshi dan Nimbkar, 2010). Varietas-varietas tersebut secara khusus diseleksi untuk mendapatkan kandungan gula yang optimal, sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku pemanis, sirup, dan terutama produksi ethanol. Kandungan gula dalam nira yang diekstrak dari batang sorghum manis sangat bervariasi antar varietas sorgum manis. Pada varietas Dale, M81-E, Theis, dan Topper, terdapat kandungan total gula sebesar 15,2%, 12,4%, 15,8% dan 16,2% (Day et al., 1992).

Bahan organik dan pupuk kandang adalah bahan-bahan yang berasal dari limbah tumbuhan atau hewan atau produk sampingan seperti pupuk kandang ternak atau unggas, jerami padi yang dikompos atau residu tanaman lainnya, kotoran pada saluran air, bungkil,

pupuk hijau, dan potongan leguminosa (Anonim, 2006 c ).

Pupuk organik merupakan hasil akhir dan atau hasil antara dari perubahan atau penguraian bagian dan sisa-sisa tanaman dan hewan, misalnya bungkil, guano, tepung tulang, limbah ternak dan lain sebagainya (Murbandono, 2002). Pupuk organik merupakan pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik yang didegradasikan secara organik. Sumber bahan baku organik ini dapat diperoleh dari bermacam-macam sumber, seperti : kotoran ternak, sampah rumah tangga non sintetis, limbah-limbah makanan/minuman, dan lain-lain. Biasanya untuk membuat pupuk organik ini, ditambahkan larutan mikroorganisme yang membantu mempercepat proses pendegradasian (Prihandarini, 2004)

Sampah organik dan limbah organik dapat bermanfaat bagi manusia setelah terlebih dahulu diubah menjadi pupuk organik dengan bantuan bakteri menguntungkan bagi manusia. Bakteri menguntungkan (saprofit) ini berperan menguraikan tumbuhan atau hewan yang mati, sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri (probiotik) tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lainnya. Penguraian dalam kondisi tanpa oksigen (anaerobik), material organik akan menjadi gas amoniak, hidrogen sulfida (H2S), methana (CH4) dan senyawa lain yang lebih sederhana, sedangkan dalam kondisi cukup oksigen (aerobik) penguraian akan menghasilkan H2O dan CO2, serta senyawa lain dalam bentuk nutrisi. Oleh karena itu, keberadaan bakteri jenis saprofit sangat berperan dalam mineralisasi di alam dan membantu membersihkan dunia dari sampah dan limbah organik. Tanpa kehadiran jasad renik ini, niscaya bumi kita akan penuh oleh sampah organik dan

limbah organik (Anonim, 2010 d ).

Bahan organik tanah hasil dekomposisi mikroorganisme, mengandung persenyawaan sederhana seperti karbohidrat, asam amino, protein, lipid, asam nukleat, dan lignin. Hasil akhir dekomposisi bahan organik di dalam tanah dikenal sebagai humus atau senyawa humat. Humus ini merupakan komponen tanah yang sangat penting (Tan, 1991).

Ada beberapa kelebihan dari pupuk organik ini sehingga sangat disukai petani, antara Ada beberapa kelebihan dari pupuk organik ini sehingga sangat disukai petani, antara

Pupuk organik pada umumnya lebih bermanfaat sebagai bahan pembenah tanah. Pada umumnya bahan-bahan ini mengandung N, P, dan K dalam jumlah rendah, akan tetapi dapat memasok unsur hara mikro esensial. Sebagai pembenah tanah, bahan organik dan pupuk kandang mempunyai kontribusi dalam mencegah erosi, pergerakan tanah, dan retakan tanah. Disamping itu, mampu meningkatkan kemampuan tanah mengikat lengas, memperbaiki struktur dan pengatusan tanah. Bahan organik juga memacu pertumbuhan dan perkembangan bakteri dan biota tanah lainnya (Sutanto, 2008).

Kelemahan pupuk organik adalah menimbulkan banyak gulma dan tidak diproduksi dalam jumlah banyak, harus disimpan dulu dalam tanah selama satu bulan kemudian dijemur, dan baru dapat digunakan (Siagian, 2007). Ada tiga kelemahan utama pupuk organik yakni bau menyengat, kandungan hara tidak tetap dan suplai yang terbatas (Hakim, 2007).

Pupuk kandang mempunyai pengaruh baik terhadap sifat-sifat fisik tanah. Pupuk kandang yang dimasukkan dalam tanah, setelah diurai akan mempertinggi kadar humus tanah dan hal ini berpengaruh baik terhadap sifat-sifat fisik tanah. Pupuk kandang penting pula bagi kehidupan jasad renik dalam tanah. Pupuk kandang banyak mengandung jasad renik dan merupakan makanan baginya serta memperbaiki lingkungan bagi perkembangan jasad renik di dalam tanah yang penting bagi kesuburan tanah seperti bakteri nutrifikasi (Suriatna, 1992)

(sapi, kambing dan kuda). Hal ini disebabkan lubang pembuangan ayam hanya satu sehingga kotoran padat dan cair tercampur. Komposisi kandungan unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ternak, umur dan kondisi ternak, macam pakan, serta perilaku dan penyimpanan pupuk sebelum diaplikasikan ke lahan (Musnawar, 2004).

Pupuk kandang ayam tergolong pupuk dingin yang penguraiannya oleh jasad renik berjalan lambat sehingga tidak terbentuk panas. Pupuk kandang ayam dapat berbentuk padat-cair yaitu pupuk dari kotoran padat yang sudah tercampur kotoran cair atau urine. Pupuk ini mempunyai kandungan nitrogen 1%, fosfor 0,8%, kalium 0,4% dan air 55% (Lingga dan Marsono, 2002).

Pupuk kandang sapi tergolong pupuk dingin, hasil pupuk seekor sapi dewasa pertahun menurut taksiran adalah 7500 kg pupuk segar dan 5000 kg pupuk matang. Terdiri atas unsur N 15 kg, P 5 kg dan K 25 kg. Kandungan unsur hara dan air pada kotoran padat dalam

keadaan segar adalah 0,4% N; 0,2% P 2 O 5 ; 0,1% K 2 O dan 85% air (Musnawar, 2003). Kascing yaitu tanah bekas pemeliharaan cacing, merupakan produk samping dari budidaya cacing tanah yang berupa pupuk organik. Sangat cocok untuk meningkatkan kesuburan tanah. Kascing mengandung berbagai bahan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, yaitu suatu hormon seperti giberellin, sitokinin dan auksin, serta mengandung unsur hara (N, P, K, Mg dan Ca) serta Azobacter sp yang merupakan bakteri penambat N non simbiotik yang akan membantu memperkaya unsur N yang dibutuhkan oleh tanaman (Krisnawati, 2003).

Komposisi komponen kimiawi yang terkandung di dalam kascing antara lain: 1,1-4% (N); 0,3-3,5% (P); 0,2-2,1% (K); 0,24-0,63% (S); 0,3-0,6% (Mg) serta 0,4-1,6% (Fe) (Palungkan, 1999). Selain mengandung unsur hara tersebut, kascing juga mengandung Zat Pengatur Tumbuh seperti giberellin, sitokinin, auksin masing-masing sebanyak 2,75; 1,05; 3,80 miliequivalen tiap gram bobot kering. Selain itu juga ditemukan sejumlah mikroba yang bersifat menguntungkan bagi tanaman (Tommati et al., 1998).

1. Penggunaan varietas Numbu dan pemberian pupuk kandang ayam dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil sorgum manis di lahan kering. 2. Penggunaan pupuk ayam menghasilkan pertumbuhan dan hasil sorgum manis lebih baik daripada pupuk kandang lainnya. 3. Varietas numbu merupakan varietas yang sesuai untuk dikembangkan di lahan kering Wonogiri.

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Kering Wonogiri mulai Mei 2011 sampai dengan Agustus 2011 di Desa Sendang Ijo Kabupaten Wonogiri.

B. Bahan dan Alat

1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu benih sorgum manis (sorghum bicolor L.) varietas Numbu dan varietas Kawali, pupuk kotoran ayam, kambing, sapi, dan kascing.

2. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian adalah cangkul, timbangan, meteran/penggaris, oven, tali rafia, brixmeter, kertas label, dan alat tulis.

C. Cara Kerja Penelitian

1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL), terdiri atas dua faktor perlakuan, faktor I adalah varietas sorgum manis, dan faktor kedua yaitu jenis pupuk kandang.

a. Faktor I : macam varietas, terdiri atas 2 taraf, yaitu : V1 : Varietas Numbu V2 : Varietas Kawali

b. Faktor II : macam pupuk kandang, terdiri atas 5 taraf, yaitu :

P0

: Tanpa pupuk kandang

P1

: Pupuk kandang ayam

P2

: Pupuk kandang kambing

P3

: Pupuk kandang sapi

P4

: Pupuk Kascing Sehingga akan diperoleh 10 kombinasi perlakuan sebagai berikut:

V1P3 : Varietas Numbu dengan penggunaan pupuk sapi V1P4

: Varietas Numbu dengan penggunaan pupuk kascing V2P0

: Varietas Kawali dengan penggunaan tanpa pupuk V2P1

: Varietas Kawali dengan penggunaan pupuk kandang ayam V2P2

: Varietas Kawali dengan penggunaan pupuk kambing V2P3

: Varietas Kawali dengan penggunaan pupuk sapi V2P4

: Varietas Kawali dengan penggunaan pupuk kascing Masing-masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 30 unit percobaan.

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Persiapan lahan dan pengolahan tanah Lahan penanaman sorgum manis disiapkan dalam bentuk petakan- petakan. Setiap sekeliling petakan dibuat saluran pembuangan air

(drainase). Penelitian ini menggunakan luas tanah 168,75 m 2 dengan panjang 13,5 m dan lebar 12,5 m dan untuk tiap petakannya dengan panjang 3,5 m dan lebar 0,7 m.

b. Penyiapan benih Benih sorgum manis dipilih yang mempunyai karakteristik baik, tidak tercampur dengan biji varietas lain ataupun kotoran. Sebelum dilakukan penanaman dilakukan uji daya kecambah untuk mengetahui daya kecambah benih yang akan ditanam pada lahan penelitian.

c. Penanaman. Penanaman dengan cara direct seeding, yaitu benih dimasukkan sekitar 3-5 butir benih per lubang tanam sedalam 2-3 cm. Penanaman dilakukan pada saat tanah dalam kondisi cukup basah. Benih sorgum ditanam dengan jarak tanam 70 cm x 10 cm (dalam baris) kemudian ditutup dengan mulsa.

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan apabila ditemukan hama atau penyakit yang mengganggu pertumbuhan sorgum manis.

Pengendalian dilakukan secara manual dan secara kimia.

e. Penyulaman Penyulaman dilakukan 4 minggu setelah tanam (MST). Penyulaman dilakukan pada lubang tanam yang kosong dengan memindahkan tanaman sorgum manis sesuai perlakuan.

f. Penjarangan Penjarangan dilakukan pada umur 4 MST dan disisakan 2 tanaman per lubang tanam.

g. Pengendalian gulma Penyiangan dilakukan saat tanaman berumur 2 MST, 4 MST, dan 6 MST dengan menggunakan cangkul dan atau sabit.

h. Pengairan Tanaman sorgum manis yang ditanam di lahan kering perlu dilakukan pengairan sebelum tanam dan ketika tanah menjadi kering atau tanaman nampak layu. Pengairan juga dilakukan setelah pemupukan.

i. Panen Panen dilakukan setelah buah sorgum manis masak fisiologis, kemudian tanaman dibabat menggunakan sabit, dipisahkan dan diikat sesuai perlakuan.

3. Variabel Pengamatan Variabel pengamatan meliputi:

a. Tinggi tanaman Tinggi tanaman diukur dari leher tanaman sampai dengan pucuk daun tertinggi pada masa vegetatif atau sampai dengan pucuk malai terpanjang pada masa generatif. Pengamatan tinggi tanaman dilaksanakan setiap satu minggu sampai panen.

Diameter batang diukur dengan menggunakan jangka sorong. Untuk pengamatan diameter batang ini dimulai pada minggu ke empat dan

dilaksanakan setiap satu minggu sampai panen

c. Jumlah daun Jumlah daun diukur per tanaman sorgum manis. Untuk pengamatan jumlah daun ini dilaksanakan setiap minggu sampai panen untuk mengetahui jumlah akhir daun tanaman sorgum manis.

d. Luas daun Pengukuran luas daun dilaksanakan setelah panen dan diukur dengan menggunakan metode gravimetri dengan persamaan sebagai berikut :

Dimana, Wr : berat kertas replika daun

Wt : berat kertas total Lk : luas kertas total

e. Panjang akar Setelah tanaman dibersihkan, panjang akar diukur mulai dari pangkal bawah sampai ujung akar. Pengamatan panjang akar dilaksanakan setelah panen.

f. Volume akar Volume akar dapat dihitung dengan merendam akar pada gelas ukur yang berisi air penuh, kemudian menampung air yang keluar setelah akar direndam, volume akar adalah volume air yang tumpah. Pengamatan volume akar dilaksanakan setelah panen.

g. Berat brangkasan segar Pengukuran brangkasan segar tanaman dilakukan setelah pemanenan yaitu dengan menimbang seluruh bagian tanaman yang telah dibersihkan dan dipisahkan dari bijinya dengan menggunakan g. Berat brangkasan segar Pengukuran brangkasan segar tanaman dilakukan setelah pemanenan yaitu dengan menimbang seluruh bagian tanaman yang telah dibersihkan dan dipisahkan dari bijinya dengan menggunakan

C sampai beratnya konstan.

i. Jumlah biji per tanaman Jumlah biji dihitung per malai setelah pemanenan.

j. Berat biji per tanaman Setelah menghitung jumlah biji per malai kemudian biji ditimbang untuk mendapatkan berat biji per malai.

k. Kandungan nira Nira diperoleh dari batang tanaman sorgum manis. Batang yang sudah dipanen dibersihkan kemudian dilakukan pengepresan.

l. Kadar gula Kadar gula pada nira sorgum manis diukur dengan brix refractometer. Pengukuran dilakukan terhadap nira yang dihasilkan dari pengepresan setiap tanaman pada waktu panen.

D. Analisis Data

Data dianalisis dengan sidik ragam dengan menggunakan uji F tingkat kepercayaan 95%, apabila terdapat beda nyata dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf 5 %.

1. Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang sering diamati baik sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan atau perlakuan yang diterapkan. Tinggi tanaman merupakan ukuran pertumbuhan yang paling mudah dilihat (Sitompul dan Guritno, 1995).

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman sorgum manis, sedangkan varietas sorgum manis tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman serta tidak terjadi interaksi antara varietas dan jenis pupuk kandang (lampiran 8).

Tabel 1. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap tinggi tanaman dua varietas

sorgum manis

Varietas

Jenis Pupuk

Rerata Tanpa

pupuk

Ayam Kambing Sapi Kascing Numbu

163,93a 167,43a

Rerata 161,80a 199,93b 166,37a 150,20a 150,10a 165,68a Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan

tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk kandang ayam memberikan hasil tertinggi yaitu dengan rerata 199,93 cm , sedangkan untuk tinggi tanaman terendah dengan perlakuan pupuk kascing yaitu dengan rerata 147,13 cm walaupun tidak berbeda nyata dengan perlakuan pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi.

Pertumbuhan tinggi tanaman sorgum manis 1 MST sampai dengan 13 MST disajikan dalam Gambar 1.

(a)

(b)

Gambar 1. Pertumbuhan tinggi tanaman sorgum manis varietas Numbu (a)

dan varietas Kawali (b)

Pada Gambar 1 terlihat bahwa baik pada varietas Numbu maupun Kawali menunjukkan pemberian pupuk kandang ayam menghasilkan pertumbuhan paling tinggi dibandingkan pemberian pupuk kandang lainnya. Pada varietas Numbu menghasilkan tinggi tanaman sebesar 194,67 cm, sedangkan terendah pada perlakuan pupuk kandang sapi yaitu 145,47 cm. Pada varietas Kawali, pemberian pupuk kandang ayam menghasilkan pertumbuhan tertinggi juga yaitu 204,53 cm, sedangkan untuk perlakuan pupuk kascing memberikan hasil yang terendah yaitu 141,73 cm.

Pupuk kandang ayam menghasilkan pertumbuhan yang terbaik diantara pupuk kandang lainnya, karena tinggi tanaman sangat dipengaruhi oleh proses metabolisme dalam tubuh tanaman itu sendiri, agar tanaman dapat melangsungkan aktivitas metabolisme tanaman membutuhkan nutrisi yang dapat diperoleh dari pemupukan baik melalui media tanam atau tanah. Pemberian pupuk kandang ayam mampu menambah unsur hara N, P, dan K di dalam tanah yang diperlukan untuk pertumbuhannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Seputro (1993), bahwa tanaman akan tumbuh dengan baik dan subur apabila unsur hara yang dibutuhkan tanaman tersedia dalam jumlah yang cukup.

2. Jumlah Daun

Daun yang didukung oleh batang dan cabang merupakan pabrik karbohidrat bagi tanaman budidaya. Daun diperlukan untuk penyerapan dan

pengubahan energi cahaya menjadi pertumbuhan dan menghasilkan panen, melalui fotosintesis. Daun juga merupakan sumber nitrogen (N) untuk pembentukan buah, dengan cara memobilisasi N dari daun dan mendistribusikannya ke buah. Pengamatan jumlah daun sangat diperlukan sebagai indikator pertumbuhan dan sebagai penunjang untuk menjelaskan proses pertumbuhan yang terjadi sebagai pembentukan biomassa tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995).

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap jumlah daun sorgum manis, sedangkan varietas sorgum manis tidak berpengaruh nyata, serta tidak terjadi interaksi antara kedua perlakuan (lampiran 6).

Tabel 2. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap jumlah daun dua varietas

sorgum manis

Varietas

Jenis Pupuk

Rerata Tanpa pupuk

Ayam Kambing Sapi Kascing

Numbu Kawali

14,38a 14,49a

Rerata 13,97a 16,16b 13,66a 14,60a 13,80a 14,44a Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan

tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%

Tabel 2 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam menghasilkan jumlah daun tertinggi apabila dibandingkan dengan pemberian pupuk kandang kambing, sapi, dan kascing. Terlihat bahwa pupuk kandang ayam mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi pada varietas Numbu ataupun varietas Kawali karena pupuk kandang ayam mempunyai kandungan hara yang lebih besar dari hewan ternak lain seperti sapi, kambing, kascing,

3. Luas Daun

Fungsi utama daun adalah sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis. Daun tanaman dapat menyerap karbondioksida dan memproduksi

fotosintat. Luas daun menjadi parameter utama karena laju fotosintesis pertumbuhan per satuan tanaman dominan ditentukan oleh luas daun. Pengamatan daun didasarkan pada fungsinya sebagai penerima cahaya dan tempat terjadinya fotosintesis, sehingga luas daun yang semakin tinggi dapat meningkatkan proses fotosintesis tanaman untuk kemungkinan meningkatkan hasil fotosintat. Luas daun dihitung pada saat panen (Sitompul dan Guritno, 1995). Luas daun yang tinggi akan membantu proses fotosintesis. Semakin besar luas daun tanaman maka penerimaan cahaya matahari juga semakin besar. Peningkatan luas daun pada dasarnya merupakan kemampuan tanaman dalam mengatasi naungan. Semakin banyak cahaya yang diterima daun maka semakin banyak energi untuk melakukan fotosintesis dan meningkat pula hasil fotosintat yang dihasilkan. Fotosintat digunakan tanaman untuk pertumbuhan, dalam hal ini untuk pertambahan panjang dan jumlah daun tanaman (Suryaningsih, 2004), Sumarni dan Rosliani (2001) menambahkan bahwa semakin besar luas daun maka dalam menyerap cahaya sebagai faktor yang berperan dalam proses fotosintesis juga semakin banyak, sehingga dapat menghasilkan produk fotosintesis yang semakin banyak untuk dapat digunakan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap luas daun sorgum manis, sedangkan untuk varietas sorgum manis tidak berpengaruh nyata, serta tidak ada interaksi antara varietas dan jenis pupuk kandang (lampiran 7).

manis Varietas

Jenis Pupuk

Rerata Tanpa pupuk

Ayam Kambing Sapi Kascing Numbu

144,44a 160,57a

Rerata 133,50a 184,20a 168,01ab 142,72a 134,09a 152,50a Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan

tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk kandang kambing pada varietas kawali menghasilkan luas daun tertinggi dengan rerata 197,76 cm 2 , sedangkan luas daun terendah pada varietas kawali dengan

perlakuan pupuk kascing yaitu sebesar 123,62 cm 2 .

Kecenderungan luas daun sorgum manis tumbuh baik pada lahan yang menggunakan pupuk kandang kambing diduga karena pupuk kandang kambing mengandung lebih banyak unsur (K) dibanding yang terkandung dalam pupuk sapi dan ayam. Unsur kalium pada tanaman bermanfaat membantu pembentukan protein dan karbohidrat, memperkuat tubuh tanaman dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit.

4. Diameter Batang

Pada fase vegetatif batang mengalami perkembangan yang sangat cepat, karena batang menggunakan sebagian karbohidrat yang dibentuk oleh tanaman. Karbohidrat oleh batang dipergunakan untuk perkembangan sel-sel pada korteks dan sistem pembuluh sehingga terjadi peningkatan diameter batang (Harjadi, 1996).

Berdasarkan analisis ragam (lampiran 9), perlakuan pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman sorgum manis, sedangkan untuk varietas sorgum manis tidak berpengaruh nyata dan tidak terjadi interaksi antara jenis pupuk dan varietas sorgum manis.

sorgum manis Varietas

Jenis Pupuk

Rerata Tanpa pupuk

Ayam Kambing Sapi Kascing Numbu

1,05a 1,11a Rerata 1,04a 1,31b 1,02a 1,06a 0,99a 1,08a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan

tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa diameter batang tanaman pada varietas Kawali tertinggi dengan perlakuan pupuk ayam yaitu dengan rerata 1,35 cm , sedangkan untuk diameter tanaman terendah pada varietas Numbu dengan perlakuan pupuk kascing yaitu dengan rerata 0,93 cm.

Pada pemberian pupuk kandang ayam ternyata mampu memberikan diameter terbesar daripada pupuk kandang sapi, kambing dan kascing. Hal ini karena dengan pemberian pupuk kandang ayam mampu menyediakan unsur hara dan memperbaiki unsur hara bagi tanaman dan memperbaiki unsur hara untuk pertumbuhan tanaman. Sutedjo (1995) mengatakan bahwa pupuk kandang ayam menambah tersedianya unsur hara bagi tanaman. Pupuk kandang mengandung unsur hara yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

5. Saat Muncul Bunga

Umur saat muncul bunga merupakan variabel yang dapat digunakan untuk menunjukkan adanya peralihan dari fase vegetatif ke fase generatif. Fase generatif meliputi pembentukan kuncup bunga, penyerbukan, pembentukan buah dan biji (Darjanto dan Satifah, 1990). Pembungaan merupakan masa transisi tanaman dari fase vegetatif menuju fase generatif, yaitu dengan terbentuknya kuncup-kuncup bunga.

Berdasarkan analisis ragam (lampiran 12) perlakuan pupuk dan varietas Berdasarkan analisis ragam (lampiran 12) perlakuan pupuk dan varietas

Varietas

Jenis Pupuk

Rerata Tanpa

pupuk

Ayam Kambing Sapi Kascing Numbu

8,03a 8,21a

Rerata 8,40b

8,12a Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan

tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%

Pada Tabel 5 terlihat bahwa perlakuan pupuk kandang kascing lebih cepat muncul bunganya, sedangkan pupuk kandang ayam paling lambat dalam muncul bunga. Saat berbunga berkaitan erat dengan pemenuhan unsur hara terutama unsur phospat (P) yang berfungsi untuk mendorong tanaman masuk ke fase generatif. Fase generatif ditandai dengan terbentuknya primordia bunga dan berkembang menjadi bunga yang siap mengadakan penyerbukan (Yunus dan Tri, 1986). Pemberian pupuk kandang ayam paling lambat saat muncul bunga, dimungkinkan karena pupuk kandang ayam lebih memacu pertumbuhan vegetatif sorgum manis daripada pertumbuhan generatif tanaman.

6. Panjang Akar

Akar merupakan organ vegetatif utama yang memasok air, mineral dan bahan-bahan yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Panjang akar merupakan hasil perpanjangan sel-sel di belakang meristem ujung.

Peranan akar dalam pertumbuhan tanaman sama pentingnya dengan tajuk. Jika tajuk berfungsi untuk menyediakan karbohidrat melalui proses fotosintesis, maka fungsi akar adalah menyediakan unsur hara dan air yang diperlukan untuk metabolisme tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995).

Berdasarkan analisis ragam (lampiran 18), perlakuan pupuk kandang dan varietas sorgum manis tidak berpengaruh nyata terhadap kadar gula dan

Gambar 2. Rerata panjang akar sorgum manis

Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui bahwa panjang akar tertinggi pada varietas Kawali dengan perlakuan pupuk kandang ayam yaitu sebesar 13,83 cm, sedangkan panjang akar terendah pada varietas Kawali dengan perlakuan pupuk kascing yaitu dengan rerata 10,67 cm. Namun, baik perlakuan pupuk kandang dan perlakuan jenis varietas tidak berbeda nyata, diduga karena kemampuan pertumbuhan akar kedua varietas sorgum manis tersebut sama rata.

Menurut Jamin (2002) akar yang kurus dan panjang mempunyai luas permukaan yang lebih besar bila dibandingkan dengan akar yang tebal dan pendek, karena dapat menjelajah sejumlah volume yang sama. Penyerapan air dapat terjadi dengan perpanjangan akar ke tempat baru yang masih banyak air.

7. Volume Akar

Menurut (Gardner et al., 1991), akar adalah organ yang pertama mencari air, nutrisi, dan faktor-faktor tanah lainnya. Pertumbuhan yang baik di bagian atas tanaman akan merangsang pertumbuhan di bagian bawah sehingga

Tanpa pupuk

Numbu Kawali

an

jan

ak

ar

cm

perlakuan pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap volume akar per tanaman, sedangkan varietas tidak berpengaruh nyata dan tidak terjadi interaksi

antara jenis pupuk dan varietas. Tabel 6. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap volume akar dua varietas

sorgum manis

Varietas

Jenis Pupuk

Rerata Tanpa

pupuk

Ayam Kambing Sapi Kascing Numbu

13,81a 14,67a

Rerata 11,93a

21,40b 12,40a 13,76a

11,73a 14,24a Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan

tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa volume akar tertinggi pada varietas Kawali dengan perlakuan pupuk kandang ayam yaitu sebesar 23,73 ml, sedangkan volume akar terendah pada varietas Numbu dengan perlakuan tanpa

pupuk yaitu 11,40 ml. Penambahan pupuk kandang ke dalam tanah dapat mempertinggi kadar humus tanah itu yang berpengaruh baik bagi sifat fisik tanah. Pupuk kandang penting pula bagi kehidupan jasad renik dalam tanah, hal ini yang dapat mempengaruhi volume akar sorgum manis.

Volume akar juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, yaitu struktur tanah. Struktur tanah yang remah memberikan keuntungan yaitu memiliki drainase dan aerasi yang baik. Jenis tanah grumosol menyulitkan akar tanaman untuk mencari unsur hara karena jenisnya liat. Apalagi bila di musim penghujan tanahnya akan semakin liat

8. Berat Brangkasan Segar

Berat segar brangkasan tanaman dipengaruhi oleh kadar air dan kandungan unsur hara yang ada dalam sel-sel jaringan. Berat segar brangkasan Berat segar brangkasan tanaman dipengaruhi oleh kadar air dan kandungan unsur hara yang ada dalam sel-sel jaringan. Berat segar brangkasan

berpengaruh nyata terhadap berat brangkasan segar tanaman sorgum manis, sedangkan untuk varietas sorgum manis tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan tidak terjadi interaksi antara perlakuan jenis pupuk dan varietas sorgum manis. Tabel 7. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap berat brangkasan segar dua

varietas sorgum manis

Varietas

Jenis Pupuk

Rerata Tanpa pupuk

Ayam Kambing Sapi Kascing Numbu

89,93a 96,51a Rerata 71,66a 156,52b 81,90a 80,74a 75,25a 93,22a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan