Perencanaan Lanskap Kawasan Industri Batik Rumah Tangga Di Kelurahan Jenggot Kota Pekalongan

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN INDUSTRI BATIK
RUMAH TANGGA DI KELURAHAN JENGGOT
KOTA PEKALONGAN

RUSLI EFFENDI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perencanaan Lanskap
Kawasan Industri Batik Rumah Tangga di Kelurahan Jenggot Kota Pekalongan
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2016
Rusli Effendi
NIM A44110020

ABSTRAK
RUSLI EFFENDI. Perencanaan Lanskap Kawasan Industri Batik Rumah Tangga
di Kelurahan Jenggot Kota Pekalongan. Dibimbing oleh SETIA HADI.
Kelurahan Jenggot adalah salah satu sentra produksi batik di Kota
Pekalongan. Kota Pekalongan juga disebut sebagai The World’s City of Batik di
Indonesia. Permasalahan lingkungan permukiman akibat air limbah batik sering
terjadi di beberapa daerah. Pembangunan Kota Pekalongan yang mengarah ke
daerah industri memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan kawasan
industri, khususnya industri kecil yang memproduksi batik. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk membuat perencanaan lanskap kawasan industri batik rumah
tangga dengan pengolahan air limbah terpadu yang berkelanjutan. Proses
perencanaan ini merupakan modifikasi dari Rachman (1985) Proses Berpikir
Lengkap Perencanaan Lanskap dan Proyek Pelaksana. Penelitian ini menganalisis
aspek legal, sosial ekonomi, dan fisik biofisik sebagai kawasan permukiman dan

industri. Hasil dari penelitian ini berupa pembagian kawasan menjadi 3 blok yaitu;
blok inti 102.06 Ha, blok penyangga 36.51 Ha, dan blok pelayanan 1.6 Ha.
Kawasan ini mengakomodasi kegiatan industri batik beserta pengolahan air
limbah di lingkungan permukiman.
Kata kunci: batik, perencanaan lanskap, pengolahan air limbah

ABSTRACT
RUSLI EFFENDI. Landscape Planning of Industrial Household Batik Areas in
Jenggot Village, Pekalongan City. Supervised by SETIA HADI.
Jenggot Village is the one of batik production centers in Pekalongan.
Pekalongan city is also known as The World’s City of Batik in Indonesia.
Environmental problems due to wastewater batik settlements often occur in some
areas. Pekalongan City development into industrial areas have a considerable
influence on the growth of the industrial area, particularly small domestic
industry that produces batik. The purpose of this study is to make landscape
planning of industrial household batik areas with sustainable integrated
wastewater treatment. This planning process modificated by Rachman (1985)
Complete Thinking Process of Landscape Planning and Implementing Projects.
This study analyzed the legal aspects , socio-economic , physical and biophysical
as residential areas and industry . The result is landscape planning that divided

into 3 zone ; core blocks 102.06 Ha , buffer zone 36.51 Ha, and block services 1.6
Ha . This area developed activities and their batik industry wastewater treatment
of settlement.
Keywords: batik, landscape planning, wastewater treatment

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN INDUSTRI BATIK
RUMAH TANGGA DI KELURAHAN JENGGOT
KOTA PEKALONGAN

RUSLI EFFENDI

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Arsitektur Lanskap
pada
Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2016

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat
dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Judul penelitian ini
adalah Perencanaan Lanskap Kawasan Industri Batik Rumah Tangga di Kelurahan
Jenggot Kota Pekalongan.
Atas semua bimbingan, perhatian, dan bantuan yang telah diberikan, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Orang tua tercinta, Bapak Sodikin, Ibu Tunamah, Amiroh Dzatul Khikmah,
dan Elok Faiqoh serta seluruh keluarga atas segala motivasi, doa dan kasih
sayangnya.
2. Bapak Dr. Ir Setia Hadi MS, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan arahan, dukungan, bimbingan dan saran kepada penulis selama
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
3.

Pihak BAPPEDA Kota Pekalongan, Badan Lingkungan Hidup dan Kelurahan
Jenggot Kota Pekalongan yang telah membantu memberikan masukan dan

data-data yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

4.

Teman-teman satu bimbingan (Danar Dwi Atmojo, Elisa Noviyanti, dan
Bryani R.E Menanti)

5.

Teman-teman Arsitektur Lanskap angkatan 48 yang menjadi bagian dari
proses pembentukan karakter diri di dunia perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan,
kritik dan saran sangat diperlukan bagi perbaikan dimasa yang akan datang.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2016
Rusli Effendi

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

xv

DAFTAR GAMBAR

xv

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2


Manfaat Penelitian

2

Kerangka Pikir

2

TINJAUAN PUSTAKA

4

Perencanaan Lanskap

4

Permukiman

4


Definisi Limbah dan Penggolongan Limbah

4

Pengolahan Limbah

5

METODOLOGI

6

Lokasi dan Waktu Penelitian

6

Batasan Penelitian

7


Alat dan Bahan

7

Metode Penelitian

7

Tahapan Perencanaan Lanskap

7

HASIL DAN PEMBAHASAN

13

Batas Administratif dan Letak Geografis

13


Aspek fisik dan Biofisik

13

Kondisi sosial dan ekonomi masyarakat

25

Analisis Data

26

Analisis Aspek Fisik dan Biofisik

29

Sintesis

32


Konsep Perencanaan

38

Pengembangan Konsep

38

Perencanaan Lanskap

43

SIMPULAN DAN SARAN

61

Simpulan

61

Saran

61

DAFTAR PUSTAKA

62

RIWAYAT HIDUP

64

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

Alat, bahan dan kegunaannya dalam penelitian
Jenis, sumber data, dan cara pengambilan data
Penilaian kelas lereng
Skoring kelas jenis tanah
Skoring kelas intensitas hujan
Baku Mutu Air Limbah Industri Tekstil dan Batik
Penetapan sistem nilai menurut metode STORET
Analisis kesesuaian baku mutu air limbah batik
Data iklim Kota Pekalongan tahun 2014
Vegetasi di Kelurahan Jenggot Kota Pekalongan
Vegetasi di Kelurahan Jenggot Kota Pekalongan (Lanjutan)
Vegetasi di Kelurahan Jenggot Kota Pekalongan (Lanjutan 2)
Fasilitas umum di Kelurahan Jenggot
Hasil pemantauan sampel di IPAL Kelurahan Jenggot
Rencana program RTRW Kota Pekalongan tahun 2009–2029
Kesesuaian lahan untuk kawasan permukiman dan industri
Penilaian hasil sampel air limbah
Penilaian hasil sampel air limbah (Lanjutan)
Penilaian kesesuaian baku mutu air limbah batik IPAL Kelurahan
Jenggot
Analisis dan sintesis
Analisis dan sintesis (Lanjutan)
Analisis dan sintesis (Lanjutan)
Konsep aktivitas dan fasilitas
Konsep vegetasi
Pembagian zona pada rencana blok
Rencana sirkulasi di Kelurahan Jenggot
Rencana fasilitas
Rencana fasilitas (Lanjutan)

7
8
9
9
9
10
10
10
15
21
22
23
24
24
27
29
30
31
31
34
35
36
40
40
41
44
46
47

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Kerangka pikir penelitian
Peta Kelurahan Jenggot Kota Pekalongan Sumber : Bappeda Kota
Pekalongan 2014
Tahapan penelitian
Peta administrasi Kelurahan Jenggot Kota Pekalongan
Kondisi hidrologi dan drainase Kelurahan Jenggot
Peta aksesibilitas Kelurahan Jenggot Kota Pekalongan
Peta penutupan lahan di Kelurahan Jenggot Kota Pekalongan
Peta jenis tanah di Kelurahan Jenggot Kota Pekalongan
Peta topografi di Kelurahan Jenggot Kota Pekalongan
Peta hidrologi di Kelurahan Jenggot
Fasilitas dan utilitas di Kelurahan Jenggot

3
6
12
13
15
16
17
18
19
20
25

12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

Kualitas good view (a) dan bad view (b), (c) di Kelurahan Jenggot
Peta kesesuaian lahan untuk permukiman dan industri
Peta Sintesis Kawasan
Konsep ruang dan konsep sirkulasi
Rencana blok
Rencana penampang melintang jalan primer dan saluran air limbah
Rencana penampang melintang jalan lingkungan dan saluran air
limbah
Rencana IPAL Mini on-site
Rencana ruang pelayanan penyaluran air limbah
Rencana saluran air limbah
Peta perbesaran IPAL 1
Peta rencana lanskap Kelurahan Jenggot
Peta perbesaran IPAL 2
Tampak potongan rencana lanskap Kelurahan Jenggot
Perpektif ilustrasi IPAL 1
Perspektif ilustrasi IPAL 2
Perspektif ruang penjemuran
Perspektif ruang penjemuran batik 2

25
33
37
38
42
44
45
47
50
51
52
53
55
56
57
58
59
60

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kota Pekalongan merupakan salah satu kota yang terletak di pesisir pantai
utara Pulau Jawa yang memiliki sejumlah sentra produksi batik. Kota Pekalongan
juga dikenal sebagai kota batik dan mendapat julukan The World’s City of Batik
oleh UNESCO pada tahun 2009. Berbagai sentra produksi batik tersebar di empat
kecamatan, antara lain Kecamatan Pekalongan Barat, Kecamatan Pekalongan
Timur, Kecamatan Pekalongan Utara, dan Kecamatan Pekalongan Selatan. Salah
satu sentra produksi batik dengan produksi tinggi yang berada di Kecamatan
Pekalongan Selatan adalah di Kelurahan Jenggot dengan kapasitas produksi
pertahun sebesar 98.545 kodi (Disperindakom UMKM Kota Pekalongan, 2015).
Perkembangan Kota Pekalongan menjadi daerah industri memberikan
pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan kawasan industri, khususnya industri
kecil rumah tangga yang memproduksi batik. Berdasarkan data statistik Kota
Pekalongan Dalam Angka 2014, jumlah industri kecil aneka di Kota Pekalongan
mengalami peningkatan dari 1342 pada tahun 2011, 1354 pada tahun 2012 dan
1794 pada tahun 2013 (BPS Kota Pekalongan, 2014). Salah satu jenis industri
yang masuk ke dalam industri aneka kecil adalah industri batik. Hal tersebut
diakibatkan oleh meningkatnya permintaan di pasaran domestik maupun non
domestik sehingga menyebabkan kapasitas produksi oleh para pengusaha juga
semakin meningkat.
Pertumbuhan kawasan industri batik rumah tangga di lingkungan
permukiman mendorong permukiman di beberapa sentra produksi batik tidak
digunakan sebagaimana mestinya. Permasalahan lingkungan sering dialami
masyarakat Kota Pekalongan dikarenakan limbah yang dihasilkan dari hasil
produksi batik belum terolah dengan baik dan mencemari lingkungan sekitar.
Kurangnya sarana dan prasarana pengolahan air limbah menjadi salah satu
penyebab semakin tingginya tingkat pencemaran lingkungan di Kota Pekalongan.
Perhatian oleh pemerintah Kota Pekalongan dengan penyediaan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal di beberapa tempat dirasa kurang
dikarenakan persebaran kawasan produksi batik yang menyebar dan masih
dikelola secara individu. Mahalnya biaya pembuatan dan perawatan juga menjadi
faktor para pengusaha batik skala rumah tangga yang enggan mengolah limbah
batik yang dihasilkan dari proses produksi. Selain itu, kesadaran masyarakat yang
kurang akan bahaya limbah cair batik menyebabkan usaha pengolahan air limbah
menjadi kurang maksimal.
Perlu adanya suatu usaha dalam perencanaan lanskap kawasan industri batik
rumah tangga agar bisa meminimalisir pengaruh negatif dari limbah batik yang
dihasilkan oleh para pengusaha batik bagi lingkungan sekitar tempat tinggal dan
dapat memberikan kenyamanan bagi masyarakat dan pelaku usaha dalam
memanfaatkan lahan yang tersedia di sekitar kawasan industri untuk
meningkatkan potensi dari batik serta pengolahan limbah secara terpadu oleh
masyarakat bersama dengan pemerintah. Hal tersebut dapat juga memberikan
masukan bagi pemerintah dalam pengembangan kawasan industri batik rumah
tangga di Kota Pekalongan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

2

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah merencanakan lanskap kawasan industri
batik rumah tangga di Kelurahan Jenggot Kota Pekalongan yang dijabarkan
melalui tujuan khusus sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh limbah batik terhadap lingkungan
sekitar industri batik rumah tangga di Kelurahan Jenggot Kota Pekalongan.
2. Mengidentifikasi dan menganalisis aspek legal, fisik biofisik dan sosial
ekonomi berdasarkan rencana tata ruang wilayah Kota Pekalongan
3. Merencanakan lanskap kawasan industri batik rumah tangga berbasis
pengolahan limbah cair terpadu yang berkelanjutan.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik bagi
akademik, masyarakat dan pemerintah setempat.
a. Akademik
Mahasiswa dapat menganalisis dan membuat perencanaan lanskap
kawasan industri batik rumah tangga berbasis pengolahan limbah cair terpadu
yang fungsional dan berkelanjutan berdasarkan ilmu yang telah didapat selama
masa studi perkuliahan dalam rangka menciptakan kenyamanan dalam
lingkungan masyarakat.
b. Masyarakat
Masyarakat dapat mengetahui potensi dan kendala dari hasil penelitian ini
sehingga dapat lebih bijaksana dalam mengambil keputusan yang terkait
dengan penggunaan tapak agar tidak merusak dan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
c. Pemerintah
Menjadi masukan dan pertimbangan bagi pemerintah Kota Pekalongan
dalam merencanakan pembangunan lanskap permukiman industri batik rumah
tangga dengan pengelolaan limbah terpadu yang berkelanjutan yang
memperhatikan keseimbangan antara manusia dan lingkungan.
Kerangka Pikir
Kelurahan Jenggot merupakan salah satu sentra penghasil batik di Kota
Pekalongan yang menghasilkan limbah produksi batik skala rumah tangga di
lingkungan. Dalam proses pembuatan batik, limbah yang dihasilkan dari proses
produksi masih belum diproses secara lebih lanjut sehingga berbahaya bagi
lingkungan sekitar dan dapat merusak keindahan. Apabila proses tersebut tidak
diawasi dan diperbaiki, maka dalam jangka panjang dapat terjadi kerusakan yang
lebih besar.
Perencanaan lanskap kawasan industri batik rumah tangga dipengaruhi
oleh beberapa aspek, seperti aspek legal, aspek fisik biofisik, dan aspek sosial
ekonomi masyarakat. Analisis dilakukan terhadap aspek fisik, biofisik, legal, dan
sosial ekonomi yang akan dilanjutkan ke tahap sintesis. Zona-zona dari tiap aspek
akan di overlay untuk menentukan zona kesesuaian dalam pengembangan
kawasan industri batik rumah tangga disertai dengan pengolahan limbah yang

3

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang kemudian akan dihasilkan
rencana tata ruang seperti rencana ruang, sirkulasi, aktivitas dan fasilitas, dan tata
hijau. Selanjutnya diperoleh perencanaan lanskap yang mendukung kegiatan
tersebut.
Kelurahan Jenggot merupakan salah satu sentra penghasil batik di Kota
Pekalongan yang menghasilkan limbah
Potensi :
Sebagai sentra batik dengan
peningkatan kualitas lingkungan

Kendala :
Limbah industri batik yang merusak
lingkungan

Berpotensi dikembangkan penataan lanskap sentra batik rumah tangga
yang berkelanjutan
Aspek Legal
 UU
 Perda
 RTRW

Zona Legal

Aspek Fisik dan
Biofisik

Aspek Sosial Ekonomi
 Mata Pencaharian
 Sikap/ Perilaku Masyarakat

Persepsi masyarakat











Aksesibilitas
Tata Guna Lahan
Jenis Tanah
Iklim
Hidrologi
Topografi
Vegetasi dan Satwa
Visual
Fasilitas dan
Utilitas

Zona Fisik dan
Biofisik

Zona Kesesuaian
Konsep

Konsep Ruang

Konsep Sirkulasi

Konsep Aktifitas

Konsep Tata Hijau

Rencana Blok
Rencana Lanskap Kawasan Industri Batik Rumah Tangga di Kelurahan
Jenggot Kota Pekalongan
Gambar 1 Kerangka pikir penelitian

4

TINJAUAN PUSTAKA
Perencanaan Lanskap
Nurisjah dan Pramukanto (2012) berpendapat bahwa perencanaan lanskap
adalah satu kegiatan utama dalam arsitektur lanskap. Perencanaan lanskap
merupakan kegiatan penataan yang berbasis lahan (land base planning) melalui
kegiatan pemecahan masalah dan merupakan proses pengambilan keputusan
jangka panjang guna mendapatkan suatu model lanskap yang fungsional, estetik
dan lestari yang mendukung berbagai kebutuhan dan keinginan manusia dalam
upaya meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan.
Rahman (1984) menyatakan bahwa terdapat empat aspek utama yang harus
diamati dalam perencanaan, yaitu aspek sosial, ekonomi, fisik, dan teknik. Aspek
sosial berkaitan dengan keinginan manusia, maksud, tujuan dan kebiasaannya.
Aspek ekonomi berkaitan dengan biaya pembangunan dan pengelolaannya. Aspek
fisik berkaitan dengan geologi, tanah, hidrologi, topografi, iklim, vegetasi, dan
satwa. Aspek teknik berkaitan dengan teknologi dalam proses pelaksanaan
pembangunan lanskap.
Permukiman
Permukiman adalah sebuah lingkungan yang didalamnya terdapat
sekelompok rumah tinggal yang memiliki sarana dan prasarana yang memenuhi
syarat-syarat kehidupan yang layak dipandang dari berbagai segi kehidupan.
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu
satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan
perdesaan. (UU No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman).
Permukiman adalah lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik
kawasan perkotaan maupun perkotaan sebagai lingkungan hunian dan tempat
kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan (Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 1992). Menurut Noberg-Schulz dalam Sasongko (2005), bahwa
struktur ruang permukiman digambarkan melalui pengidentifikasian tempat,
lintasan, batas sebagai komponen utama, selanjutnya diorientasikan melalui
hirarki dan jaringan atau lintasan, yang muncul dalam suatu lingkungan binaan
mungkin secara fisik ataupun non fisik yang tidak hanya mementingkan orientasi
saja tetapi juga objek nyata dari identifikasi.
Definisi Limbah dan Penggolongan Limbah
Air limbah merupakan air yang berasal dari sisa kegiatan industri maupun
rumah tangga. Terdapat air limbah yang bisa digunakan kembali dan ada juga air
limbah yang tidak bisa dimanfaatkan kembali. Limbah adalah sisa suatu usaha
atau kegiatan, yang mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat,
konsentrasi, atau jumlahnya, baik secara langsung atau tidak langsung akan dapat

5

membahayakan lingkungan, kesehatan, kelangsungan hidup manusia atau
makhluk hidup lainnya.
Limbah cair dari suatu lingkungan masyarakat yang komponen terbesarnya
terdiri dari air yang telah digunakan dan kira-kira 0.1 % terdiri dari benda-benda
padat organik dan anorganik. Limbah cair juga menjadi tempat perkembangbiakan
jasad renik seperti bakteri, virus dan protozoa.
Berdasarkan sumber atau asal limbah, maka limbah dapat dibagi
kedalambeberapa golongan yaitu :
1) Limbah domestik, yaitu semua limbah yang berasal dari kamar mandi,
dapur, tempat cuci pakaian, dan lain sebagainya, yang secara kuantitatif limbah
tadi terdiri atas zat organik baik padat maupun cair, bahan berbahaya dan beracun
(B-3), garam terlarut, lemak.
2) Limbah nondomestik, yaitu limbah yang berasal dari pabrik, industri,
pertanian, peternakan, perikanan, dan transportasi serta sumber-sumber lainnya.
Limbah pertanian biasanya terdiri atas pestisida, bahan pupuk dan lainnya
(Kristianto,2002).
Pengolahan Limbah
Usaha untuk mengatasi masalah pencemaran pada dasarnya terdiri dari
pengolahan limbah dan mendaur ulang limbah. Sebelum dibuang ke perairan,
limbah seharusnya diolah terlebih dahulu untuk mengurangi dan menghilangkan
sifat berbahaya dari limbah, terutama dalam hal mengurangi penyebaran penyakit
yang ditimbulkan dari pathogen yang terkandung di dalam air limbah. Selain itu,
pengolahan terhadap limbah juga dimaksudkan untuk mencegah terjadinya
pencemaran dan kerusakan terhadap lingkungan.
Menurut Muljadi (2009), proses pengolahan limbah cair terdiri dari:
a. Bak penampung awal yang berfungsi untuk menampung limbah cair dari
proses pencucian.
b. Bak Ekualisasi (bak kontrol) yang berfungsi untuk penyimpanan
sementara dan mengatur aliran limbah cair pada saat debit maksimum.
c. Bak sedimentasi 1 untuk menampung air limbah yang berasal dari bak
kontrol dengan bantuan pompa yang memberi kesempatan partikel
berukuran kecil terpisahkan dengan prinsip gravitasi.
d. Bak flokulasi-kagulasi yang berfungsi sebagai bak penambahan bahan
kimia koagulan yang disesuaikan dengan pH air limbah.
e. Bak sedimentasi 2 yang berfungsi untuk memberi kesempatan partikel
yang tidak terendapkan dan memperlambat aliran secara horizontal atau
vertical.
f. Bak kontrol berfungsi untuk mengontrol seberapa jauh hasil pengolahan
dari bak sedimentasi 2.
g. Bak filtrasi sebagai filter dan penyangga yang dapat mengadsorbsi bahanbahan partikel koloid dan tersuspensi yang terendapkan di media filter dan
adsorben.
h. Bak pengolahan secara biologi yang berfungsi untuk meningkatkan
kualitas air limbah yang tidak dapat dilakukan di bak pengolahan secara
fisika dan kimia dengan tanaman eceng gondok.

6

i. Bak lumpur berfungsi untuk menampung lumpur yang berasal dari bak
sedimentasi 1, bak flokulasi-koagulasi dan bak kontrol yang dialirkan
dengan pompa.

METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian perencanaan lanskap kawasan industri batik rumah tangga
dilaksanakan di Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota
Pekalongan. Kelurahan Jenggot memiliki luas 140,17 Ha dengan batas wilayah
sebelah utara adalah Kelurahan Medono, sebelah selatan adalah Kelurahan
Simbang dan Kertoharjo, sebelah barat adalah Kelurahan Buaran Kradenan, dan
sebelah timur adalah Kelurahan Kuripan. Waktu yang dibutuhkan untuk penelitian
ini mulai dari tahap persiapan hingga penyusunan laporan akhir yaitu bulan
Januari hingga November 2015.

Peta Kota Pekalongan

Gambar 2 Peta Kelurahan Jenggot Kota Pekalongan
Sumber : Bappeda Kota Pekalongan 2014

7

Batasan Penelitian
Penelitian ini dibatasi hanya sampai dengan hasil berupa rencana lanskap
kawasan industri batik rumah tangga Kelurahan Jenggot Kota Pekalongan.
Dilengkapi dengan gambar teknis rencana lanskap penunjang lainnya meliputi
jalur sirkulasi air limbah, fasilitas rencana pengaturan dan penanganan air limbah
batik
Alat dan Bahan
Penelitian perencanaan lanskap kawasan industri batik rumah tangga ini
menggunakan peralatan baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak
(software). Bahan yang digunakan dalam penelitian berupa data visual, data
spasial seperti peta, data sekunder, dan studi pustaka lainnya. Alat dan Bahan
yang digunakan beserta keterangannya terdapat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat, bahan dan kegunaannya dalam penelitian
No
Alat
1. Hardware
Kamera
Global Positioning System (GPS)
2. Software
Adobe Photoshop CS 6
ArcGIS 10.1
Global mapper
MS Word 2013
SketchUp 8
Bahan
1. Peta dasar Kelurahan Jenggot
2. Data sekunder dari dinas/ instansi
pemerintahan
3. Studi literatur

Kegunaan
Dokumentasi
Ground Check
Pengolahan gambar dan peta
Pengolahan gambar dan peta
Pengolahan peta
Penyusunan skripsi
Proses ilustrasi 3D
Kegunaan
Orientasi tapak
Mendukung data primer
Mendukung data dan acuan analisis

Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Proses Berpikir
Lengkap Merencana dan Melaksanakan Proyek Lanskap (Rachman, 1984) yang
telah dimodifikasi. Proses perencanaan dilakukan dengan pendekatan aspek legal,
sosial masyarakat, fisik, dan biofisik. Pendekatan aspek legal berkaitan dengan
peraturan kawasan permukiman dan perindustrian rumah tangga di tapak.
Pendekatan sosial berkaitan dengan perilaku atau sikap masyarakat terhadap
kegiatan perindustrian rumah tangga di kawasan permukiman, serta pendekatan
aspek fisik dan biofisik terkait dengan kondisi umum Kelurahan Jenggot Kota
Pekalongan.
Tahapan Perencanaan Lanskap
Tahapan penelitian ini mengikuti proses perencanaan yang telah
dimodifikasi dari Rachman (1984) yang terbagi menjadi lima tahap, antara lain :

8

1. Inventarisasi
Tahap ini merupakan tahap pertama dalam penelitian dengan persiapan
untuk melakukan pengambilan terhadap data yang akan digunakan dengan
didahului kepengurusan perijinan lokasi penelitian dan surat menyurat penelitian.
Kegiatan dilanjutkan dengan mengunjungi tapak untuk mengambil data primer
maupun data sekunder. Data primer merupakan data yang diambil dengan
pengamatan secara langsung di tapak, sedangkan data sekunder merupakan data
yang diperoleh dari hasil studi pustaka, buku, referensi tambahan dan informasi
dari dinas terkait. Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2 Jenis, sumber data, dan cara pengambilan data
No

Aspek

1.

Legal

2.

Sosial
masyarakat

3

Fisik
Biofisik

Jenis data
a.Peraturan
dan
kebijakan.

Sumber data

Bappeda Kota
Pekalongan,
Dinas Pekerjaan
Umum Kota
Pekalongan, BLH
Kota Pekalongan
a Aktivitas dan lapang, BPS Kota
perilaku
Pekalongan
b. Karakter
lapang, BPS Kota
masyarakat
Pekalongan
a. Tata guna
Lapang, Bappeda
lahan
Pekalongan,
Kantor Kelurahan
Jenggot
b. Iklim
BMKG Wilayah
II Klas 1
Semarang
c. Tanah dan
Bappeda Kota
geologi
Pekalongan
d. Kemiringan lapang, Google
lahan dan
earth, SRTM
topografi
e. Hidrologi
Lapang, BPSDA
Pemali Comal,
BLH Kota
Pekalongan
f. Aksesibilitas lapang, Bappeda
Kota Pekalongan
g. Vegetasi
lapang
dan satwa
h. Visual
lapang

Cara pengambilan
data
studi pustaka,
wawancara.

wawancara, survei,
studi pustaka
wawancara, survei,
studi pustaka
studi pustaka dan
survei

studi pustaka

survei, studi pustaka
survei, studi pustaka

survei, studi pustaka

survei, studi pustaka
survei
survei

2. Analisis
Kegiatan analisis data dilakukan untuk menentukan potensi dan kendala
yang terdapat di lokasi penelitian dengan menggunakan metode analisis deskriptif

9

kualitatif, deskriptif kuantitatif dan spasial. Aspek legal dianalisis untuk
mendapatkan zona perencanaan kawasan sesuai Perda No 30 Tahun 2011 tentang
RTRW Kota Pekalongan tahun 2009−2029. Aspek sosial ekonomi masyarakat
dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui persepsi dan pandangan masyarakat
terhadap kegiatan produksi batik dan pengaruh limbah serta dampak yang akan
ditimbulkan dari limbah cair batik hasil produksi pengolahan batik yang akan
mempengaruhi kegiatan penyediaan dan pengolahan air limbah di kawasan
permukiman yang ditempati. Aspek fisik dan biofisik dianalisis untuk
mendapatkan pembagian dan penggunaan ruang serta keaneragaman hayati di
lokasi penelitian terhadap aktivitas produksi batik di lingkungan permukiman.
Analisis spasial digunakan untuk mendapatkan kesesuaian lahan untuk menilai
kesesuaian lahan dalam penggunaan sebagai permukiman dan industri rumah
tangga dengan melakukan overlay terhadap data kemiringan lahan, kepekaan jenis
tanah dan curah hujan.
Tabel 3 Penilaian kelas lereng
Kelas
I
II
III
IV
V

Kisaran lereng (%)
0-8
8-15
15-25
25-45
>45

Keterangan
datar
landai
agak curam
curam
sangat curam

Nilai skor
20
40
60
80
100

Sumber: SK Menteri Pertanian No. 837/Kpts/Um/11/1980 dan No. : 683/Kpts/Um/8/1981

Tabel 4 Skoring kelas jenis tanah
Kelas

Kelompok jenis tanah

I

Alluvial, Tanah, Glei,
Planossol, Hidromorf
Kelabu, Literite Ait Tanah
Latosol
Brown Forest Soil, Non
Calcic
Andosol, Laterictic
Gromusol, Podsolik
Regosol, Litosol
Organosol, Renzine

II
III
IV
V

Kepekaan
terhadap erosi
tidak peka

Nilai skor
15

agak peka
kurang peka

30
45

peka

60

sangat peka

75

Sumber: SK Menteri Pertanian No. 837/Kpts/Um/11/1980 dan No. : 683/Kpts/Um/8/1981

Tabel 5 Skoring kelas intensitas hujan
Kelas
I
II
III
IV
V

Kisaran curah hujan
(mm/hari)
8-13,6
13,6-20,7
20,7-27,7
27,7-34,8
>34,8

Klasifikasi
sangat rendah
rendah
sedang
tinggi
sangat tinggi

Nilai skor
10
20
30
40
50

Sumber: SK Menteri Pertanian No. 837/Kpts/Um/11/1980 dan No.: 683/Kpts/Um/8/1981

10

Analisis deskriptif kuantitatif dilakukan terhadap nilai baku mutu air
limbah hasil produksi batik yang diperoleh dari Instalasi Pengolahan Air Limbah
di Kelurahan Jenggot disesuaikan dengan parameter baku mutu standar penetapan
peraturan daerah provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Perubahan
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2004 baku mutu air
limbah industri batik.
Tabel 6 Baku Mutu Air Limbah Industri Tekstil dan Batik
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Parameter
Temperatur
BOD5
COD
TSS
Fenol total
Khrom total (Cr)
Amoniak total (NH3-N)
Sulfida (sebagai S)
Minyak dan lemak
pH
Debit maksismum (m3/ton produk tekstil)

Kadar maksimum (mg/L)
380
60
150
50
0.5
1,0
8,0
0,3
3,0
6,0-9,0
100

Sumber : Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah nomor 5 Tahun 2012 tentang baku
mutu air limbah

Penentuan kualitas air dinilai berdasarkan ketentuan sistem STORET yang
dikeluarkan EPA (Enviromental Protection Agency, Canter, 1977) yang
menetapkan sistem nilai seperti pada Tabel 7.
Tabel 7 Penetapan sistem nilai menurut metode STORET
Jumlah percontoh
1,2

>1,2

71,2

0,23

Sulfida
(sebagai S)

mg/l

0,3

-

-

0,27