Studi gerak dan waktu pada kegiatan produksi air minum dalam kemasan (AMDK) di PT Krakatau Daya Tirta, Cilegon

STUDI GERAK DAN WAKTU PADA KEGIATAN PRODUKSI
AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) DI PT
KRAKATAU DAYA TIRTA, CILEGON

WENNY SULISTYOWATI

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Studi Gerak dan Waktu
pada Kegiatan Produksi Air Minum dalam Kemasan (AMDK) di PT Krakatau Daya
Tirta, Cilegon adalah benar karya saya dengan arahan dan bimbingan Dr Ir Sam
Herodian, MS sebagai pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2015
Wenny Sulistyowati
NIM F14100089

ABSTRAK
WENNY SULISTYOWATI. Studi Gerak dan Waktu pada Kegiatan Produksi Air
Minum dalam Kemasan (AMDK) di PT Krakatau Daya Tirta, Cilegon. Dibimbing
Oleh SAM HERODIAN.
Perusahaan Krakatau Daya Tirta merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang penyediaan air minum dalam kemasan (AMDK). Setiap perusahaan ingin
meningkatkan produktivitas untuk memperoleh keuntungan yang tinggi, oleh sebab
itu penggunaan waktu dan gerakan kerja harus efisien dan efektif. Waktu siklus
yang digunakan pekerja kegiatan produksi AMDK di awal dan akhir shift berbeda.
Kegiatan meletakkan AMDK cup 240 ml ke dalam kardus menggunakan waktu
standar sebesar 37.96 detik. Kegiatan perakitan kardus dan proses akhir
pengemasan menggunakan waktu standar sebesar 38.48 detik. Kegiatan pre wash
galon 1, 2, 3, dan 4 menggunakan waktu standar sebesar 6.92; 24.13; 7.92; dan
48.31 detik. Menurut Nordic Body kuesioner, pekerja kegiatan meletakkan cup ke

dalam kardus dan pekerja kegiatan pre wash mengalami rasa sakit pada anggota
tubuhnya setelah melakukan pekerjaan. Oleh karena itu, postur kerja kegiatan
tersebut dianalisa dengan metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) untuk
mengetahui tingkat risiko cidera pada tubuh.
Kata kunci: efektif, efisien, produktivitas, RULA, waktu standar

ABSTRACT
WENNY SULISTYOWATI. Time and Motion Study in Production Process of
AMDK PT Krakatau Daya Tirta, Cilegon. Supervised by SAM HERODIAN.
Krakatau Daya Tirta is a company that engaged in the provision of packaged
drinking water (AMDK). Every company wants to increase productivity to obtain
high profits, therefore, the use of time and labor movement must be efficient and
effective. Cycle of time that used by workers of production of packaged drinking
water (AMDK) at the beginning and end of shift is different. The activity to put the
AMDK 240 ml cup into the cardboard was using standard time at 37.96 seconds.
The activity of cardboard assembly and final packaging process was using standard
time at 38.485 seconds. The activity to pre-wash gallon 1, 2, 3, and 4 used standard
time in the early shift at 6.92; 24.13; 7.92; and 48.31 seconds. According to Body
Nordic questionnaire, workers put the cup into the cardboard and pre-wash workers
having pain in them limbs after doing the work. Therefore, these activities work

postures were analyzed by Rapid Upper Limb Assessment (RULA) method to
determine the risk level of injury to the body.
Key words : effective, efficient, productivity, RULA, standard time.

STUDI GERAK DAN WAKTU PADA KEGIATAN PRODUKSI
AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) DI PT
KRAKATAU DAYA TIRTA, CILEGON

WENNY SULISTYOWATI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2015

Judul Skripsi: Studi Gerak dan Waktu pada Kegiatan Produksi Air Minum dalam
Kemasan (ADK) di PT Krakatau Daya Tirta, Cilegon
Nama

: Wenny Sulistyowati

NIM

: F14100089

Disetujui oleh

Dr Ir Sam Herodian, MS
Pembimbing Akadeinik

'

\\:�·< �, D:J�)�;l, M.Eng

.�� emepartemen

· "' nilai (r)
tabel). Pengujian reliabilitas dapat ditentukan menggunakan teknik Split Half
dengan memasukkan nilai (r) ke dalam rumus Spearman Brown seperti
ditujukkan pada persamaan 1.
2r
(1)
R=
1+ r
Keterangan:
R = Nilai koefisien

4
r

= Nilai korelasi

Kuesioner memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien yang
diperoleh ≥ 0.60 (Imam Ghozali 2002).

2. Tahap pengolahan data rekaman video
Penentuan waktu elemen-elemen kerja merupakan langkah awal untuk
menentukan waktu siklus, waktu normal, dan waktu standar setiap kegiatan.
Waktu siklus diperoleh dari penjumlahan waktu setiap elemen-elemen kerja
yang telah ditentukan. Sebelum menentukan waktu normal dan waktu standar
dilakukan pengujian keseragaman dan kecukupan data waktu siklus dari
masing-masing kegiatan.
a. Uji keseragaman data
Uji keseragaman data dapat dilakukan dengan mengaplikasikan peta kontrol
(control chart). Nilai BKA dan BKB didapat dengan menggunakan
persamaan 2, 3, 4, dan 5.
�̅ =
SD = √

∑ Xi
n

(2)

∑ (Xi - ẋ)2

n-1

(3)

BKA = �̅ + 3 SD

(4)

BKB = �̅ − 3 SD

(5)

Keterangan:
�̅
= Nilai rata-rata dari pengulangan waktu siklus (detik)
SD
= Nilai standar deviasi dari waktu siklus kerja
n
= Jumlah pengamatan
b. Uji kecukupan data

Pengujian kecukupan data perlu dilakukan untuk menentukan jumlah
pengamatan yang harus dilakukan (N’). Tingkat ketelitian dan kepercayaan
yang digunakan pada penelitian ini berturut-turut sebesar 10% dan 95%.
Nilai N' didapat dengan menggunakan persamaan 6.
2

N' = (

20 × (√N ∑ Xn -(∑ Xn )
Xn

2

)

Keterangan:
N'
= Jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan
N
= Jumlah pengamatan yang dilakukan

Xn
= Waktu siklus ke (1, 2, 3, ... , 15)

(6)

5
Waktu normal dan waktu standar dihitung dengan mempertimbangkan faktor
penyesuaian dan kelonggaran. Penentuan faktor penyesuaian dilakukan dengan
menggunakan teknik Westinghouse (Wignjosoebroto 2000). Nilai faktor
penyesuaian, waktu normal, kelonggaran, dan waktu standar didapat dengan
menggunakan persamaan 7, 8, 9, dan 10.
p = 1 + (Skill + Effort + Condition + Consistency)

(7)

Wn = waktu elemen kerja × faktor penyesuaian

(8)

Kelonggaran = T + S + G + Km + Kt + Ka + Kl + Kp %


(9)

Ws = Wn ×

100%
100%-Kelonggaran %

(10)

Keterangan:
P
= Rating performance operator
Wn
= Waktu normal (menit)
Ws
= Waktu standard (menit)
T
= Tenaga yang dikeluarkan (%)
S

= Sikap kerja (%)
G
= Gerakan kerja (%)
Km
= Kelelahan mata (%)
Kt
= Keadaan temperatur tempat kerja (%)
Ka
= Keadaan atmosfir (%)
Kl
= Keadaan lingkungan yang baik (%)
Kp
= Kebutuhan pribadi (%)
Cara Westinghouse mengarahkan penilaian pada empat faktor yang dianggap
menentukan kewajaran atau ketidak wajaran dalam bekerja yaitu keterampilan,
usaha, kondisi kerja, dan konsistensi. Penilaian faktor penyesuaian ditentukan
secara subjektif dengan memperhatikan kelas-kelas yang terdapat pada masingmasing faktor. Penjelasan kelas-kelas dari masing-masing faktor terdapat pada
Lampiran 2 (Sulistyadi 2003). Perhitungan waktu standar dilakukan dengan
menambahkan kelonggaran atas waktu normal yang telah didapatkan. Penentuan
nilai kelonggaran dilakukan secara subjektif dengan mempertimbangkan nilai dari
faktor-faktor yang berpengaruh pada Lampiran 1.
3. Tahap pengolahan data antropometri statis dan dinamis
Data yang telah didapatkan kemudian diolah untuk mencari nilai rata-rata dan
standar deviasi seperti ditujukkan pada persamaan 11 dan 12. Data antropometri
tersebut kemudian di input menggunakan CAD untuk pembuatan manekin dan
penilaian Rapid Upper Limb Assesment (RULA) terhadap postur kerja.
n
1
(11)
X= ∑ Xi
n
Keterangan,
X
= Nilai rata-rata

i

6
n
Xi

= Jumlah data
= Data ke-i
∑n (Xi-X)2
s= √ i=1
n-1

(12)

Keterangan,
s
= Standar deviasi
n
= Jumlah data
Xi
= Data ke-i
X
= Nilai rata-rata
Tahap Analisa Data
1. Analisa elemen waktu
Waktu standar yang dijadikan acuan adalah waktu standar yang telah
ditetapkan perusahaan, kemudian dibandingkan dengan pengamatan yang
dilakukan secara langsung.
2. Analisa elemen gerak
Analisa dilakukan terhadap metode kerja yang telah ada. Metode kerja dilihat
dalam serangkaian gerakan yang pada akhirnya membentuk satu siklus kerja. Siklus
kerja tersebut diuraikan ke dalam peta tangan kanan dan tangan kiri. Penguraian
siklus kerja merupakan langkah awal untuk mendapatkan rangkaian kerja yang
lebih efisien. Postur kerja dianalisa dengan menggunakan metode RULA untuk
mengetahui apakah perlu adanya langkah perbaikan atau tidak.

Gambar 1 Tampilan human measurement editor pada CAD
RULA merupakan survei untuk mengidentifikasi pekerjaan yang dapat
menimbulkan risiko dari cumulative trauma disorder (CTDs). Adapun tahapan-

7
tahapan yang harus dilakukan dalam menganalisa RULA dengan menggunakan
CAD, meliputi:
a. Membuat manekin pekerja dengan Human Measurement Editor (Gambar 1)
b. Melakukan analisa dengan Human Activity Analysis (Gambar 2)

Gambar 2 Tampilan human activity analysis pada CAD
Tahap Perbaikan
Setelah didapatkan hasil kuesioner, waktu standar, rangkaian gerakan siklus
kerja, dan nilai analisa RULA maka tahap selanjutnya adalah menganalisa apakah
sistem kerja yang sebelumnya sudah baik atau belum. Diagram alir tahapan
penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.

8

Gambar 3 Diagram alir tahapan penelitian

9

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses Produksi Air Minum Dalam Kemasan
Air baku berasal dari sumber air Cidanau (Cinangka) yang telah diproses di
Water Treatment milik PT KTI. Air tersebut kemudian dialirkan melalui pipa ke
Water Treatment Plant milik PT KDT dengan melewati tahapan proses penyaringan
awal (Pra Filter). Tahapan penyaringan selanjutnya menggunakan sistem
Microfiltration Catridge Filter yang dipasang secara seri dan bertingkat.
Selanjutnya air yang telah disaring kemudian dialirkan menuju mesin auto cup dan
mesin 5 galon otomatis. Setelah air dialirkan menuju mesin, mesin kemudian
mengisikannya ke dalam cup 240 ml dan galon 19 liter (Gambar 4).

Gambar 4 Tahap penyaringan air baku sampai tahap pengisian AMDK cup 240
ml dan galon 19 liter (sumber: PT Krakatau Daya Tirta)
Mesin auto cup dilengkapi dengan teknologi “touch screen” yang mampu
mengemas produk gelas (cup 240 ml) secara otomatis dan steril. Produk cup yang
telah dihasilkan kemudian dikemas ke dalam kardus. Pada kegiatan produksi
AMDK galon 19 liter, galon terlebih dahulu memasuki tahap pre wash. Pada tahap
ini dilakukan pencucian galon secara manual dan menggunakan mesin. Setelah
melewati tahap pre wash, galon kemudian masuk ke tahap pencucian, pada tahap
ini semua pencucian menggunakan mesin dan selanjutnya galon masuk ke dalam
tahap pengisian air minum.
Manusia melakukan pekerjaan dengan hasil optimal apabila didukung oleh
faktor dari luar dan dalam diri manusia. Salah satu faktor dari luar yang
mempengaruhi kinerja manusia adalah faktor lingkungan kerja. Faktor lingkungan
kerja antara lain suhu, kelembaban, intensitas bunyi, sirkulasi udara, dan intensitas
cahaya. Apabila faktor lingkungan tidak sesuai dengan nilai ambang batas yang
dianjurkan maka dapat menurunkan kinerja dari pekerja. Tabel 1 menyajikan nilai

10
faktor lingkungan kerja pada kegiatan pengemasan cup ke dalam kardus dan pre
wash.
Menurut Tichauer dalam Sutalaksana (1979), tingkat produktivitas paling
tinggi dicapai pada kondisi suhu antara 75-80 oF (24-27 oC). Suatu keadaan suhu
tinggi dan kelembaban tinggi dapat mempercepat denyut jantung sehingga energi
yang dikeluarkan semakin meningkat. Semakin meningkatnya energi yang
dikeluarkan untuk melakukan pekerjaan maka konsumsi oksigen menjadi
meningkat. Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk
kelangsungan hidup (proses metabolisme). Komposisi gas terbesar yang
terkandung dalam udara adalah oksigen. Apabila udara disekitar kotor, maka
komposisi oksigen dalam udara tersebut telah tercampur dengan gas lain yang dapat
membahayakan kesehatan manusia. Perlu adanya siklus udara (ventilasi) untuk
menggantikan udara yang kotor dengan yang bersih.
Tabel 1 Nilai faktor lingkungan kerja kegiatan produksi AMDK
No
1
2

Kegiatan
Pengemasan cup ke
dalam kardus
Pre wash

Suhu
(oC)

Kelembaban
(%)

Intensitas
bunyi (dB)

Intensitas
cahaya (Lux)

25.2

65.2

83.3

467.0

26.4

71.3

86.9

474.7

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.
13/MEN/X/2011 Tahun 2011 tentang nilai ambang batas faktor dan faktor kimia di
tempat kerja menetapkan bahwa waktu pemaparan kebisingan 85 dB adalah 8
jam/hari. Intensitas bunyi (kebisingan) lingkungan kerja bagian pengemasan cup ke
dalam kardus ≤ NAB sehingga risiko kerusakan pendengaran tidak tinggi. Intensitas
bunyi (kebisingan) lingkungan kerja bagian pre washing ≥ NAB sehingga waktu
pemaparan tidak boleh melebihi 8 jam untuk terhindar dari risiko kerusakan
pendengaran. Pencegahan kerusakan pendengaran dapat dilakukan dengan
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa ear plugs. Ear plugs dapat
mereduksi bunyi hingga 50 dB, pemilihan APD harus sesuai jenis pekerjaan dan
memberikan rasa nyaman untuk dipakai.
Pencahayaan merupakan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
kinerja pekerja. Sistem pencahayaan buatan perlu dirancang sedemikian rupa
sehingga intensitas cahaya pada lingkungan kerja sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Menurut SNI Nomor 03-6575-2001 tingkat pencahayaan minimum untuk industri
pekerjaan sedang sebesar 200-500 lux. Intensitas cahaya pada kegiatan pengemasan
cup ke dalam kardus dan pre wash berada diantara tingkat pencahayaan minimum
yang direkomendasikan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN). Hal ini
menunjukkan bahwa intensitas pencahayaan lingkungan kerja kegiatan
pengemasan dan pre wash telah memenuhi standar minimum yang ditetapkan.

Analisa Waktu Kerja pada Proses Produksi AMDK
Pengukuran waktu kegiatan pengemasan cup ke dalam kardus dan pre wash
dilakukan dengan mengambil pengulangan (N) sebanyak 15 kali pada awal dan
akhir shift tetapi untuk kegiatan pre wash 4 pada akhir shift pengulangan (N)

11
dilakukan sebanyak 10 kali. Pengulangan ini bertujuan untuk melihat apakah ada
perbedaan waktu yang signifikan. Setelah data waktu elemen kerja pada kegiatan
pengemasan cup ke dalam kardus dan pre wash diperoleh, maka selanjutnya
dilakukan perhitungan nilai waktu siklus rata-rata, standar deviasi, BKA, BKB dan
kecukupan data (N’). Pada Tabel 2 dan 3 menyajikan nilai waktu siklus rata-rata,
standar deviasi, BKA dan BKB waktu siklus kerja pada kegiatan pengemasan cup
ke dalam kardus dan pre wash. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai
waktu elemen kerja yang didapat seragam dan berada diantara BKA dan BKB. Pada
Tabel 4 dan 5 menyajikan nilai kecukupan data waktu siklus kerja pada kegiatan
pengemasan cup ke dalam kardus dan pre wash. Hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa jumlah pengamatan yang dilakukan (N) adalah lebih besar dari pada jumlah
pengamatan yang seharusnya dilakukan (N’). Hal ini memberikan arti bahwa
jumlah pengamatan yang dilakukan telah cukup untuk dilakukan perhitungan waktu
normal dan waktu standar.
Tabel 2 Nilai waktu siklus, SD, BKA, dan BKB bagian pengemasan cup
Waktu siklus rataBKA
BKB
No
Kegiatan
SD
rata (detik)
(detik) (detik)
Awal shift (4.5 jam)
1
Perakitan kardus dan
28.70
4.02 40.76 16.64
tahap akhir proses
pengemasan
2
Peletakkan cup 240 ml ke
31.04
4.52 44.60 17.49
dalam kardus
Akhir shift (2.5 jam)
1
Perakitan kardus dan
tahap akhir proses
pengemasan
2
Peletakkan cup 240 ml ke
dalam kardus

29.50

2.02

35.57

23.43

33.67

6.04

51.80

15.54

Tabel 3 Nilai waktu siklus, SD, BKA, dan BKB bagian pre wash
Waktu siklus rata rata (detik)

SD

BKA (detik)

BKB (detik)

Awal shift (4.5 jam)
1 Pre wash 1a
2 Pre wash 2b
3 Pre wash 3a
4 Pre wash 4c

5.28
17.87
5.57
34.82

0.56
2.23
0.70
4.28

6.96
24.57
7.67
47.66

3.60
11.16
3.48
21.99

Akhir shift (2.5 jam)
1 Pre wash 1a
2 Pre wash 2b
3 Pre wash 3a
4 Pre wash 4c

5.16
18.91
6.24
43.20

0.84
1.25
1.07
2.65

7.67
22.67
9.46
51.14

2.64
15.16
3.02
35.26

No

a

Kegiatan

Banyaknya galon dalam 1 siklus kerja sebanyak 1 galon, bBanyaknya galon dalam 1 siklus kerja
sebanyak 3 galon, cBanyaknya galon dalam 1 siklus kerja sebanyak 4 galon.

12
Tabel 4 Nilai kecukupan data bagian pengemasan cup
Kegiatan
N
N'(a)
Keterangan
Awal shift (4.5 jam)
Perakitan kardus dan tahap
15
7
N > N'
akhir proses pengemasan
Peletakkan cup 240 ml ke
15
8
N > N'
dalam kardus

No
1
2

Akhir shift (2.5 jam)
Perakitan kardus dan tahap
akhir proses pengemasan
Peletakkan cup 240 ml ke
dalam kardus

1
2
(a)

15

2

N > N'

15

12

N > N'

Tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 10%

Tabel 5 Nilai kecukupan data bagian pre wash galon 19 liter
No
Kegiatan
N
N'(a)
Keterangan
Awal shift (4.5 jam)
1 Pre wash 1
15
4
N > N'
2 Pre wash 2
15
6
N > N'
3 Pre wash 3
15
6
N > N'
4 Pre wash 4
15
6
N > N'
Akhir shift (2.5 jam)
1 Pre wash 1
2 Pre wash 2
3 Pre wash 3
4 Pre wash 4
(a)

15
15
15
10

10
2
11
1

N > N'
N > N'
N > N'
N > N'

Tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 10%

Waktu siklus kerja kegiatan pengemasan dan pre wash
Pada Tabel 2 terlihat perbedaan waktu satu siklus kerja pengemasan cup ke
dalam kardus di awal dan akhir shift. Waktu satu siklus kerja yang dimaksud adalah
waktu yang dibutuhkan untuk mengemas cup ke dalam kardus sampai kardus
menuju proses sealing dengan menggunakan mesin. Waktu satu siklus kerja
kegiatan pre wash di awal dan akhir shift ada yang berbeda dan ada konstan (Tabel
3). Waktu satu siklus kerja yang dimaksud adalah waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan kegiatan pre wash 1 sampai pre wash 4. Perbedaan waktu tersebut dapat
disebabkan antara lain oleh faktor kelelahan atau motivasi pekerja untuk pulang
cepat.
Waktu normal dan standar kegiatan pengemasan dan pre washing
Setelah memperoleh waktu siklus rata-rata, maka tahapan selanjutnya adalah
menghitung faktor penyesuaian dengan menggunakan metode Westinghouse.
Setelah faktor penyesuaian dari masing-masing pekerja diketahui, dilakukan
perhitungan untuk mencari waktu normal. Berdasarkan hasil perhitungan
didapatkan nilai waktu normal dan standar pada awal dan akhir shift bagian
pengemasan dan pre wash yang disajikan pada Tabel 6 dan 7. Setelah waktu normal

13
diketahui, maka dilakukan perhitungan waktu standar dengan memperhitungkan
faktor kelonggaran.
Tabel 6 Waktu normal dan standar bagian pengemasan cup 240 ml
No
1
2

Kegiatan
Perakitan kardus dan proses
akhir pengemasan
Peletakkan cup 240 ml ke
dalam kardus

WS
(detik)
28.70

0.84

Wn
Wb
K
(detik)
(detik)
24.11 0.365 37.96

31.04

0.75

23.28

FP

0.395

38.48

WS: waktu rata-rata siklus kerja, Wn: waktu normal, Wb: waktu standar, FP: faktor penyesuaian,
K: kelonggaran.

Tabel 7 Waktu normal dan standar bagian pre wash galon 19 liter
No
Kegiatan
WS (detik)
FP
Wn (detik)
K
Wb (detik)
5.28
0.76
4.01
0.420
6.92
1 Pre wash 1a
b
17.87
0.77
13.76
0.430
24.13
2 Pre wash 2
a
5.57
0.81
4.51
0.430
7.92
3 Pre wash 3
c
4 Pre wash 4
34.83
0.77
26.81
0.445
48.31
a

Banyaknya galon dalam 1 siklus kerja sebanyak 1 galon, bBanyaknya galon dalam 1 siklus kerja
sebanyak 3 galon, cBanyaknya galon dalam 1 siklus kerja sebanyak 4 galon; WS: waktu rata-rata
siklus kerja, Wn: waktu, Wb: waktu standar, FP: faktor penyesuaian, K: kelonggaran.

Analisa Metode Kerja Proses Produksi AMDK
Analisa pekerjaan
Hasil kuesioner analisa pekerjaan menyimpulkan bahwa pekerjaan yang
didapatkan sebagian besar telah sesuai dengan keahlian dan latar belakang
pendidikan yang dimiliki. Sebagian besar pekerja setuju dan tidak setuju terhadap
kondisi ruang kerja dan fasilitas yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya
perbaikan sehingga semua pekerja bagian produksi dapat menikmati pekerjaannya.
Sebagian besar pekerja memahami metode kerja yang sudah ada, sehingga
kesalahan yang terjadi akibat pekerja tidak memahami metode kerja sangat kecil.
Kegiatan produksi AMDK hanya menggunakan 1 shift dengan sistem rolling
pekerjaan untuk setiap minggunya. Jam kerja pekerja pada bagian produksi dimulai
pada jam 07.00 WIB dan berakhir pada jam 15.00 WIB (7 jam kerja). Setiap hari
pekerja mendapatkan waktu istirahat selama 45 menit. Jam istrihat pekerja dimulai
dari jam 11.45 WIB sampai 12.30 WIB. Mesin dioperasikan mulai jam 07.00 WIB
dan diberhentikan pada jam istirahat dan jam 14.00 WIB.
Pekerja tahap akhir pengemasan melakukan dua jenis pekerjaan yang
berbeda, yaitu kegiatan merakit kardus dan kegiatan tahapan akhir pengemasan
berupa peletakkan sedotan ke dalam kardus dan pengecekkan kardus yang telah
terisi AMDK cup. Elemen kerja merakit kardus dijelaskan pada Gambar 5, elemen
kerja tahapan akhir pengemasan dijelaskan pada Gambar 6, dan elemen kerja
kegiatan meletakkan cup ke dalam kardus dapat dilihat pada Gambar 7.

14

Gambar 5 Elemen kerja kegiatan merakit kardus
Pre wash 1 melakukan kegiatan mencuci galon dengan sikat pembersih.
Elemen kerja kegiatan pre wash 1 dapat dilihat pada Gambar 8. Pekerja kegiatan
pre wash 2 melakukan dua kegiatan yang berbeda, kegiatan pertama adalah
membilas galon yang telah dicuci di pre wash 1 dengan menggunakan selang air.
Kegiatan kedua adalah menyiram 3 buah galon yang telah dibilas.

Gambar 6 Elemen kerja tahapan akhir pengemasan cup 240 ml

Gambar 7 Elemen kerja kegiatan meletakkan cup ke dalam kardus

15
Elemen kerja kegiatan membilas dapat dilihat pada Gambar 9 dan elemen
kerja kegiatan menyiram galon dapat dilihat pada Gambar 10. Kegiatan pre wash 3
berbeda dengan pre wash 1 dan 2. Perbedaan terlihat pada penggunaan mesin untuk
membersihkan bagian dalam galon. Elemen kerja kegiatan pre wash 2 dapat dilihat
pada Gambar 11. Kegiatan pre wash 4 dilakukan dengan menggunakan bantuan
mesin pembilas, kegiatan pre wash 4 merupakan kegiatan akhir dari rangkaian
kegiatan pre wash yang bertujuan untuk membilas kembali bagian dalam galon
yang telah dibersihkan di tahap pre wash 3. Elemen kerja kegiatan meletakkan
galon ke mesin pada pre wash 4 dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 8 Elemen kerja kegiatan pre wash 1

Gambar 9 Elemen kerja kegiatan membilas galon pada pre wash 2

Gambar 10 Elemen kerja kegiatan menyiram galon pada pre wash 2

16

Gambar 11 Elemen kerja kegiatan pre wash 3

Gambar 12 Elemen kerja kegiatan pre wash 4
Analisa produktivitas
Berdasarkan hasil perhitungan waktu standar, didapatkan keluaran standar
pekerja untuk kegiatan pengemasan cup 240 ml ke dalam kardus dan pre wash galon
19 liter (Tabel 8 dan 9). PT KDT memiliki sasaran mutu tahun 2014 antara lain
memproduksi AMDK cup 240 ml minimal sebanyak 95 256 kardus dan
memproduksi AMDK galon minimal sebanyak 808 278 galon.
Tabel 8 Keluaran standar kegiatan pengemasan cup ke dalam kardus
Keluaran standar
No
Kegiatan
(Kardus/Jam) (Kardus/Hari)
1 Tahap akhir proses pengemasan
94
658
2 Peletakkan cup 240 ml ke dalam kardus
93
651

Tabel 9 Keluaran standar kegiatan pre wash galon 19 liter
Keluaran standar
No
Kegiatan
(Galon/Jam) (Galon/Hari)
1 Pre wash 1
520
3640
2 Pre wash 2
447
3129
3 Pre wash 3
454
3178
4 Pre wash 4
296
2078

17
Berdasarkan hasil perhitungan keluaran standar pekerja pengemasan cup dan
perhitungan kapasitas mesin auto cup, produksi AMDK cup 240 ml dalam satu
tahun melebihi nilai minimum sasaran mutu tahun 2014. Sedangkan untuk produksi
AMDK galon berdasarkan perhitungan kapasitas mesin 5 galon otomatis, produksi
AMDK galon 19 liter tidak mencapai nilai minimum sasaran mutu.

Analisa Gerakan Kerja Proses Produksi AMDK
Studi gerak pada proses produksi Air Minum Dalam Kemasan PT KDT
dilakukan dengan membagi gerakan kegiatan pengemasan dan pre wash ke dalam
peta tangan kanan dan kiri. Peta tangan kanan dan kiri memuat delapan elemen
gerakan yang biasa dilakukan pekerja. Kedelapan elemen gerakan ini merupakan
sebagian dari tujuh belas gerakan dasar yang telah diuraikan oleh Gilbreth. Hasil
dari peta tangan kanan dan tangan kiri dapat dijadikan acuan untuk perbaikan sistem
kerja. Selain analisa gerakan dengan peta tangan kanan dan kiri, dilakukan analisa
postur kerja pekerja pengemasan dan pre wash dengan menggunakan metode
RULA.
Pembagian gerakan kerja dengan menggunakan peta tangan
Hasil analisa waktu penggunaan tangan kanan dan kiri pada kegiatan
pengemasan AMDK cup ke dalam kardus dapat dilihat pada Tabel 10. Pada
kegiatan merakit kardus penggunaan tangan kanan dan kiri sudah efektif.
Rangkaian gerakan dan waktu yang sudah ada pada kegiatan merakit dapat dilihat
pada peta tangan kanan dan kiri di Lampiran 3. Perbedaan waktu elemen gerakan
terjadi pada saat merakit kardus. Hal ini terjadi karena kondisi kardus yang mudah
atau sukar dirakit. Kondisi kardus yang sukar dirakit menggunakan waktu sampai
20 detik sedangkan, untuk kardus yang mudah dirakit hanya menggunakan waktu
8 sampai 12 (detik).
Pada kegiatan tahapan akhir penggunaan tangan kanan dan kiri belum efektif,
tangan kiri lebih produktif daripada tangan kanan. Perlu adanya perbaikan untuk
menyeimbangkan penggunaan tangan sehingga gerakan yang dihasilkan efektif dan
efisien. Pada kegiatan meletakkan cup ke dalam kardus penggunaan tangan kanan
dan kiri sudah efektif. Satu kali gerakan meletakkan cup, pekerja dapat meletakkan
cup sebanyak 4 buah. Cara ini efektif untuk menghemat waktu dan tenaga. Waktu
yang digunakan untuk meletakkan 4 buah cup ke dalam kardus sebesar 2 detik.
Pekerja harus meletakkan 48 cup ke dalam kardus, maka terjadi pengulangan gerak
sebanyak 12 kali dalam 1 siklus kerja dari kegiatan tersebut. Menurut Humantech
(1995), posisi tangan dan pergelangan tangan berisiko tinggi terhadap timbulnya
CTDs apabila dilakukan gerakan berulang sebanyak 30 kali dalam satu menit.
Pada kegiatan pre wash 1, penggunaan tangan kanan dan kiri pada elemen
kerja kegiatan ini sudah efektif. Pada Tabel 11 terlihat bahwa waktu menganggur
untuk tangan kanan dan kiri tidak ada (0 detik). Kegiatan pre wash selanjutnya
adalah kegiatan pre wash 2. Gerakan yang tidak efektif terjadi pada saat pekerja pre
wash 2 terkadang harus melepas seal galon yang masih menempel di leher galon.
Hal ini seharusnya sudah tidak dilakukan oleh pekerja pre wash 2. Seal yang masih
menempel pada leher galon seharusnya dilepas oleh pekerja bagian pre wash 1 atau
pekerja yang bertugas memberikan galon kosong ke pekerja pre wash 1.

18
Penggunaan tangan kanan dan kiri pada kegiatan membilas galon sudah efektif, hal
ini terlihat dari tidak adanya waktu menganggur pada saat melakukan elemen kerja
ini. Waktu menganggur pada kegiatan pre wash 2 terjadi pada saat mendorong
galon ke pre wash 3. Hal ini dilakukan pekerja karena bagian tubuh yang bergerak
adalah bagian kaki. Pekerja menyiram 3 buah galon sekaligus untuk melakukan
penghematan waktu dan tenaga.
Tabel 10 Waktu penggunaan tangan kanan dan kiri kegiatan pengemasan cup ke
dalam kardus
Bagian tangan
No

Kanan

Elemen Kerja
Efektif

Kiri

Total waktu (detik)
Menganggur
Efektif

Kegiatan : merakit kardus
1
2.458
0.000
A1
2
9.417
0.000
A2
3
0.750
0.708
A3
Kegiatan : meletakkan cup ke dalam kardus
1
2.500
0.000
B1
2
2.083
0.000
B2
0.000
3
1.457
B3
4
2.083
0.000
B4
5
0.875
0.000
B5
Kegiatan : tahap akhir pengemasan
1
0.000
2.666
C1
2
3.292
6.042
C2
3
C3
3.208
0.000

Menganggur

2.041
9.417
1.458

0.417
0.000
0.000

2.500
2.083

0.000
0.000

1.457

0.000

2.803
0.875

0.000
0.000

2.666
9.334
1.833

0.000
0.000
1.375

Pada kegiatan pre wash 3, penggunaan tangan kiri dan kanan sudah efektif.
Waktu menganggur pada elemen kerja mengambil galon dari pre wash 2 merupakan
elemen gerak menganggur yang tidak dapat terhindarkan. Hal ini dikarenakan pada
saat mengambil galon dengan menggunakan tangan kanan, tangan kiri tidak dapat
melakukan elemen gerak apapun. Waktu menganggur pada elemen kerja
mendorong galon ke pre wash 4 juga merupakan elemen gerak menganggur yang
tidak dapat terhindarkan. Selanjutnya kegiatan yang dilakukan adalah pre wash 4.
Penggunaan tangan kanan dan kiri pada kegiatan ini sudah efektif. Hal ini terlihat
pada gerakan yang dilakukan tangan kiri dan kanan. Selain meletakkan galon ke
mesin, pekerja pre wash 4 melakukan kegiatan mengambil galon kosong dan
mendekatkannya ke pekerja pre wash 1. Hal ini bertujuan untuk membantu pre
wash 1 agar tidak terlalu jauh mengambil galon kosong. Kegiatan ini kurang efektif
karena pekerja pre wash 4 menunda pekerjaannya sehingga galon menumpuk dan
mengakibatkan pekerja pre wash 3 melakukan pekerjaan pre wash 4.

19
Tabel 11 Waktu penggunaan tangan kanan dan kiri kegiatan pre wash galon
Bagian tangan
No

Kanan

Elemen Kerja
Efektif

Total waktu (detik)
Menganggur Efektif

Kiri
Menganggur

Kegiatan : membersihkan galon (pre wash 1)
1
0.666
0.000
0.666
0.000
D1
2
4.208
0.000
4.208
0.000
D2
3
0.334
0.000
0.334
0.000
D3
Kegiatan : membilas galon pada (pre wash 2)
1
1.958
0.000
1.958
0.000
E1
2
1.625
0.000
1.625
0.000
E2
3
0.708
0.000
0.708
0.000
E3
4
0.791
0.000
0.791
0.000
E4
Kegiatan : menyiram galon pada (pre wash 2)
1
0.583
0.000
0.583
0.000
F1
2
0.833
0.000
0.833
0.000
F2
3
1.500
0.000
1.500
0.000
F3
4
0.666
0.000
0.666
0.000
F4
5
0.209
1.125
1.334
0.000
F5
Kegiatan : membersihkan bagian dalam galon dengan mesin (pre wash 3)
1
0.625
0.000
0.000
0.625
G1
2
3.250
0.000
2.750
0.500
G2
3
2.083
0.000
2.083
0.000
G3
4
0.083
0.458
0.541
0.000
G4
Kegiatan : membilas bagian dalam galon dengan mesin (pre wash 4)
1
6.541
0.000
6.541
0.000
H1
2
2.792
0.416
3.208
0.000
H2
3
H3
5.665
1.999
7.664
0.000
Analisa persepsi subjektif
Hasil Nordic Body Kuesioner pekerja yang didapatkan, diketahui bagian
tubuh yang mengalami sakit setelah kegiatan produksi terutama pada kegiatan
meletakkan cup ke dalam kardus dan pre wash galon. Bagian tubuh yang paling
sering merasakan sakit adalah bahu, pinggang, dan pantat. Berdasarkan hasil
persepsi subjektif ini dapat dikatakan bahwa postur kerja kegiatan meletakkan cup
ke dalam kardus dan pre wash galon masih kurang baik dan perlu dilakukannya
usulan perbaikan untuk memperoleh postur kerja yang ergonomis ataupun
meminimalisasi risiko yang ditimbulkan dari postur kerja yang sudah ada.

20
Analisa postur kerja dengan menggunakan metode RULA
Postur kerja pada kegiatan peletakan cup ke dalam kardus dapat dilihat pada
Gambar 13. Manekin pekerja bagian kanan dan kiri tubuh pada kegiatan peletakan
cup dapat dilihat pada Gambar 14 dan 15. Berdasarkan hasil skor analisa RULA
(Tabel 12) maka level risiko dari kegiatan tersebut tinggi dan diperlukan tindakan
perbaikan postur sekarang juga. Pekerja mengeluhkan rasa sakit di bagian
pinggang, bahu, tangan, dan kaki setelah melakukan pekerjaan, hal ini sesuai
dengan hasil analisa RULA bagian kanan dan kiri tubuh pekerja pada kegiatan
tersebut. Fasilitas tempat duduk yang ada untuk kegiatan tersebut kurang memadai.
Pekerja duduk di atas konveyor yang tidak terpakai dan menggunakan alas duduk
berupa tumpukan kardus.

Gambar 13 Postur kerja kegiatan peletakan
cup ke dalam kardus

Gambar 14 Manekin postur bagian
kanan

21

Gambar 15 Manekin postur bagian kiri

Tabel 12 Hasil analisa RULA usulan perbaikan postur kerja kegiatan peletakan cup
Hasil analisa RULA
Bagian :
Kanan
Bagian :
Kiri
Parameter : Repeated
Parameter : Repeated
Load :
0 kg
Load :
0 kg
3
3
Upper Arm
Upper Arm
1
2
Forearm
Forearm
1
1
Wrist
Wrist
2
2
Wrist Twist
Wrist Twist
5
4
Posture A
Posture A
1
1
Muscle
Muscle
0
0
Force/Load
Force/Load
Details
Details
Wrist and
4
Wrist and
3
Arm
Arm
1
1
Neck
Neck
4
4
Trunk
Trunk
1
1
Leg
Leg
6
6
Posture B
Posture B
Neck, Trunk
5
Neck, Trunk
5
and Leg
and Leg
Final Score : 7 (high risk)

Final Score : 7 (high risk)

Postur kerja pada kegiatan pre wash 1 dapat dilihat pada Gambar 16.
Manekin pekerja pada kegiatan pre wash 1 dapat dilihat pada Gambar 17. Hasil
skor akhir analisa RULA pekerja kegiatan pre wash 1 membersihkan galon untuk
bagian kanan dan kiri tubuh sebesar 4 dan 3 (Tabel 13). Berdasarkan hasil tersebut
maka level risiko tersebut kecil dan diperlukan perbaikan dalam waktu ke depan.

22

Gambar 16 Postur kerja kegiatan
pre wash galon 1
Tabel 13 Hasil analisa RULA usulan perbaikan postur kerja kegiatan pre wash 1
Hasil analisa RULA
Bagian :
Kanan
Bagian :
Kiri
Parameter : Repeated
Parameter : Repeated
Load :
0 kg
Load :
0 kg
3
2
Upper Arm
Upper Arm
2
2
Forearm
Forearm
2
1
Wrist
Wrist
2
1
Wrist Twist
Wrist Twist
5
4
Posture A
Posture A
1
1
Muscle
Muscle
0
0
Force/Load
Force/Load
Details
Details
Wrist and
4
Wrist and
3
Arm
Arm
1
1
Neck
Neck
2
2
Trunk
Trunk
1
1
Leg
Leg
3
3
Posture B
Posture B
Neck, Trunk
2
Neck, Trunk
2
and Leg
and Leg
Final Score : 4 (low risk)

Final Score : 3 (low risk)

23

Gambar 17 Manekin pekerja pada kegiatan pre wash 1
Postur kerja pada kegiatan pre wash 2 dapat dilihat pada Gambar 18.
Berdasarkan Gambar 18a, terlihat pekerja yang sedang mengambil galon kosong
dan Gambar 18b terlihat pekerja yang sedang membilas galon kosong. Manekin
pekerja pada kegiatan pre wash 2 mengambil galon kosong dapat dilihat pada
Gambar 19. Hasil analisa RULA pekerja kegiatan pre wash 2 pada saat mengambil
galon untuk bagian kanan dan kiri tubuh sebesar 6 (Tabel 14).

(a)

(b)

Gambar 18 Mengambil galon kosong (a) dan membilas galon kosong (b)

24

Gambar 19 Manekin pekerja pada kegiatan pre wash 2 mengambil galon kosong

Tabel 14 Hasil analisa RULA usulan perbaikan postur kerja kegiatan pre wash 2
Hasil Analisa RULA
Bagian :
Kanan
Bagian :
Kiri
Parameter : Repeated
Parameter : Repeated
Load :
0 kg
Load :
0 kg
3
3
Upper Arm
Upper Arm
2
2
Forearm
Forearm
1
1
Wrist
Wrist
1
1
Wrist Twist
Wrist Twist
4
4
Posture A
Posture A
1
1
Muscle
Muscle
0
0
Force/Load
Force/Load
Details
Details
Wrist and
3
Wrist and
3
Arm
Arm
1
1
Neck
Neck
4
4
Trunk
Trunk
1
1
Leg
Leg
8
8
Posture B
Posture B
Neck, Trunk
7
Neck, Trunk
7
and Leg
and Leg
Final Score : 6 (medium risk)

Final Score : 6 (medium risk)

Manekin pekerja pada kegiatan pre wash 2 membilas galon kosong dapat
dilihat pada Gambar 20. Hasil analisa RULA pekerja kegiatan pre wash 2 pada saat
membilas galon untuk bagian kanan dan kiri tubuh sebesar 6 (Tabel 15).
Berdasarkan hasil tersebut maka level risiko tersebut sedang dan diperlukan
tindakan perbaikan dalam waktu dekat. Tindakan perbaikan dilakukan terutama
pada bagian postur B yaitu bagian leher, punggung dan kaki. Hal ini dikarenakan
skor untuk postur B lebih besar dibandingkan dengan skor postur A. Hasil analisa
RULA kegiatan pre wash 2 pada saat membilas galon untuk bagian kanan dan kiri

25
tubuh sebesar 6. Berdasarkan hasil tersebut maka level risiko tersebut sedang dan
diperlukan tindakan perbaikan dalam waktu dekat.

Gambar 20 Manekin pekerja pada kegiatan pre wash 2 membilas galon kosong

Tabel 15 Hasil analisa RULA usulan perbaikan postur kerja kegiatan pre wash 2
Bagian :
Parameter :
Load :

Details

Kanan
Repeated
0 kg
Upper Arm
Forearm
Wrist
Wrist Twist
Posture A
Muscle
Force/Load
Wrist and
Arm
Neck
Trunk
Leg
Posture B
Neck, Trunk
and Leg

Hasil analisa RULA
Bagian :
Kiri
Parameter : Repeated
Load :
0 kg
3
Upper Arm
2
Forearm
1
Wrist
1
Wrist Twist
4
Posture A
1
Muscle
0
Force/Load
Details
3
Wrist and
Arm
4
Neck
3
Trunk
1
Leg
7
Posture B
6
Neck, Trunk
and Leg

Final Score : 6 (medium risk)

Final Score : 6 (medium risk)

2
1
2
1
4
1
0
3
4
3
1
7
6

26
Perbaikan Tata Laksana Kerja Produksi AMDK
Perbaikan tata laksana kerja bertujuan untuk mendapatkan hasil kerja yang
baik. Untuk mendapatkan hasil yang baik diperlukan perancangan sistem kerja
secara efisien dan efektif. Tabel 16 merupakan hasil analisa usulan perbaikan postur
kerja kegiatan peletakan cup ke dalam kardus, pre wash 1 dan pre wash 2.
Berdasarkan Tabel 16 hasil akhir skor RULA berada pada tingkat low risk. Hal ini
memiliki arti bahwa usulan postur kerja tidak menimbulkan risiko cidera yang
tinggi bagi pekerja.
Tabel 16 Tabel RULA kegiatan produksi AMDK cup dan galon
Bagian tubuh
Kanan
Kiri
Kegiatan
Skor
Postur A Postur B Total Postur A Postur B Total
Meletakkan cup ke
dalam kardus
Membersihkan galon
pada pre wash 1
Membilas galon pada
pre wash 2

2

1

3

2

1

3

2

1

3

1

1

2

3

1

3

2

1

3

Kegiatan perakitan kardus
Perbaikan usulan gerakan pada elemen kerja ini dilakukan dengan merubah
posisi tumpukan kardus. Tumpukkan kardus diletakkan sebelah kiri pekerja
sehingga pada saat tangan kanan mendorong kardus ke mesin sealing tangan kiri
menjangkau kardus yang dirakit. Elemen kerja selanjutnya adalah merakit kardus
dan memberikannya ke pekerja peletakkan cup ke dalam kardus. Elemen kerja ini
terdiri dari gerakan efektif dan waktu yang dibutuhkan masih memenuhi waktu
standar namun sebaiknya untuk lebih meningkatkan efisiensi lebih baik
menggunakan kardus yang mudah dirakit. Kardus yang sukar dirakit memerlukan
waktu antara 15 sampai 20 detik. Kardus yang mudah dirakit memerlukan waktu 8
sampai 10 detik.
Kegiatan peletakkan cup ke dalam kardus
Pada proses peletakkan cup 240 ml ke dalam kardus, metode yang dilakukan
pekerja sudah benar. Pekerja menggunakan tangan kiri dan kanan untuk menghemat
waktu yang digunakan. Selain itu, pekerja mengambil cup sebanyak 4 buah dalam
satu kali pengambilan. Penggunaan kursi yang tidak sesuai mengakibatkan pekerja
sering memperbaiki posisi duduk apabila kurang nyaman. Perbaikan postur kerja
dilakukan antara lain dengan merubah postur kerja. Manekin hasil perbaikan postur
kerja dapat dilihat pada Gambar 21.

27

Gambar 21 Manekin usulan perbaikan kegiatan peletakan
cup ke kardus
Perbaikan postur kerja dilakukan pada bagian badan dan tangan. Postur tubuh
tegak dapat mengurangi risiko cidera bagi tubuh. Posisi tubuh yang membungkuk
dianjurkan untuk tidak melebihi 20o. Apabila pekerja kurang nyaman bekerja
dengan posisi tegak, kursi dapat diturunkan sehingga posisi meja kerja setinggi
perut pekerja. Selain itu, perbaikan yang perlu dilakukan adalah dengan mengganti
fasilitas kursi yang digunakan. Pekerja dianjurkan untuk tidak melakukan pekerjaan
dengan kecepatan yang terlalu cepat. Hal ini dikarenakan dapat mempercepat
timbulnya rasa kelelahan.
Kegiatan tahapan akhir pengemasan cup 240 ml
Pada saat meletakkan sedotan ke dalam kardus, anggota badan yang
digunakan adalah tangan kiri. Penggunaan tangan kiri lebih banyak daripada tangan
kanan. Tangan kanan digunakan pada saat mendorong cup menuju mesin sealing.
Usulan perbaik