Arahan Pengembangan Sarana Wisata Di Kawasan Pantai Matras Kecamatan Sungailiat

  

ARAHAN PENGEMBANGAN SARANA WISATA

DI KAWASAN PANTAI MATRAS

KECAMATAN SUNGAILIAT

TUGAS AKHIR

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

  

Disusun Oleh :

ENDI KURNIA SETIAWAN

1.06.06.011

  

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

  

ABSTRAK

Obyek wisata Pantai Matras merupakan salah satu obyek wisata alam di

Kabupaten Bangka. Obyek wisata ini terletak di Kecamatan Sungailiat dengan

jarak ± 7 km dari kota Sungailiat. Sediaan sarana wisata yang ada saat ini

kurang mampu melayani kebutu han pengunjung. Hal ini terlihat dari kurangnya

sarana atau kegiatan wisata yang dibutuhkan oleh pengunjung.

  Tujuan yang hendak dicapai dari studi ini adalah merumuskan arahan

pengembangan sarana wisata berdasarkan keinginan pengunjung. Adapun

sasaran yang hendak dicapai dalam studi ini adalah mengidentifikasi kondisi

objek wisata dan kegiatan wisata, serta mengindentifikasi keinginan pengunjung

terhadap sarana wisata. Berdasarkan kedua hal tersebut, kemudian disusun

arahan pengembangan sarana dan pelayanan wisata di kawasan Pantai Matras

berdasarkan analisis demand.

  Untuk mencapai tujuan dan sasaran studi, digunakan metode analisis

kualitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan Metode ”Tabulasi

Silang (Crosstabulation)” sebagai alat bantu untuk melihat hubungan antara

variabel karakteristik sosial ekonomi pengunjung dengan variabel jenis kegiatan

serta variabel sarana wisata yang diminati pengunjung Pantai Matras. Analisis

hubungan antarvariabel tersebut dilakukan untuk mempertajam araha n

pengembangan sarana dan jenis kegiatan yang akan dikembangkan di kawasan

pantai. Analisis kualitatif dilakukan untuk mendeskripsikan hasil analisis

kuantitatif.

  Dari hasil analisis hubungan antara karakteristik sosial ekonomi

pengunjung dengan variabel jenis kegiatan serta variabel sarana wisata yang

diminati pengunjung Pantai Matras, ditemukan adanya pengaruh perbedaan

karaktristik sosial ekonomi pengunjung dalam memilih jenis kegiatan atau sarana

wisata yang diminati. Dengan demikian, pengembangan daya tarik dan kegiatan

wisata Pantai Matras ditujukan untuk daya tarik dan kegiatan wisata yang

menjadi preferensi utama pengunjung sesuai dengan karakteristiknya, serta

ditujukan untuk komponen -komponen yang dinilai belum sesuai, sehingga

memerlukan penanganan lebih lanjut berupa peningkatan kualitas Kata kunci : arahan pengembangan, sarana wisata, pengunjung

  

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb .

  Puji dan syukur penulis panjatkan ke haridat Allah S.W.T, karena berkat rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada junjunan Nabi Besar Muhamma d S.A.W, yang senantiasa menjadi ilham dalam tiap arah pekerjaan.

  Tugas Akhir dengan judul ‘Arahan Pengembangan Sarana Wisata Di

  

Kawasan Pantai Matras Kecamatan Sungailiat’ , penulis menemukan berbagai

  kekurangan baik dalam teknik penulisan maupun dalam pen yajiannya, hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki penulis. Dengan terselesaikannya skripsi ini, penulis banyak sekali mendapat bimbingan, petunjuk, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terutama kepada :

  1. Kedua orang tua saya yang tercinta, ayahanda Syaifudin dan ibunda Endang Kusriani, terimakasih banyak atas do’a dan dukungan baik secara moril maupun materil serta perhatian dan curahan kasih sayang yang dapat memberikan semangat kepada penulis ;

  2. Dr. Eddy Soeryanto Soegoto, M. Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia;

  3. Dr. Arry Akhmad Arman selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer ;

  4. Ibu Romeiza Syafriharti, Ir., MT., selaku Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota,

  5. Bapak Tatang Suheri, ST., MT selaku dosen pembimbing I yang telah membantu dan membimbing penulis dengan sangat sabar dalam penyelesaian tugas akhir;

  6. Ibu Putu Oktavia, ST., MA selaku dosen pembimbing II yang telah membantu dan membimbing penulis dengan sangat sabar dalam penyelesaian tugas akhir;

  7. Teh Vitri, yang telah memberi kemudahan dalam mengurus surat -surat;

  8. Seluruh dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Komp uter Indonesia, yang telah memberikan ilmu -ilmu yang bermanfaat, dorongan dan dukungan bagi penulis;

  9. Kakak-kakakku (Edo Kurnia Setiabudi, dan Endah Dian Sriwulan), tersayang yang selalu memberikan dorongan, dukungan dan do’a selama ini;

  10. Sari Narizkah yang tidak bosannya memberikan semangat dan do’a kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini,

  11. Mahasiswa PWK anggkatan 2006 ( Cici, Eva, Imel, Qoqoy, Chika, Putri, Viesca, Yusran, Nunu, Rio), yang telah memberikan dukungan baik langsung maupun tidak langsung;

  12. Rekan seperjuangan dalam Tugas Akhir (Dira, Kani, Murni, Tito, Abang, Aci), yang telah memberikan dukungan baik langsung maupun tidak langsung;

  13. Temen-temen kosan (Ocky, Bang yoi, Gea, Iqbal) yang telah memberikan dukungan, bantuan dan kerjasamanya .

  14. Semua yang telah mendukung saya dalam penyelesaian tugas akhir ini, yang tidak bisa disebutkan satu -persatu, terimakasih banyak.

  Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis . Semoga do’a, dorongan, perhatian dan semangat yang telah diberikan semua pihak kepada penulis mendapatkan balasan pahala yang berlipat dari Allah SWT , amin. Terima kasih.

  Wassalamua’laikum Wr. Wb.

  Bandung, Agustus 2011 Penulis

  Endi Kurnia Setiawan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Pulau Bangka tidak hanya terkenal seb agai penghasil timah putih dan l ada putih. Pulau Bangka juga merupakan pulau yang dikelilingi oleh lautan sehingga Pulau Bangka sangat terkenal sekali dengan pantainya yang dikenal dengan pasir putihnya selain itu dengan topografi medan yang indah dan tersebar luas bersama keanekaragaman tumbuhan membentuk suatu tataan dan bentang alam yang indah dan menarik. Pulau Bangka memiliki daya tarik wisata alam yang akan mengalami pertumbuhan yang baik apabila potensi wisata tersebut yang dimiliki dapat dikembangkan dan mengingat bahwa di Pulau Bangka itu sendiri terdapat cukup banyak obyek wisata yang dikembangkan. Obyek wisata di Pulau Bangka merupakan wisata pantai yang tersebar hampir di setiap kabupaten diantaranya Ibukota Kabupaten Bangka Sungailiat terdapat beberapa obyek wisata pantai seperti Pantai Parai Tenggiri, Pantai Matras, Pantai Teluk Uber, Pantai Rebo, Pantai Tanjung Pesona.

  Pantai Matras yang menjadi wilayah studi merupakan pantai yang berada tidak jauh dari Pantai Parai Tenggiri. Akan tetapi Pantai Parai Tenggiri lebih berkembang dan diminati oleh wisatawan , hal ini dikarenakan sarana serta atraksi wisata yang ditawarkan di Pantai P arai Tinggiri tidak ada di Pantai M atras. Adapun sarana yang di tawarkan antara lain:

  1. Parai Tirta Wisata, yaitu pusat permainan olah raga air terlengkap di Propinsi Bangka Belitung, di mana pengunjung dapat melakukan bermacam aktivitas menarik seperti, naik glass bottom boat untuk menyaksikan ika n-ikan tanpa harus menyelam, parasailing untuk menikmati indahnya panorama pantai Parai Tenggiri dari ketinggian 50 meter, atau naik banana boat , jetski, serta snorkeling, di mana pengunjung bisa menyelam dengan fasilitas lengkap sembari menikmati indahny a pemandangan bawah laut,

  2. Untuk memanjakan diri, pengunjung dapat menghilangkan kepenatan serta relaksasi di Martha Tilaar Salon & Day Spa.

  3. Swimming Pool, bercengkerama bersama keluarga sambil berenang dan langsung menikmati indahnya pantai parai tenggir i.

  4. Souvenir Shop, Anda dapat membeli cinderamata khas Pulau Bangka

  5. Karaoke, bila ingin menikmati suasana dengan berkaraoke, terdapat Blue Star Theater, Karaoke & Live Music Cafe dengan hall berkapasitas 50 orang. Bila ingin bersantai dengan hiburan lain ya ng tidak kalah menariknya, Galaxy Music Cafe adalah tempat bersantai sambil menikmati alunan musik setiap malam dengan band ibukota serta dilengkapi dengan billiard 9 feet.

  6. The Rock Island Grill & Bar , memberikan daya tarik berupa restoran yang menyajikan barbeque dan seafood. Uniknya para pengunjung dipersilakan mengambil dan memanggang sendiri makanan yang akan disantap.

  Hal tersebut di atas yang menjadikan Pantai Parai T inggiri lebih berkembang di bandingkan Pantai Matras. Akan tetapi potensi alam di Pantai Matras tidak kalah menarik dengan Pantai Parai tenggiri hanya saja sarana yang ada di Pantai Matras kurang mampu melayani kebutuhan para wisatawan terutama pada saat-saat peak season. Potensi alam yang terdapat di kawasan pantai matras antara lain :

  1. Potensi fisik Keadaan topografi, hidrologi kawasan Pantai Matras dengan tipikal pantai santai yang berpasir putih dengan panjang sekitar 3 km dan luas keseluruhan kurang lebih 75 Ha dengan formasi bebatuan besar di beberapa sudutnya , serta nuansa gelombang yang cukup tenang serta debur air laut jernih berkilau biru sangat potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata

  2. Potensi wisata Pantai yang landai ini sangat cocok untuk kegiatan wisata air, selain itu kawasan pantai yang luas potensial untuk di kemb angkan sarana yang berbeda dengan Pantai Parai Tenggiri seperti playground, outbound training centre dengan permainan High Rope, Paintball, Jungle Trekking, dan motor cross, serta sarana pendukung lainnya.

Gambar 1.1 Potensi alam kawasan Pantai Matras

  Di balik keindahan yang di miliki kawasan Pantai Matras, ternyata masih banyak terdapat permasalahan yaitu :

  1. Aspek pemanfaatan lahan Bangunan yang terabaikan dan belom tertata atau terpelihara dengan baik, serta lahan kosong yang belom di manfaatkan untuk kegiatan wisat a seperti penyediaan sarana pendukung pariwisata yang bisa menaraik minat wisatawan untuk berkunjung.

  2. Aspek aksesibilitas Belum adanya akses angkutan umum menuju Pantai Matras sehing ga

  Pantai Matras hanya dapat diakses denga n kendaraan pribadi. Serta sis tem perparkiran yang masih kurang baik mengakibatkan wisatawan parkir di bahu jalan kawasan Pantai Matras.

Gambar 1.2 Sarana di kawasan Pantai Matras Yang Tidak Terawat

  Mengingat peningkatan obyek wisata merupakan suatu langkah yang strategis untuk mendorong pembangunan pada suatu wilayah, memperluas lapangan kerja, mendorong pelestarian lingkungan dan budaya bangsa, serta menumbuhkan rasa cinta tanah air. Pada umumnya jika terdapat obyek wisata di suatu wilayah, maka seiring dengan perkembangan obyek wisata tersebut akan timbul aktivitas lain sebagai akibat dari semakin meningkatnya interaksi wisatawan dengan lingkungan sehingga secara fisik mempengaruhi peningkatan pelayanan. Semakin banyak wisatawan yan g datang ke suatu obyek wisata maka interaksinya terhadap lingkungan akan meningkat, sehingga akan menimbulkan perubahan fisik maupun non fisik (Soekadijo, 1997).

  Berdasarkan uraian di atas , ternyata masih banyaknya masalah yang perlu dengan tanggap dan ce pat untuk ditanggulangi. Hal ini yang menyebabkan perlu diadakannya penelitian dengan judul “ Arahan Pengembangan S arana Wisata Di Kawasan Pantai Matras Kecamatan Sungailiat ”.

  1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas , maka dapat diketahui masalah-masalah yang ada di wilayah studi adalah sebagai berikut:

  1. Belum adanya usaha pengembangan obyek wisata Pantai Matras

  2. Kurangnya sarana wisata di kawasan Pantai Matras 3. Pemanfaatan yang belum maksimal terhadap potensi sumber da ya pantai.

  1.3 Tujuan dan Sasaran

  Tujuan yang hendak dicapai dari studi ini adalah merumuskan arahan pengembangan sarana pariwisata berdasarkan keinginan pengunjung agar daerah kawasan Pantai Matras lebih berkembang . Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, maka ditentukan sasaran adalah sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi kondisi objek wisata dan kegiatan wisata yang ada di Pantai Matras

  2. Mengidentifikasi keinginan pengunjung terhadap sarana wisata, sehingga dapat diketahui jenis sarana apa yang dibutuhkan.

3. Menyusun arahan penge mbangan sarana serta pelayanan wisata di kawasan

  Pantai Matras berdasarkan analisis demand

1.4 Ruang Lingkup Studi

1.4.1 Ruang Lingkup Materi

  Untuk mendapatkan pemecahan masalah yang tepat dan menjaga agar fokus penelitian terarah se suai dengan rumusan masalah, maka lingkup substansial penelitian ini adalah:

  1. Mengidentifikasi komponen produk wisata, produk wisata tersebut meliputi obyek wisata dan sarana pariwisata

  2. Analisis demand sarana wisata berdasarkan keinginan pengunjung

  3. Arahan pengembangan sarana pariwi sata kawasan Pantai Matras

1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah

  Pantai Matras terletak di Kabupaten Bangka t epatnya di Kecamatan Sungailiat, desa sinar baru yang mempunyai batas administrasi adalah sebagai berikut:

  1. Sebelah Utara : Laut Cina Selatan

  2. Sebelah Selatan : Desa Penyamun

  3. Sebelah Timur : Desa Kudai

  4. Sebelah Barat : Desa Deniang Peta orientasi studi dapat dilihat pada Gambar 1 .1, kawasan Pantai Matras memiliki kelebihan atau keunikan tersendiri karena kawasannya yang sangat alami. Adapun ruang lingkup dari pantai ini adalah :

  a. Pantai merupakan obyek wisata yang utama karena keindahan alamnya

  b. Daerahnya masih alami dan tenang, serta mempunyai daya tarik tersendiri

  c. Pantai tersebut digunakan sebagai mata pencaharian penduduk desa sinar baru sebagai penjual makanan di kawasan pantai d. Jalan masuk yang berupa aspal menuju lokasi yang relatif baik dapat dilalui kendaraan beroda empat.

  1.5 Metodologi Penelitian

  Dalam studi arahan pengembangan sarana wisata di kawasan wisata Pantai Matras ini menggunakan analisis demand dalam sistem kepariwisataan . Komponen produk wisata yang dianalisis adalah komponen obyek w isata dan sarana wisata, maka komponen tersebut akan dikaji dari sisi permintaan . Hasil analisis untuk menentukan kebutuhan terhada p sarana wisata berdasarkan keinginan pengunjung. Dan sebagai langkah akhir maka disusunlah suat u arahan pengembangan sarana wisata berdasarkan kebutuhan dan ketersediannya.

  1.5.I Metodologi Pengumpulan Data

  Dalam studi ini, data dan informasi yang har us dikumpulkan adalah data dan informasi yang diperoleh langsung melalui survei primer dan survei sekunder.

  1. Pengumpulan Data Primer Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara : a. Menyebarkan kuesioner yang diisi oleh responden (pengunjung), yaitu usaha untuk mendapatkan data primer dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan yang bersifat tertutup dan terbuka. Responden menjawab secara tertulis pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat .

  b. Observasi, yaitu pengamatan secara visual untuk mengetahui secara rinci mengenai karakteristik fisik wilayah studi.

  c. Wawancara terhadap lembaga atau instansi yang mendukung studi ini.

  2. Pengumpulan Data Sekunder Dilakukan melalui studi kepustakaan seperti , peraturan-peraturan, kebijaksanaan pemerintah daerah, studi literatur, peta-peta yang berkaitan dengan objek studi, data dari instansi pemerintah dan dari internet.

1.5.2 Penentuan Ukuran Sampel

  Untuk menunjang hasil penelitian, maka peneliti melakukan pengelompokan data yang diperlukan kedalam dua golongan, yaitu:

  1. Populasi Definisi populasi menurut Sugiyono (2008:115) yaitu : “Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan” .

  Berdasarkan definisi di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Y ang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini adalah pengunjung/wisatawan yang ada di kawasan wi sata Pantai Matras.

  2. Sampel Dengan meneliti secara sampel, diharapkan hasil yang telah diperoleh akan memberikan kesimpulan gambaran sesuai dengan karakteristik populasi.

  Sugiyono (2008:115) menyatakan bahwa sampel yaitu: “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

  Penentuan pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan teknik

  

probabilitas sampling. Probabilitas Sampling menurut Sugiyono (2008:118) adalah: ”Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”.

  Adapun cara pengambilan sampel ini disajikan dengan cara simple random

  

sampling yang menurut Sugiyono (2008:118) adalah: ”Pengambilan anggota

  sampel dari populasi dilakukan secara acak t anpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”.

  Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung populasi wisatawan di kawasan wisata pantai matras yang berjumlah 36.388 per-tahun (profil Pantai Matras, 2010) . Pengambilan sampel dari populasi menggunakan teknik pengambilan s ampel berdasarkan rumus Slovin, yaitu:

  N n

   2

  1 N ( e ) 

  Keterangan: n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi/jumlah wisatawan di Pantai Matras 1 = Konstanta e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel dalam penelitian ini di ambil nilai e =

  10%.

  36388

  n

   2 1 36388 ( , 1 ) 

  36388

  n

   1 36388 ( , 01 ) 

  36388 n  364 ,

  88 n = 99,725 n = 100 hasil pembulatan

  Berdasarkan perhitungan di atas, sampel yang diambil penulis dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 responden dengan taraf kesalahan 10 %. Untuk mendapatkan data yang obyektif mengenai kegiatan atau sarana wisata di kawasan Pantai Matras, maka kuesioner akan diberikan kepada wisatawan yang berada di

  Peta 1.3

1.5.3 Metodologi Analisis

  Dalam studi ini ada 2 metoda analisas yang digunakan yaitu metoda analisis kualitatif dan metoda analisis kuantitatif.

  1. Metoda analisis kualitatif Metoda analisis kualitatif murupakan analisis yang dilakukan tidak berdasarkan hubungan matematika, akan tetapi berdasarkan logika mengenai suatu keadaan yang diungkapkan secara deskriptif. Analisis ini digunakan untuk menjelaskan analisis yang tidak dikuantitatifkan sehingga dihasilkan suatu kesimpulan dan rekomen dasi tentang pengembangan sarana di kawasan objek wisata Pantai Matras berdasarkan hasil kuesioner.

  2. Metoda analisis kuantitatif Analisis kuantitaif merupakan bentuk analisis yang dilakukan dengan menggunakan model-model matematik. Di dalam penelitian ini, metode analisis kuantitatif yang digunakan adalah metode tabulasi silang.

  Metode analisis ini digunakan untuk melihat hubungan antara variabel - variabel karakteristik sosial ekonomi dengan variabel -variabel persepsi dan preferensi pengunjung mengenai jenis kegiatan atau sarana wisata yang diminati.

  Metode ”Tabulasi Silang ( Crosstabulation)” merupakan alat bantu yang digunakan untuk melihat sisi deskriptifnya karena metoda tabulasi silang bertujuan untuk melihat hubungan antara 2 variabel atau lebih. Hasil d eskriptif dari tabulasi silang dapat dilihat dari frekuensi atau dari presentasenya.

  Tabulasi silang atau crosstabs merupakan metode untuk mentabulasikan 2 variable atau lebih ke dalam suatu matriks. Hasil tabulasi silang disajikan kedalam satu tabel dengan variable-variabel yang tersusun sebagai kolom dan baris. Pada tabel tabulasi silang unsur -unsur yang tercakup didalamnya tergambar dalam kerangka seperti berikut.

  Variabel B Total Variabel A Kategori Variabel B Kategori Variabel B Kategori Variabel A Sel Sel

  Baris Kategori Variabel A Sel Sel Total

  Kolom Margin Ket : Margin Baris Margin Kolom Margin Total

Gambar 1.4 Unsur-unsur Dalam Tabel Tabulasi Silang

  Dari tabel silang terdapat baris, kolom dan margin, yang dibedakan atas margin baris, margin kolom dan margin total. Dalam penelitian ini analisis tabulasi silang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel. Hal yang menentukan dalam melihat hubungan antara dua variabel adalah dengan mengasumsikan hubungan sebab akibat ya ng satu arah, yaitu satu variabel dianggap penyebab atau variabel pengaruh (variabel bebas) yang berperan mempengaruhi atau menyebabkan terjadinya variabel tidak bebas. Penempatan variabel bebas dan tidak bebas dapat disusun letaknya sesuai keinginan penel iti, walaupun tidak ada ketentuan yang mengharuskan, variabel bebas biasanya diletakkan pada bagian kolom (Hutauruk, 2001; D -1).

  Untuk mengetahui apakah dua variabel berhubungan atau tidak, dilakukan uji chi-square dengan ketentuan chi-kuadrat hitung lebih besar dari chi-kuadrat yang terdapat dalam tabel statistik, maka terdapat hubungan antara dua variabel yang diteliti dengan taraf signifikansi (α) = 0,05. Untuk mempercepat dan mempermudah penelitian in i uji chi-square dilakukan dengan bantuan komputer dengan menggunakan s oftware SPSS 18.0 for windows atau dapat dilakukan dengan rumus chi-square sebagai berikut :

  

X² = ( fₒ - fₑ

fₑ

  Keterangan :

  X² = Nilai chi-kuadrat fₑ = Frekuensi yang diharapkan fₒ = Frekuensi yang diperoleh /diamati

fₑ untuk setiap sel = (Total Baris)(Total Kolom)

  Total Keseluruhan Cara lain untuk mengetahui apakah dua variabel yang diteliti berhubunga n atau tidak berhubungan ditentukan dari besarnya Asymp. Sig (2-sided) antar variabel tersebut yang diperoleh dari perhitungan SPSS . Jika α =0,05 ≤ Asymp. Sig (2-sided), maka H0 diterima dan H1 ditolak yang artinya tidak ada hubungan, dan jika α=0,05 ≥ Asymp. Sig (2-sided), maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan antar variabel.

1.6 Kerangka Pemikiran

  Potensi Kawasan Wisata alam Pantai Matras Kecamatan Sungailiat Adanya wisatawan

  

Permasalahan

  1. Belum adanya usaha pe ngembangan obyek wisata Pantai Matras

  2. Kurangnya sarana wisata di kawasan Pantai Matras Data skunder:

  Data Primer:

  3. Pemanfaatan yang belum maksimal

  1. Kajian literatur

  1. Survey lokasi terhadap potensi sumber daya pantai.

  2. Data instansi

  2. Wawancara

  3. Perda 3. koesioner

  Kondisi objek wisata dan kegiatan wisata Pengembangan kawasan objek Wisata Pantai

  Kebutuhan sarana wisata Kinerja obyek wisata dan Karakteristik, persepsi, dan kegiatan wisata preferensi Analisis demand

1.7 Sitematika Pembahasan

  Untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang isi laporan ini, maka sub bab ini menjelaskan tentang sistematika pembahasan, seperti pada uraian dibawah ini.

  Bab I Pendahuluan Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan

  dan sasaran, ruang lingkup serta metodologi penelitian

  Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini berisi tentang teori -teori pariwisata yang bisa di jadikan sumber untuk menguatkan pendapat-pendapat yang berhubungan dengan studi ini. Bab III Gambaran Umum Wilayah Studi Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum tentang kawasan Wisata Pantai Matras yang meliputi : kebijakan par iwisata Kabupaten Bangka , gambaran umum

  sedian fasilitas wisata dan keadaan obyek wisata serta kegiatan wisata pantai Pantai Matras.

  

Bab IV Analisis Permintaan Sarana Wisata Berdasarkan Keinginan

Pengunjung Bab ini menguraikan hasil penelitian dan akan dilakukan analisis permintaan

  terhadap produk wisata sehi ngga dari analisis ini dapat dilihat sarana wisata Pantai Matras yang di butuhkan berdasarkan keinginan pengunjung.

  Bab V Kesimpulan Bab ini membahas tentang kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan dan

  menyampaikan saran yang bersifat membangu n, dari penulis yang diharapkan dapat berguna bagi pengembangan Obyek Wisata Pantai Matras Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Pariwisata

2.1.1 Pengertian Pariwisata

  Secara etimologis “pariwisata” berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu “pari” yang berarti banyak, berkali -kali, berputar-putar, dan lengkap, dan “wisata” yang berarti perjalanan atau bepergian. Dengan demikian pengertian kata pariwisata dapat disimpulkan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan secara berkali -kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain.

  Menurut definisi yang luas , pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ketempat lain, yang bersifat sementara dan dilakukan perorangan atau kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu (Spillane, 1987: 21).

  Dalam kegiatan kepariwisataan ada yang disebut subyek wi sata yaitu orang-orang yang melakukan perjalanan wisata dan objek wisata yang merupak an tujuan wisatawan. Bermacam -macam pendapat para ahli mengenai pengertian pariwisata diantaranya :

  1. Menurut Gamal Suwartono, SH Kepariwisataan adalah suatu p roses kepergian sementara dari seorang, lebih menuju ketempat lain diluar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan baik karena kepentingan ekonomi, sos ial, budaya, polotik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain.

  2. BPS 1981. 1984, 1991 Pariwisata adalah seluruh rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan gerakan manusia yang melakukan perjalanan atau persinggahan sementara dari tempat tinggal, kesuatu ata u beberapa tujuan diluar lingkungan tempat tinggal yang didorong beberapa keperluan tanpa bermaksud mencari nafkah tetap.

  3. UU RI No. 9 tahun 1990 pasal 7 tentang kepariwisataan Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusaha obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata, dan usaha lain dibidang tersebut.

  4. Dr.Hubert Gulden dalam Yoeti,1983: 108 Kepariwisataan adalah suatu seni dari lalu lintas orang, dlam mana manusia-manusia berdiam di suatu tempat asing untuk maks ud tertentu, tetapi dengan kediamannya tersebut tidak boleh dimaksudkan akan tinggal menetap untuk melakukan pekerjaan selama -lamanya atau meskipun sementara waktu, sifatnya masih berhubungan dengan pekerjaan

  5. Salah Wahab dalam Yoeti, 1983: 106 Pariwisata ialah suatu aktifitas manusia yang dilakukan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri di luar negeri untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda - beda dengan apa yang dialaminya di mana ia memp eroleh pekerjaan tetap.

  6. E. Guyer Freuler (1996) Pariwisata merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam dan pada khususnya dise babkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil dari pada perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan dari pada alat -alat pengangkutan.

  Definisi kepariwisataan ini sangat beragam, maka be ragam pula definisi wisatawan. Beberapa ahli membatasi pengertian wisatawan sebagai seseorang yang melakukan perjalanan sejauh lebih dari 50 atau 100 mil (sekitar 80 atau 160 km) dari lokasi tempat tinggalnya. Sebagian definisi menyatakan bahwa hanya mereka yang menginap di luar rumah terhitung sebagai wisatawan. Definisi yang lebih sederhana menganggap bahwa setiap orang melakukan perjalanan untuk kesenangan dapat dikategorikan wisatawan (The Dictionary of Tourism, 1981)

  Berdasarkan Smith, & Stephen L.S. (1998), wisatawan dalam kepariwisataan dapat digolongkan kedalam 5 bagian yaitu :

  1. Domestik Tourism adalah pariwisata yang ditimbulkan oleh orang yang bertempat tinggal disuatu Negara yang mempunyai tempat di dalam Negara yang bersangkutan

  2. Inbound Tourism adalah pariwisata sebagai kunjungan orang – orang yang bukan penduduk di suatu Negara

  3. Outbound tourism adalah pariwisata sebagai kunjungan penduduk suatu negara ke negara lain

  4. Internal tourism adalah merupakan kombinasi antara domesti k dan outbound

  tourism

  5. Internasional tourism adalah merupakan kombinasi inbound dan outbound

  

tourism. Wisatawan dapat dibedakan lagi menjadi wisatawan Internasional

(mancanegara) adalah yang melakukan perjalanan wisata diluar negerinya, dan

  wisatawan didalam negerinya. Wisatawa n Nasional menurut Biro Pusat Statistik adalah sebagai berikut :

  Wisatawan Nasional (Domestik) adalah penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan di wilayah Indonesia diluar tempatnya berdomisili , dalam jangka waktu sekurang-kurangya 24 jam atau menginap untuk masuk apapun kecuali kegiatan yang mendatangkan nafkah ditempat yang dikunjungi (Direktorat Jendral Pariwisata,1985;17).

  World Tourism Organization (WTO) mendefinisikan Wisatawan Nasional

  adalah sebagai berikut :

  

“orang – orang yang bertempat tinggal dalam satu Negara, terlepas dari

kebangsaannya, yang melakukan perjalanan kesatu tempat dalam Negara

tersebut diluar tempat tinggalnya sekurang -kurangnya selama 24 jam/ semalam,

untuk tujuan apapun. Selain untuk mendapatkan penghasilan ditempat yang

dikunjunginya”.

2.1.2 Pengertian Wisata Pantai

  Pengertian tentang wisata dapat dilihat dalam Undang -Undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, yaitu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela bersifat sementara. Pantai adalah perbatasan antara daratan dan laut, sedangkan laut adalah kumpulan air dalam jumlah banyak yang membagi daratan atas benua- benua dan pulau-pulau. Jadi, wisata pantai dapat diartikan sebagai wisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam pantai beserta komponen pendukungnya, baik alami maupun buatan atau gabungan keduanya itu (John 0. Simond, 1978).

  Obyek wisata pantai adalah elemen fisik dari pantai yang dapat dijadikan lokasi untuk melakukan kegiatan wisata, obyek terse but yaitu (John 0. Simond, 1978):

  1. Pantai, merupakan daerah transisi antara daratan dan lautan. Pantai merupakan primadona obyek wisata dengan potensi pemanfaatan, mulai dari kegiatan yang pasif sampai aktif.

  2. Permukaan laut, terdapatnya ombak dan angin sehi ngga permukaan tersebut memiliki potensi yang berguna dan bersifat rekreatif.

  3. Daratan sekitar pantai, merupakan daerah pendukung terhadap keadaan pantai, yang berfungsi sebagai tempat rekreasi dan olah raga darat yang membuat para pengunjung akan lebih lam a menikmatinya.

  John 0. Simond (1978) juga menyebutkan bahwa pantai dapat dibagi menjadi berbagai wilayah, yaitu:

  1. Beach, yaitu batas antara daratan dan lautan. Biasanya berupa pantai berpasir dan landai.

  2. Dune, yaitu daerah yang lebih tinggi dari beach. Bia sanya berupa hamparan pasir yang permukaannya bergelombang atau berubah secara perlahan karena aliran laut.

  3. Coastal, yaitu daerah yang secara periodik digenangi air yang merupakan gabungan antara beach dan dune.

2.2 Komponen-Komponen Pariwisata

  Produk wisata bukanlah suatu produk yang nyata, produk ini merupakan suatu rangkaian jasa yang tidak hanya mempunyai segi -segi yang bersifat ekonomis, tetapi juga yang bersifat sosial, psikologis dan alam, walaupun produk wisata itu sendiri sebagian besar dipengruh i oleh tingkah laku ekonomi. Jadi produk wisata merupakan rangkaian dari berbagai jasa yang saling terkait, yaitu jasa yang dihasilkan berbagai perusahaan (segi ekonomi) yang berupa angkutan, penginapan, pelayanan makan minum, jasa tour dan sebagainya; jas a masyarakat dan pemerintah (segi sosial/psikologis) antara lain prasarana utilitas umum, kemudahan, keramahtamahan, adat istiadat, seni budaya dan sebagainya; dan jasa alam antara lain pemandangan alam, pegunungan, pantai, gua alam, taman laut dan sebagainya.

  Menurut Medlik dan Middleton ( Yoeti, 1996), yang dimaksud dengan hasil (product) industri pariwisata ialah semua jasa -jasa (services) yang dibutuhkan wisatawan semenjak ia berangkat meninggalkan tempat kediamannya, sampai ia kembali ke rumah dimana i a tinggal. Produk wisata terdiri dari berbagai unsur dan merupakan suatu package yang tidak terpisahkan, yaitu :

  a. Tourist object atau objek pariwisata yang terdapat pada daerah -daerah tujuan wisata, yang menjadi daya tarik orang -orang untuk datang berkunjun g ke daerah tersebut.

  b. Fasilitas yang diperlukan di tempat tujuan tersebut, seperti akomodasi perhotelan, bar dan restoran, entertainment dan rekreasi.

  c. Transportasi yang menghubungkan negara/daerah asal wisatawan serta transportasi di tempat tujuan ke objek -objek pariwisata.

2.2.1 Obyek dan Daya Tarik (Atraksi) Wisata Produk wisata yang dijual dilengkapi dengan unsur manfaat dan kepuasan.

  Manfaat dan kepuasan itu ditentukan oleh dua faktor, yaitu tourism resources dan

  

tourism services. Tourism resources yang disebut juga dengan istilah atrrativ

spontnee atau tourist attraction. Attraksi atau daya tarik merupakan salah satu

  komponen penting dalam periwisata. Atraksi merupakan salah satu faktor inti tarikan pergerakan wisatawan menuju daerah tujuan wisata, t erdapat dua (2) fungsi dari atraksi yaitu sebagai stimulant dan umpan pariwisata serta sebagai salah satu produk utama pariwisata dan faktor tujuan utama kedatangan pengunjung. Atraksi/daya tarik yang tersedia di daerah tujuan wisata dimaksudkan untuk kepuasan, dan kesenangan pengunjung.

  Atraksi/ daya tarik dapat dikelompokan menjadi beberapa kelompok tergantung pada tujuan, manfaat, serta perencanaan pariwisata tersebut. Dalam

  

Tourism Planning, bahwa daya tarik wisata dapat dikelompokan menjadi tiga (3)

  klasifikasi, yaitu :

  1. Berdasarkan kepemilikan Daya tarik yang tersedia dimiliki dan dikelola oleh tiga (3) sektor, yaitu pamerintah, lembaga swadaya, dan swasta. Pengklasifikasian daya tarik berdasarkan kepemilikan dikelompokan menjadi beberapa macam.

  

Tabel II.1

Klafikasi Atraksi Berdasarkan Kepemilikan

Pemilik dan Pengelola No Pemerintah Lembaga Swadaya Swasta

  1 Taman Nasional Tempat bersejarah Taman hiburan

  2 Taman kota Festival Pusat pembelanjaan

  3 Cagar alam Bangunan bersejarah Kapal pesiar

  4 Area rekreasi Teater Pusat kulineri

  5 Monument nasional Museum Resort

  6 Kebun binatang Parade Taman golf Sumber :Clare A. Gunn, Tourism Planning : 43

  2. Berdasarkan sumber daya yang tersedia Pengklasifikasian daya tarik wisata dapat dikelompokan sesuai dengan sumber daya wisata yang ada, baik itu seumber daya alam maupun budaya setempat, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel klasifikasi atraksi berdasarkan sumber daya yang tersedia.

  

Tabel II.2

Klafikasi Atraksi Berdasarkan Kepemilikan

Sumber Daya No Daya Tarik Alam Daya Tarik Budaya

  1 Resort pantai Tempat bersejarah

  2 Bumi perkemahan Taman arkeolog

  3 Taman Museum

  4 Resort ski Cagar budaya

  5 Taman golf Teater

  6 Cagar alam Kampung adat Sumber :Clare A. Gunn, Tourism Planning : 43

  3. Berdasarkan lama tinggal Daya tarik wisata dapat pula diklasifikasikan berdasarkan lamanya t inggal wisatawan di daerah tujuan wisata tersebut. pengklasifikasian ini dibagi menjadi dua (2) yaitu touring dan long stay (menginap).

  

Tabel II.3

Klafikasi Atraksi Berdasarkan Kepe milikan

No Lama Tinggal

  

Touring Long Stay

  1 Cagar alam Resort

  2 Gedung bersejarah Bumi perkemahan

  3 Kebun binatang Convension center

  4 Pusat kulineri Game canter

  

5 Arena olahraga Area perternakan dan perkebunan

  `

  Sumber :Clare A. Gunn, Tourism Planning : 43

  Daya tarik merupakan salah satu faktor utama dalam pariwsata, bahwa daya tarik dibentuk dan dikelola dengan tujuan untuk menarik wisatawan. Kesalahan yang sering terjadi dalam pengelolaan daya tarik wisata ini biasanya adalaha terlalu premature at au terlalu awal dalam pengeloaan daya tarik yang ada. Untuk dapat menarik wisatawan, atraksi langkah harus dilakukan adalah dengan mengidentifikasi daya tarik yang ada, desain pariwisata yang akan dibangun, pembangunan dan pengelolaan, kebanyakan obyek -obyek wisata yang berada di Indonesia menjadi rusak dikeranakan pengelolaan wisata yang kurang sehingga cagar alam yang seharusnya dilindungi setelah kedatangan wisatawan menjadi rusak.

2.2.2 Sarana Pariwisata

  Faktor kedua dalam produk wisata adalah tourism service. Kebanyakan dampak yang berasal dari pariwisata adalah dampak ekonomi, dampak ekonomi ini bukanlah dampak langsung dari kegiatan pariwisata tetapi merupakan multi flier dari kegiatan pariwsata yang berlangsung. Dampak ekonomi yang terjadi berdampak terhadap masyarakat setempat, pamerintah setempat, penyedia pariwisata, travel agent, penyedia transportasi dan pihak -pihak lainnya.

  Tourism service atau pelayanan pariwisata terbagi menjadi beberapa

  bagian baik itu sarana dan fasilitas pariwisata, tr ansportasi, travel agent, restoran, penginapan. Sarana wisata merupakan pelengkap daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata maupun objek wisata tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif dan kualitatif.

  Sarana pariwisata sebagai ujung tombak usaha kepariwisataan dapat diartikan sebagai usaha yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan pelayanan kepada wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata dimana keberadaannya sangat tergantung kepada adanya kegiatan perjalanan wisata. Adapun sarana tersebut adalah sebagi berikut :

  Akomodasi

   Wisatawan akan memerlukan tempat tinggal untuk sementara waktu selam a dalam perjalanan untuk dapat beristirahat. Dengan adanya sarana ini, maka akan mendorong wisatawan untuk berkunjung dan menikmati objek dan daya tarik wisata dengan waktu yang relatif lebih lama. Informasi mengenai akomodasi ini mempengaruhi penilaian wi satawan pilihan jenis akomodasi yang dipilih, seperti jenis fasilitas dan pelayanan yang diberikan, tingkat harga, jumlah kamar yang tersedia dan sebagainya.

   Tempat makan dan minum Wisatawan yang berkunjung ke suatu objek wisata tentunya ingin menikmati perjalanan wisatanya, sehingga pelayanan makanan dan minuman harus mendukung hal tersebut bagi wisatawan yang tidak membawa bekal. Bahkan apabila suatu daerah tujuan wisata mempunyai makanan yang khas, wisatawan yang datang disamping menikmati atraksi wisat a juga menikmati makanan khas tersebut. Pertimbangan yang diperlukan dalam penyediaan fasilitas makanan dan minuman antara lain adalah jenis dan variasi makanan yang ditawarkan, tingkat kualitas makanan dan minuman, pelayanan yang diberikan, tingkat harga, tingkat higienis, dan hal -hal lain yang dapat menambah selera makan seseora ng serta lokasi tempat makannya Tempat belanja

   Berbelanja merupakan salah satu aktivitas kegiatan wisata dan sebagian pengeluaran wisatawan didistribusikan untuk berbelanja. Penil aian dalam penyediaan fasilitas belanja ini dilakukan terhadap ketersediaan barangbarang yang dijual dan pelayanan yang memadai, lokasi yang nyaman dan akses yang baik serta tingkat yang relatif terjangkau.

  Fasilitas umum di lokasi objek wisata

   Fasilitas umum yang akan dikaji adalah fasilitas yang biasanya tersedia di tempat rekreasi seperti tempat parkir, toilet/WC umum, musholla, dan lain lain.

2.3 Tujuan Pariwisata

  Tujuan pariwisata atau daerah tujuan wisata telah dijabarkan oleh para ahli di bidang pariwisata sebagai optimalisasi pemanfaatan dan pengembangan sumber-sumber daya pariwisata. Daerah tujuan wisata menurut Surjanto (dalam

  A. hari Karyono. 1997 : 26) yaitu daerah -daerah yang berdasarkan kesiapan prasarana dan sarana dinyatakan siap menerima k unjungan wisatawan di Indonesia. Daerah tujuan wisata atau destinasi wisata diharuskan memiliki obyek wisata, dan daya tarik wisata (atraksi wisata) sebagai media untuk menarik minat wisatawan.

  2.3.1 Obyek Wisata

  Obyek wisata merupakan semua obyek (tem pat) yang dapat menimbulkan daya tarik bagi wisatan untuk mengunjunginya baik itu alam, bangunan sejarah, kabudayaan dan pusat-pusat rekreasi modern.

  2.3.2 Daya Tarik Wisata (Atraksi Wisata)

  Daya tarik wisata (atraksi wsiata) yaitu hal -hal yang terdapat di obyekobyek wisata dan dapat menarik pengunjung untuk datang ke tempat tersebut untuk berwisata. Atraksi -atraksi wisata dapat berupa pagelaran seni, budaya, sejarah, tradisi, kegiatan -kegiatan berpetualang, ziarah, dan kejadian yang tidak tetap. Untuk dapat menarik wisatawan bahwa daerah tujuan wisata (DTW) selain harus memiliki obyek dan atraksi wisata harus mempunyai tiga (3) syarat untuk meningkatkan daya tariknya, yaitu :

  1. Sesuatu yang dapat dilihat ( something to see)

  2. Sesuatu yang dapat dikerjakan (something to do)

  3. Sesuatu yang dapat dibeli ( something to buy)