PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA PANTAI NONGSA SEBAGAI KAWASAN WISATA BAHARI DI KOTA BATAM.

(1)

PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA PANTAI NONGSA SEBAGAI

KAWASAN WISATA BAHARI DI KOTA BATAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Oleh:

RISKIKA AMELIA 0901544

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2013


(2)

Pengembangan Atraksi Wisata Pantai Nongsa Sebagai Kawasan Wisata Bahari di Kota Batam

Oleh Riskika Amelia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Riskika Amelia 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA PANTAI NONGSA SEBAGAI KAWASAN WISATA BAHARI DI KOTA BATAM

Riskika Amelia

0901544

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I

Fitri Rahmafitria, S. P., M. Si. NIP. 197410182008122001

Pembimbing II

H. Asep Saefudin Noer,SH.,MM.

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen Resort dan Leisure


(4)

(5)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA PANTAI NONGSA SEBAGAI KAWASAN WISATA BAHARI DI KOTA BATAM

Oleh: Riskika Amelia 0901544

Skripsi ini dibimbing oleh: Fitri Rahmafitria, S.P, M.Si. H. Asep Saefudin Noer, SH, MM.

Kota Batam merupakan daerah tujuan wisata yang cukup popular dengan segala potensi yang dimilikinya.Kota Batam terkenal dengan wisata belanjanya dan dekat dengan Negara Singapura. Selain itu, Kota Batam juga terkenal dengan wisata baharinya, akan tetapi wisata bahari yang ada masih belum dikembangkan secara maksimal. Pantai Nongsa merupakan salah satu pantai di Kota Batam yang memiliki potensi wisata bahari yang layak untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata bahari. Pantai Nongsa berpotensi dikembangkan sebagai kawasan wisata bahari karena memiliki pemandangan yang indah dengan hamparan pasir putih, terdapat di area Kampong TuaNongsa yang menjadi daya tarik tersendiri serta letaknya yang strategis. Metode dari penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini, penulis mengidentifikasi potensi-potensi apa saja yang dimiliki oleh Pantai Nongsa, selanjutnya menganalisa potensi-potensi tersebut melalui kuesioner yang disebarkan kepada wisatawan. Sehingga dari hasil tersebut didapatkan strategi-strategi pengembangan Pantai Nongsa sebagai kawasan wisata bahari di Kota Batam. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa Pantai Nongsa memiliki potensi dikembangkannya beberapa atraksi wisata pantai sebagai kawasan wisata bahari. Respon dari wisatawan serta masyarakat setempat mengenai pengembangan pantai ini disambut dengan baik, karena dengan pengembangan yang dilakukan dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung yang akan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat serta wisatawan pun tidak akan cepat merasa jenuh dengan adanya pengembangan atraksi wisata bahari. Penelitian ini juga menghasilkan peta zonasi pengembangan kawasan wisata bahari Pantai Nongsa.


(6)

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF NONGSA COASTAL AS A MARINE TOURISM AREA FOR TOURIST ATTRACTION IN BATAM CITY

By: Riskika Amelia 0901544 The thesis guided by: Fitri Rahmafitria, S.P, M.Si. H. Asep Saefudin Noer, SH, MM.

Batam is a popular tourist destination that is quite popular with all the potential. Batam city famous tourist shopping and close to the State of Singapore. In addition, Batam city is also famous for marine tourism, but marine tourism is still not developed to the fullest. Nongsa beach is one beach in Batam which has the potential of marine tourism is feasible to develop a marine tourism area. Nongsa beach potentially developed as a marine tourism because it has beautiful scenery with white sand, located in Kampong Tua Nongsa that the main attraction as well as its strategic location. The method of this research is descriptive method with a quantitative approach. In this study, the authors identify any potential possessed by Nongsa Beach, further analyze such potential through questionnaires distributed to tourists. So that the results obtained from the development strategies Nongsa Beach as marine tourism area in Batam. Based on this research, it is known that Nongsa Beach has some potential for development as a tourist attraction coastal marine tourism area. Response rating and the local community regarding the development of this beach are welcome, because the development is being done to increase the number of tourists visiting that will increase the income of local communities and travelers will not feel bored quickly with the development of marine tourism attraction. The study also produced a map of zoning development Nongsa Beach marine tourism area.


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Definisi Operasional ... 4

BAB II KAJIAN TEORI ... 7

A. Teori Pariwisata ... 8

1. Wisata ... 8

2. Wisatawan ... 8

3. Pariwisata ... 8

4. Kepariwisataan ... 9

5. Obyek dan Daya Tarik Wisata ... 9

6. Unsur-unsur Pariwisata ... 10

B. Perencanaan Pariwisata ... 11

1. Konsep Pengembangan... 11

2. Pengembangan Kawasan Wisata. ... 12

3. Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata. ... 15


(8)

5. Standar Fasilitas Kawasan Wisata. ... 18

6. Konsep Zoning. ... 18

C. Wisata Bahari. ... 20

1. Angin. ... 21

2. Gelombang... 24

3. Arus Laut. ... 24

4. Pasang Surut. ... 25

5. Bentuk Pantai. ... 25

6. Bentuk Butir Pasir. ... 26

7. Biota Pantai... 26

8. Bahaya Tsunami. ... 26

D. Kebijakan Pengembangan Wisata Bahari. ... 27

E. Landasan Hukum Pengembangan Wisata Bahari. ... 29

F. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya Wisata Bahari. ... 30

G. Kerangka Pemikiran. ... 33

BAB III METODE PENELITIAN... 34

A. Lokasi Penelitian ... 34

B. Metodologi Penelitian ... 35

C. Metode Analisis ... 35

1. Identifikasi Faktor Fisik Pantai Nongsa. ... 35

2. Identifikasi Persepsi Wisatawan, Pemerintah, Pengelola dan Masyarakat. ... 37

D. Alat Pengumpulan Data ... 44

E. Alat Bantu Pengumpulan Data ... 44

F. Teknik Analisis Pengolahan Data ... 45

BAB IV PEMBAHASAN ... 48

A. Hasil Penelitian ... 48

1. Keadaan Umum ... 48


(9)

3. Profil Wisatawan. ... 56

4. Analisis Kuesioner Mengenai Persepsi Wisatawan. ... 70

B. Pembahasan ... 78

1. Analisis Tapak ... 78

2. Zonasi. ... 82

3. Pengembangan Kawasan Wisata Bahari Pantai Nongsa. ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 91

A. Kesimpulan ... 91

B. Rekomendasi ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 93

LAMPIRAN. ... 94


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan... 2

Tabel 2.1 Gambaran jenis aktivitas di pantai ... 21

Tabel 2.2 Skala kecepatan angin Beaufort ... 22

Tabel 3.1 Inventarisasi Data Penelitian ... 36

Tabel 3.2 Data Kunjungan Wisatawan... 39

Tabel 3.3 Skala Likert ... 41

Tabel 4.1 Jumlah Total Penduduk Kelurahan Sambau ... 53

Tabel 4.2 Sarana Hiburan dan Wisata ... 54

Tabel 4.3 Sarana Transportasi di Kawasan Pantai Nongsa ... 55

Tabel 4.4 Sarana Air Bersih dan Sanitasi... 56

Tabel 4.5 Sarana dan Prasarana Kebersihan ... 56

Tabel 4.6 Presentase berdasarkan Jenis Kelamin Wisatawan ... 57

Tabel 4.7 Presentase berdasarkan Usia Wisatawan ... 58

Tabel 4.8 Presentase berdasarkan Tingkat Pendidikan Wisatawan ... 59

Tabel 4.9 Presentase berdasarkan Jenis Pekerjaan Wisatawan ... 60

Tabel 4.10 Presentase berdasarkan Pendapatan/Bulan Wisatawan ... 61

Tabel 4.11 Presentase berdasarkan Informasi mengenai Pantai Nongsa ... 62

Tabel 4.12 Presentase berdasarkan Tujuan Wisatawan Berkunjung ... 63

Tabel 4.13 Presentase berdasarkan Jenis Transportasi Wisatawan ... 65

Tabel 4.14 Presentase berdasarkan Teman Berkunjung Wisatawan ... 66

Tabel 4.15 Presentase berdasarkan Frekuensi Berkunjung Wisatawan ... 67

Tabel 4.16 Presentase berdasarkan Ketertarikan Berkunjung Wisatawan ... 69

Tabel 4.17 Presentase berdasarkan Waktu Berkunjung Wisatawan ... 70

Tabel 4.18 Presentase berdasarkan Tempat Wisatawan Menginap ... 69

Tabel 4.19 Skala Likert ... 73

Tabel 4.20 Persepsi Wisatawan terhadap Fasilitas Pantai. ... 74

Tabel 4.21 Persepsi Wisatawan terhadap Atraksi Wisata. ... 75


(11)

Tabel 4.23 Persepsi Wisatawan terhadap Keramahan Penduduk Setempat. ... 77

Tabel 4.24 Potensi dan Kendala Kondisi Fisik di Pantai Nongsa ... 79

Tabel 4.25 Potensi dan Kendala Kondisi Sosial-Budaya ... 80

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Zonasi………...18

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran………...32

Gambar 3.1 Pantai Nongsa………...…………...………...33

Gambar 3.2 Rating Scale………...41

Gambar 4.1 Peta Pariwisata Kota Batam………...47

Gambar 4.2 Pasang Surut Pantai Nongsa……..………...………...50

Gambar 4.3 Butir Pasir………...50

Gambar 4.4 Presentase berdasarkan Jenis Kelamin Wisatawan…...60

Gambar 4.5 Presentase berdasarkan Usia Wisatawan……..………...57

Gambar 4.6 Presentase berdasarkan Tingkat Pendidikan Wisatawa……..58

Gambar 4.7 Presentase berdasarkan Jenis Pekerjaan Wisatawan………...59

Gambar 4.8 Presentase berdasarkan Pendapatan/Bulan Wisatawan……...60

Gambar 4.9 Presentase berdasarkan Informasi ………..61

Gambar 4.10 Presentase berdasarkan Tujuan Wisatawan Berkunjung…….62

Gambar 4.11 Presentase berdasarkan Jenis Transportasi Wisatawan……...63

Gambar 4.12 Presentase berdasarkan Teman Berkunjung Wisatawan...64

Gambar 4.13 Presentase berdasarkan Frekuensi Berkunjung Wisatawan…65 Gambar 4.14 Presentase berdasarkan Ketertarikan Berkunjung……….66

Gambar 4.15 Presentase berdasarkan Waktu Berkunjung Wisatawan……..67

Gambar 4.16 Presentase berdasarkan Tempat Wisatawan Menginap……..68

Gambar 4.17 Analisis Tapak…….………...81

Gambar 4.18 Peta Zonasi………..…………...82


(12)

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pariwisata dewasa ini adalah sebuah Negara bisnis. Jutaan orang mengeluarkan triliunan dollar Amerika, meninggalkan rumah dan pekerjaan untuk memuaskan atau membahagiakan diri (pleasure) dan untuk menghabiskan waktu luang (leisure). Hal ini menjadi bagian penting dalam kehidupan dan gaya hidup di negara-negara maju. Namun demikian memposisikan pariwisata sebagai bagian esensial dalam kehidupan sehari-hari merupakan fenomena yang relatif baru. Hal ini mulai terlihat sejak berakhirnya Perang Dunia II dimana saat pariwisata meledak dalam skala besar sebagai salah satu kekuatan sosial dan ekonomi oleh MacDonald (I Gde Pitana, 2008:15).

Negara Indonesia sendiri terkenal sebagai Negara kepulauan karena terdiri dari beribu-ribu pulau, yaitu 13.677 buah pulau dan 6004 pulau diantaranya dihuni oleh manusia Pendit (2004). Alam Indonesia penuh dengan aneka ragam pemandangan yang indah dan menakjubkan yang menyediakan berbagai macam objek pariwisata yang dapat menarik wisatawan yang ingin menikmati keindahannya.

Sebagai Negara maritim Indonesia memiliki jumlah perairan yang lebih luas dibanding luas daratannya. Oleh karena itu, banyak sekali terdapat kawasan wisata bahari di seluruh pelosok Negara Indonesia, yang menyuguhkan pesona alam yang dapat memanjakan mata para wisatawan. Terutama pantai, banyak sekali pantai-pantai di Indonesia yang keindahan serta keunikannya sudah terdengar sampai ke negeri seberang. Kawasan pantai memiliki berbagai macam potensi yang dapat dikembangkan sebagai kawasan


(14)

2

wisata bahari, seperti berbagai macam water sport, snorkeling, diving, kite festival, photography, menikmati pemandangan laut (sunrise dan sunset), dan terdapat beberapa pantai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai cagar alam maupun hutan lindung.

Salah satu pantai di Indonesia yang memiliki daya tarik tidak hanya bagi wisatawan lokal tetapi juga wisatawan mancanegara adalah Pantai Nongsa yang terletak di Kota Batam, Kepulauan Riau. Pantai Nongsa banyak sekali memiliki potensi wisata yang dapat dikembangkan, seperti pasir pantainya yang putih, keindahan alam bawah lautnya, pemandangan kota Negara Singapura terutama pada malam hari dan beberapa hotel berbintang yang berada di Kota Batam juga berada di kawasan disekitar Pantai Nongsa. Lokasi pantai ini sendiri juga cukup strategis dekat dengan Pelabuhan Internasional Nongsa Pura dan Bandara Internasional Hang Nadim Batam, dan dapat ditempuh sekitar 20-30 menit dari pusat Kota Batam. Disekitar Pantai Nongsa juga terdapat beberapa resort dan padang golf berstandar internasional yang menjadi tujuan wisatawan domestik juga manca negara. Berikut jumlah kunjungan wisatawan dari tahun 2009 hingga 2012, yang dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini:

Tabel 1.1

Data Kunjungan Wisatawan

Tahun Jumlah

2009 22.341

2010 22.466

2011 22.150

2012 23.247

Sumber: Profil Kecamatan Nongsa, 2012

Pemerintah setempat pun cukup berperan dalam pengembangan Pantai Nongsa, terbukti dengan diresmikannya Pantai Nongsa sebagai Kampung Tua Kecamatan Nongsa oleh Walikota Batam. Hal tersebut menambah daya tarik Pantai Nongsa sebagai kawasan wisata bahari. Namun, masih banyak terdapat


(15)

3

kekurangan dalam hal ketersediaan fasilitas yang memadai, infrastruktur yang kurang lengkap, aksesibilitas yang masih harus diperbaiki dan perawatan pantai yang harus diperhatikan. Hanya penduduk setempat yang menyediakan

fasilitas umum yang dapat menunjang kegiatan wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata.

Permasalahan lain yang mengakibatkan pantai ini kurang diminati sebagai daerah kunjungan wisata adalah fasilitas penunjang kegiatan wisata, seperti atraksi wisata yang masih terbatas juga mengakibatkan kegiatan wisata di Pantai Nongsa tidak berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian aktivitas wisatawan yang datang ke pantai Nongsa diantarannya: piknik, jalan-jalan, menikmati pemandangan, berenang, dan fotografi saja. Kurang bervariasinya aktivitas wisata menyebabkan wisatawan jenuh terhadap kegiatan yang itu-itu saja.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, timbul keinginan penulis untuk mengkaji lebih dalam mengenai strategi pengembangan kawasan wisata bahari, sehingga skripsi ini diberi judul: “ Pengembangan Atraksi Wisata Pantai Nongsa sebagai Kawasan Wisata Bahari di Kota Batam “.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat dirumuskan batasan masalah dari penelitian ini diantaranya:

1. Bagaimana potensi fisik dan sosial ekonomi di Pantai Nongsa?

2. Bagaimana persepsi wisatawan terhadap wisata bahari di Pantai Nongsa? 3. Atraksi apa yang dapat dikembangkan berdasarkan potensi dan persepsi

wisatawan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


(16)

4

1. Mengidentifikasi kondisi dan potensi pantai Nongsa pada saat ini apakah dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata bahari di Kota Batam.

2. Mengidentifikasi konsep pengembangan atraksi wisata pantai Nongsa sebagai kawasan wisata bahari di Kota Batam.

3. Mengidentifikasi konsep pengembangan fasilitas Pantai Nongsa sebagai kawasan wisata bahari di Kota Batam.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Melatih kemampuan dalam menulis karya ilmiah yang teoristis dan praktis bagi peneliti.

2. Memberi masukan kepada pihak pengelola pantai Nongsa agar memperhatikan aspek kelestarian dalam pengembangannya.

3. Dapat menjadi sumber informasi dan sumber data mengenai masalah pengelolaan maupun pengembangan khususnya daerah pantai.

E. Definisi Operasional

1. Pengembangan

Pengembangan adalah segala kegiatan dan usaha yang terkoordinasi untuk menarik wisatawan menyediakan sarana dan prasarana, barang dan jasa, fasilitas yang diperlukan guna melayani kebutuhan wisatawan. Segala kegiatan dan pengembangan pariwisata mencangkup segi-segi yang amat luas dan menyangkut berbagai segi kehidupan dalam masyarakat, mulai dari kegiatan akomodasi, atraksi wisata, makanan dan minuman, cindera mata, pelayanan dan suasana nyaman. Pengembangan dalam penelitian ini diartikan sebagai upaya yang dilakukan untuk memanfaatkan obyek wisata Pantai Nongsa agar lebih banyak dikunjungi oleh wisatawan. Upaya tersebut dilakukan melalui peningkatan daya tarik, baik berupa fisik


(17)

5

maupun sosial dan berbagai fasilitas yang menunjang kegiatan kepariwisataan di Kota Batam.

2. Atraksi Wisata

Atraksi wisata dapat diartikan segala sesuatu yang terdapat di daerah wisata yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah. Sesuatu yang dapat menarik wisatawan yang meliputi benda-benda tersedia di alam, hasil ciptaan manusia dan tata cara hidup masyarakat. Menurut Trihatmodjo dalam Yoeti (1996:5), atraksi dapat dibedakan menjadi:

a. Site attraction (tempat yang menarik, tempat dengan iklim yang nyaman, pemandangan yang indah dan tempat bersejarah);

b. Event attraction (tempat yang berkaitan dengan pariwisata, misalnya konferensi, pameran peristiwa olahraga, festival dan lain-lain).

Menurut Marioti dalam Yoeti (1996:172) atraksi wisata adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang ingin berkunjung ke suatu tempat daerah tujuan wisata. Adapun jenis-jenis atraksi wisata adalah sebagai berikut:

a. Benda- benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta, yang dalam istilah pariwisata disebut dengan Natural Amenities. Termasuk ke dalam kelompok ini ialah:

1) iklim, misalnya cuaca cerah (clean air), banyak cahaya matahari (sunny day), sejuk (mild), kering (dry), panas (hot), hujan (wet), dan sebagainya;

2) bentuk tanah dan pemandangan (land configurations and landscape); 3) hutan belukar (the sylvan elemen), misalnya hutan yang luas, banyak

pohon-pohon;

4) fauna dan flora seperti, tanaman-tanaman yang aneh (uncommon vegetation), burung-burung (birds), ikan (fish), binatang buas (wild


(18)

6

life), cagar alam (national park), daerah perburuan (hunting and photographic) dan sebagainya;

5) pusat-pusat kesehatan (health centre) dan yang termasuk dalam kelompok ini, misalnya sumber air mineral (natural spring of natural water), mandi lumpur (mud bath), sumber air panas (hot spring), dimana kesemuanya itu diharapkan dapat menyembuhkan macam-macam penyakit;

6) hasil ciptaan manusia (man made suplay), kelompok ini dapat dibagi kedalam 4 bagian penting yaitu: benda-benda yang bersejarah, kebudayaan dan keagamaan (historical, cultural and religious);

7) tata cara hidup masyarakat (the way life) tata cara hidup tradisional dari suatu masyarakat merupakan salah satu sumber yang amat penting untuk ditawarkan kepada para wisatawan. Bagaimana kebiasaan hidupnya, adat istiadatnya, semuanya merupakan daya tarik bagi wisatawan daerah ini.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa ada tiga jenis atraksi wisata yaitu, benda yang sudah tersedia di alam, hasil ciptaan manusia (kebudayaan) dan tata cara hidup dalam masyarakat.

3. Wisata Bahari

Wisata pantai termasuk pada kegiatan wisata bahari atau wisata kelautan. Adapun yang dimaksud dengan wisata pantai atau wisata bahari ialah wisata yang obyek dan daya tariknya bersumber dari potensi bentang laut (seascape) maupun bentang darat pantai (coastal landscape).

Dari banyaknya pengertia wisata bahari yang banyak digunakan adalah pengertian yang diuraikan oleh Chadil Fandeli yaitu “Wisata bahari adalah wisata yang berupa kegiatan berenang, snorkeling, menyelam, berlayar, berselancar, memancing, berjemur, rekreasi pantai, fisiografi bawah air, dan lain-lain Chafid Fandeli (2002).


(19)

7

4. Kawasan Wisata

Menurut Chuck Y. Gee (1985: 39), suatu resort atau kawasan wisata adalah merupakan tujuan terakhir bagi kunjungan wisatawan di satu daerah wisata, oleh karena itu satu kawasan harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas, produk pelayanan dan fasilitas akomodasi yang dibutuhkan oleh wisatawan.


(20)

(21)

35

B. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu penelitian. Dengan pemilihan metode yang tepat akan membantu keberhasilan suatu penelitian, karena selain memberikan arah terhadap pelaksanaan penelitian atau memberikan petunjuk bagaimana penelitian itu dilaksanakan juga akan memperjelas langkah-langkah penelitian itu. Metode penelitian menurut Arikunto (2010: 151) adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, data yang dikumpulkan bisa primer maupun sekunder.

Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif , dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012:54) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah “suatu metode dalam penelitian status sekelompok,manusia, suatu objek atau suatu kondisisuatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”.

Peneliti deskriptif disini bertujuan untuk memperoleh deskripsi atau gambaran mengenai atraksi wisata yang ada di Pantai Nongsa.

C. Metode Analisis

1. Identifikasi Faktor Fisik Pantai Nongsa a. Teknik Observasi

Metode observasi adalah cara mengumpulkan data berlandaskan pada pengamatan langsung terhadap gejala fisik obyek penelitian. Pengamatan terhadap beberapa tindakan responden jauh lebih obyektif dan akurat daripada mengunakan metode survei. Dengan metode observasi, informasi dapat dikumpulkan dari pengamatan fisik dan mekanis terhadap hal yang dijadikan obyek penelitian. Misalnya, catatan mekanik mengenai jalan raya, diperoleh


(22)

36

dengan cara mencatat jumlah mobil yang melewati jalan itu beserta waktu yang digunakannya. Peneliti dapat menggunakan alat otomatis untuk mengamati atraksi wisata dan menghitung jumlah pengunjung.

Keuntungan metode observasi adalah mengenai ketepatan dan kemampuannya mencatat perilaku responden. Ini juga mengurangi terjadinya bias dari pewawancara. Sedangkan kekurangan dari metode ini yakni lebih mahal daripada metode survei dan tidak mungkinnya untuk dekerjakan di banyak tempat secara bersamaan. Berikut Inventarisasi data penelitian yang dapat dilihat pada tabel 3.1:

Tabel 3.1

Inventarisasi Data Penelitian

No Kegiatan Jenis Data Sumber Data Keterangan

Primer Sekunder 1. Observasi Seascape

• Angin • Gelombang • Arus laut • Pasang surut • Biota pantai • Bahaya tsunami Coastal landscape • Bentuk pantai • Bentuk butir Pasir Tipologis

• Peta lokasi • Zonasi • Luas wilayah Ruang

• Jenis bangunan • Fasilitas wisata Jumlah wisatawan

BMKG

Kecamatan Nongsa


(23)

37

Kuesioner

Sumber: Peneliti, 2013

b. Teknis Analisis Data

Teknis analisis data yang digunakan adalah teknik wawancara (interview). Menurut Sugiyono (2012:137) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode wawancara dan juga kuesioner adalah sebagai berikut:

1) bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri;

2) bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya;

3) bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.

2. Identifikasi Persepsi Wisatawan, Pengelola serta Masyarakat a. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2010). Adapun populasi menurut Nazir (1999) adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Pernyataan tersebut senada dengan apa yang dikemukakan oleh Nazir (1999) bahwa sampel adalah bagian dari populasi. Dengan demikian sampel adalah suatu bagian (subset) dari populasi yang dianggap mampu mewakili populasi yang akan diteliti.


(24)

38

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang sedang dipelajari (Sugiyono 2012:216). Sampel dalam penelitian kualitatif juga bukan sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori. Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial tersebut. Populasi dari penelitian meliputi seluruh gejala individu dan masalah yang berkaitan dengan Pantai Nongsa termasuk penduduk sekitar. Sampel responden pada penelitian ini terbagi ke dalam tiga kelompok yaitu, sampel responden wisatawan, sampel responden Pemerintah setempat dan sampel responden masyarakat selaku pengelola kawasan wisata Pantai Nongsa.

1) Sampel Responden Wisatawan

Peneliti menggunakan sampel responden wisatawan adalah untuk mendapatkan data mengenai profil wisatawan yang berkunjung ke Pantai Nongsa, serta persepsi dan preferensi wisatawan atas atraksi dan fasilitas wisata yang perlu dikembangkan.

Untuk mengetahui jumlah sampel responden peneliti merujuk pada pendapat Gay, Sumanto (1990) yang menyatakan bahwa jumlah sampel terkecil atau batas minimal jumlah sampel yang dapat diterima tergantung pada jenis penelitian. Untuk mengambil sampel responden wisatawan dilakukan secara langsung yaitu wisatawan yang ditemui saat itu juga pada lokasi penelitian maka akan dijadikan sampel penelitian. Untuk menentukan berapa besar jumlah sampel sebagai wakil populasi, peneliti merujuk pada Rumus Slovin menurut Wiratna Sujarweni (1994:17) Rumus Slovin untuk menentukan jumlah sampel adalah:


(25)

39

=

1 + ( )

Keterangan: n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = Nilai kritis atau batas ketelitian yang diinginkan

Tabel 3.1

Data Kunjungan Wisatawan di Kawasan Pantai Nongsa Tahun 2012

Bulan Jumlah

Januari 3.050

Februari 2.150

Maret 2.032

April 1.420

Mei 1.576

Juni 2.013

Juli 2.206

Agustus 2.348

September 1.259

Oktober 1.141

November 1.729

Desember 2.323

Total 23.247

Sumber : Kelurahan Nongsa, 2012

Berdasarkan rumus slovin diatas, peneliti sudah mejumlahkan total kunjungan dalam satu tahun yaitu tahun 2012 sebesar 23.247 orang. Dan jumlah itu dimasukan ke dalam rumus tersebut untuk “N” (jumlah seluruh anggota populasi), dan untul “e” (toleransi terjadinya


(26)

40

galat) peneliti mengambil 100% karena jumlah pengunjung yang cukup banyak. Sehingga rumus yang dihasilkan adalah:

n = .

. ( %)

= .

( . , )

= .

, = .

,

= 99,57 dibulatkan menjadi 100.

2) Sampel Responden Pemerintah Setempat

Peneliti menggunakan sampel responden pemerintah kawasan Pantai Nongsa adalah untuk mendapatkan data sekunder melalui dokumen-dokumen atau catatan yang terkait dengan permasalahan yang akan diteliti yaitu profil kawasan Pantai Nongsa yang mencangkup peta kawasan / lokasi, keadaan geografis, keadaan psikografis, sosial dan budaya, ekonomi dan kepariwisataannya.

Sampel yang diambil adalah Kepala Bidang Sarana dan Objek Wisata, Kepala Bagian Humas Kecamatan Nongsa, Lurah Sambau dan Kepala BMKG Kota Batam.

3) Sampel Responden Masyarakat

Peneliti menggunakan sampel responden masyarakat setempat adalah untuk mendapatkan data mengenai kondisi eksisting kawasan wisata Pantai Nongsa. Sampel yang diambil adalah para pemuka atau tokoh masyarakat yang berada di Kampung Tua Nongsa yaitu Ketua RW dan pengusaha setempat. Peneliti mengambil sampel tersebut karena Ketua


(27)

41

RW dan pengusaha setempat dirasa mampu memberikan informasi serta menjawab pertanyaan peneliti mengenai kegiatan wisata yang ada di kawasan wisata Pantai Nongsa.

b. Teknik Analisis Data 1) Analisis Data Sosial

Teknik analisis data melalui kuesioner yaitu, mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan pada responden baik secara lisan maupun tertulis. Teknik ini meliputi survei-survei keadaan, survei pendapat atau survei interpretasi, yang semuanya dapat dilaksanakan dengan teknik wawancara pribadi, dengan surat, dengan telepon atau dengan bantuan alat elektronik. Selanjutnya dalam penelitian ini juga menggunakan teknik analisis data pengukuran skala Likert dengan penentuan skoring menggunakan teknik pair comparison dengan rating scale. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social. Dalam penelitian, fenomena sosial telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya digunakan sebagai variabel penelitian, (Sudjana, 2005;172). Rating scale yaitu data mentah yang didapat berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Untuk menganalisis variabel kondisi aktual dan kondisi sosial di Pantai Nongsa dilihat dari kecenderungan jawaban responden yang dimasukkan dalam skala jawaban sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik. Karena data ini berskala ordinal, maka selanjutnya nilai-nilai dari alternatif tersebut dijumlahkan untuk setiap responden. Menurut Sudjana (2005:172), mengatakan bahwa jawaban responden kemudian diberi skor dengan menggunakn skala likert, seperti terdapat pada tabel 3.1 berikut ini:


(28)

42

Jawaban Skala Nilai

Sangat baik 5

Baik 4

Cukup baik 3

Kurang baik 2

Tidak baik 1

Sumber : Sugiyono, 2004 Untuk menganalisis setiap pertanyaan atau indikator, hitung frekuensi jawaban setiap kategori (pilihan jawaban) dan dijumlahkan. Setelah setiap indikator mempunyai jumlah, selanjutnya penulis membuat garis kontinum. Jumlah skor kriterium (bila setiap butir menapat skor tertinggi)= 5 x 1 x 100 = 500. Untuk skor tertinggi tiap butir = 5, jumlah butir = 1, dan jumlah responden = 100. Sehingga garis kontinum akan berbentuk seperti Gambar 3.2 0 Gambar 3.2 : Penilaian Garis Kontinum Sumber : Diolah oleh Peneliti Dengan keterangan, yaitu: 0 – 100 = Tidak Baik 101 – 200 = Kurang Baik 201 – 300 = Cukup Baik 301 – 400 = Baik 200 100 300 400 500

0


(29)

43

401 – 500 = Sangat Baik

2) Analisis Data Fisik

Untuk menganalisis data fisik peneliti menggunakan analisis tapak. Tapak merupakan sebidang lahan atau sepetak tanah dengan batas-batas yang jelas, berikut kondisi permukaan dan ciri-ciri istimewa yang di miliki oleh lahan tersebut. Sebuah tapak tidak pernah tidak berdaya tetapi merupakan sekumpulan jaringan yang sangat aktif yang terus berkembang yang jalin menjalin dalam perhubungan. Perencanaan tapak adalah pengolahan fisik tapak untuk meletakkan seluruh kebutuhan rancangan di dalam tapak. Perencanaan tapak dilakukan dengan memperhatikan kondisi tapak dan kemungkinan dampak yang muncul akibat perubahan fisik diatasnya. Tujuan dari perencanaan tapak adalah agar keseluruhan program ruang dan kebutuhan-kebutuhannya dapat diwujudkan secara terpadu dengan memperhatikan kondisi lingkungan alam, lingkungan fisik buatan dan lingkungan sosial disekitarnya.

Adapun lingkup perencanaan tapak ialah, gubahan massa, sistem sirkulasi, pintu masuk, tata letak bangunan, hirarki jalan, dimensi dan ukuran pedestrian dan kelengkapan jalan (drainase, bahu jalan, pembatas). Kemudian kelengkapan vegetasi yang harus diperhatikan antara lain, sistemutilasi, pengolahan fisik alam, tata vegetasi, desain rekayasa tapak dan perlu memperhatikan penerapan architecture sustainable.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi analisis tapak beserta lingkungannya, antara lain:


(30)

44

Proses geologi yang mempengaruhi tapak yaitu proses pembentukan, jenis batuan di bawah permukaan tanah, kedalaman lapisan tanah keras.

b) Hidrografi

Pola drainase pada tapak dapat berpengaruh besar pada perencanaan tapak. Unsur hidrografis mempunyai peranan utama dalam pembuatan sistem drainase tapak dengan memanfaatkan pola drainase daerah aliran air yang ada.

c) Marga Satwa

Kehidupan binatang liar harus dipertimbangkan khususnya dalam pemilihan tapak untuk kebun raya atau daerah rekreasi. Binatang-binatang liar juga dapat menambah warna yang semarak, bentuk serta gerakan-gerakan pada lanskap.

D. Alat Pengumpulan Data

Alat yang peneliti gunakan dalam melakukan penelitian di Pantai Nongsa yaitu :

1. kamera digital;

2. alat perekam (recorder); 3. peralatan tulis (wawancara).

E. Alat Bantu Pengumpulan Data

Untuk mempermudah dan mempercepat proses pelaksanaan pengumpulan data, biasanya dipakai alat bantu. Ada berbagai macam alat bantu yang sering digunakan (Drs. Wardiyanta,M.Hum 2006), antara lain: 1. Kartu catatan lapangan

Pada umumnya berbentuk singkat dan tidak sistematis. Kartu catatan berisi antara lain kesan pengumpulan data pada saat mengadakan observasi lapangan, ringkasan atau pernyataan-pernyataan khusus dalam sebuah pustaka, dan hasil pengamatan pengumpul data yang tidak tertampung dalam daftar pertanyaan.


(31)

45

2. Daftar pertanyaan atau kuesioner

Daftar pertanyaan merupakan alat bantu yang paling banyak digunakan, berupa suatu daftar pertanyaan tertulis mengenai suatu permasalahan tertentu untuk dijawab dengan tertulis. Kuesioner dapat dibedakan menjadi kuesioner tertutup, peneliti sudah menentukan kemungkinan jawabannya, responden tinggal memilih salah satu jawaban yang tercantum pada daftar pertanyaan. Jadi, responden tidak diberi kesempatan menjawab yang lain. Pada kuesioner terbuka, kemungkinan jawaban tidak ditentukan oleh peneliti sehingga responden bebas member jawaban. Adapun pada kuesioner semi-terbuka, kemungkinan jawaban sudah ditentukan sebelumnya oleh peneliti, tetapi responden masih diberi kesempatan untuk memberikan jawaban yang lain.

F. Teknik Analisis Pengolahan Data

Teknik analisis data yang diterapkan agar tujuan penelitian dapat tercapai, maka penulis memakai teknik analisis deskriptif kualitatif dimana dengan mengolah dan menginterpretasikan data berupa argumen serta data-data yang bersifat non-angka.

Menurut Bogdan dalam Sugiyono (2012:274) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain. Sehingga dapat dengan mudah dipahami, dan tentunya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Analisis yang dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Tahap-tahap analisis data menurut Drs.Wardiyanta,M.Hum (2006:38), secara umum kegiatan analisis data meliputi rangkaian kegiatan sebagai berikut: mengedit data, mengkode data dan mengolah data.


(32)

46

Mengedit data (editing) adalah kegiatan memperbaiki kualitas data. Tujuannya adalah menghilangkan keraguan akan kebenaran yang mungkin timbul setelah membaca data tersebut. Kegiatan editing mencangkup hal-hal seperti, pemeriksaan mengenai kelengkapan data, pemeriksaan mengenai kejelasan data, pemeriksaan mengenai relevansi data, pemeriksaan mengenai konsistensi data dan pemeriksaan mengenai keseragaman ukuran data.

Editing terhadap data yang diperoleh akan lebih baik jika dilaksanakan sesaat setelah data diperoleh dan di tempat sumber data supaya pengecekan terhadap data mudah dilakukan dan mengurangi resiko kehilangan informasi akibat keterbatasan daya ingat pengumpul data. 2. Mengkode Data

Mengkode data adalah upaya mengklasifikasikan jawaban responden menurut macamnya ke dalam kategori-kategori tertentu. Untuk dapat mengkode data dengan cermat, langkah pertama yang perlu dilakukan peneliti adalah mempelajari jawaban responden kemudian memutuskan perlu tidaknya jawaban tersebut dikategorikan terlebih dahulu. Selanjutnya, member kode pada jawaban yang ada sesuai kategori yang telah ditentukan. Kumpulan kode-kode dari kategori tersebut sering disebut “coding frame”.

3. Mengolah Data

Mengolah data merupakan tahapan yang sangat penting dan menentukan keberhasilan penelitian. Pada tahap ini data diolah sedemikian rupa sehingga diperoleh kesimpulan berupa kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai sebagai jawaban atas permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Ada beberapa langkah yang perlu dikerjakan dalam pengolahan data, yakni memasukkan data ke dalam kartu data atau file, membuat tabel frekuensi atau tabel silang, dan mengedit hasil olahan data untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan yang ditemui sesudah membaca tabel frekuensi atau tabel silang.


(33)

(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Sebagai bagian dari wisata minat khusus, wisata bahari tidak memerlukan pembangunan sarana dan prasarana tertentu secara khusus karena ketertarikan serta motivasi wisatawan yang datang memang menginginkan keaslian atau originalitas destinasi dan daya tarik wisatanya.

1. Pantai Nongsa memiliki potensi dikembangkan sebagai kawasan wisata bahari di Kota Batam. Dilihat dari kondisi Natural Amenities, Pantai Nongsa memiliki kondisi fisik yang berpotensi untuk dikembangkan berbagai macam bentuk atraksi wisata bahari. Dengan Kecepatan angin sedang, maka gelombang yang dihasilkan kecil dan tidak berpotensi tsunami. Maka, Pantai Nongsa berpotensi dikembangkan berbagai macam jenis olahraga air. Kemudian dengan diresmikannya Pantai Nongsa sebagai Kawasan Kampung Tua Nongsa maka berpotensi dikembangkan atraksi wisata budaya berbasis budaya lokal. Disini wisatawan dapat mengenal dan belajar bagaimana cara hidup masyarakat melayu pesisir. 2. Berdasarkan persepsi wisatawan terhadap pengembangan wisata bahari di

Pantai Nongsa, wisatawan menginginkan adanya pengembangan terhadap keanekaragaman atraksi serta aktivitas wisata. Dengan aktivitas wisata yang itu – itu saja wisatawan akan cepat merasa jenuh. Maka dari hasil kuesioner peneliti mengembangkan beberapa jenis atraksi serta aktivitas wisata baik dilihat dari kondisi fisik maupun sosial dan budaya.

3. Berdasarkan potensi fisik dan sosial serta persepsi wisatawan yang ada di Pantai Nongsa, pengembangan aktivitas wisata difokuskan pada atraksi air. Beberapa aktivitas olahraga air yang dapat dikembangkan adalah kayaking, flyfish, knee boarding, parasailing dan wind surfing. Kemudian


(35)

92

berdasarkan potensi sosial-budaya yang ada dapat dikembangkan paket wisata yang menawarkan wisatawan untuk merasakan kehidupan keseharian masyarakat melayu pesisir, dari mulai bekerja yaitu sebagai nelayan, mengolah hasil tangkapan menjadi makanan khas melayu, kemudian menginap di rumah asli Kampung Tua Nongsa.

B. Rekomendasi

1. Pemerintah

Agar Kebijakan Pemerintah mengenai sempadan pantai dapat diterapkan di Pantai Nongsa yaitu, bangunan minimal berada di 100 meter dari pantai. Dari hasil pengamatan peneliti terdapat satu bangunan restoran yang berdiri tepat di bibir pantai. Agar Pemerintah maupun pihak pengelola setempat dapat lebih memerhatikan hal tersebut.

2. Pengelola

a. Pengembangan yang dilakukan harus sesuai dengan kaidah-kaidah pengembangan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

b. Pembangunan sarana dan prasarana di Pantai Nongsa diharapkan menggunakan arsitektur Melayu, dan mengutamakan ciri khas Kampung Tua Nongsa.

3. Masyarakat

a. Masyarakat setempat harus sadar akan pariwista agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dari kegiatan pariwisata yang ada.

b. Tetap menjaga kebersihan dan keamanan, agar wisatawan merasa nyaman dalam melakukan aktivitas wisata.


(36)

Riskika Amelia, 2013

Pengembangan Atraksi Wisata Pantai Nongsa Sebagai Kawasan Wisata Bahari Di Kota Batam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Agung. Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa Offset.

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Ed. Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Burkart, A.J and S. Medlik. 1987. Tourism Past, Present and Future. Heinemann London.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat. 1991. Standarisasi Objek Fasilitas Budaya di Jawa Barat. Bandung: DISBUDPAR Provinsi Jawa Barat.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam. 2011. Rencana Induk Pengembangan Daerah, Batam: Disparbud.

Fandeli, Chafid. 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Bulaksumur, Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada.

Gee, Y Chuck and friends. 1985. The Travel Industry. America: Wiley.

Hadi, Sutrisno. 1986. Metodologi Riset. Yogyakarta: Andi Offset.

Kecamatan Nongsa. 2011. Profil Kecamatan Nongsa. Batam: Kecamatan Nongsa.


(37)

94

Riskika Amelia, 2013

Pengembangan Atraksi Wisata Pantai Nongsa Sebagai Kawasan Wisata Bahari Di Kota Batam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Lancaster, Roger A. 1983. Recreation, Park and Open Space Standards and Guidelines. America: National Recreation and Park Assn.

Lawson dan Bovy. 1977. Tourism and Recreation Development. Boston: CBI Publishing Company, INC.

Marpaung, Happy dan Bahar, Herman. 2002. Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta.

Nazir, Mohammad. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nontji, Anugerah. 2007. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan.

Pendit, Nyoman S. 2004. Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita.

Pendit, Nyoman S. 2003. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya Paramita.

Pitana, I Gde. 2008. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 2012. Pengembangan Wisata Bahari di Indonesia. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan.

Richardson, John and Martin Fluker. 2004. Understanding and Managing Tourism. Australia: Pearson Education.

Snead, Eldredge Rodman. 1982. Coastal Landforms and Surface Features: A Photographic Atlas and Glossary. London: Hutchinson Ross.


(38)

95

Riskika Amelia, 2013

Pengembangan Atraksi Wisata Pantai Nongsa Sebagai Kawasan Wisata Bahari Di Kota Batam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sondakh, Angelina. 2010. Jendela Pariwisata. Bandung: Kesaint Blanc.

Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsibo.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Sujarweni, Wiratna. 1994. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Angkasa.

Sumanto. 1990. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset.

Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Wahab, Salah. 2003. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: Pradnya Paramitha.

Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset.

Wisnubroto, Sukardi. 1999. Pengenalan Waktu Tradisional Pranata Mangsa dan Wariga Menurut Jabaran Meteorologi: Manfaatnya dalam Pertanian dan Sosial. Jakarta: Mitra Gama Widya.

Yoeti, A. Oka. 2006. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramitha.


(39)

96

Riskika Amelia, 2013

Pengembangan Atraksi Wisata Pantai Nongsa Sebagai Kawasan Wisata Bahari Di Kota Batam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Yoeti, A. Oka.1996. Anatomi Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Batam Island Info. 2012. Batam Beaches. [Online].

Tersedia: www.batam-island-info.com [13 Desember 2012]

_____. 2012. Tempat Bertanya Seputar Batam. [Online].

Tersedia: http://www.archive.kaskus.co.id/thread/5351714/.html [2 Juni 2013]

Kangboi. 2012. Kerajinan Kreatif Batam Perlu di Kembangkan. [Online].

Tersedia: http://www.isukepri.com/2012/10/kerajinan-kreatif-batam-perlu-di-kembangkan/.html [2 Juni 2013]


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Sebagai bagian dari wisata minat khusus, wisata bahari tidak memerlukan pembangunan sarana dan prasarana tertentu secara khusus karena ketertarikan serta motivasi wisatawan yang datang memang menginginkan keaslian atau originalitas destinasi dan daya tarik wisatanya.

1. Pantai Nongsa memiliki potensi dikembangkan sebagai kawasan wisata bahari di Kota Batam. Dilihat dari kondisi Natural Amenities, Pantai Nongsa memiliki kondisi fisik yang berpotensi untuk dikembangkan berbagai macam bentuk atraksi wisata bahari. Dengan Kecepatan angin sedang, maka gelombang yang dihasilkan kecil dan tidak berpotensi tsunami. Maka, Pantai Nongsa berpotensi dikembangkan berbagai macam jenis olahraga air. Kemudian dengan diresmikannya Pantai Nongsa sebagai Kawasan Kampung Tua Nongsa maka berpotensi dikembangkan atraksi wisata budaya berbasis budaya lokal. Disini wisatawan dapat mengenal dan belajar bagaimana cara hidup masyarakat melayu pesisir. 2. Berdasarkan persepsi wisatawan terhadap pengembangan wisata bahari di

Pantai Nongsa, wisatawan menginginkan adanya pengembangan terhadap keanekaragaman atraksi serta aktivitas wisata. Dengan aktivitas wisata yang itu – itu saja wisatawan akan cepat merasa jenuh. Maka dari hasil kuesioner peneliti mengembangkan beberapa jenis atraksi serta aktivitas wisata baik dilihat dari kondisi fisik maupun sosial dan budaya.

3. Berdasarkan potensi fisik dan sosial serta persepsi wisatawan yang ada di Pantai Nongsa, pengembangan aktivitas wisata difokuskan pada atraksi air. Beberapa aktivitas olahraga air yang dapat dikembangkan adalah kayaking, flyfish, knee boarding, parasailing dan wind surfing. Kemudian


(2)

92

berdasarkan potensi sosial-budaya yang ada dapat dikembangkan paket wisata yang menawarkan wisatawan untuk merasakan kehidupan keseharian masyarakat melayu pesisir, dari mulai bekerja yaitu sebagai nelayan, mengolah hasil tangkapan menjadi makanan khas melayu, kemudian menginap di rumah asli Kampung Tua Nongsa.

B. Rekomendasi

1. Pemerintah

Agar Kebijakan Pemerintah mengenai sempadan pantai dapat diterapkan di Pantai Nongsa yaitu, bangunan minimal berada di 100 meter dari pantai. Dari hasil pengamatan peneliti terdapat satu bangunan restoran yang berdiri tepat di bibir pantai. Agar Pemerintah maupun pihak pengelola setempat dapat lebih memerhatikan hal tersebut.

2. Pengelola

a. Pengembangan yang dilakukan harus sesuai dengan kaidah-kaidah pengembangan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

b. Pembangunan sarana dan prasarana di Pantai Nongsa diharapkan menggunakan arsitektur Melayu, dan mengutamakan ciri khas Kampung Tua Nongsa.

3. Masyarakat

a. Masyarakat setempat harus sadar akan pariwista agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dari kegiatan pariwisata yang ada.

b. Tetap menjaga kebersihan dan keamanan, agar wisatawan merasa nyaman dalam melakukan aktivitas wisata.


(3)

Riskika Amelia, 2013

Pengembangan Atraksi Wisata Pantai Nongsa Sebagai Kawasan Wisata Bahari Di Kota Batam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Agung. Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa Offset.

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Ed. Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Burkart, A.J and S. Medlik. 1987. Tourism Past, Present and Future. Heinemann London.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat. 1991. Standarisasi Objek Fasilitas Budaya di Jawa Barat. Bandung: DISBUDPAR Provinsi Jawa Barat.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam. 2011. Rencana Induk Pengembangan Daerah, Batam: Disparbud.

Fandeli, Chafid. 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Bulaksumur, Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada.

Gee, Y Chuck and friends. 1985. The Travel Industry. America: Wiley.

Hadi, Sutrisno. 1986. Metodologi Riset. Yogyakarta: Andi Offset.

Kecamatan Nongsa. 2011. Profil Kecamatan Nongsa. Batam: Kecamatan Nongsa.


(4)

94

Riskika Amelia, 2013

Pengembangan Atraksi Wisata Pantai Nongsa Sebagai Kawasan Wisata Bahari Di Kota Batam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Lancaster, Roger A. 1983. Recreation, Park and Open Space Standards and Guidelines. America: National Recreation and Park Assn.

Lawson dan Bovy. 1977. Tourism and Recreation Development. Boston: CBI Publishing Company, INC.

Marpaung, Happy dan Bahar, Herman. 2002. Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta.

Nazir, Mohammad. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nontji, Anugerah. 2007. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan.

Pendit, Nyoman S. 2004. Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita.

Pendit, Nyoman S. 2003. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya Paramita.

Pitana, I Gde. 2008. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 2012. Pengembangan Wisata Bahari di Indonesia. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan.

Richardson, John and Martin Fluker. 2004. Understanding and Managing Tourism. Australia: Pearson Education.

Snead, Eldredge Rodman. 1982. Coastal Landforms and Surface Features: A Photographic Atlas and Glossary. London: Hutchinson Ross.


(5)

Riskika Amelia, 2013

Pengembangan Atraksi Wisata Pantai Nongsa Sebagai Kawasan Wisata Bahari Di Kota Batam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sondakh, Angelina. 2010. Jendela Pariwisata. Bandung: Kesaint Blanc.

Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsibo.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Sujarweni, Wiratna. 1994. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Angkasa.

Sumanto. 1990. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset.

Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Universitas Pendidikan Indonesia. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Wahab, Salah. 2003. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: Pradnya Paramitha.

Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset.

Wisnubroto, Sukardi. 1999. Pengenalan Waktu Tradisional Pranata Mangsa dan Wariga Menurut Jabaran Meteorologi: Manfaatnya dalam Pertanian dan Sosial. Jakarta: Mitra Gama Widya.

Yoeti, A. Oka. 2006. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramitha.


(6)

96

Riskika Amelia, 2013

Pengembangan Atraksi Wisata Pantai Nongsa Sebagai Kawasan Wisata Bahari Di Kota Batam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Yoeti, A. Oka.1996. Anatomi Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Batam Island Info. 2012. Batam Beaches. [Online].

Tersedia: www.batam-island-info.com [13 Desember 2012]

_____. 2012. Tempat Bertanya Seputar Batam. [Online].

Tersedia: http://www.archive.kaskus.co.id/thread/5351714/.html [2 Juni 2013]

Kangboi. 2012. Kerajinan Kreatif Batam Perlu di Kembangkan. [Online].

Tersedia: http://www.isukepri.com/2012/10/kerajinan-kreatif-batam-perlu-di-kembangkan/.html [2 Juni 2013]