Analisis Pemberian Kredit Dampaknya Terhadap Kredit Macet Di PC. Bank Perkreditan Rakyat Kota BAndung

(1)

iv

Analisis Pemberian Kredit Dampaknya Terhadap Kredit Macet Di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung.

Dibawah Bimbimgan : Trustorini Handayani, SE.,M.Si.

Pemberian kredit yang dilakukan oleh PD. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kota Bandung tidak mudah, ada persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh kreditur. Ketika melakukan wawancara kepada pihak BPR Kota Bandung tentang pemberian kredit bahwa dalam pengembalian dana kreditnya terdapat permasalahan-permasalahan terutama kredit macet yang dapat menghambat perputaran dana dan kerugian bagi PD. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kota Bandung.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tentang pemberian kredit dampaknya terhadap kredit macet di PD. Bank Perkreditan rakyat Kota bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dalam pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif analisis yaitu suatu metode pengambilan data yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu pendekatan yang ada dalam ilmu sosiologi. Pendekatan ini menekankan pada prosedur yang ketat dalam menentukan variabel-variabel penelitiannya. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan studi kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (Field Research) Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam pemberian kredit dampaknya terhadap pengembalian dana kredit di PD. Bank Perkreditan rakyat Kota bandung dinilai cukup baik.

Kesimpulan penelitian ini adalah perkembangan pemberian kredit dan kredit macet mengalami naik turun, terjadinya kredit macet karena adanya faktor dari sisi debitur, internal dan ekternal.


(2)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Perbankan merupakan sasaran pembangunan ekonomi, dimana perbankan diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di Indonesia. Khususnya dalam meningkatkan pemerataan kesejahteraan rakyat banyak, dalam hal ini bukan kesejahteraan segolongan orang atau perorangan saja melainkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Hal tersebut menandakan bahwa bank sangat penting dalam pembangunan nasional karena fungsi bank dalam Pasal 1 angka 2 UU perbankan mendefinisikan fungsi bank adalah Badan Usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Perbankan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan dengan mengadakan pengumpulan dana melalui usaha-usaha yang dijalankan perbankan, seperti tabungan, deposito, giro maupun kredit. Adanya tabungan, deposito, maupun kredit menimbulkan terjadinya perputaran uang di masyarakat sehingga dapat dipergunakan untuk pembangunan. Salah satu lembaga keuangan perbankan yang memberikan kredit adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR).


(3)

Kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah sebagai berikut :

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. 2. Memberikan kredit; menyediakan pembiayaan dan penempatan dana, sesuai

dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

3. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, sertifikat deposito dan atau tabungan pada bank lain.

Usaha-usaha diatas, terutama dimaksudkan untuk mendukung pelaksanaan pembangunan nasional di segala bidang. Usaha perkreditan dalam dunia perbankan merupakan kegiatan usaha yang paling utama, karena pendapatan terbesar dalam usaha perbankan berasal dari pendapatan kegiatan usaha kredit. Ruang lingkup kredit sebagai kegiatan perbankan tidak semata-mata hanya menyangkut kegiatan peminjaman kepada nasabah, melainkan sangat komplek, menyangkut keterkaitan unsur-unsur yang cukup banyak diantaranya meliputi: alokasi dana, perjanjian kredit, organisasi dan manajemen perkreditan, kredit-kredit bermasalah dan penyelesaian kredit-kredit-kredit-kredit bermasalah tersebut.

Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati. Kredit merupakan salah satu program bank mewujudkan pembangunan nasional dibidang ekonomi yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak. Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang


(4)

dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Kredit yang diberikan oleh bank kepada rakyat mengandung risiko sehingga dalam pemberiannya harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat berdasarkan prinsip kehati-hatian. Untuk itu sebelum memberikan kredit bank harus melakukan penilaian yang seksama terhadap berbagai aspek khususnya dalam penilaian terhadap jaminan.

PD. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kota Bandung adalah badan usaha milik daerah yang diharapkan dapat meningkatkan pembangunan ekonomi kota Bandung, salah satunya dapat memperluas kesempatan kerja dan berusaha melalui penyaluran kredit dengan bunga kompetitif dan agunan yang tidak memberatkan. Usaha dalam pemberian kredit saat ini terus berkembang pesat terumata di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung sehingga memicu persaingan antar bank untuk mengembangkan usaha kreditnya dengan baik. Namun PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung harus tetap berhati-hati dalam melayani nasabah, hal ini disebabkan dalam pemberian kredit banyak mengalami permasalahan .

Pemberian kredit yang dilakukan oleh PD. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kota Bandung tidak mudah, ada persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh debitur. Ketika melakukan wawancara kepada pihak BPR Kota Bandung tentang pemberian kredit bahwa dalam pengembalian dana kreditnya terdapat permasalahan-permasalahan terutama kredit macet yang dapat


(5)

menghambat perputaran dana dan kerugian bagi PD. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kota Bandung.

Berikut ini adalah tampilan tabel mengenai perkembangan pemberian kredit dan perkembangan kredit macet di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung selama 3 tahun (tahun 2006 s/d tahun 2009), yang menjadi dasar mengenai latar belakang pengambilan judul penelitian.

Perkembangan pemberian kredit dan perkembangan kredit macet di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini :

Tabel 1.1

Perkembangan Pemberian Kredit dan Kredit Macet Di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung

(dalam ribuan rupiah)

Sumber : PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung

Tabel diatas menjelaskan bahwa pada periode tahun 2007-2008 perkembangan pemberian kredit dan kredit macet mengalami peningkatan yang cukup tinggi, fluktuasi % peningkatan kredit macet lebih besar dari pada

Periode Pemberian Kredit

Fluktuasi Kredit Macet

Fluktuasi

Rp % Rp %

Tahun 2007

143.860.729 - - 26.847.677 _ _

Tahun 2008

192.893.967 49.033.238 34,08% 38.345.978 11.498.301 42,83%

Tahun 2009


(6)

pemberian kredit kemudian pada periode tahun 2009 pemberian kredit dan kredit macet mengalami penurunan, fluktuasi % penurunan kredit macet lebih besar dari pada pemberian kredit.

Berdasarkan fenomena yang ada, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam tugas akhir dengan judul :

“ANALISIS PEMBERIAN KREDIT DAMPAKNYA TERHADAP KREDIT MACET DI PD. BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG ”.

1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah banyaknya nasabah kredit yang tidak tepat dalam

menggunakan fasilitas kreditnya yang diberikan oleh PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandungsehingga terjadi kredit macet.

1.2.2 Rumusan Masalah

Sesuai identifikasi masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perkembangan pemberian kredit di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung.

2. Bagaimana perkembangan kredit macet di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung.


(7)

3. Seberapa besar dampak pemberian kredit terhadap kredit macet di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung.

1.3 Maksud dan TujuanPenelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Sesuai dengan identifikasi yang telah dikemukakan diatas maka maksud dari diadakannya penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi mengenai pemberian kredit dampaknya terhadap kredit macet di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan peneliti ini adalah :

1. Untuk mengetahui perkembangan pemberian kredit di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui perkembangan kredit macet di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui seberapa besar dampak pemberian kredit terhadap kredit macet di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini di harapkan diperoleh hasil rumusan atau informasi yang akurat serta relevan yang dapat memberikan kegunaan. Adapun kegunaan penelitian ini sebagai berikut :


(8)

1.4.1 Kegunaan Praktis 1. Bagi Perusahaan

Sebagai tolak ukur kegiatan operasional bank dalam menganalisis pemberian kredit dampaknya terhadap kredit macet di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung.

2. Bagi Nasabah

Diharapkan dapat menjadi masukan bagi nasabah untuk mengetahui lebih jauh tentang pemberian kredit dampaknya terhadap kredit macet suatu bank khususnya di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung

1.4.2 Kegunaan Akademis 1. Bagi pengembangan ilmu

Diharapkan dapat dijadikan masukan yang bermanfaat dan bernilai khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang kegiatan pada suatu bank terutama tentang kredit.

2. Bagi Pembaca

Diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan bagi dunia ilmu pengetahuan agar berguna bagi mereka yang memerlukannya terutama mahasiswa-mahasiswi. 3. Bagi peneliti lain

Dapat dijadikan sebagai bahan referensi tambahan bagi mahasiswa-mahsiswi yang membuat penelitian dengan pembahasan yang sama.


(9)

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penulis melaksanakan kegiatan penelitian ini di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung di jalan Naripan No. 29 Bandung untuk mendapatkan data-data tertulis dan informasi lainnya sebagai bahan penyusunan penelitian.

Waktu penelitian yang dilaksanakan di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung di jalan Naripan No. 29 Bandung yaitu selama 6 bulan mulai dari bulan Januari – Juli 2010.

Tabel 1.2

Time Schedul Penelitian Tahun Akademik

2009 / 2010

N

O URAIAN

FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan

Penelitian

2 Pelaksanaan

Penelitian

3 Bimbingan

TA


(10)

9 2.1 Kajian Pustaka

Lembaga perbankan memegang peranan yang sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat. Perbankan melayani kebutuhan pembiayaan dan memperlancar sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian yang diarahkan bagi kesejahteraan rakyat banyak. Hal tersebut menjelaskan bahwa perbankan membutuhkan pengelolaan yang baik agar menjadi perusahaan yang lebih maju.

2.1.1 Pengertian Bank

Berdasarkan pasal 1 Undang – Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang – Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Strategi bank dalam menghimpun dana adalah dengan memberikan penarik bagi nasabahnya berupa balas jasa yang menarik dan menguntungkan. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bagi hasil untuk bank yang berdasarkan prinsip syariah. Penarikan lainnya dapat berupa cendra mata, hadiah, undian, dan sebagainya yang akan menambah minat masyarakat untuk menyimpan uangnya.


(11)

2.1.1.1 Fungsi Bank

Bank memiliki fungsi pokok sebagai berikut ( Dahlan Siamat 2001 : 88) : 1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam

kegiatan ekonomi. 2. Menciptakan uang.

3. Menghimpun dana dan menyalurkan kepada masyarakat. 4. Menawarkan jasa-jasa keuangan lain.

5. Menyediakan fasilitas untuk perdagangan intemasional.

6. Menyediakan pelayanan penyimpanan untuk barang-barang berharga. 7. Menyediakan jasa-jasa pengelolaan dana.

2.1.1.2 Jenis Bank

Berdasarkan pasal 5 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan menyatakan terdapat dua jenis bank yaitu :

1. Bank umum adalah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dalam usahanya terutama dalam memberikan kredit jangka pendek.

2. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.


(12)

2.1.2 Pengertian Kredit

Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.

2.1.2.1 Unsur – unsur Kredit

Ada beberapa unsur kredit menurut Kasmir (2006:74) yaitu : 1. Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberian kredit (Bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh Bank, karena sebelum dana dikucurkan, sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan yang mendalam tentang nasabah. Penelitian dan penyelidikan dilakukan untuk mengetahui kemampuannya dalam membayar kredit yang disalurkan. 2. Kesepakatan

Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing – masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing- masing. Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yang ditangani oleh kedua belah pihak Bank dan nasabah.


(13)

3. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka waktu. 4. Risiko

Faktor risiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu risiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak membayar kreditnya padahal mampu dan risiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam. Penyebab tidak tertagih sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu pengembalian (jangka waktu). Semakin panjang jangka waktu suatu kredit semakin besar risikonya tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan Bank, baik resiko yang disengaja maupun resiko yang tidak disengaja.

2.1.2.2 Tujuan kredit

Tujuan kredit adalah :

1. Untuk mencari keuntungan bagi bank atau kreditur, berupa pemberian bunga, imbalan, biaya administrasi, provisi dan biaya-biaya lainnya yang dibebankan kepada nasabah debitur.

2. Untuk meningkatkan usaha nasabah debitur. Bahwa dengan adanya pemberian kredit berupa pemberian kredit investasi atau kredit modal kerja bagi debitur, diharapkan dapat meningkatkan usahanya.


(14)

3. Untuk membantu Pemerintah yaitu dengan banyaknya kredit yang disalurkan oleh bank-bank, hal ini berarti dapat meningkatkan pembangunan disegala sektor, khususnya sektor ekonomi.

2.1.2.3 Fungsi kredit

Menurut Thomas Suyatno (1995 : 16), fungsi kredit adalah : a. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari uang.

b. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari barang. c. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. d. Kredit adalah salah satu stabilitas ekonomi.

e. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat.

f. Kredit adalah jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional. g. Kredit adalah juga sebagai alat hubungan ekonomi internasional.

2.1.2.4 Jenis Kredit

a. Kredit berdasarkan jenisnya

1. Kredit konsumtif adalah kredit yang diajukan oleh seorang debitur kepada kreditur guna memenuhi kebutuhan pribadinya.

2. Kredit produktif adalah kredit yang diajukan oleh mereka bergerak dalam usaha atau mereka yang mempunyai bisnis dan membutuhkan dana dalam usahanya. Umumnya kredit ini dibagi dua yaitu :

- Kredit investasi adalah kredit yang saat diajukan oleh seorang debitur kepada kreditur dengan tujuan akan dipergunakan untuk membeli barang-barang modal.


(15)

- Kredit modal kerja adalah kredit yang saat diajukan oleh debitur kepada kreditur dengan tujuan akan dipergunakan dananya khusus untuk membeli bahan baku atau kebutuhan suku cadang.

3. Kredit perdagangan adalah kredit yang dananya dipergunakan untuk keperluan perdagangan. Kredit perdagangan diajukan dengan maksud untuk membuat agar barang yang telah diproduksi tersebut menjadi lebih berguna dan bisa dipakai oleh banyak orang. Umumnya kredit perdagangan ini dapat dibagi menjadi dua yaitu :

- Kredit perdagangan dalam negeri.

- Kredit perdagangan luar negeri atau disebut dengan kredit ekspor dan impor.

b. Kredit menurut jangka waktunya

1. Kredit jangka pendek adalah kredit yang memiliki jangka waktu selama-lamanya 1 (satu) tahun atau maksimum 1 (satu) tahun.

2. Kredit jangka menengah adalah kredit yang memiliki jangka waktu antara 1 (satu) sampai dengan 3 (tiga) tahun.

3. Kredit jangka panjang adalah kredit yang memiliki jangka waktu lebih dari 3 (tiga) tahun.

c. Kredit berdasarkan jaminan

1. Kredit dengan jaminan adalah kredit yang kepemilikan dananya berasal dari bank dan debitur bertugas untuk menjamin risiko yang akan timbul ke depan nantinya. Kredit ini terdiri atas :


(16)

- Jaminan kebendaan yang bersifat tangible, terdiri dari benda – benda bergerak maupun yang tidak bergerak seperti mesin, kendaraan bermotor, tanah, bangunan dan sebagainya.

- Jaminan perseorangan adalah kredit yang jaminannya dijamin oleh seseorang atau badan dimana mereka bertindak sebagai pihak yang bertanggung jawab untuk menjamin bahwa kredit tersebut akan mampu untuk dilunasi tepat pada waktunya.

- Jaminan berbentuk commercial paper (surat berharga) seperti saham dan obligasi.

2. Kredit tanpa jaminan adalah kredit yang diberikan kepada debitur tanpa adanya jaminan tetapi atas dasar kepercayaan saja karena debitur dianggap mampu untuk mengembalikan pinjaman tersebut.

d. Jenis kredit berdasarkan kualitas

1. Kredit performing adalah kredit yang dikategorikan pada dua kualitas yaitu pertama kredit dengan kualitas lancar dan kedua kredit dengan kualitas yang harus mendapat perhatian khusus.

2. Kredit nonperforming adalah kredit yang dikategorikan dalam tiga kualitas yaitu pertama kredit dengan kualitas yang kurang lancar, kedua kredit dengan kualitas yang diragukan dan ketiga kredit macet.

2.1.2.5. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit

Kasmir (2002: 117) menyebutkan kriteria penilaian umum dan harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar layak untuk


(17)

diberikan, dilakukan dengan analisis 5 C (Character, Capacity, Capital, Conditiondan Colleteral).

a. Character

Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dapat dipercaya. Untuk membaca watak atau sifat dari calon debitur dapat dilihat dari latar belakang nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hoby dan jiwa sosial. Dari sifat dan watak ini dapat dijadikan suatu ukuran tentang kemauan nasabah untuk membayar.

b.Capacity

Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman selama ini dalam mengelola usahanya, sehingga akan terlihat “kemampuannya” dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Capacity sering juga disebut dengan nama Capability.

c. Capital

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak, dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya. Analisis kapital juga harus menganalisis dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini, termasuk persentase modal yang digunakan untuk


(18)

membiayai proyek yang akan dijalankan, beberapa modal sendiri dan beberapa modal pinjaman.

d. Condition

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial dan politik yang ada sekarang dan prediksi untuk masa yang akan datang. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki 36 prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.

e.Colleteral

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah naik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendakya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.

Kasmir (2002) menyebutkan penilaian suatu kredit dapat pula dilakukan dengan analisis 7P dengan unsur penilaian sebagai berikut :

a. Personality

Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun kepribadiaannya masa lalu. Penilaian personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah dan menyelesaikannya.

b.Party

Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu, berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Nasabah yang


(19)

digolongkan ke dalam golongan tertentu akan mendapatkan fasilitas yang bebeda dari bank.

c. Perpose

Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam sesuai kebutuhan. Misalnya untuk modal kerja, investasi, konsumtif, produktif dan lain-lain.

d. Prospect

Menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang menguntungkan atau tidak atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini peting mengingat jika suatu fasilitas kredit tanpa mempunyai prospek, bukan hanya pemberi kredit yang rugi akan tetapi juga nasabah.

e.Payment

Ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembilian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka maka semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya rugi akan dapat ditutupi oleh usaha lainnya.

f.Profitability

Untuk menganalisis bagaimana mengukur kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode, apakah akan tetap sama atau semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.


(20)

g.Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan mendapat jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar-benar aman. Perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

2.2 Kerangka Pemikiran

PD. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kota Bandung adalah badan usaha milik daerah yang diharapkan dapat meningkatkan pembangunan ekonomi kota Bandung, salah satunya dapat memperluas kesempatan kerja dan berusaha melalui penyaluran kredit dengan bunga kompetaitif dan agunan yang tidak memberatkan. PD. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kota Bandung memberikan layanan kredit diantaranya kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumtif . Namun dalam pengembangan usaha kredit ini tidak mudah karena membutuhkan sikap yang teliti, cermat dan selektif bagi pihak bank dalam pemberian kreditnya. Salah satu permasalaahannya yaitu kredit macet dan penyimpangan dana yang dilakukan oleh nasabah.

2.2.1 Analisis Kelayakan Kredit

Menurut Kasmir (2002) disamping menggunakan 5 C dan 7 C dalam membuat analisis kelayakan kredit agar menjadi lebih kuat maka perlu diperhatikan yaitu aspek-aspek dalam kajian kelayakan kredit yang terdiri dari : a. Aspek Yuridis/Hukum

Dalam aspek ini yang dinilai adalah legalitas badan usaha serta izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian dimulai dengan akte


(21)

pendirian perusahaan sehingga dapat diketahui pemilik dan besarnya modal masing-masing pemilik, kemudian juga diteliti keabsahannya seperti :

- Surat Izin Usaha Industri (SIUI) untuk sektor industri.

- Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk sektor perdagangan. - Tanda Daftar Perusahaan (TDP).

- Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

- Keabsahan surat-surat yang dijaminkan misalnya sertifikat tanah. - Hal-hal yang dianggap pentin lainnya.

b. Aspek Pemasaran

Dalam aspek ini yang dinilai adalah permintaan terhadap produk yang dihasilkan sekarang ini dan untuk masa yang akan datang, yang perlu diteliti dalam aspek ini diantaranya :

- Pemasaran produknya minimal 3 bulan yang lalu atau 3 tahun lalu.

- Rencana penjualan dan produksi minimal 3 bulan atau 3 tahun mendatang. - Peta kekuatan pesaing yang ada.

- Prospek produk secara keseluruhan. c. Aspek Keuangan

Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki untuk membiayai usahanya dan penggunaan dana tersebut. Disamping itu hendaknya dibuatkan cash flow dari pada keuangan perusahaan.


(22)

d. Aspek Teknis

Aspek ini membahas nasabah yang berkaitan dengan produksi seperti kapasitas mesin yang digunakan, masalah lokasi, lay out ruangan dan mesin-mesin termasuk jenis mesin-mesin yang digunakan.

e. Aspek Manajemen

Untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya manusianya.

f. Aspek Sosial Ekonomi

Menganalisis dampaknya terhadap perekonomian dan masyarakat umum seperti :

- Meningkatkan ekspor barang. - Mengurangi pengangguran.

- Meningkatkan pendapatan masyarakat. - Membuka isolasi daerah tertentu. g. Aspek Amdal

Menyangkut analisis terhadap lingkungan baik darat, air atau udara, jika proyek atau usaha tersebut dijalankan analisis ini dilakukan secara mendalam apabila kredit tersebut disalurkan maka proyek yang dibiayai akan mengalami pencemaran lingkungan sekitarnya.

2.2.2 Kredit Macet

Kredit macet adalah kredit yang tidak lancar dan telah sampai pada jatuh temponya belum dapat juga diselesaikan oleh nasabah bersangkutan. Kredit macet juga dapat di artikan sebagai kredit yang mengalami kesulitan pelunasan akibat


(23)

adanya faktor-faktor atau unsur-unsur kesengajaan atau karena kondisi diluar kemampuan debitur. Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kredit macet adalah piutang yang tak tertagih atau kredit yang mempunyai kriteria kurang lancar, diragukan karena mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor-faktor tertentu.

Menurut kasmir (2000;155) Kredit bermasalah adalah kredit yang didalamnya terdapat hambatan yang disebabkan oleh dua unsur yakni dari pihak perbankan dalam menganalisis maupun dari pihak nasabah yang dengan sengaja atau tidak sengaja dalam kewajibannya tidak melakukan pembayaran sebagaimana mestinya. Kredit macet dapat diartikan suatu kredit atau angsuran yang tidak mampu diselesaikan/dilunasi oleh pihak peminjam dalam jangka waktu yang sudah disepakati.

Menurut Bank Indonesia (2007:2) Kredit macet adalah apabila telah diusahakan oleh bank dengan membayarkan perpanjangan waktu atau kelonggaran, utang debitur tetap tidak dibayar. Senada dengan itu menurut Basuki (dalam Panitia Urusan Piutang Negara; 2007:2) kredit macet adalah apabila debitur tidak membayar utangnya menurut ketentuan yang tercantum dalam perjanjian kredit.

2.2.3 Hubungan Antara Analisis Kalayakan Kredit Dengan Kredit Macet Menurut Zulverdi (2004a), periode kelebihan penawaran akan kredit dipicu oleh beberapa faktor, yaitu perbaikan dalam modal perbankan selama proses program restrukturisasi, perbaikan struktur aset perbankan, perbaikan rasio kredit macet, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang rendah dan penurunan biaya transaksi dalam proses peminjaman.


(24)

Semakin berkembangnya kesadaran akan pentingnya pasar kredit dalam mekanisme kebijakan moneter dan kinerja perekonomian, maka fokus perhatian pastilah tertuju pada dampak dari melemahnya sektor keuangan, kegagalan perbankan, kredit macet (NPLs), dan pembatasan kredit atas efektivitas dari proses transmisi (Blinder, 1987; Bernanke dan Blinder, 1988; Brunner dan Metzler, 1988). Sistem perbankan memainkan peranan yang sangat penting dalam pembiayaan pembangunan ekonomi.

Perkembangan pemberian kredit yang tidak baik bagi pihak bank adalah apabila kredit yang diberikan ternyata menjadi kredit bermasalah, hal ini disebabkan oleh kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran pokok kredit beserta bunga yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dalam perjanjian kredit (Lukman dendawijaya, 2001)

Penyebab Kredit macet Suyatno (1997) menyebutkan penyebab macetnya kredit dapat berupa hal-hal yang bersifat teknis perusahaan maupun kejadian diluar kemampuan perusahaan.

a. Faktor Internal

1. Aspek Pemasaran Aspek pemasaran merupakan penyebab kesulitan yang sering sulit diatasi. Ada satu ungkapan yang mengatakan “ menjual lebih sulit daripada membuat“. Jadi kurang lakunya produk yang dihasilkan dapat disebabkan karena kondisi perusahaan.

2. Aspek Pengaturan Keuangan Kebijaksanaan yang kurang serasi dalam mengatur alat likuid perusahaan dan permodalan, khususnya modal pihak


(25)

ketiga dapat menimbulkan kesulitan yang dapat mengganggu likuiditas ataupun rentabilitas.

3. Aspek Dana Kesulitan keuangan mungkin disebabkan kekurangan dana untuk skala perusahaan tersebut baik dana untuk keperluan modal kerja maupun tambahan investasi.

4. Aspek Teknis Hal-hal yang menyebabkan kesulitan di dalam kaitan dengan teknis ini dapat merupakan kondisi intern, misalnya : desain model, dan sebagainya yang tidak menarik lagi dan ketuaan mesin. Di samping itu ada pula sebab-sebab ekstern, misalnya: perkembangan teknologi, seperti penciptaan mesin-mesin baru sehingga operasi perusahaan tidak efisien lagi dan produknya sudah ketinggalan dan kesulitan bahan baku.

5. Aspek Manajemen Kesulitan yang diakibatkan oleh organisasi dan manajemen, antara lain berupa : konflik diantara pimpinan, tenaga yang kurang terampil dan kurang berpengalaman, itikad yang tidak baik, seperti manipulasi dan korupsi serta tidak efisien (pemborosan bahan, kelebihan tenaga kerja dan sebagainya).

b. Faktor Eksternal

1. Kebijakan Pemerintah (devaluasi atau menurunnya nilai rupiah, revaluasi atau menaiknya nilai rupiah, kenaikan BBM, kenaikan bahan baku, peraturan pemerintah dalam rangka peremajaan alat-alat).

2. Perkembangan Teknologi. 3. Persaingan.


(26)

Menurut Kasmir (2002) kredit macet dapat disebakan oleh 2 unsur yaitu : 1. Dari pihak perbankan

Dalam melakukan analisis kredit, pihak analisis kurang teliti sehingga apa yang seharusnya terjadi tidak diprediksikan sebelumnya. Dapat pula terjadi akibat kolusi dari pihak analis kredit dengan pihak debitur sehingga dalam analisnya dilakukan secara subjektif.

2. Dari Pihak Nasabah

Kredit macet yang terjadi dari pihak nasabah terdapat 2 hal yaitu :

- Adanya unsur kesengajaan. Dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak bermaksud membayar kewajibannya kepada bank sehingga kredit yang diberikan macet.

- Adanya unsure tidak sengaja. Artinya debitur ingin membayar akan tetapi tidak mampu misalnya kredit yang dibiayai mengalami musibah, terjadi kebakaran, kena hama, kebanjiran dan lain-lain sehingga kemampuan untuk membayar kredit tidak ada.

Teknik Penyelesaian Kredit Macet Kasmir (2002) menjelasakan penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara antara lain:

a. Rescheduling

Tindakan yang diambil dengan cara memperpanjang jangka waktu kredit atau jangka waktu angsuran. Dalam hal ini si debitur diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu kredit pembayaran kredit, misalnya perpanjangan jangka waktu kredit dari 6 bulan menjadi 1 tahun sehingga si debitur mempunyai waktu yang lebih lama utuk mengembalikannya. Memperpanjang angsuran hampir sama


(27)

dengan jangka waktu angsuran kreditnya diperpanjang pembayaranyapun missal 36 kali menjadi 48 kali dan hal itu tentu saja jumlah angsurannya pun menjadi mengecil seiring dengan penambahan jumlah angsuran.

b. Reconditioning

Maksudnya adalah bank mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti :

1. Kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan hutang pokok.

2. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu. Dalam hal ini penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, maksudnya hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjamannya tetap harus dibayar seperti biasa.

3. Penurunan suku bunga. Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringgankan beban nasabah. Sebagai contoh jika bunga per tahun sebelumnya dibebankan 20 % per tahun diturunkan menjadi 18% per tahun. Hal ini tergantung dari pertimbangan bank yang bersangkutan. Penurunan suku bunga akan mempengaruhi jumlah angsuran yang semakin mengecil, sehingga diharapkan dapat membantu meringankan nasabah.

4. Pembebasan bunga. Dalam pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah dengan pertimbangan nasabah tidak mampu lagi membayar kredit tersebut. Akan tetapi nasabah tetap mempunyai kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya sampai lunas.


(28)

c. Restructuring

Restructuring merupakan tindakan bank kepada nasabah dengan cara menambah modal nasabah dengan pertimbangan nasabah memang membutuhkan tambahan dana dan usaha yang dibiayai memang masih layak. Tindakan ini meliputi dengan menambah jumlah kredit yaitu menambah equity dengan menyetor uang tunai atau tambahan dari pemilik.

d. Kombinasi

Merupakan kombinasi dari ketiga jenis di atas. Seorang nasabah dapat saja diselamatkan dengan kombinasi antara Recheduling dengan Restructuring misalnya jangka waktu diperpanjang pembayaran bunga ditunda atau Reconditioning dengan Rescheduling misalnya jangka waktu diperpanjang modal ditambah.

e. Penyitaan jaminan

Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar-benar tidak punya etikad baik ataupun sudah sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua hutang-hutangnya.

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Pemberian Kredit

Kasmir (2002)

Kredit Macet


(29)

28 BAB III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian yang akan penulis teliti adalah pemberian kredit dampaknya terhadap kredit macet di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung. 3.2 Metode Penelitian

Dalam pemecahan masalah yang ada pada suatu penelitian diperlukan

penyelidikan yang hati-hati, teratur dan terus-menerus. Sedangkan untuk mengetahui bagaimana seharusnya langkah-langkah penelitian yang dilakukan penulis menggunakan metode penelitian. Menurut Moh. Nazir (2003;54) metode deskriftif : “ suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antara fenomena yang diselidiki “.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dalam pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif yaitu suatu bentuk pengumpulan data yang bertujuan menggambarkan, memaparkan suatu keadaan atau suatu masalah, dimana data yang diambil dianalisis sebenarnya.

”Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan varibel lainya” (sugiono,2002:6). Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu


(30)

pendekatan yang ada dalam ilmu sosiologi. Pendekatan ini menekankan pada prosedur yang ketat dalam menentukan variabel-variabel penelitiannya. Keketatan pendekatan ini sudah terlihat dari asumsi dasar penelitian kuantitatif. Pembahasan asumsi dasar yang dipakai dalam penelitian kuantitatif. Asumsi dasar itu meliputi ontologim epistemologim hakikat dasar manusia serta aksiologi.

1. Asumsi Dasar Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif, didasarkan pada empat asumsi, yaitu ontologi (hakikat dasar gejala sosial), epistemologi (hakikat dasar ilmu pengetahuan), hakikat dasar manusia, serta aksiologi (tujuan dilakukannya suatu penelitian). 2. Implikasi Pemakaian Pendekatan Kuantitatif Dalam Penelitian

Penggunaan pendekatan kuantitatif, membuat peneliti harus mengikuti suatu pola yang sesuai dengan karakteristik pendekatan kuantitatif. Implikasi yang terjadi, antara lain pola linear yang terjadi dalam tahap-tahap penelitian. Pola linear ini juga berakibat peneliti harus melakukan tahap demi tahap yang ada di dalam suatu proses penelitian.

Data-data yang dikumpulkannya adalah data yang berkaitan dengan analisis pemberian kredit dampaknya terhadap kredit macet di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan ( sugiono,2002:20).


(31)

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Variabel/sub

variabel

Konsep Variabel Indikator Skala

Pemberian Kredit

(X)

Kredit adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. “Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998”

Dana kredit yang diberikan kepada nasabah periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 Ratio Kredit Macet (Y)

Kredit macet adalah apabila telah diusahakan oleh bank dengan membayarkan perpanjangan waktu atau kelonggaran, utang debitur tetap tidak dibayar. ”Menurut Bank Indonesia (2007:2)" Kredit macet periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 Ratio

3.2.3 Jenis dan Metode Pengumpulan Data 3.2.3.1 Jenis pengumpulan data

Jenis pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 1. Data primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiono : 2008 : 402). Dalam data ini sumber data primernya adalah bagian kredit dan karyawan.


(32)

2. Data sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiono : 2008 : 402). Dalam penelitian ini data sekundernya adalah data-data yang diperoleh melalui laporan-laporan atau data-data yang secara langsung dari perbankan dan literatur yang berkaitan dengan analisis pemberian kredit dampaknya terhadap kredit macet di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung.

3.2.3.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam Pelaksanaan penelitian, untuk memperoleh data yang diperlukan dilakukan dengan cara pengumpulan data sebagai berikut :.

1. Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mencatat peristiwa-peristiwa yang sudah berlalu. Seperti berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

2. Penelitian kepustakaan ( liberary research )

Yaitu teknik pengumpulan data-data dengan cara membaca berbagai literature seperti buku, ketetapan-ketetapan (peraturan yang ada) yang berhubungan dengan pokok bahasan.

3. Wawancara

Yaitu dengan melakukan Tanya jawab kepada pihak yang ditunjuk atau pejabat berwenang yang ada relevansinya dengan data dan penjelasan masalah yang dibahas.


(33)

4. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan penelitian secara langsung terhadap objek penelitian.

3.2.4 Metode Analisis

Rancangan analisis data merupakan tahapan yang penting dalam penelitian. Dikatakan demikian, rancangan analisis data adalah tahapan berlangsungnya proses penentuan pengukuhan pendapatan dalam sebuah penelitian. Analisa data adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan. S

Nasution (1996:126) menjelaskan bahwa menyusun data berarti

menggolongkannya kedalam pola, tema atau kategori sehingga dengan demikian tidak akan terjadi chaos. Tafsiran atau interpretasi data artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau kategori, mencari hubungan antara berbagai konsep yang mencerminkan pandangan atau perspektif peneliti, dan bukan kebenaran. Kebenaran hasil penelitian masih harus dinilai orang lain dan diuji dalam berbagai situasi lain.

Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk analisis deskriptif dalam pendekatan kuantitatif. Teknik ini digunakan untuk memberikan gambaran tentang analisa pemberian kredit dampaknya terhadap kredit macet di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung.

Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini antara lain : 1. Data Redukction (Mereduksi data)


(34)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema polanya (Sugiono : 2000 : 92). Aplikasi reduksi data yang telah diaplikasikan oleh penulis adalah memilih data yang pokok yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti tentang “analisis pemberian kredit dampaknya terhadap kredit macet di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung” dan membuang data yang tidak diperlukan dalam penelitian. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data yang diperlukan.

2. Data Display (Penyajian data)

Adapun tujuan penyajian data adalah memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut. Dalam aplikasi penyajian data peneliti melakukannya dalam bentuk uraian singkat dan flowchart.

3. Conclusion Drawing

Langkah ketiga dalam analisis data menurut Miles dan Huberman adalah conclusion drawing (penarikan kesimpulan). Sejak semula peneliti berusaha mencari makna data atau kesimpulan dari data yang telah dikumpulkan. Untuk itu perlu dicari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul, dan sebagainya.


(35)

34 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan

PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung didirikan pada tanggal 1 Agustus 1968 dengan Intruksi Walikotamadya Bandung, Nomor 47/67/DPP dengan nama Bank Pasar Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung yang statusnya merupakan seksi dari dinas pendapatan daerah.

Tanggal 22 Oktober 1996 PD. Bank Pasar Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung berubah nama menjadi PD. Bank Perkreditan Rakyat Kotamadaya Daerah Tingkat II Bandung, sesuai keputusan surat Walikotamadya Bandung nomor : 593/SK 642-BDG/1996.

Beberapa PERDA yang terkait erat dengan oprasional, modal dasar dan modal disetor PD. BPR Kota Bandung adalah :

1. PERDA Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung No. 24 tahun 1994 tentang Perusahaan Daerah Perkreditan Rakyat Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung berisi perubahan nama bank menjadi Perusahan Daerah Bank Perkreditan Rakyat. Perubahan Modal dasar menjadi Rp. 3.000.000.000,- dan Modal disetor menjadi 835.753.000,-.

2. PERDA Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung No. 3 tahun 1999 tentang pertam PERDA No. 24 tahun 1994dimana modal dasar bank diubah menjadi Rp. 10.000.000.000,00 dan modal disetor menjadi Rp. 3.000.000.000,00.


(36)

3. PERDA Kota Bandung No. 21 tahun 2002 tentang BPR Kota Bandung dilakukan lagi perubahan modal dasar dari Rp. 10.000.000.000,00 menjadi 25.000.000.000,00.

4. PERDA Kota Bandung No. 05 tahun 2005 tentang BPR Kota Bandung tantang perubahan kedua PERDA Kota Bandung No. 21 tahun 2002 dilakukan lagi perubahan modal dasar dari Rp. 10.000.000.000,00 menjadi 50.000.000.000,00.

5. PERDA No. 04 tahun 2009 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung.

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Sebuah badan usaha tidak dapat melakukan aktifitasnya dengan baik tanpa adanya struktur organisasi. Karena struktur organisasi adalah alat untuk menentukan dan menujukkan jabatan, fungsi, tugas, serta wewenang masing-masing bagian. Selain itu struktur organisasi akan mempermudah koordinasi dan pengawasan.

Berikut struktur organisasi PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung dapat dilihat pada gambar 4.1.


(37)

Struktur Organisasi PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung

Sumber : PD. BPR Kota Bandung Bagian Umum 2009 Gambar 4.1

STRUKTUR ORGANISASI PD. BPR KOTA BANDUNG

Direktur Utama

Direktur

Satuan Pengawas Intern

Bagian Dana & Kas Bagian

Kredit Bagian

Akunting Bagian

Umum

Seksi Personalia

Seksi

Analisa Seksi Dana Seksi

Pembukaan

Seksi Adm.Kredit

Seksi RTP Seksi Kas

Seksi Pelaporan

dan

Anggaran Seksi Kredit Bermasalah


(38)

4.1.3 Job Description

1. Direktur utama bertugas antara lain :

a. Memimpin, mengatur, membina, mengendlikan, dan mengkoordinasikan kegiatan penyelenggaraan bidang jasa perbankan PD. Bank Perkreditan Rakyat.

b. Menyusun rencana kerja perusahaan berdasarkan kebijakan Walikota Pemerintah kota Bandung dan Dewan Pengawas.

c. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas dan bawahan. d. Membina dan memotivasi bawahan dalam upaya peningkatan

produktivitas dan kinerja.

e. Mengevalusi hasil kerja bawahan sebagai bahan pembinaan dalam penyelenggaraan jasa perbankan.

f. Menelaah pelaksanaan sistem pelayanaan dan usaha PD. Bank Perkreditan Rakyat untuk perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut.

g. Merumuskan kebijakan teknis, pengelolaan, dan pelayanaan kepada masyarakat berdasarkan kebijakan Walikota dan Dewan Pengawas.

h. Membuat neraca rugi laba perusahaan.

i. Membuat perjanjian atau tindakan hukum lainnya hubungan kerj antara pihak PD. Bank Perkreditan Rakyat dengan pihak lain berdasarkan ketentuan perundang-undanganyang berlaku.

j. Menandatangani surat-surat berharga yang dikeluarkan oleh PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung antara lain bilyet deposito dan


(39)

k. Bertindak atas dan nama PD. Bank Perkreditan Rakyat kota Bandung dalam hubungan kerja terhadp instansi atau badan lainnya.

l. Mengkoordinasikan tugas PD. Bank Perkreditan Kota Bandung dengan pejabat instansi lain yang terkait.

m. Memberikan informasi / sasaran pertimbangan dan usulan tentang kondisi dan situasi PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung kepada Walikota melalui Dewan Pengawas untuk proses lebih lanjut.

n. Menyampaikan laporan kegiatan PD. Bank Perkreditan RakyatKota Bandung kepada Walikota dan Dewan Pengawas sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.

o. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Walikota dan Dewan Pengawas dengan bidang dan tugasnya.

2. Direktur bertugas antara lain:

a. Memimpin, mengatur, membina, mengendalikan, dan mengkoordinasikan penyelenggaraan bidang jasa perbankan PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung.

b. Bersama direktur utama menyusun rencana kerjaperusahaan berdasarkan kebijakan Walikota Pemerintah Kota Bandungdan dewan pengawas. c. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas pada bawahan. d. Membina dan memotivasi bawahan dalam upaya peningkatan

produktivitas.

e. Mengevaluasi hasil kerja bawahan sebagai bahan pembinaan dalam menyelenggarakan jasa perbankan.


(40)

f. Menelaah pelaksanaan sistem pelayanaan dan usaha PD. Bank Perkreditan Rakyat untuk perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut.

g. Merumeskan kebijakan teknis dalam pengelolaan dan pelayanaan kepada masyarakat berdasarkan kebijakan walikota dan dewan pengawas.

h. Bersama dirut menyusun anggaran perusahaan yang akan ditetapkan oleh dewan pengawas.

i. Bersama direktur utama membuat neraca rugi labaperusahaan.

j. Mengkoordinasikan tugas PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung dengan pejabat instansi lain yang terkait.

k. Memberikan informasi / saran / prtimbangan dan usulan tentang kondisi dan situasi PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung kepada walikota melalui dewan pengawas untuk proses lebih lanjut.

l. Melaporkan pelaksanaan tugas pada atasan.

m. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh walikota atau dewan pengawas sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Kepala Bagian Umum bertugas antara lain :

a. Menyusun rencana dan program kerja bidang kepegawaian dan logistic. b. Memimpin, mengatur, mengendalikan, dan mengkoordinasikan kegiatan

penyelenggaraan bidang kepegawain dan RTP.

c. Membagi dan member petunjuk pelaksanaan tugas bawahan.

d. Mengatur kegiatan RTP meliputi perencanaan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan, dan pendistribusian barang serta mengatur kegiatan rumah tangga perusahaan.


(41)

e. Membina penginventaris dan penyimpanan penghapusan barang serta mengatur kegiatan rumah tangga perusahaan.

f. Melaksanakan pembinaan administrasi kepegawaian dan kesejahteraan pegawai.

g. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada direksi sebagai pertanggung jawaban.

h. Membuat laporan kepada direksi mengenai kebutuhan biaya oprasional untuk:

1) Upah / Gaji

2) Perlengkapan / Peralatan 3) Pemeliharaan

4) Lain-lain yang menunjang kelancaran oprasioanl perusahaan

i. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan atau atas perintah atasan sesuai bidang tugasnya.

4. Seksi Personalia bertugas antara lain :

a. Menyusun rencana kerja kepegawaian berdasarkan program kerja kepala bagian umum.

b. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas dan bawahan. c. Membantu dan mengendalikan kegiatan bawahan.

d. Mengevaluasi hasil kerja bawahan.


(42)

1. Mengatur dan membuta surat-surat keputusan tentang penerimaan, pengangkatan, kenaikan pangkat / golongan, mutasi dan promosi para pegawai.

2. Membuat dan melaksanakan perhitungan dan pembayaran hak-hak pegawai berupa :

a) Upah / Gaji / Honor b) Tunjangan-tunjangan c) Lembur

d) Dan lain-lainnya menurut ketentun yang berlaku

3. Membuat dan melaksanakan administrasi urusan kesejahteraan pegawai.

4. Membuat dan melaksanakan administrasi urusan pendidikan dan latihan (diklat) para pegawai.

5. Mengatur dan menyelenggarakan ketertiban dalam bekerja berupa : a) Mengatur jam kerja

b) Absensi

c) Kelengkapan seragam kerja

f. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan.

g. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan atau atas perintah atasan sesuai bidang tugasnya.

5. Seksi RTP bertugas antara lain :


(43)

b. Meneliti surat yang akan ditanda tangani pimpinan untuk mengetahui kebenaran ketikan maupun kelengkapannnya.

c. Menyusun dan memantau acara pimpinan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pimpinan.

d. Mengatur arus tamu pimpinan untuk jadwal acara pimpinan.

e. Melaksanakan pengetikan surat-surat kelompok dan klasifikasi surat. f. Mengarsipkan surat-surat sesuai kelompok klasifikasi surat.

g. Menerima dan menyampaikan informasi melalui surat telepon lisan dari pimpinan.

6. Kepala Bagian Akunting bertugas antara lain :

a. Menyusun rencana kerja dan program kerja dibidang akunting.

b. Menyimpan, mengatur, membina, mengendalikan, dan mengkoordinasikan kegiatan penyelenggaraan bidang akuntansi / pembukuan.

c. Membagi dan member petunjuk pelaksanaan tugas pada bawahan.

d. Mengkoordinasikan seluruh pembukuan yang ada pada seluruh unit kerja. e. Menganalisa seluruh transakasi keuangan dan biaya yang dikeluarkan

perusahaan.

f. Menganalisa seluruh pembukuan , posisi keuangan sebagai bahan laporan dan kebijakan direksi.

g. Menyajikan seluruh data pembukuan yang diperlukan baik keperluan pengawasan intern maupun pengawasan ekstern sesuia dengan norma pembukuan yang berlaku.


(44)

h. Menyusun, membantu realisasi anggaran secara periodik sebagai bagan laporan.

i. Mengkoordinir pelayanan pemeriksaan intern maupun internal audit, petugas akuntan dalam masalah pembukuan.

j. Menelaah seluruh kebijakan pelaksanaan pembukuan sesuai dengan prinsip dan norma akuntansi perbankan guna penyempurnaan lebih lanjut. k. Membuat konsep anggaran perusahaan sebagai pertimbangan dan

kebijakan.

l. Membuat neraca harian, neraca rugi laba bulanan serta rasio perbandingan keuntungan perusahaan sebagai bahan pertimbangan laporan keuangan dari kebijakan dan pertimbangan direksi.

m. Mengkoordinir pembuatan / penyimpanan laporan ekstern sesuai ketentuan yang telah di gariskan oleh Bank Indonesia.

n. Bertanggung jawab atas kebenaran laporan ekstern neraca dan rugi laba perusahaan.

o. Bertanggung jawab atas keamanan dalam penyimpanan buku besar / dokumen lainnya yang menyangkut kegiatan administrasi dan pembukuan perusahaan.

p. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan dan atau atas perintah atasan yang sesuai dengan bidang tugasnya.

7. Seksi Pembukuan bertugas antara lain :

a. Menyusun rencana kerja bidang pembukuan berdasarkan program kerja kepala bagian akunting.


(45)

b. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas pada bawahan. c. Membantu dan mengendalikan kegiatan bawahan.

d. Mengevaluasi hasil kerja bawahan.

e. Meneliti, menelaah , dan membukukan semua transaksi keuangan baik penerimaan maupun pengeluaran / pemindahaan atau perubahan sesuai ketentuan administrasi pembukuan.

f. Turut membantu melayani pemeriksaan internal / internal audit dalam pemeriksaan pengawasan.

g. Bertanggung jawab atas seluruh arsip dokumen dan buku besar pembukuan dalam penyimpanannya.

h. Melaporkan pelaksanaan tugas pada atasan.

i. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atau atas perintah atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

8. Seksi Pelaoparan Anggaran Bertugas antara lain :

a. Menyusun rencana kerja bidang anggaran dan pelaporan sesuai dengan program kerja kepala bagian akunting.

b. Mendistribusikan dan member petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

c. Memantau dan mengendalikan kegiatan bawahan. d. Mengevaluasi hasil kerja bawahan.

e. Meneliti dan memeriksa kembali kebenaran data pembukuan yang meliputi data penerimaan, data pengeluaran, pemindahan atau perubahan sebagai bahan dalam laporan neraca laba rugi.


(46)

f. Menyusun dan membuat laporan keuangan, neraca laporan rugi laba dan realisasi anggaran yang berjalan sesuai ketentuan.

g. Menyusun knsep rencana anggaran rumah.

h. Menyusun rencana rugi / laba, cahs flow, debt ratio perbandingan keuangan sebagai bahan laporan data keuangan keseluruhan secara berkala, mingguan, bulanan dan tahunan.

i. Turut membantu dan melayani pemeriksaan internal maupun eksternal audit dalam pemeriksaan dan pengawasan.

j. Melaporkan pelaksanaan tugas pada atasan.

k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan dan atau tasa perintah atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

9. Bagian Kredit bertugas antara lain :

a. Menyusun rencana dan program kerja dibidang perkreditan.

b. Memimpin, mengatur, membina, mengendalikan, dan mengkoordinasikan kegiatan penyelenggaraan bidang perkreditan.

c. Membagi dan memberikan petunjuk pelaksanaan tugas pada bawahan. d. Menelaah, memeriksa tentang pelayanan dan pengambilan ( cicilan )

kredit meliputi : 1. Permohonan kredit 2. Persyaratan kredit 3. Proses analisa

4. Administrasi pencairan 5. Penagihan


(47)

6. Penyelesaian akhir kredit

e. Menyusun dan menetapkan pemberian kredit kepada calon pemohon kredit dan kepada calon pemohon kredit dan penetapan jumlah serta pengambilan kredit untuk proses lebih lanjut.

f. Menyusun proses perjanjian kredit yang disetujui untuk ditanda tangani oleh kedua belah pihak antara PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung dengan debitur.

g. Memutuskan, menetapkan plafond pemberian kredit sesuai dengan tingkat kewenangannya.

h. Memberikan rekomendasi hasil pemeriksaan / analisa kredit kepala direksi dalam pemberian kredit yang menjadi kewenangan direksi.

i. Mengawasi pengawasan administrasi pemberian dan pengembalian kredit agar sesuai dengan program kerja bagian kredit.

j. Menelaah semua data pinjaman, khususnya yang dianggap bermasalah untuk diselesaikan lebih lanjut meliputi:

1. Data pinjaman kredit 2. Surat perjanjian

3. Kondisi pembayaran / saldo akhir

4. Ketentuan-ketentuan yang berlaku pada peraturan yang berlaku dalam bidang perkreditan.

k. Menyelesaikan, mengkoordinasikan penyelesaian kredit bermasalah baik secara intern maupun ekstern ( jalur hukum )


(48)

m. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan dan atau atas perintah atasan sesuai bidang tugasnya.

10.Seksi Analisa bertugas antara lain :

a. Menyusun tenaga kerja bagian analisa berdasarkan program kerja kepala bagian kredit .

b. Mendistribusikan dan memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

c. Memantau dan mengendalikan kegiatan bawahan. d. Mengevaluasi hasil kerja bawahan.

e. Menelaah semua data permohonan pengajuan kredit meliputi : 1. Permohonan kredit

2. Surat jaminan

3. Ketentuan-ketentuan lain yang berlaku dalam perkreditan f. Menganalisa permohonan kredit.

g. Melakukan wawancara kepada calon permohonan kredit yang menyangkut teknis pemberian kredit.

h. Melakukan kunjungan kepada calon permohnan kredit sebagai pembuktian langsung atas data yang tertera dalam permohonan kredit ( menyangkut jaminan & usaha ).

i. Menyampaikan hasil analias berupa rekomendasi pemberian / penolakan kredit yang dianjurkan pemohon kredit pada atasan disertai dengan alas an pertimbangan.


(49)

j. Melakukan pembinaan dan bimbingan terhadap nasabah menyangkut penyaluran kredit yang telah diberikan.

k. Melaprkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.

l. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang yang diberikan dan atau atas perintah atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

11.Seksi Administrasi Kredit bertugas antara lain :

a. Menyusun rencana kerja pelayanan kredit berdasarkan program kerja kepala bagian kredit.

b. Memantau dan memberi petunjuk pelaksanaan kerja pada bawahan. c. Memantau dan mengendalikan kegiatan bawahan.

d. Mengevaluasi hasil kerja bawahan.

e. Menelaah semua permohonan kredit yang dianggap layak diberikan kredit untuk proses lebih lanjut meliputi :

1. Persyaratan 2. Jaminan

3. Rekomendasi pemberian atau pencairan kredit dari atasan

f. Membuat konsep perjanjian kredit dan perlengkapannya bagi pemohon kredit untuk diproses penciran kredit.

g. Menyelenggarakan administrasi kredit, menyimpan serta memelihara semua proses pencairan kredit.

h. Bertanggung jawab atas keamana semua berkas atau dokumen kredit. i. Mebuat laporan atas semua pengambilan kredit dari debitur sesuai dengan


(50)

j. Melaporkan pelaksanaan tugas pada atasan.

k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan atau atas perintah atasan sesui dengan bidang tugasnya.

12.Seksi Kredit Bermasalah bertugas antara lain :

a. Menyusun rencana kerja bermasalah berdasarkan program karja kepala bagian kredit.

b. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksana tugas pada bawahan. c. Memantau dan mengendalikan kegiatan bawahan.

d. Mengevaluasi hasil kerja bawahan.

e. Menelaah dan memeriksa serta melakukan evaluasi atas nama kredit bermasalah.

f. Memeriksa kembali semua berkas atau dokumen yang bermasalah untuk dilakukan penelitian menyangkut perjanjian yang telah disepakati.

g. Menyusun semua tunggakan kredit dengan menghitung semua kewajibannya yang belum terselesaiikan oleh debitur.

h. Melakukan upaya penyelesaian dengan debitur sesuai dengan ketentuan yang berlaku berupa pemanggilan langsung debitur.

i. Melakukan koordinasi sebelum dan sesudah setiap penyelesaian kredit bermasalah.

j. Menyusun, menyiapkan berkas kredit bermasalah dalam penyelesaian jalur hokum diluar PD. BPR Kota Bandung.

k. Melakukan administrasi kredit bermasalah dengan menyimpan, memelihara semua berkas dan dokumen kredit bermasalah.


(51)

l. Melaporkan semua pelakasana tugas pada atasan.

m. Melaksanakan tugas kedinasaan lainnya yang diberikan atau atas perintah atasan yang sesuai dengan bidang tugasnya.

13.Kepala Bagian Dana dan Kas bertugas antara lain :

a. Menyusun rencana program kerja bagian dana dan kas.

b. Memimpin, mengatur, membina, mengendalikan, dan mengkoordinir kegiatan penyelenggaraan bidang dana dank as.

c. Membagi dan member petunjuk pelaksana tugas kepada bawahan.

d. Memeriksa data informasi dan posisi keuangan secara keseluruhan dan digunakan sebagai bahan penganalisa masalah keuangan.

e. Membuat konsep untuk memelihara dan menjaga likuiditas, solvabilitas, rentabilitas secara cash flow perusahaan.

f. Memeriksa. Menelaah, pengadimistrasian, dan pengelolaan data tabungan, deposito atau simpanan lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku. g. Menyusun konsep yang berkaitan pengarahan dana dan perhitungan beban

bunga.

h. Menyusun konsep penggalian dana.

i. Menelaah, menghitung nilai tingkat suku bunga, sesuai dengan perusahaan sebagai bahan untuk direksi dalam penetuan kebijakan tingkat suku bunga deposito dan tabungan yang diberlakukan.

j. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan.

k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan dan atau atas perintah atasan sesuia bidang tugasnya.


(52)

14.Seksi Dana bertugas antara lain :

a. Menerima dan mencatat rekapitulasi harian simpanan tabungan, deposit atau simpanan lainnya dari seluruh kkp kedalam sub buku besar.

b. Mencetak atau membuat bilyet deposito berdasarkan permohonan yang masuk untuk proses penandatanganan oleh direksi.

c. Mendistribusikan bilyet deposito yang sudah lengkap ke kkp masing-masing.

d. Membuat laporan seluruh kegiatan menyangkut posisi simpanan berupa tabungan, deposito atau simpanan lainnya.

e. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada atasan.

f. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan dan atau atas perintah atasan sesuia bidang tugasnya.

15.Seksi Kas

Tanggung Jawab :

a. Menjamin kelancaran, efisiensi dan keramahan dalam pelayanan kas yang dilakukan oleh kantor pelayanan kas.

b. Menjamin bahwa semua transakasi laporan-laporan dan aktivitas lain telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur oprasional dalam batas-batas kewenangan yang dimilikinya.

c. Menjamin bahwa pelaksanaan proses akhir telah dilakukan sesuai dengan prosedur oprasional yang telah ditetapkan.

d. Menjamin bahwa seluruh transakasi telah diproses dan laporan-laporan telah dibuat sesuai dengan prosedur oprasionalnya.


(53)

e. Membuat dan melaksanakan rencana kerja dan anggaran sesuai dengan jadwal dan anggaran yang telah ditetapkan.

f. Memberikan perhatian atsa saran-saran perbaikan atas temuan pemeriksaan baik intern maupun ekstern auditor.

g. Mengadakan pembinaan pegawai pada unit kerja yang dipimpinnya. h. Mengadakan komunikasi dengan unit kerja intern PD.BPR maupun

dengan intansi lain sesuai dengan kewenangannnya. Tugas-Tugas:

a. Mengkoordinir semua kantor pelayanan kas agar dapat melayani nasabah dengan efektif, efisien, dan ramah.

b. Mengadakan pembinaan secara rutin terhadap para petugas kantor pelayanan kas.

c. Memberikan pelayanan yang memuaskan kepada nasabah dengan mendekatkan pelayanan melalui kas kantor.

d. Melaksanakan transaksi-transaksi keuangan yang sah baik penerimaan maupun pembayaran di kantor pelayanan kas.

e. Memeriksa atasa transaksi-transaksi yang terjadi sesuai dengan prosedur oprasional dan dalam batas-batas kewenangannnya.

f. Menyiapkan den memelihara kerjakan register-register, kartu-kartu, hasil print out komputer, laporan-laporan serta menyimpannya dengan baik. g. Menerima laporan transakasi hari itu, bukti-bukti kas dan


(54)

h. Memeriksa dan memastikan bahwa laporan-laporan dari semua kpk telah diterima.

i. Mengadakan kunjungan on the spot kepada kantor pelayanan kas dalam rangka pembinaan dan pengawasan.

j. Melakukan pemeriksaan atas semua register-register, kartu-kartu, dan arsi-arsip.

k. Membuat dan melaksanakan rencana kerja anggaran sesuai dengan jadwal dan anggaran yang telah ditetapkan.

l. Memperhatikan dan melaksanakan saran-saran perbaikan atas semua pemeriksaan baik intern maupun ekstern auditor.

m. Membuat usul-usul perbaikan dan pengembangan unit kerjanya.

n. Mengadakan hubungan dengan unit kerja intern PD. BPR dan dengan intansi atau pihak lainnya sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya. o. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan atau direksi. 16.Teller bertugas antara lain :

a. Bersama-sama ka.kkp menyelenggarakan pengurusan kas kkp pos pelayanan kas khusus.

b. Menerima setoran uang dari nasabah yang berhak setelah ada flat bayar dari yang berwenang dan telah dicatat dalam transaksi teller.

c. Membayar uang kepada nasabah yang memiliki flat bayar dari yang berwenang dan telah dicatat dalam transaksi teller.

d. Memflat ( memberikan persetujuan bayar ) atas pengambilan simpanan sebatas kewenangan yang dimilikinya.


(55)

e. Mencatat setiap transakasi kas dalam transaksi teller.

f. Membayar setiap ada kelebihan minimum kas selama jam kerja dan menyetorkan sisa kas pada akhir hari ke kas induk ( kkp ) dengan menggunakan tanda setoran dan mencatatnya pada model Bp. 07.

g. Membuat rekap mutasi bunga pinjaman ( RMBP ) yang angka-angkanya diambil dari bukti kas setoran pinjaman.

h. Membuat proofsheet teller dan proofsheet ka. Kkp.

i. Membuat rekap mutasi buku besar yang angkanya diambil dari prooofsheet dengan perantara T.account.

j. Melakukan tugas-tugas lainnya yang diberikan ka. Kkp sepanjang tidak bertentangan.

4.1.4 Aspek Kegiatan Perusahaan

Kegiatan PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung pada dasarnya sama dengan kegiatan Bank umum, hanya yang menjadi perbedaan adalah jumlah jasa bank yang dilakukan PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung jauh lebih sempit. PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung dibatasi oleh berbagai persyaratan, sehingga tidak dapat berbuat seleluasa bank umum. Keterbatasan kegiatan juga dikaitkan dengan misi pendirian PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung itu sendiri. Dalam praktiknya kegiatan PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung adalah sebagai berikut :

1. Menghimpun dana hanya dalam bentuk :

 Simpanan Tabungan


(56)

2. Menyalurkan dana dalam bentuk :

 Kredit Investasi

 Kredit Modal Kerja

 Kredit Konsumtif 4.2 Pembahasan Masalah

4.2.1 Perkembangan Pemberian Kredit Pada Periode Tahun 2007-2009 Di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung.

Tabel 4.1

Perkembangan Pemberian Kredit di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung

(dalam ribuan rupiah)

Periode Jumlah fluktuasi

Rp %

Tahun 2007 143.860.729 - -

Tahun 2008 192.893.967 49.033.238 34,08% Tahun 2009 159.079.199 (33.814.768) (17,53%)

Sumber : PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung

Dalam perhitungan fluktuasi dari tahun ketahun penulis menggunakan rumus perkembangan dengan rumus sebagai berikut :

Perhitungan fluktuasi :

a. Fluktuasi Rp = jumlah kredit tahun n – jumlah kredit tahun sebelumnya b. Fluktuasi % = fluktuasi Rp tahun n X 100%


(57)

Rumus diatas digunakan untuk menghitung perkembangan pemberian kredit, untuk lebih jelas lagi bisa kita uraikan sebagai berikut :

 Untuk mengetahui jumlah fluktuasi tahun 2008 adalah dengan cara jumlah pemberian kredit tahun 2008 dikurangi jumlah pemberian kredit tahun 2007. Fluktuasi Rp. = 192.893.967.000- 143.860.729.000= Rp 49.033.238.000,

pemberian kredit pada tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar Rp. 49.033.238.000 dari tahun 2007.

%

=

. .

. . .

× 100%

=34,08%. bertambahnya jumlah pemberian kredit dari tahun 2007 sampai tahun 2008 adalah sebesar 34,08%.

 Untuk mengetahui jumlah fluktuasi tahun 2009 adalah dengan cara jumlah pemberian kredit tahun 2009 dikurangi jumlah pemberian kredit tahun 2008.

Rp. = 159.079.199.000- 192.893.967.000= (Rp 33.814.768.000)

pemberian kredit pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar Rp 33.814.768.000 dari tahun 2008.

%

=

. . .

. . .

× 100%

=(17,53%). berkurangnya jumlah pemberian kredit dari tahun 2008 sampai tahun 2009 adalah sebesar 17,53%.

Tabel diatas menjelaskan bahwa perkembangan pemberian kredit di PD. Bank Perkreditan Kota Bandung pada periode tahun 2007 sebesar RP. 143.860.729.000 kemudian pada periode tahun 2008 pemberian kredit mengalami

kenaikan yaitu sebesar Rp. 49.033.238.000 atau 34,08% menjadi Rp 192.893.967.000 karena meningkatnya dana dari pihak ketiga dan pada periode tahun 2009 pemberian kredit mengalami penurunan sebesar Rp. 33.814.768.000


(58)

atau 17,53% menjadi Rp. 159.079.199.000, hal ini disebabkan menurunya dana dari pihak ketiga, bunga kredit dinaikkan dari 11% menjadi 13 %, dan turunnya investasi bank.

4.2.2 Perkembangan Kredit Macet Pada Periode Tahun 2007-2009 Di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung.

Tabel 4.2

Perkembangan Kredit Macet Di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung

( dalam ribuan rupiah )

Sumber : PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung

Tabel diatas menjelaskan bahwa perkembangan kredit macet di PD. Bank Perkreditan Kota Bandung pada periode tahun 2007 sebesar Rp. 26.847.677.000 kemudian pada periode tahun 2008 kredit macet mengalami kenaikan sebesar Rp. 11.498.301.000 atau 42,83% menjadi Rp. 38.345.978.000, hal ini disebabkan kurang selektifnya petugas bank dalam pemberian kredit, kurangnya pengawasan kredit baik pada bagian pemberian kredit maupun pengawasan terhadap nasabah. Pada periode tahun 2009 kredit macet mengalami penurunan sebesar Rp.

Periode Jumlah Fluktuasi

Rp %

Tahun 2007 26.847.677 _ _

Tahun 2008 38.345.978 11.498.301 42,83%


(59)

7.667.978.000 atau 20% menjadi Rp. 30.678.000.000 dikarenakan pihak bank meningkatkan pengawasan kredit baik pada bagian pemberian kredit maupun pengawasan terhadap nasabah dan menurunnya jumlah pemberian kredit.

4.2.3 Dampak Pemberian Kredit Terhadap Kredit Macet Di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung.

Tabel 4.3

Dampak Pemberian Kredit Terhadap Kredit Macet Di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung

( dalam ribuan rupiah )

Periode Fluktuasi

Pemberian Kredit (%)

Fluktuasi Kredit Macet

(%)

Tahun 2007 - -

Tahun 2008 34,08% 42,83%

Tahun 2009 (17,53%) (20%)

Sumber : PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung

Tabel diatas menjelaskan bahwa Pada tahun 2007-2008 pemberian kredit meningkat 34,08% dan kredit macet meningkat 42,83% dalam hal ini menunjukan adanya indikasi bahwa pemberian kredit berdampak meningkatkan kredit macet kemudian Pada tahun 2008-2009 pemberian kredit menurun (17,53%) yang disebabkan menurunnya dana dari pihak ketiga dan naiknya bunga kredit dari 11% menjadi 13%, kredit macet menurun (20%) dikarenakan pihak bank


(60)

meningkatkan pengawasan kredit baik pada bagian pemberian kredit maupun pengawasan terhadap nasabah dan menurunnya jumlah pemberian kredit.

Menurut hasil wawancara kepada bagian kredit bermasalah di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung tentang pemberian kredit bahwa dalam pengembalian dana kredit sering terjadinya kredit macet yang dikarenakan faktor-faktor diantaranya :

1. Sisi debitur antara lain :

a. Itikad tidak baik dari debitur.

b. Menurunnya usaha dari debitur yang akan mengakibatkan turunnya kemampuan debitur untuk membayar angsuran.

c. Pengelolaan usaha debitur tidak berjalan dengan baik. d. Penggunaan pinjaman tidak sesuai dengan tujuan semula.

2. Sisi Internal PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung, antara lain : a. Itikad kurang baik dari petugas Bank Perkreditan Rakyat.

b. Ketidak mampuan petugas Bank Perkreditan Rakyat dalam mengelola pemberian pinjaman mulai dari pengajuan permohonan sampai dengan pencairan pinjaman.

c. Kelemahan dan kurang efektifnya petugas Bank Perkreditan Rakyat dalam membina debitur.

d. Kurang selektifnya petugas Bank Perkreditan Rakyat dalam memberikan pinjaman pada debitur.


(61)

e. adanya hubungan keluarga antara pihak bank dan nasabah kredit dengan persyaratan dalam peminjaman dana yang kurang lengkap sehingga dapat menimbulkan kredit macet.

3. Sisi Ekternal PD. Bank Perkreditan Rakyat Koat Bandung :

a. Akibat perubahan-perubahan eksternal lingkungan seperti perubahan kebijakan pemerintah berupa peraturan perundang-undangan, kenaikan harga / biaya-biaya, dan lain sebagainya yang berpengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap usaha debitur.

b. Pemutus hubungan kerja ( PHK ).


(62)

61 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis laksanakan di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Perkembangan pemberian kredit di PD. Bank Perkreditan Kota Bandung pada periode tahun 2007-2008 pemberian kredit mengalami kenaikan karena meningkatnya dana dari pihak ketiga dan pada periode tahun 2009 pemberian kredit mengalami penurunan, hal ini disebabkan menurunya dana dari pihak ketiga, bunga kredit dinaikkan dari 11% menjadi 13 %, dan turunnya investasi bank.

2. Perkembangan kredit macet di PD. Bank Perkreditan Kota Bandung pada periode tahun 2007-2008 kredit macet mengalami kenaikan, hal ini

disebabkan kurang selektifnya petugas bank dalam pemberian kredit, kurangnya pengawasan kredit baik pada bagian pemberian kredit maupun pengawasan terhadap nasabah. Pada periode tahun 2009 kredit macet mengalami penurunan dikarenakan pihak bank meningkatkan pengawasan kredit baik pada bagian pemberian kredit maupun pengawasan terhadap nasabah dan menurunnya jumlah pemberian kredit.


(63)

3. Dampak pemberian kredit terhadap kredit macet di PD. Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung yaitu apabila pemberian kredit meningkat maka kredit macet meningkat pula, hal ini menunjukan adanya indikasi bahwa pemberian kredit berdampak meningkatkan kredit macet. Terjadinya kredit macet dikarenakan faktor-faktor dari Sisi debitur, sisi internal dan sisi Ekternal.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian maka ada beberapa saran yang akan penulis sampaikan, yaitu sebagai berikut :

1. Diharapkan pihak bank dalam pemberian kreditnya dapat meningkatkan lagi jumlah nasabahnya sehingga pendapatan akan meningkat pula.

2. Diharapkan pihak bank dapat menekan jumlah kredit macetnya sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi pihak bank dan meningkatkan pengawasan kredit. 3. Sebaiknya pihak bank harus lebih selektif dalam memilih nasabah kreditnya.


(64)

Analysis Of Distribution Credit It’s Impact To Disturbance Credit

At PD. Bank Perkreditan Rakyat

Kota Bandung

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi

Pada Program Studi Keuangan Dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

Oleh :

TAUFIK HIDAYAT 21507046

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(65)

viii

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRAK ...iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 5

1.2.1. Identifikasi Masalah ... 5

1.2.2. Rumusan Masalah... 5

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1. Maksud Penelitian ... 6

1.3.2. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Kegunaan Penelitian ... 6


(66)

ix

2.1. Kajian Pustaka ... 9

2.1.1. Pengertian Bank... 9

2.1.1.1 Fungsi Bank ... 10

2.1.1.2 Jenis Bank ... 10

2.1.2. Pengertian Kredit ... 11

2.1.2.1 Unsur-Unsur Kredit ... 11

2.1.2.2 Tujuan Kredit ... 12

2.1.2.3 Fungsi Kredit ... 13

2.1.2.4 Jenis Kredit ... 13

2.1.2.5 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit ... 15

2.2. Kerangka Pemikiran ... 19

2.2.1. Analisis Kelayakan Kredit ... 19

2.2.2. Kredit Macet... 21

2.2.3. Hubungan Antara Anslisis Kelayakan Kredit Dengan Kredit Macet ... 22

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN ... 28

3.1. Objek Penelitian ... 28

3.2. Metode Penelitian ... 28

3.2.1 Desain Penelitian ... 28


(1)

vi

4. Ibu Lita Wulantika, SE.,M.Si selaku dosen wali yang selalu memberi arahan dan masukan kepada penulis.

5. Ibu Trustorini Handayani, SE.,M.Si selaku dosen pembimbing yang memberikan bimbingan dalam penyelesaian tugas akhir kepada penulis. 6. Seluruh dosen dan staf Universitas Komputer Indonesia, yang memberikan

petunjuk maupun arahan kepada seluruh mahasiswa dan yang telah membimbing dan memberikan materi perkuliahan kepada penulis.

7. Seluruh staf Perpustakaan Universitas Komputer Indonesia yang telah membantu penulis dalam peminjaman buku.

8. Kepada Ibu dan Ayah tercinta yang telah memberikan bimbingan, dorongan dan dukungan baik material maupun moril sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir.

9. Sahabat-sahabat baikku Megi, Putri, Serly, Vicky, Deden, Chandra, dan Irvana serta teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, karena telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir penulis.

10.Seluruh rekan-rekan di Universitas Komputer Indonesia, khususnya Jurusan Keuangan dan Perbankan Angkatan 2007 yang telah memberikan saran dan kritiknya kepada penulis.

11.Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu penulis selama ini.


(2)

vii

Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan membalas segala amal budi serta kebaikan pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini dan semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. penulis ucapan terima kasih.

Bandung, Agustus 2010 Penulis,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tugas Akhir : Analisis Pemberian Kredit Dampaknya Terhadap

Kredit Macet Di PD.Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung

Nama : Taufik Hidayat

NIM : 21507046

Jenjang : Diploma III

Program studi : Keuangan dan Perbankan

Fakultas : Ekonomi

Bandung, Juli 2010 Menyetujui, Pembimbing

Trustorini Handayani, SE.,M.Si. NIP. 4127.34.02.012

Dekan Fakultas Ekonomi

Prof.Dr.Hj. Umi Narimawati, Dra.,SE.,M.Si NIP. 4217.34.02.015

Ketua Program Studi Keuangan dan Perbankan

Linna Ismawati, SE.,M.Si., NIP. 4127.34.02.008


(4)

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama : Taufik Hidayat Tempat/Tanggal Lahir: Bandung, 8 Mei 1988

Umur : 22 Tahun

Jenis Kelamin : Pria

Agama : Islam

Bangsa : Indonesia

Alamat : Jl. Cikutra Barat Gg. Cikondang V No. 56 Rt. 05 Rw. 20 Bandung 40133

No. Telepon : (022) 91857163 II. Pendidikan Formal

1. SDN Sukaluyu I Bandung, tamat berijazah tahun 2000 2. SLTPN 27 Bandung, tamat berijazah tahun 2003 3. SMAN 19 Bandung, tamat berijazah tahun 2006

4. Tahun 2007 saat ini tercatat sebagai mahasiswa jenjang D3 Program Studi Keuangan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Demikian riwayat hidup penulis yang disusun secara singkat, untuk melengkapi penulisan Laporan Tugas Akhir.


(6)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya Tulis Tugas Akhir saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik Ahli Madya baik di Universitas Komputer Indonesia maupun di perguruan Tinggi lainnya.

2. Karya Tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri tampa bantuan pihak lain kecuali arahan Tim Pembimbing.

3. Dalam Karya Tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang lebih ditulis dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicamtumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Bandung, Juli 2010 Surat Pernyataan

Taufik Hidayat 21507046