Motivasi Belajar Pengajaran metode pemberian tugas belajar dan resitasi 1. DEFINISI

Sependapat dengan pernyataan tersebut Soetomo 1993:68 mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang menyebabkan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain Soetomo, 1993:120 Pasal 1 Undang –undang No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada siatuasi tertentu.

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Menurut Djamarah 2002: 114 motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur 2001: 3 bahwa siswa yang termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan meyerap dan mengendapkan mateti itu dengan lebih baik. Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. 3. Macam-macam Motivasi Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Motivasi Intrinsik Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar Usman, 2000: 29. b. Motivasi Ekstrinsik Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama dikelasnya Usman, 2000: 29. Dari uraian di atas diketahui bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena adanya perangsang dari luar, misalnya adanya persaingan, untuk mencapai nilai yang tinggi, dan lain sebagainya.

C. Pengajaran metode pemberian tugas belajar dan resitasi 1. DEFINISI

Yang dimaksud dengan pemberian tugas belajar dan resitasi ialah suatu cara mengajar di mana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada peserta didik, sedangkan hasil tersebut di periksa oleh guru dan peserta didik mempertanggung jawabkannya. Pertanggungan jawab itu dapat dilaksanakan dengan cara - Dengan menjawab test yang diberikan oleh guru. - Dengan menyampaikan ke muka berupa lisan - Dengan cara tertulis. Dalam metode ini kita menemukan tiga istilah penting 1. Tugas: Tugas adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan baik tugas datangnya dari orang lain maupun dari dalam diri kita sendiri. Di sekolah biasanya itu datang dari pihak guru atau kepala sekolah atau peserta didik sendiri. Tugas ini biasanya bersifat educatif dan bukan bersifat dan berunsur pekerjaan. 2. Belajar. Banyak sekali perumusan tentang belajar Menurut S. Nasution ada beberapa batasan istilah belajar a Belajar adalah perubahan dalam sistem urat saraf. b Belajar adalah penambahan pengetahuan. c Belajar adalah perubahan kelakuan berkat pengalaman dan pengertian. Perubahan tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh apa yang dimiliki seseorang itu, seperti: sifat, pengalaman, pengetahuan, keterampilan, keadaan jasmaniah dan lain- lain sebagainya, dan jugs dipengaruhi pula oleh lingkungan. Hasil belajar dipengaruhi pula oleh motif bahan yang dipelajari dengan mempergunakan alat-alat, waktu, cara belajar dan sebagainya. 3. Resitasi Resitasi adalah penyajian kembali atau penimbulan kembali sesuatu yang sudah dimiliki, diketahui atau dipelajari. Metode ini sering disebut metode pekerjaan rupiah. Prinsip yang mendasari metode ini ada dalam AI-Quran. Tuhan memberikan suatu tugas yang berat terhadap Nabi Muhammad sebelum dia melaksanakan tugas ke-Rasulannya. Tugas yang diintruksikan itu ialah berupa sifat-sifat kepemimpinan yang harus dimiliki. Firman Allah S.W.T Hai orang yang berselubung, bangunlah dan pertakutilah kaummu, hendak besarkan Tuhan-mu. Dan bersihkanlah pakaianmu Tinggallah pekerjaan-pekerjaan yang mendatangkan siksaan. Janganlah engkau memberi kepada orang lain lantaran hendak meminta lebih banyak. Sabar dan uletlah menurut perintah Tuhan. Q.S. Al Mudatatsir: 1-7. Jadi Tuhan memberikan tugas lima macam, antara lain: a. Taat beragama membesarkan Tuhan. b. Giat dan rajin berdakwah. c. Membersihkan diri, jiwa dari kekotoran lahir dan bathin. d. Percaya pada diri sendiri dan tidak mengharapkan sesuatu pada orang lain. e. Tabah dan ulet dalam melaksanakan tugas.

2. PASE-PASE RESITASI

Dengan metode Resitasi terdapat 3 fase 1. Guru memberikan tugas: Tugas yang diberikan oleh guru harus disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Dalam pelaksanaan tugas itu kemungkinan peserta didik akan menjawab dan penyelesaikan suatu bentuk hitungan dan ada pula berbentuk sesuatu yang harus diselesaikan, ada pula berbentuk sesuatu yang baik dari berbagai aspek. 2. Murid melaksanakan tugas belajar cara murid belajar akan terlaksana dengan balk apabila dia belajar sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. 3. Murid mempertanggung jawabkan hasil, pekerjaannya resitasinya. Resitasi itu juga akan wajar apabila sesuai dengan tujuan pemberian tugas.

3. KEUNTUNGAN METODE RESITASI

1. Peserta didik belajar membiasakan untuk mengambil inisiatif sendiri dalam segala tugas yang diberikan. 2. Meringankan tugas guru yang diberikan. 3. Dapat mempertebal rasa tanggung jawab. Karena hasil-hasil yang dikerjakan dipertanggung jawabkan dihadapan guru. 4. Memupuk anak agar mereka dapat berdiri sendiri tanpa mengharapkan bantuan orang lain. 5. Mendorong peserta didik supaya suka berlomba-lomba untuk mencapai sukses. 6. Hasil pelajaran akan tahan lama karena pelajaran sesuai dengan minat peserta didik. 7. Dapat memperdalam pengertian dan menambah keaktipan dan kecakapan peserta didik. 8. Waktu yang dipergunakan tak terbatas sampai pada jam jam 9. sekolah.

4. KELEMAHAN METODE RESITASI

1. Peserta didik yang terlalu bodoh sukar sekali belajar. 2. Kemungkinan tugas yang diberikan tapi dikerjakan oleh orang lain. 3. Kadang-kadang peserta didik menyalin atau meniru pekerjaan temannya sehingga pengalamannya sendiri tidak ada. 4. Kadang-kadang pembahasannya kurang sempurna. 5. Bila tugas terlalu sering dilakukan oleh murid akan menyebabkan - Terganggunya kesehatan peserta didik, karena mereka kembali dari sekolah selalu melakukan tugas, seingga waktu bermain tidak ada. - Menyebabkan peserta didik asal mengerjakan saja karena mereka menganggap tugas-tugas tersebut membosankan. -Mencari tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuan setiap individu sulit, jalan pelajaran lambat dan memakan waktu yang lama. -Kalau peserta didik terlalu banyak kadang-kadang guru tak sanggup memeriksa tugas-tugas peserta didik tersebut.

5. LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS DIRUMUSKAN TERLEBIH DAHULU DALAM PELAKSANAAN RESITASI

1. Pemberian Tugas Dan Penjelasan a. Tujuan yang harus dicapai mestilah dirumuskan terlebih dahulu secara jelas. b. Terangkan dengan jelas tugas-tugas yang akan dikerjakan murid. c. Selidiki apakah metode resitasi satu-satunya yang terbaik untuk bahan yang akan diajarkan. 2. Pelaksanaan Tugas. a. Setiap tugas yang diberikan harus di kontrol. b. Siswa yang mengalami kegagalan harus dibimbing. c. Hargailah setiap tugas yang di kerjakan murid. d. Berikan dorongan bagi siswa kurang bergairah. e. Tentukan bentuk-bentuk resitasi yang akan dipakai. f. Saran-saran: 1 Tugas yang diberikan harus jelas, sehingga anak mengerti betul apa yang harus dikerjakan. 2 Waktu untuk menyelesaikan tugas harus cukup. 3 Adakan kontrol yang sistimatis sehingga mendorong anak¬anak bekerja dengan sungguh- sungguh. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan action research, karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Menurut Oja dan Sumarjan dalam Titik Sugiarti, 1997; 8 mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu a guru bertindak sebagai peneliti, b penelitian tindakan kolaboratif, c Simultan terintegratif, dan d administrasi social ekperimental. Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentu guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah praktisi guru. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan. Penelitian ini akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara kalasikal telah mencapai 85 atau lebih. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak tergantung pada jumlah siklus yang harus dilalui.

A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian