Beban Port dan Antarmuka Akses Memori

berbeda, karena tidak menggunakan pull-up internal. FET pull-up pada output driver P0 lihat gambar 6A hanya digunakan pada saat Port mengeluarkan 1 selama akses memori external, selain keadaan ini FET pull-up tidak aktif. Akibatnya bila bit-bit P0 berfungsi sebagai output maka bersifat open drain. Penulisan logika 1 ke bit latch menyebabkan kedua FET tidak bekerja, sehingga pin dalam keadaan mengambang floating. Pada kondisi ini pin dapat berfungsi sebagai high impedance input. Port 1,2, dan 3 sering disebut dengan quasibidirectional karena mempunyai pull-up internal. Saat berfungsi sebagai input maka mereka akan ditarik ke high dan akan bersifat sebagai sumber arus bila ditarik ke low secara eksternal. Port 0 sering disebut sebagai true-bidirectional, karena bila dikonfigurasikan sebagai input maka pinpinnya akan mengambang. Pada saat reset semua port latch akan berlogika 1.

b. Beban Port dan Antarmuka

Output buffer Port 1,2, dan 3 dapat dibebani 4 input LS TTL. Bila port berfungsi sebagai input, maka dapat menerima output opencollector atau open-drain, tetapi transisi 0 ke 1 tidak dapat berlangsung dengan cepat. Output buffer Port 0 dapat dibebani dengan 8 input LS TTL. Bila Port 0 berfungsi sebagai port, maka diperlukan pull-up external , kalau digunakan sebagai jalur alamatdata pull-up tidak diperlukan.

c. Akses Memori

Mengakses memori external ada 2 macam : akses Program Memory external dan akses Data Memory external. Mengakses Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Program Memory external menggunakan signal PSEN Program Store Enable sebagai sinyal baca. Sedangkan untuk mengakses Data Memory eksternal digunakan RD dan WR fungsi alternatif P3.7 dan P3.6 untuk membaca dan menulis ke memori. Membaca Program Memory external selalu menggunakan alamat 16 bit. Sedangkan untuk mengakses Data Memory external dapat menggunakan alamat 16 bit MOVX DPTR atau alamat 8 bit MOVX Ri. Pada saat alamat 16 bit digunakan, high byte dari jalur alamat dihasilkan oleh Port 2, yang dipertahankan selama siklus pembacaan atau penulisan. Perhatikan bahwa Port 2 mempunyai pull-up yang kuat selama mengeluarkan bit alamat 1 pada saat eksekusi instruksi MOVX DPTR. Pada saat ini latch Port 2 SFR tidak selalu berisi 1, dan isi SFR Port 2 tidak berubah. Bila siklus memori external tidak segera diikuti siklus memori external yang lain maka isi SFR Port 2 yang tidak berubah tersebut akan muncul kembali pada siklus berikutnya. Bila menggunakan alamat 8 bit MOVX Ri, isi SFR Port 2 tetap sama dengan pin Port 2 selama siklus memori external. Karakteristik ini memberikan kemampuan paging memori. Low byte dari alamat bersifat timemultiplexed dengan data byte Port 0, artinya data dan alamat dihasilkan oleh pin yang sama secara bergantian dengan selang waktu tertentu. Sinyal alamat data mengaktifkan kedua FET pada output buffer Port 0 lihat gambar 6A. Jadi dalam aplikasi ini pin-pin Port 0 tidak bersifat sebagai output opendrain, dan tidak memerlukan pull-up external .Sinyal ALE Address Latch Enable digunakan untuk Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. menyimpan address byte ke sebuah latch external. Address byte valid pada saat transisi negatif ALE. Pada siklus penulisan, data yang akan dituliskan muncul pada Port 0 tepat sebelum WR aktif, dan data ini tetap ada sampai WR dinonaktifkan. Pada siklus pembacaan, data byte diterima oleh Port 0 sesaat sebelum sinyal RD dinonaktifkan. Ada 2 kondisi untuk mengakses Program Memory external : 1. Pada saat sinyal EA aktif, atau 2. Pada saat Program Counter PC berisi nilai lebih besar dari 0FFFH 1FFFH untuk 89C52.

2.1.8 Catu Daya untuk Sistem Mikrokontroller

Kinerja sistem mikrokontroller sangat dipengaruhi pleh perangkat catu daya yang digunakan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan sistem yang handal, diperlukan sistem catu daya yang stabil. Mikrokontroller Atmega8535 menggunakan catu daya pada operasi normal dengan tegangan DC 5V. Pada aplikasi sederhana, kita dapat menggunakan regulator tegangan DC 5V berupa IC LM7805. Agar tegangan keluaran pada pin 3 stabil pada 5V, maka tegangan masukkan pada pin 1 hendaklah antara 7V hingga 24V. di pasaran, IC ini beredar dalam beberapa versi. Untuk sistem dengan konsumsi daya hingga 1A, dapat digunakan LM7805 dengan kemasan TO-220 yang dilengkapi metal pendingin. Namun, jika sistem yang dibuat hanya mengkonsumsi daya sekitar 50mA, maka dapat menggunakan tipe LM7805 dengan kemasan TO-92 yang telah dapat menangani arus hingga 100mA. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 2.16 Catu Daya Sederhana Untuk Mikrokontroller

2.1.9 7-segmen

7-segmen display adalah sebuah rangkaian yang dapat menampilkan angka-angka desimal maupun heksadesimal. 7-segment display biasa tersusun atas 7 bagian yang setiap bagiannya merupakan LED Light Emitting Diode yang dapat menyala. Jika 7 bagian diode ini dinyalakan dengan aturan yang sedemikian rupa, maka ketujuh bagian tersebut dapat menampilkan sebuah angka heksadesimal. Gambar 2.17 7-Segmen 7-segmen display membutuhkan 7 sinyal input untuk mengendalikan setiap diode di dalamnya. Setiap diode dapat membutuhkan input HIGH atau LOW untuk mengaktifkannya, tergantung dari jenis seven-segmen display tersebut. Jika Seven-segment bertipe common-cathode, maka dibutuhkan sinyal HIGH untuk mengaktifkan setiap diodenya. Sebaliknya, untuk yang LM 7805 220 AC Transformator 22pF 100nF C1 C2 C3 10nF + 5V R = 10k 1 2 3 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. bertipe common-annide, dibutuhkan input LOW untuk mengaktifkan setiap diodenya. Salah satu cara untuk menghasilkan sinyal-sinyal pengendali dari suatu seven segment display yaitu dengan menggunakan sebuah 7-segmen decoder atau langsung di kodekan pada mikrokontroler. 7- segmen, merupakan sekumpulan LED yang dibangun sedemikian rupa sehingga menyerupai digit, 7-segmen ada dua macam: common anoda dan common katoda . Gambar 2.18 Rangkaian Interface ke 7-Segmen Pada rangkaian tersebut dapat anda perhatikan bagian seven segmen, karena seven segmen yang digunakan adalah common anoda, maka segmen tersebut dapat nyala apabila mendapat logika 0 pada bagian katoda. Dengan kata lain untuk menghidupkan seven segmen yang terkoneksi ke mikrokontroler port paralel maka harus dioutputkan logika 0.Sehingga pada contoh tersebut, agar dapat ditampilkan angka 3 pada seven segmen maka port P0 harus mengeluarkan data 00110000b. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.10 Relay

Relay adalah alat yang dioperasikan dengan listrik secara mekanis mengontrol penghubungan rangkaian listrik, bermanfaat untuk kontrol jarak jauh dan untuk pengontrolan alat tegangan dan arus tinggi dengan sinyal kontrol tegangan dan arus rendah. Bekerja berdasarkan pembentukan elektromagnet yang menggerakkan elektromekanis penghubung dari dua atau lebih titik penghubung konektor rangkaian, sehingga dapat menghasilkan kondisi kontak ON dan kondisi kontak OFF atau kombinasi dari keduanya. Secara sederhana berikut ini prinsip kerja dari relay, ketika coil mendapat energi listrik energized akan timbul gaya elektromagnet yang akan menarik armature yang berpegas dan kontak akan menutup. Gambar 2.19 . rangkaian relay http:sulhansetiawan.com Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 2.20 Skema Relay Elektromekanik Selain berfungsi sebagai komponen elektronik, relay juga menyimpan fungsi sebagai pengendali sistem. Sehingga relay mempunyai 2 macam simbol yang digunakan pada : 1 Rangkaian listrik hardware 2 Program software Berikut ini simbol yang digunakan: Gambar 2.21 Rangkaian dan Simbol Logika Relay Simbol Salah satu kegunaan utama relay dalam dunia industri ialah untuk implementasi loika kontrol dalam suatu sistem. Sebagai bahasa pemrograman digunakan konfigurasi yang disebut ladder diagram atau relay ladder logic . Berikut ini beberapa petunjuk tentang relay ladder logic ladder diagram: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Diagram wiring yang khusus digunakan sebagai bahasa pemrograman untuk rangkaian kontrol relay dan switching. 2. LD tidak menunjukkan rangkaian hardware, tapi alur berpikir. 3. LD bekerja berdasarkan aliran logika, bukan aliran teganganarus. Relay ladder logic terbagi menjadi 3 komponen: 1. Input : Pemberi informasi 2. Logic : Pengambil keputusan 3. Output : Usaha yang dilakukan

2.2 Software