tajam. Kedua anoda pemercepat dan anoda pemusat juga
berbentuk silinder dengan lubang- lubang kecil ditengah-tengahnya
masing-masing silinder satu sumbe dengan CRT. Lubang-
lubang kecil di dalam elektrode- elektrode ini memungkinkan
berkas elektron dipercepat dan terpusat merambat melalui pelat
defleksi vertikal dan horisontal menuju layar.
1.6.4.2. Layar CRT Bila berkas elektron membentur
layar CRT yang berlapiskan fosfor akan menghasikan bintik cahaya.
Bahan dibagian dalam CRT berupa fosfor sehingga energi
kinetik tumbukan elektron pada layar akan menyebabkan
perpendaran cahaya. Fosfor menyerap energi kinetik dari
elektron-elektron pembombardir dan memancarkan kembali energi
tersebut pada frekuensi yang lebih rendah dalam spektrum cahaya
tampak. Bahan-bahan flourescen memiliki karakteristik fosforesensi
yaitu memancarkan cahaya walaupun sumber eksitasi telah
dihilangkan. Lama waktu cahaya yang tinggal setelah bahan yang
bersinar hilang disebut ketahanan atau persistansi. Ketahanan
biasanya diukur berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh
bayangan CRT agar berkurang ke suatu persistansi tertentu
biasanyab 10 persen dari keluaran cahaya semula.
Intensitas cahaya yang dipancarkan CRT disebut
luminansi tergantung beberapa faktor. Pertama intensitas cahaya
dikontrol oleh jumlah elektron pembombardir yang membentur
layar setiap detik. Jika arus berkas diperbesar atau arus berkas
dengan jumlah yang sama dipusatkan pada daerah yang lebih
kecil dengan mengurangi ukuran bintik maka luminansi akan
bertambah. Kedua luminansi bergantung pada energi benturan
elektron pembombardir pada layar, energi benturan dapat ditingkatkan
melalui penambahan tegangan pada anoda pemercepat. Ketiga
luminansi merupakan fungsi waktu benturan berkas pada permukaan
lapisan fosfor ini berarti kecepatan penyapuan akan mempengaruhi
luminansi. Akhirnya luminansi merupakan fungsi karakteristik fisik
dan fosfor itu sendiri. Oleh karena itu hampir semua pabrik
melengkapi pembeli dengan pilihan bahan fosfor, tabel di bawah ini
menyajikan karakteristik beberapa fosfor yang lazim digunakan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Tabel 1-9 Karakteristik beberapa fosfor yang lazim digunakan William Cooper :
Jenis fosfor
Fouresensi Fosforisensi
Luminansi Penurunan
ke 0,1 Komentar
P1 Kuning-
hijau Kuning-hijau
50 95
Untuk pemakaian
umum
P3 Biru-hijau
Kuning-hijau 55
120 Kecepatan
rendah dan kecepatan
tinggi,
P4 Putih
Putih 50
20 peragaan
televisi P5
Biru kuning -hijau
35 1500
Pengamatan fenomena
kecepatan rendah
P11 Ungu-biru
Ungu-biru 15
20 Pemakaian
fotografi P31
Kuning- hijau
Kuning-hijau 100
32 Pemakaian
umum fosfor paling terang
Sejumlah faktor perlu dipertimbangkan dalam memilih
fosfor agar sesuai kebutuhan. Contoh fosfor P11 memliki
ketahanan singkat, sangat baik untuk pemotretan bentuk
gelombang tetapi sama sekali tidak sesuai untuk pengamatan visual
fenomena kecepatan rendah. P31 luminansi tinggi, ketahanan
sedang, merupakan kompromi yang paling baik untuk penglihatan
gambar secara umum, banyak dijumpai dalam kebanyakan CRO
standar tipe laboratorium. Ada kemungkinan kerusakan berat
pada CRT yang dikarenakan penanganan yang tidak tepat pada
pengaturan alat-alat kontrol yang terdapat pada
panel depan. Bila sebuah fosfor dieksitasi oleh
berkas elektron pada rapat arus yang berlebihan, akan
menyebabkan panas pada fosfor sehingga keluaran cahaya
berkurang. Dua faktor yang mengontrol terjadinya panas
adalah kerapatan berkas dan lamanya eksitasi. Kerapatan
berkas dikontrol oleh
melalui tombol INTENSITY, FOCUS dan
ASTIGMATISM pada panel depan CRO. Waktu yang diperlukan oleh
berkas untuk mengeksitasi suatu permukaan fosfor diatur dengan
penyapu atau alat kontrol TIMEDIV. Panas yang mungkin
menyebabkan kerusakan fosfor, dicegah dengan mempertahankan
berkas pada intensitas yang rendah dan waktu pencahayaan
yang singkat.
Di unduh dari : Bukupaket.com
1.6.4.3. Gratikulasi