Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Ayam

(1)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang S1 (Strata 1) Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

MELLA RISNA EFFENDI 10510705

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2013


(2)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

ABSTRAK……….. i

ABSTRACT………... ii

KATA PENGANTAR………. iii

DAFTAR ISI……… v

DAFTAR GAMBAR………... x

DAFTAR TABEL……… xii DAFTAR SIMBOL……….. xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... .1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ... 4

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 4

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 5

1.5 Batasan Masalah ... 5


(3)

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pakar ... 7

2.1.1 Pengertian Sistem Pakar ... 7

2.1.2 Struktur Sistem Pakar……….………7

2.1.3 Manfaat dan Kemampuan Sistem Pakar……….8

2.1.4 Keterbatasan Sistem Pakar………..…………8

2.1.5 Basis Pengetahuan……….………..9

2.1.6 Representasi Pengetahuan ... 10

2.1.7 Pemdekatan Metode Inferensi……….…………..11

2.1.8 Metode Penelusuran Sistem Pakar ... 13

2.1.9 Strategi Penyelesaian Konflik ... 14

2.2 Penyakit Ayam Ras Petelur ... 15

2.2.1 Bakteri ... 15

2.2.2 Virus ... 19

2.3 Perangkat Lunak Pendukung ... 27

2.3.1 JDK ... 27

2.3.2 Eclipse ... 27

2.3.3 Android ... 29

2.3.4 Android SDK ... 32

2.3.5 Notepad++ ... 32

2.3.6 PHP ... 32


(4)

2.3.8 PhpMyAdmin ... 34

2.3.9 MySql ... 34

2.3.10 WebService………..………...36

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian... 39

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan... 39

3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 40

3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan………...40

3.1.4 Deskripsi Tugas ... 41

3.2 Metode Penelitian ... 45

3.2.1 Desain Penelitian ... 45

3.2.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data ... 45

3.2.3 Metode Pendekatan Sistem dan Pengembangan Sistem ... 47

3.2.3.1 Metode Pendekatan Sistem……….47

3.2.3.2 Metode Pengembangan Sistem………47

3.2.3.3 Alat Bantu Analisis dan Perancangan……….……49 3.2.4 Pengujian Software………...…..…………..51

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan………....………….………..50

4.1.1 Use Case Diagram Sistem Yang Berjalan……….51


(5)

4.1.3 Evaluasi Sistem Yang Berjalan………….…..………..…………52

4.2 Analisis Data Penyakit dan Gejala.………....52

4.3 Kaidah Produksi………...55

4.4 Perancangan Sistem………59

4.4.1 Tujuan Perancangan Sistem…….…………...………….……….59

4.4.2 Gambaran Umum Sistem Yang Diusulkan………...60

4.4.3 Perancangan Prosedur Yang Diusulkan………....60

4.4.3.1 Use Case Diagram………...60

4.4.3.2 Activity Diagram……….………...64

4.4.3.3 Sequence Diagram………..………65

4.4.3.4 Class Diagram……….………67

4.4.3.5 Component Diagram………...68

4.4.3.6 Deployment Diagram……….68

4.4.4 Perancangan Antar Muka………...….…….…69

BAB VIMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1 Implementasi ... 74

5.1.1 Batasan Implementasi ... 74

5.1.2 Implementasi Perangkat Keras dan Lunak ... 74

5.1.3 Implementasi Antar Muka ... 76

5.1.4 Implementasi Instalasi Program ... 80

5.1.5 Penggunaan Program ... 83


(6)

5.2.1 Rencana Pengujian ... 87 5.2.2 Kasus dan Hasil Pengujian.. ... 88 5.2.3 Kesimpulan Hasil Pengujian……….…………...90 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan……….………91

6.2 Saran………...91

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi syarat ujian akhir program S1 Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia. Skripsi ini

diberi judul “Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Ayam”.

Dalam kesempatan ini juga, izinkanlah penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT, yang telah memberikan kemurahan atas segala kehendaknya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

3. Prof. Dr. H. Denny Kurniadie,Ir.,M.Sc, selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Unversitas Komputer Indonesia.

4. R. Fenny Syafariani, S.Si., M.Stat, selaku Ketua Panitia TA/Skripsi 2012/2013 Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik Dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

5. Syahrul Mauluddin, S.Kom.,M.Kom, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer


(8)

6. Wahyuni,S.Si.,MT, selaku Dosen Wali Konversi.

7. Wahyudi, S.Pt., selaku Pakar yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan informasi kepada penulis.

8. Ketua dan seluruh staff KSU Jati Mekar yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian dan kemudahan atas penelitian yang penulis lakukan.

9. Seluruh Dosen dan Staff Prodi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

10. Kedua Orang Tua, Papa Jajang Effendi dan Mama Komalasari Ekayani, Adik, serta keluarga besar tercinta yang telah memberikan semangat dan dorongan beserta doa kepada penulis.

11. Teman-teman Prodi Sistem Informasi dan semua pihak yang telah membantu dalam Skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bandung , Juli 2013 Penulis


(9)

DAFTAR PUSTAKA

SUMBER BUKU

Merlina, Nita, M.Kom., & Rahmat Hidayat, S.Kom. 2012. Perancangan Sistem Pakar. Ghalia Indonesia. Yogyakarta.

Kusrini,. 2008. Aplikasi Sistem Pakar. Andi. Yogyakarta.

Nazaruddin Safaat H. 2011. Android Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC Berbasis Android. Informatika. Bandung.

Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan UML. Graha Ilmu. Yogyakarta.

SUMBER INTERNET

http://id.wikipedia.org/wiki/jdk/ 25 Maret 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/Eclipse/ 25 Maret 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/Android/ 25 Maret 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/Android sdk/ 25 Maret 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/xampp/ 25 Maret 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/phpmyadmin/ 25 Maret 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/mysql/ 25 Maret 2013


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi dari masa ke masa semakin pesat dengan maraknya penggunaan teknologi disegala aspek kehidupan. Teknologi, tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini ditunjukan dengan banyaknya pekerjaan manusia yang didukung oleh perangkat teknologi informasi salah satunya seperti pada bidang koperasi serba usaha. Salah satu bidang dari teknologi informasi yang mengalami perkembangan secara signifikan adalah sistem pakar.

Sistem pakar adalah sebuah program komputer yang mempresentasikan dan menalarkan pengetahuan dari seorang pakar dalam suatu subjek dengan tujuan memecahkan masalah atau memberikan saran. Sampai saat ini sudah ada beberapa hasil perkembangan sistem pakar dalam berbagai bidang sesuai dengan bidang kepakaran seseorang, misalnya bidang medis untuk peternakan.

Usaha peternakan cukup diminati oleh masyarakat yaitu peternakan ayam, karena ayam merupakan jenis unggas yang menjadi sumber ekonomi yang menjanjikan. Sehingga perawatan dan pemeliharaan yang intensif pada ayam akan menghasilkan keuntungan yang berlipat.


(11)

Koperasi Serba Usaha (KSU) Jati Mekar yang berada di wilayah Desa Caracas Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang merupakan salah satu badan usaha yang memiliki jenis usaha peternakan ayam. Peternakan tersebut dikelola oleh peternak yang bertugas mengurus ternak baik itu dalam hal pemberian makanan, air minum, kebersihan kandang, serta penanganan terhadap ayam dalam kondisi buruk. Berdasarkan hasil observasi pada peternakan ayam di KSU Jati Mekar, serta wawancara dengan pakar ayam yang menangani penyakit ayam pada peternakan di KSU jati Mekar, penulis menemukan permasalahan yaitu umumnya para peternak memiliki pengetahuan yang minim mengenai teknis penanganan penyakit ayam. Keadaan ini mengakibatkan peternak memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pakar ternak ayam atau dokter hewan yang ahli dalam menangani penyakit ayam. Akan tetapi, jumlah pakar ternak ayam atau dokter hewan terbatas, terutama di pedesaan. Sehingga untuk mendatangkannya diperlukan biaya yang cukup mahal serta jarak lokasi pakar dengan peternakan yang cukup jauh membutuhkan waktu tempuh yang cukup lama. Penanganan ayam dalam kondisi buruk pun harus secepat mungkin ditangani sehingga kemungkinan ayam mati akibat hal tersebut dapat diminimalisir.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas maka penulis tertarik untuk menjadikan ini sebagai bahan informasi dan data untuk menyusun penulisan skripsi dengan judul “Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Ayam”. Dengan adanya sistem pakar ini diharapkan mampu


(12)

mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh peternak maupun masyarakat secara luas yang memiliki ayam dalam proses penanganan penyakit ayam.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengidentifikasi permasalahan yang ada yaitu sebagai berikut :

1. Masih minimnya pengetahuan peternak ayam mengenai teknis penanganan penyakit ayam.

2. Masih banyaknya peternak yang memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pakar ternak ayam atau dokter hewan yang ahli dalam menangani penyakit ayam.

3. Jumlah pakar ternak ayam atau dokter hewan yang terbatas, terutama di pedesaan. Sehingga untuk mendatangkannya diperlukan biaya yang cukup mahal serta jarak lokasi pakar dengan peternakan yang cukup jauh membutuhkan waktu tempuh yang cukup lama.

Adapun perumusan masalah berdasarkan identifikasi permasalahan diatas, yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana sistem yang sedang berjalan pada proses diagnosa penyakit ayam di peternakan KSU Jati Mekar.

2. Bagaimana perancangan Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Ayam.

3. Bagaimana pengujian Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Ayam yang diusulkan.


(13)

4. Bagaimana implementasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Ayam yang diusulkan.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini yaitu membangun aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Ayam.

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui proses diagnosa penyakit ayam yang sedang berjalan di peternakan ayam KSU Jati Mekar.

2. Untuk merancang Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Ayam. 3. Untuk memastikan Sistem Pakar yang diusulkan bebas dari

kesalahan-kesalahan dalam segala kondisi.

4. Untuk mengimplementasi Sistem Pakar yang telah dibuat secara keseluruhan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berikut penulis uraikan kegunaan penelitian bagi akademis dan praktis.

1.4.1 Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis dari penelitian ini, diharapkan dengan adanya sistem yang dibahas pada penulisan skripsi ini dapat menjadi kemudahan dalam melakukan kinerja dalam mendiagnosa, pengobatan, dan pencegahan awal penyakit yang menyerang ternak ayam.


(14)

1.4.2 Kegunaan Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk :

1. Pengembangan Ilmu, dapat menjadi perbandingan antara sistem pakar yang lainnya sehingga dapat dilakukan pengembangan lagi sehingga sistem pakar menjadi lebih baik.

2. Peneliti Lain, dapat dijadikan referensi atau bahan acuan untuk dilakukan penelitian yang lebih lanjut di bidang yang sama. 3. Penulis, dapat membandingkan antara ilmu yang dipelajari di

perkuliahan dengan ilmu yang didapat dari hasil penelitian di lapangan dan juga dapat menambah wawasan, pengalaman serta pengetahuan baru terutama mengenai Sistem Pakar.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Aplikasi berbasis mobile android dengan teknologi web service.

2. Hanya mendiagnosa 11 penyakit dengan 41 gejala fisik pada ayam ras petelur yang disebabkan oleh bakteri dan virus.

3. Input berupa gejala-gejala fisik yang dialami oleh ayam ras petelur. Output yang dihasilkan hanya penyakit ayam ras petelur beserta solusi awal pengobatan dan pencegahannya.

4. Interaksi antara program dan user menggunakan daftar semua gejala yang dapat dipilih oleh user.

5. Pengetahuan atau basis data sistem pakar direpresentasikan berbasis aturan (rule).


(15)

6. Menggunakan metode inferensi Forward Chaining dengan metode penelusuran Best First Search.

7. Aplikasi ini hanya untuk penanganan awal dan bukan untuk menggantikan posisi pakar atau dokter bila penyakit yang diderita oleh ayam memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

8. Sumber pengetahuan bersumber dari pemikiran seorang pakar ternak ayam ras petelur.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di Koperasi Unit Desa (KSU) Jati Mekar yang beralamat di Ds. Caracas Kec. Kalijati Subang. Berikut adalah tabel 1.1 jadwal penelitian.

No. Nama Kegiatan Tahun 2013

Maret April Mei Juni Juli

1. Identifikasi kebutuhan 2. Membuat

Prototipe 3. Menguji

Prototipe 4. Memperbaiki

Prototipe 5. Pembuatan

Laporan


(16)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pakar

2.1.1 Pengertian Sistem Pakar

Menurut Nita Merlina dan Rahmat Hidayat dalam bukunya Perancangan Sistem Pakar (2012:1), beberapa definisi sistem pakar menurut beberapa ahli yaitu sebagai berikut.

1. Menurut Durkin : Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang dilakukan seorang pakar.

2. Menurut Ignizo : Sistem pakar adalah suatu model dan prosedur yang berkaitan, dalam suatu domain tertentu, yang mana tingkat keahliannya dapat dibandingkan dengan keahlian seorang pakar. 3. Menurut Giarratano dan Riley : Sistem pakar adalah suatu sistem

komputer yang bisa menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar.

2.1.2 Struktur Sistem Pakar

Menurut Nita Merlina dan Rahmat Hidayat dalam bukunya Perancangan Sistem Pakar (2012:3), Sistem pakar terdiri atas dua bagian pokok, yaitu lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment).


(17)

1. Lingkungan pengembangan digunakan sebagai pembangunan sistem pakar, baik dari segi pembangunan komponen maupun basis pengetahuan.

2. Lingkungan konsultasi digunakan oleh seorang yang bukan ahli untuk berkonsultasi.

2.1.3 Manfaat dan Kemampuan Sistem Pakar

Menurut Nita Merlina dan Rahmat Hidayat dalam bukunya Perancangan Sistem Pakar (2012:4), Berikut ini adalah manfaat dan kemampuan sistem pakar :

1. Meningkatkan output dan produktivitas. 2. Menurunkan waktu pengambilan keputusan. 3. Meningkatkan kualitas proses dan produk. 4. Menyerap keahlian langka.

5. Fleksibilitas.

6. Operasi peralatan yang lebih mudah. 7. Eliminasi kebutuhan peralatan yang mahal. 8. Transfer pengetahuan ke lokasi terpencil. 2.1.4 Keterbatasan Sistem Pakar

Menurut Nita Merlina dan Rahmat Hidayat dalam bukunya Perancangan Sistem Pakar (2012:4), Sistem pakar juga memiliki kelemahan diantaranya yaitu :

1. Pengetahuan tidak selalu siap tersedia.


(18)

3. Pendekatan tiap pakar pada suatu penilaian situasi mungkin berbeda, tetapi benar.

4. Sulit, bahkan bagi pakar berkemampuan tinggi untuk mengikhtisarkan penilaian situasi yang baik pada saat berada dalam tekanan waktu.

5. Sistem pakar berhak menjawab tidak tahu apabila terdapat konflik yang terjadi di luar rule.

2.1.5 Basis Pengetahuan (Knowledge Base)

Menurut Nita Merlina dan Rahmat Hidayat dalam bukunya Perancangan Sistem Pakar (2012:3), Basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan dalam penyelesaian masalah, ada dua bentuk pendekatan basis pengetahuan yang sangat umum digunakan, yaitu sebagai berikut.

1. Penalaran Berbasis Aturan (Rule-Based Reasoning)

Pada penalaran berbasis aturan, pengetahuan direpresentasikan dengan menggunakan aturan berbentuk IF-THEN. Bentuk ini digunakann apabila memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu.

2. Penalaran Berbasis Kasus (Case-Based Reasoning)

Pada penalaran berbasis kasus, basis pengetahuan berisi solusi-solusi yang telah dicapai sebelumnya, kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang terjadi sekarang (fakta yang ada).


(19)

Bentuk ini dugunakan apabila user menginginkan untuk tahu lebih banyak lagi pada kasus-kasus yang hampir sama (mirip).

2.1.6 Representasi Pengetahuan

Menurut Nita Merlina dan Rahmat Hidayat dalam bukunya Perancangan Sistem Pakar (2012:19), Pengetahuan merupakan kemampuan untuk membentuk model mental yang menggambarkan objek dengan tepat dan merepresentasikannya dalam aksi yang dilakukan terhadap suatu objek.

Representasi pengetahuan merupakan metode yang digunakan untuk mengodekan pengetahuan dalam sebuah sistem pakar yang berbasis pengetahuan. Perepresentasian dimaksudkan untuk menangkap sifat-sifat penting problem dan membuat informasi itu dapat diakses oleh prosedur pemecah problema.

Salah satu representasi pengetahuan yang terdapat dalam sistem pakar yaitu adalah Kaidah Produksi (Production Rule). Pada pengetahuan ini disajikan dalam aturan-aturan yang berbentuk pasangan keadaan-aksi (condition-action) : “IF keadaan terpenuhi atau terjadi THEN suatu aksi akan terjadi”. Sistem pakar yang basis pengetahuannya disajikan dalam bentuk aturan produk disebut dengan sistem berbasis-aturan (rule-based system). Kondisi dapat terdiri atas banyak bagian, demikian pula dengan aksi. Urutan keduanya juga dapat dipertukarkan letaknya.


(20)

Contoh :

Gejala hama walang sangit

Kaidah 1 : IF Daun busuk AND Bulir padi hampa (kosong) THEN Terserang hama walang sangit

Kaidah 2 : IF Bulir padi hampa (kosong)

THEN Terserang kai khama walang sangit Kaidah 3 : IF Bulir padi hampa (kosong) AND Daun busuk

THEN Terserang hama walang sangit ELSE Tidak terserang hama walang sangit 2.1.7 Pendekatan Metode Inferensi

Metode inferensi dalam sistem pakar adalah bagian yang menyediakan mekanisme fungsi berpikir dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh seorang pakar. Metode ini akan menganalisis masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan yang terbaik serta akan memulai pelacakannya dengan mencocokan kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada dalam basis data.

Pendekatan metode inferensi dalam buku Perancangan Sistem Pakar karya Nita Merlina (2012:21) ada dua yaitu :

1. Backward Chaining

Backward chaining adalah pendekatan goal-driven yang dimulai dari harapan apa yang akan terjadi (hipotesis) dan kemudian mencari bukti yang mendukung (atau berlawanan) dengan harapan. Sering, hal ini memerlukan perumusan dan pengujian


(21)

hipotesis sementara (subhipotesis). Berikut adalah gambar dari cara kerja mesin inferensi backward chaining.

Gambar 2.1 Cara Kerja Mesin Inferensi Backward Chaining. 2. Forward Chaining

Forward chaining adalah pendekatan data-driven yang dimulai dari informasi yang tersedia atau dari ide dasar, kemudian mencoba menarik kesimpulan. Berikut adalah gambar dari cara kerja mesin inferensi forward chaining.


(22)

2.1.8 Metode Penelusuran Sistem Pakar

1. Depth-first search, melakukan penelusuran kaidah secara mendalam dari simpul akar bergerak menurun ke tingkat dalam yang berurutan. Gambar 2.3 menunjukan proses penelusuran Depth-first search.

1

6 5

4 3

2

8 7

10 9

Gambar 2.3 Depth-first Search

2. Breadth-first search, bergerak dari simpul akar, simpul yang ada pada setiap tingkat diuji sebelum pindah ke tingkat selanjutnya Gambar 2.4 menunjukan proses penelusuran Breath-first search.

1

7 3

6 5

2

8

4

10 9

Gambar 2.4 Breadth-first search

3. Best-first search, Metode Pencarian Terbaik Pertama (Best First Search) Adalah teknik penelusuran yang menggunakan pengetahuan akan suatu masalah untuk melakukan panduan


(23)

pencarian ke arah node tempat dimana solusi berada. Pencarian jenis ini dikenal juga sebagai heuristic. Pendekatan yang dilakukan adalah mencari solusi yang terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sehingga penelusuran dapat ditentukan harus di mulai dari mana dan bagaimana menggunakan proses terbaik untuk mencari solusi. Keuntungan jenis pencarian ini adalah mengurangi beban komputasi karena hanya solusi yang memberikan harapan saja yang diuji dan akan berhenti apabila solusi sudah mendekati yang terbaik. Ini merupakan model yang menyerupai cara manusia mengambil solusi yang dihasilkan merupakan solusi yang mutlak benar. Berikut adalah gambar 2.5 best first search.

Gambar 2.5 Best-first search

2.1.9 Strategi Penyelesaian Konflik

Menurut buku Kecerdasan Buatan karya T. Sutojo, Edy Mulyanto, dan Vincent, apabila ada suatu fakta yang dapat memicu lebih dari satu rule maka ada kemungkinan akan terjadi konflik dalam memori kerja. Artinya rule mana yang harus dipilih oleh


(24)

sistem pakar. Sistem pakar tidak bisa memilih semua rule sekaligus. Ia harus memutuskan untuk memilih satu rule. Dalam melakukan pemilihan, sistem pakar menggunakan cara-cara yaitu memilih rule-rule yang akan diterapkan apabila terdapat lebih dari satu rule-rule yang sama dengan fakta yang terdapat pada memori kerja, diantaranya adalah :

1. No duplication, Tidak boleh memicu sebuah rule dua kali menggunakan fakta yang sama agar tidak ada fakta yang ditambahkan ke memori kerja lebih dari satu kali.

2. Recency, Fakta yang baru dalam memori kerja harus digunakan dalam menentukan rule.

3. Specificity, Fakta yang lebih spesifik (khusus) harus digunakan dalam memicu rule.

2.2 Penyakit Ayam Ras Petelur

Menurut Pakar Ayam Bapak Wahyudi, layaknya makhluk hidup lainnya, pakar ternak ayam ras petelur. Ayam ras petelur juga dapat terserang oleh beberapa penyakit ringan bahkan yang mematikan, penyakit ayam ras petelur dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti :

2.2.1 Bakteri

1. Berak Kapur (Pullorum Disease)

Berak kapur disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum. Berak kapur sering ditemukan pada anak ayam umur 1-10 hari.


(25)

Gejala :

a) Nafsu makan berkurang b) Badan kurus

c) Nafas sesak

d) Bulu kusam dan berkerut e) Mencret keputih-putihan f) Produksi telur menurun g) Kedinginan

h) Kaki bengkak

i) Terdapat kotoran putih menempel di sekitar anus Pengobatan :

Berak Kapur dapat diberikan Hipralona Nor-S dengan 0,25-0,5 ml/liter pemberian pada air minum, ekuivalen dengan 5-10 mg enfofloxacin/kg BB/hari selama 3-4 hari.

Pencegahan :

Ayam yang dibeli dari distributor penetasan atau suplier harus memiliki sertifikat bebas salmonella pullorum. Melakukan desinfeksi pada kandang dengan formaldehyde 40%. Ayam yang terkena penyakit sebaiknya dipisahkan dari kelompoknya, sedangkan ayam yang parah dimusnahkan.

2. Kolera Ayam (Fowl Cholera)

Penyebab penyakit ini adalah bakteri Pasteurella gallinarum atau Pasteurella multocida. Biasanya menyerang ayam pada usia 12 minggu. Serangan penyakit ini bisa bersifat akut atau kronis. Bakteri ini menyerang pernapasan dan pencernaan.


(26)

Gejala :

a) Jengger bengkak memerah b) Nafas sesak

c) Bulu kusam dan berkerut d) Nafsu makan berkurang e) Produksi telur menurun f) Mencret kehijau-hijauan g) Banyak minum

h) Diare

i) Kaki lumpuh j) Pial bengkak k) Kotoran berlendir Pengobatan :

Kolera dapat diberikan Hipralona Enro-S dengan 0,5ml/liter pemberian pada air minum,ekuivalen dengan 10mg enfofloxacin/kg BB/hari selama 3-5 hari.

Pencegahan :

Penyakit ini dapat dilakukan dengan menjaga agar litter tetap kering, mengurangi kepadatan kandang, menjaga kebersihan peralatan kandang dan memberikan vitamin dan pakan yang cukup agar stamina ayam tetap terjaga.

3. Salesma Ayam (Infectious Coryza)

Disebabkan oleh bakteri Haemophillus gallinarum. Penyakit ini biasanya menyerang ayam akibat adanya perubahan musim. Perubahan musim biasanya mempengaruhi kesehatan ayam. IC


(27)

banyak ditemukan di daerah tropis. Penyakit ini menyerang hampir semua umur ayam.

Gejala :

a) Bersin-bersin

b) Nafsu makan berkurang c) Produksi telur menurun d) Kelopak mata kemerahan

e) Pembengkakan dari sinus dan mata Pengobatan :

Dapat dilakukan dengan cara menyuntikkan cairan streptomycim berdosis 0,2 cc / suntikkan / hari. Proses penyuntikkan berlangsung selama 5 hari dengan bagian tubuh ayam yang disuntik adalah leher bagian belakang.

4. Pernafasan Ayam Menahun (Chronic Respiratory Disease (CRD) Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycoplasma galisepticum. menyerang ayam pada usia 4-9 minggu. Penuluaran melalui kontak langsung, peralatan kandang, tempat makan dan minum, manusia, telur tetas atau atau DOC yang terinfeksi.

Gejala :

a) Nafsu makan berkurang b) Bulu kusam dan berkerut c) Nafas ngorok

d) Produksi telur menurun e) Tampak lesu


(28)

Pengobatan :

Pengobatan CRD dapat diberikan Hipralona Nor-S dengan 0,25-0,5 ml/liter pemberian pada air minum,ekuivalen dengan 5-10mg enfofloxacin/kg BB/hari selama 3-4 hari.

Pencegahan :

Pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari cara yang paling sederhana yaitu tidak membeli DOC dari produsen yang tidak diketahui dan melakukan sanitasi kandang.

2.2.2 Virus

1. Flu Ayam (Avian Influenza)

Penyakit Avian Influenza, disebut juga penyakit Fowl Plaque. Pertama kali terjadi di Italia sekitar tahun 1800. Selanjutnya menyebar luas sampai tahun 1930, setelah itu menjadi sporadis dan terlokalisasi terutama di timur tengah.

Gejala :

a) Nafsu makan berkurang b) Nafas sesak

c) Mati secara mendadak d) Produksi telur menurun e) Bersin-bersin

f) Nampak membiru

g) Keluar cairan berbusa dari mata h) Kepala bengkak


(29)

Pengobatan :

Berikan vaksin inaktif Bronipa-ND/IBD dengan dosis. 0,5ml/ekor. Injeksi subkutan dan intramuscular.

Pencegahan :

Pencegahan dapat dilakukan dengan cara melaksanakan vaksinasi, mengisolasi farm, atau peternakan yang terkena, memusnahkan semua ayam yang terinfeksi, melarang keluar masuk peralatan, orang dan kendaraan ke daerah peternakan yang terserang AI, melakukan sanitasi (biosecurity) ketat, serta mengistirahatkan farm yang terinfeksi.

2. Tetelo (Newcastle Disease)

ND merupakan infeksi viral yang menyebabkan gangguan pada saraf pernapasan. Penyakit ini disebabkan oleh virus Paramyxo. ND sangat menular, biasanya dalam 3-4 hari seluruh ternak akan terinfeksi.

Gejala :

a) Produksi telur menurun b) Nafas sesak

c) Kepala terputar

d) Mencret kehijau-hijauan e) Bersin-bersin

f) Tampak lesu g) Sempoyongan h) Sayap terkulai i) Jengger pucat


(30)

Pengobatan :

Belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit Newcastle disease. Untuk mengurangi kematian, bagi seluruh ayam yang belum menunjukkan adanya gangguan, diberikan penerangan tambahan, perbaiki keadaan alas lantai sehingga alas lantai kering. Lakukan revaksinasi dengan vaksin Delvax ND Clone LZ 58 dengan cara spray, tetes mata atau suntikan. Berikan Bita Stress dalam air minum.

Pencegahan :

Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara vaksinasi ND secara teratur sesuai dengan petunjuk pembuat vaksin, melakukan sanitasi kandang dan lingkungan termasuk mencegah banyak tamu dan hewan liar masuk kandang, usaha peternakan dikelola dengan baik sehingga memungkinkan suasana nyaman bagi ayam, antara lain jumlah ayam pada suatu luasan kandang tidak terlalu padat, serta ventilasi kandang yang cukup.

3. Batuk Ayam Menahun (Infectious Bronchitis)

Penyakit ini disebabkan oleh Corona virus yang menyerang sistem pernafasan. Penularan dapat terjadi melalui udara, peralatan, pakaian. Virus akan hidup selama kurang 1 minggu jika tidak terdapat ternak pada area tersebut. Virus ini mudah mati karena panas atau desinfektan.


(31)

Gejala :

a) Nafsu makan berkurang b) Batuk

c) Produksi telur menurun d) Kedinginan

e) Bersin-bersin f) Nampak membiru g) Tampak lesu

h) Kelihatan ngantuk dengan bulu berdiri Pengobatan :

Pengobatan diberikan vaksin aktif Brohipra-1, dengan 1 dosis/ekor pemberian pada tetes mata,tetes hidung,air minum dan spray.

Pencegahan :

Pencegahan yang sangat umum dilakukan adalah dengan memberikan vaksinasi secara teratur.

4. Cacar Ayam (Avian Pox)

Penyakit Avian Pox atau cacar ayam pertama kali ditemukan di indonesia oleh Huber FI pada tahun 1926. Sejak saat itu penyakit cacar ayam menyebar ke seluruh penjuru tanah air. Penyebab penyakit ini adalah virus yang tergolong dalam subgroup pox virus. Virus ini sangat tahan terhadap kekeringan, akan tetapi dalam bahan-bahan kimia seperti ethyl alcohol, sodium hidroksida, dan liquor saponatus dalam konsentrasi dipergunakan sebagai desinfektan, akan tidak aktif sama sekali selama 10 menit.


(32)

Gejala :

a) Pembengkakan dari sinus dan mata

b) Bintil-bintil pada permukaan kulit, muka, dan pial Pengobatan :

Pengobatan dengan cara pemberian vaksinasi dilakukan dengan penusukan pada sayap dengan jarum khusus.

Pencegahan :

Pencegahan penyakit dilakukan dengan cara vaksinasi fowl pox secara teratur sesuai dengan petunjuk pembuat vaksin, vaksinasi cacar dianjurkan untuk dilakukan setelah ayam berumur 10 minggu, vaksinasi pada umur kurang dari 10 minggu, kekebalan yang timbul tidak cukup lama sehingga harus diulang pada umur sama dengan atau lebih dari 10 minggu, vaksinasi dilakukan dengan metode follikuler atau metode wing web. Metode follikuler dilakukan dengan cara mencabut ± 20 bulu di daerah paha. Dengan bantuan kapas bergagang (cotton swab), vaksin diusapkan pada follikel kantung bulu tersebut. Pencabutan bulu dilakukan hati-hati sehingga tidak menimbulkan luka. Vaksinasi metode wing web dilakukan dengan cara menusukkan jarum bermata dua pada daerah sayap yang tidak banyak pembuluh darahnya, setelah jarum dicelupkan ke dalam vaksin, serta biosecurity yang ketat.


(33)

5. Mareks (Mareks Disease)

Penyakit Marek menyerang organ dalam tubuh ayam. Penyebabnya adalah virus Marek. Ayam muda mati secara cepat dan angka kasusnya tinggi. Berbagai catatan lapangan menunjukkan ayam bisa terserang pada umur 4 minggu atau lebih. Paling banyak pada umur 12-14 minggu. Ayam yang terserang organ dalamnya secara akut (mendadak) sebagian besar depresi sebelum mati.

Gejala :

a) Badan kurus b) Depresi

c) Nafsu makan berkurang d) Sempoyongan

e) Muka pucat f) Nafas cepat g) Kaki pincang h) Sayap menggantung Pengobatan :

Tidak ada obat yang dapat menyembuhkannya. Ayam sakit tidak produktif untuk dipelihara.

Pencegahan :

Pencegahan dapat dilakukan dengan cara memilih anak ayam petelur dari breeder yang telah melakukan vaksinasi marek pada DOC (anak ayamnya). Vaksin Delvax Marek THV dapat dipergunakan dengan dosis 0,2 ml. Vaksin disuntikkan ke dalam


(34)

otot paha pada DOC sebelum dikeluarkan dari breeder. Serta memberantas kumbang pemindah penyakit.

6. Gumboro (Gumboro Disease)

Penyakit ini menyerang kekebalan tubuh ayam, terutama bagian fibrikus dan thymus. Kedua bagian ini merupakan pertahanan tubuh ayam. Pada kerusakan yang parah, antibody ayam tersebut tidak terbentuk.

Gejala :

a) Nafsu makan berkurang b) Bulu kusam dan berkerut

c) Duduk dengan sikap membungkuk d) Tampak lesu

e) Tidur paruh diletakkan di lantai f) Gemetaran

Pengobatan :

Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit gumboro. Tindakan yang dapat dilakukan adalah mengusahakan supaya kondisi badan cepat membaik, nafsu makan dirangsang dengan memberikan Vita Stress dan infeksi sekunder dicegah dengan Tetra-Chlor atau Therapy. Berikan penerangan tambahan pada kandang.

Pencegahan :

Pencegahan dapat dilakukan dengan cara vaksinasi penyakit gumboro secara teratur sesuai dengan petunjuk pembuat vaksin,


(35)

melakukan sanitasi kandang dan lingkungan termasuk mencegah banyak tamu dan hewan liar masuk kandang, usaha peternakan dikelola dengan baik sehingga memungkinkan suasana bagi ayam, yaitu jumlah ayam pada suatu luasan kandang tidak terlalu padat. Serta ventilasi kandang yang cukup.

7. Egg Drop Syndrome „76‟ (EDS ‘76’)

Penyakit Egg Drop Syndrome adalah penyakit ayam yang dilaporkan van Eck di Netherland pada tahun 1976. Di kalangan pakar penyakit tersebut dikenal dengan sebutan Egg Drop Syndrome „76‟. Penyebab penyakit ini adalah virus adenovirus yang hidup dalam sel-sel tubuh ayam. Dalam telur berembrio ayam, virus ini sanggup tumbuh dengan titer yang sangat tinggi. Meskipun virus ini dapat hidup dalam telur ayam berembrio, tetapi jumlahnya rendah, sehingga tidak sampai mematikan embrio tersebut.

Gejala :

a) Produksi telur menurun b) Kualitas telur jelek c) Mencret kehijau-hijauan Pengobatan :

Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit EDS – 76. usaha yang dapat dilakukan adalah menjaga kondisi badan tetap baik dan meningkatkan nafsu makan dengan memberikan Vita Stress. Infeksi sekunder dicegah dengan memberikan Therapy


(36)

atau Doxyvet. Dapat pula diberikan pemanasan tambahan pada kandang.

Pencegahan :

Pencegahan dapat dilakukan dengan cara vaksinasi EDS – 76 secara teratur sesuai dengan petunjuk pembuat vaksin, melakukan sanitasi kandang dan lingkungan termasuk mencegah banyak tamu dan hewan liar masuk kandang, serta ventilasi kandang yang cukup.

2.3 Perangkat Lunak Pendukung 2.3.1 JDK

Java Development Kit (JDK) adalah lingkungan pemrograman untuk menulis program-program aplikasi dan applet java, JDK terdiri dari lingkungan eksekusi program yang berada diatas Operating System, sebagaimana dibutuhkan oleh para programmer untuk meng-compile, membenahi bug(s) yang ada, dan menjalankan tambahan-tambahan dari program intinya (applets) yang ditulis dengan menggunakan Bahasa pemrograman Java.

2.3.2 Eclipse

Eclipse adalah sebuah IDE (Integrated Development Environment) untuk mengembangkan perangkat lunak dan dapat dijalankan di semua platform (platform-independent).


(37)

a. Multi-platform : Target sistem operasi Eclipse adalah Microsoft Windows, Linux, Solaris, AIX, HP-UX dan Mac OS X.

b. Mulit-language : Eclipse dikembangkan dengan bahasa pemrograman Java, akan tetapi Eclipse mendukung pengembangan aplikasi berbasis bahasa pemrograman lainnya, seperti C/C++, Cobol, Python, Perl, PHP, dan lain sebagainya. c. Multi-role : Selain sebagai IDE untuk pengembangan aplikasi,

Eclipse pun bisa digunakan untuk aktivitas dalam siklus pengembangan perangkat lunak, seperti dokumentasi, test perangkat lunak, pengembangan web, dan lain sebagainya.

Eclipse pada saat ini merupakan salah satu IDE favorit dikarenakan gratis dan open source, yang berarti setiap orang boleh melihat kode pemrograman perangkat lunak ini. Selain itu, kelebihan dari Eclipse yang membuatnya populer adalah kemampuannya untuk dapat dikembangkan oleh pengguna dengan komponen yang dinamakan plug-in.

Eclipse adalah IDE (Integrated Development

Environment) yang direkomendasikan oleh Google untuk pengerjaan


(38)

2.3.3 Android

Android adalah sistem operasi yang berbasis Linux untuk telepon seluler seperti telepon pintar dan computer tablet. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak.

Berikut merupakan beberapa versi android : 1. Android versi 1.1

Android versi ini dilengkapi dengan pembaruan estetis pada aplikasi, jam alarm, voice search (pencarian suara), pengiriman pesan dengan Gmail, dan pemberitahuan email.

2. Android versi 1.5 (Cupcake)

Terdapat beberapa pembaruan termasuk juga penambahan beberapa fitur dalam seluler versi ini yakni kemampuan merekam dan menonton video dengan modus kamera, mengunggah video ke Youtube dan gambar ke Picasa langsung dari telepon, dukungan Bluetooth A2DP, kemampuan terhubung secara otomatis ke headset Bluetooth, animasi layar, dan keyboard pada layar yang dapat disesuaikan dengan sistem. 3. Android versi 1.6 (Donut)

Menampilkan proses pencarian yang lebih baik dibanding sebelumnya, penggunaan baterai indikator dan kontrol applet VPN. Fitur lainnya adalah galeri yang memungkinkan pengguna


(39)

untuk memilih foto yang akan dihapus; kamera, camcorder dan galeri yang dintegrasikan; CDMA / EVDO, 802.1x, VPN, Gestures, dan Text-to-speech engine, kemampuan dial kontak, teknologi text to change speech (tidak tersedia pada semua ponsel, pengadaan resolusi VWGA.

4. Android versi 2.0/2.1 (Eclair)

Perubahan yang dilakukan adalah pengoptimalan hardware, peningkatan Google Maps 3.1.2, perubahan UI dengan browser baru dan dukungan HTML5, daftar kontak yang baru, dukungan flash untuk kamera 3,2 MP, digital Zoom, dan Bluetooth 2.1. 5. Android versi 2.3 (Gingerbread)

Perubahan-perubahan umum yang didapat dari Android versi ini antara lain peningkatan kemampuan permainan (gaming), peningkatan fungsi copy paste, layar antar muka (User Interface) didesain ulang, dukungan format video VP8 dan WebM, efek audio baru (reverb, equalization, headphone virtualization, dan bass boost), dukungan kemampuan Near Field Communication (NFC), dan dukungan jumlah kamera yang lebih dari satu.

6. Android versi 3.0/3.1 (Honeycomb)

Android Honeycomb dirancang khusus untuk tablet. Android versi ini mendukung ukuran layar yang lebih besar. User Interface pada Honeycomb juga berbeda karena sudah didesain


(40)

untuk tablet. Honeycomb juga mendukung multi prosesor dan juga akselerasi perangkat keras (hardware) untuk grafis.

7. Android versi 4.0 (ICS: Ice Cream Sandwich)

Fitur Honeycomb untuk smartphone dan menambahkan fitur baru termasuk membuka kunci dengan pengenalan wajah, jaringan data pemantauan penggunaan dan kontrol, terpadu kontak jaringan sosial, perangkat tambahan fotografi, mencari email secara offline, dan berbagi informasi dengan menggunakan NFC.

8. Android versi 4.1 (Jelly Bean)

Android Jelly Bean yaang diluncurkan pada acara Google I/O lalu membawa sejumlah keunggulan dan fitur baru. Penambahan baru diantaranya meningkatkan input keyboard, desain baru fitur pencarian, UI yang baru dan pencarian melalui Voice Search yang lebih cepat. Tak ketinggalan Google Now juga menjadi bagian yang diperbarui. Google Now memberikan informasi yang tepat pada waktu yang tepat pula. Salah satu kemampuannya adalah dapat mengetahui informasi cuaca, lalu-lintas, ataupun hasil pertandingan olahraga.

9. Android versi 4.2 (Jelly Bean)

Fitur photo sphere untuk panaroma, daydream sebagai screensaver, power control, lock screen widget, menjalankan banyak user (dalam tablet saja), widget terbaru.


(41)

2.3.4 Android SDK

Android SDK adalah tools API (Application Programming Interface) yang diperlukan untuk mulai mengembangkan aplikasi pada platform Android menggunakan bahasa pemrograman Java. Android merupakan subset perangkat lunak untuk ponsel yang meliputi sistem operasi, middleware dan aplikasi kunci yang di release oleh Google. Saat ini disediakan Android SDK sebagai alat bantu dan API untuk mulai mengembangkan aplikasi pada platform Android menggunakan bahasa pemrograman Java. Sebagai platform aplikasi – netral, Android memberikan kesempatan untuk membuat aplikasi yang kita butuhkan yang bukan merupakan aplikasi bawaan Handphone / Smartphone.

2.3.5 Notepad++

Notepad++ adalah sebuah penyunting teks dan penyunting kode sumber yang berjalan di sistem operasi Windows. Notepad++ menggunakan komponen Scintilla untuk dapat menampilkan dan menyuntingan teks dan berkas kode sumber berbagai bahasa pemrograman.

2.3.6 PHP

PHP adalah bahasa server-side scripting yang menyatu dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis. Maksud dari server-side scripting adalah sintaks dan perintah-perintah yang


(42)

diberikan akan sepenuhnya dijalankan di server tetapi disertakan pada dokumen HTML .

PHP merupakan script untuk pemrograman script web server side, script yang membuat dokumen HTML secara on the Fly, dokumen HTML yang dihasilkan dari suatu aplikasi bukan dokumen HTML yang dibuat dengan menggunakan editor teks atau editor HTML. Dengan menggunakan PHP maka maintenance suatu situs web menjadi lebih mudah. Proses Update data dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang dibuat dengan menggunakan script PHP.

2.3.7 Xampp

Xampp adalah perangkat lunak bebas, yang mendukung banyak sistem operasi, merupakan kompilasi dari beberapa program. Fungsinya adalah sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), yang terdiri atas program Apache HTTP server, MySQL database, dan penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemograman PHP san Perl.

Nama Xampp merupakan singkatan dari X(empat sistem operasi apapun), Apache, MySQL,PHP dan Per. Program ini tersedia dalam GNU General Public License dan bebas, merupaka web server yang mudah digunakan yang dapat melayani tampilan halaman web yang dinamis.


(43)

2.3.8 PhpMyAdmin

Saat ini banyak sekali perangkat lunak yang dapat dimanfaatkan untuk mengelola basis data dalam MySQL, salah satunya adalah phpMyAdmin. Dengan phpMyAdmin, seseorang dapat membuat database, membuat tabel, mengisi data dan lain-lain dengan mudah, tanpa harus menghafal baris perintahnya. phpMyAdmin merupakan bagian untuk mengelola basisdata MySQL yang ada di komputer. Untuk membukanya, buka browser lalu ketikan alamat http://localhost/phpmyadmin, maka akan muncul halaman phpMyAdmin. Dengan demikian seseorang bisa membuat (create) basisdata baru dan mengelolanya.

2.3.9 MySql

MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (bahasa Inggris: database management system) atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL. Tidak sama dengan proyek-proyek seperti Apache, dimana perangkat lunak dikembangkan oleh komunitas umum, dan hak cipta untuk kode sumber dimiliki oleh penulisnya masing-masing, MySQL dimiliki dan disponsori oleh sebuah perusahaan komersial


(44)

Swedia MySQL AB, dimana memegang hak cipta hamper atas semua kode sumbernya. Kedua orang Swedia dan satu orang Finlandia yang mendirikan MySQL AB adalah: David Axmark, Allan Larsson, dan Michael "Monty" Widenius.

Terdapat beberapa API (Application Programming Interface) tersedia yang memungkinkan aplikasi-aplikasi komputer yang ditulis dalam berbagai bahasa pemrograman untuk dapat mengakses basis data MySQL antara lain: bahasa pemrograman C, C++, C#, bahasa pemrograman Eiffel, bahasa pemrograman Smalltalk, bahasa pemrograman Java, bahasa pemrograman Lisp, Perl, PHP, bahasa pemrograman Python, Ruby, REALbasic dan Tcl. Sebuah antarmuka ODBC memanggil MyODBC yang memungkinkan setiap bahasa pemrograman yang mendukung ODBC untuk berkomunikasi dengan basis data MySQL. Kebanyakan kode sumber MySQL dalam ANSI C. MySQL sangat cepat dan kuat dalam menangani basis data. MySQL adalah sebuah server basis data yang dapat menangani banyak pengguna dan banyak tugas dalam waktu yang bersamaan. MySQL ini menggunakan bahasa SQL (Structured Query Language) yaitu sebuah bahasa query basis data standar dunia.


(45)

2.3.10 Web Service

Web service adalah aplikasi berbasis web yang menggunakan sistem terbuka, berbasis XML standar dan transport protocols untuk pertukaran data dengan klien. Web service digunakan sebagai suatu fasilitas yang disediakan oleh suatu web site untuk menyediakan layanan (dalam bentuk informasi) kepada sistem lain, sehingga sistem lain dapat berinteraksi dengan sistem tersebut melalui layanan-layanan (service) yang disediakan oleh suatu sistem yang menyediakan web service. Web service menyimpan data informasi dalam format XML, sehingga data ini dapat diakses oleh sistem lain walaupun berbeda platform, sistem operasi, maupun bahasa compiler.

Web service bertujuan untuk memungkinkan sebuah fungsi di dalam Web Service dapat dipinjam oleh aplikasi lain tanpa perlu mengetahui detil pemrograman yang terdapat di dalamnya.

Beberapa alasan mengapa digunakannya web service adalah sebagai berikut :

1. Web service dapat digunakan untuk mentransformasikan satu atau beberapa bisnis logic atau class dan objek yang terpisah dalam satu ruang lingkup yang menjadi satu, sehingga tingkat keamanan dapat ditangani dengan baik.

2. Web service memiliki kemudahan dalam proses deployment-nya, karena tidak memerlukan registrasi khusus ke dalam suatu sistem


(46)

operasi. Web service cukup di-upload ke web server dan siap diakses oleh pihak-pihak yang telah diberikan otorisasi.

3. Web service berjalan di port 80 yang merupakan protokol standar HTTP, dengan demikian web service tidak memerlukan konfigurasi khusus di sisi firewall.

2.3.10.1 XML

XML (Extensible Markup Language) adalah bahasa markup untuk keperluan umum yang disarankan oleh W3C untuk membuat dokumen markup keperluan pertukaran data antar sistem yang beraneka ragam. XML merupakan kelanjutan dari HTML (HyperText Markup Language) yang merupakan bahasa standar untuk melacak Internet. XML didesain untuk mempu menyimpan data secara ringkas dan mudah diatur. Kata kunci utama XML adalah data (jamak dari datum) yang jika diolah bisa memberikan informasi.

XML menyediakan suatu cara terstandarisasi namun bisa dimodifikasi untuk menggambarkan isi dari dokumen. Dengan sendirinya, XML dapat digunakan untuk menggambarkan sembarang view database, tetapi dengan suatu cara yang standar.


(47)

2.3.10.2 JSON

Singkatan dari JavaScript Object Notation (Notasi Objek JavaScript), adalah suatu format ringkas pertukaran data komputer. Formatnya berbasis teks dan terbaca-manusia serta digunakan untuk merepresentasikan struktur data sederhana dan larik asosiatif (disebut objek). Format JSON sering digunakan untuk mentransmisikan data terstruktur melalui suatu koneksi jaringan pada suatu proses yang disebut serialisasi. Aplikasi utamanya adalah pada pemrograman aplikasi web AJAX dengan berperan sebagai alternatif terhadap penggunaan tradisional format XML.


(48)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan yang dibangun pada Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Ayam ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Dengan adanya sistem pakar ini dapat menambah informasi user tentang pengetahuan dan pemahaman mengenai penyakit ayam.

2. Sistem telah mampu meminimalisir ketergantungan peternak terhadap pakar atau dokter hewan dalam hal diagnosa dan solusi awal pengobatan serta pencegahan penyakit ayam.

3. Sistem pakar ini telah memudahkan pakar dalam hal meminimalisir permasalahan akan keterbatasan jumlah pakar ayam ras petelur di daerah. 6.2 Saran

Saran-saran yang penulis kemukakan diharapkan dapat meningkatkan hasil yang lebih memuaskan dan bermanfaat bagi masyarakat khususnya peternak untuk mendiagnosa jenis penyakit pada ayam sejak dini. Berikut saran yang dapat disampaikan :

1. User terhubung dalam koneksi internet yang stabil agar aplikasi dapat berjalan dengan baik.


(49)

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang S1 (Strata 1) Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

MELLA RISNA EFFENDI 1.05.10.705

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2013


(50)

Poultry is one of most desirable livestock. It can be like that because chicken becomes a

necessity for modern society’s food, beside that it becomes a great economic resource too, especially if the farmer does an intensive care and maintenance, it’ll produce more profit. KSU Jati Mekar is one entity that has several businesses, one of which is a chicken farm. However, poultry breeders generally have minimal knowledge of the technical maintenance of the chicken like a chicken disease management. This situation resulted in the farmers have a high dependence on poultry experts or veterinarians who are experts in diagnosing diseases of chicken. However, the number of poultry experts or veterinarians are limited, especially in rural areas. Hence, the need for an expert application that is able ti diagnose and provide initial solutions chicken disease management.

Knowledge representation is built based on the information of disease and symptoms that associated with diseases of chicken, then formed to a production rules (if-then rules). This expert

system uses a “forward chaining” method as reasoning and the “best first search” method as its search technique. There are also “Prototyping Model” which is used by the writer in designing this

system.

The result to be achieved is an expert system application based on android which can analyze

and give a first solution about treatment and prevention of chickens’ diseases based on symptoms. So the farmers don’t need android-based expert system application that is able to diagnose and provide initial solutions regarding the treatment and prevention of chickens’ diseases based on symptoms. So

the dependence on experts and veterinarians’ statistic can be minimized by Expert System in Diagnosing Chickens’ Disease.


(51)

ini ditunjukan dengan banyaknya pekerjaan manusia yang didukung oleh perangkat teknologi informasi salah satunya seperti pada bidang koperasi serba usaha. Salah satu bidang dari teknologi informasi yang mengalami perkembangan secara signifikan adalah sistem pakar.

Sistem pakar adalah sebuah program komputer yang mempresentasikan dan menalarkan pengetahuan dari seorang pakar dalam suatu subjek dengan tujuan memecahkan masalah atau memberikan saran. Sampai saat ini sudah ada beberapa hasil perkembangan sistem pakar dalam berbagai bidang sesuai dengan bidang kepakaran seseorang, misalnya bidang medis untuk peternakan. Usaha peternakan cukup diminati oleh masyarakat yaitu peternakan ayam, karena ayam merupakan jenis unggas yang menjadi sumber ekonomi yang menjanjikan. Sehingga perawatan dan pemeliharaan yang intensif pada ayam akan menghasilkan keuntungan yang berlipat.

Koperasi Serba Usaha (KSU) Jati Mekar yang berada di wilayah Desa Caracas Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang merupakan salah satu badan usaha yang memiliki jenis usaha peternakan ayam. Berdasarkan hasil observasi pada peternakan ayam di KSU Jati Mekar, serta wawancara dengan pakar ayam yang menangani penyakit ayam pada peternakan di KSU jati Mekar, penulis menemukan permasalahan yaitu umumnya para peternak memiliki pengetahuan yang minim mengenai teknis penanganan penyakit ayam. Keadaan ini mengakibatkan peternak memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pakar ternak ayam atau dokter hewan yang ahli dalam menangani penyakit ayam. Akan tetapi, jumlah pakar ternak ayam atau dokter hewan terbatas, terutama di pedesaan. Sehingga untuk mendatangkannya diperlukan biaya yang cukup mahal serta jarak lokasi pakar dengan peternakan yang cukup jauh membutuhkan waktu tempuh yang cukup lama. Penanganan ayam dalam kondisi buruk pun harus secepat mungkin ditangani sehingga kemungkinan ayam mati akibat hal tersebut dapat diminimalisir.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas maka penulis tertarik untuk menjadikan ini sebagai bahan informasi dan data untuk menyusun penulisan skripsi dengan judul “Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Ayam”. Dengan adanya sistem pakar ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh peternak.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengidentifikasi permasalahan yang ada yaitu sebagai berikut :

1. Masih minimnya pengetahuan peternak ayam mengenai teknis penanganan penyakit ayam. 2. Masih banyaknya peternak yang memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pakar ternak

ayam atau dokter hewan yang ahli dalam menangani penyakit ayam.

3. Jumlah pakar ternak ayam atau dokter hewan yang terbatas, terutama di pedesaan. Sehingga untuk mendatangkannya diperlukan biaya yang cukup mahal serta jarak lokasi pakar dengan peternakan yang cukup jauh membutuhkan waktu tempuh yang cukup lama.

Adapun perumusan masalah berdasarkan identifikasi permasalahan diatas, yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana sistem yang sedang berjalan pada proses diagnosa penyakit ayam di peternakan KSU Jati Mekar.

2. Bagaimana perancangan Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Ayam.

3. Bagaimana pengujian Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Ayam yang diusulkan. 4. Bagaimana implementasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Ayam yang diusulkan. 1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini yaitu membangun aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Ayam.

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui proses diagnosa penyakit ayam yang sedang berjalan di peternakan ayam KSU Jati Mekar.


(52)

1.4.1 Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis dari penelitian ini, diharapkan dengan adanya sistem yang dibahas pada penulisan skripsi ini dapat menjadi kemudahan dalam melakukan kinerja dalam mendiagnosa, pengobatan, dan pencegahan awal penyakit yang menyerang ternak ayam.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk :

1. Pengembangan Ilmu, dapat menjadi perbandingan antara sistem pakar yang lainnya sehingga dapat dilakukan pengembangan lagi sehingga sistem pakar menjadi lebih baik.

2. Peneliti Lain, dapat dijadikan referensi atau bahan acuan untuk dilakukan penelitian yang lebih lanjut di bidang yang sama.

3. Penulis, dapat membandingkan antara ilmu yang dipelajari di perkuliahan dengan ilmu yang didapat dari hasil penelitian di lapangan dan juga dapat menambah wawasan, pengalaman serta pengetahuan baru terutama mengenai Sistem Pakar.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Aplikasi berbasis mobile android dengan teknologi web service.

2. Hanya mendiagnosa 11 penyakit dengan 41 gejala fisik pada ayam ras petelur yang disebabkan oleh bakteri dan virus.

3. Input berupa gejala-gejala fisik yang dialami oleh ayam ras petelur. Output yang dihasilkan hanya penyakit ayam ras petelur beserta solusi awal pengobatan dan pencegahannya.

4. Interaksi antara program dan user menggunakan daftar semua gejala yang dapat dipilih oleh user. 5. Pengetahuan atau basis data sistem pakar direpresentasikan berbasis aturan (rule).

6. Menggunakan metode inferensi Forward Chaining dengan metode penelusuran Best First Search.

7. Aplikasi ini hanya untuk penanganan awal dan bukan untuk menggantikan posisi pakar atau dokter bila penyakit yang diderita oleh ayam memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.


(53)

2.2 Struktur Siatem Pakar

Sistem pakar terdiri atas dua bagian pokok, (Nita dan Rahmat : 2012) yaitu lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment).

1. Lingkungan pengembangan digunakan sebagai pembangunan sistem pakar, baik dari segi pembangunan komponen maupun basis pengetahuan.

2. Lingkungan konsultasi digunakan oleh seorang yang bukan ahli untuk berkonsultasi. 2.3 Kemampuan Sistem Pakar

Berikut ini adalah manfaat dan kemampuan sistem pakar (Nita dan Rahmat : 2012) : 1. Meningkatkan output dan produktivitas.

2. Menurunkan waktu pengambilan keputusan. 3. Meningkatkan kualitas proses dan produk. 4. Menyerap keahlian langka.

5. Fleksibilitas.

6. Operasi peralatan yang lebih mudah. 7. Eliminasi kebutuhan peralatan yang mahal. 8. Transfer pengetahuan ke lokasi terpencil. 2.4 Kelemahan Sistem Pakar

Sistem pakar juga memiliki kelemahan diantaranya yaitu (Nita dan Rahmat : 2012) : 1. Pengetahuan tidak selalu siap tersedia.

2. Akan sulit mengekstrak keahlian dari manusia.

3. Pendekatan tiap pakar pada suatu penilaian situasi mungkin berbeda, tetapi benar.

4. Sulit, bahkan bagi pakar berkemampuan tinggi untuk mengikhtisarkan penilaian situasi yang baik pada saat berada dalam tekanan waktu.

5. Sistem pakar berhak menjawab tidak tahu apabila terdapat konflik yang terjadi di luar rule. 2.5 Basis Pengetahuan Sistem Pakar

Basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan dalam penyelesaian masalah, ada dua bentuk pendekatan basis pengetahuan yang sangat umum digunakan, yaitu sebagai berikut. (Nita dan Rahmat : 2012)

1. Penalaran Berbasis Aturan (Rule-Based Reasoning)

Pada penalaran berbasis aturan, pengetahuan direpresentasikan dengan menggunakan aturan berbentuk IF-THEN. Bentuk ini digunakann apabila memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu.

2. Penalaran Berbasis Kasus (Case-Based Reasoning)

Pada penalaran berbasis kasus, basis pengetahuan berisi solusi-solusi yang telah dicapai sebelumnya, kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang terjadi sekarang (fakta yang ada). Bentuk ini dugunakan apabila user menginginkan untuk tahu lebih banyak lagi pada kasus-kasus yang hampir sama (mirip).

2.6 Representasi Pengetahuan

Representasi pengetahuan merupakan metode yang digunakan untuk mengodekan pengetahuan dalam sebuah sistem pakar yang berbasis pengetahuan. Perepresentasian dimaksudkan untuk menangkap sifat-sifat penting problem dan membuat informasi itu dapat diakses oleh prosedur pemecah problema.

Salah satu representasi pengetahuan yang terdapat dalam sistem pakar yaitu adalah Kaidah Produksi (Production Rule). Pada pengetahuan ini disajikan dalam aturan-aturan yang berbentuk pasangan keadaan-aksi (condition-action) : “IF keadaan terpenuhi atau terjadi THEN suatu aksi akan

terjadi”. Sistem pakar yang basis pengetahuannya disajikan dalam bentuk aturan produk disebut dengan sistem berbasis-aturan (rule-based system). Kondisi dapat terdiri atas banyak bagian, demikian pula dengan aksi. Urutan keduanya juga dapat dipertukarkan letaknya. (Nita dan Rahmat : 2012) Contoh :


(54)

Metode inferensi dalam sistem pakar adalah bagian yang menyediakan mekanisme fungsi berpikir dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh seorang pakar. Metode ini akan menganalisis masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan yang terbaik serta akan memulai pelacakannya dengan mencocokan kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada dalam basis data.

Pendekatan metode inferensi (Nita dan Rahhmat : 2012) ada dua yaitu : 1. Backward Chaining

Backward chaining adalah pendekatan goal-driven yang dimulai dari harapan apa yang akan terjadi (hipotesis) dan kemudian mencari bukti yang mendukung (atau berlawanan) dengan harapan. Sering, hal ini memerlukan perumusan dan pengujian hipotesis sementara (subhipotesis). Gambar metode pendekatan backward chaining dapat dilihat pada lampiran 1.

2. Forward Chaining

Forward chaining adalah pendekatan data-driven yang dimulai dari informasi yang tersedia atau dari ide dasar, kemudian mencoba menarik kesimpulan. Gambar metode pendekatan forward chaining dapat dilihat pada lampiran 1.

2.8 Metode Penelusuran Sistem Pakar

1. Depth-first search, melakukan penelusuran kaidah secara mendalam dari simpul akar bergerak menurun ke tingkat dalam yang berurutan. Gambar metode penelusuran Depth-First Search

dapat dilihat pada lampiran 2.

2. Breadth-first search, bergerak dari simpul akar, simpul yang ada pada setiap tingkat diuji sebelum pindah ke tingkat selanjutnya. Gambar metode penelusuran Breadth-First Search dapat dilihat pada lampiran 2.

3. Best-first search, Metode Pencarian Terbaik Pertama (Best First Search) Adalah teknik penelusuran yang menggunakan pengetahuan akan suatu masalah untuk melakukan panduan pencarian ke arah node tempat dimana solusi berada. Pencarian jenis ini dikenal juga sebagai heuristic. Pendekatan yang dilakukan adalah mencari solusi yang terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sehingga penelusuran dapat ditentukan harus di mulai dari mana dan bagaimana menggunakan proses terbaik untuk mencari solusi. Keuntungan jenis pencarian ini adalah mengurangi beban komputasi karena hanya solusi yang memberikan harapan saja yang diuji dan akan berhenti apabila solusi sudah mendekati yang terbaik. Ini merupakan model yang menyerupai cara manusia mengambil solusi yang dihasilkan merupakan solusi yang mutlak benar. Gambar metode penelusuran Best-First Search dapat dilihat pada lampiran 2.

2.9 Penyakit Ayam

Menurut Pakar Ayam Bapak Wahyudi, layaknya makhluk hidup lainnya, pakar ternak ayam ras petelur. Ayam ras petelur juga dapat terserang oleh beberapa penyakit ringan bahkan yang mematikan, penyakit ayam ras petelur dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti :

1. Bakteri

a. Berak Kapur (Pullorum Disease)

Berak kapur disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum. Berak kapur sering ditemukan pada anak ayam umur 1-10 hari.

b. Kolera Ayam (Fowl Cholera)

Penyebab penyakit ini adalah bakteri Pasteurella gallinarum atau Pasteurella multocida. Biasanya menyerang ayam pada usia 12 minggu. Serangan penyakit ini bisa bersifat akut atau kronis. Bakteri ini menyerang pernapasan dan pencernaan.

c. Salesma Ayam (Infectious Coryza)

Disebabkan oleh bakteri Haemophillus gallinarum. Penyakit ini biasanya menyerang ayam akibat adanya perubahan musim. Perubahan musim biasanya mempengaruhi kesehatan ayam.


(55)

sekitar tahun 1800. Selanjutnya menyebar luas sampai tahun 1930, setelah itu menjadi sporadis dan terlokalisasi terutama di timur tengah.

b. Tetelo (Newcastle Disease)

ND merupakan infeksi viral yang menyebabkan gangguan pada saraf pernapasan. Penyakit ini disebabkan oleh virus Paramyxo. ND sangat menular, biasanya dalam 3-4 hari seluruh ternak akan terinfeksi.

c. Batuk Ayam Menahun (Infectious Bronchitis)

Penyakit ini disebabkan oleh Corona virus yang menyerang sistem pernafasan. Penularan dapat terjadi melalui udara, peralatan, pakaian. Virus akan hidup selama kurang 1 minggu jika tidak terdapat ternak pada area tersebut. Virus ini mudah mati karena panas atau desinfektan.

d. Cacar Ayam (Avian Pox)

Penyakit Avian Pox atau cacar ayam pertama kali ditemukan di indonesia oleh Huber FI pada tahun 1926. Sejak saat itu penyakit cacar ayam menyebar ke seluruh penjuru tanah air. Penyebab penyakit ini adalah virus yang tergolong dalam subgroup pox virus. Virus ini sangat tahan terhadap kekeringan, akan tetapi dalam bahan-bahan kimia seperti ethyl alcohol, sodium hidroksida, dan liquor saponatus dalam konsentrasi dipergunakan sebagai desinfektan, akan tidak aktif sama sekali selama 10 menit.

e. Penyakit Marek (Mareks Disease)

menyerang organ dalam tubuh ayam. Penyebabnya adalah virus Marek. Ayam muda mati secara cepat dan angka kasusnya tinggi. Berbagai catatan lapangan menunjukkan ayam bisa terserang pada umur 4 minggu atau lebih. Paling banyak pada umur 12-14 minggu. Ayam yang terserang organ dalamnya secara akut (mendadak) sebagian besar depresi sebelum mati.

f. Gumboro (Gumboro Disease)

Penyakit ini menyerang kekebalan tubuh ayam, terutama bagian fibrikus dan thymus. Kedua bagian ini merupakan pertahanan tubuh ayam. Pada kerusakan yang parah, antibody ayam tersebut tidak terbentuk.

g. Egg Drop Dyndrome (EDS)

Penyakit Egg Drop Syndrome adalah penyakit ayam yang dilaporkan van Eck di Netherland pada tahun 1976. Di kalangan pakar penyakit tersebut dikenal dengan sebutan Egg Drop Syndrome „76‟. Penyebab penyakit ini adalah virus adenovirus yang hidup dalam sel-sel tubuh ayam. Dalam telur berembrio ayam, virus ini sanggup tumbuh dengan titer yang sangat tinggi. Meskipun virus ini dapat hidup dalam telur ayam berembrio, tetapi jumlahnya rendah, sehingga tidak sampai mematikan embrio tersebut.

2.10Pengertian Android

Menurut Nazruddin Safaat H (Pemrograman aplikasi mobile smartphone dan tablet PC berbasis android, 2012:1) android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis Linux. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri yang akan digunakan untuk bermacam peranti bergerak.

2.11Pengertian Eclipse

Menurut Nasruddin Safaat H (2012:16) Eclipse adalah sebuah IDE (Integrated Development Environment) untuk mengembangkan perangkat lunak dan dapat dijalankan di semua platForm (platform-independent).

2.12Pengertian PHP

Menurut Andi Pramono dan M. Syafii (2005), PHP adalah sebuah bahasa pemrograman berbasis web yang mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan bahasa pemrograman berbasis web yang lain. PHP merupakan bahasa pemrograman yang bersumber dari Perl.


(56)

melibatkan server-daemon MySQL di sisi server dan berbagai macam program, serta library yang berjalan di sisi client. SQL adalah bahasa standar yang digunakan untuk mengakses server database. Dengan menggunakan SQL, proses akses database menjadi lebih friendly.


(57)

Desa Caracas Kec. Kalijati Subang. 3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriftif yaitu memaparkan secara lengkap dan membuat gambaran secara sistematis mengenai keadaan tertentu.

3.2.1 Desain Penelitian

Untuk memperoleh data yang lengkap dan akurat maka penulis menggunakan metode deskriptif dalam membuatan laporan ini guna menggambarkan objek yang diteliti, yaitu dengan cara mencari, mengumpulkan, dan menganalisis data yang diperoleh.

3.2.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data 3.2.2.1 Sumber Data Primer

Penulis mendapatkan sumber data primer langsung dari pihak KSU Jati Mekar (dalam hal ini para peternak) dan pakar ayam yang sudah sangat ahli di bidang peternakan ayam yaitu Bapak Wahyudi. dengan cara melakukan wawancara dan observasi langsung ke tempat penelitian.

a. Observasi

Penulis mengumpulkan data dan informasi dengan cara melakukan pengamatan secara langsung di KSU Jati Mekar.

b. Wawancara

Penulis mengumpulkan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan narasumber yang terkait yaitu para peternak dan pakar ayam guna mendapatkan data dan informasi yang lengkap serta akurat untuk penyusunan laporan penelitian ini.

3.2.2.2 Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan data yang digunakan penulis untuk mendukung data primer, data sekunder diambil secara tidak langsung dari objek penelitian seperti dari buku-buku, jurnal, tutorial, internet dan lain-lain serta dokumen-dokumen yang terkait dengan objek penelitian. 3.2.3 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem

3.2.3.1 Metode Pendekatan Sistem

Metodologi pendekatan sistem yang di gunakan adalah metode pendekatan berorientasi objek. Analisis berorientasi objek adalah tahapan untuk menganilisis spesifikasi atau kebutuhan akan sistem yang akan dibangun dengan konsep berorientasi objek, apakah benar kebutuhan yang ada dapat diimplementasikan menjadi sebuah sistem berorientasi objek.

3.2.3.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan yang digunakan dalam pembuatan sistem ini adalah dengan metode

Prototype. Prototype adalah pengembangan yang cepat dan pengujian terhadap model kerja

(prototype) dari aplikasi baru melalui proses interaksi dan berulang-ulang dengan cara mengidentifikasi kebutuhan dari perangkat lunak. Gambar dari metode protorype ini dapat dilihat pada lampiran 3.

1. Mendengarkan Pelanggan

Diawali dengan mempelajari permasalahan yang akan diteliti, menentukan permasalahan-permasalahan mana yang akan dijadikan bahan penelitian dan bagian-bagian yang akan dibutuhkan berikutnya.

2. Membangun, Memperbaiki Prototipe

Membuat atau menetukan seperangkat aturan dari permasalahan, menguji sistem prototype pada aliran-aliran data yang satu dengan yang lain, membuat antarmuka yang menjadi penghubung antara pemakai dengan sistem.

3. Pelanggan Menguji Coba Prototipe

Melakukan tes atau uji coba dari sistem yang dibangun oleh pemakai, memastikan penggunaan sistem jika sudah sesuai dengan yang dibutuhkan, memelihara sistem selama sistem digunakan atau dioperasikan agar sistem tetap dapat memenuhi kebutuhan pemakai, juga agar sistem tetap


(58)

4. Class Diagram 5. Component Diagram 6. Deployment Diagram

3.2.4 Pengujian Software

Pengujian software dilakukan guna menguji perangkat lunak yang digunakan secara lengkap dan mempunyai kemungkinan tinggi untuk menemukan kesalahan. Pada proses ini pengujian

Software yang penulis gunakan adalah pengujian Black Box.

Pengujian Black Box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar. Pengujian Black Box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluarannya di cek apakah telah sesuai dengan apa yang diharapkan sebelumnya dari suatu pengujian.


(59)

yang sedang berjalan dapat dilihat pada lampiran 4. 4.2 Analisis Data Penyakit dan Gejala

Keberhasilan suatu aplikasi terletak pada pengetahuan dan bagaimana mengolah pengetahuan tersebut agar dapat ditarik suatu kesimpulan. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil wawancara dan analisa dengan Bapak Wahyudi selaku pakar ternak ayam ras petelur dikonversi ke dalam sebuah tabel penyakit dan gejala guna mempermudah proses pencarian solusi. Tabel jenis penyakit dan gejala ini digunakan sebagai pola pencocokan informasi yang dimasukan oleh pemakai dan basis pengetahuan. Berikut tabel yang berisi data penyakit ayam ras petelur dapat dilihat pada lampiran 5. 4.3 Kaidah produksi

Kaidah produksi yang penulis gunakan dalam membangun sistem pakar ini merupakan basis pengetahuan yang dilandasi oleh penalaran berbasi aturan (Rule-Based Reasoning).

4.4 Perancangan Sistem

4.4.1 Perancangan Prosedur Yang Diusulkan

Perancangan prosedur yang diusulkan dijelaskan dalam alat bantu analisis berorientasi objek seperti dibawah ini.

4.4.1.1 Use case Diagram

Use Case adalah gambaran fungsionalitas dari suatu sistem, sehingga pengguna sistem paham dan mengerti mengenai kegunaan sistem yang akan dibangun pada Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Ayam. Use case diagram sistem yang diusulkan dapat dilihat pada lampiran 6. 4.4.1.2 Activity Diagram

Activity Diagram menggambarkan aliran fungsionalitas dari sistem baru yang dibuat. Dalam diagram ini akan digambarkan berbagai aliran aktivitas dalam sistem baru, yang bertujuan untuk mengetahui alur proses pada sistem yang diusulkan.

4.4.1.3 Sequence Diagram

Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan perilaku pada sebuah skenario. Diagram ini menunjukan sejumlah objek dan pesan yang diletakan diantara objek-objek dalam use case. 4.4.1.4 Class Diagram

Class Diagram bertujuan untuk menggambarkan struktur statis class di dalam sistem. Class berfungsi untuk merepresentasikan sesuatu yang ditangani oleh sistem. Class Digram Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Ayam dapat diliat pada Lampiran 7

4.4.1.5 Component Diagram

Component Diagram digunakan untuk memodelkan sesuatu yang fisik yang berada di node seperti file yang dapat di eksekusi sebagai antarmuka (interface) mendefinisikan operasi – operasi yang disediakan objek. Component Digram Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Ayam dapat diliat pada Lampiran 8.

4.4.1.6 Deployment Diagram

Deployent Diagram ini menggambarkan detail bagaimana komponen pada deployment dalam insfrastuktur sistem. Deployment Diagram Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Ayam dapat diliat pada Lampiran 9.

4.4.2 Perancangan Antar Muka

Perancangan Antar muka dilakukan guna menggambarkan, merencanakan, dan membuat sketsa. Perancangan ini merupakan hasil transformasi dari analisa ke dalam perancangan yang nantinya akan di implementasikan.

Secara umum perancangan antar muka suatu program meliputi : Struktur Menu, Perancangan

Input, Perancangan Output. 4.4.2.1 Struktur Menu

Pada perancangan struktur menu sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit ayam ini terdapat tiga menu utama yaitu menu gejala penyakit, jenis penyakit, dan diagnosa penyakit.


(1)

V. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan yang dibangun pada Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Ayam ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Dengan adanya sistem pakar ini dapat menambah informasi user tentang pengetahuan dan pemahaman mengenai penyakit ayam.

2. Sistem telah mampu meminimalisir ketergantungan peternak terhadap pakar atau dokter hewan dalam hal diagnosa dan solusi awal pengobatan serta pencegahan penyakit ayam.

3. Sistem pakar ini telah memudahkan pakar dalam hal meminimalisir permasalahan akan keterbatasan jumlah pakar ayam ras petelur di daerah.

6.2 Saran

Saran-saran yang penulis kemukakan diharapkan dapat meningkatkan hasil yang lebih memuaskan dan bermanfaat bagi masyarakat khususnya peternak untuk mendiagnosa jenis penyakit pada ayam sejak dini. Berikut saran yang dapat disampaikan :

1.

User terhubung dalam koneksi internet yang stabil agar aplikasi dapat berjalan dengan baik.

2.

Sebaiknya user melakukan identifikasi gejala yang muncul lebih mendalam agar hasil diagnosa dapat diperoleh secara akurat.


(2)

DAFTAR PUSTAKA SUMBER BUKU

Merlina, Nita, M.Kom., & Rahmat Hidayat, S.Kom. 2012. Perancangan Sistem Pakar. Ghalia Indonesia. Yogyakarta.

Kusrini,. 2008. Aplikasi Sistem Pakar. Andi. Yogyakarta.

Nazaruddin Safaat H. 2011. Android Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone

dan Tablet PC Berbasis Android. Informatika. Bandung.

Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan UML. Graha Ilmu. Yogyakarta.

SUMBER INTERNET

http://id.wikipedia.org/wiki/jdk/ 25 Maret 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/Eclipse/ 25 Maret 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/Android/ 25 Maret 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/Android sdk/ 25 Maret 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/xampp/ 25 Maret 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/phpmyadmin/ 25 Maret 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/mysql/ 25 Maret 2013


(3)

Peternak Pakar

Menjelaskan kondisi ayam

Lakukan pemeriksaan

Menentukan diagnosa penyakit dan obatnya I nformasi diagnosa

penyakit dan obatnya

Lampiran 1 Pendekatan Metode Inferensi

Backward Chaining Forward Chaining

Lampiran 2 Metode Penelusuran Sistem Pakar

1

6 5 4 3

2

8 7

10 9

1

7 3 6 5

2

8 4

10 9

Depth-first search Breadth-first search Best-first search

Lampiran 3 Pengembangan Sistem Prototype

Sumber : http://ali.misri07.alumni.ipb.ac.id/modelpengembangan perangkat-lunak-prototyping/21-april-2013

Lampiran 4 Analisis Sistem Yang Berjalan

Use case

Activity Diagram

System

Peternak

Diagnosa peny akit ay am


(4)

Lampiran 5 Analisis Data dan Penyakit Ayam

Kode Nama penyakit Nama latin

P01 Berak Kapur Pullorum Disease

P02 Kolera Ayam Fowl Cholera

P03 Flu Ayam Avian Influenza (AI)

P04 Salesma Ayam Infectious Coryza

P05 Tetelo Newcastle Disease (ND)

P06 Batuk Ayam Menahun Infectious Bronchitis (IB)

P07 Cacar Ayam Avian Pox (AP)

P08 Mareks Mareks Disease

P09

Pernafasan Ayam

Menahun Chronic Respiratory Disease (CRD)

P10 Gumboro Gumboro Disease

P11 Produksi Telur Egg Drop Syndrome (EDS 76)

Tabel Jenis Penyakit Ayam Ras Petelur

Tabel Gejala Penyakit Ayam Ras Petelur

Lampiran 6 Use Case

System

User

Gejala peny akit

Jenis peny akit

Diagnosa peny akit

Kode Nama Gejala

GU01 Mencret keputih-putihan

GU02 Diare

GU03 Mati secara mendadak

GU04 Kelopak mata kemerahan

GU05 Kepala terputar

GU06 Batuk

GU07

Bintil-bintil cacar pada permukaan kulit, mulut, dan pial

GU08 Depresi

GU09 Nafas Ngorok

GU10 Duduk dengan sikap membungkuk

GU11 Kualitas telur jelek

G01 Badan kurus

G02 Nafas sesak

G03 Bulu kusam dan berkerut

G04 Nafsu makan berkurang

G05 Produksi telur menurun

G06 Kedinginan

G07 Kaki bengkak

G08

Terdapat kotoran putih menempel disekitar anus

G09 Mencret kehijauan-hijauan

G10 Banyak minum

G11 Jengger bengkak memerah

G12 Kaki lumpuh

G13 Pial bengkak

G14 Kotoran berlendir

G15 Bersin-bersin

G16 Nampak membiru

G17 Keluar cairan berbusa dari mata

G18 Kepala bengkak

G19 Pembengkakan dari sinus dan mata

G20 Tampak lesu

G21 Sempoyongan

G22 Sayap terkulai

G23 Jengger pucat

G24 Kelihatan ngantuk dengan bulu berdiri

G25 Nafas cepat

G26 Muka pucat

G27 Kaki pincang

G28 Sayap menggantung

G29 Tidur paruh diletakkan di lantai


(5)

Lampiran 7 Class Diagram

Lampiran 8 Component Diagram

Lampiran 9 Deployment Diagram

class Class Model

ConnectionDetector

- _context: Context

+ ConnectionDetector(Context) + isConnectionDetector() : boolean

TabActivity

Dashboard

~ cd: ConnectionDetector ~ isInternetPresent: Boolean = false ~ lengthLong: int = Toast.LENGTH_LONG

- bukaDialog() : void + onBackPressed() : void + onCreate(Bundle) : void + onCreateOptionsMenu(Menu) : boolean + onOptionsItemSelected(MenuItem) : boolean Activity

SplashActiv ity

# _active: boolean = true # _splashTime: int = 5000

# onCreate(Bundle) : void + onCreateOptionsMenu(Menu) : boolean + onTouchEvent(MotionEvent) : boolean

AmbilData Activity OnItemClickListener

Diagnosa_Result

~ gejala_lain: String ([]) ~ info_penyakit: String ([])

~ LENGTH_LONG: int = Toast.LENGTH_LONG ~ lv: ListView

~ nama_latin: String ([]) ~ nama_penyakit: String ([]) ~ nilai: String ([]) ~ pencegahan: String ([]) ~ pengobatan: String ([]) ~ tv: TextView ~ tv2: TextView ~ tv3: TextView ~ tv4: TextView ~ tv5: TextView ~ tv6: TextView

# doInBackground(String) : String # onCreate(Bundle) : void

+ onItemClick(AdapterView<?>, View, int, long) : void # onPostExecute(String) : void

# onPreExecute() : void

LoadAllGejala ListActivity

DiagnosaPenyakitActiv ity

~ cbCek: CheckBox ~ gejala: JSONArray = null

~ gejalaList: ArrayList<HashMap<String, String>> = new ArrayList<H... ~ jParser: JSONParser = new JSONParser()

- pDialog: ProgressDialog - TAG_GEJALA: String = "gejala" {readOnly} - TAG_ID: String = "id_gejala" {readOnly} - TAG_NAMA: String = "nama_gejala" {readOnly} - TAG_SUCCESS: String = "success" {readOnly} - url_all_gejala: String = "http://sipeyam...

# doInBackground(String) : String # onCreate(Bundle) : void # onPostExecute(String) : void # onPreExecute() : void

LoadAllGejala ListActivity

Gej alaActiv ity

~ gejala: JSONArray = null

~ gejalaList: ArrayList<HashMap<String, String>> ~ jParser: JSONParser = new JSONParser() - pDialog: ProgressDialog - TAG_GEJALA: String = "gejala" {readOnly} - TAG_ID: String = "id_gejala" {readOnly} - TAG_NAMA: String = "nama_gejala" {readOnly} - TAG_SUCCESS: String = "success" {readOnly} - url_all_gejala: String = "http://sipeyam...

# doInBackground(String) : String + onBackPressed() : void # onCreate(Bundle) : void # onPostExecute(String) : void # onPreExecute() : void LoadAllGejala

ListActivity

JenisPenyakitActiv ity

~ jParser: JSONParser = new JSONParser() - pDialog: ProgressDialog ~ penyakit: JSONArray = null

~ penyakitList: ArrayList<HashMap<String, String>> - TAG_ID: String = "id_penyakit" {readOnly} - TAG_INFO_PENYAKIT: String = "info_penyakit" {readOnly} - TAG_NAMA_LATIN: String = "nama_latin" {readOnly} - TAG_NAMA_PENYAKIT: String = "nama_penyakit" {readOnly} - TAG_PENCEGAHAN: String = "pencegahan" {readOnly} - TAG_PENGOBATAN: String = "pengobatan" {readOnly} - TAG_PENYAKIT: String = "penyakit" {readOnly} - TAG_SUCCESS: String = "success" {readOnly} - url_all_penyakit: String = "http://sipeyam...

# doInBackground(String) : String + onBackPressed() : void # onCreate(Bundle) : void # onPostExecute(String) : void # onPreExecute() : void

~cd AndroidApp.Apk activity_dashboard.xml activity_gejala.xml activity_jenis_penyakit.xml activity_diagnosa.xml diagnosa_result.xml Dashboard_Activity.java Gejala_Activity.java Jenis_Penyakit_Activity.java Diagnosa_Activity.java Diagnosa_Result.java Dashboard_Activity.class Gejala_Activity.class Jenis_Penyakit_Activity.class Diagnosa_Activity.class Diagnosa_Result.class


(6)

Lampiran 10 Implementasi Antar Muka

Menu Utama Menu Gejala Penyakit Menu Jenis Penyakit