Data Hasil Pengujian Pengolahan Data
yang melintas pada sisi cangkang. Perubahan pola aliran air yang melintas pada sisi cangkang ini yang kemudian memberikan dampak pada berubahnya nilai
koefisien perpindahan panas menyeluruh dan perbedaan tekanan pada sisi cangkang. Koefisien perpindahan panas menyeluruh yang tinggi menunjukkan
terjadinya proses perpindahan panas yang baik. Perbedaan tekanan yang tinggi menunjukkan beban pompa yang dikenakan pada pompa untuk mengalirkan air.
Dengan demikian, diharapkan koefisien perpindahan panas menyeluruh yang tinggi dan perbedaan tekanan yang rendah untuk menentukan baffle cut optimum.
Dari pengolahan data, dapat ditunjukkan hubungan antara bilangan Reynold dengan koefisien perpindahan panas menyeluruh pada sisi cangkang. Dari
Gambar 5.1., dapat dilihat bahwa koefisien perpindahan panas tertinggi terjadi pada bilangan Reynold 274.842, yaitu pada baffle cut 21,26.
250 255
260 265
270 275
280
2310 2320
2330 2340
2350
Gambar 5.1. Grafik hubungan antara bilangan Reynold, Re
h
, dengan perpindahan panas menyeluruh, U.
Dari Gambar 5.2., dapat dilihat bahwa semakin besar baffle cut maka semakin tinggi pula temperatur air fluida panas keluar. Padahal, temperatur air keluar
yang diharapkan adalah rendah dingin. Dan dapat dilihat, temperatur air keluar yang paling rendah terjadi pada baffle cut 9,11.
U Wm
2
K
Re
h
10 20
30 40
50
10 20
30 40
50
Gambar 5.2. Grafik baffle cut dengan temperatur panas keluar, T
ho
. Dari Gambar 5.3., dapat dilihat grafik hubungan baffle cut dengan koefisien
perpindahan panas menyeluruh alat penukar kalor. Koefisien perpindahan panas yang diharapkan adalah koefisien perpindahan panas menyeluruh yang tinggi.
Dan dapat dilihat, koefisien perpindahan panas menyeluruh tertinggi terjadi pada baffle cut 21,26.
50 100
150 200
250 300
10 20
30 40
50
Gambar 5.3. Grafik hubungan antara baffle cut dengan perpindahan panas menyeluruh, U.
Dari Gambar 5.4., dapat dilihat bahwa semakin kecil baffle cut maka semakin tinggi perbedaan tekanan yang terjadi pada sisi cangkang. Dan yang diharapkan
adalah perbedaan tekanan yang kecil untuk meringankan beban pompa. Dan dapat dilihat, perbedaan tekanan terkecil terjadi pada baffle cut 44,04.
T
ho o
C
Baffle Cut
U Wm
2
K
Baffle Cut
5 10
15 20
25 30
10 20
30 40
50
Gambar 5.4. Grafik hubungan antara baffle cut dengan perubahan tekanan, ∆P.
Dari Gambar 5.5., dapat dilihat grafik hubungan perbedaan tekanan dengan koefisien perpindahan panas menyeluruh alat penukar kalor. Koefisien
perpindahan panas yang diharapkan adalah koefisien perpindahan panas yang tinggi. Dan dapat dilihat, koefisien perpindahan panas menyeluruh tertinggi terjadi
pada perubahan tekanan 21.083 kPa, yaitu pada baffle cut 21,26.
50 100
150 200
250 300
10 20
30
Gambar 5.5. Grafik hubungan antara perubahan tekanan, ∆P, dengan
perpindahan panas menyeluruh, U. Dari Gambar 5.6., dapat dilihat semakin besar baffle cut maka semakin kecil
efektivitas alat penukar kalor. Dan dapat dilihat, efektivitas tertinggi terjadi pada baffle cut 9,11.
Baffle Cut ∆P kPa
U Wm
2
K
∆P kPa
Gambar 5.6. Grafik hubungan antara baffle cut , dengan efektivitas, ε.
Dari Gambar 5.7., dapat dilihat hubungan antara Baffle Cut vs koefisien pindahan panas konveksi fluida panas. Dan koefisien pindahan panas konveksi
fluida panas tertinggi dapat dilihat pada baffle cut 21,26.
200 400
600 800
1000 1200
1400 1600
1800
10 20
30 40
50
Gambar 5.7. Grafik hubungan antara baffle cut, dengan koefisien pindahan panas konveksi fluida panas h
h
.
Dari Gambar 5.8., dapat dilihat hubungan antara Baffle Cut vs koefisien pindahan panas konveksi fluida dingin. Dan koefisien pindahan panas konveksi
fluida dingin tertinggi dapat dilihat pada baffle cut 44,04 . ε
Baffle Cut
Baffle Cut h
h
Wm
2
K
50 100
150 200
250 300
350 400
10 20
30 40
50
Gambar 5.8. Grafik hubungan antara baffle cut, dengan koefisien pindahan panas konveksi fluida dingin h
c
.