Sejarah Sosialisasi Pemberdayaan Tanah Wakap di wilayah Kebayoran Baru Jakarta Selatan(1977-2004)

SEJARAH SOSIALISASI PEMBERDAYAAN T ANAH WAKAF DI
WILAYAll KEBAYORAN BARU JAKARTA SELATAN
(1977 - 2004)

ATIKAH RAUDLATUL .JANNAH
niセN PR TSUV

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2006

SE.TARAH SOSIALISASI PEMBERDAYAAN TANAH WAKAF DI
WILAYAH KEBAYORAN BARU JAKARTA SELATAN (1977-2004)

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora
nntnk Memennhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Strata 1 (SI)


ATIKAH RAUDLATUL JANNAH
セimN

102022024356

Di bawah Bimbingan :

ndi Sulistiono M. Hum
セipN

150236276

JURUSAN SEJARAH DAN peradbセ
FAKULTAS ADAB daセ
uiセ

ISLAM
HUMANIORA

SYARIF HInAYATULLAH JAKARTA

2006

lembarpngsiセ

Skripsi yang berjudul : "Scjarah Sosialisasi Pcmbcrdayaan Tanah
Wakaf di Wilayah Kcbayorall Barn ,Jakarta Sclatan (1977-2004)" telah diujikall
dalam sidang Munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tanggal 23 November 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1) pada Jurusan Sejarah
dan Peradaban Islam.

Sidallg Munaqasyah

Ketua Sidang

セpキ

(Drs. H.M. Ma'rufMisbah, MAl
Nip. 150247010


Pembimbing

セT
CNurhasa S.Ag. MAl
Nip. 150 281 978

(Dr. . udi Sulistiono, M. Hum)
Nip. 150236276

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Dzat yang mempunyai keagungan yang
tak terhingga, yang menganugerahkan einta kepada setiap insan. Karena anugerah
cinta itulah, manusia saling berlomba-lomba dalam kebajikan untuk menggapai cita
dan cinta. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada nabi Muhammad saw, yang
telah menebarkan benih cinta dan kasih sayang kepada umatnya.
Dengan penull bangga dan harap, penulis menghaturkan karya tulis yang
sangat sederhana dan jauh dari kata sempurna ini. Semoga menjadi bahan renungan
dan peringatan kepada kita kaum Muslim agar senantiasa mencintai sesama, ikhlas
menyisihkan sedikit milik kita untuk mereka yang membutuhkan, yang telah

menjadikan hak mereka. Karena memberi itu dapat menerangkan hati, seperti
matahari yang menyinari bumi.
Selanjutnya, penulis ingin mengungkapkan sanJungan yang tak terperikan
kepada ayahanda H.M. Sholeh HMO dan ibunda Azizah Kilali, yang telah menemani,
membimbing, dan mengiringi langkahku dengan penuh cinta kasih. Semoga ananda
bisa meraih cita dan cinta sejati itu.
Kemudian ucapan terima kasih penulis haturkan kepada :
I. Dr. H. Abdul Chair, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora yang telah

menyetujui skripsi ini.
2. Dr. H. Budi Sulistiono, MA, selaku Ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban
Islam, dan Drs. H.M. Ma'ruf Misbah, MA, selaku Sekretaris Jurusan Sejarah

dan Peradaban Islam. Terima kasih atas waktunya melayani keperluan
akademik kami.
3. Dr. H. Budi Sulistiono, MA yang juga selaku pembimbing skripsi. Terima
kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan atas kesediaan Bapak menjadi
pembimbing. Di tengah kesibukannya, telah membimbing penulis dengan
penuh ketulusan dan perhatian yang telah tercurahkan dalam memotivasi
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, dari awal hingga akhir.

4. Drs. Rizal Saeful Haq, MA, selaku pembimbing akademik, karena telah
meluangkan waktunya bagi penulis untuk konsultasi kegiatan akademik.
5. Ayahanda dan ibunda yang tercinta yang selalu mendoakan penulis untuk
bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, abang-abang dan adikku
tersayang yang selalu memberikan dorongan kepada penulis.
6. Pimpinan dan staf Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk pengambilan bahan yang digunakan dalam skripsi ini.
7. Drs. H. A. Rasyid Usman, selaku Kepala Seksi Bidang Urusan Zakat dan
Wakaf Departemen Agama RI Jakarta Selatan dan semua stafuya atas bantuan
referensi baik berupa data, dokumentasi, buku-buku, makalah-makalah dan
lainya yang sangat berharga.
8. Bapak Jubaedi Hamid SH, seIaku Kepala Kantor Urusan Agama Islam (KUA)
Kecamatan Kebayoran Baru, atas segala bantuannya sehingga memudahkan
penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Juga kepada seluruh staf KUA

Kecamatan Kcbayoran Barn, khususnya kepada "La Personne Camarade"
Riswanto yang telah berperan besar dalam penulisan skripsi ini dan selalu
memotivasi penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat
pada waktunya.

9. Teman-tcman "SPl" 2002, yang telah bersama-sama melewati masa
perkuliahan yang terasa penat dan mel1jenuhkan bagi penulis, namun karena
adanya persahabatan antara kita semuanya terasa menyenangkan.
Serta rekan-rekan lainnya yang telah berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini
hingga terselesaikan sesuai dengan waktunya. Dan terakhir kepada semua pihak yang
tidak disebutkan satu persatu yang telah membantu, sekali lagi penulis ueapkan
terima kasih.
Semoga Allah SWT senantiasa membalas atas segala kebaikan dan
sumbangsih yang telah diberikan kepada penulis sebelum dan selama penyusunan
skripsi ini. Semoga saja karya tulis yang sederhana ini dapat bermanfaat.

Jakarta, November 2006

Penulis

DAFTARISJ
KATA PENGANT AR ."

..


DAFTARISI

IV

DAFTAR T ABEL...........

VI

Bab 1.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Bab II.

Bab III.

.

B. Tujuan Penelitian


7

C. Pembatasan MasaJah

7

D. Sasaran Penelitian

8

E. Metode Penelitian

8

F.

10

Sistematika Penulisan


TINJAUAN UMUMTENTANG PERWAKAFAN
A. Pengertian Tanah Wakaf

12

B. Tujuan dan Fungsi Wakaf

17

C. Sejarah Perkembangan WakafDalam Islam

19

SOSIALISASI TANAH WAKAF DI KECAMATAN KEBAYORAN
BARUJAKARTASELATAN
A. Letak Geografi Kecamatan Kebayoran Barn Jakarta Selatan

22


B. Pengelolaan Tanah Wakaf di Kecamatan Kebayoran Barn
Jakarta Selatan.............................................................................. 26

C. Tata Cara Mewakafkan Tanah Milik di Kecamatan Kebayoran
Bam Jakarta Selatan
D. Langkah-Iangkah Sosialisasi

Bab IV.

28
,

,.

35

PERANAN PEMERINTAH DALAM PEMBERDAYAAN TANAH
WAKAF

A. Peraturan Perundang-undangan Wakaf (1977-2004)


38

B. Upaya Departemen Agama dalam Pemberdayaan Tanah Wakaf

44

C. Peran Kepaia KUA Kecamatan Kebayoran Baru Dalam
Perwakafan
D. Upaya-upaya Pemberdayaan Tanah Wakaf

Bab V.

50
55

PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................

59

B. Saran............................................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA
LAMPI RAN

DAFTAR TABEL

1. JUI11lah Penduduk Kecal11atan Kebayoran Bartl dari perkelurahan...........

22

2. Data Masjid, Musholla dan Yayasan Kecal11atan Kebayoran Bam ..........

23

3. Daftar Perkembangan Sertifikat Tanah WakafKecamatan Kebayoran
Bartl

25

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar BcIakang Masalah
Kemiskinan dan kesenjangan sosial di sebuah negara yang kaya dengan
sumber daya alam dan mayoritas penduduknya adalah Islam, seperti Indonesia
merupakan salah satu keprihatinan. JumIah penduduk miskin terus bertambah sejak
krisis ekonomi pada tahun 1997 hingga saat ini, lapangan pekerjaan pun semakin sulit
sehingga banyak menimbulkan pengangguran. Pengabaian dan ketidakseriusan
penanganan terhadap nasib dan masa depan puluhan juta kaum dhuafa yang tersebar
di seluruh tanah air merupakan sikap yang berlawanan dengan semangat dan
komitmen ajaran Islam terhadap persaudaraan dan keadilan sosia1. 1
Masyarakat Indonesia pada saat ini sedang memasuki peradaban yang sudah
maJu, serta banyak dipengaruhi oleh paham modemisme Barat yang cenderung
individualistik dan materialistik yang pada kenyataannya banyak teljadi penguasaan
harta oleh sekelompok minoritas (kaya) terhadap mayoritas (miskin). Dampak negatif
yang timbul dari keadaan ini adalah munculnya kriminalitas, meningkatnya angka
kemiskinan, anak putus sekolah, dan masih banyak lagi yang biasa teljadi karena hal
1111.

I Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, PedomlIll
Pengeloloan dan Pengembangan Wakaf, (Jakarta: 2003), h. I

2

Harta tidaklah hanya untuk dinikmati sendiri, melainkan harus dinikmati
bersama. Ini bukan berarti bahwa ajaran Islam itu melm-ang orang untuk kaya raya.,
melainkan suatu peringatan kepada umat manusia bahwa Islam mengajarkan fungsi
sosial. Sebenarnya umat Islam mempunyai beberapa lembaga yang diharapkan
)

mampu membantu untuk mewujudkan kesejahteraan sosial, yaitu salah satw1ya
adalah lembaga wakaf. 2
Wakaf adalah salah satu amal yang sangat disukai oleh umat Muslim bagi
yang mempunyai harta lebih, mengingat pahalanya yang terus mengalir yang diterima
oleh si pemberi wakaf meskipun ia telah meninggal dunia.
Sebagai salah satu bentuk ibadah yang berdimensi sosial, wakaf telah
dilaksanakan oleh wnat Islam sejak masa Rasulullah saw hingga sekarang. 3 Umat
Islam yang telah diberi kelapangan rizki oleh Allah SWT tidak segan-segan
mewakatkan sebagian harta bendanya, terutama tanah yang menjadi miliknya untuk
pembangW1an masjid, madrasah, pondok pesantren, asrama yatirn piatu, tempat
pemakaman dan sebagainya secara ikhlas semata-mata karena Allal1 SWT.
Pemahaman yang paling mudah untuk dicema dari maksud nabi Muhammad
saw adalah bahwa substansi ajaran wakaf itu

エゥ、。ォウ・ュ セ エ。

terletak pada

pemeliharaan bendanya (wakaf), tapi yang jauh lebih penting adalahnilai manfaat
dari benda tersebut W1tuk kepentingan kebaikan umum.

2 Dr. Juhaya S. praja, Perwakafan di Indonesia, sejarah, Peiliikirtrn, Hukuili, dan
Perkembangannya, (Sandung: Yayasan Piara, t 995), h.l
3 Direktorat Jenderal Bimas lslam dan Penyelenggaraan Haji, Fiqih Walaif, (Jakarta: Proyek
Peningkatan Pemberdayaan Wakaf, 2004), h. 4

3

Di samping sebagai Rasul, nabi Muhammad saw juga seorang pengusaha
yang ulung, jujur dan amanah. Pola dan sikap hidup Nabi banyak diikuti oleh
gencrasi-generasi sesudahnya dengan melakukan usaha perniagaan dengan motivasi
dakwah, tern1asuk para da'i dari Gujarat yang menyebarluaskan Islam di tanah air
kita. Terbukti, melalui jalm pengembangat1 ekonomi dan niaga seperti yang
dilakukan oleh para da'i, Islam dapat berkembang sedemikian rupa hingga sampai ,.
saat ini.
Untuk itu, pengembangan ekonomi umat harns terus dilakukan, terlebih
setelah negeri ini mengalami krisis ekonomi yang sangat mengguneang kehidupan
masyarakat. Sebagai sebuah upaya untuk menggerakkan roda ekonomi dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan umat adalah melalui pemberdayaan lembaga-Iembaga
ekonomi yang diajarkan oleh Islal11, khususnya lembaga wakaf.
Di Indonesia sedikit sekali tanah wakaf yang dikelola secara produktif dalam
bejltuk suatu usaha yang hasilnya dapat dimanfaatkan bagi pihak-pihak yat1g
membutuhkan termasuk fakir miskin. Pemanfaatan tersebut dilihat dari segi sosial
khususnya kepentingan keagamaan memat1g efektif, tetapi dan1paknya kurang
berpengaruh positif dalan1 kehidupan ekonomi masyarakat Islan1. Apabila peruntukat1
wakaf hanya terbatas pada hal-hal di atas tanpa diimbangi dengan wakaf yang dapat
dikelola secara produktif, maka wakaf sebagai sarana untuk mewujudkan
kesejahteraan sosial ekonomi masyat'akat tidak akan terealisasi secara optimal.
Secara hukum (yuridis) pelaksanaat1 wakaf di Indonesia mulai dilaksanakat1
pada tahun 1977, dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1977.

4

wakaf merupakan lembaga Islam yang pada satu sisi sebagai ibadah kepada Allah
SWT dan di sisi lain berfungsi sosial. Wakaf muneul dari suatu pemyataan iman
yang mantap dan solidaritas yang tinggi antar sesama manusia, oleh karenanya wakaf
merupakan salah satu lembaga Islam yang dapat dipergunakan bagi seorang Muslim
untuk mewujudkan dan memelihara hubungan manusia dengan Allah SWT dan
hubungan manusia dengan manusia lain dalam masyarakat. Dalam fungsinya sebagai
ibadah, diharapkan menjadi bekal bagi kehidupan wakif di hari kemudian, karena
wakaf mempakan bentuk amalan yang pahalanya tems mengalir selama harta wakaf
itu dimanfaatkan,
Sedangkan dalam fungsi sosialnya wakaf merupakan aset amal yang bemilai
dalam pembangwlan, Agar wakaf di Indonesia dapat memperdayakan ekonomi wnat,
maka perlu dilakukan paradigma baru dalam pengelolaan wakaf, Wakaf yang selama
ini peruntukannya hanya bersifat konsumtif dan dikelola seeara tradisional, sudah
saatnya kini dikelola seeara produktif, dengan manajemen yang memadai.
Untuk mengelola wakaf seem·a produktif, ada beberapa hal yang hams
dilakukan sebelumnya, antara lain adalah melakukan pengkajian dan perumusan
kembali mengenai konsepsi fikih wakaf di Indonesia, membuat Undang-Undang
perwakafan dan perlu adanya suatu badan wakafyang bersifat nasional. 4
Wakaf pada mulanya hanyalall keinginan seseormlg yang ingin berbuat baik
dengan kekayaan yang dimilikinya dan dikelola secara individu taI1pa ada aturan yang
4 Uswatun Hasanah, Makalah Strategi Pengelolaan dan Pengemhangan Tanah Wakaf,
disampaikan pada acara penataran peningkatan kualitas Nadzir di Kanwil Oepag Provinsi OK! Jakarta,
9 Oktobet 2003, h. 15

,

5

pasti. Namun setelah masyarakat Islam merasakan betapa manfaatnya lembaga
wakaf, maka timbullah keinginan untuk mengatur perwakafan dengan baik.
Kemudian dibentuklah lembaga yang mengatur wakaf untuk mengelola, mel11elihara,
dan penggunaan harta wakaf, baik secara ulllum seperti masjid atau secara individu
atau keluarga.
Jul11lah tanah wakaf di Indonesia sangat banyak. Menurut data yang ada di
Departemen Agal11a Republik Indonesia, sampai dengan bulan Mei 2004 seluruh
tanah wakaf di Indonesia adalah 358.710 lokasi dengan luas 819.207.733,99 meter
persegi. 5 Dengan jumlall yang sedemikian besar, sebenarnya wakaf sangat potensial
untuk lebih dikembangkan guna membantu ma