Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Pada Konsep Gaya

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA KONSEP GAYA
(Penelitian Tindakan Kelas IV di SDN Kebon Manggis 11 Pagi Matraman)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
TAJ NUR ALIYAH MAHARANI
NIM: 109018300042

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014

ABSTRAK
Taj Nur Aliyah Maharani (109018300042), Peningkatan Hasil Belajar IPA
Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Pada Konsep Gaya, Skripsi

Jurusan Kependidikan Islam Prodi PGMI, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA
siswa pada konsep gaya melalui model pembelajaran inkuiri. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari empat tahapan
yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan di
SDN Kebon Manggis 11 Pagi Matraman-Jakarta Timur kelas IVA yang berjumlah
27 siswa tahun ajaran 2013/2014. Tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus,
siklus pertama menggunakan sub konsep gaya dapat mempengaruhi gerak benda,
sedangkan siklus kedua menggunakan sub konsep gaya dapat mempengaruhi
bentuk benda. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah lembar observasi,
catatan lapangan, dan tes pilihan ganda. Teknik analisis data dilakukan secara
kuantitatif, perhitungan rata-rata hasil belajar siswa siklus I dan II. Rata-rata skor
hasil belajar siswa kelas IVA pada siklus I sebesar 71,36, rata-rata N-gain sebesar
0,27 dan siswa yang mencapai KKM ≥ 70 berjumlah 14 orang (51,85%)
sedangkan pada siklus II sebesar 80,47, rata-rata N-gain sebesar 0,42 dan siswa
yang mencapai KKM ≥ 70 berjumlah 22 orang (81,48%). Dengan demikian hasil
belajar IPA siswa pada konsep gaya dapat meningkat melalui model pembelajaran
inkuiri yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Rumusan Masalah, 2)
Merumuskan Hipotesis, 3) Mengumpulkan Data, 4) Menguji Hipotesis, dan 5)

Merumuskan Kesimpulan.
Kata kunci: Model Pembelajaran Inkuiri, Hasil Belajar

i

ABSTRACT
Taj Nur Aliyah Maharani (109018300042), Improving Student Learning
Outcomes Science Through Inquiry Learning Model In Style Concept, Thesis
Department of Islamic Education in primary Prodi, Faculty of Tarbiyah and
Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2014.
This study aims to determine the improvement of student learning outcomes in
science concepts through inquiry learning model style. This study uses action
research that consists of four phases: planning, action, observation, and reflection.
This research was conducted in SDN Kebon Manggis 11 Pagi Matraman-East
Jakarta totaling 27 class IV student of the school year 2013/2014. Classroom
action research was conducted in two cycles, the first cycle of using sub-concept
style can affect the motion of objects, while the second cycle using a sub-concept
style can affect the shape of objects. Data collection techniques are observation
sheets, field notes, and a multiple choice test. The data analysis techniques
quantitatively, based on the descriptive analysis of the calculation of the average

student learning outcomes cycles I and II. The average score of student learning
outcomes in the first cycle of 71.63, the average N-gain of 0.27 and students who
achieved ≥ 80 KKM numbering 17 people (51.75%) while in the second cycle of
80.74, N-average gain of 0.72 and students who achieved ≥ 80 KKM numbering
22 people (81.48%). Thus the results of the students' learning science concepts
can force increases through inquiry learning model that has the following
characteristics: 1) Problem formulation, 2) Formulate Hypothesis, 3) Collecting
Data, 4) Test the hypothesis, and 5) to formulate conclusions.
Keywords: Inquiry Learning Model, Learning Outcomes

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT berkat rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi sebagai syarat
kelulusan di perguruan tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah serta menyampaikan hasil penelitian yang penulis lakukan di
SDN Kebon Manggis 11 Pagi Matraman-Jakarta Timur. Penulis menyadari bahwa
kemampuan dan pengetahuan penulis sangat terbatas dalam penyusunan skripsi
ini, untuk itu adanya bimbingan, pengarahan, dukungan serta motivasi dari
berbagai pihak dan orang-orang terdekat penulis sangat membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dan memberikan dukungan moril maupun materil, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1.

Dra. Nurlena Rifa’i, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Dr. Fauzan, MA., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, serta dosen pembimbing
yang telah sabar membimbing dan mengarahkan penulis selama proses
penyusunan skripsi.


3.

Fathiah Alatas, M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam
penyusunan skripsi ini.

4.

Yulianawati, MM., selaku Kepala Sekolah SDN Kebon Manggis 11 Pagi
Matraman-Jakarta Timur, yang telah memberikan izin penelitian kepada
penulis.

iii

5.

Seluruh guru dan siswa/i SDN Kebon Manggis 11 Pagi Matraman-Jakarta
Timur yang memberikan banyak pengetahuan selama peneliti melakukan
penelitian.


6.

Kedua orang tua tercinta, Bapak Drs. Ali Syamsudin dan Ibu Nuryati yang
tiada hentinya memberikan kasih sayang, selalu mendoakan, selalu menjadi
motivasi dan inspirasi serta memberikan banyak dukungan moril dan materil
kepada penulis.

7.

Kakakku tersayang Nana Nur’aina, dan Adikku Ahmad Dedaat Saddam A.
yang telah memberikan segala bantuan dan dorongan semangatnya dalam
proses penyelesaian skripsi ini.

8.

Sahabat-sahabat

seperjuanganku


dibangku

kuliah

Edah,

Fadliyah,

Nurhasanah, Asri, Shita, Dwi, Ina, Qoyah, Dewi, Nana, Mita, Lulu, Akbar,
Sukroni, Gunawan, Iday, dan seluruh teman-teman PGMI angkatan 2009.
Terimakasih atas ketersediaan waktunya dalam memberikan dukungan,
kasih sayang serta perhatian kepada penulis.
9.

Sahabat-sahabat Zheiraku Putri, Nikmeh, Ais, Amez, dan Ida. Terimakasih
atas ketersediaan waktunya dalam memberikan dukungan, canda tawa, kasih
sayang serta perhatian kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan,

untuk itu sangat diharapkan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan
manfaat bagi pembacanya dan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan
kualitas pendidikan. Amin ya rabbal alamin.

Jakarta, April 2014
Penulis

Taj Nur Aliyah Maharani

iv

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK .........................................................................................................

i

ABSTRACT .......................................................................................................


ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................................

v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................

x

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..............................................................


1

B. Identifikasi Ara dan Fokus Penelitian .........................................

5

C. Pembatasan Fokus Penelitian ......................................................

5

D. Perumusan Masalah Penelitian ...................................................

5

E. Tujuan Penelitian ........................................................................

6

F. Manfaat Penelitian ......................................................................


6

KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti .................................

7

1. Teori konstruktivisme .................................................................

7

A. Hakikat Teori Konstruktivisme.............................................

7

B. Karakteristik Pembelajaran Konstruktivisme .......................

8

C. Ciri Pembelajaran Konstruktivisme ......................................

9

2. Hakikat Model Pembelajaran Inkuiri .......................................... 10
a. Pengertian Model Pembelajaran ........................................... 10
b. Pengertian Inkuiri .................................................................. 11
c. Pembagian Inkuiri ................................................................. 13

v

d. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Inkuiri ................... 14
e. Keunggulan dan Kelemahan Inkuiri ..................................... 18
3. Hasil Belajar ................................................................................ 18
a. Pengertian Belajar ................................................................. 18
b. Pengertian Hasil Belajar . ..................................................... 20
c. Prinsip-Prinsip Belajar .......................................................... 22
4. Ilmu Pengetahuan Alam ............................................................. 23
a. Hakikat IPA ......................................................................... 23
b. Tujuan Pembelajaran IPA ..................................................... 24
c. Kajian Materi Tentang Materi SD ........................................ 25
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................... 28
C. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian.. ................................................... 32
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .................. 32
C. Subjek Penelitian ........................................................................ 34
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ................................. 34
E. Tahapan Intevensi Tindakan ....................................................... 34
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ............................... 35
G. Data dan Sumber Data ................................................................ 36
H. Instrument Pengunpulan Data ..................................................... 36
I. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 40
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi ................................ 41
K. Anlisis Data dan Interpretasi Data ............................................. 45
L. Tindakan Lanjur Pengembangan Perencanaan Tindakan .......... 47

BAB IV

DESKRIPSI, ANLISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Profil Skolah ............................................................................... 48
B. Deskripsi Data ............................................................................. 50
C. Analisis Data ............................................................................... 51

vi

1. Siklus I ........................................................................................ 51
a. Perencanaan ......................................................................... 51
b. Tindakan ............................................................................... 52
c. Pengamatan ........................................................................... 54
d. Refleksi Siklus I .................................................................... 59
e. Keputusan Siklus I ................................................................ 60
2. Siklus II ....................................................................................... 61
a. Perencanaan .......................................................................... 61
b. Tindakan ............................................................................... 62
c. Pengamatan ........................................................................... 65
d. Refleksi Siklus II................................................................... 69
e. Keputusan Siklus II .............................................................. 70
D. Pembahasan ................................................................................ 70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 75
B. Saran ........................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 76
LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1

: Tahapan Model Pembelajaran Inkuiri Suchman .......................... 15

Tabel 3.1

: Tahap Intervensi Tindakan .......................................................... 34

Tabel 3.2

: Kisi-kisi Instrumen Penelitian .................................................... 36

Tabel 3.3

: Kisi-Kisi Instrumen Observasi Siswa .......................................... 39

Tabel 3.4

: Kisi-Kisi Instrumen Observasi Guru ........................................... 39

Tabel 3.5

: Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 40

Tabel 3.6

: Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ............................................... 42

Tabel 3.7

: Interpretasi Realibilitas ................................................................ 43

Tabel 3.8

: Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes ............................................ 43

Tabel 3.9

: Interpretasi Tingkat Kesukaran .................................................... 44

Tabel 3.10 : Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal .............................. 44
Tabel 3.11 : Interpretasi Daya Pembeda .......................................................... 44
Tabel 3.12 : Hasil Analisis Daya Pembeda Soal .............................................. 45
Tabel 3.13 : Kriteria Konsep Siswa Berdasarkan Kriteria Gain ...................... 46
Tabel 3.14 : Interpretasi Kriteria Data Observasi ............................................ 47
Tabel 4.1

: Identitas Guru .............................................................................. 49

Tabel 4.2

: Identitas Siswa ............................................................................. 50

Tabel 4.3

: Data Statistik Prettest dan Posttest Siklus I ................................. 55

Tabel 4.4

: Persentase Peningkatan Hasil Belajar (N-Gain) Siklus I ............. 55

Tabel 4.5

: Data Nilai LKS Siklus I ............................................................... 56

Tabel 4.3

: Hasil Evaluasi Soal Latihan Siswa Siklus I ................................. 57

Tabel 4.7

: Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I .................................... 58

Tabel 4.8

: Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ...................................... 58

Tabel 4.9

: Data Rekapitulasi Hasil penelitian Siklus I ................................. 60

Tabel 4.10 : Tindakan Siklus I yang Akan Diperbaharui................................. 61
Tabel 4.11 : Data Statistik Prettest dan Posttest Siklus II ................................ 65
Tabel 4.12 : Persentase Peningkatan Hasil Belajar (N-Gain) Siklus II............ 66
Tabel 4.13 : Data Nilai LKS Siklus II .............................................................. 67
Tabel 4.14 : Data Evaluasi Soal Latihan Siswa Siklus II................................. 67
viii

Tabel 4.15 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ................................... 68
Tabel 4.16 : Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II .................................... 69

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 : Model PTK Lewin ....................................................................... 33

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A.1.1

: Kisi-Kisi Instrumen Penelitian.........................................

79

Lampiran A.1.2

: Soal Uji Coba Instrumen Penelitian.................................

94

Lampiran A.1.3

: Kunci Jawaban Soal Instrumen Penelitian....................... 101

Lampiran A.1.4

: Uji Validitas ..................................................................... 102

Lampiran A.1.5

: Uji Reliabilitas ................................................................. 104

Lampiran A.1.6

: Tingkat Kesukaran ........................................................... 106

Lampiran A.1.7

: Daya Pembeda ................................................................. 108

Lampiran A.1.8

: Rekap Analisis Butir Soal ................................................ 110

Lampiran A.1.9

: Instrumen Penelitian Siklus I ........................................... 112

Lampiran A.1.10 : Instrumen Penelitian Siklus II.......................................... 115
Lampiran A.2.1

: Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I ...................... 118

Lampiran A.2.2

: Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II ..................... 120

Lampiran A.2.3

: Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus I ..................... 122

Lampiran A.2.4

: Lembar Observasi kegiatan Siswa Siklus II .................... 126

Lampiran B.1.1

: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ..................... 130

Lampiran B.1.2

: Lembar Kerja Siswa (LKS) ............................................. 154

Lampiran B.1.3

: Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II .................................. 175

Lampiran B.1.4

: Perhitungan Data N-gain Siklus I dan II .......................... 177

Lampiran B.1.5

: Perhitungan Data Statistik Siklus I .................................. 179

Lampiran B.1.6

: Perhitungan Data Statistik Siklus II ................................ 182

Lampiran B.1.7

: Evaluasi Latihan Soal Siswa Siklus I dan II ................... 185

Lampiran B.1.8

: Catatan Lapangan Siklus I dan II .................................... 186

Lampiran B.1.9

: Kisi-kisi Wawancara Pra Penelitian................................. 190

Lampiran B.1.10 : Hasil Nilai Ulangan Siswa Pra Penelitian ........................ 193

xi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dalam
mewujudkan suasana belajar mengajar secara aktif agar siswa memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.1
Muhibbin Syah dalam buku Psikologi Pendidikan suatu pendekatan baru
mendefinisikan, pendidikan adalah proses menumbuhkembangkan seluruh
kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran.2
Menurut

teori

belajar

konstruktivisme,

pengetahuan

tidak

dapat

dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Artinya, bahwa siswa
harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan
kematangan kognitif yang dimilikinya.3 Sedangkan Tasker mengemukakan tiga
penekanan dalam teori belajar konstruktivisme yaitu peran aktif siswa dalam
pembelajaran yang bermakna, pentingnya membuat gagasan dalam pembelajaran
yang bermakna, dan mengaitkan gagasan dengan informasi baru yang diterima.4
Maka dapat dinyatakan bahwa pengetahuan dibangun secara aktif oleh siswa
sehingga didapat pembelajaran yang bermakna.
Keberhasilan pembelajaran merupakan dambaan dari seorang guru.
Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Namun tidaklah mudah seorang guru untuk selalu mencapai tujuan pembelajaran
tanpa

diimbangi

dengan

inovasi-inovasi

dalam

pembelajaran.

Dengan

pembelajaran yang menggunakan pendekatan yang inovatif tersebut diharapkan
1

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2010), cet. Ke-7, h. 2
2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), cet.
ke-15, h. 39
3
Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan,
(Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2011), h. 72.
4
Ibid., h. 73.

1

2

siswa tidak menjadi bosan, siswa aktif dan kreatif serta tujuan pembelajaran pun
tercapai. Pembelajaran yang tidak membosankan, perlu dipecahkan dengan
metode, strategi dan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang
diajarkan.
Salah satu pengajaran IPA khususnya di SD adalah agar siswa memahami
konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu
pembelajaran IPA juga bertujuan untuk menjelaskan gejala alam dan memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pelajaran IPA sangat perlu
diajarkan di SD dengan menekankan pada pemberian pengalaman langsung
melalui keterampilan proses dan sikap ilmiah yang tentunya harus didukung
dengan berbagai sarana dan prasarana serta model pembelajaran yang bervariasi.
Model pembelajaran pada dasarnya adalah bentuk pembelajaran yang
tergambar sejak awal sampai akhir dan disajikan secara khas oleh guru. Dengan
kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan
suatu pendekatan, metode dan teknik pembelajaran.5 Model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar siswa untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru
dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Inovasi ini
sangat penting manakala guru mengajarkan mata pelajaran yang banyak
mengandung konsep-konsep yang bersifat abstrak bagi siswa seperti pelajaran
IPA. Tidak mudah merancang pembelajaran yang dapat menyingkap tabir
keabstrakan sebuah konsep menjadi lebih konkrit terlebih jika materi
pembelajaran tersebut sulit mendapatkan analoginya dalam dunia nyata.
Oleh karena itu tugas guru adalah secara berkelanjutan melakukan inovasi
atas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Inspirasi utama dalam menginovasi
pembelajaran adalah melakukan migrasi dari pembelajaran yang semata-mata
hanya berpusat kepada guru kepada pembelajaran yang mengaktifkan siswa.

5

Iif Khoiru Ahmadi, dkk. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2011), h. 7

3

Pembelajaran IPA sebaiknya diarahkan secara ilmiah untuk menumbuhkan
berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek
penting kecakapan hidup.6 Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekankan
pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Namun pada nyataanya
dalam pembelajaran IPA, SDN Kebon Manggis 11 Pagi khususnya kelas IV,
masih belum seutuhnya menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan hakikat
IPA.
Sesuai dengan hasil wawancara langsung terhadap guru dan siswa kelas IV
di SDN Kebon Manggis 11 Pagi bahwa mata pelajaran IPA pada materi Gaya
dianggap sulit bagi siswa. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk pelajaran
IPA yaitu 70. Pencapaian hasil belajar siswa yang masih rendah yaitu terlihat
dari rata-rata kelas pada hasil ulangan harian materi gaya sebesar 63,3. Guru
dalam proses pembelajarannya masih bersifat tekstual atau cenderung hafalan,
dimana siswa tidak dilibatkan secara langsung untuk mengamati obyek tentang
fenomena-fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Siswa hanya sebagai
pendengar dan pencatat apa yang disampaikan oleh guru sehingga mengakibatkan
kurangnya pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan, khususnya dalam
memahami materi IPA, guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengelola pemikirannya sendiri dalam mengkaji fenomena-fenomena yang terjadi
yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini terjadi karena
guru kurang menciptakan kondisi serta menyediakan sarana agar siswa dapat
mengamati dan menemukan konsep dan membangunnya

dalam struktur

kognitifnya, guru kurang bervariasi dalam menggunakan metode dan pendekatan
pembelajaran, guru hanya menggunakan metode ceramah dan pendekatan yang
diterapkan adalah pendekatan konsep sehingga membawa situasi kelas menjadi
tegang karena menuntut siswa konsentrasi penuh secara terus menerus dari awal
sampai akhir pembelajaran, akibatnya dapat melelahkan siswa sehingga sering
terlontar komentar siswa bahwa pembelajaran sains itu sangat membosankan.
6

Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran Terpadu, (Yogyakarta:
Familia, 2012), h. 150

4

Dari

hasil

pengamatan,

sumber

pengetahuan

pada

saat

proses

pembelajaran di kelas masih didominasi oleh guru, siswa jarang berperan aktif
dalam proses pembelajaran, sehingga tidak muncul interaksi. Di kelas siswa tidak
terbiasa bertanya, berdiskusi, terlihat mereka lebih asik mengobrol dengan teman
sebangkunya, bersikap santai, cenderung bersikap pasif, bahkan ketika mengalami
kesulitan belajar mereka tidak berusaha untuk memecahkan kesulitan belajar
tersebut.
Pada konsep gaya siswa masih menganggap sulit saat mengaitkannya pada
kehidupan sehari-hari, karena siswa tidak pernah melakukan percobaan atau
eksperimen. Banyak materi yang mereka masih anggap sulit dimengerti. Karena
pada proses pembelajaran IPA guru hanya ceramah saja tanpa melibatkan siswa.
Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna bagi siswa guru harus selalu
berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan
membantu memadukan pengetahuan secara harmonis konsep-konsep relevan yang
sudah ada dalam struktur kognitif siswa maka pengetahuan baru tersebut
cenderung akan mudah dipahami. Maka untuk mempermudah siswa dalam
memahami pelajaran dengan pengalaman siswa yaitu dapat dilakukan model
pembelajaran inkuiri.
Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
sesuatu secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.7 Sasaran utama
kegiatan pembelajaran inkuiri adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal
dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis
pada tujuan pembelajaran; dan (3) mengembangan sikap percaya pada diri siswa
tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Dengan menggunakan

model pembelajaran

inkuiri (inquiry) ini,

diharapkan siswa dapat lebih aktif karena pembelajaran inkuiri ini difokuskan
untuk konsep-konsep IPA dan meningkatkan keterampilan proses berpikir ilmiah
siswa, melalui proses pengalaman belajar secara langsung sehingga siswa dapat
7

Iif Khoiru Ahmadi, dkk, Ibid ., h. 25

5

semangat dalam mengikuti proses pembelajaran dan juga dapat meningkatkan
hasil belajar siswa khususnya pada konsep gaya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa perlu untuk mengadakan
penelitian tindakan kelas yang berkaitan dengan “Peningkatan Hasil Belajar
IPA Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Pada Konsep Gaya”.

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Data hasil refleksi awal menunjukkan bahwa permasalahan yang
merupakan kasus kelas adalah
1. Hasil belajar siswa masih rendah.
2. Model pembelajaran yang bervariatif masih sangat rendah dan guru cenderung
menggunakan model konvensional pada setiap pembelajaran.
3. Kurangnya keterkaitan antara materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
4. Siswa tidak pernah melakukan eksperimen, sehinggga keterlibatan siswa
kurang dalam proses belajar mengajar.

C. Pembatasan Fokus Penelitian
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, maka perlu dilakukan
pembatasan masalah dalam hal ini peneliti membatasi masalah, meliputi:
1.

Konsep yang diajarkan tentang gaya

2.

Model pembelajaran

yang digunakan adalah model pembelajaran inkuiri

terstruktur.
3.

Hasil belajar siswa yang ditinjau pada aspek kognitif dari tingkat mengingat
(C1), memahami (C2), menerapkan (C3)

D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah model pembelajaran inkuiri dapat
meningkatkan hasil belajar IPA siswa pada konsep gaya?”.

6

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
meningkatkan hasil belajar IPA siswa dengan menerapkan model pembelajaran
inkuiri pada konsep gaya.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:
a.

Bagi siswa, model ini dapat memberikan pengalaman langsung dalam proses
pembelajaran dan dapat membantu siswa dalam belajar sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.

b.

Bagi guru dan calon guru, dapat memberikan pengetahuan tentang model
pembelajaran inkuiri sebagai solusi untuk mengatasi hasil belajar IPA siswa
yang masi rendah.

c.

Bagi peneliti lain, dapat menjadi masukan untuk mengembangkan model
pembelajaran pada konsep lain yang hampir sama.

BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
Dalam acuan teori area dan fokus yang diteliti ini akan dibahas beberapa
hal yang meliputi: teori konstruktivisme, hakikat model pembelajaran inkuiri,
hasil belajar, dan hakikat IPA
1. Teori Konstruktivisme
a. Hakikat Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme

merupakan

aliran

filsafat

pengetahuan

yang

menekankan bahwa pengetahuan merupakan hasil konstruksi kita sendiri.
Pengetahuan merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif yang terjadi
melalui serangkaian aktivitas siswa. Siswa membentuk skema, kategori,
konsep, dan struktur pengetahuan yang diperlukan untuk pengetahuan.1
Konstruktivisme juga menyatakan bahwa setiap orang membangun
pengetahuannya sendiri, sehingga transfer pengetahuan (seperti menumpahkan
air ke ember kosong) adalah sangat mustahil terjadi. Pengetahuan bukanlah
suatu barang yang dapat ditransfer dari orang yang mempunyai pengetahuan
kepada orang yang belum mempunyai pengetahuan.2
Jadi menurut konsep konstruktivisme, pengetahuan sesorang bersifat
temporer, terus berkembang dengan lingkungan sekitarnya. Pengetahuan itu
tidak pernah berhenti berkembang. Pengetahuan dalam diri seseorang
terbentuk ketika mengalami berbagai macam konflik. Melalui perspektif ini
belajar dapat dipahami sebagai proses terbentuknya konflik kognitif yang
bergulir dengan sendirinya dalam diri seseorang ketika yang bersangkutan

1

Paulina Pannen, Dina Mustafa, dan Mestika Sekarwinahyu, Konstrutivisme Dalam
Pembelajaran, (Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka, 2001), h. 3
2
Ibid., h. 5

7

8

memperoleh pengalaman konkrit, wacana kolaborasi dan kegiatan melakukan
refleksi.

b. Karakteristik Pembelajaran Konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme dikembangkan oleh Piaget. Pengetahuan
itu akan bermakna manakala dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa. Setiap
individu berusaha dan mampu mengembangkan pengetahuannya sendiri
melalui skema yang ada dalam struktur kognitifnya. Skema itu secara terus
menerus diperbaharui dan diubah melalui proses asimilasi dan akomodasi.3
Dengan demikian, tugas guru adalah mendorong siswa untuk mengembangkan
skema yang terbentuk melalui proses asimilasi dan akomodasi itu.
Menurut Piaget sebagaimana dikutip oleh Ratna Yudhawati dan Dany
Haryanto, pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang, melainkan
melalui tindakan. Bahkan perkembangan kognitif anak bergantung pada
seberapa jauh mereka aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya.4 Dari pandangan Piaget tentang tahap perkembangan kognitif
anak dapat dipahami bahwa pada tahap tertentu cara maupun kemampuan
anak mengkonstruksikan ilmu berbeda-beda berdasarkan kematangan
intelektual anak.
Berkaitan tentang hal tersebut, menurut pandangan Driver dan Bell
yang dikutip oleh Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, mengemukakan
karakteristik pembelajaran konstruktivisme sebagai berikut: (1) Siswa
tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki tujuan, (2)
Belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa,
(3) Pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan
dikonstruksi secara personal, (3) Pembelajaran bukanlah transmisi
pengetahuan, melainkan melibatkan pengaturan situasi kelas, (4)
Kurikulum bukanlah sekedar dipelajari, melainkan seperangkat
pembelajaran, materi, dan sumber.5
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari
teori belajar konstriktivisme yaitu suatu aktivitas yang berlangsung secara
3

Wina Sanjaya, op.cit, h. 196
Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, Teori-Teori Dasar Psiologi Pendidikan, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2011), h. 70
5
Ibid., h. 70 - 71
4

9

interaktif antara faktor intern pada diri siswa dengan faktor ektern atau
lingkungan, sehingga melahirkan perubahan tingkah laku.

c. Ciri Pembelajaran Konstruktivisme
Menurut

Tasker

ada

tiga

penekanan

dalam

teori

belajar

konstruktivisme, yaitu peran aktif siswa dalam pembelajaran yang bermakna,
pentingnya membuat gagasan dalam pembelajaran yang bermakna, dan
mengaitkan gagasan dengan informasi baru yang diterima. 6
Disamping itu, pembelajaran adalah suatu seni yang menuntut bukan
hanya penguasaan teknik, melainkan juga intuisi dari setiap guru atau dosen.
Menurut Driver dan Oldham dalam Mattehews pembelajaran berlandaskan
konstruktivisme akan bercirikan sebagai berikut:
1) Orientasi
Siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan motivasi dalam
mempelajari suatu topik. Siswa diberi kesempatan untuk mengadakan
observasi terhadap topik yang hendak dipelajari.
2) Elisitasi
Siswa dibantu untuk mengungkapkan idenya secara jelas dengan
berdiskusi, menulis, membuat poster, dan lain-lain. Siswa diberi
kesempatan untuk mendiskusikan apa yang diobservasikan dalam
wujud tulisan, gambar, ataupun poster.
3) Restrukturisasi ide
Yaitu (a) Klarifikasi ide yang dikontraskan dengan ide-ide orang lain
atau teman lewat diskusi ataupun pengumpulan ide. Berhadapan
dengan ide-ide lain, (b) Membangun ide yang baru, yang dapat terjadi
bila dalam diskusi itu idenya bertentangan dengan ide lain atau idenya
tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan temanteman. (c) Mengevaluasi ide barunya dengan eksperimen.
4) Penggunaan ide dalam banyak situasi
Ide atau pengetahuan yang telah dibentuk oleh siswa perlu
diaplikasikan pada bermacam-macam situasi yang dihadapi, sehingga
menjadi lebih lengkap dan bahkan lebih rinci dengan segala macam
kondisinya.
5) Review, bagaimana ide berubah
Dapat terjadi bahwa dalam mengaplikasi pengetahuannya, seseorang
perlu merevisi gagasannya, entah dengan menambahkan suatu

6

Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, Ibid., h. 73

10

keterangan ataupun mungkin dengan mengubahnya menjadi lebih
lengkap.7
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa ciri dari
pembelajaran konstruktivisme yaitu memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri, memberi kesempatan
kepada siswa untuk berpikir tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih
kreatif dan imajinatif, memberi pengalaman yang berhubungan dengan
gagasan yang telah dimiliki siswa, serta mendorong siswa untuk memikirkan
perubahan gagasan mereka, dan menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif.

2. Hakikat Model Pembelajaran Inkuiri
a. Pengertian Model Pembelajaran
Model adalah rencana atau pola yang dapat dipakai untuk merancang
mekanisme suatu pengajaran meliputi sumber belajar, subyek pembelajar,
lingkungan belajar dan kurikulum.8
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsurunsur manusiawi (siswa, guru, dan tenaga lainnya), material (buku-buku,
papan tulis, dan kapur), fasilitas dan perlengkapan (ruangan kelas,
perlengkapan audio visual), dan prosedur (jadwal, metode penyampaian
informasi, praktik, ujian dan sebagainya).9
Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua
aspek, yaitu belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa,
mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai
pemberi pelajaran.10

7

Paulina Pannen, Dina Mustafa, dan Mestika Sekarwinahyu, op.cit., h. 28-30
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
UIN Perss, 2009), h. 117
9
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet.. ke8, h. 57.
10
Asep jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo,
8

2013), h. 11

11

Model pembelajaran pada dasarnya adalah bentuk pembelajaran yang
tergambar sejak awal sampai akhir dan disajikan secara khas oleh guru.
Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari
penerapan suatu pendekatan, metode dan teknik pembelajaran.11
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial.12
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang digunakan
dalam menyusun kurikulum, mengatur materi siswa, dan memberi petunjuk
kepada pengajar dikelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya.13
Menurut Muhibin Syah, model pembelajaran dapat dinyatakan sebagai
blue print mengajar yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuantujuan tertentu pengajaran dan dijadikan pedoman perencanaan dan
pelaksanaan pengajaran serta evaluasi belajar.14
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola pendekatan yang mempunyai
ciri-ciri khusus yang direkayasa sedemikian rupa dalam mendesain
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang isinya mencakup
perencanaan/ perancangan, pelaksanaan, serta evaluasi pembelajaran.

b. Pengertian Inkuiri
Inquiry adalah suatu cara yang digunakan guru untuk mengajar di
depan kelas yang dapat dilakukan dengan cara siswa diberi kesempatan untuk
meneliti suatu masalah sehingga ia dapat menemukan cara penyelesainnya.15
Model inkuiri ini, pada mulanya dikembangkan oleh Richard
Suchman, dalam bidang ilmu pengetahuan alam dan kemudian dikembangkan
dalam ilmu-ilmu pengetahuan lainnya seperti, ilmu bumi, ekonomi dan lain11

Iif Khoiru Ahmadi, dkk., op.cit., h. 7
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 51
13
Asep jihad dan Abdul Haris,. op.cit, h. 25
14
Muhibin Syah, op.cit., h. 186
15
Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran Terpadu, (Yogyakarta:
Familia, 2012), h. 152
12

12

lain.16 Suchman, pencipta inkuiri, memberikan perhatiaan dalam menolong
siswa menyelidiki secara independen, dalam suatu cara yang teratur. Ia
menginginkan siswa menanyakan mengapa peristiwa itu terjadi, memperoleh
dan mengolah data secara logis, agar siswa mengembangkan strategi
intelektual secara umum yang mereka dapat gunakan.17
Metode inkuiri merupakan metode penemuan yang relatif baru dan
sangat penting untuk dilakukan siswa sekolah dasar. Menurut sagala, metode
inkuiri merupakan metode pembelajaran yang menanamkan dasar-dasar
pemikir ilmiah pada diri siswa sehingga siswa lebih banyak belajar sendiri,
mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah.18
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach).
Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini siswa memegang peran yang
sangat dominan dalam proses pemebelajaran.19
Pembelajaran

Inkuiri

merupakan

kegiatan

pembelajaran

yang

melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis,
logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya
dengan penuh percaya diri.20
Alan Colburn, dalam “An Inquiry Primer” mendefinisikan inkuiri
sebagai penciptaan atau pengelolaan ruang kelas dimana siswa dilibatkan
dalam dasar-dasar pemecahan masalah melalui diskusi, berpusat pada siswa,
dan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh siswa.21
Gulo menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan
belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk

16

M.D. Dahlan, Model-Model Mengajar, (Bandung : IKAPI, 1984), h. 34.
Dahlan, Ibid., h. 35
18
Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari, op.cit., h. 33
19
Wina Sanjaya, op.cit., h. 197
20
Iif Khoiru Ahmadi, dkk., op.cit., h. 25
21
Alan Colburn, An Inquiry Primer, California State University, diakses dari
(http://www.experientiallearning.ucdavis.edu/module2/el2-60-primer.pdf), pada 20 Juli 2013, h.
42
17

13

mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.22
Berdasarkan penjelasan mengenai pengertian inkuiri di atas, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri adalah pembelajaran pada siswa
untuk menangani permasalahan yang mereka hadapi ketika berhadapan
dengan dunia nyata dengan menggunakan teknik yang diterapkan oleh seorang
peneliti.

c. Pembagian Inkuiri
Pembagian tingkatan inkuiri yang dikemukan oleh Alan Colburn ada
empat macam, yaitu:
1. Structured Inquiry (Inkuiri Terstruktur)
Pada pembelajaran inkuiri terstruktur guru memberikan permasalahan
melalui hands-on untuk diselidiki, berikut dengan bahan dan prosedur
kerjanya. Tetapi guru tidak memberikan hasil yang diharapkan dari
kegiatan yang siswa lakukan. Siswa bertugas menghubungkan antar
variabel yang menyimpulkan data yang mereka peroleh.
2. Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing)
Pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu suatu model pembelajaran inkuiri
yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau
petunjuk cukup luas kepada siswa. Meskipun siswa melakukan
penyelidikan yang berdasarkan pada pertanyaan yang diajukan guru,
tetapi siswa yang menentukan prosedur penyelidikannya.
3. Open Inquiry (Inkuiri Terbuka)
Pada model ini siswa harus mengidentifikasi dan merumuskan macam
problema yang dipelajari dan dipecahkan. Jenis model inkuiri ini lebih
bebas daripada kedua jenis inkuiri sebelumnya.
4. Learning Cycle (Siklus Belajar)
Dalam siklus belajar, siswa mengikuti prosedur inkuiri terbimbing
diikuti diskusi yang dipimpin oleh guru mengenai penemuan mereka.
Siswa diberi konsep yang akan dibahas secara paralel. Siswa diberikan
terlebih dahulu pengetahuan sebelum mereka mengenalnya. Kemudian
mereka kembali lagi ke laboraturium untuk menerapkan apa yang telah
mereka pelajari pada situasi yang baru.23

22

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h. 135
23
Alan Colburn,. op.cit, h. 42-43

14

Dalam Standar for Science Teacher Preparation terdapat 3 tingkatan
inkuiri, yakni:
1. Discovery/Structured Inquiry
Dalam tingkatan ini tindakan utama guru ialah mengidentifikasi
permasalahan dan proses, sementara siswa mengidentifikasi
alternatif hasil
2. Guided Inquiry
Tahap guided inquiry mengacu pada tindakan utama guru ialah
mengajukan permasalahan, siswa menentukan proses dan
menyelesaikan masalah.
3. Open Inquiry
Tindakan utama pada open inquiry ialah guru memaparkan konteks
penyelesaian masalah kemudian siswa mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah.24
Berdasarkan penjelasan mengenai jenis-jenis inkuiri di atas, dapat
disimpulkan bahwa pembagian inkuiri ada yang membagi menjadi empat jenis
dan ada pula yang membagi menjadi tiga jenis, pembagian jenis inkuiri
berdasarkan pada peranan guru dan siswa dalam pembelajaran inkuiri.

d. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Inkuiri
Proses inkuiri dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1.

2.

3.

Merumuskan masalah dimana kemampuan yang dituntut adalah:
(a) kesadaran terhadap masalah,
(b) melihat pentingnya masalah dan
(c) merumuskan masalah.
Mengembangkan hipotesis dimana kemampuan yang dituntut dalam
mengembangkan hipotesisis ini adalah
a) Menguji dan menggolongkan data yang dapat diperoleh,
b) Melihat dan merumuskan hubungan yang ada secara logis dan
merumuskan hipotesis.
Menguji jawaban tentative dimana kemampuan yang dituntut adalah
a) Merakit peristiwa terdiri dari mengidentifikasikan peristiwa yang
dibutuhkan, mengumpulkan data dan mengevaluasi data,
b) Menyusun
data
terdiri
dari
menranslasikan
data,
menginterprestasikan data dan mengklasifikasikan data,
c) Analisis data terdiri dari melihat hubungan, mencatat persamaan
dan perbedaan dan mengidentifikasikan trend, sekueni dan
keteraturan.
24

Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
UIN Perss, 2009), h. 121-122.

15

4.

5.

Menarik kesimpulan dimana kemampuan yang dituntut adalah
a) Mencari pola dan makna hubungan
b) Merumuskan kesimpulan
Menerapkan kesimpulan dan generalisasi.25
Guru dalam mengembangkan sikap inkuiri di kelas mempunyai

peranan sebagai konselor, konsultan, teman yang kritis dan fasilitator. Ia harus
dapat membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok serta memberi
kemudahan bagi kerja kelompok. Sedangkan tahapan-tahapan model inkuiri
Suchman seperti Tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Tahapan Model Pembelajaran Inkuiri Suchman26
Tahapan

Keterangan
Menjelaskan prosedur inkuiri dan
mengemukakan masalah.
Membuktikan hakikat obyek dan
kondisi, dan menyelidiki peristiwa
situasi masalah.
Memisahkan variabel yang relevan
dan dan mengadakan hipotesis dan mentes
hubungan sebab akibat.
Menyusun kaidah atau penjelasan.

Tahapan Pertama
Penyajian Masalah
Tahapan Kedua
Pengumpulan dan verifikasi data

Tahapan Ketiga
Mengadakan eksperimen
pengumpulan data
Tahapan Keempat
Merumuskan penjelasan
Menganalisis
strategi
dan
Tahaan Kelima
Mengadakan analisis tentang mengembangkan inkuiri secara lebih
efektif.
proses inkuiri

Sanjaya menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri mengikuti langkahlangkah sebagai berikut:
1. Orientasi
Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini
adalah:
a)

Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat
dicapai oleh siswa

25
26

Iif Khoiru Ahmadi, dkk., op.cit., h. 26
Dahlan, Op.cit., h. 38

16

b)

pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk
mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri
serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan
merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan

c)

Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan
dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.

2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Tekateki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong
untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang
sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui proses
tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga
sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji.
Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu
cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan
menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan
berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat
merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai
perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri,
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan hanya
memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga
membutuhkan
berpikirnya.

ketekunan

dan

kemampuan

menggunakan

potensi

17

5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data

atau informasi

yang diperoleh

berdasarkan

pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan
kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan
bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh
data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai
kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa
data mana yang relevan.27
Secara umum, prosedur pembelajaran dilakukan melalui 3 tahapan
yaitu:
1. Kegiatan pendahuluan
2. Kegiatan inti
3. Kegiatan akhir dan tindak lanjut
Udin S. Winatara putra mengemukakan hal-hal yang dilakukan
dalam pembelajaran ini adalah
1. Kegiatan pendahuluan
a) Menciptakan kondisi awal pembelajaran meliputi: membina
keakraban, menciptakan suasana belajar yang demokratis.
b) Apersepsi/Pre-test meliputi: kegiatan mengajukan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi sebelumnya, memberikan komentar
atas jawaban yang diberikan siswa dan membangkitkan motivasi
dan perhatian siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
2. Kegiatan inti
a) Menyampaikan tujuan yang ingin dicapai baik secara lisan maupun
tulisan.
b) Menyampaikan alternative kegiatan belajar yang akan ditempuh.
c) Membahas materi.
3. Kegiatan akhir dan tindak lanjut
a) Penilaian akhir
b) Analisis hasil penilaian akhir
c) Tindak lanjut
27

Wina Sanjaya, op.cit., h. 201-205

18

d) Mengemukakan topik yang akan dibahas pada waktu yang akan
datang, dan
e) Menutup kegiatan pembelajaran.28
e. Ke

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V Peningkatan Kreativitas Dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Pada Siswa Kelas V SD Negeri Poleng I Tahun Ajaran 2015/2016.

0 2 10

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V Peningkatan Kreativitas Dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Pada Siswa Kelas V SD Negeri Poleng I Tahun Ajaran 2015/2016.

0 2 18

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MODEL INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD Peningkatan Minat Belajar Ipa Melalui Pembelajaran Kontekstual Model Inkuiri Pada Siswa Kelas V SD Negeri Nglorog 5 Sragen 2013/2014.

0 6 15

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MODEL INKUIRI PADA SISWA KELAS V Peningkatan Minat Belajar Ipa Melalui Pembelajaran Kontekstual Model Inkuiri Pada Siswa Kelas V SD Negeri Nglorog 5 Sragen 2013/2014.

0 5 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Pembelajaran Inkuiri Pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Karangpandan Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 15

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA KONSEP GAYA.

0 2 42

PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN. docx

0 0 9

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI SUB

0 0 13

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PEMBE. pdf

0 0 6

Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa SD mealui Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

0 0 11