Analisis Data Jurnal Mahasiswa Analisis Data Daftar Isian untuk Dosen

3. Analisis Data Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap 15 mahasiswa, yaitu sebanyak 5 mahasiswa dipilih secara acak dari masing-masing subkelompok rendah, sedang, dan tinggi pada kelompok eksperimen. Data yang terkumpul ditulis dan diringkas berdasarkan permasalahan yang akan dijawab pada penelitian ini.

4. Analisis Data Hasil Observasi

Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel guna untuk memudahkan dalam membaca data, selanjutnya dianalisis untuk mengetahui aktivitas mahasiswa dan dosen selama pembelajaran matematika berlangsung.

5. Analisis Data Jurnal Mahasiswa

Data yang berupa karangan mahasiswa yang dibuat setiap akhir pembelajaran, ditulis dan diringkas sehingga dapat diketahui respon mahasiswa secara keseluruhan terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan metakognitif.

6. Analisis Data Daftar Isian untuk Dosen

Daftar isian untuk dosen diberikan kepada dua orang dosen yang terlibat langsung sebagai observer dalam penelitian ini, dengan tujuan untuk mengungkap pandangan dosen tersebut terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan metakognitif, juga untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran yang sedang dilaksanakan berdasarkan sudut pandangnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, dapat disimpulkan beberapa hal yang berkaitan dengan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan metakognitif sebagai berikut ini. Kemampuan berpikir kritis mahasiswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan metakognitif lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan mahasiswa yang belajar secara konvensional. Kemampuan berpikir kritis mahasiswa yang belajar dengan pendekatan metakognitif berada dalam kategori baik, sedangkan mahasiswa yang belajar secara konvensional memiliki kemampuan berpikir kritis yang tergolong sedang. Meskipun demikian, dari hasil yang diperoleh mahasiswa yang belajar secara konvensional, terlihat peningkatan kemampuan berpikir kritis yang signifikan, dengan skor tertinggi berada pada kategori sangat baik dan rerata kelas cukup baik. Hal ini memberikan indikasi bahwa meskipun pembelajaran matematika dilakukan secara konvensional, jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka tetap akan memberikan hasil yang positif untuk meningkatkan kemampuan peserta didik. Pembelajaran matematika dengan pendekatan metakognitif secara signifikan meningkatkan kemampuan berpikir kritis secara merata untuk setiap subkelompok mahasiswa. Dari hasil perhitungan statistik diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis antara subkelompok rendah, subkelompok sedang, dan subkelompok tinggi pada kelompok mahasiswa