Runtun Rima Ultima, 2012 Ragam Bahasa Remaja : studi terhadap Pemakaian Bahasa oleh ramaja dalam Media Sosial
Facebook Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
Pada data k1 terjadi perubahan konfiks meN-i menjadi -in. Kata dasar nasehat mendapat imbuhan konfiks meN-i sehingga menjadi menasehati. Kemudian kata tersebut
mengalami perubahan, yaitu adanya penghilangan fonem m e dan i. Fonem-fonem tersebut kemudian digantikan dengan fonem i n sehingga membentuk sufiks -in. Kata-
kata k1 menasehati, k2 memusuhi berubah menjadi nasehatin, musuhin. Adapun proses pembentukannya sebagai berikut:
k1 nasehat menasehati nasehatin
meN-i + nasehati menasehati - m e
+ n nasehatin
Berdasarkan bagan di atas, maka dapat dibuatkan polanya sebagai berikut:
meN-kan meN-i + KD = KD + - in
Berdasarkan analisis data di atas, maka pada pola ini konfiks meN-kan dan meN-i akan berubah menjadi sufiks
–in apabila kata dasarnya diawali fonem s, t, p, m, dan n.
4.1.2 Analisis Abreviasi
Menurut Arifin Junaiyah 2009:13 abreviasi adalah proses morfologis yang mengubah leksem atau gabungan leksem menjadi kependekan. Istilah lain untuk
abreviasi adalah pemendekan, sedang hasil prosesnya disebut kependekan. Abreviasi merupakan proses yang cukup produktif dan terdapat hampir pada
semua bahasa. Produktifnya proses abreviasi ini karena keinginan untuk menghemat
Runtun Rima Ultima, 2012 Ragam Bahasa Remaja : studi terhadap Pemakaian Bahasa oleh ramaja dalam Media Sosial
Facebook Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
tempat tulisan dan tentu juga ucapan. Pada analisis penelitian ini, abreviasi dibedakan menjadi singkatan, akronim, dan kontraksi.
4.1.2.1 Singkatan
Singkatan yaitu proses pemendekkan yang terdiri atas pengambilan fonem-fonem depannya saja. Berikut ini merupakan contoh data singkatan yang penulis sajikan ke
dalam tabel untuk lengkapnya ada dalam lampiran 2 tabel 4.
Tabel 4.4 Singkatan Bahasa Gaul Remaja dalam Facebook
Frasa Asal Bahasa Gaul
a1 Be Right Back BRB
a2 For Your Information FYI
a3 Get Well Soon GWS
a4 Oh My God OMG
a5Happy Birth Day HBD
a6Wish You All The Best WUATB
a7 gede rasa gr
a8 problem lu pl
a9 suka sama suka sms
a10 God Bless You GBU
a11 I Love You ILU
a12 I Miss You IMU
a13 I Need You INU
a61 padahal pdhl
Runtun Rima Ultima, 2012 Ragam Bahasa Remaja : studi terhadap Pemakaian Bahasa oleh ramaja dalam Media Sosial
Facebook Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
a72 pulang plg
Adapun proses pembentukannya sebagai berikut: a1 be right back
brb a4 Oh My God
OMG Dengan frasa asal a1 be right back disingkat menjadi brb. Dengan demikian, singkatan
brb hanya mengambil fonem awal dari be b, fonem awal dari right r dan fonem awal dari back b. Sehingga pengambilan dari masing-masing ketiga fonem ini, maka jadilah
singkatan brb. Jika dilihat dari urutan fonemnya, proses pengambilan fonem pada singkatan ini dapat digambarkan ke dalam pola di bawah ini:
f
1a
+ f
2a
+ f
na
f
1b
+ f
2b
+ f
nb
f
nn
f
1a
+ f
2a
+f
nn
Khusus untuk singkatan yang mengadung kata „you‟ tidak disingkat menjadi y, melainkan menjadi u. Hal ini disebabkan dalam bahasa Inggris bunyi [you] hampir
sama dengan bunyi [u], sehingga dalam penulisan singkatannya you u. Hal tersebut
dapat dilihat pada contoh berikut ini. a10 God Bless You
GBU
a11 I Love You
ILU a12 I Miss You
IMU
a13 I Need You
INU Apabila dilihat dari urutan fonemnya, maka proses pembentukan singkatan di atas dapat
digambarkan ke dalam pola di bawah ini:
Runtun Rima Ultima, 2012 Ragam Bahasa Remaja : studi terhadap Pemakaian Bahasa oleh ramaja dalam Media Sosial
Facebook Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
f
1a
+ f
2a
+ f
na
f
1b
+ f
2b
+ f
nb
you
f
1a
+ f
2b
+ u
Pola di atas berlaku jika singkatan tersebut terdiri dari dua kata atau lebih. Pada bahasa remaja ini, kata yang terdiri dari satu kata apabila disingkat akan mengalami
penghilangan fonem vokal dan atau penggantian fonem ŋ menjadi fonem g. Misalnya:
a61 padahal p a d a h a l pdhl
a72 pulang p u l a n g plg
Pola ini memiliki pola yang sederhana, hanya menghilangkan semua fonem vokal. Seperti data di atas kata di mana, fonem i pada kata di menjadi hilang dan fonem a
pada kata mana juga hilang. Sehingga menyisakan fonem d, m, n terbentuklah kontraksi dmn. Kemudian pada kata yang memiliki unsur fonem
ŋ, fonem tersebut akan diwakili dengan fonem g. Misalnya pada kata p15 pulang, kata ini mengalami
penghilangan fonem vokal u dan a serta penggantian fonem ŋ dengan fonem g.
Setelah mengalami proses morfologis, kata pulang berubah menjadi plg.
4.1.2.2 Akronim
Akronim adalah hasil pemendekan yang berupa kata atau dapat dilafalkan sebagai kata. Di bawah ini penulis mengutip 15 data untuk lengkapnya ada pada lampiran 2 tabel
5.
Tabel 4.5 Akronim Bahasa Gaul Remaja dalam Facebook
Runtun Rima Ultima, 2012 Ragam Bahasa Remaja : studi terhadap Pemakaian Bahasa oleh ramaja dalam Media Sosial
Facebook Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
Bahasa Asal Akronim
Keterangan
b1 as soon as possible b2 no action talk only
asap nato
pola 1 c1 beda tipis
c2 jalur pribadi beti
japri pola 2
d1 ibu hamil bumil
pola 3 e1 heboh sendiri
e2 bego bloon heri
beon pola 4
f1 bisa pakai f2 kopi darat
bispak kopdar
pola 5 g1 sama siapa
g2 makan siang samsi
maksi pola 6
h1 biang gossip h2 jaman dulu
bigos jadul
pola7 i1 brondong manis
i2 loading lambat brownis
lola pola 8
Berdasarkan data yang penulis dapatkan, akronim bahasa gaul yang para remaja gunakan dalam Facebook memiliki 8 kaidah pembentukan, yaitu:
Pertama, pengambilan huruf-huruf fonem-fonem pertama dari kata-kata yang membentuk konsep itu.
Misalnya:
b1 as soon as possible
asap
b2 no action talk only
nato Jika dilihat dari urutan fonemnya, pembentukan akronim berdasarkan fonem-
fonem dari setiap kata dapat digambarkan sebagai berikut:
Pola 1: [f
1a +
f
2a +
f
na
] [f
1b +
f
2b +
f
nb
] [f
1c +
f
2c+
f
nc
] [f
1n +
f
2n+
f
3n
] [f
1a +
f
1b +
f
1c +
f
1n
]
Runtun Rima Ultima, 2012 Ragam Bahasa Remaja : studi terhadap Pemakaian Bahasa oleh ramaja dalam Media Sosial
Facebook Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
frasa asal bahasa gaul
Fonem awal pada kata pertama ditunjukkan dengan tanda f
1a
, lalu pada kata kedua f
1b
, kata ketiga f
1c
begitu seterusnya sampai pada fonem awal kata terakhir yang ditandai dengan f
1n
. Contoh data yang penulis peroleh untuk pola ini adalah c2 as soon as possible yang diperpendek menjadi sebuah akronim asap. Bila diterapkan
pada pola di atas, kata asap terdiri dari fonem a s a p yang kesemua fonem ini diambil dari fonem pertama dari setiap kata yang mewadahi konsep itu. Fonem a berasal
dari kata as, kemudian fonem s berasal dari kata soon, fonem a berasal dari kata as dan yang terakhir fonem p diambil dari kata possible, maka akhirnya terbentuklah akronim
asap.
Kedua, pengambilan suku kata pertama dari semua kata yang membentuk konsep itu.
Misalnya: c1 beda tipis
be – da ti – pis
beti c2 jalur pribadi
ja – lur pri – ba – di
japri Jika dilihat dari urutan suku katanya, pembentukan akronim berdasarkan suku kata
pertama dari setiap kata dapat digambarkan sebagai berikut:
Pola 2: [sk
1a
+ sk
2a
] [sk
1b
+ sk
2b
] sk
1a
+sk
1b
frasa asal bahasa gaul
Runtun Rima Ultima, 2012 Ragam Bahasa Remaja : studi terhadap Pemakaian Bahasa oleh ramaja dalam Media Sosial
Facebook Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
Pada pola kedua ini, sebuah akronim terbentuk dari gabungan suku kata. Suku kata yang dimaksud adalah suku kata pertama dari semua kata yang mewadahi konsep itu
yang ditandai dengan simbol [sk
1a
+ sk
1b
]. Simbol [sk
1a
] menunjukkan suku kata pertama dari kata pertama, sedangkan [sk
1b
] menunjukkan suku kata pertama dari kata kedua. Hal ini dapat dilihat pada data b1 beti berasal dari kata beda tipis yang diambil suku kata
pertamanya saja dari setiap kata. Kata beda diambil suku kata pertamanya, yaitu [be] dan kata tipis diambil suku kata pertamanya, yaitu [ti] sehingga apabila digabungkan kedua
suku kata tersebut [be+ti] menjadi [beti].
Ketiga, pengambilan suku kata kedua dari semua kata yang membentuk konsep itu.
Misalnya: d1 ibu hamil
i
– bu ha – mil
bumil Jika dilihat dari urutan suku katanya, pembentukan akronim ini berdasarkan suku kata
kedua atau terakhir dari setiap kata dapat digambarkan sebagai berikut:
Pola 3: [sk
1a
+ sk
2a
] [sk
1b
+ sk
2b
] [sk
2a
+sk
2b
]
frasa asal bahasa gaul
Pola ini kebalikannya dari pola yang kedua. Dalam pola ini, akronim yang dibentuk berasal dari gabungan suku kata kedua atau terakhir dari setiap kata yang
mewadahi konsep itu. Simbol [sk
2a
] menunjukkan suku kata kedua dari kata pertama, sedangkan simbol [sk
2b
] menunjukkan suku kata kedua dari kata kedua. Jadi,
Runtun Rima Ultima, 2012 Ragam Bahasa Remaja : studi terhadap Pemakaian Bahasa oleh ramaja dalam Media Sosial
Facebook Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
penggabungan kedua suku kata itu disimbolkan dengan [sk
2a
+ sk
2b
]. Apabila pola di atas diterapkan pada data e1 ibu hamil, maka yang menjadi [sk
2a
] adalah suku kata [bu] dari kata ibu dan untuk [sk2
b
] adalah [mil] dari kata hamil. kemudian kedua suku kata tersebut digabungkan [bu + mil] menjadi [bumil].
Keempat, pengambilan suku kata pertama dan suku kata terakhir dari setiap kata yang membentuk konsep itu.
Misalnya: e1 heboh sendiri
he – boh sen – di – ri heri
e2 bego bloon
be – go blo – on beon
Jika dilihat dari urutan suku katanya, pembentukan akronim ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Pola 4: [sk
1a
+ sk
na
] [sk
1b
+sk
nb
] [sk
1a
+ sk
nb
] frasa asal bahasa gaul
Akronim yang dibentuk berdasarkan pola ini terdiri dari gabungan suku kata pertama dari kata pertama [sk
1a
] ditambah suku kata terakhir dari kata kedua [sk
nb
]. Ketika pola ini diterapkan pada data kata f1 heboh sendiri, maka analisanya sebagai
berikut. Kata pertamanya yaitu heboh, apabila dipenggal menurut suku katanya akan menjadi [he + boh] maka didapatlah [sk
1a
]nya adalah [he]. Sedangkan untuk kata
keduanya sendiri, apabila dipenggal berdasarkan suku katanya akan menjadi [sen + di + ri] dan didapatlah [sk
nb
]nya adalah [ri]. Maka ketika digabung [
sk
1a
+ sk
nb
] menjadi heri.
Runtun Rima Ultima, 2012 Ragam Bahasa Remaja : studi terhadap Pemakaian Bahasa oleh ramaja dalam Media Sosial
Facebook Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
Kelima, pengambilan suku kata pertama ditambah dengan fonem pertama dari suku kata kedua dari setiap kata yang membentuk konsep itu.
Misalnya: f1 bisa pakai
bi – sa pa – kai
bispak f2 kopi darat
ko – pi da – rat
kopdar Jika dilihat dari urutan suku katanya, pembentukan akronim dapat digambarkan sebagai
berikut:
Pola 5: [sk
1a +
sk
2a
f
1a +
f
2a +
f
na
] [sk
1b +
sk
2b
f
1b +
f
2b +
f
nb
] [sk
1a +
f
1a sk2a +
sk
1b +
f
1bsk2b
]
frase asal bahasa gaul
Pada pola kelima ini, sebuah akronim terbentuk dari gabungan suku kata pertama [sk
1a
] ditambah dengan fonem pertama dari suku kata kedua [f
1a sk2a
] dari setiap kata yang mewadahi konsep itu. Jika pola ini diterapkan pada data g1 bisa pakai maka
analisisnya sebagai berikut: kata pertama bisa bila dipenggal menjadi suku kata [bi + sa], kemudian kata kedua pakai menjadi [pa + kai]. Dari setiap kata diambil suku kata
pertama ditambah fonem pertama dari suku kata keduanya. Kata pertama bisa diambil suku kata pertamanya [bi] ditambah fonem s dari suku kata kedua [sa] maka
terbentuklah [bi + s]. Lalu kata kedua pakai diambil suku kata pertamanya [pa] ditambah fonem pertama dari suku kata kedua [kai], yaitu fonem k akan menjadi [pa +
k]. Akhirnya, jika digabungkan [bi + s + pa + k] akan menjadi sebuah akronim bispak.
Runtun Rima Ultima, 2012 Ragam Bahasa Remaja : studi terhadap Pemakaian Bahasa oleh ramaja dalam Media Sosial
Facebook Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
Keenam, pengambilan suku kata pertama ditambah dengan fonem pertama dari suku kata kedua dan suku kata pertama dari kata kedua.
Misalnya: g1 sama siapa
sa – ma si – a – pa samsi
g2 makan siang
ma – kan si – ang maksi
Jika dilihat dari urutan suku katanya, pembentukan akronim berdasarkan suku kata dan fonem ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Pola 6: [sk
1a +
sk
2a
f
1a +
f
2a +
f
na
] [
sk
1b +
sk
2b
] [sk
1a +
f
1ask2a +
sk
1b
]
frase asal bahasa gaul
Hampir sama seperti pola kelima, akronim ini merupakan gabungan suku kata dan fonem. Hanya saja berbeda sedikit, pada pola ini tidak mengambil fonem pertama dari
suku kata kedua. Jadi pola ini hanya menggabungkan suku kata pertama [sk
1a
] ditambah dengan fonem pertama dari suku kata kedua [f
1a sk2a
] dan ditambah suku kata pertama dari kata kedua [sk
1b
] Jika pola ini diterapkan pada data h1 sama siapa maka analisisnya sebagai berikut: kata pertama sama bila dipenggal menjadi suku kata [sa +
ma], kemudian kata kedua siapa menjadi [si + a + pa]. Kata pertama sama diambil suku kata pertamanya [sa] ditambah fonem m dari suku kata kedua [ma] maka terbentuklah
[sa + m]. Lalu kata kedua siapa diambil suku kata pertamanya [si], digabungkan [sa + m + si] akan menjadi sebuah akronim samsi.
Ketujuh, pengambilan suku kata pertama dari kata pertama dan suku kata pertama dari kata kedua ditambah dengan fonem pertama dari suku kata kedua.
Runtun Rima Ultima, 2012 Ragam Bahasa Remaja : studi terhadap Pemakaian Bahasa oleh ramaja dalam Media Sosial
Facebook Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
Misalnya: h1 biang gosip
bi – ang go – sip
bigos h2 jaman dulu
ja – man du – lu jadul
Jika dilihat dari urutan suku katanya, pembentukan akronim berdasarkan suku kata dan fonem dapat digambarkan sebagai berikut:
Pola 7: [sk
1a +
sk
2a
] [sk
1b +
sk
2b
f
1b +
f
2b +
f
nb
] [sk
1a +
sk
1b +
f
1bsk2b
]
frase asal bahasa gaul
Sama halnya seperti pola kelima dan keenam, akronim ini merupakan gabungan suku kata dan fonem. Hanya saja berbeda sedikit, yaitu pola ini tidak mengambil fonem
pertama dari suku kata pertama. Jadi pola ini hanya menggabungkan suku kata pertama dari kata pertama [sk
1a
] ditambah suku kata pertama dari kata kedua [sk
1b
] dan fonem petama dari suku kata kedua f
1b sk2b
. Jika pola ini diterapkan pada data i2 jaman dulu maka analisisnya sebagai berikut: kata pertama jaman bila dipenggal menjadi suku kata
[ja + man], kemudian kata kedua dulu menjadi [du + lu]. Kata pertama jaman diambil suku kata pertamanya [ja]. Lalu kata kedua dulu diambil suku kata pertamanya [du] dan
ditambah fonem pertama dari suku kata kedua [lu] yaitu fonem l. Apabila digabungkan [ja + du + l] akan menjadi sebuah akronim jadul.
Kedelapan, pengambilan suku kata tertentu disertai dengan modifikasi yang tampaknya tidak beraturan; namun, masih dengan memperhatikan “keindahan”
buyi.
Misalnya:
Runtun Rima Ultima, 2012 Ragam Bahasa Remaja : studi terhadap Pemakaian Bahasa oleh ramaja dalam Media Sosial
Facebook Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
i1 brondong manis
bron – dong ma – nis brownis
i2 loading lambat
loading lam – bat lola
i3 sok tahu sok ta-hu
sotoy Pada pola kedelapan penulis tidak menemukan pola yang ajeg seperti halnya pola-
pola sebelumnya. Pola ini manasuka dan cenderung menekankan pada keindahan bunyi. Seperti pada data j1 brondong manis menjadi brownis. Jika menurutkan pola
keempat yang mengambil suku kata pertama dari kata pertama dan suku kata terakhir dari kata kedua, seharusnya akronimnya menjadi [bronis]. Alih-alih menjadi bronis,
akronim kata ini mendapat tambahan fonem w yang disisipkan di tengah kata [bro + w + nis] menjadi brownis.
4.1.2.3 Kontraksi
Kontraksi ialah gejala yang memperlihatkan adanya satu atau lebih fonem yang dihilangkan.
Kadang-kadang, ada
perubahan atau
penggantian fonem
Muslich,2008:109. Contohnya: tidak ada tiada. Di bawah ini penulis mengutip 19
data untuk lengkapnya ada pada lampiran 2 tabel 6.
Tabel 4.5 Kontraksi Bahasa Gaul Remaja dalam Facebook
Bahasa Asal Kontraksi
Keterangan
j1 munafik j2 brother
muna bro
pola 1
k1 sudah k salam
dah lam
pola 2
Runtun Rima Ultima, 2012 Ragam Bahasa Remaja : studi terhadap Pemakaian Bahasa oleh ramaja dalam Media Sosial
Facebook Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
l1 gua l2 mau
gw mw
pola 3
m1 ya sudah m2 ya habis
yasud yabis
pola 4 n1 mobil
n2 asyik boil
saik pola 5
o1 cakep o2 banget
o3 iya o4 sudah
o2 saja caem
beud ea
sutra ajj
pola 6
p1 di mana p2 padahal
p15 pulang p19 jangan
dmn pdhl
plg jgn
pola 7
1 penghilangan sebagian suku kata di akhir kata
Misalnya: j1 munafik
mu – na – fik muna j2 brother
bro – ther bro Jika dilihat dari urutan suku katanya, pembentukan kontraksi ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Pola 1: [sk
1a +
sk
2a
] [sk
1a +
sk
2a
] sk
1a
frase asal proses morfologis bahasa gaul
Pola ini merupakan pola yang umum terjadi dalam pembentukan sebuah kontraksi. Sebuah kata mengalami penghilangans ebagian suku katanya di akhir kata.
Runtun Rima Ultima, 2012 Ragam Bahasa Remaja : studi terhadap Pemakaian Bahasa oleh ramaja dalam Media Sosial
Facebook Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
Seperti yang terjadi pada data k1 munafik apabila dipenggal berdasarkan suku katanya menjadi [mu - na - fik] dan suku kata yang terakhirnya [fik] dihilangkan maka akan
menjadi [muna]. Penjelasan ini berlaku juga untuk data k2 brother yang mengalami penghilangan suku kata terakhirnya [ther] sehingga menjadi bro. Begitu juga dengan data
k3 dan k4, masing-masing kata cewek menjadi ce dan cowok menjadi co.
2 penghilangan sebagian suku kata di awal kata
Misalnya: k1 sudah
su – dah dah k2 salam
sa – lam lam Jika dilihat dari urutan suku katanya, pembentukan kontraksi ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Pola 2: [sk
1a +
sk
2a
] [sk
1a +
sk
2a
] sk
2a
frase asal proses morfologis bahasa gaul
Pola ini kebalikannya dari pola kesatu. Pada pola ini suku kata yang dihilangkannya berada di awal kata. Seperti pada data l1 sudah menjadi dah, karena
adanya penghilangan suku kata pertama [su] dan yang tersisa adalah [dah].
3 penggantian gugus fonem au atau ua menjadi fonem w
Misalnya: l1 gua
gw l2 mau
mw l2 atau
atw
Runtun Rima Ultima, 2012 Ragam Bahasa Remaja : studi terhadap Pemakaian Bahasa oleh ramaja dalam Media Sosial
Facebook Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
Jika dilihat dari urutan fonemnya, pembentukan akronim ini berdasarkan fonemnya dapat digambarkan sebagai berikut:
Pola 3: f
1
f
2
f
3
u a
atau
a u f
1
f
2
f
3
u a
atau
a u f1f2f3 w
kata asal proses morfologis bahasa gaul
Pada pola ketiga ini berlaku hanya pada kata-kata yang memiliki gugus fonem au atau ua, seperti pada data l1 gua, l2 mau, dan l3 atau. Kedua gugus fonem
tersebut mengalami penggatian substitusi fonem w. Sehingga, kata-kata seperti gua, mau, dan atau berubah menjadi gw, mw, dan atw.
4 penggabungan dua kata menjadi satu kata dengan menghilangkan sebagian
fonem
Misalnya: m1 ya sudah
yasud m2 ya habis
yabis m3 lagi dimana
lagdim m4 jam berapa
jamber Berbeda dengan ketiga pola sebelumnya yang hanya terdiri satu kata, pada bagian
ini pola kontraksinya berlaku untuk dua kata yang digabungkan menjadi satu kata dengan menghilangkan sebagian fonemnya. Seperti pada kata n1 ya sudah menjadi yasud dan
n4 jam berapa menjadi jamber. Kedua contoh tersebut mengalami reduksi fonem pada suku kata terakhirnya. Data n1 apabila dipenggal menjadi suku kata akan menjadi [ya]
Runtun Rima Ultima, 2012 Ragam Bahasa Remaja : studi terhadap Pemakaian Bahasa oleh ramaja dalam Media Sosial
Facebook Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
[su + dah], lalu dalam bahasa gaul terjadi reduksi fonem pada suku kata [dah] dengan menghilangkan fonem a dan h sehingga yang tersisalah hanyalah fonem d yang
kemudian digabungkan pada suku kata sebelumnya. Akhirnya terbentuklah sebuah kontraksi [ya + su +d] menjadi yasud.
5 pembalikan fonem dan penghilangan sebagian fonem
Misalnya: n1 mobil
mo – bil boil n2 asyik
a – syik saik n3 hancur
han – cur caur Selain penghilangan suku kata, fonem dan penggabungan kata, kontraksi juga bisa
dibentuk dari pembalikan fonem. Apabila dianalisis berdasarkan tiga contoh di atas, aturan yang sama untuk untuk ketiga contoh tersebut adalah terdiri dari dua suku kata dan
suku kata keduanya diambil dari dua fonem terakhir pada setiap masing-masing suku kata kedua. Seperti pada suku kata [bil] diambil dua fonem terakhirnya saja i l, begitu juga
[syik] diambil fonem i k, dan [cur] diambil fonem u r. Aturan yang agak berbeda terletak pada suku kata pertama.
6 penghilangan sebagian fonem dan penambahan fonem lainnya
o1 cakep caem
o2 banget beud
o3 iya ea
Runtun Rima Ultima, 2012 Ragam Bahasa Remaja : studi terhadap Pemakaian Bahasa oleh ramaja dalam Media Sosial
Facebook Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
o4 sudah sutra
o5 saja ajj
Pada pola keenam ini tidak ada aturan yang ajeg, bahkan cenderung mana suka. Fonem-fonem yang dihilangkan dan yang ditambahkan pada setiap contoh di atas tidak
sama aturannya. Pola ini lebih menekankan pada keindahan bunyi.
4.1.3 Analisis Ciri Ragam Bahasa Remaja Kaitannya dengan Tingkat Pendidikan Formal Mereka