Runtun Rima Ultima, 2012 Ragam Bahasa Remaja : studi terhadap Pemakaian Bahasa oleh ramaja dalam Media Sosial
Facebook Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatikal, maupun fungsi semantik. Morfologi berkaitan dengan kajian pembentukan kata melalui proses penggabungan
morfem yang satu dengan morfem yang lain. Senada dengan dua pendapat di atas, Kridalaksana 1996 mengatakan bahwa
morfologi dipandang sebagai subsistem yang berupa proses yang mengolah leksem menjadi kata. Dalam pengertian ini leksem sebagai satuan leksikal, sedangkan kata
sebagai satuan gramatikal. Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa kajian terkecil dari morfologi adalah morfem dan kajian terbesar adalah kata.
2.1.1 Morf, Morfem, dan Kata
Morf adalah satuan bentuk terkecil yang sudah mempunyai arti. Pada hakikatnya morf adalah deretan fonem yang dituliskan secara fonemis. Dalam bahasa Indonesia kita
jumpai kata seperti rumah, berumah, rumah-rumah, di rumah, dan sebagainya. Dengan melihat deretan bentuk itu saja, kita dapat memerikan bahwa ada bagian bentuk yang
dapat kita pisahkan dengan mudah, yaitu rumah. Dengan demikian kita dapat menetapkan bahwa r u m a h, b e r , d i merupakan satuan terkecil yang bermakna.
Satuan-satuan itu masing-masing disebut dengan morf. Satuan meN- yang mempunyai struktur fonologik mem-, men-, meny-, meng-, dan
me-, misalnya pada membawa, mendatang, menyuruh, menggali, dan melerai. Bentuk- bentuk mem-, men-, meny-, meng-, dan me-, masing-masing disebut dengan morf, yang
semuanya merupakan alomorf dari morfem meN-. Contoh lain, morfem ber-, yang terdiri atas morf ber- pada kata berjalan, morf be- pada kata bekerja, morf bel- pada kata
belajar. Morf ber-, be-, dan bel-, ketiganya merupakan alomorf morfem ber-.
Runtun Rima Ultima, 2012 Ragam Bahasa Remaja : studi terhadap Pemakaian Bahasa oleh ramaja dalam Media Sosial
Facebook Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
Definisi morfem itu sendiri adalah komponen struktur kata yang paling penting dan merupakan sebuah unit bahasa terkecil yang memiliki informasi mengenai makna
atau fungsi O‟Grady, 1996. Jadi, morfem merupakan bentuk yang paling kecil yang mempunyai arti yang terdapat dalam pembentukan kata. Sebuah morfem dapat terbentuk
dari satu atau dua bunyi atau beberapa bunyi yang mempunyai sebuah unit yang bermakna.
Menurut Chaer 1994 sebuah morfem merupakan segmen terkecil dari bahasa yang harus memenuhi kriteria: a mempunyai arti, b tidak dapat dipisahkan ke dalam
bentuk yang lebih kecil tanpa mengubah artinya atau tanpa bagian-bagian yang berati, dan c dapat muncul pada lingkungan verbal tertentu dengan arti yang tetap. Kata
memperbesar, misalnya, dapat dipilah menjadi mem – perbesar kemudian dipilah lagi
menjadi per – besar.
Jika satuan besar dipilah lagi, maka be dan sar masing-masing tidak mempunyai makna. Satuan seperti mem-, per-, besar disebut morfem. Morfem yang dapat berdiri
sendiri, seperti besar, dinamakan morfem bebas, sedangkan yang melekat pada satuan lain, seperti mem- dan per- dinamakan morfem terikat. Dengan batasan itu, maka sebuah
morfem dapat berupa kata seperti besar di atas, tetapi sebuah kata dapat terdiri atas satu morfem atau lebih. Contoh, kata memperbesar di atas adalah satu kata yang terdiri atas
tiga morfem, yakni dua morfem terikat mem- dan per- serta satu morfem bebas besar. Satuan besar itu sendiri terdiri atas satu morfem yang kebetulan juga satu kata
O‟Grady 1996 menjelaskan bahwa sebuah morfem yang mampu menjadi sebuah kata dengan berdiri sendiri disebut morfem bebas free, sementara itu morfem yang
harus dilekatkan pada bentuk lain disebutkan morfem terikat bound.
Runtun Rima Ultima, 2012 Ragam Bahasa Remaja : studi terhadap Pemakaian Bahasa oleh ramaja dalam Media Sosial
Facebook Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
Setiap morfem bebas disebut dengan bentuk dasar atau asal, dan morfem terikat dapat berwujud afiks. Kata dalam bahasa Indonesia dapat berbentuk kompleks dan dapat
pula berbentuk tunggal. Bentuk tunggal terdiri atas sebuah morfem, sedangkan bentuk kompleks dapat terdiri atas lebih dari satu morfem. Morfem imbuhan selalu merupakan
morfem terikat. Berdasarkan pentingnya morfem dalam berkombinasi dengan morfem lain dapat
diklasifikasikan menjadi morfem dasar dan morfem imbuhan. Pada setiap kombinasi, morfem dasar itu selalu ada, karena memang menjadi dasar bentukan yang lebih besar
daripada morfem dasar itu sendiri. Tetapi morfem imbuhan tidak selalu harus ada dalam kombinasi. Tidak pernah ada suatu bentuk yang hanya terdiri dari atas kombinasi dari
morfem-morfem imbuhan saja. Para tata bahasawan tradisional biasanya memberi pengertian terhadap kata
bardasarkan arti dan ortografi. Menurut mereka kata adalah satuan bahasa yang memiliki satu pengertian, atau kata adalah deretan huruf yang diapit oleh dua spasi, dan
mempunyai satu arti. Kata adalah satuan bebas yang paling kecil, atau dengan kata lain, setiap satu
satuan bebas merupakan kata Chaer, 1994. Jadi satuan-satuan rumah, duduk, penduduk, kedudukan, dan sebagainya, masing-masing merupakan kata, karena masing-masing
merupakan satuan-satuan bebas. Satuan-satuan dari, kepada, sebagai, tentang, karena, meskipun, lah dan
sebagainya, juga termasuk golongan kata. Satuan-satuan tersebut meskipun tidak mempunyai satuan bebas, tetapi secara gramatikal mempunyai sifat bebas.
Runtun Rima Ultima, 2012 Ragam Bahasa Remaja : studi terhadap Pemakaian Bahasa oleh ramaja dalam Media Sosial
Facebook Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
Satuan-satuan rumah makan, kamar mandi, kamar tidur, dan sebagainya sekalipun terdiri atas dua satuan bebas, juga termasuk golongan kata, karena satuan-
satuan tersebut memiliki sifat sebagai kata, yang membedakan dirinya dari frase. Berdasarkan contoh di atas, jelas bahwa kata itu dapat berupa morfem tunggal dan
dapat berupa morfem kombinasi. Kata merupakan satuan yang lebih tinggi dari morfem, karena kata dapat dipergunakan secara langsung dalam tuturan, sedangkan morfem belum
tentu. Ditinjau dari fungsinya sebagai unsur tuturan, ada dua macam kata, yaitu kata
yang langsung dapat dipergunakan sebagai unsur tuturan, dan yang lebih dahulu harus melaui proses morfemis. Yang pertama berupa morfem tunggal bebas, dan yang kedua
berupa morfem tunggal terikat. Berangkat dari uraian di atas, kata juga dapat diklasifikasikan menjadi kata leksikal, kata morfologis, dan kata semantis.
Kata mempunyai dua macam satuan, yaitu satuan fonologik dan satuan gramatikal. Sebagai satuan fonologik, kata terdiri dari satu atau beberapa suku, dan suku
terdiri dari satu atau beberapa fonem. Kata belajar, terdiri dari tiga suku, yaitu be, la, dan jar. Suku be terdiri dari dua fonem, suku la terdiri dari dua fonem, suku jar terdiri dari
tiga fonem. Sebagai satuan gramatik, kata terdiri atas satu atau beberapa morfem. Kata belajar terdiri atas dua morfem, yaitu morfem ber- dan morfem ajar.
2.2 Proses Morfologis