Mitigasi Bencana Kesiapsiagaan Banjir

1.5.1.2. Mitigasi Bencana

Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peninggkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana pasal 1 ayat 6 PP No. 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Mitigasi bencana adalah segala upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak dari bencana baik yang dilakukan sebelum terjadinya bencana, termasuk upaya kesiapsiagaan, dan tindakan jangka panjang untuk mengurangi risiko bencana Coburn et.al, 1994 dalam Triwidiyanto, 2013. Mitigasi mitigation adalah langkah-langkah struktural dan non struktural yang diambil untuk membatasi dampak merugikan yang ditimbulkan bahaya alam, kerusakan lingkungan dan bahaya teknologi. Mitigasi dapat dilakukan secara struktural yaitu pembangunan infrastruktur sabo, tanggul, alat pendeteksi atau peringatan dini, dan dapat dilakukan secara non struktural seperti pelatihan dan peningkatan kapasitas di masyarakat ISDR, 2004 dalam Triwidiyanto 2013.

1.5.1.3. Kesiapsiagaan Banjir

Kesiapsiagaan preparedness adalah aktivitas-aktivitas dan langkah- langkah yang diambil sebelumnya untuk memastikan respons yang efektif terhadap dampak bahaya, termasuk dengan mengeluarkan peringatan dini yang tepat dan efektif dan dengan memindahkan penduduk dan harta benda untuk sementara dari lokasi yang terancam dalam hal ini bisa diimplementasikan dengan adanya tim siaga, standar operasional tetap yang berkaitan dengan pengurangan risiko bencana dan rencana aksi komunitas yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan pengurangan risiko bencana ISDR, 2004 dalam Triwidiyanto 2013. Menurut Draft Final Sekretariat TKPSDA 2003 kesiapsiagaan banjir meliputi: a. Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir 1 Tahap sebelum terjadi banjir Kegiatan yang dilakukan adalah meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman bahaya banjir meliputi: a Penyebarluasan peraturan perundang-undanganinformasi-informasi baik dari Pemerintah Pusat maupun dari Pemerintah Daerah berkaitan dengan masalah banjir; b Pemantauan lokasi-lokasi rawan kritis secara terus menerus; c Optimasi pengoperasian prasarana dan sarana pengendali banjir; d Penyebarluasan informasi Daerah Rawan Banjir, ancaman bahaya dan tindakan yang harus diambil oleh masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana; e Peningkatan kesiapsiagaan organisasi dan menejemen pengendalian banjir dengan menyiapkan dukungan sumberdaya yang diperlukan dan berorientasi kepada pemotivasian individu dalam masyarakat setempat agar selalu siap sedia mengendalikan ancaman bahaya; f Persiapan evakuasi ke lokasi yang lebih aman; g Penyediaan bahan-bahan banjiran untuk keadaan darurat seperti karung plastik, bronjong kawat, dan material-material pengisinya seperti pasir, batu dan lain-lain, dan disediakan pada lokasi-lokasi yang diperkirakan rawankritis; h Penyediaan peralatan berat backhoeexcarator, truk, buldozer, dan lain-lain dan disiapsiagakan pada lokasi yang strategis, sehingga sewaktu-waktu mudah dimobilisasi; i Penyiapan peralatan dan kelengkapan evakuasi seperti speed boat, perahu, pelampung dan lain-lain. 2 Saat terjadi banjir Kegiatan yang dilakukan dititikberatkan pada: a Penyelenggaraan piket banjir disetiap POSKO; b Pengoperasian Flood Warning System: 1. Pemantauan tinggi muka air dan debit air pada setiap titik pantau, 2. Melaporkan hasil pemantauan pada saat mencapai tingkat siaga kepada DinasInstasi terkait, untuk diinformasikan pada masyarakat sesuai dengan Prosedur Operasi Standar Banjir; c Peramalan Peramalan banjir dapat dilakukan dengan cara: 1 Analisis hubungan hujan dengan banjir Rainfall–Runoff relationshi, 2 Metode perambatan banjir Flood routing 3, Metode Lain. d Komunikasi Sistem komunikasi digunakan untuk kelancaran penyampaian informasi dan pelaporan, dapat menggunakan radio komunikasi, telepon, faximile dan sarana lainnya; e GawarPemberitaan Banjir Pemberitaan Gawarpemberitaan banjir dilakukan dengan sirine, kentongan atau sarana sejenis lainnya dari masing-masing Pos Pengamatan berdasarkan informasi dari Posko Banjir. b. Penanggulangan bencana banjir 1 Penjinakan mitigasi Penjinakan ancaman bahaya banjir dilakukan agar keadaan darurat yang ditimbulkan oleh bahaya banjir dapat diringankan atau dijinakan efeknya melalui antara lain: a Pengoperasian dan pemeliharaan sarana dan prasarana pengendalian banjir. b Perlindungan sumberdaya air dan lingkungan. 2 Tanggap Darurat Tanggap darurat ditujukan untuk meningkatkan kemampuan mengatasi keadaan darurat akibat banjir, dilakukan dengan cara : a mengerahkan sumberdaya seperti: personil, bahan banjiran, peralatan, dana, dan bantuan darurat; b menggerakkan masyarakat dan petugas satuan tugas penanggulangan bencana banjir Satlak dan Satkorlak; c mengamankan secara darurat sarana dan prasarana pengendali banjir yang berada dalam kondisi kritis; d mengevakuasi penduduk dan harta benda.

1.5.1.4. Evakuasi

Dokumen yang terkait

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) KERAWANAN BAHAYA BANJIR DAS BENGAWAN SOLO HULU BERBASIS WEB

0 3 15

Model Simulasi Luapan Banjir Sungai Bengawan Solo untuk Optimalisasi Kegiatan Tanggap Darurat Bencana Banjir

0 4 14

Analisis Potensi Limpasan Permukaan (Run Off) Menggunakan Model Cook`S di DAS Penyangga Kota Surakarta untuk Pencegahan Banjir Luapan Sungai Bengawan Solo

0 2 7

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENENTUAN JALUR EVAKUASI BENCANA BANJIR Aplikasi Sistem Informasi Geografis Untuk Penentuan Jalur Evakuasi Bencana Banjir Luapan Sungai Bengawan Solo Di Kota Surakarta.

0 1 14

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENENTUAN JALUR EVAKUASI BENCANA BANJIR Aplikasi Sistem Informasi Geografis Untuk Penentuan Jalur Evakuasi Bencana Banjir Luapan Sungai Bengawan Solo Di Kota Surakarta.

0 1 17

SIKAP MASYARAKAT TANGGAP BENCANA BANJIR PADA BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO DI KELURAHAN Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir Pada Bantaran Sungai Bengawan Solo Di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta.

0 1 13

SIKAP MASYARAKAT TANGGAP BENCANA BANJIR PADA BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir Pada Bantaran Sungai Bengawan Solo Di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta.

0 2 13

PENDAHULUAN Pengetahuan Masyarakat Dalam Mengurangi Resiko Bencana Banjir Di Bantaran Sungai Bengawan Solo Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasarkliwon Kota Surakarta.

0 3 8

ANALISIS PENENTUAN LOKASI EVAKUASI BENCANA BANJIR DENGAN PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (Studi Kasus : Kota Surakarta)

0 0 9

BANJIR TAHUNAN SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI BENGAWAN SOLO HULU 3 DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

0 0 8