Etika profesi

  Pertemuan ke-1 dan ke-2 ETIKET d ETIKA ETIKET dan ETIKA

  • Etiket berasa dari bahasa Perancis (Sopan santun). ( p )
  • Dewasa ini istilah etiket lebih menitik beratkan pada cara-cara yang sopan, misalnya ; cara berpakaian, cara d d k i t duduk, cara menerima tamu,.
  • Etiket adalah aturan sopan santun dalam pergaulan.
  • Dalam pergaulan hidup etiket merupakan tata cara dan • Dalam pergaulan hidup etiket merupakan tata cara dan tata krama yang baik dalam menggunakan bahasa maupun tingkah laku.
  • Etiket merupakan sekumpulan peraturan-peraturan kesopanan yang tidak tertulis, namun penting untuk diketahui oleh setiap orang yang ingin mencapai sukses. diketahui oleh setiap orang yang ingin mencapai sukses.

  • Etiket merupakan aturan-aturan konvensional mengenai Etiket merupakan aturan aturan konvensional mengenai tingkah laku individual dalam masyarakat beradab.
  • Merupakan tata cara formal atau tatakrama lahiriah utuk t l i t ib di i d t t mengatur relasi antar pribadi, sesuai dengan status sosial masing-masing individu.
  • Etiket didukung oleh nilai-nilai : Etiket didukung oleh nilai nilai :

  1. Kepentingan umum 2. Kejujuran, keterbukaan, kebaikan.

  3. Kesejahteraan

  4. Kesopanan, harga menghargai

  5. Diskersi (discretion)/ pertimbangan penuh pikir, mampu membedakan sesuatu yang patut dirahasiakan dan yang boleh dikatakan/dirahasiakan. boleh dikatakan/dirahasiakan.

  • Etiket labih menitik beratkan pada sikap dan perbuatan yang lebih bersifat jasmaniah atau lahiriah yang lebih bersifat jasmaniah atau lahiriah.
  • Etiket =tata krama yaitu kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam lingkungan pergaulan antar manusia setempat.
  • Tata berarti adat, aturan, norma, peraturan
  • Krama K berarti b ti sopan santun, t bahasa, b h kelakuan, k l k tindakan, perbuatan.

  ™ Tata Krama artinya sopan santun, kebiasaan sopan ™ Tata Krama artinya sopan santun, kebiasaan sopan santun, atau tata sopan santun ™ Etika menunjukan sikap manusia yang bersifat j jasmaniah maupun rohaniah. i h h i h ™ Kesadaran manusia terhadap baik dan buruk disebut kesadaran etis atau kesadaran moral. kesadaran etis atau kesadaran moral.

  Perbedaan Etika dan Etiket Etiket

  Etika berasal dari kata Latin “ Ethicus “ dalam Berasal dari bahasa Perancis • bahasa Yunani disebut “ Etichos “ yang “Etiquette” yang berarti Kartu Undangan, berarti berarti Kebiasaan. Kebiasaan Dalam Dalam bahasa bahasa yang lazim dipakai oleh Raja-raja Indonesia,etika atau etik ( Ethics ) disebut Perancis bila mengadakan pesta. sebagai kesusilaan yang mengandung arti:

  1. Norma( kaidah ), peraturan hidup,

  • Dewasa ini etiket lebih menitik beratkan perintah.

  pada cara-cara berbicara yang sopan,

  2 Menyatakan keadaan batin terhadap cara duduk, menerima tamu dan sopan peraturan hidup. Maksudnya : sikap santun lainnya. keadaan, sikap batin, perilaku, sopan santun.

  2. Menyatakan keadaan batin terhadap

  Sopan Santun Moral, Petunjuk, Tingkah Laku “Etika mempersoalkan bagaimana manusia

  Etiket adalah Kebiasaan yang baik atau peraturan yang diterima dan ditaati oleh harus bertidak. “Norma-norma, nilai-nilai, setiap orang yang kemudian ti k di k id h k id h kaidah-kaidah, ukuran-ukuran yang k k mengendap menjadi nomatif”. diterima dan ditaati oleh setiap orang, yang berupa peraturan-peraturan atau hal-hal yang sudah merupakan kebiasaan (peraturan baik), dan dianggap sudah ( t b ik) d di d h diketahui dan perlu atau harus

  • Dua istilah yaitu: etika dan etiket, dalam keidupan • Dua istilah yaitu: etika dan etiket dalam keidupan sehari-hari kadang-kadang diartikan sama, dipergunakan silih berganti. Kedua istilah tersebut memang hampir sama pengertiannya, hanya dalam hal g p p g y , y titik berat penerapan atau pelaksaaannya yang berb
  • Etika dalam berorganisasi

  Kepekaan Dalam etika, perlu dan Toleransi Toleransi

  • Dalam suatu organisasi etika sangat diperlukan, karena diharapkan dapat mengatur suatu kondisi yang kondusif. diharapkan dapat mengatur suatu kondisi yang kondusif Dalam suatu etika diperlukan kepekaan dan toleransi baik dari pimpinan, yang dipimpin dari suatu kebijakan dalam suatu organisasi dalam suatu organisasi

  • Dua istilah yaitu: etika dan etiket, dalam keidupan • Dua istilah yaitu: etika dan etiket dalam keidupan sehari-hari kadang-kadang diartikan sama, dipergunakan silih berganti. Kedua istilah tersebut memang hampir sama pengertiannya, hanya dalam hal g p p g y , y titik berat penerapan atau pelaksaaannya yang berb
  • Etika dalam berorganisasi

  Kepekaan Dalam etika, perlu dan Toleransi Toleransi

  • Dalam suatu organisasi etika sangat diperlukan, karena diharapkan dapat mengatur suatu kondisi yang kondusif. diharapkan dapat mengatur suatu kondisi yang kondusif Dalam suatu etika diperlukan kepekaan dan toleransi baik dari pimpinan, yang dipimpin dari suatu kebijakan dalam suatu organisasi dalam suatu organisasi
  • Kepekaan kepekaan dalam suatu orgnaisasi meliputi :

  2. Kebijakan

  1. Lingkungan di sekelilingnya

  3. Individu/teman sejawat

  • Toleransi toleransi dalam etika diperlukan untuk timbulnya saling toleransi dalam etika diperlukan untuk timbulnya saling pengertian, pemahaman dan saling menghargai antara individu yang satu dengan yang lain.

  ETIKA

  INDIVIDUAL Gmabar Gmabar Skema etika ETIKA SOSIAL ETIKA SOSIAL Sikap terhadap sesama 1.

  2. Etika Kel. ETIKA UMUM

  3. Etika Gender

  4. Etika Profesi : - Biomedia - Bisnis ETIKA

  • - Hukum - Pendidikan

  5. Etika Politik ETIKA KHUSUS

  6. Kritik ideologi ETIKA LINGKUNGAN LINGKUNGAN Etiket ETIKET

  Etiket TUJUAN ETIQUETTE

  (tata cara pergaulan yang baik Merupakan Dasar Prestasi

  (tata cara pergaulan yang baik antar sesama manusia) ETIKA ETHICA ( LATIN)

  Dasar Prestasi Diri ETIKA (FALSAFAH MORAL)

  Pedoman cara hidup PERHATIKA :

  • Penampilan

  Membina watak dan mental Pedoman cara hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila dan agama

  Membina watak dan mental seseorang agar menjadi manusia yang disenangi, dihormati

  • Bahasa Tubuh - Suara

  TUJUAN

  

1. Profesi khusus yaitu para profesional yang melaksanakan

profesi secara khusus untuk mendapatkan nafkah atau penghasilan tertentu sebagai tujuan pokok. misal : profesi bidang ekonomi, politik, hukum, kedokteran, pendidikan, teknik, humas.

  Pertemuan ke ‐3 ETIKA  PROFESI

  • Kata profesi berasal dari bahasa latin yang yaitu : professues,
  • artinya suatu kegiatan atau pekerjaan yang semula
  • artinya suatu kegiatan atau pekerjaan yang semula dihubungkan dengan sumpah dan janji yang bersifat religi.
  • Ada 2 jenis bidang profesi yaitu :

2 Profesi luhur adalah para profesional yang melaksanakan

  

2. Profesi luhur adalah para profesional yang melaksanakan

profesinya, tidak lagi untuk mendapatkan nafkah sebagai tujuan utamanya, tetapi sudah merupkan dedikasi atau sebagai jiwa pengabdiannya semata mata sebagai jiwa pengabdiannya semata ‐mata.

  • • Misalnya : kegiatan profesi keagamaan, pendidikan, sosbud dan

    seni. Ciri ciri profesional :
  • Ciri‐ciri profesional :

  

1. Memiliki skill atau kemampuan, pengetahuan tinggi yang tidak

dimiliki oleh kebanyakan orang pada umumnya. ( dapat diperoleh dari hasil pendidikan atau pelatihan ditambah pengalaman selama dari hasil pendidikan atau pelatihan, ditambah pengalaman selama bertahun ‐tahun yang telah ditempuhnya sebagai profesi.

2. Mempunyai kode etik, sebagai standar moral setiap profesi yang dituangkan secara formal, tertulis, dan normatif.

  

3. Memiliki tanggung jawab profesi (responsibility) dan integritas

pribadi (integrity) yang tinggi baik terhadap dirinya maupun publik p ( g y) y g gg p y p p

(seperti : klien, pimpinan, organisasi perusahaan, pengguna media umum, hingga menjaga martabat serta nama baik bangsa dan negara). g )

  

4. Memiliki jiwa pengabdian kepada publik atau masyarakat

dengan penuh dedikasi. d h d dik i (misalnya : dalam pengambilan ( i l d l bil keputusan)

5. Otonominisasi

  

5. Otonominisasi organisasi organisasi profesional profesional yaitu yaitu memiliki memiliki

kemampuan untuk mengelola (manajemen) yang mempunyai kemampuan dalam perencanaan program kerja sehingga jelas, strategik, mandiri dan tidak tergantung pihak sehingga jelas strategik mandiri dan tidak tergantung pihak lain.

  

6. Menjadi anggota salah satu organisasi profesional sebagai

wadah untuk menjaga eksistensi, mempertahankan kehormatan dan menierbitkan perilaku standar profesi sebagai tolak ukur agar tidak dilanggar. sebagai tolak ukur agar tidak dilanggar

  Kode etik profesi menurut Berten K. (1994) mengatakan

  • bahwa kode etik profesi merupakan norma yang telah ditetapkan dan diterima oleh kelompok profesi dan untuk mengarahkan atau memberikan petunjuk kepada para hk t b ik t j k k d anggotanya, yaitu bagaimana “seharusnya” (das sollen) berbuat dan sekaligus menjamin kualitas moral profesi yang bersangkutan di mata masyarakat untuk memperoleh g

  y p tanggapan yang positif.

  Kode etik profesi merupakan bagian dari moral etika

  • terapan (professional ethic application) karena dihasilkan berdasarkan penerapan dari pemikiran etis yang berkaitan berdasarkan penerapan dari pemikiran etis yang berkaitan dengan suatu prilaku atau aplikasi profesi tertentu yang berpedoman dengan tindakan etik, yaitu “mana yang seharusnya dapat dilakukan dan yang mana semestinya tidak dilakukan”. tid k dil k k ” Hal itu berdasarkan pertimbangan secara etik moral yang
  • tepat sebagai seorang professional dan sekaligus p opos o a da a proposional dalam melakonkan profesi terhormatnya. e a o a p o es te o at ya

  Pada prinsip-prinsipnya, kode etik profesi merupakan

  • pedoman untuk pengaturan dirinya sendiri (self

  imposed) bagi yang bersangkutan. Hal ini adalah

  p perwujudan dari nilai etika moral yang hakiki serta j y g tidak dapat dipaksakan dari pihak luar.

  Kode etik profesi dapat berlaku efektif apabila dijiwai

  • oleh cita-cita dan nilai-nilai luhur yang hidup dalam y g p lingkungan profesi tersebut.

  Kode etik merupakan perumusan norma moral yang

  • menjadi tolak ukur atau acuan bagi kode prilaku (code j

  g p (

  of conduct) kelompok profesi bersangkutan. Kelompok

  profesi tersebut harus menaati atau mematuhi, sekaligus sebagai upaya tindakan pencegahan dan g g p y p g merupakan sanksi hukuman atas perbuatan yang tidak etis sebagai penyandang professional untuk berbuat atau beritikad baik dalam melakukan kegiatanya. g y

  Pembentukan atau perwujudan pedoman kode etik

  • profesi tersebut biasanya bersifat tertulis, tersusun profesi tersebut biasanya bersifat tertulis tersusun secara sistematik, normative, etis, lengkap, dan mudah dimengerti tentang pedoman umum prilaku dalam dalam melaksanakan melaksanakan profesi profesi, serta serta berisikan berisikan prinsip-prinsip dasar kode etik (basic principles

  code of ethic) dan etika profesi (code of profession ethic) yang telah disepakati dan dirumuskan secara ethic) yang telah disepakati dan dirumuskan secara bersama-sama dengan itikad baik demi tertibnya kegiatan professional Humas/PR dalam p pelaksanaannya pada kehidupan masyarakat. y p p y Pada praktiknya kode etik dan etika profesi humas,

  • baik secara das sollen maupun das sein itu berjalan secara bersamaan dan saling melengkapi dalam

    k konteks pembahasan teori (konsep) nilai-nilai etika t k b h t i (k ) il i il i tik

    moral dan penerapannya dilapangan praktisi kehumasan.

  €

  Kode etik profesi menurut Howard Stephenson dalam bukunya yang artinya, kegiatan humas atau public

  relations merupakan profesi secara praktis memiliki

  seni seni keterampilan keterampilan atau atau pelayanan pelayanan tertentu tertentu yang yang berlandaskan latihan, kemampuan, dan pengetahuan serta diakui sesuai dengan standar etikanya.

  € €

  Setiap penyandang profesi tertentu harus dan bahkan Setiap penyandang profesi tertentu harus dan bahkan mutlak mempunyai kode etik sebagai acuan bagi prilaku dalam pelaksanaan peran (role) dan fungsi

  (function) profesinya masing-masing, kode etik bersifat

  mengikat, baik secara normative dan etis, maupun sebagai tanggung jawab dan kewajiban moral bagi sebagai tanggung jawab dan kewajiban moral bagi para anggota profesi bersangkutan dalam menjalankan aktivitas kehidupannya di masyarakat.

  €

  Pemahaman tentang pengertian kode etik, etik profesi g p g , p dan etika kehumasan serta aspek-aspek hukum dalam aktivitas komunikasi penting bagi praktisi atau professional PR/Humas dalam melaksanakan peran professional PR/Humas dalam melaksanakan peran dan fungsinya untuk menciptakan citra baik bagi dirinya (good performance image) sebagai penyandang professional PR/Humas dan citra baik f i / i i bagi suatu lembaga atau organisasi (good corporate

  image) yang diwakilinya. g ) y g y

  Secara garis besar kode eti profesi mencakup butir- butir pokok sebagai berikut :

  1.

1 Kode prilaku Kode prilaku 2.

  Kode moral 3. Menjunjung tinggi standar moral 4. Memiliki kejujuran yang tinggi j j y g gg 5. Mengatur secara etis mana yang boleh diperbuat dan tidak

  €

  Dapat ditarik pengertian secara umum bahwa citra g adalah cara masyarakat memberikan kesan baik atau buruk terhadap diri kita. Arti secara umum tentang “kode etik profesi” adalah prilaku yang dianjurkan p p y g j secara tepat dalam bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang pada umumnya dapat diterima oleh masyarakat atau kebudayaan. y

  €

  Menurut profesional aplikasi nilai-nilai moral dalam praktiknya mengacu pada etika pelaksanaannya.

  Membangun etika prilaku profesi tersebut idealnya g p p y sesuai dengan kode etik yang formal dan diakui secara professional, yang berdasarkan cara pelaksanaannya

  

( (how to law enforcement) dan penerapan sanksinya ) p p y

(what is sanctions) jika terjadi pelanggatan dalam

  praktiknya.

  € € Jadi, pengertian kode etik menurut para pakar Jadi e e tia kode etik e t a a aka etika moral professional tersebut di atas dapat disimpulkan sebagai kumpulan asas atau nilai disimpulkan sebagai kumpulan asas atau nilai moral yang menjadi norma prilaku. Sedangkan arti kode etik profesi, adalah kode prilaku yang ditetapkan dan dapat diterima oleh kelompok profesi yang menjadi pedoman “bagai mana segarusnya” (das sollen) berprilaku dalam ” (d il k d l ll ) b menjalankan (das sein) profesi tersebut secara etis. etis

  kata etik, sering disebut dengan istilah etik, atau ethics ( bahasa inggris),

mengandung banyak pengertian. namun dari segi etiimologi istilah etika berasal

dari kata latin “ ethicus “ dan dalam bahasa yunani di sebut “etichos” yang berarti

kebiasaan. namun lambat laun pengertian ini berubah bahwa etika adalah suatu kebiasaan. namun lambat laun pengertian ini berubah bahwa etika adalah suatu

ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia yaitu suatu

yang dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik. etika juga di sebut ilmu normatif , yang dengan sendirinya berisi

ketentuan ketentuan ketentuan( norma norma) dan nilai nilai yang dapat di gunakan dalam ‐ ketentuan( norma‐ norma) dan nilai‐ nilai yang dapat di gunakan dalam

kehidupan sehari ‐ hari. etika dapat dikatakan penyelidikan fisolofis mengenai kewajiba ‐ kewajiban

manusia, dan hal ‐ hal yang baik dan buruk karena etika merupakan cabang filsafat,

  ‐ pandangan dan persoalan‐ persoalan yang yang mempelajari l pandangan d d d l l

berhubungan dengan masalah kesusilaan, dan kadang ‐ kadang orang memakai

istilah filsafat etika, filsafat moral, atau filsafat susila. etika juga merupakan cabang dari aksiologi, yaitu Menurut A. sonny keraf etika di bagi dua bagian, yaitu etika umum y g g y

membahas kondisi dasar bagaimana manusia bertindak etis dalam mengambil

keputusan etis dan teori etika serta mengacu pada prinsip moral dasar yang

menjadi pegangan dalam bertindak dan tolok ukur atau pedoman untuk

menilai “ baik biburuknya” suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau g g kelompok orang.

  ‐ sedangkan yang kedua, yaitu etika khusus adalah penerapan prinsip

prinsip moral dasar dalam bidang khusus, bagaimana mengambil keputusan

dan bertindak dalam kehidupan sehari hari pada proses fungsional dari suatu dan bertindak dalam kehidupan sehari ‐ hari pada proses fungsional dari suatu

organisasi, atau dapat juga sebagai seorang profesional untuk berindak etis yang berdasarkan teori – teori etika dan perinsip ‐ perinsip moral dasar. Dibagi menjadi dua bagian: Dib i j di d b i 1.

  1. Etika individual menyangkut kewajiban dan perilaku kanusia terhadap dirinya Etika individual menyangkut kewajiban dan perilaku kanusia terhadap dirinya sendiri untuk mencapai kesucian kehidupan pribadi, kebersihan hati nurani dan berakhlak luhur ( akhlakul kharimah)

  

2. Etika sosial berbicara mengenai kewajiban, sikap dan perilaku sebagai anggota

‐ nilai sopan santun tata krama dan masyarakat yang berkaitan dengan nilai masyarakat yang berkaitan dengan nilai nilai sopan santun, tata krama dan saling menhormati , yaitu bagaimana salling berinteraksi yang menyangkut hub.

  Manusia dengan manusia, baik secara perorangan dan langsung, maupun secara

bersama b ‐ sama atau kelompok dalam k l k d l bentuk kelembagaan masyarakat dan b k k l b k d organisasi formal lainnya. B.Sistematika Etika SISTEMATIKA  ETIKA

  E ik Etika Individual

  Etika khusus Etika Individual

  (perorangan)   Etika

  Etika Sosial (sikap terhadap sesama)  

  U Umum

  (  iptek, doktrin, ajaran,  perinsip ‐ perinsip dan teori ‐ teori umum) teori ‐ teori umum)

  Etika dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

  

a. Etika sebagai ilmu, yang merupakan kupulan tentang kebajikan, tentang penilaian

dari perbuatan seseorang.

  b. Etika dalam arti E ik d l i perbuatan, yaitu perbuatan kebajikan. Misalnya seseorang b i b k b jik Mi l dikatakan etis apabila orang itu telah berbuat kebajikan.

  

c. Etika sebagai filsafat, yang mempelajari pandangan ‐ pandangan, persoalan‐

persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan. selain itu ada beberapa yang lainnya:

  a) ) Descriptive ethics, ialah gambaran atau lukisan tentang etika, D i ti thi i l h b t l ki t t tik

  

b) Normative ethics, ialah norma – norma tertentu tentang etika agar seseorang dapat

dikatakan bermoral, c) Philosophy ethics, ialah etika sebagai filsafat, yang menyelediki kebenaran. etika sebagai filsafat , berarti mencari keterangan yang benar, mencari ukuran ‐ ukuran yang baik dan yang buruk bagi tingkah laku manusia, serta ingin mencari norma, ukuran – ukuran mana susila itu, tindakan manakah yang di anggap paling

  Etika pribadi dan etika sosial Contoh ‐ contohnya: 1.

  Etika pribadi : p seorang g wiraswawta menjadi j j jutawan kemudian dia mempergunakan kekayaannya untuk hal ‐ hal yang tidak terpuji di mata masyarakat. Dari segi usaha, dia memang berhasil dalam segi usahanya tetapi dalam mengembangkan etika pribadinya di telah gagal. dalam mengembangkan etika pribadinya di telah gagal 2. penjabat pemerintah di berikan wewenang untuk

  Etika sosial :seorang mengelola keuangan negara, akan tetapi dia melakukan korupsi untuk dirinya sendiri dan tidak dapat mempertanggung jawabkanya kepada pemerintah atas pemakaian uang.perbuatan ini tentu saja merusak etika sosial

  Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia

yang beradap. Bisa dikatakan juga sebagai sebagai ajaran baik dan buruk perbuatan,

dan kelakuan ( akhlak ). Moralisasi berarti uraian ( pandangan, ajaran ) tentang

perbuatan, dan kelakuan yang baik. Demoralisasi berarti kerusakan moral. moral berasal dari kata mores dari bahasa latin, kemudian di terjemahkan moral berasal dari kata mores dari bahasa latin kemudian di terjemahkan

menjadi “aturan kesusilaan”. Dalam bahasa sehari – hari, yang dimaksud dengan

  ‐ petunjuk atau kehidupan sopan santun, kesusilaan bukan mores, tetapi petunjuk

dan tidak cabul. Jadi moral adalah aturan kesusilaan, yang meliputi semua norma

untuk kelakuan perbuatan tingkah laku yang baik untuk kelakuan, perbuatan tingkah laku yang baik. moral dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

  

1. Moral murni adalah moral yang terdapat pada setiap manusia sebagai, suatu

pengejawantahan dari pancaran ilahi. Moral murni disebut juga hati nurani.

  2. Moral terapan adalah moral yang di dapat dari ajaran berbagai ajaran filosofi, agama, adat, yang menguasai pemutaran manusia. agama adat yang menguasai pemutaran manusia

  Moral adalah kepahaman atau pengertian mengenai hal yang baik, dan hal yang tidak baik, sedangkan etika adalah tingkah laku manusia, baik mental maupun fisik ‐ hal yang sesuai dengan moral itu. mengenai hal hal yang sesuai dengan moral itu. mengenai hal Etika adalah penyelidikan filosofis mengenai kewajiban manusia serta hal yang baik dan yang tidak baik. Bidang inilah yang selanjutnya di sebut bidang moral. objek etika adalah pernyataan ‐ pernyataan moral. Oleh karena itu, etika dapat juga dikatakan sebagai filsafat tentang bidang moral. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia melaikan bagaimana manusia itu harus bertindak. g

  ETIKA TERAPAN Etika Sedang Naik Daun Tampak dengan penampilannya sebagai etika terapan (applied ethics),

  • kadang ‐kadang juga disebut filsafat terapan (applied philosophy).

  Perubahan itu terutama mencolok di kawasan berbahasa Inggris, khususnya United Kingdom dan Amerika Serikat. “Bahasa Moral” ungkapan k k k b k d b k k l ‐ungkapan kita tentang baik dan buruk. Etika mulai meminati masalah ‐masalah etis yang konkret. Dilihat secara retrospektif, dapat kita katakan bahwa perubahan ini disebabkan karena beberapa faktor yang pada waktu itu timbul serempak.

  • • Perkembangan pesat di bidang ilmu dan teknologi menimbulkan banyak

  persoalan etis yang besar. Kedua, “Iklim Moral”. Di Amerika Serikat pada waktu itu berlangsung puncak perjuangan civil right (hak ‐hak warga negara). “Revolusi” semua gejala ini menunjukkan bahwa etika terapan g ) g j j p dilahirkan ditengah suasana yang jelas ditandai kepedulian etis yang luas dan mendalam. Isniar  Budiarti,SE.,M.Si   Sekretaris Eksekutif y Etika terapan merupakan suatu istilah baru, namun sama sekali bukan p p , hal baru dalam sejarah filsafat moral. Sejak Plato dan Aris Toteles sudah ditekankan y

bahwa etika merupakan filsafat praktis, artinya filsafat yang ingin p p , y y g g

memberikan penyuluhan kepada tingkah laku manusia dengan memperhatikan apa yang harus kita lakukan. y p

  Pada awal zaman modern muncul etika khusus (ethica specialis) yang ( ) y g membahas masalah etis tentang sesuatu bidang tertentu seperti keluarga dan negara.

y Istilah “etika khusus” sekarang masih dipakai dalam arti yang g p y g

sebenarnya sama dengan “etika terapan”. Utilitarismenya membaharui kehidupan masyarakat, khususnya hukum. y

  Moral – khususnya dalam bentuk etika terapan – mengalami suatu y p g masa kejayaan. Terdapat suatu banjir publikasi tentang etika terapan yang tidak pernah dapat diduga beberapa dekade yang lalu y

Pentingnya etika terapan sekarang ini tampak juga P i ik k i i k j

masalah ‐masalah yang berimplikasi moral. Aturan hukum tentang suatu masalah baru atau mengubah ketentuan g g hukum yang sedang berlaku. y

  Persiapan yang biasa ditempuh adalah membentuk sebuah komisi yang akan mempelajari masalahnya dan memberi komisi yang akan mempelajari masalahnya dan memberi advis yang beralasan. y

  Pengaruh timbal balik antara etika teoritis dan etika g terapan. Etika terapan sangat membutuhkan bantuan dari teori etika. y y

  Etika Terapan mempergunakan prinsip Etik T k i i ‐prinsip dan teori i i d t i moral yang diharapkan sudah mempunyai dasar kukuh.

  Beberapa Bidang Garapan bagi Etika Terapan

y Etika terapan dapat menyoroti suatu profesi atau suatu masalah.

  Sebagai contoh tentang etika terapan profesi dapat disebut: etika

kedokteran, etika politik, etika bisnis dan sebagainya. Etika terapan , p , g y p

dan penggunaan senjata nuklir, pencemaran lingkungan, ras, agama, jenis kelamin dan lain ‐lain. Etika terapan dalam masyarakat modern sekarang ini disibukan dengan banyak persoalan yang penting dan mendesak. mendesak y

  Cababng ‐cabang etika terapan pd zaman kita sekarang, empat cabang berikut ini, dua diantaranya menyangkut profesi dan dua lagi berikut ini dua diantaranya menyangkut profesi dan dua lagi mengenai masalah: etika kedokteran, etika bisnis, etika perang dan damai (termasuk di dalamanya masalah persenjataan nuklir) dan etika lingkungan hidup. Bahwa etika kedokteran sekarang sering dimengerti

d dengan cara lebih luas dari pada pembahasan pekerjaan dokter saja, l bih l d i d b h k j d k j

sehingga mencangkup masalah etis yang berkaitan dengan kehidupa n. nama –nama baru untuk cabang ‐cabang etika terapan tersebut,

  • seperti seperti “etika biomedis”dan “biotika”keempat macam etika etika biomedis dan biotika keempat macam etika terapan yang disebut tadi sekarag menarik begitu banyak perhatian, karena dibidang ‐bidag ini berlangsung perkembangan yang paling pesat, sehingga terutama disitu kita k b li t hi t t di it kit berhadapan dengan persoalan ‐persoalan etis yang perlu segera ditangani dan dicarikan pemecahanya. Cara lain untuk membagiakan etika terapan adalah • membedakan antara makroetika dan mikroetika. Ma oet a Makroetika membahas masalah e ba as asa a as a o a pada se a a besa , ‐maslah moral pada sekala besar,
  • artinya masalah ‐masalah ini menyangkut suatu bangsa seluruhnya atau bahkan seluruh umat manusia.

  Ekonomi dan keadilan (misalnya, utang Ekonomi dan keadilan (misalnya utang utang negara selatan ‐utang negara selatan terhadap negara ‐negara utara), lingkungan hidup, dan alokasi sarana pelayanan kesehatan dapat dikemukakan sebagai contoh masalah‐masalah makroetis. masalah masalah makroetis

  Mikroetika membicarakan pertanyaan –pertanyaan etis di mana

  • individu terlibat, seperti kewajiba dokter terhadap pasienya atau indi idu terlibat seperti ke ajiba dokter terhadap pasien a atau kewajiban dokter terhadap pasienya atau kewajiban pengacara terhadap klienya (misalnya, kewajiban mengatakan yang benar, kewajiban menyimpan rahasia jabatan, dan sebagainya. kewajiban menyimpan rahasia jabatan dan sebagainya kadang ‐kadang diantara makroetika dan mikroetika disisipkan
  • lagi jenis etika terapan yang ketiga, yaitu mesoetika (awalan meso berarti madya).kalau begitu mesoetika menyroti maslah meso ‐berarti madya) kalau begitu mesoetika menyroti maslah‐ masalah etis yang berkaitan dengan suatu kelompok atau profesi, misalnya, kelompok ilmuawan, profesi wartawan, dan sebagainya. g y pembagian etika terapan kedalam etika individual dan etika
  • sosial. Etika individual membahas kewajiban manusia terhadap

  dirinya sendiri, sedangkan etika sosial memandang kewajiban y , g g j manusia sebagai anggota masyarakat. Kesulitan tentang pembagian ini adalah bahwa manusia perorangan pun merupakan anggota masyarakat.

  Etika Terapan dan Pendekatan Multidisipliner Salah satu ciri khas etika terapan sekarang ini adalah kerjasama • erat antara etika dan ilmu ‐ilmu lain. Etika terapan tidak bisa dijalankan dengan baik tanpa kerjasama itu, suatu pendekatan j g p j p yang melibatkan berbagai ilmu sekaligus. Pendekatan multidisipliner adalah usaha pembahasan tenteng • tema yang sama oleh berbagai ilmu. Sedangkan pendekatan interdisipliner adalah kerjasama antara beberapa ilmu tentang interdisipliner adalah kerjasama antara beberapa ilmu tentang tema yang sama dengan maksud mencapai suatu pandangan tepadu. Pendekatan interdisipliner dijalankan Pendekatan interdisipliner dijalankan dengan cara lintas dengan cara lintas

  • disiplin. Pendekatan interdisipliner seperti ini jarang ditemukan dan biasanya hanya berperan sebagai ideal. Pendekatan multidisipliner kerap kali adalah usaha yang lebih
  • realistis dan sesungguhnya sudah cukup sulit untuk dijalankan. li i d h d h k li k dij l k

    Contoh usaha multidisipliner, dimana beberapa ahli etika berhasil memberikan kontribusi yang berarti.

  Metode Etika Terapan Etika terapan memiliki 4 unsur yang dengan salah satu cara selalu Etik t iliki d l h t l l

  • berperan dalam etika terapan, betapapun besarnya variasi yang dapat ditemui. Metode etika terapan dalam hal ini sejalan dengan proses terbentuknya Metode etika terapan dalam hal ini sejalan dengan proses terbentuknya
  • pertimbangan moral pada umumnya. Empat unsur yang dimaksudkan disini adalah:

  1.  Sikap Awal p

Kita  mulai dengan mengambil suatu sikap tertentu terhadap masalah

yang  bersangkutan. Sikap awal ini terbentuk karena bermacam‐ macam faktor yang  memainkan peranan dalam hidup seorang manusia: i  pendidikan, kebudayaan, agama, pengalaman pribadi, media    didik  k b d     l ib di   di   massa,  watak seseorang, dan banyak hal lain lagi.

  2.  Informasi Sikap awal yang Sikap awal yang  pro atau kontra itu sebenarnya masih sangat  pro atau kontra itu sebenarnya masih sangat emosional atau sekurang ‐kurangnya dikuasai oleh faktor subjektif yang  tidak sesuai dengan kenyataan objektif. Melalui informasi kita dapat mengetahui bagaimana keadaan objektif itu. p g g j

  3 3.

   Norma‐norma Moral Unsur berikut dalam metode etika terapan adalah norma ‐ norma moral  yang relevan untuk topik atau bidang bersangkutan. g  Penerapan norma‐norma moral ini p merupakan unsur terpenting dalam metode etika terapan.   Pembentukan penilaian moral  sering dimulai oleh satu

kelompok kecil bisa partai politik atau lembaga swadaya

   memperjuangkan suatu pandangan etis  memperjuangkan suatu pandangan etis masyarakat yang masyarakat yang tertentu.

  4.

   Logika E ik Etika terapan harus bersifat logis. h b if l i  Logika dapat  L ik d memperlihatkan bagaimana dalam suatu argumentasi

tentang masalah moral  perkaitan kesimpulan etis dengan

premis premis ‐premisnya dan juga apakah penyimpulan itu tahan ‐premisnya dan juga apakah penyimpulan itu tahan uji,  jika diperiksa secara kritis menurut aturan‐aturan

logika.  Logika dapat menunjukkan kesalahan‐kesalahan

p penalaran dan klasifikasi yang y g  dipakai dalam argumentasi. p g

  KESIMPULAN Etika terapan merupakan suatu istilah baru. Etika terapan Etika terapan merupakan suatu istilah baru Etika terapan • banyak digunakan untuk menyelesaikan berbagai macam masalah moral yang menyangkut berbagai ilmu. Etika terapan juga dapat menyoroti suatu profesi atau Etika terapan juga dapat menyoroti suatu profesi atau • suatu masalah. Salah satu ciri khas etika terapan sekarang

ini adalah kerjasama erat antara etika dan ilmu ‐ilmu lain.

Etika terapan tidak bisa dijalankan dengan baik tanpa p j g p • kerjasama itu, suatu pendekatan yang melibatkan berbagai ilmu sekaligus. Pentingnya etika terapan sekarang ini tampak juga masalah ‐masalah yang berimplikasi moral.

  

Aturan At hukum h k t tentang t suatu t masalah l h b baru atau t

mengubah ketentuan hukum yang sedang berlaku.

  DAFTAR PUSTAKA

K.  Bertens, Filsafat Barat Abad XX, jilid I (Inggris‐Jerman),  l f b d l d ( )

  • Jakarata,  Gramedia, 1984 K.  Bertens, Filsafat Barat Abad XX, jilid II (Inggris‐Jerman), 
  • Jakarata, J k  Gramedia, 1985  G di   8

  DAFTAR PUSTAKA y

  K.  Bertens, Filsafat Barat Abad XX, jilid I (Inggris‐ J Jerman), ) di  Jakarata, Gramedia, 1984  J k  G   y

  K.  Bertens, Filsafat Barat Abad XX, jilid II (Inggris‐ Jerman), Jerman)  Jakarata, Gramedia, 1985  Jakarata  Gramedia  1985

  €

  Filusuf berpendapat bahwa selalu ada hubungan timbal balik antara hak dan kewajiban.

  € €

  Pandangan yang disebut ”teori korelasi” itu terutama Pandangan yang disebut ”teori korelasi” itu terutama dianut oleh pengikut utilitarisme.

  €

  Menurut pengikut utilitarisme, setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang lain, dan seseorang berkaitan dengan hak orang lain dan sebaliknya setiap hak seseorang berkaitan dengan kewajiban orang lain untuk memenuhi hak tersebut.

  € €

  Mereka berpendapat bahwa kita baru dapat berbicara Me eka be e da at bah a kita ba da at be bica a tentang hal dalam arti sesungguhnya, jika ada korelasinya. Hak yang tidak ada kewajibannya tidak pantas disebut ”hak”. t di b t ”h k”

  1. Hakikat Hak € € Hak merupakan klaim yang dibuat oleh orang Hak merupakan klaim yang dibuat oleh orang atau sekelompok terhadap yang lain atau terhadap masyarakat. terhadap masyarakat.

  € Orang yang mempunyai hak bisa menuntut ( dan bukan saja mengharapkan atau menganjurkan ) bahwa orang lain akan memenuhi dan menghormati hak itu.

  € € Hak adalah klaim yang sah atau klaim yang H k d l h kl i h t kl i dapat dibenarkan.

  € Perbedaan hak legal dan hak moral :

  €

  Hak legal adalah hak yang didasarkan atas hukum g y g dalam salah satu bentuk.

  €

  Hak-hak legal berasal dari undang-undang, peraturan hukum atau dokumen legal lainnya. Kalau hak legal berfungsi dalam sistem hukum, berfungsi dalam sistem hukum

  €

  Hak moral berfungsi dalam sistem moral. Hak moral didasarkan atas prinsip atau peraturan etis saja.

  € €

  Sebagaimana hukum dan etika perlu dibedakan, Sebagaimana hukum dan etika perlu dibedakan, demikian halnya juga dengan hak legal dan hak moral.

  €

  Hak moral belum tentu merupakan hak legal. Memang benar, banyak hak moral menjadi hak legal.

  €

  Contoh : janji yang diadakan secara pribadi oleh dua teman, tidak menampilkan hak legal dan hanya terbatas pada hak moral saja.

  €

  Hak Khusus dan Hak Umum 1. Hak khusus timbul dalam suatu relasi khusus antara beberapa manusia atau karena fungsi khusus yang beberapa manusia atau karena fungsi khusus yang dimiliki satu orang terhadap orang lain. Jadi, hak ini hanya dimiliki oleh satu atau beberapa manusia.

  2 2.

  Hak umum dimiliki manusia bukan karena hubungan Hak umum dimiliki manusia bukan karena hubungan atau fungsi tertentu, melainkan semata-mata karena ia manusia. Hak ini dimiliki oleh semua manusia tanpa kecuali. Dalam bahasa Inggris hak umum ini disebut kec ali Dala baha a I i hak i i di eb t

  natural right atau juga human right. Dalam bahasa

  Indonesia kita sudah biasa dengan istilah hak asasi

  manusia”. i ”

  € Hak Positif dan Hak Negatif g 1.

  Suatu hak bersifat positif, seseorang berhak berbuat sesuatu untuk orang lain.

  Anak kecil yang jatuh dalam kolam air y g j berhak untuk diselamatkan dan orang lain harus membantunya, jika kebetulan menyaksikan kejadian itu. menyaksikan kejadian itu.

  € Secara umum bisa dikatakan, semua orang yang terancam bahaya maut mempunyai kewajiban kewajiban untuk untuk membantu membantu dan dan menyelamatkan mereka.

  € Contoh hak positif lainnya adalah hak atas makanan, pendidikan, pelayanan kesehatan, makanan pendidikan pelayanan kesehatan pekerjaan yang layak dan seterusnya.

2. Suatu hak bersifat negatif, bebas untuk S t h k b if t tif b b t k

  melakukan sesuatu atau memiliki sesuatu, dalam arti : orang lain tidak t d l ti l i tid k boleh menghindarinya untuk melakukan atau memiliki hal itu. l k k t iliki h l it

  € Hak negatif itu sepadan dengan k kewajiban orang jib lain l i untuk t k tidak tid k menghindari seseorang dalam melaksanakan atau memiliki apa yang l k k t iliki menjadi hak orang lain.

  1. Hak negatif aktif adalah hak untuk berbuat seperti

  orang kehendaki. g Orang lain tidak boleh menghandarinya untuk melakukan sesuatu.

  €

  misalnya, saya mempunyai hak untuk pergi kemana saja saya mau atau mengatakan apa yang saya saja saya mau atau mengatakan apa yang saya inginkan. Hak-hak aktif ini bisa disebut hak kebebasan.

  2.

  2 Hak Hak negatif negatif pasif pasif adalah adalah hak hak untuk untuk tidak tidak diperlakukan orang lain dengan cara tertentu. €

  Misalnya, saya mempunyai hak bahwa orang lain tidak campur dalam urusan pribadi saya, bahwa rahasia saya tidak dibongkar bahwa nama baik saya tidak dicemarkan, bahwa keutuhan tubuh saya tidak diganggu,dan seterusnya.

  €

  Hak-hak pasif ini disebut hak keamanan. p Sebagaimana akan kita lihat lagi, konflik yang bisa timbul antara hak-hak sering kali berlangsung antara hak kebebasan satu orang dan hak keamanan orang lain. l i

  Hak Individual dan Hak Sosial

  1 1.

  Pembagian dalam hak individual dan hak sosial sering Pembagian dalam hak individual dan hak sosial sering dikemukakan dalam hubungan dengan Deklerasi

  Universal tentang hak-hak Asasi Manusia yang

  diproklamasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa p g g pada tahun 1948.

  €

  Disini dengan jelas tampak dua macam hak. Pertama- pertama ada hak yang dimiliki individu-individu terhadap negara. t h d

  €

  Negara tidak boleh menghindari atau menganggu g g g gg individu dalam mewujudkan hak-hak ini, seperti hak mengikuti hati nurani, hak beragama, hak berserikat, hak mengemukakan pendapat. hak mengemukakan pendapat

2. Individu itu bebas mengikuti hati nurani dan

  mewujudkan hak-hak lainnya. Perlu dicatat lagi bahwa hak-hak individual ini semua termasuk yang tadi kita sebut hak-hak negatif.

  €

  Di sini filsuf Inggris abad ke-19, John Stuart Mill (1806- 1873), mengemukakan perbedaan yang pantas diperhatikan. Ia membedakan antara duties of perfect diperhatikan Ia membedakan antara duties of perfect

  obligation 1. duties of imperfect obligation : ”kewajiban sempurna”

  dan ”kewajiban tidak sempurna”. dan ”kewajiban tidak sempurna”

  €

  Kewajiban sempurna selalu terkait dengan hak orang lain, sedangkan kewajiban tidak tidak sempurna tidak terkait dengan hak orang lain. te kait de a hak o a lai

  €

  Kewajiban sempurna, demikian pendapat Mill, didasarkan atas keadilan. Orang mempunyai k kewajiban ini, jika orang lain boleh menuntut agar jib i i jik l i b l h t t sesuatu diberikan kepadanya atau dilakukan baginya.

  Hal itu paling jelas dalam kasus hak-hak khusus.

  €

  Jika kita mendekati masalah hubungan hak dan kewajiban dari sudut hak, maka harus dikatakan juga bahwa korelasi hak dengan kewajiban paling jelas bahwa korelasi hak dengan kewajiban paling jelas dalam kasus hak-hak khusus.

  €

  Setiap kali saya mempunyai hak terhadap seseorang, maka orang itu mempunyai kewjiban terhdap saya. maka orang itu mempunyai kewjiban terhdap saya

  €

  Di luar kasus hak-hak khusus ini sering ada juga hubungan timbal balik antara hak dan kewajiban, tapi tidak selalu. tidak selalu

  €

  Filsuf menarik kesimpulan bahwa hak-hak sosial seperti itu hanya merumuskan cita-cita atau ideal yang berlaku dalam masyarakat dan tidak merupakan hak berlaku dalam masyarakat dan tidak merupakan hak dalam arti yang sesungguhnya. Dan memang benar, hak-hak ini tidak sesuai dengan kewajiban orang yang tertentu tertentu

  € Pertanyaan lain menyangkut hak dan kewajiban terhadap diri kita sendiri. Kiranya sudah jelas bahwa kita tidak mempunyai hak

terhadap diri kita sendiri. Pengertian ”hak” selalu mengandung

h b hubungan dengan orang lain, entah orang yang tertentu entah d l i t h t t t t h

masyarakat luas pada umumnya. Mustahil berbicara tentang hak

yang saya

  €

  10 € € punya terhadap diri saya sendiri. Tinggal pertanyaan apakah t h d di i di i Ti l t k h saya mempunyai kewajiban terhadap diri saya sendiri. Ada cukup

banyak filsuf yang menganggap cara berbicara ini pun mustahil

saja. Menurut mereka, dalam kewajiban juga selalu terlibat dua

pihak. Tapi kami tidak menolak kemungkinan adanya kewajiban pihak Tapi kami tidak menolak kem ngkinan adan a ke ajiban

terhadap diri kita sendiri. Kita wajib untuk mempertahankan kehidupan kita, umpamanya, atau memperkembangkan bakat kita. Orang yang membunuh diri, melanggar kewajiban terhadap

dirinya sendiri. Demikian juga orang yang menyia-yiakan bakat dirinya sendiri Demikian juga orang yang menyia yiakan bakat

yang dimilikinya, karena lebih suka hidup bermalas-malasan.

  

UJIAN UJIAN UJIAN

 

UJIAN

 

  

TENGAH TENGAH

SEMESTER SEMESTER SEMESTER SEMESTER

PENERAPAN PENERAPAN ETIKET ETIKET

  A. ETIKET A ETIKET BERTELEPON  BERTELEPON  . . . PERSIAPAN 1.

  1. Tekan nomor telepon yang tepat  Tekan nomor telepon yang tepat

  2.

   Waktu menghubungi yang tepat 3.  Lama pembicaraan 4.

  4 Siapkan alat  Siapkan alat alat pendukung ‐alat pendukung

  5.

   Kuasai masalah yang di bicarakan PELAKSANAAN . . .

  1. Salam diawal dan diakhir

  

2. Menyebutkan nama dengan terang

  3. Merendahkan suara

  4. Sopan santun p

  5. Tidak berbelit-belit

  

6. Gunakan bahasa yang dimengerti

  Perhatikan . . .

  1. Jangan merekam pembicaraan tanpa ijin

  2. Jangan mencuri dengan telepon

  

3. Sampaikan dengan santun bila suara terdengar terputus-

putus/tidak jelas

  4. Tidak memotong percakapan

  

B. ETIKA MELAYANI TAMU KANTOR

  A. ETIKA MELAYANI TAMU KANTOR

  a. Siap Selalu siap menerima tamu selama ia berada diruang kerjany. Bila sedang

sibuk mengerjakan sesuatu, tundalah sebentar, sambutlah tamu, tanyakan

maksudnya.

  b. Ramah dan Sopan b R h d S Menunjukan sikap ramah yang wajar, senyum dan siap membantu akan memberikan kesan baik bagi sekretaris itu sendiri maupun citra perusahaan.

  c. Bijaksana Mampu bersikap bijaksana dalam melayani tamu, baikdalam memberikan Mampu bersikap bijaksana dalam melayani tamu baikdalam memberikan informasi yang dibutuhkan tamu.