Perancangan Program Film Dokumenter Pada Stasiun Televisi RTTL (Rádio Televisão De Timor Leste)

(1)

(2)

 

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN PROGRAM FILM DOKUMENTER

PADA STASIUN TELEVISI RTTL

(RADIO TELEVISÃO DE TIMOR LESTE)

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2011-2012

Oleh:

Jennier Natalia Fatima Galucho Trindade 51906226

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

(4)

Abstrak

PERANCANGAN PROGRAM FILM DOKUMENTER PADA STASIUN TELEVISI RTTL

(RÁDIO TELEVISÃO DE TIMOR LESTE)

Oleh :

Jennier Natalia Fatima Galucho Trindade 51906226

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Media informasi merupakan suatu yang sangat terpenting masa sekarang. Semakin banyak media-media informasi yang ditawarkan maka semakin informasi itu menjadi teraktual dan terkini. Televisi merupakan media yang paling digunakan oleh manusia untuk mendapatkan informasi seputar tanah air maupun berita dunia. Karena telivisi mampu menunjukan peristiwa yang terjadi di suatu negara bahkan benua lainya. Sebagai sebuah negara yang baru akan mulai berkembang tentunya pada bidang informasi khususnya pada media informasi berkembang tergantung pada sumber daya manusia yang berkompeten di bidang tersebut.

RTTL adalah satu-satunya stasiun pemerintah di Timor Leste yang setiap harinya menyuguhkan informasi berita seputar tanah air. Namun dengan minimnya sumber daya manusia, RTTL kurangan akan program hiburan yang disuguhkan kepada masyarakat. Berdasarkan masalah yang ditemui dilapangan maka merancang sebuah program hiburan dan edukatif baru yang bisa dinikmati oleh masyarakat. Program baru adalah sebuah film dokumenter yang mengangkat setiap budaya dan wisata dari suatu daerah tertentu, sehingga masyarakat bisa mengetahui informasi suatu budaya dari daerah lain.

Kata Kunci : Film dokumenter, Stasiun Televisi RTTL.

           


(5)

Abstract

DOCUMENTARY FILM PROGRAM DESIGN OF RTTL TELEVISION STATION

(RÁDIO TELEVISÃO DE TIMOR LESTE) By :

Jennier Natalia Fatima Galucho Trindade 51906226

Study Programme Visual Communication Design  

Media information is a very important right now. More and more media information that offered, the more information that became actual and current. Television is the medium most used by humans to obtain information about the home and the world news. Because television is able to show events taking place in a country and even other continents. As a country that will begin to develop a new course in the field of information media, especially in developing information depends on human resources who are competent on that field.

RTTL is the only government station television in the Timor Leste that every day presents information and news about the homeland. But  with  the  lack  of  human  resources,  RTTL  was  a  shortage  the  entertainment  program  to  presented  to  the  public.  Based  on  the  problems  encountered  in  the  field  is  to  design  a  new  educational  programs  and  entertainment  that  can  be  enjoyed  by  the  community.  The new program is a documentary that lifts every culture and tourism of a certain  area, so the public can find out information to a culture of other regions.

Keywords: Documentary film, rttl television station. .

             


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan laporan tugas akhir dengan judul PERANCANGAN PROGRAM FILM DOKUMENTER PADA STASIUN TELEVISI RTTL (RÁDIO TELEVISÃO DE TIMOR LESTE) dengan baik.

Penulis menyadari bahwa, laporan ini tidak akan terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak, secara moril ataupun materil. Untuk itu, penulis menyampaikan rasa sangat berterima kasih kepada semua pihak yang turut membantu.

Namun dalam pembuatan laporan ini penulis sangat menyadari bahwa masih memiliki banyak kekurangan, maka dari itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Atas perhatiannya penulis ucapkan limpah terima kasih.

Bandung, 7 Juli 2012


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar BelakangMasalah ... 1

I.2. Identifikasi Masalah ... 3

I.3. Fokus Permasalahan ... 4

I.4. Tujuan Perancangan ... 4

BAB II PERANCANGAN PROGRAM FILM DOKUMENTER PADA STASIUN TELEVISI RTTL II.1. Program Siaran ... 5

II.1.1 Pengertian Program Siaran ... 5

II.1.2 Departemen Program Siaran ... 7

II.1.3 Manajer Program Siaran ... 8

II.1.4 Karakteristik Program Siaran ... 14

II.1.5 Jenis Program Siaran ... 15

II.2. StasiunTelevisi ... 24

II.3. Timor Leste ... 26

II.4. Televisi RTTL.EP (RadioTelivisão de Timor Leste. Empresa Publica) ... 27

II.5. Visi & Misi ... 28

II.6. Jam Tayang Pada Stasiun Televisi RTTL ... ….29

II.7. Program Televisi Film Dokumenter ... 30

II.7.1 Pengertian Film ... 30

II.7.2 Pengertian Film Dokumenter ... 30

II.7.3 Unsur Pembuatan Film ... 31


(8)

II.8. Segmentasi ... 33

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1. Strategi Perancangan ... 34

III.1.1 Tujuan Komunikasi ... 34

III.1.2 Pendekatan Visual ... 34

III.1.3 Pendekatan Verbal ... 35

III.1.4 Strategi Kreatif ... 35

III.1.5 Strategi Media ... 38

III.2. Konsep Visual ... 38

III.2.1 Tata Suara ... 39

III.2.2 Musik ... 39

III.2.3 Teknik Pengambilan Gambar ... 39

III.2.4 Layout ... 40

III.2.5 Huruf ... 40

III.2.6 Ilustrasi ... 41

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1. Teknis Produksi ... 42

IV.2 Film Dokumenter ... 42

IV.2.1 Pra Produksi ... 42

IV.2.2 Produksi ... 43

IV.2.3 Pasca Produksi ... 43

IV.2.4 Hardware ... 43

IV.2.5 Software ... 43

IV.3 Media Utama ... 44

IV.3.1 Film Dokumenter ... 44

IV.4 Media Pendukung ... 45

IV.4.1 Poster ... 45

IV.4.2 X-Banner ... 46

IV.4.3 Flyer ... 47

IV.4.4 Media Elektronik ... 48


(9)

DAFTAR PUSTAKA ... 51 LAMPIRAN                                                                            


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kantor RTTL Timor Leste………...32

Gambar 4.3.1 Screenshoot video film dokumenter………44

Gambar 4.4.1 Poster………...45

Gambar 4.4.2 X-Banner……….……….46

Gambar 4.4.3 Flyer………..…………...47

Gambar 4.4.4 Screenshoot iklan film dokumenter………..…………...48

Gambar 4.4.5.1 Cover luar………49

Gambar 4.4.5.2 Cover dalam……….……....49

Gambar 4.4.5.3 Label DVD……….………..50

                                                                   


(11)

                 

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel jenis program berita………...20 Tabel 2.1 Tabel jam tayang RTTL……….…...30


(12)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar BelakangMasalah ... 1

I.2. Identifikasi Masalah ... 3

I.3. Fokus Permasalahan ... 4

I.4. Tujuan Perancangan ... 4

BAB II PERANCANGAN PROGRAM FILM DOKUMENTER PADA STASIUN TELEVISI RTTL II.1. Program Siaran ... 5

II.1.1 Pengertian Program Siaran ... 5

II.1.2 Departemen Program Siaran ... 7

II.1.3 Manajer Program Siaran ... 8

II.1.4 Karakteristik Program Siaran ... 14

II.1.5 Jenis Program Siaran ... 15

II.2. StasiunTelevisi ... 24

II.3. Timor Leste ... 26

II.4. Televisi RTTL.EP (RadioTelivisão de Timor Leste. Empresa Publica) ... 27

II.5. Visi & Misi ... 28

II.6. Jam Tayang Pada Stasiun Televisi RTTL ... ….29

II.7. Program Televisi Film Dokumenter ... 30

II.7.1 Pengertian Film ... 30

II.7.2 Pengertian Film Dokumenter ... 30


(13)

II.7.4 Tahapan Pembuatan Film Dokumenter ... 32

II.8. Segmentasi ... 33

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1. Strategi Perancangan ... 34

III.1.1 Tujuan Komunikasi ... 34

III.1.2 Pendekatan Visual ... 34

III.1.3 Pendekatan Verbal ... 35

III.1.4 Strategi Kreatif ... 35

III.1.5 Strategi Media ... 38

III.2. Konsep Visual ... 38

III.2.1 Tata Suara ... 39

III.2.2 Musik ... 39

III.2.3 Teknik Pengambilan Gambar ... 39

III.2.4 Layout ... 40

III.2.5 Huruf ... 40

III.2.6 Ilustrasi ... 41

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1. Teknis Produksi ... 42

IV.2 Film Dokumenter ... 42

IV.2.1 Pra Produksi ... 42

IV.2.2 Produksi ... 43

IV.2.3 Pasca Produksi ... 43

IV.2.4 Hardware ... 43

IV.2.5 Software ... 43

IV.3 Media Utama ... 44

IV.3.1 Film Dokumenter ... 44

IV.4 Media Pendukung ... 45

IV.4.1 Poster ... 45


(14)

IV.4.3 Flyer ... 47

IV.4.4 Media Elektronik ... 48

IV.4.5 Cover DVD ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 51 LAMPIRAN


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di zaman era globalisasi ini informasi begitu mudah didapatkan dan menjadi sesuatu yang penting untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Semakin banyaknya media-media informasi yang ditawarkan semakin informasi itu menjadi yang teraktual.

Media informasi (media masa) pertama kali ditunjukan oleh surat kabar (1769-1821) dimana pada waktu itu pengaruh surat kabar dalam membentuk opini publik di masyarakat sangat kuat. Kemudian pada tahun 1920 munculah media informasi yang berupa radio siaran yang berfungsi sebagai sarana penyebaran informasi, pendidikan, hiburan maupun periklanan. Dan pada tahun 1945 untuk pertama kalinya televisi hadir bersamaan dengan sidang pertama PBB di New York, Amerika. Televisi adalah media elektronik yang audio visual, sehingga dapat menunjukan gambar yang hidup lengkap dengan suaranya, melebihi radio yang audio saja, dan melebihi surat kabar yang hanya menunjukan huruf dan gambar. Televisi mampu menunjukan peristiwa yang terjadi disuatu negara bahkan benua yang lainnya.

Pada bidang informasi di Timor-Leste, RTTL (Telivisao de Timor Leste) merupakan salah satu stasiun siaran televisi yang ada di Dili dan juga satunya-satunya stasiun televisi milik negara, yang mengudara tepatnya pada tanggal 1 Januari 2002. Dengan program yaitu

Telejornal (Seputar Timor Leste), jam 17.00 sore.

Telejornal Português (Seputar Timor Leste Bahasa Portugis), jam 18.00 petang.

Informasi seputar berita tanah air yang disiarkan banyak mendapat peminat konsumen yang menonton, baik dari orang tua, muda, maupun yang kecil. Karena


(16)

masyarakat juga sadar akan pentingnya informasi seputar tanah air yang terkini dan akurat. Meskipun setelah program berita selesai rata- rata orang menganti channel ke stasiun televisi luar yang lebih menyuguhkan banyak pilihan program hiburan atau program karya artistik seperti drama sinetron, musik, quiz, informasi flora dan fauna dan masih banyak lainnya.

Masyarakat tentunya sangat membutuhkan sebuah tayangan hiburan walaupun regulasinya RTTL secara legal adalah stasiun milik pemerintah, sehingga lebih difokuskan kepada berita, namun jika 45 % adalah berita maka yang sisa presentasi lainya sebisanya diisi dengan program edukasi dan entertainment.

RTTL yang merupakan satu-satunya stasiun televisi yang terjangkau di seluruh kabupaten di Timor Leste, RTTL masih hanya bisa memberikan informasi berita dengan segala keterbatasan dan kurangnya sumber daya manusia yang berkompeten dibidangnya tersebut. Sehingga ketika setelah program berita selesai RTTL mengganti frekuensi pada RTP (Radio Televisaõ de Portugal). RTTL telah bekerja sama dengan RTP sejak tahun 2002. Dengan hanya mengisi 7 jam tayang per hari, yaitu program berita dan acara talk show bertemakan politik, jadi masyarakat sangat secara tidak langsung dituntut juga untuk menonton.

Dengan menyatakan untuk indenpendens dan menjadi sebuah negara yang berdiri sendiri pada tahun 1999, tepatnya 11 tahun lalu, Timor Leste tentunya masih dini dalam perkembangan teknologi dan informasi walaupun tidak semua bidang tentunya. Salah satunya adalah masalah yang sangat dasar yaitu sumber daya manusia yang minim, sehingga belum bisa dalam penyediaan program- program yang berkualitas, pengkonsepan dan pengeksekusian suatu siaran program tertentu yang mudah dipahami oleh audien dan profesional penyiaran.

Stasiun televisi tiap harinya harus menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja yang bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu


(17)

menarik dan disukai audien, sehingga audien menjadi terhibur, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku.

Menentukan suatu program yang akan ditayangkan pada suatu stasiun televisi tidaklah mudah, maka panayangan program yang baik sangat ditentukan oleh bagaimana menata atau menyusun berbagai program yang akan ditayangkan juga mempunyai ide dan gagasan konsep yang baik sehingga berkualitas dan betul-betul dapat memenuhi kebutuhan publik.

Disamping itu dalam pencapaian pemberian dan penyuguhan program yang baik juga erat kaitannya akan pola dasar yang diaktualisasikan pada stasiun televisi tersebut, yaitu pola operasional yang akan ditentukan program-program apa yang akan ditayangkan baik dari program sendiri maupun pembelian program dari produksi luar negeri, dimana bisa memberikan kualitas dari segi informasi, maupun dari segi kualitas visualisasinya.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, serta untuk memberikan batasan masalah terhadap permasalahan serta perlu lebih mengkaji lebih mendalam tentang siaran stasiun RTTL (televisao de Timor-Leste), berikut beberapa identifikasinya

• Kurangnya sumber daya manusia (SDM) dalam menghasilkan siaran – siaran program yang berkualitas

• Pola dasar yang belum sepenuhnya teraktualisasi • Kurangnya siaran program edukasi dan hiburan

• kurangnya ketersediaan anggaran dalam membeli program yang berkualitas dari luar terlepas dari belum adanya program dari RTTL tersebut

• Mengisi jam tayang 7 jam per hari setelah itu siaran RTTL di alihakan pada stasiun televisi RTP (Radio Televisaõ de Portugal)

• Kurangnya alat- alat dalam bidang teknisi yang belum mempunyai kualitas yang baik.


(18)

1.3 Fokus Permasalahan

Fokus permasalah yang akan dibahas dan dikaji, yaitu sebagai berikut ;

Minimnya program edukasi dan hiburan membuat masyarakat Timor Leste pada umumnya hanya bisa menyaksikan program berita-berita seputar dalam negeri. Sebagai sebuah bangsa yang mempunyai banyak akan kekayaan budaya maupun tempat-tempat wisata, maka sebaiknya masyarakat diberikan suguhan program yang baru. Dan bagaimana program tersebut bisa memberikan pengetahuan bagi masyarakatnya sendiri yang bersifat edukasi dan hiburan.

1.4 Tujuan Perancangan

Perancangan sebuah program baru untuk masyarakat Timor Leste menjadi solusi yang yang dipilih dan mempunyai tujuan yaitu agar masyarakat bisa mendapatkan hiburan dari telivisi dalam negeri sendiri, sehingga program yang akan dirancang bersifat edukasi dan hiburan ini bisa memberikan informasi kepada masyarakat mengenai budaya, potensi alam dari seputar tanah air yang Timor Leste miliki.

     


(19)

BAB II

PERANCANGAN PROGRAM FILM DOKUMENTER PADA STASIUN TELEVISI RTTL

(RÁDIO TELEVISÃO DE TIMOR LESTE) 2.1 Program Siaran

2.1.1 Pengertian Program Siaran

Kata “program” berasal dari bahasa Inggris programme atau program

yang berarti acara atau rencana. Undang – undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia dari pada kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Dengan demikian, program memiliki pengertian yang sangat luas. (Morrisan, 2008).

Program siaran dapat didefinisikan sebagai satu bagian atau segmen dari isi siaran radio ataupun televisi secara keseluruhan. Sehingga memberikan pengertian bahwa, dalam siaran keseluruhan terdapat beberapa program yang diudarakan. Atau dapat dikatakan bahwa, siaran keseluruhan satu stasiun keseluruhan satu stasiun penyiaran tersusun dari beberapa program siaran.

Masing- masing program siaran ini menempati slot waktu tertentu dengan durasi

tertentu yang biasanya tergantung dari jenis programnya, apakah jenis hiburan,

informasi iptek, dan berita. Slot waktu masing-masing program ini dirancang

sesuai dengan tema program itu (programming), sehingga menjadi satu jadwal

siaran tiap harinya. Pada stasiun tertentu, jadwal program ini telah dirancang dalam satu bulanan, bahkan enam bulan kedepan. Hal ini dikarenakan ketatnya

persaingan mendapatkan spot iklan dan proses memasarkan produk program


(20)

menerapkannya secara dinamis, artinya program acara dapat disesuikan dengan situasi seperti terjadinya satu keadaan yang dadurat. Dalam keadaan darurat, maka jadwal program ini dapat berubah, misalnya dengan istilah ‘stop press’, ‘breaking news’, dan sejenisnya, sehingga beberapa program acara yang terjadwal sebelumnya dapat bergeser waktu tayangnnya dan bahkan ditiadakan. Susunan jadwal program siaran ini biasa disebut juga sebagai pola acara.

Umumnya, program tersebut berdiri sendiri yang tidak terkait satu sama lain sepanjang minggu dan bulan, namun ada acara yang bersambung yang

disebut sebagai television series. Bentuk program semacam ini terdiri dari

beberapa paket yang disebut sebagai episode atau mini series. Paket ini disiarkan

secara mingguan pada hari yang sama dan slot waktu yang sama, atau setiap hari pada jam yang sama. Satu program acara yang bersambung ini di antaranya acara ‘sinetron’. (Hidajanto Djamal, Andi Fachruddin, 2011)

Kata sinetron sebetulnya ialah gabungan dua kata, sinema dan elektronik. Pertama kali istilah ini muncul dari kalangan siaran di TVRI sekitar 1970-an untuk menamai satu program acara drama atau sandiwara, di mana para pemainnya adalah aktor dan aktris film layar lebar (bidang sinematografi). Isitlah ini pertama kali dicetuskan oleh Soemardjono (salah satu pendiri dan mantan pengajar Institut Kesenian Jakarta). Kemudian istilah itu menjadi baku di kalangan insan penyiaran di Indonesia dan masyarakat sampai saat ini.

Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah radio itu atau televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang (goods) atau pelayanan (services) yang dijual kepada puhak lain, dalam hal ini audien dan pemasang iklan. Dengan demikian, program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar atau penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar atau penonton.


(21)

2.1.2 Departemen Program Siaran

Bagian yang paling bertanggung jawab dalam mengelolah program atau acara pada suatu stasiun penyiaran adalah bagian atau departemen program. Bagian ini mempunyai tugas membawa audien kepada suatu stasiun penyiaran melalui berbagai programnya. Jika suatu program bisa menarik banyak audien dan jika program itu memiliki karateritik yang sesuai dengan kebutuhan pemasang iklan untuk mempromosikan produknya, maka media penyiaran bersangkutan akan mendapatkan pemasang iklan dan mendapatkan pemasukan. Dengan demikian, pendapatan dan prospek suatu media penyiaran sangat ditentukan oleh bagian program.

Suatu media penyiaran yang mengandalkan lebih dari 50 persen programnya pada pasokan pihak lain harus memiliki depertemen program sendiri yang terpisah dari bagian lainnya. Orang yang bertanggung jawab mengelola

bagian program disebut programmer. Bagian program terdiri atas staf dan

manajer program. Bagian ini bertanggung jawab untuk merencanakan program atau acara apa saja ayang akan disajikan kepada khalayak selama satu periode tertentu. Bagian program bertugas merencanakan, memilih, dan menyusun acara. membuat rencana siaran berarti membuat konsep acara yang akan disuguhkan kepada audien. Menurut Pringel-Starr-McCavitt (1991) dalam bukunya Electronic Media Management, fungsi utama bagian program dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. The production or acquisition of content that will appeal to program yang dapat menarik audiens yang dituju.

2. The scheduling of programs to attract the desired audiensce (menyusun jadwal penayangan program atau scheduling program untuk menarik audien yang diinginkan).

3. The production of public service and promotional announcements and local commercials (memproduksi layanan publik dan promosi serta produksi iklan local).


(22)

4. The production or acquisition of other programs to satisfy the public interest (produksi dan akuisisi program-program lainnya untuk memuaskan ketertarikan publik)

5. The generation of a profit for the station’s owners (menciptakan keuntungan bagi pemilik media menyiaran).

Bagian program yang bagus terdiri dari orang-rang yang telah belajar untuk mengukur selera atau cita rasa publik melalui penelitian untuk mengetahui kebiasaan orang menonton televisi atau mendengarkan siaran radio. Seorang perencana acara yang baik akan selalu mempertimbangkan bagaimana agar acara itu digemari. Bagian pengelola program siaran harus mempertimbangkan empat hal ketika merencanakan program siaran yang terkait dengan:

1. Product, artinya materi program yang dipilih haruslah yang bagus dan diharapkan akan disukai audien yang dituju.

2. Price, artinya biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi atau membeli program sekaligus menentukan tarif iklan bagi pemasang iklan yang berminat memasang iklan pada program bersangkutan.

3. Place, artinya kapan waktu siaran yang tepat bagi program itu. Pemilihan waktu siar yang tepat bagi suatu program akan sangat membantu keberhasilan program bersangkutan.

4. Promotion, artinya bagaimana memperkenalkan dan kemudian menjual acara itu sehingga dapat mendatangkan iklan dan sponsor.

2.1.3 Manajer Program Siaran

Bagian program yang bagus biasanya terdiri dari orang-orang yang mengetahuia apa yang disukai dan tidak disukai audien. Di Negara-negara berkembang ternyata tidak mudah mencari staf program yang bagus. Direktur atau manajer program tergolong posisi yang paling sulit diisi karena susah untuk menemukan orang yang berpengalaman. Bagi media penyiaran lokal, kepala


(23)

bagian program sebaiknya adalah seorang yang memahami budaya lokal setempat dan cita rasa pemirsa lokal. (Peter Hardford, 2000)

Tanggung jawab utama seorang manajer program antara lain mencakup pemilihan, dan penjadwalan seluruh program serta mengatur penayangan berbagai macam programsedemikian rupa agar dapat menarik sebanyak mungkin audien dan menghasilkan peringkat acara (rating) yang setinggi mungkin. Menurut

Maxine dan Robert (1986) dalam bukunya Career Opportunities In Television,

Cable and Video, manajer program harus terus memantau selera kebutuhan audien serta tren yang tengah berkembang di masyarakat.

Manajer program juga harus terus mempelajari hasil-hasil laporan riset audien untuk menentukan atau lebih mengetahui demografi audien stasiun penyiarannya pada berbagai waktu siaran serta untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan program tertentu. Ia memiliki kewenangan untuk menentukan program apa yang akan dipilih, diproduksi atau dibeli sehingga menghasilkan kombinasi program yang menarik sepanjang hari.

Seorang manajer program juga harus membuat dan menjadwalkan program kemasyarakatan lokal yang berada dalam wilayah siarannya (local public affairs programs) dengan maksud agar operasional stasiun siaran yang bersangkutan dapat berjalan sesuai dengan kepentingan, kenyamanan dan kebutuhan publik. Dengan demikian, manajer program harus memahami masalah dan kebutuhan masyarakat serta dapat memilih program yang sesuai untuk itu.

Selain hal-hal yang sudah disebutkan di atas, tugas manajer program lainnya menurut Maxine dan Robert adalah :

• Mengawasi anggaran program dan menjaga pengeluaran sesuai dengan

batasan yang sudah ditetapkan.

• Melalkukan negosiasi dengan produser independen (independent producer)

serta pemasok program (program syndicators) dalam hal pembelian program.


(24)

Manajer program menangani berbagai macam tugas bergantung dari besar atau kecilnya stasiun penyiaran bersangkutan. Manajer program pada stasiun penyiaran skala menengah atau kecil (stasiun lokal) biasanya harus mengerjakan jenis atau ragam pekerjaan yang lebih banyak dibandingkan manajer program pada stasiun besar (stasiun jaringan atau stasiun nasional).

Menurut Peter Hardford (2000), biasanya direktur atau manajer program yang andal telah lama tinggal di lingkungan masyarakat tempat di mana stasiun penyiaran itu berada. Ia adalah seseorang yang mempunyai banyak teman dan kenalan dari berbagai kalangan, diterima oleh berbagai kelas ekonomi dan sosial, serta mempunyai cita rasa yang juga melintasi berbagai kalangan.

Pengusaha daerah yang bergerak di bidang seni bisa menjadi direktur program yang baik. Pengalam dalam bidang teater, musik, tari dan seni murni sangat berguna karena orang itu biasanya mengerti cita rasa pemirsa dan cita rara khalayak ramai. Direktur program teleivisi/ radio yang bagus tidak harus menjadi pemirsa televisi atau pendengar radio secara teratur, meskipun itu lebih baik.

Secara singkat dapat dikatakan, direktur program dan staf bagian program suatu stasiun penyiaran harus memiliki pengetahuan cita rasa yang popular atau selera khalayak ramai. Para pengelola media penyiaran harus tau siapa pemirsanya dan apa kebutuhannya. Menurut Peter Hardford (2000) Pimpinan dan staf bagian program suatu media penyiaran harus memiliki kempampuan antara lain:

• Dapat menjadi negosiator yang handal. Hal ini diperlukan karena biasanya

anggaran yang tersedia terbatas jumlahnya untuk membeli berbagai program acara yang ditawarkan. Bagian program harus kreatif mengajukan alternatif kerja sama kepada pemasok atau distributor agar berhasil mendapatkan program acara yang bagus.

• Memiliki pengalaman dan kemampuan mengontrol biaya produksi. Hal ini

diperlukan jika media penyiaran bersangkutan memutuskan untuk membuat sendiri program acaranya. Bagian program harus mampu memperkirakan


(25)

biaya produksi suatu acara dan jangan sampai biaya produksi membengkak dari yang sudah dianggarkan.

• Memiliki kematangan untuk menangani berbagai kepribadian dalam

komunitas kreatif. Ini diperlukan karena orang-orang yang berkecimpung dalam bisnis ini adalah orang-rang kreatif (seniman, aris dan lain-lain) dan bukan pekerja kantoran. Perlu pendektana yang berbeda terhadap orang-rang dalam profesi ini.

Orang dengan kualifikasi seperti apa yang cocok untuk menjadi manajer program. Pendidikan apa yang dibutuhkan dan pengalaman seperti apa yang dilalui bisa menjadi manajer program. Maxime dan Robert (2000) mengemukakan kualifikasi manajer program sebagai berikut:

An undergraduated degree in communication, radio-TV, theater, journalism, business administration, or marketing is recommended. Study in speech, drama and writing, coupled with courses in sales and marketing, can provide very useful background for a program manager. (sarjana bidang komunikasi, radio TV, theater, jurnalistik, bisnis administrasi atau pemasaran adalah yang direkomendasikan. Pengetahuan dalam teknik bicara/pidato, drama, penulisan digabung dengan pengetahuan mengenai penjualan dan pemasaran merupakan latar belakang yang berguna untuk menjadi manajer program)  Prospective programmanager should have at least five years of experience in

television production and, for commercial boarcasting, in sales. (Calon manajer program harus memiliki paling sedikit pengalaman lima tahun di bidang produksi televisi dan, untuk stasiun komersial, bidang penjualan)  A program manager is expected to have creativity, taste, organizational

ability, a firm knowledge of television programming, show business savy, and sound business skills. (Seorang manajer program diharapkan memiliki kreativitas, cita rasa, kemampuan organisasi, pengetahuan yang kuat mengenai program, pengetahuan bisnis pertunjukan serta keahlian bisnis yang baik)


(26)

Peter Pringle dan rekannya (1991) melihat manajer program sebagai orang yang melaksanakan tanggung jawab, memiliki kualitas tertentu. Dalam hal tanggung jawab, semua manajer program bertanggung jawab terhadap empat pekerjaan utama yaitu melaksanakan fungsi departemen program yang terdiri dari: 1) merencanakan program (program planning); 2) produksi dan akuisisi, atau penanyangan; serta 4) kontrol program. Sedangkan dalam hal kualitas yang harus dimilik, maka manajer program harus memiliki:

1) Pengetahuan/wawasan luas mencakup :

 Pengetahuan mengenai kepemilikan dan manajemen stasiun penyiaran.

Manajer program harus mengetahui tujuan pemilik dan manajemen dalam mendirikan stasiun penyiaran serta peran program dalam mencapai tujuan itu.

 Pengetahuan mengenai stasiun dan mereka yang bekerja di dalamnya. Manajer

program harus mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki bagian program; mengetahui bagaimana hubungan bagian program dengan bagian lainnya pada stasiun penyiaran dan mengetahui keahlian dan keterbatasan karyawan yang ada.

 Pengetahuan mengenai pasar. Manajer program harus mengetahui ukuran atau

luas pasar yang tersedia; komposisi demografis yang ada didalamnya; tingkat ekonomi serta pola kerja dan pola santai masyarakat audien secara keseluruhan serta berbagai kelompok demografis lainnya; mengetahui masalah dan kebutuhan komunitas yang ada. Manajer program juga harus mengetahui selera musik dan selera informasi masyarakat (khusus radio) dan juga preferensi atau kesukaan terhadap program (khusus televisi).

 Pengetahuan mengenai tingkat persaingan. Manajer program harus mengetahui

program yang ditayangkan oleh stasiun pesaing; ia juga harus mengetahui keberhasilan atau kegagalan mereka serta rencana program mereka.

 Pengetahuan mengenai manajemen program. Manajer program harus

mengetahui tugas-tugasnya dan mengetahui bagaimana melaksanakannya yang mencakup pengetahuan mengenai sumber-sumber dan ketersediaan program. Biaya dan proses produksi, daya tarik program dan metode untuk memperkirakan pendapat dan pengeluaran. Manajer program harus mengetahui


(27)

riset audien, tren program yang tengah berkembang dan perkembangan teknologi penyiaran serta peraturan perundanga mengenai program.

2) Keahlian administrasi dan professional, di antaranya adalah kemampuan untuk:

 Mempersiapkan rencana program setelah terlebih dahulu mempertimbangkan

kebutuhan, strategi alternatif, dan anggaran yang tersedia.

 Mengevaluasi untuk program lokal dan mengoordinasikan kegiatan staf

departemen dalam produksi program lokal.

 Menganalisis dan menginterpretasikan rating dan riset audien lainnya serta

menilai potensi keberhasilan program yang dibuat sendiri atau program yang berasal dari sumber-sumber lainnya.

 Memilih dan menjadwalkan program secara tepat agar dapat menarik dan

memperoleh audien secara maksimal.

 Menegosiasikan kontrak dengan pemasok program. Tenaga freelance, lembaga

lisensi musik dan lagu serta pihak-pihak lainnya.

3) Kualitas pribadi yang baik

Manajer program harus sabar dalam mendengarkan berbagai pandangan, ide, dan gagasan yang berbeda-beda dan bahkan bertentangan yang datang dari karyawan, teman, keluarga, tetangga, audien dan masyarakat yang disampaikan melalui telepon, surat, SMS, e-mail, dan sebagaiannya. Manajer program harus memahami kebutuhan dan ketertarikan audien; memiliki flesibilitas dalam mengadaptasi selera publik yang cepat berubah dan fleksibel terhadap perubahan tren program dan teknologi; ia juga harus kreatif dalam mempersiapkan dan melaksanakan ide-ide program dan promosi.

Departemen program dikepalai oleh seorang direktur atau manajer program yang bertanggung jawab langsung kepada manajer umum. Pada beberapa stasiun penyiaran bagian program dan produksi digabungkan dalam satu departemen di bawah supervise seorang manajer operasi. Jumlah, sebutan, dan tanggung jawab karyawan yang berbeda di bawah pengawasan manajer program bervariasi. Sebagai tambahan, sebutan dan tanggung jawab personalia bagian program di stasiun adalah berbeda dengan mereka yang bekerja di stasiun televisi. Pada banyak stasiun televisi, departemen program mencakup bagian produksi,


(28)

bagian film dan videotape dan bagian seni (art). Masing-masing bagian ini dipimpin oleh seorang kepala bagian.

2.1.4 Karakteristik Program Siaran.

Di depan kita telah disinggung bahwa tayangan siaran televisi di layar kaca itu mempunyai dampak yang sangat luas bagi audien. Hal itu berarti bahwa, program siaran tersebut mempunyai karateristik tertentu yang dapat

mempengaruhi, memprovokasi dalam hal positif maupun negative, dan mampu

mengubah sikap seseorang dari pendian menjadi angresif. Hal ini disebabkan oleh daya rangsang televisi sangat tinggi. Oleh karena itu bagi penyelenggara dalam penyiaran harus mempunyai rasa bijak dan pertimbangan matang dalam menyajikan programnya. Jangan hanya memperhatikan selera pasar bebas (liberal) tetapi junjunglah idealism informasi bagi kepentingan bangsa sendiri.

Salah satu karaterisriknya adalah sifat persuasive seperti terdapat pada

siaran iklan misalnya. Dengan iklan produk sabun deterjen tertentu, seorang ibu tidak hanya menirukan lagu ilustrasinya, bahkan langung membelinya di supermarket untuk mencobanya. Begitu juga pada anak-anak, segera sehabis menonton tokoh tertentu dalam tayangan film laga, dia langsung menirukan gaya tokoh pembela kebenaran itu di depan teman bermainnya.

Hidajanto Djamal dan rekannya dalam bukunya mengatakan bahwa :

Yang dikhawatirkan dalam tayangan program televisi ialah dampak negatif yang terjadi di mana pun berada, sepanjang siaran televisi itu dapat ditangkap dan ditonton. Misalnya, pada informasi tentang kriminalitas. Dalam program ini ditayangkan jelas bagaimana pelaku criminal itu melalukan aksinya (dalam adegan reka ulang/rekonstruksi kejadian oleh kepolisian). Dampak positif di sini lebih kecil dibandingkan negatifnya, yaitu agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan, tetapi justru hal negatifnya, dan yang bersangkutan belajar bagaimana melakukan tindak pidana itu yang lebih cermat.


(29)

Dari beberapa contoh pengaruh siaran program televisi itu menunjukan, bahwa dampak siaran tidak mengenal tingkat usia pemirsa, dan tidak mengenal lokus pemirsa. Sehingga dalam hal ini memang pengelola penyiaran diharapkan mempunyai kepekaan yang tinggi tentang pengaruh siaran televisi tersebut, dan untuk selanjutnya merancang berbagai program itu dengan cermat, tepat waktu dan tepat sasaran.

Tepat waktu misalnya, mempunya arti bahwa slot waktu dipilih dengan

tepat. Bila satu acara diperuntukan bagi usia anak-anak, maka dipilih waktu di mana anak-anak (dengan pendamping orang tua) dapat menyaksikan, tidak dipilih pada slot waktu malam hari. Adapun tepat sasaran mempunyai pengertian bahwa, jenis program disesuaikan dengan sasaran usia, misalnya acara remaja, dan usia senja.

2.1.5 Jenis Program Siaran

Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai audien, dan selama tidak bertentang dengan kesusilaan, hokum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik. Morrisan (2008).

Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu: 1) program informasi (berita) dan; 2) program hiburan (entertainment). Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gossip dan opini. Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar, yaitu musik, drama permainan (game show), dan pertunjukan.


(30)

Menurut Vane-Gross (1994) menentukan jenis program berarti menentukan atau memilih daya tarik (appeal) dari suatu program. Adapun yang dimaksud dengan daya tarik di sini adalah bagaimana suatu program mampu menarik audiennya. Manurut Vane-Gorss; the programmers must select the appeal through which the audiensce will be reached (programmer harus memilih daya tarik yang merupakan cara untuk meraih audien).

Selain pembagian jenis program berdasarkan skema di atas, terdapat pula pembagian program berdasarkan apakah suatu program itu bersifat faktual atau fiktif (fictional). Program faktual antara lain meliputi: program berita, dokumenter, atau reality show. Sementara program yang bersifat fiktif antara lain program drama atau komedi.

a. Program Informasi

Manusia pada dasarnya memiliki sifat ingin tahu yang besar. Mereka

ingin tahu apa yang terjadi di tengah masyarakat. Programmer dapat

mengekplorasi rasa ingin tahu orang ini untuk menarik sebanyak mungkin audien. Program informasi di televisi, sesuai dengan namanya, memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap sesuatu hal. Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Daya tarik program ini adalah informasi itulah yang “dijual” kepada audien. Dengan demikian, program informasi tidak hanya melulu program berita di mana presenter atau penyiar membacakan berita tetapi tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk juga talk show (perbincangan), misalnya wawancara dengan artis, orang terkenal atau dengan siapa saja. Program informasi dapat sibagi menjadi dua bagian besar, yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news)


(31)

 Berita Keras

Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting atau menarik yang

harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui oleh khalayak audien secepatnya. Peran televisi sebagai sumber utama hard news bagi masyrakat cenderung untuk terus meningkat. Media penyiaran adalah media yang paling cepat dalam menyiarkan berita kepada masyarakat. Dalam berita-berita mengenai konfilk, televisi menjadi medium informasi yang paling dipercaya. Hal ini disebabkan televisi menyajikan gambar yang menjadi bukti yang tak terbantahkan. Pada umumnya stasiun televisi menginvestasikan dana dalam jumlah yang cukup besar untuk kegiatan pemberitaan dalam porsi waktu siaran yang cukup besar.

Stasiun televisi besar biasanya menyajikan program berita beberapa kali dalam satu hari, misalnya pada pagi, siang, petang dan tengah malam. Bahkan ada televisi yang menyajikan program berita dalam setiap jam walaupun durasinya cukup singkat (kurang dari 5 menit). Media televisi biasanya menyajikan berita keras secara regular yang ditayangkan dalam suatu program berita.

Berita keras disajikan dalam suatu program berita yang berdurasi mulai dari beberapa menit saja (misalnya breaking news) sehingga program berita yang berdurasi 30 menit, bahkan satu jam. Suatu program berita terdiri atas sejumlah berita keras atau dengan kata lain suatu program berita merupakan kumpulan berita keras. Dalam hal ini berita keras dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita yaitu; straight news, features, dan Infotaiment.

Straight News. Straight news berarti berita “langsung” (straight), maksudnya suatu berita yang singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi

terpenting saja yang mencakup 5W+1H (who, what, where, when, why, dan how)

terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. Berita jenis ini sangat terikat waktu (deadline) karena informasinya sangat cepat dan basi jika terlambat disampaikan kepada audien.


(32)

Feature. Kita sering melihat suatu program berita menampilkan berita-berita ringan misalnya informasi mengenai tempat makan yang enak atau tempat hiburan yang menarik, berita semacam ini disebut feture. Dengan demikian, feature adalah berita ringan namun menarik. Pengertian “menarik” di sini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman, dan sebagaiannya. Pada dasarnya berita-berita semacam ini dapat dikatakan sebagai soft news karena tidak terlalu terkait dengan waktupenayangannya, namun karena durasinya singkat (kurang dari lima menit) dan ia menjadi dari program berita, maka feature masuk kedalam kategori hard news.

Namun adakalanya suatu feature terkait dengan suatu peristiwa penting, atau

dengan kata lain terkait dengan waktu, dan karena itu harus segera disiarkan

dalam suatu program berita. Feature semacam ini disebut dengan news future,

yaitu sisi lain dari suatu berita straight news yang biasanya lebih menekankan

pada sisi human interest dari suatu berita. Misalnya, suatu peristiwa besar yang

penting biasanya memiliki sisi human interest yang dapat disajikan dalam suatu

laporan terpisah.

Infotainment. kata “infotainment” berasal dari dua kata, yaitu information yang

berarti informasi dan entertainment adalah berita yang menyajikan informasi

mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat (celebrity), dank arena sebagaian besar dari mereka bekerja pada industri hiburan, seperti pemain film/sinetron, penyanyi dan sebagaianya, maka berita mengenai mereka disebut

juga dengan infotainment. infotainment adalah salah satu bentuk berita keras

karena memuat informasi yang harus segera ditayangkan. Program berita regular terkadang menampilkan berita mengenai kehidupan selebritis yang biasanya disajukan pada segmen akhir suatu program berita. Namun dewasa ini infotainment disajikan dalam program berita sendiri yang terpisah dan khusus menampilkan berita-berita mengenai kehidupan selebritis.

Berita lunak. Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat


(33)

harus segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini ditayangkan pada suatu program tersendiri di luar program berita. Program yang masuk ke dalam kategori berita lunak ini adalah : current affair, magazine, dokumenter, dan talk show.

Current Affair. Dari namanya, pengertian current affair adalah “persoalan kekinian”. Current affair adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara

lengkap dan mendalam. Dengan demikian, current affair dapat disajikan.

Misalnya, program yang menyajikan cerita mengenai kehidupan masyarakat setelah ditimpa bencana alam dahsyat, misalnya gempa bumi atau Tsunami.

Magazine. Diberi nama magazine karena topik atau tema yang disajikan mirip dengan topik-topik atau tema yang terdapat dalam suatu majalah (magazine). Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam

atau dengan kata lain magazine adalah future dengan durasi yang lebih panjang.

Magazine ditayangkan pada program tersendiri ysng terpisah dari program berita. Magazine lebih menekankan pada aspek menarik suatu informasi ketimbang

aspek pentingnya. Suatu program magazine dengan durasi 30 menit atau satu

jam dapat terdiri atas hanya satu topic atau beberapa topik.

Dokumenter. Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Misalnya program dokumenter yang menceritakan mengenai suatu tempat, kehidupan atau sejarah seorang tokoh, atau kehidupan atau sejarah suatu masyarakat (misalnya, suku terasing) atau kehidupan hewan dipadang rumput dan sebagaiannya. Gaya atau penyajian dokumenter sangat beragam dalam hal teknik pengambilan gambar, teknik sederhana hingga yang tersulit. Suatu program dokumenter adakalanya dibuat seperti membuat sebua film sehingga sering disebut dengan film dokumenter.

Talk Show. Program talk show atau perbincangan adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topic tertentu yang


(34)

dipandu oleh seorang pembawa acara (host). Mereka yang diundang adalah orang-orang yang berpengalaman langsung dengan peristiwa atau topik yang diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah yang tengah dibahas.

program informasi dalam kategori berita keras atau hard news dapat dibedakan

dengan berita lunak atau soft news berdasarkan sifatnya sebagaimana dijelaskan

dalam tabel dibawah ini

Hard News

Soft News

Harus ada peristiwa terlebih dahulu Tidak mesti ada peristiwa terlebih

dahulu

Peristiwa harus katual (baru terjadi) Tidak mesti actual

Harus segera disiarkan Tidak bersifat segera (timeless)

Mengutamakan informasi terpenting saja

Menekankan pada detail

Tidak menekankan pada sisi human

interest

Sangat menekankan segi human

interest

Laporan tidak mendalam (singkat) Laporan bersifat mendalam

Teknik penulisan piramida tegak Teknik penulisan piramida terbalik

Ditayangkan dalam program berita Ditayangkan dalam program lainnya

Table 2.1 Program siaran berita

b. Program Hiburan

Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita dan permainan. Dalam bukunya Morrisan (2008) menguraikan program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan (game), musik, dan pertunjukan.


(35)

 Drama

Kata “drama” berasal dari bahasa yunani dran yang berarti bertindak atau berbuat

(action). Program drama adalah pertunjukan show yang menyajikan cerita

mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh)- yang diperankan oleh pemain (artis)-yang melibatkan konflik dan emosi. Dengan demikian, program drama biasanya menampilkan sejumplah pemain yang memerankan tokoh tertentu. Suatu drama akan mengikuti kehidupan atau petualangan para tokohnya. Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah sinema elektronik (sinetron) dan film.

Sinetron. Di Negara lain disebut dengan opera sabun (soap opera atau daytime serial). Telenovela merupakan istilah yang digunakan televisi di Indonesia untuk sinetron yang berasal dari Amerika Latin. Sinetron merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka sendiri-sendiri anpa harus dirangkum menjadi suatu kesimpulan. Akhir cerita sinetron cenderung selalu terbuka dan sering kali tanpa penyelesaian (open-ended). Cerita cenderung dibuat berpanjang-panjang selama masih ada audien yang menyukainya. Di luar negeri, drama opera sabun merupakan salah satu program tertua yang disiarkan media penyiaran. Pertama kali disiarkan distasiun radio di Amerika Serikat pada tahun 1920-an yang ditayangkan pertama kali di televisi pada tahun 1940-an. Itilah “opera sabun” berasal dari fakta bahwa program ini pertama kali disiarkan di radio pada siang hari dan digemari banyak ibu rumah tangga. Iklan yang banyak yang dipasang pada program iniadalah produk atau barang yang terkait dengan kebersihan seperti deterjen dan sabun mandi sehingga program ini dinamakan opera sabun.

Film. Televisi sering menayangkan film sebagai salah satu jenis program yang masuk dalam kelompok atau kategori drama. Adapun yang dimaksud film disini adalah film layar lebar yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan film. Karena tujuan pembuatannya adalah untuk layar lebar (theater), maka biasanya film baru bisa ditayangkan di televisi setelah terlebih dahulu dipertunjukan di bioskop atau bahkan setelah film itu didistribusikan atau dipasarkan dalam bentuk VCD atau


(36)

DVD. Dengan demikian, televisi menjadi media paling akhir yang dapat menayangkan film sebagai salah satu filmnya.Alan Landsbourg salah seorang produser acara televisi paling sukses di Amerika menyatakan ada tiga tema dalam setiap program drama yang disukai audien yaitu: tema seks, uang, dan kekuasaan (sex, money, and power).

Permainan. Permainan atau game show merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Program permainan biasanya membutuhkan biaya produksi yang relatif rendah namun dapat menjadi acara televisi yang sangat digemari. Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :

Quiz show. Ini merupakan bentuk program permainan yang paling sederhana di mana sejumlah peserta saling bersaing untuk menjawab sejumlah pertanyaan. Quiz merupakan permainan yang menekankan pada kemampuan intelektualitas. Permainan ini biasanya melibatkan peserta dari kalangan orang biasa atau anggota masyarakat, namun terkdang pengelola program dapat menyajikan acara khusus yang melibatkan orang-orang terkenal (selebritis).

Ketangkasan. Peserta dalam permainan ini harus menunjukan kemampuan fisik atau ketangkasannya untuk melewati suatu halangan atau rintangan atau melakukan suatu permainan yang membutuhkan perhitungan dan strategi. Permainan ini terkadang juga menguji pengetahuan umum peserta.

Reality show. Sesuai dengan namanya, maka program ini mencoba menyajikan suatu situasi seperti konflik, persaingan, atau hubungan berdasarkan realitas yang sebenarnya. Jadi, menyajikan situasi sebagaimana apa adanya. Dengan kata lain, program ini mencoba menyajikan suatu keadaan yang nyata (riil) dengan cara yang sealamiah mungkintanpa rekayasa. Namun pada dasarnya reality show tetap merupakan permainan (game). Terdapat beberapa bentuk reality show, yaitu:


(37)

Hidden camera atau camera tersembunyi. Ini merupakan program yang paling realistis yang menunjukan situasi yang dihadapi seorang secara apa adanya. Kamera ditempatkan secara sembunyi yang mengamati gerak-gerik atau tingkah laku subjek yang berada di tengah situasi yang sudah dipersiapkan sebelumnya (direkayasa)

Competition show. Program ini melibatkan beberapa orang yang saling bersaing dalam kompetisi yang berlangsung selama beberapa hari atau minggu untuk memenangkan perlombaan, permainan (game), atau pertanyaan. Setiap peserta akan tersingkir satu per satu melalui pemungutan suara (voting), baik oleh peserta sendiri atau pun audien. Pemenangnya adalah peserta yang paling akhir bertahan.

Relationship show. Seorang kontestan harus memilih satu orang dari sejumlah orang yang berminat untuk menjadi pasangannya. Para peminat harus bersaing untuk merebut perhatian kontestan agar tidak tersingkir dari permainan. Pada setiap episode ada satu peminat yang disingkirkan.

Fly on the wall. Program yang memperlihatkan kehidupan sehari-hari dari seseorang (biasanya orang terkenal) mulai dari kegiatan pribadi hingga aktivitas profesionalnya. Dalam hal ini kamera membuntuti kemana saja orang bersangkutan pergi.

Mistik. Program yang terkait dengan hal-hal supernatural menyajikan tayangan yang terkait dengan dunia gaib, para normal, klenik, praktik spiritual magis, mistik, kontak dengan roh, dan lain-lain. Program mistik program yang paling diragukan realitasnya. Apakah peserta betul-betul melihat mahkluk halus atau tidak, dan apakah penampakan itu betul-betul ada atau tidak.

Musik. Program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu videoklip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) atau pun di dalam studio (indoor). Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemapuan artis menarik audien. Tidak saja dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik.

Dengan demikian, menurut Vane-Gross, programmer yang ingin menyajikan


(38)

mendapatkan sebanyak mungkin audien, yaitu: 1) pemelihan artis yang memiliki daya tarik demografis yang besar, misalnya arti yang memiliki banyak penggemar pria atau artis yang banyak digandrungi para wanita, kelompok remaja (ABG), kalangan orang tua; 2) pengambilan gambar yang menarik secara visual, televisi harus menampilkan sebanyak mungkin gambar pendukung dan tidak membiarkan suatu pengambilan gambar (sekuen) yang terlalu lama. Mengambil gambar artis

yang sedang nyanyi tidak sama dengan mewawancarai si artis. Dalam shooting

musik, maka gambar harus berganti-ganti secara dinamis.

Pertunjukan. Pertunjukan adalah program yang menampilkan kemampuan (performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio atau pun di luar studio, di dalam ruangan (indoor) ataupun di luar ruangan (outdoor). Jika mereka yang tampil adalah para musisi, maka pertunjukan itu menjadi pertunjukan musik atau jika yang tampil adalah masak, maka pertunjukan itu menjadi pertunjukan memasak, begitu pula dengan pertunjukan lawak, sulap, lenong, wayang, ceramah agama, dan sebagaiannya. Dapat dikatakan program pertunjukan adalah jenis program yang paling banyak diproduksi sendiri oleh stasiun televisi.

2.2 Stasiun Televisi.

Televisi merupakan media komunikasi yang menyediakan berbagai

informasi yang update, dan menyebarkannya kepada khalayak umum. Dalam

Baksin (2006: 16) mendefinisikan bahwa: “Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audio visual gerak. Isi pesan audio visual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu”.

Menurut ensiklopedia Indonesia dalam Parwadi (2004: 28) lebih luas lagi dinyatakan bahwa: “Televisi adalah sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik. Gambar tersebut ditangkap dengan kamera televisi, diubah menjadi sinyal listrik, dan dikirim


(39)

langsung lewat kabel listrik kepada pesawat penerima”.

Berdasarkan kedua pendapat di atas menjelaskan bahwa televisi adalah sistem elektronis yang menyampaikan suatu isi pesan dalam bentuk audio visual gerak dan merupakan sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik. Dengan demikian, televisi sangat berperan dalam mempengaruhi mental, pola pikir khalayak umum. Televisi karena sifatnya yang audio visual merupakan media yang dianggap paling efektif dalam menyebarkan nilai-nilai yang konsumtif dan permisif.

Stasiun televisi merupakan lembaga penyiaran atau tempat berkerja yang melibatkan banyak orang, dan yang mempunyai kemampuan atau keahlian dalam bidang penyiaran yang berupaya menghasilkan siaran atau karya yang baik. Dalam Morissan (2004: 9) dinyatakan bahwa:

Stasiun Televisi adalah tempat kerja yang sangat kompleks yang melibatkan banyak orang dengan berbagai jenis keahlian. Juru kamera, editor gambar, reporter, ahli grafis, dan staf operasional lainnya harus saling berintraksi dan berkomunikasi dalam upaya untuk menghasilkan siaran yang sebaik mungkin.

Dari penjelasan di atas maka dapat diuraikan bahwa televisi sangat berpengaruh terhadap stasiun, karena stasiun merupakan suatu tempat atau kantor yang mengupayakan untuk menghasilkan siaran yang sebaik mungkin, dengan demikian melibatkan banyak orang dalam pengelolaan berita atau informasi yang akan di publikasikan.

Umumnya siaran bertujuan untuk memberi informasi yang dapat dinikmati dan dapat diterima dikalangan masyarakat, menurut Morissan (2004: 2) bahwa: “Siaran televisi merupakan pemancaran sinyal listrik yang membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan sistem lensa dan suara”.

Sedangkan Sumadiria (2005) menyatakan bahwa: Siaran televisi adalah merupakan gabungan dari segi verbal, visual, teknologial, dan dimensi dramatikal.


(40)

Verbal, berhubungan dengan kata-kata yang disusun secara singkat, padat, efektif. Visual lebih banyak menekankan pada bahasa gambar yang tajam, jelas, hidup, memikat. Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas suara, kualitas suara dan gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televisi penerima di rumah-rumah. Dramatikal berarti bersinggungan dengan aspek serta nilai dramatikal yang dihasilkan oleh rangkaian gambar yang dihasilkan secara simultan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat didefinisikan bahwa siaran televisi adalah suatu pemancar yang diproyeksikan melalui pendekatan sistem lensa, suara, dan menghasilkan gambar yang bergerak dan berisikan suatu informasi yang beranekaragam yang dapat diterima oleh setiap kalangan masyarakat.

2.3 Timor Leste

Timor Leste adalah sebuah negara baru menyatakan merdeka pada tahun 1999 dan sah menjadi negara di dunia internasional pada tahun 2002. Dahulu Timor Leste merupakan sebuah provinsi yang ke-27 dari negara Republik Indonesia. Tetapi dengan perjuangan yang sejak dulu ingin menjadi sebuah negara, maka terealisasikan ketika mantan presiden Indonesia Bpk. Hj Habibi dan dengan PBB memberikan 2 opsi terhadap Timor Leste untuk melakukan pemilihan umum pada tahun 30 Agustus 1999 dan selang beberapa hari yaitu tepatnya pada tanggal 4 september 1999 hasil pemilihan telah diumumkan dengan hasil suara terbanyak adalah memilih untuk menjadi negara sendiri dan berpisah dengan NKRI. Disitulah kerusuhan meledak antara pro otonomi dan pro integrasi, sehingga menjadikan Dili saat itu bagaikan lautan api, bagunan-bagungan hancur di bakar maupun dibom. Keadaan seperti itu berlangsung hingga 1 bulan lamanya hingga PBB mengutus keamanan dari internasional yaitu terdiri dari tentara UN dan tentara GNR mengamankan Dili.


(41)

bagunan yang utuh, termasuk kantor-kantor penting di Dili. Timor Leste pun memulai lagi semua kehidupannya dari awal. Yaitu membangun lagi kanto-kantor setelah diangkatnya Kay Rala Xanana Gusmao menjadi presiden pertama untuk Timor Leste. Pembangunan pun mulai dijalankan lagi dan tentunya masih di bawah naungan PBB. Dan pada waktu itu betapa pentingnya informasi yang sangat diperlukan bagi masyarakat Timor Leste, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Sehingga kantor ex TVRI Tim-Tim dilanjutkan kembali dengan teknisi

dan peralatan yang seadaanya menjadi stasiun televisi yang mengudara pada tgl 2 Januari 2000. Dan berkembang menjadi satu satunya stasiun televisi dengan frekuensi yang dijangkau oleh seluruh daerah yang mempunyai pembangkit listrik.

Perlahan Timor Leste pun bangkit dan mulai menjadikan dirinya sebagai negara yang mulai berkembang. Masyarakat tidak lagi kekurangan akan informasi seputar tanah air. Hingga masyarakat Timor Leste sibuk untuk menghidupkan dan memajukan keluarganya dengan penghasilan baik dari sebagai pegawai negeri maupun menjadi wiraswasta.

2.4 Televisi RTTL.EP (Radio Telivisão de Timor Leste. Empresa Publica) Adalah salah satu stasiun televisi di negara Timor-Leste yang berada dalam suatu perusahaan pemerintah yaitu RTTL (Radio Telivisão de Timor Leste Empresa Publica) yaitu Radio dan Televisi Timor Leste milik perusahaan negara. Yang didirikan oleh ONU di Timor-Leste.

Radio Timor Leste ini pertama kali diberi nama Radio UNAMET untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai Misi UN (United States) yang pada waktu itu menjalankan misinya di Timor Leste dan juga memberikan informasi mengenai persiapan referendum Timor Leste yang saat itu masih menjadi provinsi bagian dari Indonesia.


(42)

Kemudian Timor Leste menyatakan untuk berpisah dari Indonesia melalui referendum 1999 dari misi UN yang bari yaitu UNTAET melalui PIO UNTAET (Public Information Office of United Nation Transitional Administration in East Timor)

Pada tahun 2000 dengan kepemimpinan yang besar oleh almarhum Sergio Vieira de Melo sebagai skretaris umum ONU di Timor Leste, mendirikan lagi devisi pertelevisian yang pada waktu itu diberikan nama Televisão UNTAET. Pada tanggal 20 Mei 2002 bersamaan dengan seremoni restorasi prokalamasi independens Timor Leste, Radio dan Televisi UNTAET berganti nama menjadi RTL (Radio Timor Leste) dan TVTL (Televizaun de Timor Leste)

Gambar 2.1 Kantor RTTL di Dili, Timor Leste Sumber: Dokumentasi pribadi

2.5 Visi dan Misi

1. Meningkatkan perluaskan bahasa resmi Republik Demokratik Timor-Leste. 2. Berkontribusi bagi informasi umum, meningkatkan serta mempertahankan

nilai-nilai kebudayaan yang merupakan identitas nasional dan perkembangan bangsa ini.


(43)

mengaktifkan kreatifitas dan harapan berpikir yang bebas. 4. Mempertahankan tujuan informasi.

5. Menjamin eksistensi dan pelayanan umum.

6. Berkontribusi bagi informasi, penciptaan dan promosi kebudayaan secara umum melayani berbagai peluang pekerjaan dan minat.

7. Meningkatkan penyebaran program pendidikan atau format khusus mengenai program anak remaja, orang tua, kelompok sosial dan minoritas dan bahasa etnik (bahasa daerah).

8. Berkontribusi bagi penerangan pembinaan dan partisipasi warga negara serta politik bagi masyarakat.

2.6 Jam Tayang Pada Stasiun Televisi RTTL

Jam Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu

Minggu

07.00… RTP1 RTP1 RTP1 RTP1 RTP1 RTP1 RTP1

07.00-07.30 Pembukaan Pembukaan Pembukaan Pembukaan Pembukaan Pembukaan Pembukaan

07.30-08.00 Exclusive Interview Warta berita Tetum Warta berita Tetum Warta berita Tetum Warta berita Tetum Warta berita Tetum Program Hametin Fiar

08.00…. (pengulangan) RTP1

08.00-08.30 Exclusive Interview Warta berita Portugis Warta berita Portugis Warta berita Portugis Warta berita Portugis Warta berita

Portugis RTP1

08.30….. Pengalihan ke + RTP1

Pengalihan ke + RTP1

Pengalihan ke + RTP1

Pengalihan ke + RTP1

Pengalihan ke + RTP1

Pengalihan ke

+ RTP1 RTP1

17.00-17.30 Pembukaan Pembukaan Pembukaan Pembukaan Pembukaan Pembukaan Pembukaan

17.30-18.00 Grande Familia Grande Familia Grande Familia Curasoins Rebeldes Curasoins Rebeldes Curasoins Rebeldes Telenovela “Suku Hali”

18.00-18.30 Hametin Fiar

18.30-19.00 Program “Ita nia bainaka” Pirlimpimp in Pirlimpimp in Pirlimpimp

in “Suku Hali” Telenovela TNOF TNOF

19.00-19.30 Program

“Ita nia Program

CPA Exclusive Program “Ita nia


(44)

bainaka” Palco

Musica

Interview bainaka”

19.30-20.00 Warta berita

Tetum TLOL

Exclusive Interview

Program “Hanoin Lisuk”

20.00-20.30 Warta berita Tetum Warta berita Tetum Warta berita Tetum Warta berita Tetum Warta berita Tetum Exclusive Interview Program “Hanoin Lisuk”

20.30-21.00 Warta berita Portugis Warta berita Portugis Warta berita Portugis Warta berita Portugis Warta berita Portugis Program Palco Musica CPLP Doc. 21.00-21.45 Chocolate com Pimenta Chocolate com Pimenta Chocolate com Pimenta Chocolate com Pimenta Chocolate com Pimenta Program Palco Musica

21.30 Pengalihan ke + RTP1

Pengalihan ke + RTP1

Pengalihan ke + RTP1

Pengalihan ke + RTP1

Pengalihan ke + RTP1

Pengalihan ke + RTP1

Tabel 2. 2 Jam tayang RTTL

2.7 Program Televisi Film Dokumenter

2.7.1 Pengertian Film

Film, sinema, movie atau gambar bergerak, (dalam bahasa inggris disebut motion picture adalah serangkaian gambar-gambar yang diproyeksikan pada sebuah layar agar tercipta ilusi (tipuan) gerak yang hidup. Gambar bergerak, movie, film atau sinema adalah salah satu bentuk hiburan yang populer, yang menjadikan manusia melarutkan diri mereka dalam dunia imajinasi untuk waktu tertentu.

2.7.2 Pengertian Film Dokumenter

Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie. gambar hidup


(45)

dengan rekaman dari orang dan benda, termasuk hiburan dan figur palsu dengan kamera atau animasi. (Malaky, 2004 dalam Fajar Nugroho, 2007)

Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan. Kunci utama dari dokumenter adalah penyajian fakta. Film dokumenter berhubungan dengan orang-orang, tokoh, peristiwa, dan lokasi yang nyata. Film dokumenter ini tidak menciptakan suatu peristiwa atau kejadian, namun merekam peristiwa yang sungguh-sunguh terjadi. tidak seperti film fiksi, film dokumenter tidak memiliki plot (rangkaian peristiwa dalam film yang disajikan pada penonton secara visual dan audio), namun memiliki strukturyang umumnya didasarkan oleh tema atau argument dari sineasnya. Film dokumenter juga tidak memiliki tokoh peran baik dan peran jahat, konflik, serta penyelesaiannya seperti halnya film fiksi (Fajar Nugroho,2007)

2.7.3 Unsur Pembuatan Film

Film secara umum dibagi menjadi dua unsur yaitu, unsur naratif dan unsur sinematik, dua unsur tersebut saling berhubungan untuk membentuk sebuah film. Jika hanya salah satu unsur saja yang terbentuk maka tidak akan menghasilkan sebuah film. Unsur naratif adalah bahan (materi) yang akan di olah, sedangkan unsur sinematik adalah cara (gaya) untuk mengolahnya, dalam film cerita, unsur naratif adalah perlakuan terhadap cerita film. Sementara unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis pebentuk sebuah film, unsur sinematik dibagi menjadi empat elemen pokok yakni, mise en scene, sinematografi Editing, dan suara. (Fajar Nugroho,2007)

- Mise en scene adalah segala aspek yang berada di depan kamera yang akan di ambil gambarnya, yaitu seting( penunjuk ruang dan waktu yang memberikan informasi yang kuat dalam mendukung cerita filmnya), tata cahaya, kostum dan tat arias wajah, serta pergerakan pemain.

- Sinematografi secara umum dapat dibagi menjadi tiga aspek, yaitu kamera dan film, framing serta durasi gambar. Kamera dan film mencakup teknik-teknik yang


(46)

dapat dilakukan melalui kamera dengan objek yang akan diambil, seperti batasan wilayah gambar atau frame, jarak ketinggian, pergerakan kamera dan seterusnya. Sementara durasi gambar mencakup lamanya sebuah objek diambil gambarnya oleh kamera.

- Editing tahap pasca produksi, pemilihan serta penyambungan shoot-shoot yang telah diambil, tahap setelah filmnya telah selesai, teknik yang digunakan untuk mengabungkan tiap shootnya

- Suara dalam film dapat kita pahami sebagai seluruh suara yang keluar dari gambar, yaitu dialog, musik, dan efek suara.

2.7.4 Tahapan Pembuatan Film Dokumenter

Dalam setiap pembuatan film dokumenter memiliki lima tahapan dalam

pembentukaanya, yaitu: - Menemukan Ide

Ide sangat penting sekali dalam pembuatan film dikarenakan bagaimana peristiwa atau fenomena yang akan diangkat menjadi sebuah film dapat manarik.

- Menuliskan film

Statement Film adalah intisari dari film yang akan diungkapkan dengan kalimat singkat mengenai inti cerita dari film tersebut.

- Membuat Treatment dan outline

Treatment atau struktur cerita berfungsi sebagai skrip dalam film dokumenter. Treatment disusun berdasarkan hasil riset, treatment menggambarkan film dari awal sampai akhir. Dan outline adalah sebuah cerita buatan sehingga alur dalam film dapat terbentuk.


(47)

- Mencatat Shooting List

Mencatat shooting list sangat penting sekali dalam proses produksi, karena dalam shooting list merupakan urutan-urutan dalam pengambilan gambar dari awal dan akhir.

- Menyiapkan Editing Script

Setelah proses produksi maka tahapan selanjutnya adalah menyiapkan editing script. Editing script adalah panduan dalam pemotongan-pemotongan gambar. 2.8 Segmentasi

Menentukan segmentasi ditujukan agar pesan yang akan disampaikan

tepat dan mudah dipahami masyarakat

.

1. Segi Demografis

Dilihat dari segi demografis, sasaran dari perancangan program film dokumenter mengenai kebiasaan adat istiadat sebuah suku.

- Keluarga

- Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan

- Kelas Sosial : Menengah keatas.

2. Segi Geografis

Dalam segi geografis target sasaran perancangan meliputi kawasan Dili

dan sekitarnya yang telah terjangkau oleh frekuensi stasiun televisi RTTL.

3. Segi Psikografis

Dalam segi psikografis target audien masih mempunyai minat untuk

belajar dan memperhatikan hal-hal yang berbeda di sekitarnya terutama hal yang bersifat yang edukasi dan menarik dan menghibur.


(48)

BAB III

STRATEGI PERENCANGAN DAN KONSEP VISUAL

3.1 Strategi Perancangan

Keberhasilan sebuah media sebagai alat penyampaian informasi sangat dipengaruhi oleh komunikasi sebagai unsur penting didalamnya. Perancangan sebuah program yaitu film dokumenter pada stasiun telivisi RTTL ini berdasarkan target audien yaitu masyarakat umum, maka akan di konsepkan menjadi acara televisi yang ringan dalam arti memberikan sebuah suguhan program yang bisa membuat masyarakat mendapat wawasan dan pengalaman. Dalam perancangan program film dokumenter sebagai salah satu program di stasiun televisi RTTL menyajikan informasi dengan pendekatan pada kebiasaan adat istiadat atau budaya setempat yang bersifat edukasi dan juga menghibur.

3.1.1 Tujuan Komunikasi

Dalam perancangan program film dokumenter yang akan di tayangkan pada stasiun televisi RTTL ini bertujuan

- Memberikan informasi terhadap masyarakat umum tentang tentang budaya dari daerah lain kepada masyarakat disuatu daerah tertentu yang ada di Timor Leste.

- Membangun kesadaran Timor Leste.

3.1.2 Pendekatan Visual

menyajikan informasi secara visual, secara realitas senyata mungkin berdasarkan data dan fakta, dengan pola yang linear agar mudah dimengerti.


(49)

3.1.3 Pendekatan Verbal

film dokumenter ini disusun berdasarkan perjalanan kehidupan adat yang disajikan dari hal umum sampai ke khusus sampai ke linear.

Struktur narasi yang dibangun diperkuat dengan penuturan informasi dari seorang host yang menggunakan bahasa Tetum sebagai bahasa Timor Leste. Dan dilengkapi dengan “super” atau titel menjelaskan beberapa hal mengenai objek, narasumber, dan hal lainnya yang perlu diperjelas.

3.1.4 Strategi Kreatif

- Ide Cerita

Film dokumenter ini mengangkat cerita tentang kebudayaan di distrik Liquiça. Menceritakan keberadaan masyarakat dengan kebiasaanya serta potensi daerahnya. Program siaran yang menyajikan film dokumemter ini dinamakan “Lao Hodi Hatene” yang secara harafiah artinya “Jalan Untuk Tahu” yaitu karena ketika kita melakukan suatu perjalanan maka kita akan tahu tentang keberadaan sebuah tempat.

Setiap episode akan diberi judul sesuai dengan dokumenter yang disajikan, salah satunya adalah episode Ulmera Liquiça, yang menyajikan informasi kebudayaan di distrik Liquiça.

- Sinopsis

Felix adalah host dalam acara “Lao Hodi Hatene”. Sebagai seorang yang sudah bekerja, tentunya akhir pekan adalah waktu yang sangat berarti sekali untuk beristirahat dari rutinitas sehari-hari. Maka Felix memutuskan untuk melepaskan penat dan menghindari akan kebisingan kota Dili.

Felix akan berpergian ke salah satu distrik/ kabupaten di Timor Leste yaitu Liquiçá. Tetapi kurang lebih 12 km Felix baru keluar dari kota Dili, di jalan Felix melihat ada sebuah suku kecil di area pantai sepanjang jalang menuju distrik


(50)

Liquiçá. Tepatnya suku Ulmera, diamana Felix sendiri tidak tahu bahwa jalan yang sering dilaluinya bernamaapa dan seperti apa kehidupan masyarakat/ populasi di tempat tersebut. Maka Felix membutuhkan seorang narasumber untuk membawanya melihat-lihat kehidupan dan aktivitas sehari-hari masyarakat di tempat tersebut.

Setelah bertemu dengan narasumber yaitu Mestre Cleto seorang guru. Mestre Cleto pun dengan senang hati membawa Felix mengelilingi dan menikmati keindahan pantai Ulmera dengan para pribadi yang bersahaja. Dan akhirnya Felix pun bisa mengambil dan memberikan informasi kepada audien tentang pendapatan mayoritas masyarakat yang tergantung pada hasil laut, seperti membuat garam sebagai mata pencaharian paling utama di daerah ini, penghasilan dari budi daya rumput laut dan sebagian kaum perempuan pun ikut memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan kerajinan seni yaitu membuat “Tais” dan kemudian menjualnya di ibu kota.

Setelah seharian berjalan mengelilingin di suku Ulmera, tiba saatnya Felix beranjak pulang dari Ulmera kembali ke Dili. Dan akan terus melakukan perjalanannya untuk mengunjungi tempat-tempat lainnya pada akhir pekan tiba.

- Story line

• Suatu Sabtu pagi, Felix akan beranjak menuju Liquiça (Salah satu distrik di Timor Leste)

• Di jalan Felix menemukan seuatu suku yang tampaknya memiliki populasi yang sedikit dan mempunyai sesuatu yang menarik dari daerah tersebut. • Dengan rasa yang ingin tahu, Felix pun berhenti tepat pada pusat daerah

tersebut.

• Tetapi sejenak Felix berpikir bahwa, sepertinya dia akan mencari seorang narasumber yang dengan senang hati membawanya mengelilingi dan mengetahui kehidupan dan aktifitas masyarakat daerah Ulmera tersebut. • Dan Felix menemukan seorang narasumber yang sudah membawanya melihat


(51)

• Pendapatan mayoritas daerah tersebut ialah dengan membuat garam, maka Mestre Cleto membawa Felix untuk melihat daerah produksi sekitar.

• Sampai di tempat pembuatan garam Mestre Cleto memperkalkan Felix dengan Tio Mario yaitu salah satu penduduk yang penghasilanya melalui membuat garam dan menjualnya.

• Kemuadian, dengan rasa ingin tahu yang sangat besar Felix langsung meminta Tio Mario untuk memberikan sedikit informasi mengenai pembuatan garam tersebut dari awal pembuatan hingga akhir menjadi garam yang sehari-hari kita konsumsi.

• Melihat meja yang terbentang besar dengan rumput laut yang sudah kering, Felix pun meminta Mestre Cleto untuk membawanya ke salah satu rumah penduduk, Tio Toi, yang membudidayakan rumput laut, bahkan rumput laut yang dihasilkannya pun sudah pernah di export ke luar negeri.

• Setelah menyambangi rumah Tio Toi, Felix langsung meminta Tio Toi untuk memberikan pengetahuan seputar rumput laut bahkan Tio Toi mau mengambil perahu kecilnya untuk membawa Felix melihat tempat rumput laut di area perairan. Dan Tio Toi juga memberitahukan metode yang mereka gunakan.

• Beranjak dari rumah Tio Toi dengan pengalaman yang mengesankan dan tak terlupakan, Felix langsung ingin tahu selain penghasilan oleh para pekerja keras laki-laki ini ada tempat dimana Mana Mira menjalankan bisnis kecilnya sebagi perajin kain Tais.

• Sesampai dirumah Mana Mira, Felix tersontak dengan melihat keadaan rumah ibu yang kecil dan memasukinya, dengan peralatan seadanya Mana Mira menjalankan profesinya sebagai perajin kain Tais.

• Mana Mira pun memberikan sedikit contoh bagai mana cara merajut Tais tersebut.

• Matahari sudah mulai menyembunyikan sinarnya, maka Felix mengantar kembali Mestre Cleto ke rumahnya.

• Sesampai di rumah Metre Cleto memberikan sebuah cendera mata untuk Felix, berterima kasih sudah mau singgah dan mengunjungi Ulmera.


(52)

• Felix naik pada suatu tempat bukit dimana akan tampak suku Ulmera dan mengundurkan diri dari hadapan pemirsa.

3.1.5 Strategi Media

Mengangkat kebiasaan sebuah adat istiadat suatu suku yang akan disuguhkan kepada audien melalui media informasi berupa program yaitu sebuah film dokumenter.

- Media Utama

Media utama yang dipilih adalah film dokumenter mengenai kebiasaan sebuah adat istiadat suatu suku, yang akan dikemas menjadi suatu program pada televisi.

- Media Pendukung

Media pendukung berupa promosi berupa cuplikan jam tayang program film dokumenter tersebut. Ada poster yang akan dipajang di tempat-tempat umum, Flyer dibagikan kepada masyarakat maupun disimpan di warung-warung kecil dan X-Banner yang akan di pajang di kantor RTTL sebagai tanda akan adanya program baru di stasiun televisi RTTL.

3.2 Konsep Visual

Konsep visual dalam pembuatan film dokumenter ini menggunakan elemen berupa tata suara, musik, tehnik pengambilan gambar dan elemen-elemen visual seperti fotografi, serta tipografi agar penyampain media informasi tersebut tidak membosankan, menarik perhatian sehingga masyarakat umum pun bisa terhibur selain itu mudah dimengerti.


(53)

3.2.1 Tata Suara

Proses perekaman dialog dalam film dokumenter ini dilakukan dengan cara perekaman secara langsung atau dengan dialog yaitu bahasa komunikasi verbal yang digunakan semua karakter didalam maupun diluar cerita film (narasi).

3.2.1 Musik

Musik merupakan salah satu elemen yang paling berperan penting dalam memperkuat mood, nuansa, serta suasana sebuah film. Musik dapat kita kelompokan menjadi 2 macam, yakni ilustrasi musik dan lagu. Ilustrasi musik yaitu musik latar yang mengiringi aksi selama cerita berjalan, sedangkan lagu yaitu pengiring sebuah film yang membentuk karakter serta mood suasana adegannya.

Elemen musik disini dimasukan untuk mempertegas suasana agar lebih kuat maknanya.

Ilustrasi musik : Musik yang bertema pantai yang diadaptasi dari studi karakter, property maupun lokasi. Yang di ambil dari sebuah petikan gitar klasik tradisonal yaitu Imi Atu Ba Nebe”, yang menimbulkan ikatan emosional dari audien terhadap tayangan realita yang ada.

lagu : Musik tradisional yang dikemas secara modern sehingga audien bisa merasa terhibur antara lain; Kaitaro, Ko Le Le Mai, sebuah musik petikan gitar klasik tradisional, yang menimbulkan ikatan emosional diri audien terhadap tayangan realita yang ada.

3.2.3 Teknik Pengambilan Gambar

Pengambilan gambar film dokumenter ini dilakukan dengan cara, yaitu: - Sudut pengambilan gambar


(54)

Sudut kamera adalah sudut pandang kamera terhadap obyek yang berada dalam frame.

- Ukuran gambar

Menggunakan aspect ratio perbandingan ukuran lebar serta tinggi frame. - Gerakan kamera

Pergerakan kamera berfungsi umumnya untuk mengikuti pergerakan seorang karakter serta obyek. Pergerakan kamera juga sering digunakan untuk menggambarkan situasi dan suasana sebuah lokasi atau suatu panorama.

- Gerakan objek

Secara umum komposisi pengambilan gambar terkait dengan posisi obyek dalam frame dapat dikelompokan dua jenis, yakni komposisi simetrik dan komposisi dinamik.Komposisi simetrik sifatnya statis. Obyek terletak persis ditengah-tengah frame dan proporsi ruang di sisi kanan dan kiri obyek relatif seimbang.

Komposisi dinamik sifatnya fleksibel dan posisi obyek dapat berubah sejalan dengan waktu.

3.2.4 Layout

Memberikan kesan kesederhanaan disertai penegasan yang jelas tentang realita kebiasaan yang ada pada suku tersebut, perpindahan gambar secara halus dari gambar satu ke gambar yang lain dimana ada hubungan menerangkan dan diterangkan.

3.2.5 Huruf

Huruf yang digunakan yaitu Bauhaus 93 untuk film dokumenter ini karena huruf ini mudah dan jelas dibaca oleh target audien. Huruf ini terkesan


(55)

kokoh dan modern. Huruf ini juga menyesuaikan karakter suku tersebut yaitu yang selalu kokoh keluarganya dalam menjalani kehidupan dengan kebiasaan target audien yang membutuhkan kejelasan dalam informasi agar mudah dan cepat dimengerti.

Bauhaus 93

Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn

Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz

1 2 3 4 5 6 7 8 9 0

!@#$%^&*()_-+=

3.2.6 Ilustrasi

Menggambarkan keadaan di sebuah daerah tepatnya di suatu suku dengan objek agar memperkuat visual keadaan. Dilanjutkan dengan pengambilan gambar dari kediaman narasumber dengan keadaan sesungguhnya, hal ini dimaksudkan untuk menampilkan keaslian pada tampilan film.

Tokoh para narasumber yang akan menjelaskan segala sesuatu yang menjadi konten dari film dokumenter ini. Serta memakai elemen-elemen visual agar tampilan yang disajikan menarik perhatian.


(1)

Latar Belakang Masalah

Selain berita informasi masyarakat juga membutuhkan tayangan program

hiburan. Dengan keterbatasan sumber daya manusia, RTTL masih minim dalam meberikan program tayangan yang kreatif dan bersifat hiburan.


(2)

Fokus Masalah

Minimnya program edukasi dan hiburan membuat masyarakat Timor Leste pada umumnya hanya bisa menyaksikan program berita-berita seputar dalam negeri. Sebagai negara yang memunyai banyak akan kekayaan budaya maupun tempat-tempat wisata, maka sebaiknya masyarakat diberikan suguhan program yang baru. Dan bagaimana program tersebut bisa memberi pengetahuan bagi masyarakatnya sendiri yang bersifat hiburan.


(3)

Solusi

Melihat TL mempunyai kekayaan budaya, keindahan alam dan berbagai kerajinan, maka masyarakat disuatu tempat berhak mendapat informasi

mengenai budaya, keaneka ragaman, dan kebiasan sehari-hari dari daerah lain. Oleh karena itu akan lebih baik sekali masyarakat diberikan siaran program yang bersifat edukatif dan menghibur, seperti memperlihatkan budaya dan keindahan wisata tempat dari daerah lain. Sebuah program film dokumenter menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Film dokumenter ini mendokumentasikan mengenai Budaya, wisata dan kebiasaan tradisional sehari masyarakat pada suatu tempat tertentu.


(4)

Media Utama

Media yang akan digunakan yaitu Stasiun Televisi RTTL.

Menggunakan stasion RTTL menjadi media yang paling utama dalam

penyampaian film dokumenter ini. Agar masyarakat bisa langsung melihat dan mendengar tentang budaya, wisata dan kebiasaan kehidupan sehari masyarakat di daerah lain.


(5)

Media Utama

Merupakan sebuah Film Dokumenter yang di ambil dari sebuah suku kecil yang berada di salah satu distrik Liquiçá. Sebuah suku yang dengan masyarakatnya mempunya beragam mata pencaharian dan yang utama adalah bergantung pada hasil laut.

Film Dokumenter

Media : Televisi Material : Elektronik Resulusi : 1920 x 1080

Durasi : 24 menit 11 Detik Judul : Lao Hodi Hatene


(6)

Media Pendukung

Media Pendukung

Merupakan sebuah Film Dokumenter yang di ambil dari sebuah suku kecil yang berada di salah satu distrik Liquiçá. Sebuah suku yang dengan masyarakatnya mempunya beragam mata pencaharian dan yang utama adalah bergantung pada hasil laut.