Perancangan Film Dokumenter Roda De Capoeira

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Capoeira adalah salah satu bentuk seni beladiri yang sedang berkembang pesat di Indonesia khususnya Bandung. Capoeira sendiri berpusat di Brazil dan tempat awal lahirnya masih diperdebatkan. Banyak sekali grup-grup (grupo) yang berkembang di dunia, dan grup yang berkembang di Indonesia berkiblat dari pusat yang berada di Brazil, di Bandung sendiri sejumlah grupo yang berkembang dengan kekhasannya masing-masing, salah satunya Grupo Capoeira Brasil. Melalui unit kegiatan mahasiswa yang ada pada kampus - kampus tertentu seperti, ITB, UNPAD, UNTEL, UPI, dan ada juga pada Sekolah Menengah Atas atau SMA diantaranya, SMA 11, dan SMA Taruna Bakti. Adanya penampilan – penampilan diberbagai acara – acara disetiap kampus dan acara lainya menjadikan ajang promosi untuk Capoeira menarik perhatian masyarakat untuk terlibat dan mempelajari beladiri ini.

Sampai saat ini orang yang berlatih Capoeira atau disebut Capoeirista semakin banyak. Gerakan – gerakan yang digunakan dalam Capoeira terlihat seperti menari dan ditambah dengan akrobatik yang membuat Capoeira mempunyai ciri khas sendiri dibandingkan beladiri lainnya. Dibalik itu semua ada yang seharusnya lebih diperhatikan oleh capoeirista yaitu adanya kegiatan khusus yang wajib dilakukan semua anggota Capoeira, kegiatan itu disebut Roda de Capoeira. Roda berarti sebuah lingkaran manusia, ada beberapa unsur yang sangat mendukung kegiatan ini diantaranya, alat musik, lagu, jogador (orang yang melakukan aktivitas dalam lingkaran), dan capoeirista itu sendiri.

Roda de Capoeira sangat penting karena disinilah para capoeirista akan mempraktekan hasil gerakan yang telah dilatih. Dimana semua unsur seni dari musik lagu dipadukan dengan gerakan akrobatik dan tendangan serta memperlihatkan keindahan dari beladiri ini yang dijadikan dalam tiga permainan yaitu benguela, sao bento grande de angola, dan sao bento grande de bimba.


(2)

Saat ini banyak capoeirista yang tidak memahami pentingnya kegiatan Roda de Capoeira beserta unsur – unsur pendukung yang terdapat didalamnya seperti musik, dan lagu. Padahal tanpa musik dan lagu belum bisa dikatakan Capoeira yang sesungguhnya. Bahkan masih banyak dari capoeirista yang masih belum bisa untuk memainkann alat – alat musik yang ada pada Capoeira, alat – alat musik itu seperti, berimbau, atabaque, pandeiro.

Karena pentingnya kegiatan roda ini dalam Capoeira, maka capoeirista wajib untuk mengetahui beserta unsur – unsur pendukung yang mempengaruhi berjalannya aktifitas yang disebut roda ini.

I.2 Identifikasi Masalah

Ada beberapa permasalahan yang teridentifikasi berdasarkan uraian latar belakang mengenai perancangan pada media informasi tentang unsur – unsur pendukung kegiatan Capoeira, yaitu:

• Banyaknya capoeirista tidak mengetahui tentang pentingnya roda de capoeira.

• Adanya Jenis – jenis permainan dalam roda yang belum banyak diketahui oleh capoeirista.

• Masih banyak pemain Capoeira yang belum bisa memainkan alat musik Capoeira.

• Apa saja jenis – jenis alat musik yang digunakan pada roda de Capoeira I.3 Rumusan Masalah

Bagaimana menyampaikan informasi beserta unsur – unsur pendukung pada kegiatan roda de Capoeira kepada capoeirista (orang yang berlatih Capoeira) dengan cara membuat perancangan media informasi.

I.4 Batasan Masalah

Objek yang dikaji meliputi Grupo Capoeira Brasil Indonesia yang berada di Bandung. Karena Grupo Capoeira Brasil ini merupakan salah satu grup terbesar di Indonesia khususnya Bandung.


(3)

I.5 Tujuan Perancangan

Capoeirista jadi mengetahui Capoeira bukan hanya sebuah tarian dan akrobatik, tapi sebuah beladiri yang dikemas dalam bentuk tarian.

Capoeirista jadi mengetahui adanya kegiatan khusus yang disebut roda de Capoeira.

• Menginformasikan kepada capoeirista adanya jenis – jenis permainan dalam kegiatan Capoeira.

• Menginformasikan kepada capoeirista unsur – unsur pendukung dalam kegiatan Capoeira kususnya musik.


(4)

BAB II

PERKEMBANGAN CAPOEIRA DI INDONESIA DAN RODA DE CAPOEIRA II.1 Pengertian Capoeira

Capoeira adalah beladiri asli dari Brasil, diciptakan oleh para budak Afrika selama masa penajajahan Portugis dengan tujuan untuk bertarung secara fisik dan tekanan budaya yang mereka hadapi. Capoeira juga merupakan seni yang didalamnya banyak mengandung aspek pertarungan, musik, tari, dan ritual, bahkan lebih dari itu Capoeira adalah filosofi hidup (Almaeda, 2000).

Ketika para budak menjadi sadar bahwa kondisi mereka tidak dapat di ubah, bahwa mereka dimaksudkan untuk menjadi pekerja paksa untuk selamanya, mereka mulai untuk melarikan diri. Di Recife, suatu kelompok yang terdiri dari empat puluh orang budak memberontak melawan terhadap tuannya, membunuh semua karyawan kulit putih, dan membakar rumah perkebunan. Kemudian para budak membebaskan diri dan memutuskan untuk mencari suatu tempat dimana mereka bisa bersembunyi dari para pemburu budak. Ketika seorang budak melarikan diri ia akan dikejar oleh ‘pemburu’ professional bersenjata yang bernama Capitaes-do-mato (kapten hutan).

Biasanya Capoeira adalah satu-satunya bela diri yang dipakai oleh budak tersebut untuk mempertahankan diri. Pertarungan mereka biasanya terjadi di lapangan yang ada di hutan yang dalam bahasa Tupi-guarani (salah satu bahasa pribumi di Brazil) disebut Caa-puera. Beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa inilah asal dari nama seni bela diri tersebut.

II.2 Perkembangan Capoeira di Indonesia

Capoeira diperkirakan masuk ke Indonesia pada tahun 1998, sejak kedatangan Simon mahasiswa Australia yang bisa Capoeira ke Yogyakarta, yaitu kota pertama tempat berkembangnya Capoeira di Indonesia. Bisa katakana kota ini merupakan pusat


(5)

Capoeira pertama di Indonesia. Setelah Simon, ada juga Capoeirista yang lain datang ke Yogyakarta dan mengajarkan Capoeira. Tujuan mahasiswa luar negri datang ke Indonesia disebabkan oleh beberapa hal, disamping untuk melakukan pertukaran pelajar dan juga ingin menjalin persahabatan yang erat diantara kedua Negara. Perlahan Capoeira makin berkembang, kelompok-kelompok pengemar Capoeira mulai bermunculan.

Andre Wilson (Marlan, 2009: 56) mengatakan “Capoeira sebenarnya merupakan bela diri. Lahir dari kebudayaan, musik, serta bahasa. Namun, tetap intinya adalah bela diri. Sebab, tujuan awal para budak membuat gerakan ini adalah untuk melarikan diri dari penjara dan meraih kebebasan”. Andrew yang mendalami Capoeira yang berkembang sejak 1933 dinegara asalnya Brazil, merasa masih banyak yang salah menilai Capoeira. Karena seperti apa pun gerakan yang di pelajari adalah tetap bagian dari bela diri. Artinya yang ingin mempelajari Capoeira harus memperhatikan teknik-teknik gerakan yang ada di setiap tingkatannya. Sebab dengan menampilkan teknik yang benar orang akan mendapat manfaat yang optimal. Bukan sekedar gaya dalam setiap pertunjukan, juga pemahaman lebih mendalam mengenai Capoeira itu sendiri.

Menyeleraskan gerak, ritme, serta body language merupakan inti dari Capoeira. Seni bela diri ini lahir dari hasil budaya kaum budak Afrika, yang dikembangkan menjadi model sebuah pertunjukan seni. Karena kaum budak tidak bisa mengembangkan ilmu bela diri secara frontal karena dianggap pemberontak dan dihukum berat. Kemudian melalui seni gerak dan musik, gerakan-gerakan bela diri tersebut disisipkan secara perlahan-lahan. Akhirnya gerakan ini berubah hingga benar-benar membentuk sebuah metode bela diri baru yang mematikan. Namun penyajian dari bela diri tersebut terlihat begitu dinamis dan fashionable. Orang pun menikmati seni bela diri ini sebagai sebuah pertunjukan, bukan lagi tampilan gerakan dari martial art. Saat ini.


(6)

Hasi wawancara dengan salah satu pendiri capoeira di Bandung (Rebel, 2014), dikota Bandung Capoeira berkembang pada tanggal 25 Februari 2003, tepatnya di UNPAD Jatinangor, yang didirikan oleh Rebel, Dadang Tian, dan Deni, yang bernama PDCP ( Prantesco de Capoeira Pakuan Bandung) yang artinya Persaudaraan Capoeira di Pakuan Bandung.

Agar sebuah klub Capoeira diakui dunia, klub itu sendiri harus bergabung dengan grup Capoeira yang sudah internasional dan mempunyai beberapa mestre atau master yang berasal dari Brasil. PDCP bergabung dengan groupo Quizumba pada pertengahan tahun 2006, dan berganti nama menjadi Capoeira Luanda pada tahun 2011, karena tidak ada kesesuaian pengajaran antar mestre di capoeira Luanda, pada akhir tahun 2013 berganti nama lagi menjadi Capoeira Brasil. Capoeira di Bandung pun berkembang melalui UKM yang ada diberbagai kampus seperti, ITB, UNPAD, UNPAR, dan UNTEL. Saat ini anggota dari Grupo Capoeira Brasil di Bandung sudah sampai sekitar 100 anggota.

II.3 Roda de Capoeira

Kegiatan yang wajib dilakukan oleh Capoeirista yang disebut roda. Roda ini berarti suatu lingkaran manusia yang melambangkan lingkaran kehidupan manusia, pada roda inilah para Capoeirista melakukan permainan yang dinamakan jogo. Bisa juga untuk melakukan upacara untuk menyambut mestre baru dan kenaikan tingkat. Dalam suatu roda, yang menjadi pemimpin disebut bateria. Bateria tersebut memimpin para Capoeirista untuk bernyanyi ataupun bermain jogo dan menentukan permainan diakiri (Nestor, 2000).

Jogo merupakan permainan atau pertarungan satu lawan satu antara Capoeirista, sebelum masuk kedalam jogo capoeirista harus melibatkan diri didalam roda dengan bertepuk tangan, bernyanyi, dan memainkan alat musik.

Adapun jenis – jenis permainan dalam roda yaitu : 1. Banguela


(7)

Banguela adalah jenis permainan pelan dengan keseimbangan dan kecerdasan serta kelicikan untuk menipu lawan main. Ada dua tahap untuk permainan ini yaitu perpindahan bawah (floor movement) dan akrobatik. Dalam setiap permainan Capoeira ini harus melakukan perpindahan dan akrobatik setelah melakukan gerakan dasar yaitu cadeira dan ginga secara beruntun. Bebera Contoh perpindahan bawah yaitu negative, role, au.

Gambar II.1 (Negativa)

Sumber : http://www.campo.republika.pl/techniki.html

Gambar II.2 (role)


(8)

Gambar II.3 (au)

sumber : http://cantocapoeira.free.fr/plus/lecons/index.html

Gambar II.4 (Cadeira dan Ginga) sumber : http://capo.dide.pl/techniki-capoeira/


(9)

2. Sao Bento Grande De Angola.

Jenis permainan cepat bertujuan untuk pertunjukan dan memperlihatkan keindahan – keindahan dalam setiap gerakan Capoeira, tapi tidak lepas dari jebakan dan kecerdasan. Permainan ini asal muasal dari semua jenis permainan yang ada pada Capoeira.

3. Sao Bento Grande De Bimba atau Regional

Jenis permainan cepat dan agresif yang tetap menggunakan kontrol dan aturan, permainan ini sangat sederhana dibandingkan dua permainan sebelumnya tidak terlalu banyak menggunakan akrobatik dan perpindahan bawah (floor movement) tapi perpindahan atas. Beberapa contoh perpindahan atas yaitu, pasagem defrente, hellicoptero, au semao, balanca, dan tendangan seperti martelo, queixada, compass.

Gambar II.5 (au sem mao)

sumber: http://cantocapoeira.free.fr/plus/lecons/pages/ausemmao.htm

Gambar II.6 (Helicoptero)


(10)

Gambar II.7 (Martelo)

sumber: http://cantocapoeira.free.fr/plus/lecons/pages/martelo.htm

Gambar II.8 (Meia lua de compasso)

sumber: http://cantocapoeira.free.fr/plus/lecons/pages/meialuadecompasso.htm

Gambar II.9 (Queixada)

sumber : http://cantocapoeira.free.fr/plus/lecons/pages/queixada.htm

II.4 Musik Sebagai Pendukung

Musik memiliki peranan yang penting didalam Capoeira. Ada yang mengatakan bahwa tanpa musik tidak aka nada roda. Musik juga menentukan kecepatan dan jenis jogo pada saat roda, serta dapat menciptakan semangat yang tidak terbatas (Marlan, 2009).


(11)

Musik di Capoeira memiliki dua unsur, yaitu alat musik dan lagu. Nada diumpamakan sebagai denyut nadi dan lagu adalah jiwa dalam Capoeira. Alat musik Capoeira meliputi Berimbau, atabaque (conga), pandeiro (tamborin).

a. Berimbau

Berimbau merupakan Single String Percussion Instrument, berbentuk busur dan terbuat dari kayu biriba dan kawat dengan cabaça ( labu ) kering yang telah dikeluarkan bagian dalamnya sebagai resonator, biasanya bunyinya "tung tung tung". Sejarah asal mula berimbau tidak terlalu jelas, namun kemungkinan besar asalnya dari Afrika, karena orang Brazil atau pun Eropa tidak menggunakan busur untuk alat musik (Nestor, 2002).

Bentuk berimbau identik dengan alat-alat yang dimainkan di bagian selatan Afrika. Bahan utama pembuat berimbau adalah busur kayu yang bernama verga. Verga terbuat dari kayu biriba yang banyak tumbuh di Brazil. Panjang verga adalah mulai dari 1,2 sampai 1,5 meter. Verga dilengkapi juga dengan sebuah senar logam yang bernama arame yang diregangkan dengan maksimal dari ujung verga yang satu ke ujung lainnya. Sebagai resonatornya adalah bagian yang disebut cabaca. Sebuah genderang kopong yang menempel di bagian bawah verga. Sejak tahun 1950 Berimbau Brazil selalu diwarnai dengan warna terang, sesuai dengan selera masyarakat Bahia. Yang juga bagian dari berimbau namun terpisah adalah dobrao. Batu kecil atau koin yang digunakan untuk menekan arame untuk mengubah nada. Dobrao batu biasa juga disebut pedra. Selain itu ada juga vaqueta. Sebuah tongkat metal yang digunakan untuk memukul arame agar menghasilkan bunyi. Sebagai tambahan, digunakan juga caxixi bersama vaqueta untuk menghasilkan bunyi yang berbeda.

Capoerista membagi berimbau dalam tiga kategori. Yang pertama yaitu Berra boi atau gunga. Ini menghasilkan nada yang paling rendah. Yang kedua adalah Medio dengan nada yang menengah, yang terakhir adalah viola atau violinha yang memiliki nada tertinggi.


(12)

Gambar II.10 (Berimbau Capoeira)

sumber: http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000015430859/- b. Atabaque

Atabaque pada dasarnya terbuat dari kayu khusus yang disebut Jacaranda dari Brasil. Atabaque seperti Conga Drum yang dimainkan dengan tangan (gendang ), biasanya tinggi, terbuat dari kayu dan pada bagian yang dipukul terbuat dari kulit anak sapi. bagian bawahnya terbuka sehingga bisa mengeluarkan suara. Cara memainkan atabaque hamper mirip dengan pandeiro menggunakan empat ketukan dengan pola kanan kiri kanan kanan (Capoeira Nestor : dalam Marlan, 2009).

Gambar II.11 (Atabaque atau conga)


(13)

c. Pandeiro

Pandeiro atau mungkin kita lebih mengenalnya sebagai tamborin, namun ada dua hal penting yang membedakannya dengan tamborin seperti biasanya, yaitu pertama tarikan ( tension ) pada kepala pandeiro bisa diatur nada rendah atau nada tinggi, dan kedua untuk kerincingnya lebih kering dan kurang kencang dibanding tamborin biasa.Terdiri dari lingkaran yang terbuat dari kayu yang ditutupdengan cymbal yang kecil, dan tengahnya terbuat dari kulit binatang.

Gambar II.12 (Pandeiro atau Tamborin)

sumber : http://geocities.com/capoeira.semarang/pendeiro.jpg

1. Musik Pada Permainan Benguela

Pada permainan benguela, permainannya pelan dengan kebanyakan perpindahan dibawah dari pada perpindahan atas, dengan kecerdasan untuk menipu lawan. Bunyi untuk alat musik berimbau adalah cik cik tong ting ting, untuk atabaque dan pandeiro sama yaitu dung dung pak dung.


(14)

2. Musik Pada Permainan Sao Bento Grande De Angola

Pada permainan ini gerakan yang cepat serta musik yang cepat, membentuk gerakan – gerakan akrobatik yang memperlihatkan keindahan bertujuan untuk pertunjukan. Bunyi alat musik berimbau pada permainan ini adalah cik cik ting tong tong, untuk atabaque dan pandeiro masih sama yaitu dung dung pak dung dengan tempo yang cepat.

3. Musik Pada Permainan Sao Bento Grande De Bimba (Regional)

Permamainan ini mempunya sedikit lebih cepat dari De Angola, yang lebih agresif dan Kontrol. Bunyi alat musik berimbau pada permainan ini adalah cik cik tong tong ting, untuk atabaque dan pandeiro masih sama yaitu dung dung pak dung dengan tempo yang cepat.

* catatan yang perlu diperhatikan

“cik” yaitu memukul arame dengan stengah menekan dobrau pada kawat dan menempelkan cabaca pada perut

“tong” yaitu memukul arame tanpa menempelkan dobrau dan menjauhkan cabaca dari perut.

“ting” yaitu memukul arame dengan menempelkan dobrau pada arame dan menjauhkan cabaca dari perut.

“dung” yaitu memukul bagian pinggir atabaque dengan jari tanpa ditekan. “pak” yaitu memukul bagian tengah atabaque dan menekannya.

II.4.1 Pelaku atau Pemain Capoeira

Pelaku dalam pertunjukan Capoeira terdiri dari pemusik dan pemain / penari. Penari / pemain Capoeira atau Jogador yang dibutuhkan pada saat permainan (jogo) adalah dua orang, yang kemudian bergantian disusul oleh pemain yang lain untuk ber jogo. Para Capoeirista yang ber jogo biasanya telah memiliki kemampuan - kemampuan


(15)

yang dipelajari sebelumnya, dan memiliki stamina yang baik (orang yang terlatih bela diri biasanya memiliki stamina yang cukup baik sehingga mampu untuk melakukan gerakan-gerakan dengan baik).

a. Jogador (Pemain Capoeira)

Capoeira adalah bentuk seni yang terdiri dari gerakan, musik, dan unsur-unsur filsafat praktis. Salah satu inti dari Capoeira adalah jogo atau permainan fisik yang disebut Jogo de Capoeira (permainan Capoeira) atau cukup disebut Jogo. Selama ini menjadi ritual pertarungan, dua capoeiristas (pemain dari Capoeira) saling bergantian menyerang dan bertahan dalam arus konstan sambil belajar dan tata cara yang benar tentang capoeira.

.

Gambar II.13 (Dua orang Jogador) (sumber: dokumen pribadi) b. Bateria ( Pemain musik )

Dalam suatu roda, yang menjadi pemimpin disebut bateria. Bateria tersebut memimpin para capoeirista untuk bernyanyi ataupun bermain jogo. Yang menjadi pemusik dalam pertunjukan Capoeira adalah biasanya Mestre atau pelatih Capoeira yang lebih tinggi tingkatannya. Dalam hal ini pemegang alat musik bisa berdiri atau duduk.


(16)

Gambar 2.14 ( Batteria adalah pemimpin dalam roda) sumber : dokumen pribadi

II.5 Permasalahan Capoeira di Indonesia

Di Indonesia sendiri sudah mulai banyak peminat olahraga Capoeira ini tapi adanya perbedaan pandangan terhadap Capoeira oleh anggota baru yang baru mengenal Capoeira karena tidak mengetahui pentingnya sebuah kegiatan yang disebut Roda. Berdasarkan wawancara dengan narasumber (Nugi, pelatih Capoeira), “kurangnya informasi tentang Capoeira terhadap masyarakat menyebabkan simpang siurnya pengertian masyarakat tentang beladiri ini, ada yang menyebutkan tarian saja, beladiri sambil menari, bagian dari senam lantai, dan sebagainya. Sekarang Capoeira bukan cuma dijadikan beladiri untuk pertahanan, tapi sudah merambah ke Duina kebugaran, seperti pusat – pusat kebugaran, gym dll. Disini gerakan Capoeira dimodifikasi seperti gerakan aerobic, caporobik misalnya, oleh karena kurangnya informasi itu masyarakat menggapnya sama dengan aerobic, padahal jauh dari itu semua Capoeira tidak semudah yang terlihat”.


(17)

Untuk menghindari pandangan – pandangan seperti yang sudah dijelaskan diatas, maka melalui media informasi peneliti akan menyampaikan faktor penting yang mendukung seni beladiri Capoeira.

II.6 Solusi

Berdasarkan hasil pembahasan dan pengkajian terkait keberadaan Capoeira yang saat ini mengalami kurangnya peminat, maka perlunya dibuat upaya menyampaikan pesan melalui media informasi sebagai sarana informasi Capoeira Brasil Indonesia pada penggemar beladiri Capoeira.


(18)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Target Audiens

Segmentasi dari target masyarakat yang dituju dalam perancangan media informasi ini meliputi beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut:

- Demografis

Praktisi atau orang yang mempelajari beladiri capoeira

Usia 15 – 40 tahun, karena anggota Capoeira meliputi anak – anak sampai orang dewasa.

Gender laki-laki dan perempuan - Psikografis

Orang yang mempunyai pola hidup sehat suka akan berolahraga. - Geografis

Seluruh wilayah indonesia

III.2 Strategi Perancangan

Media informasi visual, merupakan media yang tepat dan efektif dalam menyampaikan sebuah informasi. Keberhasilan sebuah media sebagai alat penyampaian informasi sangat dipengaruhi oleh komunikasi sebagai unsur penting didalamnya. Dalam media ini terdapat suatu bentuk komunikasi yang berfungsi untuk serta memberi informasi sehingga audience terpengaruh hingga melakukan tindakan.

III.2.1 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan media informasi ini untuk memberitahu unsur – unsur penting dalam kegiatan Roda de Capoeira yang belum banyak diketahui anggota baru yaitu musik, lagu, permainan, agar anggota baru tidak hanya menilai sebagai sebuah tarian dan akrobatik.


(19)

III.2.2 Pendekatan Komunikasi 1. Komunikasi Verbal

Penyampaian komunikasi dalam media informasi ini lebih menitik beratkan pada pemakaian narasi dan narasumber, sehingga akan lebih mudah dan cepat dipahami oleh masyarakat. Karena dalam filmnya narasumber yaitu (Nugi, pelatih Capoeira) menggunakan bahasa Indonesia yang digunakan dalam pergaulan sehari hari yang dimengerti oleh masyarakat umum. Serta adanya lagu yang dinyanyikan dengan bahasa Portugis, yaitu lagu khas dari Capoeira itu sendiri.

2. Pendekatan Visual

Tampilan visual yang diperlihatkan adalah suasana aktifitas atau kegiatan Capoeira yaitu Roda de Capoeira. Lalu akan ditambahkan dengan efek-efek visual sederhana yang mendukung, dan memakai sudut dan tehnik pengambilan gambar yang menarik dan nyaman untuk dilihat. Dalam pengambilan sudut (angle) menggunakan teknik, diantaranya sudut atas (high angle), sudut bawah (low angle) dan kemiringan kamera.

III.2.3 Strategi Kreatif

Ada berbagai cara yang digunakan dalam pembuatan media informasi ini. Yang pertama isi dari materi film dokumenter ini berisikan tentang kegiatan roda de Capoeira, lalu akan disisipkan wawancara langsung dari pelatih Capoeira. Pada perpindahan antara adegan satu dengan adegan yang lainnya diberi effect fade in dan effect fade out, agar memperkuat estetika sinematografi supaya film ini tidak terlihat monoyon dan bagus untuk disimak.

Dan pada film dokumenter ini ada beberapa menggunakan teknik, teknik pertama pengambilan gambar pada video timelapse.


(20)

Gambar III.3 Timelapse Tugu Jembatan Pasupati Sumber : Dokumen Pribadi

III.2.4 Strategi Media

Media adalah alat penghubung, perantara dan sarana serta saluran alat komunikasi untuk memperkenalkan dan mempromosikan pesan kepada target sasaran. Dengan perencanaan sistematik dan mendapatkan tanggapan dari penerima pesan.

III.2.5 Pemilihan Media

Pemilihan media berfungsi untuk membatasi media yang akan digunakan dalam perancangan media informasi unsur – unsur pendukung dalam kegiatan Capoeira yaitu roda de Capoeira agar tidak terlalu luas dengan pertimbangan disesuaikan dengan target yang dituju. Maka pemilihan media yang akan digunakan haruslah efesien dan tepat sasaran.

Media dapat dibedakan menjadi dua, yaitu media utama dan media pendukung

1. Media Utama Film Dokumenter

Media film dokumenter ini menjelaskan secara detail faktor – faktor penting untuk mendukung dalam kegiatan Capoeira yaitu roda dan jenis – jenis permainan didalam roda.

Informasi yang disuguhkan dalam media utama ini memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi, sehingga mudah di cerna oleh target audien.

Definisi Film

Film merupakan media yang menyajikan pesan audio, visual dan gerak.Oleh karenanya, film memberikan kesan yang


(21)

impresif bagi penontonnya. Seperti hal nya dalam buku “Mari Membuat Film”, Heru Effendy (2009) menjelaskan “film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan” (h.4). Bila dilihat dari pemahaman film maka film digunakan sebagai media yang membentuk realitas. Cerita yang ditayangkan lewat film dapat berbentuk fiksi atau non fiksi. Lewat film, informasi dapat bdengan lebih mendalam karena film adalah media.

2. Media Pendukung

Media pendukung ini bersifat menunjang, melengkapi atau mempertegas media utama agar penyampaiannya mudah di terima oleh masyarakat. Adapun media pendukung tersebut adalah sebagai berikut :

• Poster

Poster merupakan media luar ruang yang informasinya mudah tersampaikan.

• X – Banner

Media ini digunakan untuk memberikan informasi atau promosi pada saat pemutaran film documenter.

• Pin

Sebagai media pelengkap yang diberikan secara cuma-cuma, yang berfungsi sebagai pengingat.

• Gantungan Kunci

Sebagai media pelengkap yang diberikan secara cuma-cuma, yang berfungsi sebagai pengingat.

• Baju Kaos

Sebagai media pelengkap yang diberikan secara cuma-cuma, yang berfungsi sebagai daya tarik masyarakat.

• Kalender

Sebagai media pelengkap yang diberikan secara cuma-cuma, yang berfungsi sebagai pengingat.


(22)

Sebagai media pelengkap yang diberikan secara cuma-cuma, yang berfungsi sebagai pengingat.

• Tas

Sebagai media pelengkap yang diberikan secara cuma-cuma, yang berfungsi sebagai pengingat

III.3 Konsep Visual

Untuk menghasilkan infomasi melalui media audio visual yang baik, tentu dibutuhkan sebuah konsep visual yang baik pula karena ini dimaksudkan agar tidak terjadinya kesalahan dalam penyampaian pesan ataupun informasi. Konsep visual merupakan awal dari sebuah gagasan yang diperoleh dari sebuah pemahaman dan pendalaman materi dari semua permasalahan yang telah dikaji. III.3.1 Format Desain

Format desain pada film dokumenter ini menggunakan video high resolution yaitu 1280 x 720 pixel dengan perbandingan aspek rasio 4 : 3. Aspek rasio merupakan perbandingan lebar dan tinggi dari sebuah pixel dalam sebuah gambar. Sedangkan format kemasan dari film pendek ini berupa CD. Judul yang akan di pilih atau di gunakan dalam film pendek ini adalah “Roda de Capoeira”.

Kemudian untuk media-media yang dibuat, dalam film pendek ini dengan format terakhir yang akan digunakan adalah format cd, dengan durasi film ± 15 menit yang akan dipusblish kedalam format file *.mp4 .

III.3.2 Layout

Pada film ini akan ditampilkan fugur pelatih capoeira yang menggunkan mode close up,penampakan pelatih dalam wawancara akan diposisikan sebelah kiri layar agar kegiatan yang berlangsung pada proses wawancara terlihat, yang memebrikan kesan yang tidak monoton.

III.3.3 Tipografi

Untuk tipografinya sendiri, film ini menggunakan jenis-jenis font yang sederhana. Adapun contoh dari tipografi yang dipakai untuk penulisan nama figur dan title dalam film ini adalah sebagai berikut : Font untuk tulisan utama


(23)

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890

.,<>/?;:’”[]{}=+-_)(*&^%$#@!

Dalam pemilihan font untuk tulisan utama menggunakan jenis font “broadway”. Font ini mendukung untuk menampilkan kesan yang tidak monoton dan sederhana. Font untuk tulisan pendukung/keterangan adalah Verdana

ABCDEFGHI JKLMNOPQRSTUVWXYZ Abcdefghij k lm nopqrst uvwxyz

1234567890

,./ < > ?;’:”[ ] { } = - + _ ) ( * & ^ % !@# $ III.3.4 Ilustrasi

Mengambarkan apa yang yang sedang dijelaskan narasumber sehingga memperkuat penjelasannya, dengan menggabungkan tipografi yang sesuai sebagai pendukung. Adapun bagian – bagiannya adalah :

1. Aktifitas sebelum kegiatan dimulai

Gambar III.4 Sebelum kegiatan dimulai Sumber : Dokumen Pribadi


(24)

Mempersiapkan alat – alat musik dan seragam untuk kegiatan roda, serta pemanasan olah tubuh agar tidak terjadi kecelakaan dalam melakukan gerakan – gerakan tertentu atau cedera.

2. Pembukaan

Gambar III.5 Pembukaan Sumber : Dokumen Pribadi

Berdoa dan mulai memainkan alat musik.

3. Dua orang mulai melakukan permainan didalam lingkaran

Gambar III.6 Dua orang pemain atau jogador Sumber : Dokumen Pribadi


(25)

Lalu meliputi kegiatan atau aktifitas yang berlangsung. 4. Wawancara narasumber

Gambar III.7 Wawancara Narasumber Sumber : Dokumen pribadi

Narasumber yang dimaksud adalah pelatih Grupo Capoeira Brasil Indonesia.

5. Macam – macam alat musik yang digunakan

Gambar III.8 Alat music yangdigunakan Sumber : Dokumen pribadi III.3.5 Warna

Untuk pemilihan warna sendiri, lebih mendominasikan warna-warna kuning, hijau dan biru, karena warna-warna ini adalah warnna yang khas dengan bendera brasil.


(26)

• Warna Biru mengartikan keluasan aspek yang ada pada Capoeira yang meliputi music nyanyian tarian dan sebagainya.

• Warna Kuning mengartikan filosofi yang ada pada setiap gerakan dan aktifitas Capoeira

• Warna Hijau mengartikan alami dari budaya Brasil dari zaman dulu sampai sekarang.

III.4 Sinopsis

Tugu Jembatan Pasopati merupakan salah cirri khas dari kota Bandung yang dimana sama halnya dengan aktivitas Roda adalah cirri khas dari Capoeira yang tidak bisa dipisahkan. Dengan kekreatifitasan dari warga Bandung menjadikan kota ini kota yang maju dan modis, dilihat dari banyaknya komunitas – komunitas yang ada dikota Bandung salah satunya Capoeira. Ada beberapak grup atau grupo Capoeira yang terdapat diada dikota ini seperti Senzala, Argola De Ouro, dan Grupo Capoeira Brasil. Grupo Capoeira Brasil berkembang melalui Unit Kegiatan Mahasiswa dibeberapa kampus dikota Bandung seperti, ITB (Institute Teknologi Bandung), UNPAD (Universitas Padjajaran), UNTEL (Universita Telkom), UPI (Universitas Pendidikan Indonesia). Kegiatan Capoeira ini berpusat di ITB (Institute Teknologi Bandung) yang melakukan roda setiap minggunya.

Sebelum melakukan roda, anggota Capoeira atau disebut Capoeirista terlebih dahulu mempersiapkan alat musik dan seragam yang digunakan serta melakukan pemanasan atau warming up,agar tidak terjadi cedera dalam melakukan kegiatan. Dimulai dengan alunan musik yang dipimpin olah berimbau dan menyanyikan lagu khas Capoeira yang berbahas Portugis. Untuk para Capoeirista yang berdiri


(27)

dilingkaran roda wajib melakukan tepuk tangan atau claping sesuai dengan tempo musik.

Permainan akan dimulai ketika pemimpin roda yang memegang alat musik berimbau sudah memberikan izin. Permainan dilakukan secara bergantian oleh anggota Capoeira sampai dengan selesai, biasanya kegiatan ini dilakukan ± 2 jam lamanya. Setelah kegiatan selesai biasanya para Capoeirista masih melakukan aktifitas seperti melatih permainan alat musik dan akrobatik.

III.4.1 Storyline

Sebuah naskah cerita dalam bentuk teks. merancang naskah merupakan spesifikasi dari teks dan narasi dalam aplikasi multimedia. dalam merancang naskah, analis menetapkan dialog dan urutan elemen-elemen secara rinci.

• Suasana kota Bandung • Tugu Jembatan Pasupati

• Aktifitas sebelum melakukan kegiatan • Pemanasan dan mempersiapkan alat musik • Wawancara dengan salah satu pelatih • Memulai kegiatan Capoeira yaitu roda

• Pemimpin roda mulai memainkan alat musik • Wawancara dengan pelatih lainnya

• Dua orang capoeirista masuk kedalam lingkaran roda dan mulai melakukan permainan secara bergantian

• Capoeirista lainnya melakukan tepuk tangan sesuai tempo musik dan menjawab lagu yang dinyanyikan

• Pergantian permainan dalam roda

• Pemain musik memulai tempo musik yang lebih cepat • Permainan berakir dengan kegembiraan

III.4.2 Storyboard

Storyboard disini bertujuan untuk memudahkan dalam pengambilan gambar dan memandu, sutradara, kameramen editor dan seluruh kru yang terlibat didalamnya.


(28)

Karena storyboard sangat berfungsi sekali dalam memberikan arahan saat akan mengambil gambar agar sesuai dengan cerita yang diinginkan.

Gambar III.9 Storyboard Sumber : Dokmen pribadi III.4.3 Audio

Musik merupakan salah satu elemen penting dalam memperkuat kesan, nuansa dan suasana sebuah film. Musik dapat dikelompokan dalam 2 kelompok yaitu ilustrasi musik dan lagu. Ilustrasi musik digunakan sebagai musik latar yang mengiringi selama cerita berjalan, sedangkan lagu digunakan sebagai pengiring dalam film yang membentuk karakter dam kesan dan suasana sebuah film.

- iIustrasi musik : instrument berimbau (alat musik khas Capoeira) - lagu : lagu yang dipilih adalah lagu dari Capoeira itu sendiri.


(29)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1 Teknis Produksi

Untuk mempermudah pembuatan film documenter Roda de Capoeira pada saat pelaksanaan maupun pasca produksi melibatkan atau menggunakan alat – alat dan software sebagai berikut.

IV.1.1 Perangkat keras (Hardware)

Hardware adalah perangkat keras yang digunakan pada saat produksi pembuatan film documenter Roda de Capoeira. Berikut peralatan yang digunakan:

• Kamera DSLR Canon 60D dengan lensa Canon 50mm • Kamera DSLR Canon 550D dengan lensa 18-55mm • Tripod

IV.1.2 Perangkat Lunak (Software)

Software adalah perangkat lunak yang digunakan pada saat produksi pasca pembuatan film dokumenter Roda de Capoeira. Berikut peralatan yang digunakan:

• Adobe Photoshop CS6, digunakan dalam mengolah keterangan dan tipografi.

• Adobe premire pro CS6, digunakan dalam pengeditan dan mengolah video.

IV.2 Pra Produksi

Pra pruduksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan sebelum tahap produksi dan tahap pra produksi dilakukan, dimana kegiatan ini merencanakan atau mencari ide cerita,


(30)

riset data dan riset visual. Dengan membuat sebuah storyboard dan storyline menjadi hasil dari kegiatan pra produksi yang selanjutnya dikembangkan ke tahap produksi.

• Ide – Tema

Ide cerita dalam film pendek ini adalah menceritakan aktifitas atau kegiatan penting yang ada pada Capoeira yang disebut roda. Melibatkan seluruh anggota Capoeira yang disebut capoeirista.

• Storyline

Storyline merupakan sebuah pengembangan dari inti cerita, yang membahas tentang alur cerita, yang dibuat dengan berisikan keterangan 26 gambar atau visual dan audio berupa effek suara, juga musik. Yang kemudian di kembangkan kedalam bentuk skenario.

• Storyboard

Pembuatan storyboard bertujuan untuk untuk memudahkan dalam pengambilan gambar dan memandu, sutradara, kameramen, editor dan seluruh kru yang terlibat didalamnya. Dan memberikan arahan saat akan mengambil gambar agar sesuai dengan cerita yang diinginkan.

IV.3 Produksi

Setelah melalui tahap pra produksi dilakukan tahap produksi, dimana tahap ini menuju lapangan dengan maksud memproduksi apa yang sudah direncanakan pada tahap pra produksi. Pada perancangan video dokumenter ini, dikumpulkan materi gambar yang dibutuhkan. Sehingga dapat dilanjutkan ke tahap pasca produksi.


(31)

• Menunggu anggota yang belum datang

Gambar IV.1 Screenshoot Gambar Lapangan Sumber : Dokumen Pribadi

• Perkenalan dari amggota Capoeira

Gambar IV.2 Screenshoot Gambar Lapangan Sumber : Dokumen Pribadi


(32)

• Pemasangan alat music

Gambar IV.3 Screenshoot Gambar Lapangan Sumber : Dokumen Pribadi

IV.4 Pasca Produksi

Tahap pasca produksi adalah tahap terakhir, dimana kegiatan ini diisi mengumpulkan materi gambar yang sudah melalui tahap produksi dan melalui proses editing atau finishing. Tahap ini merupakan tahap yang dapat memperbaiki dan mematangkan rencana yang sudah dibuat dari tahap pra produksi. Metode yang digunakan dalam proses editing yaitu secara digital atau menggunakan komputer atau laptop yang sebelumnya file dari hasil shooting telah dicopy atau dipindahkan ke komputer atau laptop, teknik editing menggunakan software edit video yaitu Adobe Premier CS 6 dengan melakukan berbagai tahapan diantaranya:

Logging : proses memilih shoot – shoot yang ada kemudian memotong sesuai dengan yang dibutuhkan


(33)

Gambar IV.4 Proses editing Sumber : Dokumen Pribadi

• Video dokumenter ini menggunakan ukaran frame D1/DV NTSC Widescreen yaitu 720 x 480 pixel dengan perbandingan aspek rasio 16 : 9. Aspek rasio merupakan perbandingan lebar dan tinggi dari sebuah pixel dalam sebuah gambar.

Gambar IV.5 Proses editing Sumber : Dokumen Pribadi


(34)

• Penempatan pada potongan gambar yang telah di pilih untuk menjadikan sebuah alur cerita film dokumentasi Roda de Capoeira.

Gambar IV.6 Proses editing Sumber : Dokumen Pribadi

• Untuk font yang terdapat pada didalam media film dokumenter ini dan mendukung dengan karater film ini memakai tipe jenis font yaitu “Broadway”.

Gambar IV.7 Proses editing Sumber : Dokumen Pribadi


(35)

Rendering : merupakan proses terakhir dalam editing dalam sebuah audio visual, yaitu untuk menggabungkan file – file yang telah melewati tahapan – tahapan sebelumnya untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

IV.5 Screenshot Film Documenter Roda de Capoeira

• Memulai permainan diawali dengan alat musik, pada hari pertama.

Gambar IV.8 Proses editing Sumber : Dokumen Pribadi

• Wawancara dengan salah satu pelatih Capoeira hari pertama

Gambar IV.9 Proses editing Sumber : Dokumen Pribadi


(36)

• Permainan dimulai dengan dua orang pada hari pertama.

Gambar IV.10 Proses editing Sumber : Dokumen Pribadi

• Wawancara dengan salah satu pelatih Capoeira hari kedua

Gambar IV.11 Proses editing Sumber : Dokumen Pribadi


(37)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN FILM DOKUMENTER RODA DE CAPOEIRA

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2014 / 2015

Oleh :

PARLINDUNGAN 51910247

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(38)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORSINALITAS ... ii

SURAT KETERANGAN HAK EKSKLUSIF ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

KOSAKATA/GLOSARY ... xii

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 2

I.3 Rumusan Masalah ... 2

I.4 Batasan Masalah ... 2

I.5 Tujuan Perancangan ... 3

BAB II PERKEMBANGAN CAPOEIRA DI INDONESIA DAN RODA DE CAPOEIRA II.1 Pengertian Capoeira ... 4

II.2 Masa Perkembangan Capoeira di Indonesia ... 4

II.2.1 Masa Perkembangan Capoeira di Bandung ... 6

II.3 Roda De Capoeira ... 6

II.4 Musik Sebagai Pendukung ... 10

II.4.1 Pelaku atau Pemain Capoeira ... 14

II.5 Permasalahan Capoeira di Indonesia... 16

II.6 Solusi ... 17

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Target Audiens ... 18


(39)

III.2.1 Tujuan Perancangan ... 18

III.2.2 Pendekatan Komunikasi ... 19

III.2.3 Strategi Kreatif ... 19

III.2.4 Strategi Media ... 20

III.2.5 Pemilihan Media ... 20

III.3 Konsep Visual ... 22

III.3.1 Format Desain... 22

III.3.2 Layout ... 22

III.3.3 Tipografi ... 22

III.3.4 Ilustrasi ... 23

III.3.5 Warna ... 25

III.4 Sinopsis ... 26

III.4.1 Storyline ... 27

III.4.2 Storyboard ... 27

III.4.3 Audio ... 28

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1 Teknis Produksi ... 29

IV.1.1 Perangkat Keras (Hardware) ... 29

IV.1.2 Perangkat Lunak (Software) ... 29

IV.2 Pra Produksi... 29

IV.3 Produksi ... 30

IV.4 Pasca Produksi ... 32

IV.5 Screenshoot Film Dokumenter Roda de Capoeira ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 36


(40)

DAFTAR PUSTAKA Buku :

Almeida, Bira. 2000. Capoeira : A Brazilian Art Form. Barkeley California : North Atlantic Book.

Capoeira, Nestor. 2002. The Little Capoeira Book. Barkeley California : North Atlantic Book.

Capoeira, Nestor. 2000. Root of the Dance Fight Game. Barkeley California : North Atlantic Book.

Effendy, Heru, 2009. Bagaimana memulai shooting: Mari Membuat Film, Jakarta: Erlangga.

Effendy, Heru. 2002. Mari Membuat Film: Panduan untuk menjadi produser.

Yogyakarta: Konfiden Panduan.

Manik, Marlan. 2009. SENI BELADIRI CAPOEIRA DI UNIKA ST THOMAS MEDAN KAJIAN PERKEMBANGAN STRUKTUR MUSIK DAN HUBUNGAN DENGAN GERAKAN. Medan: ST Thomas.


(41)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Terimakasih saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayahnya hingga laporan tugas akhir ini bisa diselesaikan tanpa kendala yang berarti.

Terimakasih saya ucapkan kepada Grupo Capoeira Brasil dan anggota beserta pelatih Capoeira Brasil Bandung yang banyak sekali membantu saya dalam memperoleh sekaligus menggali informasi mengenai Roda de Capoeira. Bantuan teknis dan informasi yang diberikannya sangat berarti dalam rancangan media informasi yang akan saya buat nantinya.

Saya ucapan terimakasih juga kepada pembimbing Tugas Akhir Taufan Hidayatullah M.Ds yang meluangkan waktu berharganya demi membimbing penulis untuk menulis laporan tugas akhir dengan baik dan benar.

Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, harus saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dalam kesempurnaan dikarenakan adanya keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bandung, 5 Februari 2015


(42)

(43)

(44)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Parlindungan

NIM : 51910247

Tempat Tanggal Lahir : Painan, 11 Oktober 1992 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

Jenjang : Strata 1

Fakultas : Desain

Alamat : Jalan Anggrek II No.11 RT 04 RW 13 Kelurahan Dadok Tunggul Hitam

Contact : 081267864812


(45)

Riwayat Pendidikan

Tahun Pendidikan

1998-2004 SDN 11 Padang

2004-2007 SMPN 34 Padang

2007-2010 SMKN 5 Padang


(46)

(1)

iv KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Terimakasih saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayahnya hingga laporan tugas akhir ini bisa diselesaikan tanpa kendala yang berarti.

Terimakasih saya ucapkan kepada Grupo Capoeira Brasil dan anggota beserta pelatih Capoeira Brasil Bandung yang banyak sekali membantu saya dalam memperoleh sekaligus menggali informasi mengenai Roda de Capoeira. Bantuan teknis dan informasi yang diberikannya sangat berarti dalam rancangan media informasi yang akan saya buat nantinya.

Saya ucapan terimakasih juga kepada pembimbing Tugas Akhir Taufan Hidayatullah M.Ds yang meluangkan waktu berharganya demi membimbing penulis untuk menulis laporan tugas akhir dengan baik dan benar.

Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, harus saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dalam kesempurnaan dikarenakan adanya keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bandung, 5 Februari 2015


(2)

(3)

(4)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Parlindungan

NIM : 51910247

Tempat Tanggal Lahir : Painan, 11 Oktober 1992

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

Jenjang : Strata 1

Fakultas : Desain

Alamat : Jalan Anggrek II No.11 RT 04 RW 13 Kelurahan Dadok Tunggul Hitam

Contact : 081267864812


(5)

Riwayat Pendidikan

Tahun Pendidikan

1998-2004 SDN 11 Padang

2004-2007 SMPN 34 Padang

2007-2010 SMKN 5 Padang


(6)