6
4. Bagaimana pemberian terapi latihan berupa shoulder wheel, overhead pulley, finger
ladder, dan hold relax dapat meningkatkan luas gerak sendi dan kekuatan otot sekitar bahu dan kemampuan fungsional sendi bahu pada penderita frozen shoulder ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui pengaruh efektifitas pemberian terapi short wave diathermy dan TENS terhadap nyeri pada penderita frozen shoulder.
2. Untuk mengetahui pengaruh efektifitas pemberian terapi manipulasi terhadap luas
gerak sendi bahu pada penderita frozen shoulder. 3.
Untuk mengetahui pengaruh efektifitas pemberian terapi latihan yang berupa shoulder wheel, overhead pulley, finger ladder, dan hold relax pada penderita
frozen shoulder.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. DESKRIPSI KASUS
1. Frozen shoulder
a.
Definisi
Frozen shoulder adalah istilah yang merupakan wadah untuk semua gangguan pada sendi bahu yang menimbulkan nyeri dan pembatasan lingkup gerak. Pembatasan
lingkup gerak sendi bahu akibat gangguan miofasial sering dimasukkan dalam frozen shoulder. Dalam wadah tersebut ditampung juga bursitis subacromialis, tendinitis
subscapularis, tendinitis bicipitalis, yang sebenarnya lebih tepat bila digolongkan ke dalam kelompok periartritis humeroscapularis Sidharta, 1983.
b.
Etiologi
Menurut Cluett 2007, frozen shoulder sering terjadi tanpa didahului cedera atau penyebab yang nyata. Ada pasien yang mengalami frozen shoulder setelah trauma
shoulder, tetapi ini bukan penyebab yang lazim. Faktor etiologi frozen shoulder
antara lain :
Usia dan jenis kelamin Frozen shoulder paling sering terjadi pada orang yang berusia antara 40
–60 tahun dan biasanya wanita lebih banyak daripada pria.
Gangguan endokrin Penderita diabetes militus berisiko tinggi mengalami frozen shoulder. Gangguan
endokrin yang lain misalnya masalah thyroid dapat juga mencetuskan kondisi ini. Trauma sendi bahu
Pasien yang mengalami cedera atau menjalani operasi pada bahu dan disertai imobilisasi sendi bahu dalam waktu lama akan berisiko tinggi mengalami frozen
shoulder. c.
Patologi
Frozen shoulder dapat berawal dari tendinitis supraspinatus bicipitalis atau bursitis subacromialis. Apabila gangguan-gangguan tersebut tidak diobati dan gerakan sendi
bahu yang menimbulkan nyeri tidak pernah dilatih, maka lama-kelamaan akan terjadi perlekatan Sidharta, 1983.
8
Frozen shoulder terdiri dari 3 fase yaitu : the freezing painful phase, the frozen stiff phase, dan the thawing recovery phase
a. Fase I _ the freezing painful phase
Gejala awal biasanya nyeri, kekakuan, dan keterbatasan gerak. Nyerinya khas yaitu memburuk pada malam hari dan saat tidur dipengaruhi oleh posisi miring ke sisi sakit.
Fase I akan berakhir dalam 2-9 bulan Patient UK, 2006. b.
Fase II _ the frozen stiff phase Pada fase ini derajat nyeri berkurang tapi kekakuan dan keterbatasan gerak masih
tersisa dan dapat memburuk. Semua gerakan bahu dipengaruhi oleh timbulnya nyeri, tapi gerakan yang paling berat adalah gerak eksorotasi. Otot sekitar bahu akan
menurun kekuatan ototnya karena tidak digunakan. Fase II akan berakhir dalam 4-12 bulan Patient UK, 2006.
c. Fase III _ the thawing recovery phase
Pada fase ini derajat kekakuan berkurang dan kemampuan gerak kembali normal atau mendekati normal. Fase III akan berakhir dalam 5
– 24 bulan Patient UK, 2006.
9
BAB III PROSES FISIOTERAPI
Pasien bernama Ny. S, berumur 62 tahun, jenis kelamin perempuan, alamat Babat Ngawi, agama Islam. Pada awal bulan Februari 2013, pasien mengelami kecelakaan
jatuh dari sepeda motor, saat itu pasien membonceng. Pasien jatuh dengan posisi miring kekiri sehingga tangan pasien tertindih badan pasien, tetapi tangan pasien tidak
mengalami retak ataupun patah. Kemudian pasien dibawa ke RSUD Sragen untuk berobat dan pasien diberi obat rawat jalan. Setelah itu pasien dianjurkan untuk melakukan terapi
di poli fisioterapi RSUD Sragen. Pasien mulai terapi tanggal 21 Februari 2013 sampai saat ini. Dari pemeriksaan tersebut didapatkan diagnosa fisioterapi sebagai berikut:
Impairment : - adanya nyeri tekan dan nyeri gerak pada bahu kiri
- penurunan kekuatan otot pada bahu kiri - ada keterbatasan LGS bahu kiri
- penurunan kemampuan fungsional Functional Limitation : terjadinya gangguan aktifitas fungsional
Disability : keterbatasan aktifitas sehari – hari
Pasien bernama Ny. S berusia 62 tahun dengan diagnosa frozen shoulder sinistra akibat post trauma mengalami nyeri pada bahu sebelah kiri, adanya
keterbatasan lingkup gerak sendi bahu sebelah kiri, penurunan nilai kekuatan otot bahu sebelah kiri, dan penurunan kemampuan aktivitas fungsional bahu sebelah kiri.
Pasien telah menjalani program fisioterapi berupa pemberian SWD, TENS, dan terapi latihan sebanyak enam kali terapi diperoleh hasil bahwa terdapat pengurangan nyeri
bahu sebelah kiri, peningkatan lingkup gerak sendi bahu sebelah kiri, peningkatan kekuatan otot bahu sebelah kiri, dan peningkatan kemampuan aktivitas fungsional
bahu sebelah kiri.
10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil