PENUTUP KAJIAN TERHADAP PUTUSAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU) MENGENAI PERSEKONGKOLAN DALAM TENDER TAHUN 2011-2013 DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 DAN PERATURAN KPPU NOMOR 2 TAHUN 2010.

89

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan terhadap putusan KPPU dari Tahun
2011 sampai dengan Tahun 2013, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Diperoleh temuan yang menarik yaitu terdapat 20 (dua puluh) kasus
persekongkolan dalam tender. Sebagian besar yaitu 18 (delapan belas)
kasus persekongkolan gabungan horizontal dan vertikal dan sisanya
persekongkolan horizontal. Hal ini tidak dapat dipungkiri banyaknya
kasus persekongkolan gabungan horizontal dan vertikal dikarenakan
keterlibatan pejabat pemerintah melalui panitia tender sebagai
bawahannya. Salah satu penyebab terjadi kasus persekongkolan
gabungan horizontal dan vertikal adalah kurangnya niat baik (good will)
secara menyeluruh dari pejabat pemerintah sebagai regulator yang
secara serius menerapkan peraturan yang ada dengan benar. Sehingga
para


pelaku

usaha

menggunakan

kesempatan

tersebut

untuk

memenangkan tender dengan cara tidak jujur dan melawan hukum.
2. Hal lainnya yang menyebabkan banyaknya terjadi persekongkolan
gabungan horizontal dan vertikal adalah peraturan yang ada, masih
terdapat kekurangan untuk melakukan pencengahan. Undang-Undang

90

Nomor 5 Tahun 1999 masih kurang dalam melakukan pencengahan

terhadap persekongkolan dalam tender, seperti Pasal 22 Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1999 menerapkan pendekatan rule of reason, dimana
pendekatan tersebut dibutuhkan evaluasi terlebih dahulu oleh KPPU.
Apabila KPPU menerapkan pendekatan rule of reason atas kasus
persekongkolan dalam tender kemungkinan KPPU akan mengalami
kesulitan dalam melakukan pembuktian. Selain itu, sanksi yang ada
dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 hanya berlaku bagi para
pelaku usaha dan tidak berlaku bagi pemerintah dikarenakan KPPU
tidak berwenang untuk menjatuhkan sanksi kepada pejabat pemerintah.
Peraturan KPPU Nomor 2 Tahun 2010 juga masih kurang untuk
melakukan pencengahan terhadap persekongolan dalam tender. Hal ini
terlihat belum adanya batasan-batasan kewenangan pada setiap tahapantahapan tender, dimana kewenangan pemeriksaan dilakukan oleh KPPU
atau Pengadilan Negeri maupun KPK. Kurangnya kerjasama antara
KPPU dengan instansi pemerintah lainnya dalam mendukung putusan
KPPU sehingga dapat berjalan dengan baik dan hukuman atau sanksi
dapat dilaksanakan.
B. Saran
1) Perlu dipertimbangkan agar ketentuan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999 yang mengatur persekongkolan dalam tender, lebih
dipermudah dalam pembuktiannya sehingga KPPU lebih mudah untuk


91

melakukan evaluasi terhadap kasus persekongkolan dalam tender dan
memperbaiki regulasi yang ada.
2) Sanksi yang diberikan hanya kepada pelaku usaha saja, sehingga dapat
menghambat terciptanya persaingan usaha yang sehat, maka perlu adanya
kerjasama diantara KPPU dengan KPK untuk memeriksa dan menangani
lebih lanjut apabila kasus persengkongkolan dalam tender melibatkan
pejabat pemerintah dan terdapat unsur pidana.
3) Perlunya kerjasama antara instansi pemerintah sehingga KPPU dapat
menjalankan tugasnya dengan kondusif, dan mendukung hasil putusan
KPPU supaya pelaksanaan hukuman atau sanksi dapat dilaksanakan.

92

DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Budi Kagramanto, L, 2008, Larangan Persekongkolan Tender (Prespektif
Hukum Persaingan Usaha), Srikandi, Jakarta.

Hermansyah, 2008, Pokok-Pokok Hukum Persaingan Usaha di Indonesia,
Prenada Media Group, Jakarta.
Lubis, Andi Fahmi, dkk, 2009, Hukum Persaingan Usaha Antara Teks dan
Konteks, ROV Creative Media, Jakarta.
Margono, Suyud, 2009, Hukum Anti Monopoli, Sinar Grafika, Jakarta.
Nugroho, Susanti Adi, 2012, Hukum Persaingan Usaha di Indonesia, dalam
Teori dan Praktik Serta Penerapan Hukumnya, Kencana, Jakarta.
Puspaningrum, Galuh, 2013, Hukum Persaingan Usaha, Perjanjian dan
Kegiatan yang Dilarang dalam Hukum Persaingan Usaha di
Indonesia, Aswaja Pressindo, Yogyakarta.
Rokan, Mustafa Kamal, 2012, Hukum Persaingan Usaha, Teori dan
Praktiknya di Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta Selatan.
Siswanto, Arie, 2004, Hukum Persaingan Usaha, Ghalia Indonesia, Bogor
Selatan.
Suharsil, dkk, 2010, Hukum Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat di Indonesia, Ghalia Indonesia, Bogor.
Sutedi, Andrian, 2012, Aspek Hukum Pengadaan Barang dan Jasa dan
Berbagai Permasalahannya, Sinar Grafika, Jakarta Timur.
Usman, Rachmadi, 2004, Hukum Persaingan Usaha Di Indonesia, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.

Website:
www.kppu.go.id/id/putusan/Tahun -2011,2012,2013/

93

Jurnal:
Yakub Adi Krisanto, 2006, Analisis Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999 dan Karekristik Putusan KPPU Tentang Persekongkolan
Tender, Jurnal Hukum Bisnis, Volume-No.2.
Peraturan Perudang-undangan:
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Peraturan KPPU tentang Pedoman Pasal 22 UU No.5 Tahun 1999 Larangan
Persekongkolan Dalam Tender Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1999.
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah.

Dokumen yang terkait

ANALISIS YURIDIS PERSEKONGKOLAN TENDER PELELANGAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN (Kajian Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Perkara Nomor 13/KPPU-L/2011)

1 4 18

ANALISIS PERAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU) SEBAGAI POLICY ADVISORY DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999

1 50 65

Pembatalan Putusan Kppu Nomor 06/Kppu-L/2012 Tentang Persekongkolan Tender Pembangunan Terminal Angkutan Jalan Sei Ambawang Kota Pontianak Tahap Xi Tahun 2012 (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 241 K/Pdt.Sus-Kppu/2014)

0 16 129

KAJIAN TERHADAP PUTUSAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU) MENGENAI PERSEKONGKOLAN DALAM TENDER TAHUN 2011-2013 DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 DAN PERATURAN KPPU NOMOR 2 TAHUN 2010.

0 7 15

PENULISAN HUKUM/SKRIPSI KAJIAN TERHADAP PUTUSAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU) MENGENAI PERSEKONGKOLAN DALAM TENDER TAHUN 2011-2013 DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 DAN PERATURAN KPPU NOMOR 2 TAHUN 2010.

0 3 13

PENDAHULUAN KAJIAN TERHADAP PUTUSAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU) MENGENAI PERSEKONGKOLAN DALAM TENDER TAHUN 2011-2013 DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 DAN PERATURAN KPPU NOMOR 2 TAHUN 2010.

0 3 17

ANALISIS TERHADAP PUTUSAN KPPU NOMOR 03/KPPU-L/2012 TENTANG TENDER KARTU TANDA PENDUDUK (KTP) DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 DAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 54 TAHUN 2010.

0 0 1

ANALISIS TERHADAP PUTUSAN KPPU NOMOR 40/KPPU-L/2010 MENGENAI PERSEKONGKOLAN TENDER DI DINAS PERHUBUNGAN JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN 2009 DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGA.

0 0 1

ANALISIS TERHADAP PUTUSAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU) NO.08/KPPU-M/2012 TENTANG DUGAAN PELANGGARAN TERHADAP PASAL 29 UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 BERKAITAN DENGAN PENGAMBILALIHAN SAHAM.

0 0 1

PENEGAKAN HUKUM PERSEKONGKOLAN TENDER BERDASARKAN PASAL 22 UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT (Studi Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor : 16/KPPU-L/2014 tentang Dugaan Pelanggara

1 2 16