Komposisi Makanan Pada Tiga Spesies Cicak (Cosymbotus platyurus Schneider, Hemidactylus frenatus Dumb. Bibr, Dan Gehyra mutilata Weigm.) Melalui Analisis Makanan Dalam Lambung
14
KOMPOSISI MAKANAN PADA TIGA SPESIES CICAK
(Cosymbotus platyurus Schneider, Hemidactylus frenatus Dumb. Bibr,
dan Gehyra mutilata Weigm.)
MELALUI ANALISIS MAKANAN DALAM LAMBUNG
ZAIMUL WAFA
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007
15
KOMPOSISI MAKANAN PADA TIGA SPESIES CICAK
(Cosymbotus platyurus Schneider, Hemidactylus frenatus Dumb. Bibr,
dan Gehyra mutilata Weigm.)
MELALUI ANALISIS MAKANAN DALAM LAMBUNG
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
ZAIMUL WAFA
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007
18
ABSTRAK
ZAIMUL WAFA. Komposisi Makanan pada tiga Spesies Cicak (Cosymbotus platyurus
Schneider, Hemidactylus frenatus Dumb. Bibr, dan Gehyra mutilata) Melalui Analisis Makanan
dalam Lambung. Dibimbing oleh ACHMAD FARAJALLAH dan TRI ATMOWIDI.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari komposisi makanan dari tiga spesies cicak (C.
platyurus (Cp), H. frenatus (Hf), dan G. mutilata (Gm) berdasarkan lokasi dan waktu yang
berbeda. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember 2006 sampai Mei 2007. Sampel cicak
diambil di lokasi sekitar DAS (Daerah Aliran Sungai) Ciliwung di enam tempat, yaitu Cisarua,
Sempur, Bojong Gede, Depok, Menteng, dan Ancol. Penangkapan cicak dilakukan pada sore hari
(pukul 15.30-18.00 WIB) dan malam hari (pukul 18.30-21.00 WIB) dengan mengunakan sapu atau
tangan. Beberapa karakter tubuh dan diameter lambung diukur. Isi lambung cicak dikeluarkan,
kemudian setiap jenis makanan dipilah dalam kelompok hewan, tumbuhan, dan material lain.
Analisis data dilakukan dengan menghitung jumlah jenis perkategori makanan (ni), jumlah semua
jenis makanan yang ditemukan (N), indeks keragaman Shannon-Wiener (H’) dan kemerataannya
(E), indeks kesamaan Jaccard (Cj), indeks kesamaan Sorenson kuantitatif (CN), dan analisys of
variance (ANOVA) satu arah. Komposisi makanan pada tiga cicak rumah terdiri atas serangga,
Araneae, Uropygy, Spirobolida, Pauropoda, material tumbuhan (potongan kertas, potongan kayu,
biji, dan nasi) dan material lain (kulit cicak, kulit telur, kotoran rayap, dan batu). Pada Cp
ditemukan 21 kategori makanan, Hf 8 kategori dan Gm 9 kategori makanan. Keragaman makanan
pada Gm (H’= 1.514) paling tinggi dibandingkan dengan Hf (H’= 1.408) dan Cp (H’= 1.233).
Kesamaan kategori makanan pada Cp dan Hf dan Cp dan Gm rendah (Cj= 38%; CN=22%,
Cj=42%; CN=22), sedangkan Hf dan Gm tinggi (Cj=42%; CN=99 %). Kategori makanan yang
dominan pada cicak rumah adalah (Diptera). Persentase makanan pada tiga spesies cicak antar
lokasi dan waktu tidak berbeda (P>0.05).
ABSTRACT
ZAIMUL WAFA. Food composition of Three Gecko Species (Cosymbotus platyurus
Scheneider, Hemidactylus frenatus Dumb. Bibr, and Gehyra mutilata Weigm.) by Stomach Diet
Analysis. Supervised by ACHMAD FARAJALLAH and TRI ATMOWIDI.
The aim of this reseach was to study of food composition of three gecko species (C. platyurus,
H. frenatus, and G. mutilata) at different locations and times. This study was conducted from
December 2006 up to May 2007. Gecko were collected at six locations of Ciliwung river: Cisarua,
Sempur, Bojong Gede, Depok, Menteng, and Ancol of Ciliwung river. Gecko were collected at
evening (15.30-18.00 pm) and midnight (18.30-21.00 pm) using hands or stick method.
Morphometrical characters and diameter of stomach were measured. Stomach contents were
grouped into animal, plant material, and other material. Data were analyzed by calculation of total
items in each food category (ni), the number of items (N), Shannon-Wienner diversity index (H’)
and evenness (E), Jaccard similarity index (Cj), Sorenson quantitative similarity index (CN), and
one-way analysis of variance (ANOVA). The diet composition of three house gecko species were
insect, Araneae, Uropigy, Spirobolida, Pauropoda, plant materials (paper, wood, and rice), and
other materials (gecko skin, shell of egg, leftovers of termites meal, and gravel). Food categories
of Cp, Hf, and Gm were 21,8 and 9 respectively. Food diversity in Gm (H’= 1.514) was higher
than that in Hf (H’= 1.408) and Cp (H’= 1.233). Food similarity in Cp and Hf and Cp and Gm
were low (Cj= 38%; CN=22%, Cj=42%; CN=22%,), but similarity of Hf and Gm significantly
higher (Cj=42%, CN=99 %). Food category of house gecko species were dominated by Diptera.
Food composition of three house gecko species based on locations and times were not significantly
different (P>0.05).
16
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
BAHAN DAN METODE ................................................................................................................. 1
Waktu dan Tempat ................................................................................................................... 1
Penangkapan Cicak .................................................................................................................. 1
Pengukuran Karakter Tubuh dan Identifikasi Spesimen........................................................... 1
Analisis Isi lambung ................................................................................................................. 2
Analisis data ............................................................................................................................. 2
HASIL
Jumlah Individu dan Ukuran Tubuh Cicak Rumah ...................................................................2
Komposisi Makanan ................................................................................................................. 3
Keragaman dan Kesamaan Makanan Cicak Rumah……………………………………………3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 7
SIMPULAN ...................................................................................................................................... 8
SARAN ............................................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 8
LAMPIRAN
17
DAFTAR TABEL
Halaman
1
Karakter-karakter tubuh cicak yang diukur ............................................................................... 1
2
Spesies dan jumlah individu cicak yang ditangkap berdasarkan lokasi dan waktu
penangkapan ............................................................................................................................. 2
3
Bobot badan, bobot lambung, dan beberapa ukuran tubuh dan diameter lambung cicak ....... 2
4
Komposisi makanan tiga spesies cicak rumah .......................................................................... 3
5
Jumlah makanan (N), kategori makanan (K), indeks keragaman Shannon-Wienner (H’), dan
sebaran keragaman Shannon (E) pada spesies cicak rumah...................................................... 4
6
Kesamaan makanan pada C. platyurus (Cp), H. frenatus (Hf), dan G. mutilata (Gm) antar
lokasi berdasarkan indeks kesamaan Jaccard dan indeks kesamaan Sorenson kuantitatif ....... 4
7
Kesamaan makanan pada C. platyurus (Cp), H. frenatus (Hf), dan G. mutilata (Gm) antar
waktu berdasarkan indeks kesamaan Jaccard dan indeks kesamaan Sorenson kuantitatif ........ 4
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1
Tiga spesies cicak rumah .......................................................................................................... 3
2
Persentase makanan G. mutilata
3
Persentase makanan C. platyurus berdasarkan waktu penangkapan ........................................ 5
4
Persentase makanan H. frenatus berdasarkan waktu penangkapan .......................................... 5
5
Persentase makanan G. mutilata berdasarkan waktu penangkapan. ......................................... 5
6
Beberapa kategori makanan yang ditemukan di dalam lambung cicak rumah. ........................ 6
berdasarkan lokasi penangkapan ....................................... 5
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1
2
3
Peta lokasi penangkapan cicak ............................................... Error! Bookmark not defined.
Pengujian analisys of variance (one-way ANOVA) dalam program R ................................. 12
Kunci Identifikasi Famili Gekkonidae ................................................................................... 13
19
Judul
Nama
NRP
: Komposisi Makanan Pada Tiga Spesies Cicak
(Cosymbotus platyurus Schneider, Hemidactylus frenatus Dumb. Bibr,
dan Gehyra mutilata Weigm.) Melalui Analisis Makanan Dalam Lambung
: Zaimul Wafa
: G34103064
Menyetujui:
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dr. Ir. Achmad Farajallah, M. Si
NIP. 131 878 947
Drs. Tri Atmowidi, M. Si
NIP. 132 055 226
Mengetahui:
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, M. S
NIP. 131 473 999
Tanggal Lulus :
20
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lamongan pada tanggal 18 agustus 1984 putra dari Bapak Darno dan Ibu
Nurhayati. Penulis adalah anak ketiga dari lima bersaudara.
Tahun 2003 penulis lulus dari SMA Unggulan BPPT Al Fattah Lamongan dan pada tahun yang
sama diterima di Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB
melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah
Kewirausahaan dan Struktur Hewan untuk S1 Biologi. Penulis juga aktif di organisasi BIOWORD
dan Observasi Wahana Alam HIMABIO IPB. Penulis pernah melakukan praktik lapang dengan
judul Biawak (Varanus sp.) Sebagai Komoditas Ekspor Untuk Hewan Peliharaan di CV
TERRARIA INDONESIA, Bogor.
21
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya.
Sholawat dan salam tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sahabat dan keluarganya,
Tema yang dipilih penulis dalam penelitian adalah Komposisi Makanan Pada tiga Spesies
Cicak (Cosymbotus platyurus Schneider, Hemidactylus frenatus Dumb. Bibr dan Gehyra mutilata
Weigm.) Melalui Analisis Makanan Dalam Lambung.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Achmad Farajallah, M. Si dan Bapak Drs.
Tri Atmowidi, M. Si selaku pembimbing. Ibu Dr. Rita Megia atas waktu diskusi dan sarannya.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Bambang Suryobroto beserta staf
dosen Laboratorium Zoologi IPB atas saran dan perhatiannya. Teman-temanku Eko, Nico, Wildan,
Carwan, Indra, dan Lusi atas segala bantuanya; seluruh teman-teman mahasiswa Biologi; Saudarasaudaraku di Vila Merah: Kuncung, WT, Ogi, Andros, Agus, Iwan MP dan Boxer atas
kebersamaannya selama ini; dan untuk tercinta, Azifah Dewi yang selalu memberi semangat.
Rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak, Ibu, Kakak Zainul Ma’arif, Mbak
Zum, Adikku Sania dan Diah atas kasih sayang, doa serta dukunganya.
Bogor, Juli 2007
Zaimul Wafa
1
PENDAHULUAN
Cicak termasuk dalam kelas Reptilia, ordo
Squamata, dan famili Gekkonidae (Zug et al.
1977). Tiga spesies cicak rumah, yaitu
Hemidactylus frenatus, Cosymbotus platyurus,
dan Gehyra mutilata dilaporkan ditemukan di
Bogor dengan habitat berupa bangunan,
semak, dan pohon (Saepudin 2004). Cicak H.
frenatus ditemukan di seluruh wilayah
Indonesia, sedangkan C. platyurus selain di
Jawa ditemukan di pulau Nias, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Lombok, dan Flores
(Rooij 1915). Pada umumnya, cicak hidup di
tempat gelap, seperti dalam lubang dan celahcelah batu (Harrisson 1961). Cicak melakukan
aktivitasnya pada waktu senja sampai malam
hari dan aktifitasnya berkurang pada kondisi
terang (William & Cooper 1985).
Cicak mendapatkan makanannya dengan
cara menangkap atau memburu mangsa
menggunakan mulut dan mangsa ditelan
secara utuh (raptorial) (Harrisson 1961; Goin
& Goin 1970). Beberapa spesies cicak
memakan serangga, laba-laba, buah-buahan,
madu, bangkai (carrion eating), dan menjilat
cairan tertentu (Harrisson 1961; Powell et al.
1990; Colli et al. 2003; Ramires & Fraguas
2004).
Keanekaragaman
makanan
dapat
dipelajari melalui analisis isi lambung
(Grahame et al. 1979; Henderson 1993;
Hector & Luis 1997). Isi lambung
memberikan informasi tentang komposisi
makanan dan strategi mancari makan
(Grahame et al. 1979). Kajian makanan pada
cicak dapat dipelajari dengan pangamatan
empiris, yaitu mengamati langsung perilaku
mencari makanan dan pangamatan isi lambung
dengan cara membedah. Powell et al. (1990)
melaporkan bahwa di dalam lambung cicak H.
brookii ditemukan serangga (Ordo: Diptera,
Lepidoptera,
Coleoptera,
Homoptera,
Orthoptera, dan Hymenoptera), Crustaceae,
Arachnida (laba-laba), dan material tumbuhan.
Dalam lambung Gymnodactylus geckoides
ditemukan serangga dan Athropoda yang lain
(Colli et al. 2003). Sedangkan dalam lambung
H. mabouia ditemukan juga laba-laba dan
Arthropoda (Ramires & Fraguas 2004). Basuki
(2006) melaporkan komposisi makanan pada
dua spesies cicak H. frenatus dan C. platyurus
di pemukiman kota adalah serangga,
Arachnida, Mollusca, material tumbuhan (biji
dan nasi), dan material lain (batu dan kulit
telur). Pada habitat pulau kecil yang
tersisolasi, Mabuya agilis memakan serangga,
Arachnida, Crustacea, Gastropoda, dan lainlain (Rocha et al. 2004).
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mempelajari komposisi makanan dari tiga
spesies cicak (C. platyurus, H. frenatus, dan
G. mutilata) berdasarkan perbedaan lokasi dan
waktu .
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan dari bulan
Desember 2006 sampai Mei 2007. Sampel
cicak diambil di lokasi sekitar DAS (Daerah
Aliran Sungai) Ciliwung dari Bogor sampai
Jakarta. Identifikasi cicak, analisis makanan,
dan analisis data dilakukan di Laboratorium
Zoologi, Departemen Biologi, FMIPA IPB.
Penangkapan Cicak
Penangkapan cicak dilakukan di enam
tempat, yaitu Cisarua (CI, 320 mdpl), Sempur
(SE, 256 mdpl), Bojong Gede (BG, 140 mdpl),
Depok (DE, 130 mdpl), Menteng (ME, 13
mdpl), dan Ancol (AN, 4 mdpl) (Lampiran 1).
Waktu penangkapan cicak dilakukan pada sore
hari (pukul 15.30-18.00 WIB) dan malam hari
(pukul 18.30-21.00 WIB) dengan mengunakan
sapu atau langsung ditangkap dengan tangan.
Cicak yang tertangkap dimatikan dengan
kloroform, dibedah perutnya, dan diawetkan
dalam etanol 70 %.
Pengukuran Karakter Tubuh dan
Identifikasi Spesimen
Pengukuran terhadap beberapa karakter
tubuh dan diameter lambung (Tabel 1)
menggunakan kaliper dengan ketelitian 0.05
mm mengikuti cara Hikida dan Ota (1989).
Sedangkan bobot badan dan bobot lambung
cicak ditimbang dengan timbangan digital
merek AND (cap. 200 g). Spesimen cicak
diidentifikasi dengan kunci identifikasi
Saepudin (2004) (Lampiran 3).
Tabel 1 Karakter-karakter tubuh cicak yang diukur
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Parameter
Bobot Badan
Bobot Lambung
Panjang Kepala-Ekor
Panjang Badan-Kepala
Lebar Kepala
Lebar Badan
Tinggi Kepala
Lebar Mulut
Moncong Mulut
Panjang Lambung
Diameter Lambung
Singkatan
BB
BL
PKE
PBK
LK
LB
TK
LM
MM
PL
DL
2
Analisis Isi Lambung
Lambung
cicak
dikeluarkan
dan
ditampung ke dalam botol penampung yang
berisi etanol 70 % kemudian dibedah dalam
cawan petri dibawah mikroskop. Makanan
dalam
lambung
kemudian
dipilah
mengggunakan kuas dan jarum. Makanan dari
lambung dikelompokkan menjadi hewan,
material tumbuhan, dan material lain.
Kemudian dibagi menjadi kategori-kategori
(untuk hewan sampai ke tingkat ordo).
Makanan
berupa
hewan
diidentifikasi
berdasarkan Borror et al. (1996) dan Barker
(2001). Spesimen cicak disimpan di
Laboratorium Zoologi, FMIPA IPB.
pipih dengan tepi bergerigi, lipatan kulit pada
sisi badan, dan ventral jari dengan lamela
berpasangan. H. frenatus dengan warna dorsal
putih abu-abu sampai coklat, ekor bulat
memanjang dengan enam sisik tuberkalar, dan
ventral jari dengan lamela berpasangan.
Sedangkan G. mutilata berwarna terlihat
transparan, jari pendek, dan cenderung bulat
melebar, dan lamela pada proximal hanya satu
baris (Gambar 1).
Jumlah individu cicak rumah yang
ditangkap berdasarkan jenis, lokasi, dan waktu
penangkapan disajikan dalam Tabel 2 dan
perbandingan ukuran tubuh dan lambung
tertera dalam Tabel 3.
Analisis Data
Persentase setiap kategori makanan
dihitung dengan membagi jumlah semua jenis
per kategori (ni) dengan jumlah semua jenis
yang ditemukan (N) dikalikan 100.
Keragaman kategori makanan dalam lambung
cicak dihitung dengan indeks keragaman
Shannon-Wiener (H’) dengan rumus :
–Σ ni/N ln ni/N
dan sebaran keragaman Shannon (E) dengan
rumus:
H’/lnS.
Kesamaan jenis makanan cicak antar spesies,
lokasi dan waktu dihitung menggunakan
indeks kesamaan Jaccard (Cj) dan Sorenson
kuantitatif (CN) dengan rumus :
Cj = j/((a+b+c)-j)
CN=2jN/ (aN+bN)
Keterangan :
S=jumlah kategori makanan
j =jumlah kategori makanan pada semua cicak
a =jumlah kategori makanan pada spesies a
b =jumlah kategori makanan pada spesies b
c =jumlah kategori makanan pada spesies c
jN=nilai total terendah pada habitat, waktu,
atau spesies
aN=jumlah total pada spesies, lokasi, atau
waktu pada A
bN=jumlah total spesies, lokasi, atau waktu
pada B.
(Magguran 1987).
Persentase makanan antar lokasi dan
waktu diuji menggunakan analysis of variance
(one-way ANOVA) di dalam program R.
Tabel 2 Spesies dan jumlah individu cicak yang
HASIL
Jumlah Individu dan Ukuran Tubuh Cicak
Rumah
Penelitian ini didapatkan tiga spesies
cicak rumah dengan ciri-ciri umum adalah C.
platyurus mempunyai warna abu-abu putih
sampai kehitaman pada bagian dorsal, ekor
ditangkap berdasarkan lokasi dan waktu
penangkapan
Tempat Waktu
Cisarua
Sempur
Bojong
Gede
Depok
Menteng
Ancol
Jumlah
S
M
S
M
S
M
S
M
S
M
S
M
Jumlah Individu
Jumlah
Cp
Hf
Gm
3
7
2
12
14
2
2
18
6
4
10
8
4
5
17
4
4
3
11
5
1
5
11
7
5
2
14
15
3
18
7
2
1
10
7
3
10
16
1
1
18
22
1
1
24
114
33
26
26
Total
30
27
22
32
20
42
173
Keterangan: S: Sore, M : Malam, Cp: C. platyurus,
Hf: H. frenatus, dan Gm: G. mutilata
Tabel 3 Bobot badan, bobot lambung, dan
beberapa ukuran tubuh dan diameter
lambung cicak
Karakter
BB (gr)
PEK (mm)
PBK(mm)
LB (mm)
LK (mm)
TK (mm)
LM (mm)
MM (mm)
BL(gr)
PL (mm)
DL(mm)
Spesies (X±SD)
Cp (n=114) Hf (n=33)
Gm (n=26)
3.65 ± 1.19 2.99 ± 0.85 3.83 ± 1.08
81.90 ± 41.97 83.98 ± 37.1073.34 ± 41.87
51.93 ± 7.83 50.17 ± 5.30 55.25 ± 5.37
13.51± 13.21 9.72 ± 2.05 11.33 ± 1.45
9.69 ± 1.45 9.55 ± 1.16 10.95 ± 1.06
6.64 ± 4.83 6.24 ± 0.81 6.79 ± 1.31
7.75 ± 0.86 7.69 ± 0.88 8.14 ± 0.79
8.28 ± 0.78 8.11 ± 0.87 8.42 ± 8.41
0.14 ± 0.07 0.10 ± 0.00 0.12 ± 0.09
18.47 ± 3.59 16.35 ± 2.46 17.96 ± 3.56
3.79 ± 1.08 2.92 ± 0.63 3.59 ± 1.17
Keterangan : BB: bobot badan, PEK: panjang ekorkepala, PBK: panjang badan-kepala,
LB: lebar badan, LK: lebar kepala,
DM: diameter mata, DT: diameter
telinga,TK: tinggi kepala, LM: lebar
mulut, MM: moncong mulut, TB:
tinggi badan, BL: bobot lambung, PL:
panjang lambung, DL: diameter
lambung, Cp: C. platyurus, Hf: H.
frenatus Gm: G. mutilata, X: rata-rata,
dan SD: Standar Deviasi
3
Komposisi Makanan
Kategori makanan cicak rumah (C.
platyurus, H. frenatus dan G. mutilata)
bervariasi. Komposisi makanan di dalam
lambung C. platyurus terdiri atas serangga
(89.3%), Araneae (0.5%), Uropigy (0.2%),
Spirobolida (0.5%), Pauropoda ( 0.7%),
material tumbuhan (3.9%), material lain (2.7
%), dan tidak teridentifikasi (2.1%). Pada H.
frenatus terdiri atas serangga (85.8 %),
Araneae (2.9 %), dan tidak teridentifikasi
(11.4%). Sedangkan G. mutilata terdiri atas
serangga (88.8%), Araneae (1.41, Spirobolida
(1.41%), material lain (2.8%), dan tidak
teridentifikasi (5.7 %) (Tabel 4).
Keragaman dan Kesamaan Makanan Cicak
Rumah
Nilai H’ pada G. mutilata menempati
posisi paling tinggi (1.514), kemudian diikuti
oleh H. frenatus (1.408) dan C. platyurus
(1.233). Meskipun nilai kategori makanan
(K) pada C. platyurus paling tinggi, akan
tetapi jumlah makanan (N) per kategori juga
tinggi sehingga keragaman makanan pada C.
platyurus adalah paling kecil dibandingkan
dengan spesies lainnya (Tabel 5).
Kesamaan kategori makanan pada C.
platyurus dan H. frenatus berdasarkan indeks
kesamaan Jaccard (Cj) dan Sorenson
kuantitatif (CN) sebesar 38% dan 22%, C.
platyurus dengan G. mutilata 42% dan 22%,
dan H. frenatus dengan G. mutilata 42% dan
99%. Kesamaan ketegori makanan pada
C. platyurus bedasarkan lokasi berkisar
antara
( 0.21-0.58 ) dan (0.15-0.85), dan
waktu (0.57) dan (0.32); H. frenatus, lokasi:
(0.15-0.75) dan (0.05-0.94), dan waktu: (0.250.62) dan (0.09-0.70); dan G. mutilata, lokasi:
(0-0.67) dan (0.01-1)), dan waktu: (0.23-0.26)
dan (0.18-0.98) (Tabel 6 dan Tabel 7).
Gambar 1 Tiga spesies cicak rumah (insert : ventral jari kaki, A= C. platyurus, B= H. frenatus, dan C= G.
mutilata)
B
A
C
Tabel 4 Komposisi makanan tiga spesies cicak rumah (Cp: C. platyurus, Hf: H. frenatus, Gm: G. mutilata,
dan ni: jumlah)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Kategori
Makanan
ni
Serangga
501
Coleoptera
(COL)
22
Diptera
(DIP)
386
Hymenoptera (HYM)
80
Orthoptera
(ORT)
2
Lepidoptera
(LEP)
5
Hemiptera
(HEM)
2
Homoptera
(HOM)
2
Isoptera
(ISO)
1
Dermaptera
(DER)
1
Material Tumbuhan (MAT) 22
Biji
4
Potongan kayu
2
Potongan kertas
3
Nasi
13
Material Lain (MAL)
15
Kulit Cicak
6
Kotoran rayap
Batu
4
Kulit telur
5
Diplopoda
3
Spirobolida
(SPI)
Arachnida
4
Uropygi
(URO)
1
Araneae
(ARA)
3
Pauropoda
(PAU)
4
Tidak Teridentifikasi (TT)
12
Total Makanan
561
Spesies
Cp (N=114)
(X±SD)
4.40±8.47
0.19±1.25
3.37±8.23
0.70±2.08
0.02±0.13
0.04±0.31
0.02±0.13
0.02±0.19
0.01±0.09
0.01±0.09
0.19±0.58
0.13±0.41
0.03±0.16
0.02±0.10
0.01±0.09
0.03±0.16
0.02±0.30
0.11±0.31
%
89.32
3.92
68.81
14.26
0.36
0.89
0.36
0.36
0.18
0.18
3.92
2.67
-
ni
60
2
41
7
5
1
4
-
0.53
0.71
0.18
0.53
0.71
2.14
100
2
2
8
70
Hf (N=33)
(X±SD)
1.81±3.06
0.06±0.24
1.24±2.96
0.21±0.48
0.15±0.87
0.03±0.17
0.12±0.55
0.06±0.24
0.06±0.24
0.24±0.44
%
85.71
2.86
58.57
10.00
7.14
1.43
5.71
-
ni
63
6
32
20
5
2
1
1
-
2.86
2.86
11.43
100
1
1
1
4
71
Gm (N=26)
(X±SD)
2.42±3.83
0.23±0.59
1.23±1.88
0.77±3.32
0.92±0.98
0.08±0.39
0.04±0.20
0.04±0.20
0.04±0.20
0.15±0.37
%
88.73
8.45
45.07
28.17
7.04
2.82
1.41
1.41
1.41
5.63
100
4
Tabel 5 Jumlah makanan (N), kategori makanan (K), indeks keragaman Shannon-Wienner (H’), dan sebaran
keragaman Shannon (E) pada spesies cicak rumah
Ukuran
Spesies
H. frenatus
70
8
1.408
0.677
C. platyurus
561
21
1.233
0.405
N
K
H’
E
G. mutilata
71
9
1.514
0.689
Tabel 6 Kesamaan makanan pada C. platyurus (Cp), H. frenatus (Hf), dan G. mutilata (Gm) antar lokasi
berdasarkan indeks kesamaan Jaccard (di bawah diagonal) dan indeks kesamaan Sorenson
kuantitatif (di atas diagonal)
Lokasi
Cp
AN
ME
DE
BG
SE
CI
Hf
AN
ME
DE
BG
SE
CI
Gm
AN
ME
DE
BG
SE
CI
Cp
Hf
Gm
AN
ME
DE
Cp
BG
SE
CI
AN
ME
1
0.43
0.35
0.38
0.35
0.34
0.85
1
0.58
0.40
0.27
0.45
0.57
0.45
1
0.21
0.30
0.58
0.35
0.44
0.15
1
0.42
0.55
0.55
0.67
0.26
0.72
1
0.38
0.7
0.84
0.35
0.56
0.82
1
0.13
0.17
0.05
0.48
0.30
0.22
0.20
0.27
0.09
0.71
0.47
0.35
0.19
0.25
0.08
0.67
0.44
0.33
0.16
0.21
0.07
0.58
0.38
0.28
0.15
0.17
0.23
0.23
0.25
0.33
0.38
0.25
0.33
0.5
0.22
0.5
0.27
0.18
0.36
0.36
0.27
0.36
0.28
0.33
0.25
0.66
0.25
0.43
0.27
0.18
0.15
0.36
0.17
0.25
0.22
0.25
0.50
0.33
0.22
0.22
1
0.67
0.4
0.75
0.2
0.4
0.73
1
0.2
0.5
0.25
0.5
0.78
0.96
1
0.33
0.4
0.6
0.08
0.08
0.15
0.27
0.23
0.16
0.13
0.13
0.22
0.67
0.33
0.25
0.10
0.10
0.17
0.5
0.36
0.18
0
0
0.29
0.3
0.43
0.14
0
0
0.27
0.29
0.36
0.08
0.13
0.13
0.50
0.36
0.22
0.50
0.33
0.33
0.5
0.27
0.4
0.25
0
0
0.67
0.29
0.5
0.33
0.25
0.25
0.17
0.38
0.33
0.5
0.38
0.42
CI
AN
ME DE
Gm
BG SE
CI
0.39
0.49
0.17
0.94
0.78
0.62
0.11
0.14
0.04
0.43
0.27
0.19
0.04
0.05
0.02
0.17
0.10
0.07
0.02
0.03
0.01
0.09
0.05
0.04
0.16
0.21
0.07
0.58
0.38
0.28
0.32
0.41
0.14
095
0.67
0.53
0.47
0.59
0.22
0.81
0.90
0.73
0.13
0.17
0.05
0.48
0.30
0.22
0.88
0.86
0.9
1
0.4
0.6
0.44
0.65
0.61
0.53
1
0.4
0.92
0.67
0.71
0.8
0.39
1
0.44
0.29
0.31
0.36
0.15
0.5
0.25
0.15
0.17
0.2
0.03
0.29
0.88
0.86
0.9
1
0.53
0.8
0.51
0.75
0.71
0.62
0.89
0.46
0.36
0.55
0.51
0.58
0.88
0.32
1
0.74
0.78
0.88
0.44
0.93
0
0
0.4
0.57
0.6
0.2
0.22
0
0
0.2
0.25
0.40
0.25
0.25
0.25
0.4
0.57
0.6
0.5
1
1
0
0.14
0
0.5
0.67
1
0
0.14
0
0.5
0.36
0.2
1
0.25
0.4
0.25
0.18
0.10
0.62
1
0.38
0.13
0.22
0.99
0.12
0.06
0.44
0.77
1
0.2
0.44
0.25
0.88
0.52
0.36
1
DE BG
Hf
SE
0.42
Keterangan : (AN: Ancol, ME: Menteng, DE: Depok, BG: Bojong Gede, SE: Sempur, CI: Cisarua
Tabel 7
Waktu
Cp
S
M
Hf
S
M
Gm
S
M
Cp
Hf
Gm
Kesamaan makanan pada C. platyurus
(Cp), H. frenatus (Hf), dan G. mutilata
(Gm) antar waktu berdasarkan indeks
kesamaan Jaccard (di bawah diagonal)
dan
indeks
kesamaan
Sorenson
kuantitatif (di atas diagonal)
Cp
Hf
S
Gm
M
S
M
S
M
10.32
0.57
0.39
1
0.70
0.09
0.43
0.19
0.67
0.10
0.67
0.18
0.41
0.35
0.37
0.25
1
0.62
0.63
1
0.94
0.68
0.65
0.98
0.39
0.29
0.23
0.26
0.36
0.71
0.27
0.57
0.22
1
0.44
0.70
1
0.22
0.99
0.38
0.42
0.42
Keterangan : (AN: Ancol, ME: Menteng, DE:
Depok, BG: Bojong Gede, SE:
Sempur, CI: Cisarua, S: Sore, dan
M: Malam)
Berdasarkan
analysis
of
variance
(ANOVA) persentase kategori makanan tiap
lokasi penangkapan tidak berbeda atau
seragam (P>0.05). Kategori makanan yang
dominan berdasarkan lokasi pengambilan
sampel adalah Diptera. Persentase Diptera
pada C. platyurus tidak berbeda (P=0.578)
untuk tiap lokasi (Ancol: 53.9%, Menteng:
44.1%, Depok: 90.1%, Bojong Gede: 63.7%,
Sempur : 71.8%, dan Cisarua: 30.3% (Gambar
2). H. frenatus tidak berbeda untuk tiap lokasi
(P=0.856) (Ancol: 66.7%, Menteng: 75%,
Depok: 36.4%, Bojong Gede: 55.6%, Sempur:
72%, dan kecuali di Cisarua yang dominan
adalah Hymenoptera: 28.6% (Gambar 3).
Sedangkan pada
G. mutilata kategori
makanan yang dominan adalah bervariasi
untuk Ancol (Coleoptera: 100 %), Menteng
(Coleoptera: 100 %), Depok (Diptera: 33.3
%), Bojong Gede (Diptera: 60 %), Sempur
(Hymenoptera: 56.2 %), dan Cisarua (Diptera:
85.7 %) juga tidak berbeda (P=0.276)
(Gambar 4).
5
60
Persentase (%)
Gambar
Gambar
3
DEP
BOG
SEM
Persentase (%)
100
80
60
40
20
TT
PAU
ARA
URO
SPI
MAL
MAT
DER
ISO
HOM
HEM
LEP
ORT
HYM
DIP
COL
0
Kategori makanan
Gambar 4
DEP
BOG
TT
PAU
ARA
SPI
MAL
URO
TT
PAU
ARA
URO
SPI
MAT
MAL
TT
PAU
ARA
URO
SPI
MAL
MAT
DER
ISO
HOM
PukulPukul
15.30-18.00
18.30-21.00
15.30-18.00 Pukul
Pukul 18.30-09.00
CIS
120
MEN
HEM
Kategori makanan
Persentase makanan H. frenatus
berdasarkan lokasi penangkapan.
ANC
Persentase makanan H. frenatus
berdasarkan waktu penangkapan
6
Kategori makanan
MEN
Pukul 18.30-21.00
Pukul 18.30-09.00
80
70
60
50
40
30
20
10
0
COL
TT
PAU
ARA
URO
SPI
MAL
MAT
DER
ISO
HOM
HEM
LEP
ORT
HYM
DIP
Persentase (%)
80
70
60
50
40
30
20
10
0
COL
Persentase (%)
Gambar 2 Persentase makanan C. platyurus
berdasarkan lokasi penangkapan
ANC
MAT
ISO
Pukul 15.30-18.00
CIS
LEP
SEM
ORT
BOG
HYM
DEP
DER
ISO
HOM
HEM
LEP
COL
Kategori makanan
DIP
MEN
Pukul 18.30-09.00
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pukul 15.30-18.00
ANC
Pukul 18.30-21.00
Gambar 5 Persentase makanan C. platyurus
berdasarkan waktu penangkapan
Kategori makanan
.
DER
HOM
LEP
HEM
ORT
DIP
Pukul 15.30-18.00
TT
PAU
ARA
SPI
URO
MAL
MAT
ISO
DER
HOM
LEP
HEM
ORT
DIP
HYM
HYM
COL
Kategori makanan
0
COL
10
ORT
20
20
HYM
40
30
Pukul 15.30-18.00
Persentase (%)
persentase (%)
60
40
0
100
80
50
DIP
Kategori
makanan
yang
dominan
berdasarkan waktu penangkapan (siang dan
malam hari) yaitu Diptera. Persentase
makanan tiga spesies cicak (Hf, Cp, dan Gm)
pada malam hari (69%, 84%, dan 85%) lebih
besar dari siang hari (31%, 16%, dan 35 %).
Persentase Diptera pada C. platyurus siang
dan malam hari berturut-turut (46.2% dan
73.2 %) (Gambar 5). Pada H. frenatus:
(22.8%, sama dengan Hymenoptera dan 75 %)
(Gambar 6). Sedangkan pada G. mutilata: ( 36
% dan 50 %) (Gambar 7). Berdasarkan waktu
penangkapan, persentase makanan pada tiga
spesies cicak rumah tidak berbeda (Cp: P=
0.606, Hf: P= 0.511 dan Gm: P= 0.404)
(Lampiran 2).
SEM
CIS
Persentase makanan G. mutilata
berdasarkan lokasi penangkapan
Gambar 7
Persentase makanan G. mutilata
berdasarkan waktu penangkapan.
6
Gambar 8 Beberapa kategori makanan yang ditemukan di dalam lambung cicak rumah. [A=Coleoptera, B=
Diptera, C=Hymenoptera, D=Orthoptera, E=Lepidoptera, F=Spirobolida, G=Uropigy, H= Araneae
(laba-laba), I=Pauropoda, J=Biji (material tumbuhan), K=kulit cicak (material lain), dan L=
material hancur]
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
7
PEMBAHASAN
Cicak G. mutilata mempunyai bobot badan
lebih besar (3.83 g ±1.08) dibandingkan
dengan C. platyurus (3.65 g ± 1.19), dan H.
frenatus (2.99 g ± 0.85). Besarnya ukuran
tubuh tidak berpengaruh terhadap jenis
makanan, melainkan lebih disebabkan
tersedianya makanan pada lokasi dan waktu
tertentu (Colli et al. 2003). Ukuran tubuh pada
umumnya berpengaruh terhadap adaptasi
mencari makan, dalam hal ini kompetisi
mencari makan. Cicak dengan bentuk kranial
yang besar dan mulut yang pendek cenderung
sebagai herbivora dan sebaliknya cenderung
karnivora (Metzger & Herrel 2005).
Dalam lambung tiga cicak yang diamati
dapat
ditemukan
serangga,
laba-laba
(Araneae),
kalajengking
bercambuk
(Uropigy), Spirobolida, Pauropoda, potongan
kertas, potongan kayu, biji cabe, nasi, kulit
cicak, kulit telur, kotoran rayap, dan batu.
Kategori makanan yang paling dominan dari
tiga spesies cicak rumah adalah serangga
(Diptera). Komposisi makanan tersebut
mengambarkan pola makan bersifat oportunis.
Cicak bisa digolongkan ke dalam hewan
oportunis karena selain memangsa hewan,
mereka
memakan
material
tumbuhan
(herbivora). Ketersediaan makanan pada
lokasi, waktu dan kondisi lingkungan dapat
mempengaruhi seekor hewan menjadi
pemakan oportunis (Powell et al. (1990).
Berdasarkan indeks keragaman ShannonWienner (H’). Cicak G. mutilata mempunyai
nilai H’ yang tinggi (1.514) walaupun tidak
berbeda jauh dengan Hf (1.408) dan Cp
(1.233). Semakin tinggi nilai H’ maka
semakin beragam makanannya. Kesamaan
makanan berdasarkan indeks kesamaan
Jaccard (Cj) pada tiga spesies menunjukkan
nilai yang hampir sama (38%, 42%, dan
42%). Sedangkan berdasarkan indeks
kesamaan Sorenson kuantitatif, Cp dengan Hf
dan Cp dengan Gm adalah 22%, kecuali
antara Hf dengan Gm kesamaan makanannya
sebesar 99%. Hal ini disebabkan makanan,
individu cicak dan kategori makanan pada Hf
dan Gm yang ditemukan jumlahnya hampir
sama.
Berdasarkan
lokasi
penangkapan,
kategori makanan yang paling banyak
ditemukan pada tiap lokasi penangkapan
adalah Diptera kecuali pada G. mutilata di
Ancol dan Menteng yang didominasi oleh
Coleoptera dan juga di Sempur yang
didominasi Hymenoptera. Cicak G. mutilata
yang ditemukan di Menteng berjumlah satu
ekor yang ditangkap pada siang hari, sehingga
tidak ada pembanding dengan individu yang
lain dalam spesies tersebut. Adapun di
Sempur yang didominasi Hymenoptera karena
cicak G. mutilata banyak yang ditangkap di
pohon. Dominasi kategori makanan yang
sama
disebabkan lokasi
penangkapan
keseluruhan berada di tipe habitat yang sama
yaitu sekitar sungai, selain itu penangkapan
dilakukan pada saat atau setelah hujan.
Diptera memiliki daerah sebaran yang luas
sehinggga dapat dijumpai di berbagai tipe
habitat, yaitu di dalam hutan, kebun,
pekarangan, dan sekitar manusia (Borror et al.
1996). Cicak dari tempat dan ketinggian
tempat yang berbeda (Cisarua sampai Ancol)
ternyata mempunyai komposisi makanan yang
tidak berbeda. Semua jenis serangga bersifat
poikiloterm, yaitu suhu tubuhnya tergantung
pada keadaan lingkungan (Speight et al.
1999). Ketinggian suatu tempat berbeda akan
mempunyai temperatur yang berbeda. Akan
tetapi kategori makanan dari ketiga spesies
tersebut di setiap lokasi tidak dapat dibedakan
(Cp: P= 0.578, Hf: P= 0.856 dan Gm:
P=0.276) (Lampiran1). Petren & Case (1998)
melaporkan bahwa daerah jelajah pada L.
lugubris dan H. frenatus banyak terjadi di
lingkungan kota, karena lingkungan kota
memiliki kelimpahan serangga dan struktur
habitat yang kompleks. Cicak dalam goa
dilaporkan hanya memakan kecoa karena di
daerah tersebut banyak kecoa (Harrisson
1961). Cicak di daerah terestrial Cnemaspis
kendalii ditemukan memakan kumbang dan
tanah (Werner 2002).
Pada malam hari, cicak lebih banyak
memakan Diptera. Hal ini disebabkan oleh
aktifitas cicak pada malam hari serta aktivitas
nyamuk (Diptera) banyak dilakukan pada
malam hari (Powell et al. 1990). Persentase
makanan cicak pada sore hari juga didominasi
oleh Diptera, akan tetapi persentase makanan
berdasarkan waktu penangkapan tiap spesies
cicak rumah berbeda (Cp: P= 0.606, Hf: P=
0.511 dan Gm: P= 0.404) (Lampiran 1). Cicak
banyak melakukan aktivitasnya pada malam
hari atau ditempat yang gelap (Colli et al.
2003). Selain itu cicak merupakan hewan
nokturnal (Powell et al. 1990; Petren & Case
1998; Colli et al. 2003; Ramires & Fraguas
2004; Vogrin 2005). Cicak masuk ke dalam
tempat tinggalnya jika ditambah dengan
cahaya yang terang (75 W) dan tidak akan
muncul kembali sampai menjelang malam
(William & Cooper 1985). H. turcicus
8
memilih tempat yang vertikal (dinding)
daripada horizontal (langit-langit), hal ini
disebabkan oleh adanya cahaya pada dinding
yang dapat menarik serangga sebagai sumber
makanan (Vogrin 2005). Cicak Terentola
mauritanica menangkap mangsanya, yaitu
dengan mendekati cahaya lampu setelah itu
diam dan menunggu (Hodar et al. 2006)
Tingginya
material
yang
tidak
teridentifikasi disebabkan karena material
telah dimakan dalam rentang waktu yang
cukup
lama.
Cicak
Phelsuma
madagascariensis
ditemukan
memakan
serangga sampai 30 menit setelah gelap (Colli
et al. 2003). Cicak sebenarnya mempunyai
hubungan mutualisme langsung terhadap
manusia sebagai pengendali nyamuk (Zug et
al. 1977). Cicak dilaporkan mendapatkan
makanannya dengan mengendap, menangkap,
dan membalikkan posisi tubuhnya (Harrison
1961). Cicak Cnemaspis kendallii memakan
mangsa yang ada di sekitarnya, yaitu dengan
melakukan pergerakan kemudian menangkap
mangsa yang melewatinya (Werner 2002).
Cara-cara menangkap mangsa di atas lebih
mempertegas bahwa cicak adalah hewan
arboreal. Walaupun demikian, beberapa fakta
menyebutkan bahwa cicak juga memakan
partikel-partikel batu atau tanah, dan oleh
karena itu cicak bisa juga disebut sebagai
hewan terestrial.
SIMPULAN
Makanan pada tiga spesies cicak rumah
terdiri atas serangga, Araneae (laba-laba),
Uropygy
(kalajengking
bercambuk),
Spirobolida, Pauropoda, potongan kertas,
potongan kayu, biji, nasi, kulit cicak kulit
telur, kotoran rayap, dan batu. Kategori
makanan yang paling dominan adalah
(Diptera). Persentase makanan pada tiga
spesies cicak antar lokasi dan waktu tidak
berbeda (P>0.05).
SARAN
Cicak merupakan salah satu agens
pengendali hayati (lalat dan nyamuk),
sehingga keberadaan cicak perlu dijaga.
Perlu penelitian lebih lanjut mengenai
potensi enzim pencernaan cicak dalam
mendegradasi
kitin
yang
merupakan
komponen utama penyusun kulit pada
serangga.
DAFTAR PUSTAKA
Barker GM. 2001. The Biology of Terrestrial
Moluscs. Hamilton: CABI publising.
Basuki AR. 2006. Preferensi makanan pada
dua spesies cicak (Hemidactylus frenatus
Dumb. Bibr dan Cosymbotus platyurus
Schneider) Melalui Analisis Makanan
Dalam Lambung [skripsi]. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Borror DJ, Triphelon CA, Johnson NF. 1996.
Pengenalan Pelajaran Serangga. Ed ke6. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press. Terjemahan dari : An Intoduction
to The Study of Insect.
Colli GR, Mesquita DO, Rodrigues PV,
Kitayama K. 2003. Ecology of the Gecko
Gymnodactylus geckooides amarali in a
Neotropical Savana. J Herpetol 37:684706.
Goin CJ, Goin OB. 1970. Introduction to
Herpetology. Florida University of
Florida.
Grahame JW, Manolis SC, Buckworth R.
1979. Crocodylus johnstoni in the Mc
Kinlay river area, NTI: Variation in the
diet and new method of assessing the
relative importance of prey. Aust J Zool
30:877-879.
Harrisson T. 1961. Niah’s new cave-dwelling
gecko: habits. Sarawak Mus Jour 8:277282.
Halliday T, Kraig A, O’toole C. 1986. The
Enclycopedia of Reptiles and Insect.
California: Grolier International, Inc.
Hector GE, Luis E. 1997. Seasonal dietary
patterns of Mexican fringe-toed lizard
(Uma paraphygas). J Herpetol 31(1): 1-9.
Henderson RW. 1993. Foraging and diet in
West Indian Corallus nydris (Serpentes:
Boidae). J Herpetol 27: 24-28.
Hikida T, Ota H. 1989. A new triploid
Hemidactylus (Gekkonidae: Sauria) from
Taiwan,
with
comments
on
morphological and karyological variation
in the H. garnotii-vietnamensis complex.
Herpetology 23:50-60.
Hodar JA, plaguezuelos JM, Fernandez CJR.
2006 Foraging mode of the Moorish
gecko Tarentola mauritanica in an arid
environment: Inferences from abiotic
sting, prey availability and dietary
composition. J Arid Environments 65:8393.
Magguran AE. 1987. Ecological Diversity and
It’s
Measurenment.
Princenton:
Princenton University Press.
9
Metzger KA, Herrel A. 2005. Correlations
between lizard cranial shape and diet: a
quantitative, phylogenetically informed
analysis. Linnean Society J Biol 86(4):
433-466.
Petren K, Case TJ. 1998. Habitat structure
determines competition intensity and
invasion success in gecko lizard. Proc
Natl Acad sci 95: 11739-11744.
Powell R, Parmerlee JS, Rice MA. 1990
Ecological observation of Hemidactylus
brokii
haitianus
Meerwarth
(Sauria:Geckonidae) from Hispaniola.
Caribbean J Science 26:67-90.
Rocha CFD, Vrcibradic D, Sluys VM. 2004.
Diet of the lizard Mabuya agilis (Sauria:
Scincidae) in an insular habitat (Ilha
Grande, RJ, Brazil). Braz J Biol 64(1):
135-139.
Rooij ND. 1915. The Reptile of The
Indonesian Australian Archipelago Part I
Lacertalia, Chelonian, Emydosauria.
Leiden: E.J. brill Ltd.
Saepudin A. 2004. Beberapa spesies cicak dan
tokek (Famili: Gekkonidae) di wilayah
Bogor [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Speight MR, Hunter MD, Watt AD. 1999.
Ecology of Insect, Consepts and
Aplication. Blackwell Science Press.
Vogrin M. 2005. The turkish gecko
Hemidactylus frenatus prefers vertical
wall. Turk J Herpetol 25: 127-129.
Werner YL. 2002. Observation on the ecology
of
arrhythmic
equatorial
Gecko
Cnemaspis kendalii in Singapore (Sauria:
Gekkonidae). The Raffles Bulletin of
Zoology 50:185-196.
William E, Cooper JR. 1985. Diet activity
pattern in the banded gecko, Coleonyx
variegates. J Herpetol 19:308-311.
Zug GR, Goin C, Goin OB. 1977.
Introduction to Herpetology.
Third
edition. WH Freeman and Company.
10
LAMPIRAN
11
Lampiran 1 Peta lokasi penangkapan cicak
U
Skala: 1: 330.000
Keterangan :
= Lokasi penangkapan cicak
12
Lampiran 1 Pengujian analisys of variance (one-way ANOVA) dalam program R
Spesies dengan waktu penagkapan
Cosymbotus platyurus
WA
Residual
Sum of square 3916.12
111277.75
Deg of freedom 2
29
Residual standard error : 16.9448
Estimated effects may be unbalanced
Df Sum sq
Mean Sq
WA
2 3916
1958
Residual
29 111278
3837
Hemidactylus frenatus
WA
Residual
Sum of square 16.5312
1121.6875
Deg of freedom 1
30
Residual standard error : 6.114702
Estimated effects may be unbalanced
Df Sum sq
Mean Sq
WA
1 16.53
16.53
Residual
30 1121.69
37.39
Gehyra mutilata
WA
Residual
Sum of square 19.5313
819.9375
Deg of freedom 1
30
Residual standard error : 6.114702
Estimated effects may be unbalanced
Df Sum sq
Mean Sq
WA
1 19.53
19.53
Residual
30 819.94
27.33
Spesies dengan lokasi penagkapan
Cosymbotus platyurus
WA
Residual
Sum of square 2418.46
56943.50
Deg of freedom 5
90
Residual standard error : 25.15364
Estimated effects may be unbalanced
Df Sum sq
Mean Sq
WA
5 2418
484
Residual
90 56944
633
Hemidactylus frenatus
WA
Residual
Sum of square 9.8437
455.8125
Deg of freedom 5
90
Residual standard error : 2.250463
Estimated effects may be unbalanced
Df Sum sq
Mean Sq
WA
5 9.84
1.97
Residual
90 455.81
5.06
Gehyra mutilata
WA
Residual
Sum of square 49.9583
697.0000
Deg of freedom 5
90
Residual standard error : 2.782884
Estimated effects may be unbalanced
Df Sum sq
Mean Sq
WA
5 49.96
9.99
Residual
90 697.00
7.74
F falue
0.5103
Pr(>F)
0.6056
F falue
0.4421
Pr(>F)
0.5112
F falue
0.7146
Pr(>F)
0.4046
F falue
0.7645
Pr(>F)
0.5778
F falue
0.3887
Pr(>F)
0.8554
F falue
1.2902
Pr(>F)
0.2752
13
Lampiran 2 Kunci Identifikasi Famili Gekkonidae (Saepudin 2004)
1 A. Jari panjang dan ramping ....................................................
2
B. Jari melebar .........................................................................
3
2 A. Lubang femoral bersatu dengan preanal, berjumlah 42-43.......... Cyrtodactylus fumosus
B. Lubang femoral terpisah dengan preanal, jumlah lubang femoral 10 dan preanal 12...
...................................................................................................... Cyrtodactylus marmoratus
3 A. Ventral jari dengan dua baris lamela berpasangan .............
4
B. Ventral jari dengan satu baris lamela atau hanya bagian distal jari yang memiliki
dua baris lamela berpasangan .............................................
6
4. A. Pada kedua sisi badan terdapat lipatan kulit yang jelas, mulai axila sampai groin
...................................................................................................... Cosymbotus platyurus
B. Pada kedua sisi badan tidak terdapat lipatan kulit, jika ada bentuknya kurang jelas
..............................................................................................
5
5 A. Jari tanpa selaput, tapi kadang-kadang pada proximal antara jari ke-3 dan ke-4
sedikit berselaput, ekor bulat memanjang dengan enam sisik tuberkalar.......................
...................................................................................................... Hemidactylus frenatus
B. Jari tanpa selaput, kecuali pada proximal jari pertama sedikit berselaput, ekor pipih
memanjang dengan pingir bergerigi ............................................. Hemidactylus garnotii
6 A. Semua jari bercakar, jantan dengan lubang preanal tanpa femoral..........................
..................................................................................................... Gekko gecko
B. Cakar pada jari pertama kecil atau tidak ada, mudah lepas, jantan dengan lubang
femoral (bersatu dengan preanal) ............................................... Gehyra mutilata
14
KOMPOSISI MAKANAN PADA TIGA SPESIES CICAK
(Cosymbotus platyurus Schneider, Hemidactylus frenatus Dumb. Bibr,
dan Gehyra mutilata Weigm.)
MELALUI ANALISIS MAKANAN DALAM LAMBUNG
ZAIMUL WAFA
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007
18
ABSTRAK
ZAIMUL WAFA. Komposisi Makanan pada tiga Spesies Cicak (Cosymbotus platyurus
Schneider, Hemidactylus frenatus Dumb. Bibr, dan Gehyra mutilata) Melalui Analisis Makanan
dalam Lambung. Dibimbing oleh ACHMAD FARAJALLAH dan TRI ATMOWIDI.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari komposisi makanan dari tiga spesies cicak (C.
platyurus (Cp), H. frenatus (Hf), dan G. mutilata (Gm) berdasarkan lokasi dan waktu yang
berbeda. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember 2006 sampai Mei 2007. Sampel cicak
diambil di lokasi sekitar DAS (Daerah Aliran Sungai) Ciliwung di enam tempat, yaitu Cisarua,
Sempur, Bojong Gede, Depok, Menteng, dan Ancol. Penangkapan cicak dilakukan pada sore hari
(pukul 15.30-18.00 WIB) dan malam hari (pukul 18.30-21.00 WIB) dengan mengunakan sapu atau
tangan. Beberapa karakter tubuh dan diameter lambung diukur. Isi lambung cicak dikeluarkan,
kemudian setiap jenis makanan dipilah dalam kelompok hewan, tumbuhan, dan material lain.
Analisis data dilakukan dengan menghitung jumlah jenis perkategori makanan (ni), jumlah semua
jenis makanan yang ditemukan (N), indeks keragaman Shannon-Wiener (H’) dan kemerataannya
(E), indeks kesamaan Jaccard (Cj), indeks kesamaan Sorenson kuantitatif (CN), dan analisys of
variance (ANOVA) satu arah. Komposisi makanan pada tiga cicak rumah terdiri atas serangga,
Araneae, Uropygy, Spirobolida, Pauropoda, material tumbuhan (potongan kertas, potongan kayu,
biji, dan nasi) dan material lain (kulit cicak, kulit telur, kotoran rayap, dan batu). Pada Cp
ditemukan 21 kategori makanan, Hf 8 kategori dan Gm 9 kategori makanan. Keragaman makanan
pada Gm (H’= 1.514) paling tinggi dibandingkan dengan Hf (H’= 1.408) dan Cp (H’= 1.233).
Kesamaan kategori makanan pada Cp dan Hf dan Cp dan Gm rendah (Cj= 38%; CN=22%,
Cj=42%; CN=22), sedangkan Hf dan Gm tinggi (Cj=42%; CN=99 %). Kategori makanan yang
dominan pada cicak rumah adalah (Diptera). Persentase makanan pada tiga spesies cicak antar
lokasi dan waktu tidak berbeda (P>0.05).
ABSTRACT
ZAIMUL WAFA. Food composition of Three Gecko Species (Cosymbotus platyurus
Scheneider, Hemidactylus frenatus Dumb. Bibr, and Gehyra mutilata Weigm.) by Stomach Diet
Analysis. Supervised by ACHMAD FARAJALLAH and TRI ATMOWIDI.
The aim of this reseach was to study of food composition of three gecko species (C. platyurus,
H. frenatus, and G. mutilata) at different locations and times. This study was conducted from
December 2006 up to May 2007. Gecko were collected at six locations of Ciliwung river: Cisarua,
Sempur, Bojong Gede, Depok, Menteng, and Ancol of Ciliwung river. Gecko were collected at
evening (15.30-18.00 pm) and midnight (18.30-21.00 pm) using hands or stick method.
Morphometrical characters and diameter of stomach were measured. Stomach contents were
grouped into animal, plant material, and other material. Data were analyzed by calculation of total
items in each food category (ni), the number of items (N), Shannon-Wienner diversity index (H’)
and evenness (E), Jaccard similarity index (Cj), Sorenson quantitative similarity index (CN), and
one-way analysis of variance (ANOVA). The diet composition of three house gecko species were
insect, Araneae, Uropigy, Spirobolida, Pauropoda, plant materials (paper, wood, and rice), and
other materials (gecko skin, shell of egg, leftovers of termites meal, and gravel). Food categories
of Cp, Hf, and Gm were 21,8 and 9 respectively. Food diversity in Gm (H’= 1.514) was higher
than that in Hf (H’= 1.408) and Cp (H’= 1.233). Food similarity in Cp and Hf and Cp and Gm
were low (Cj= 38%; CN=22%, Cj=42%; CN=22%,), but similarity of Hf and Gm significantly
higher (Cj=42%, CN=99 %). Food category of house gecko species were dominated by Diptera.
Food composition of three house gecko species based on locations and times were not significantly
different (P>0.05).
1
PENDAHULUAN
Cicak termasuk dalam kelas Reptilia, ordo
Squamata, dan famili Gekkonidae (Zug et al.
1977). Tiga spesies cicak rumah, yaitu
Hemidactylus frenatus, Cosymbotus platyurus,
dan Gehyra mutilata dilaporkan ditemukan di
Bogor dengan habitat berupa bangunan,
semak, dan pohon (Saepudin 2004). Cicak H.
frenatus ditemukan di seluruh wilayah
Indonesia, sedangkan C. platyurus selain di
Jawa ditemukan di pulau Nias, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Lombok, dan Flores
(Rooij 1915). Pada umumnya, cicak hidup di
tempat gelap, seperti dalam lubang dan celahcelah batu (Harrisson 1961). Cicak melakukan
aktivitasnya pada waktu senja sampai malam
hari dan aktifitasnya berkurang pada kondisi
terang (William & Cooper 1985).
Cicak mendapatkan makanannya dengan
cara menangkap atau memburu mangsa
menggunakan mulut dan mangsa ditelan
secara utuh (raptorial) (Harrisson 1961; Goin
& Goin 1970). Beberapa spesies cicak
memakan serangga, laba-laba, buah-buahan,
madu, bangkai (carrion eating), dan menjilat
cairan tertentu (Harrisson 1961; Powell et al.
1990; Colli et al. 2003; Ramires & Fraguas
2004).
Keanekaragaman
makanan
dapat
dipelajari melalui analisis isi lambung
(Grahame et al. 1979; Henderson 1993;
Hector & Luis 1997). Isi lambung
memberikan informasi tentang komposisi
makanan dan strategi mancari makan
(Grahame et al. 1979). Kajian makanan pada
cicak dapat dipelajari dengan pangamatan
empiris, yaitu mengamati langsung perilaku
mencari makanan dan pangamatan isi lambung
dengan cara membedah. Powell et al. (1990)
melaporkan bahwa di dalam lambung cicak H.
brookii ditemukan serangga (Ordo: Diptera,
Lepidoptera,
Coleoptera,
Homoptera,
Orthoptera, dan Hymenoptera), Crustaceae,
Arachnida (laba-laba), dan material tumbuhan.
Dalam lambung Gymnodactylus geckoides
ditemukan serangga dan Athropoda yang lain
(Colli et al. 2003). Sedangkan dalam lambung
H. mabouia ditemukan juga laba-laba dan
Arthropoda (Ramires & Fraguas 2004). Basuki
(2006) melaporkan komposisi makanan pada
dua spesies cicak H. frenatus dan C. platyurus
di pemukiman kota adalah serangga,
Arachnida, Mollusca, material tumbuhan (biji
dan nasi), dan material lain (batu dan kulit
telur). Pada habitat pulau kecil yang
tersisolasi, Mabuya agilis memakan serangga,
Arachnida, Crustacea, Gastropoda, dan lainlain (Rocha et al. 2004).
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mempelajari komposisi makanan dari tiga
spesies cicak (C. platyurus, H. frenatus, dan
G. mutilata) berdasarkan perbedaan lokasi dan
waktu .
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan dari bulan
Desember 2006 sampai Mei 2007. Sampel
cicak diambil di lokasi sekitar DAS (Daerah
Aliran Sungai) Ciliwung dari Bogor sampai
Jakarta. Identifikasi cicak, analisis makanan,
dan analisis data dilakukan di Laboratorium
Zoologi, Departemen Biologi, FMIPA IPB.
Penangkapan Cicak
Penangkapan cicak dilakukan di enam
tempat, yaitu Cisarua (CI, 320 mdpl), Sempur
(SE, 256 mdpl), Bojong Gede (BG, 140 mdpl),
Depok (DE, 130 mdpl), Menteng (ME, 13
mdpl), dan Ancol (AN, 4 mdpl) (Lampiran 1).
Waktu penangkapan cicak dilakukan pada sore
hari (pukul 15.30-18.00 WIB) dan malam hari
(pukul 18.30-21.00 WIB) dengan mengunakan
sapu atau langsung ditangkap dengan tangan.
Cicak yang tertangkap dimatikan dengan
kloroform, dibedah perutnya, dan diawetkan
dalam etanol 70 %.
Pengukuran Karakter Tubuh dan
Identifikasi Spesimen
Pengukuran terhadap beberapa karakter
tubuh dan diameter lambung (Tabel 1)
menggunakan kaliper dengan ketelitian 0.05
mm mengikuti cara
KOMPOSISI MAKANAN PADA TIGA SPESIES CICAK
(Cosymbotus platyurus Schneider, Hemidactylus frenatus Dumb. Bibr,
dan Gehyra mutilata Weigm.)
MELALUI ANALISIS MAKANAN DALAM LAMBUNG
ZAIMUL WAFA
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007
15
KOMPOSISI MAKANAN PADA TIGA SPESIES CICAK
(Cosymbotus platyurus Schneider, Hemidactylus frenatus Dumb. Bibr,
dan Gehyra mutilata Weigm.)
MELALUI ANALISIS MAKANAN DALAM LAMBUNG
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
ZAIMUL WAFA
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007
18
ABSTRAK
ZAIMUL WAFA. Komposisi Makanan pada tiga Spesies Cicak (Cosymbotus platyurus
Schneider, Hemidactylus frenatus Dumb. Bibr, dan Gehyra mutilata) Melalui Analisis Makanan
dalam Lambung. Dibimbing oleh ACHMAD FARAJALLAH dan TRI ATMOWIDI.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari komposisi makanan dari tiga spesies cicak (C.
platyurus (Cp), H. frenatus (Hf), dan G. mutilata (Gm) berdasarkan lokasi dan waktu yang
berbeda. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember 2006 sampai Mei 2007. Sampel cicak
diambil di lokasi sekitar DAS (Daerah Aliran Sungai) Ciliwung di enam tempat, yaitu Cisarua,
Sempur, Bojong Gede, Depok, Menteng, dan Ancol. Penangkapan cicak dilakukan pada sore hari
(pukul 15.30-18.00 WIB) dan malam hari (pukul 18.30-21.00 WIB) dengan mengunakan sapu atau
tangan. Beberapa karakter tubuh dan diameter lambung diukur. Isi lambung cicak dikeluarkan,
kemudian setiap jenis makanan dipilah dalam kelompok hewan, tumbuhan, dan material lain.
Analisis data dilakukan dengan menghitung jumlah jenis perkategori makanan (ni), jumlah semua
jenis makanan yang ditemukan (N), indeks keragaman Shannon-Wiener (H’) dan kemerataannya
(E), indeks kesamaan Jaccard (Cj), indeks kesamaan Sorenson kuantitatif (CN), dan analisys of
variance (ANOVA) satu arah. Komposisi makanan pada tiga cicak rumah terdiri atas serangga,
Araneae, Uropygy, Spirobolida, Pauropoda, material tumbuhan (potongan kertas, potongan kayu,
biji, dan nasi) dan material lain (kulit cicak, kulit telur, kotoran rayap, dan batu). Pada Cp
ditemukan 21 kategori makanan, Hf 8 kategori dan Gm 9 kategori makanan. Keragaman makanan
pada Gm (H’= 1.514) paling tinggi dibandingkan dengan Hf (H’= 1.408) dan Cp (H’= 1.233).
Kesamaan kategori makanan pada Cp dan Hf dan Cp dan Gm rendah (Cj= 38%; CN=22%,
Cj=42%; CN=22), sedangkan Hf dan Gm tinggi (Cj=42%; CN=99 %). Kategori makanan yang
dominan pada cicak rumah adalah (Diptera). Persentase makanan pada tiga spesies cicak antar
lokasi dan waktu tidak berbeda (P>0.05).
ABSTRACT
ZAIMUL WAFA. Food composition of Three Gecko Species (Cosymbotus platyurus
Scheneider, Hemidactylus frenatus Dumb. Bibr, and Gehyra mutilata Weigm.) by Stomach Diet
Analysis. Supervised by ACHMAD FARAJALLAH and TRI ATMOWIDI.
The aim of this reseach was to study of food composition of three gecko species (C. platyurus,
H. frenatus, and G. mutilata) at different locations and times. This study was conducted from
December 2006 up to May 2007. Gecko were collected at six locations of Ciliwung river: Cisarua,
Sempur, Bojong Gede, Depok, Menteng, and Ancol of Ciliwung river. Gecko were collected at
evening (15.30-18.00 pm) and midnight (18.30-21.00 pm) using hands or stick method.
Morphometrical characters and diameter of stomach were measured. Stomach contents were
grouped into animal, plant material, and other material. Data were analyzed by calculation of total
items in each food category (ni), the number of items (N), Shannon-Wienner diversity index (H’)
and evenness (E), Jaccard similarity index (Cj), Sorenson quantitative similarity index (CN), and
one-way analysis of variance (ANOVA). The diet composition of three house gecko species were
insect, Araneae, Uropigy, Spirobolida, Pauropoda, plant materials (paper, wood, and rice), and
other materials (gecko skin, shell of egg, leftovers of termites meal, and gravel). Food categories
of Cp, Hf, and Gm were 21,8 and 9 respectively. Food diversity in Gm (H’= 1.514) was higher
than that in Hf (H’= 1.408) and Cp (H’= 1.233). Food similarity in Cp and Hf and Cp and Gm
were low (Cj= 38%; CN=22%, Cj=42%; CN=22%,), but similarity of Hf and Gm significantly
higher (Cj=42%, CN=99 %). Food category of house gecko species were dominated by Diptera.
Food composition of three house gecko species based on locations and times were not significantly
different (P>0.05).
16
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
BAHAN DAN METODE ................................................................................................................. 1
Waktu dan Tempat ................................................................................................................... 1
Penangkapan Cicak .................................................................................................................. 1
Pengukuran Karakter Tubuh dan Identifikasi Spesimen........................................................... 1
Analisis Isi lambung ................................................................................................................. 2
Analisis data ............................................................................................................................. 2
HASIL
Jumlah Individu dan Ukuran Tubuh Cicak Rumah ...................................................................2
Komposisi Makanan ................................................................................................................. 3
Keragaman dan Kesamaan Makanan Cicak Rumah……………………………………………3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 7
SIMPULAN ...................................................................................................................................... 8
SARAN ............................................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 8
LAMPIRAN
17
DAFTAR TABEL
Halaman
1
Karakter-karakter tubuh cicak yang diukur ............................................................................... 1
2
Spesies dan jumlah individu cicak yang ditangkap berdasarkan lokasi dan waktu
penangkapan ............................................................................................................................. 2
3
Bobot badan, bobot lambung, dan beberapa ukuran tubuh dan diameter lambung cicak ....... 2
4
Komposisi makanan tiga spesies cicak rumah .......................................................................... 3
5
Jumlah makanan (N), kategori makanan (K), indeks keragaman Shannon-Wienner (H’), dan
sebaran keragaman Shannon (E) pada spesies cicak rumah...................................................... 4
6
Kesamaan makanan pada C. platyurus (Cp), H. frenatus (Hf), dan G. mutilata (Gm) antar
lokasi berdasarkan indeks kesamaan Jaccard dan indeks kesamaan Sorenson kuantitatif ....... 4
7
Kesamaan makanan pada C. platyurus (Cp), H. frenatus (Hf), dan G. mutilata (Gm) antar
waktu berdasarkan indeks kesamaan Jaccard dan indeks kesamaan Sorenson kuantitatif ........ 4
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1
Tiga spesies cicak rumah .......................................................................................................... 3
2
Persentase makanan G. mutilata
3
Persentase makanan C. platyurus berdasarkan waktu penangkapan ........................................ 5
4
Persentase makanan H. frenatus berdasarkan waktu penangkapan .......................................... 5
5
Persentase makanan G. mutilata berdasarkan waktu penangkapan. ......................................... 5
6
Beberapa kategori makanan yang ditemukan di dalam lambung cicak rumah. ........................ 6
berdasarkan lokasi penangkapan ....................................... 5
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1
2
3
Peta lokasi penangkapan cicak ............................................... Error! Bookmark not defined.
Pengujian analisys of variance (one-way ANOVA) dalam program R ................................. 12
Kunci Identifikasi Famili Gekkonidae ................................................................................... 13
19
Judul
Nama
NRP
: Komposisi Makanan Pada Tiga Spesies Cicak
(Cosymbotus platyurus Schneider, Hemidactylus frenatus Dumb. Bibr,
dan Gehyra mutilata Weigm.) Melalui Analisis Makanan Dalam Lambung
: Zaimul Wafa
: G34103064
Menyetujui:
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dr. Ir. Achmad Farajallah, M. Si
NIP. 131 878 947
Drs. Tri Atmowidi, M. Si
NIP. 132 055 226
Mengetahui:
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, M. S
NIP. 131 473 999
Tanggal Lulus :
20
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lamongan pada tanggal 18 agustus 1984 putra dari Bapak Darno dan Ibu
Nurhayati. Penulis adalah anak ketiga dari lima bersaudara.
Tahun 2003 penulis lulus dari SMA Unggulan BPPT Al Fattah Lamongan dan pada tahun yang
sama diterima di Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB
melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah
Kewirausahaan dan Struktur Hewan untuk S1 Biologi. Penulis juga aktif di organisasi BIOWORD
dan Observasi Wahana Alam HIMABIO IPB. Penulis pernah melakukan praktik lapang dengan
judul Biawak (Varanus sp.) Sebagai Komoditas Ekspor Untuk Hewan Peliharaan di CV
TERRARIA INDONESIA, Bogor.
21
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya.
Sholawat dan salam tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sahabat dan keluarganya,
Tema yang dipilih penulis dalam penelitian adalah Komposisi Makanan Pada tiga Spesies
Cicak (Cosymbotus platyurus Schneider, Hemidactylus frenatus Dumb. Bibr dan Gehyra mutilata
Weigm.) Melalui Analisis Makanan Dalam Lambung.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Achmad Farajallah, M. Si dan Bapak Drs.
Tri Atmowidi, M. Si selaku pembimbing. Ibu Dr. Rita Megia atas waktu diskusi dan sarannya.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Bambang Suryobroto beserta staf
dosen Laboratorium Zoologi IPB atas saran dan perhatiannya. Teman-temanku Eko, Nico, Wildan,
Carwan, Indra, dan Lusi atas segala bantuanya; seluruh teman-teman mahasiswa Biologi; Saudarasaudaraku di Vila Merah: Kuncung, WT, Ogi, Andros, Agus, Iwan MP dan Boxer atas
kebersamaannya selama ini; dan untuk tercinta, Azifah Dewi yang selalu memberi semangat.
Rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak, Ibu, Kakak Zainul Ma’arif, Mbak
Zum, Adikku Sania dan Diah atas kasih sayang, doa serta dukunganya.
Bogor, Juli 2007
Zaimul Wafa
1
PENDAHULUAN
Cicak termasuk dalam kelas Reptilia, ordo
Squamata, dan famili Gekkonidae (Zug et al.
1977). Tiga spesies cicak rumah, yaitu
Hemidactylus frenatus, Cosymbotus platyurus,
dan Gehyra mutilata dilaporkan ditemukan di
Bogor dengan habitat berupa bangunan,
semak, dan pohon (Saepudin 2004). Cicak H.
frenatus ditemukan di seluruh wilayah
Indonesia, sedangkan C. platyurus selain di
Jawa ditemukan di pulau Nias, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Lombok, dan Flores
(Rooij 1915). Pada umumnya, cicak hidup di
tempat gelap, seperti dalam lubang dan celahcelah batu (Harrisson 1961). Cicak melakukan
aktivitasnya pada waktu senja sampai malam
hari dan aktifitasnya berkurang pada kondisi
terang (William & Cooper 1985).
Cicak mendapatkan makanannya dengan
cara menangkap atau memburu mangsa
menggunakan mulut dan mangsa ditelan
secara utuh (raptorial) (Harrisson 1961; Goin
& Goin 1970). Beberapa spesies cicak
memakan serangga, laba-laba, buah-buahan,
madu, bangkai (carrion eating), dan menjilat
cairan tertentu (Harrisson 1961; Powell et al.
1990; Colli et al. 2003; Ramires & Fraguas
2004).
Keanekaragaman
makanan
dapat
dipelajari melalui analisis isi lambung
(Grahame et al. 1979; Henderson 1993;
Hector & Luis 1997). Isi lambung
memberikan informasi tentang komposisi
makanan dan strategi mancari makan
(Grahame et al. 1979). Kajian makanan pada
cicak dapat dipelajari dengan pangamatan
empiris, yaitu mengamati langsung perilaku
mencari makanan dan pangamatan isi lambung
dengan cara membedah. Powell et al. (1990)
melaporkan bahwa di dalam lambung cicak H.
brookii ditemukan serangga (Ordo: Diptera,
Lepidoptera,
Coleoptera,
Homoptera,
Orthoptera, dan Hymenoptera), Crustaceae,
Arachnida (laba-laba), dan material tumbuhan.
Dalam lambung Gymnodactylus geckoides
ditemukan serangga dan Athropoda yang lain
(Colli et al. 2003). Sedangkan dalam lambung
H. mabouia ditemukan juga laba-laba dan
Arthropoda (Ramires & Fraguas 2004). Basuki
(2006) melaporkan komposisi makanan pada
dua spesies cicak H. frenatus dan C. platyurus
di pemukiman kota adalah serangga,
Arachnida, Mollusca, material tumbuhan (biji
dan nasi), dan material lain (batu dan kulit
telur). Pada habitat pulau kecil yang
tersisolasi, Mabuya agilis memakan serangga,
Arachnida, Crustacea, Gastropoda, dan lainlain (Rocha et al. 2004).
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mempelajari komposisi makanan dari tiga
spesies cicak (C. platyurus, H. frenatus, dan
G. mutilata) berdasarkan perbedaan lokasi dan
waktu .
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan dari bulan
Desember 2006 sampai Mei 2007. Sampel
cicak diambil di lokasi sekitar DAS (Daerah
Aliran Sungai) Ciliwung dari Bogor sampai
Jakarta. Identifikasi cicak, analisis makanan,
dan analisis data dilakukan di Laboratorium
Zoologi, Departemen Biologi, FMIPA IPB.
Penangkapan Cicak
Penangkapan cicak dilakukan di enam
tempat, yaitu Cisarua (CI, 320 mdpl), Sempur
(SE, 256 mdpl), Bojong Gede (BG, 140 mdpl),
Depok (DE, 130 mdpl), Menteng (ME, 13
mdpl), dan Ancol (AN, 4 mdpl) (Lampiran 1).
Waktu penangkapan cicak dilakukan pada sore
hari (pukul 15.30-18.00 WIB) dan malam hari
(pukul 18.30-21.00 WIB) dengan mengunakan
sapu atau langsung ditangkap dengan tangan.
Cicak yang tertangkap dimatikan dengan
kloroform, dibedah perutnya, dan diawetkan
dalam etanol 70 %.
Pengukuran Karakter Tubuh dan
Identifikasi Spesimen
Pengukuran terhadap beberapa karakter
tubuh dan diameter lambung (Tabel 1)
menggunakan kaliper dengan ketelitian 0.05
mm mengikuti cara Hikida dan Ota (1989).
Sedangkan bobot badan dan bobot lambung
cicak ditimbang dengan timbangan digital
merek AND (cap. 200 g). Spesimen cicak
diidentifikasi dengan kunci identifikasi
Saepudin (2004) (Lampiran 3).
Tabel 1 Karakter-karakter tubuh cicak yang diukur
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Parameter
Bobot Badan
Bobot Lambung
Panjang Kepala-Ekor
Panjang Badan-Kepala
Lebar Kepala
Lebar Badan
Tinggi Kepala
Lebar Mulut
Moncong Mulut
Panjang Lambung
Diameter Lambung
Singkatan
BB
BL
PKE
PBK
LK
LB
TK
LM
MM
PL
DL
2
Analisis Isi Lambung
Lambung
cicak
dikeluarkan
dan
ditampung ke dalam botol penampung yang
berisi etanol 70 % kemudian dibedah dalam
cawan petri dibawah mikroskop. Makanan
dalam
lambung
kemudian
dipilah
mengggunakan kuas dan jarum. Makanan dari
lambung dikelompokkan menjadi hewan,
material tumbuhan, dan material lain.
Kemudian dibagi menjadi kategori-kategori
(untuk hewan sampai ke tingkat ordo).
Makanan
berupa
hewan
diidentifikasi
berdasarkan Borror et al. (1996) dan Barker
(2001). Spesimen cicak disimpan di
Laboratorium Zoologi, FMIPA IPB.
pipih dengan tepi bergerigi, lipatan kulit pada
sisi badan, dan ventral jari dengan lamela
berpasangan. H. frenatus dengan warna dorsal
putih abu-abu sampai coklat, ekor bulat
memanjang dengan enam sisik tuberkalar, dan
ventral jari dengan lamela berpasangan.
Sedangkan G. mutilata berwarna terlihat
transparan, jari pendek, dan cenderung bulat
melebar, dan lamela pada proximal hanya satu
baris (Gambar 1).
Jumlah individu cicak rumah yang
ditangkap berdasarkan jenis, lokasi, dan waktu
penangkapan disajikan dalam Tabel 2 dan
perbandingan ukuran tubuh dan lambung
tertera dalam Tabel 3.
Analisis Data
Persentase setiap kategori makanan
dihitung dengan membagi jumlah semua jenis
per kategori (ni) dengan jumlah semua jenis
yang ditemukan (N) dikalikan 100.
Keragaman kategori makanan dalam lambung
cicak dihitung dengan indeks keragaman
Shannon-Wiener (H’) dengan rumus :
–Σ ni/N ln ni/N
dan sebaran keragaman Shannon (E) dengan
rumus:
H’/lnS.
Kesamaan jenis makanan cicak antar spesies,
lokasi dan waktu dihitung menggunakan
indeks kesamaan Jaccard (Cj) dan Sorenson
kuantitatif (CN) dengan rumus :
Cj = j/((a+b+c)-j)
CN=2jN/ (aN+bN)
Keterangan :
S=jumlah kategori makanan
j =jumlah kategori makanan pada semua cicak
a =jumlah kategori makanan pada spesies a
b =jumlah kategori makanan pada spesies b
c =jumlah kategori makanan pada spesies c
jN=nilai total terendah pada habitat, waktu,
atau spesies
aN=jumlah total pada spesies, lokasi, atau
waktu pada A
bN=jumlah total spesies, lokasi, atau waktu
pada B.
(Magguran 1987).
Persentase makanan antar lokasi dan
waktu diuji menggunakan analysis of variance
(one-way ANOVA) di dalam program R.
Tabel 2 Spesies dan jumlah individu cicak yang
HASIL
Jumlah Individu dan Ukuran Tubuh Cicak
Rumah
Penelitian ini didapatkan tiga spesies
cicak rumah dengan ciri-ciri umum adalah C.
platyurus mempunyai warna abu-abu putih
sampai kehitaman pada bagian dorsal, ekor
ditangkap berdasarkan lokasi dan waktu
penangkapan
Tempat Waktu
Cisarua
Sempur
Bojong
Gede
Depok
Menteng
Ancol
Jumlah
S
M
S
M
S
M
S
M
S
M
S
M
Jumlah Individu
Jumlah
Cp
Hf
Gm
3
7
2
12
14
2
2
18
6
4
10
8
4
5
17
4
4
3
11
5
1
5
11
7
5
2
14
15
3
18
7
2
1
10
7
3
10
16
1
1
18
22
1
1
24
114
33
26
26
Total
30
27
22
32
20
42
173
Keterangan: S: Sore, M : Malam, Cp: C. platyurus,
Hf: H. frenatus, dan Gm: G. mutilata
Tabel 3 Bobot badan, bobot lambung, dan
beberapa ukuran tubuh dan diameter
lambung cicak
Karakter
BB (gr)
PEK (mm)
PBK(mm)
LB (mm)
LK (mm)
TK (mm)
LM (mm)
MM (mm)
BL(gr)
PL (mm)
DL(mm)
Spesies (X±SD)
Cp (n=114) Hf (n=33)
Gm (n=26)
3.65 ± 1.19 2.99 ± 0.85 3.83 ± 1.08
81.90 ± 41.97 83.98 ± 37.1073.34 ± 41.87
51.93 ± 7.83 50.17 ± 5.30 55.25 ± 5.37
13.51± 13.21 9.72 ± 2.05 11.33 ± 1.45
9.69 ± 1.45 9.55 ± 1.16 10.95 ± 1.06
6.64 ± 4.83 6.24 ± 0.81 6.79 ± 1.31
7.75 ± 0.86 7.69 ± 0.88 8.14 ± 0.79
8.28 ± 0.78 8.11 ± 0.87 8.42 ± 8.41
0.14 ± 0.07 0.10 ± 0.00 0.12 ± 0.09
18.47 ± 3.59 16.35 ± 2.46 17.96 ± 3.56
3.79 ± 1.08 2.92 ± 0.63 3.59 ± 1.17
Keterangan : BB: bobot badan, PEK: panjang ekorkepala, PBK: panjang badan-kepala,
LB: lebar badan, LK: lebar kepala,
DM: diameter mata, DT: diameter
telinga,TK: tinggi kepala, LM: lebar
mulut, MM: moncong mulut, TB:
tinggi badan, BL: bobot lambung, PL:
panjang lambung, DL: diameter
lambung, Cp: C. platyurus, Hf: H.
frenatus Gm: G. mutilata, X: rata-rata,
dan SD: Standar Deviasi
3
Komposisi Makanan
Kategori makanan cicak rumah (C.
platyurus, H. frenatus dan G. mutilata)
bervariasi. Komposisi makanan di dalam
lambung C. platyurus terdiri atas serangga
(89.3%), Araneae (0.5%), Uropigy (0.2%),
Spirobolida (0.5%), Pauropoda ( 0.7%),
material tumbuhan (3.9%), material lain (2.7
%), dan tidak teridentifikasi (2.1%). Pada H.
frenatus terdiri atas serangga (85.8 %),
Araneae (2.9 %), dan tidak teridentifikasi
(11.4%). Sedangkan G. mutilata terdiri atas
serangga (88.8%), Araneae (1.41, Spirobolida
(1.41%), material lain (2.8%), dan tidak
teridentifikasi (5.7 %) (Tabel 4).
Keragaman dan Kesamaan Makanan Cicak
Rumah
Nilai H’ pada G. mutilata menempati
posisi paling tinggi (1.514), kemudian diikuti
oleh H. frenatus (1.408) dan C. platyurus
(1.233). Meskipun nilai kategori makanan
(K) pada C. platyurus paling tinggi, akan
tetapi jumlah makanan (N) per kategori juga
tinggi sehingga keragaman makanan pada C.
platyurus adalah paling kecil dibandingkan
dengan spesies lainnya (Tabel 5).
Kesamaan kategori makanan pada C.
platyurus dan H. frenatus berdasarkan indeks
kesamaan Jaccard (Cj) dan Sorenson
kuantitatif (CN) sebesar 38% dan 22%, C.
platyurus dengan G. mutilata 42% dan 22%,
dan H. frenatus dengan G. mutilata 42% dan
99%. Kesamaan ketegori makanan pada
C. platyurus bedasarkan lokasi berkisar
antara
( 0.21-0.58 ) dan (0.15-0.85), dan
waktu (0.57) dan (0.32); H. frenatus, lokasi:
(0.15-0.75) dan (0.05-0.94), dan waktu: (0.250.62) dan (0.09-0.70); dan G. mutilata, lokasi:
(0-0.67) dan (0.01-1)), dan waktu: (0.23-0.26)
dan (0.18-0.98) (Tabel 6 dan Tabel 7).
Gambar 1 Tiga spesies cicak rumah (insert : ventral jari kaki, A= C. platyurus, B= H. frenatus, dan C= G.
mutilata)
B
A
C
Tabel 4 Komposisi makanan tiga spesies cicak rumah (Cp: C. platyurus, Hf: H. frenatus, Gm: G. mutilata,
dan ni: jumlah)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Kategori
Makanan
ni
Serangga
501
Coleoptera
(COL)
22
Diptera
(DIP)
386
Hymenoptera (HYM)
80
Orthoptera
(ORT)
2
Lepidoptera
(LEP)
5
Hemiptera
(HEM)
2
Homoptera
(HOM)
2
Isoptera
(ISO)
1
Dermaptera
(DER)
1
Material Tumbuhan (MAT) 22
Biji
4
Potongan kayu
2
Potongan kertas
3
Nasi
13
Material Lain (MAL)
15
Kulit Cicak
6
Kotoran rayap
Batu
4
Kulit telur
5
Diplopoda
3
Spirobolida
(SPI)
Arachnida
4
Uropygi
(URO)
1
Araneae
(ARA)
3
Pauropoda
(PAU)
4
Tidak Teridentifikasi (TT)
12
Total Makanan
561
Spesies
Cp (N=114)
(X±SD)
4.40±8.47
0.19±1.25
3.37±8.23
0.70±2.08
0.02±0.13
0.04±0.31
0.02±0.13
0.02±0.19
0.01±0.09
0.01±0.09
0.19±0.58
0.13±0.41
0.03±0.16
0.02±0.10
0.01±0.09
0.03±0.16
0.02±0.30
0.11±0.31
%
89.32
3.92
68.81
14.26
0.36
0.89
0.36
0.36
0.18
0.18
3.92
2.67
-
ni
60
2
41
7
5
1
4
-
0.53
0.71
0.18
0.53
0.71
2.14
100
2
2
8
70
Hf (N=33)
(X±SD)
1.81±3.06
0.06±0.24
1.24±2.96
0.21±0.48
0.15±0.87
0.03±0.17
0.12±0.55
0.06±0.24
0.06±0.24
0.24±0.44
%
85.71
2.86
58.57
10.00
7.14
1.43
5.71
-
ni
63
6
32
20
5
2
1
1
-
2.86
2.86
11.43
100
1
1
1
4
71
Gm (N=26)
(X±SD)
2.42±3.83
0.23±0.59
1.23±1.88
0.77±3.32
0.92±0.98
0.08±0.39
0.04±0.20
0.04±0.20
0.04±0.20
0.15±0.37
%
88.73
8.45
45.07
28.17
7.04
2.82
1.41
1.41
1.41
5.63
100
4
Tabel 5 Jumlah makanan (N), kategori makanan (K), indeks keragaman Shannon-Wienner (H’), dan sebaran
keragaman Shannon (E) pada spesies cicak rumah
Ukuran
Spesies
H. frenatus
70
8
1.408
0.677
C. platyurus
561
21
1.233
0.405
N
K
H’
E
G. mutilata
71
9
1.514
0.689
Tabel 6 Kesamaan makanan pada C. platyurus (Cp), H. frenatus (Hf), dan G. mutilata (Gm) antar lokasi
berdasarkan indeks kesamaan Jaccard (di bawah diagonal) dan indeks kesamaan Sorenson
kuantitatif (di atas diagonal)
Lokasi
Cp
AN
ME
DE
BG
SE
CI
Hf
AN
ME
DE
BG
SE
CI
Gm
AN
ME
DE
BG
SE
CI
Cp
Hf
Gm
AN
ME
DE
Cp
BG
SE
CI
AN
ME
1
0.43
0.35
0.38
0.35
0.34
0.85
1
0.58
0.40
0.27
0.45
0.57
0.45
1
0.21
0.30
0.58
0.35
0.44
0.15
1
0.42
0.55
0.55
0.67
0.26
0.72
1
0.38
0.7
0.84
0.35
0.56
0.82
1
0.13
0.17
0.05
0.48
0.30
0.22
0.20
0.27
0.09
0.71
0.47
0.35
0.19
0.25
0.08
0.67
0.44
0.33
0.16
0.21
0.07
0.58
0.38
0.28
0.15
0.17
0.23
0.23
0.25
0.33
0.38
0.25
0.33
0.5
0.22
0.5
0.27
0.18
0.36
0.36
0.27
0.36
0.28
0.33
0.25
0.66
0.25
0.43
0.27
0.18
0.15
0.36
0.17
0.25
0.22
0.25
0.50
0.33
0.22
0.22
1
0.67
0.4
0.75
0.2
0.4
0.73
1
0.2
0.5
0.25
0.5
0.78
0.96
1
0.33
0.4
0.6
0.08
0.08
0.15
0.27
0.23
0.16
0.13
0.13
0.22
0.67
0.33
0.25
0.10
0.10
0.17
0.5
0.36
0.18
0
0
0.29
0.3
0.43
0.14
0
0
0.27
0.29
0.36
0.08
0.13
0.13
0.50
0.36
0.22
0.50
0.33
0.33
0.5
0.27
0.4
0.25
0
0
0.67
0.29
0.5
0.33
0.25
0.25
0.17
0.38
0.33
0.5
0.38
0.42
CI
AN
ME DE
Gm
BG SE
CI
0.39
0.49
0.17
0.94
0.78
0.62
0.11
0.14
0.04
0.43
0.27
0.19
0.04
0.05
0.02
0.17
0.10
0.07
0.02
0.03
0.01
0.09
0.05
0.04
0.16
0.21
0.07
0.58
0.38
0.28
0.32
0.41
0.14
095
0.67
0.53
0.47
0.59
0.22
0.81
0.90
0.73
0.13
0.17
0.05
0.48
0.30
0.22
0.88
0.86
0.9
1
0.4
0.6
0.44
0.65
0.61
0.53
1
0.4
0.92
0.67
0.71
0.8
0.39
1
0.44
0.29
0.31
0.36
0.15
0.5
0.25
0.15
0.17
0.2
0.03
0.29
0.88
0.86
0.9
1
0.53
0.8
0.51
0.75
0.71
0.62
0.89
0.46
0.36
0.55
0.51
0.58
0.88
0.32
1
0.74
0.78
0.88
0.44
0.93
0
0
0.4
0.57
0.6
0.2
0.22
0
0
0.2
0.25
0.40
0.25
0.25
0.25
0.4
0.57
0.6
0.5
1
1
0
0.14
0
0.5
0.67
1
0
0.14
0
0.5
0.36
0.2
1
0.25
0.4
0.25
0.18
0.10
0.62
1
0.38
0.13
0.22
0.99
0.12
0.06
0.44
0.77
1
0.2
0.44
0.25
0.88
0.52
0.36
1
DE BG
Hf
SE
0.42
Keterangan : (AN: Ancol, ME: Menteng, DE: Depok, BG: Bojong Gede, SE: Sempur, CI: Cisarua
Tabel 7
Waktu
Cp
S
M
Hf
S
M
Gm
S
M
Cp
Hf
Gm
Kesamaan makanan pada C. platyurus
(Cp), H. frenatus (Hf), dan G. mutilata
(Gm) antar waktu berdasarkan indeks
kesamaan Jaccard (di bawah diagonal)
dan
indeks
kesamaan
Sorenson
kuantitatif (di atas diagonal)
Cp
Hf
S
Gm
M
S
M
S
M
10.32
0.57
0.39
1
0.70
0.09
0.43
0.19
0.67
0.10
0.67
0.18
0.41
0.35
0.37
0.25
1
0.62
0.63
1
0.94
0.68
0.65
0.98
0.39
0.29
0.23
0.26
0.36
0.71
0.27
0.57
0.22
1
0.44
0.70
1
0.22
0.99
0.38
0.42
0.42
Keterangan : (AN: Ancol, ME: Menteng, DE:
Depok, BG: Bojong Gede, SE:
Sempur, CI: Cisarua, S: Sore, dan
M: Malam)
Berdasarkan
analysis
of
variance
(ANOVA) persentase kategori makanan tiap
lokasi penangkapan tidak berbeda atau
seragam (P>0.05). Kategori makanan yang
dominan berdasarkan lokasi pengambilan
sampel adalah Diptera. Persentase Diptera
pada C. platyurus tidak berbeda (P=0.578)
untuk tiap lokasi (Ancol: 53.9%, Menteng:
44.1%, Depok: 90.1%, Bojong Gede: 63.7%,
Sempur : 71.8%, dan Cisarua: 30.3% (Gambar
2). H. frenatus tidak berbeda untuk tiap lokasi
(P=0.856) (Ancol: 66.7%, Menteng: 75%,
Depok: 36.4%, Bojong Gede: 55.6%, Sempur:
72%, dan kecuali di Cisarua yang dominan
adalah Hymenoptera: 28.6% (Gambar 3).
Sedangkan pada
G. mutilata kategori
makanan yang dominan adalah bervariasi
untuk Ancol (Coleoptera: 100 %), Menteng
(Coleoptera: 100 %), Depok (Diptera: 33.3
%), Bojong Gede (Diptera: 60 %), Sempur
(Hymenoptera: 56.2 %), dan Cisarua (Diptera:
85.7 %) juga tidak berbeda (P=0.276)
(Gambar 4).
5
60
Persentase (%)
Gambar
Gambar
3
DEP
BOG
SEM
Persentase (%)
100
80
60
40
20
TT
PAU
ARA
URO
SPI
MAL
MAT
DER
ISO
HOM
HEM
LEP
ORT
HYM
DIP
COL
0
Kategori makanan
Gambar 4
DEP
BOG
TT
PAU
ARA
SPI
MAL
URO
TT
PAU
ARA
URO
SPI
MAT
MAL
TT
PAU
ARA
URO
SPI
MAL
MAT
DER
ISO
HOM
PukulPukul
15.30-18.00
18.30-21.00
15.30-18.00 Pukul
Pukul 18.30-09.00
CIS
120
MEN
HEM
Kategori makanan
Persentase makanan H. frenatus
berdasarkan lokasi penangkapan.
ANC
Persentase makanan H. frenatus
berdasarkan waktu penangkapan
6
Kategori makanan
MEN
Pukul 18.30-21.00
Pukul 18.30-09.00
80
70
60
50
40
30
20
10
0
COL
TT
PAU
ARA
URO
SPI
MAL
MAT
DER
ISO
HOM
HEM
LEP
ORT
HYM
DIP
Persentase (%)
80
70
60
50
40
30
20
10
0
COL
Persentase (%)
Gambar 2 Persentase makanan C. platyurus
berdasarkan lokasi penangkapan
ANC
MAT
ISO
Pukul 15.30-18.00
CIS
LEP
SEM
ORT
BOG
HYM
DEP
DER
ISO
HOM
HEM
LEP
COL
Kategori makanan
DIP
MEN
Pukul 18.30-09.00
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pukul 15.30-18.00
ANC
Pukul 18.30-21.00
Gambar 5 Persentase makanan C. platyurus
berdasarkan waktu penangkapan
Kategori makanan
.
DER
HOM
LEP
HEM
ORT
DIP
Pukul 15.30-18.00
TT
PAU
ARA
SPI
URO
MAL
MAT
ISO
DER
HOM
LEP
HEM
ORT
DIP
HYM
HYM
COL
Kategori makanan
0
COL
10
ORT
20
20
HYM
40
30
Pukul 15.30-18.00
Persentase (%)
persentase (%)
60
40
0
100
80
50
DIP
Kategori
makanan
yang
dominan
berdasarkan waktu penangkapan (siang dan
malam hari) yaitu Diptera. Persentase
makanan tiga spesies cicak (Hf, Cp, dan Gm)
pada malam hari (69%, 84%, dan 85%) lebih
besar dari siang hari (31%, 16%, dan 35 %).
Persentase Diptera pada C. platyurus siang
dan malam hari berturut-turut (46.2% dan
73.2 %) (Gambar 5). Pada H. frenatus:
(22.8%, sama dengan Hymenoptera dan 75 %)
(Gambar 6). Sedangkan pada G. mutilata: ( 36
% dan 50 %) (Gambar 7). Berdasarkan waktu
penangkapan, persentase makanan pada tiga
spesies cicak rumah tidak berbeda (Cp: P=
0.606, Hf: P= 0.511 dan Gm: P= 0.404)
(Lampiran 2).
SEM
CIS
Persentase makanan G. mutilata
berdasarkan lokasi penangkapan
Gambar 7
Persentase makanan G. mutilata
berdasarkan waktu penangkapan.
6
Gambar 8 Beberapa kategori makanan yang ditemukan di dalam lambung cicak rumah. [A=Coleoptera, B=
Diptera, C=Hymenoptera, D=Orthoptera, E=Lepidoptera, F=Spirobolida, G=Uropigy, H= Araneae
(laba-laba), I=Pauropoda, J=Biji (material tumbuhan), K=kulit cicak (material lain), dan L=
material hancur]
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
7
PEMBAHASAN
Cicak G. mutilata mempunyai bobot badan
lebih besar (3.83 g ±1.08) dibandingkan
dengan C. platyurus (3.65 g ± 1.19), dan H.
frenatus (2.99 g ± 0.85). Besarnya ukuran
tubuh tidak berpengaruh terhadap jenis
makanan, melainkan lebih disebabkan
tersedianya makanan pada lokasi dan waktu
tertentu (Colli et al. 2003). Ukuran tubuh pada
umumnya berpengaruh terhadap adaptasi
mencari makan, dalam hal ini kompetisi
mencari makan. Cicak dengan bentuk kranial
yang besar dan mulut yang pendek cenderung
sebagai herbivora dan sebaliknya cenderung
karnivora (Metzger & Herrel 2005).
Dalam lambung tiga cicak yang diamati
dapat
ditemukan
serangga,
laba-laba
(Araneae),
kalajengking
bercambuk
(Uropigy), Spirobolida, Pauropoda, potongan
kertas, potongan kayu, biji cabe, nasi, kulit
cicak, kulit telur, kotoran rayap, dan batu.
Kategori makanan yang paling dominan dari
tiga spesies cicak rumah adalah serangga
(Diptera). Komposisi makanan tersebut
mengambarkan pola makan bersifat oportunis.
Cicak bisa digolongkan ke dalam hewan
oportunis karena selain memangsa hewan,
mereka
memakan
material
tumbuhan
(herbivora). Ketersediaan makanan pada
lokasi, waktu dan kondisi lingkungan dapat
mempengaruhi seekor hewan menjadi
pemakan oportunis (Powell et al. (1990).
Berdasarkan indeks keragaman ShannonWienner (H’). Cicak G. mutilata mempunyai
nilai H’ yang tinggi (1.514) walaupun tidak
berbeda jauh dengan Hf (1.408) dan Cp
(1.233). Semakin tinggi nilai H’ maka
semakin beragam makanannya. Kesamaan
makanan berdasarkan indeks kesamaan
Jaccard (Cj) pada tiga spesies menunjukkan
nilai yang hampir sama (38%, 42%, dan
42%). Sedangkan berdasarkan indeks
kesamaan Sorenson kuantitatif, Cp dengan Hf
dan Cp dengan Gm adalah 22%, kecuali
antara Hf dengan Gm kesamaan makanannya
sebesar 99%. Hal ini disebabkan makanan,
individu cicak dan kategori makanan pada Hf
dan Gm yang ditemukan jumlahnya hampir
sama.
Berdasarkan
lokasi
penangkapan,
kategori makanan yang paling banyak
ditemukan pada tiap lokasi penangkapan
adalah Diptera kecuali pada G. mutilata di
Ancol dan Menteng yang didominasi oleh
Coleoptera dan juga di Sempur yang
didominasi Hymenoptera. Cicak G. mutilata
yang ditemukan di Menteng berjumlah satu
ekor yang ditangkap pada siang hari, sehingga
tidak ada pembanding dengan individu yang
lain dalam spesies tersebut. Adapun di
Sempur yang didominasi Hymenoptera karena
cicak G. mutilata banyak yang ditangkap di
pohon. Dominasi kategori makanan yang
sama
disebabkan lokasi
penangkapan
keseluruhan berada di tipe habitat yang sama
yaitu sekitar sungai, selain itu penangkapan
dilakukan pada saat atau setelah hujan.
Diptera memiliki daerah sebaran yang luas
sehinggga dapat dijumpai di berbagai tipe
habitat, yaitu di dalam hutan, kebun,
pekarangan, dan sekitar manusia (Borror et al.
1996). Cicak dari tempat dan ketinggian
tempat yang berbeda (Cisarua sampai Ancol)
ternyata mempunyai komposisi makanan yang
tidak berbeda. Semua jenis serangga bersifat
poikiloterm, yaitu suhu tubuhnya tergantung
pada keadaan lingkungan (Speight et al.
1999). Ketinggian suatu tempat berbeda akan
mempunyai temperatur yang berbeda. Akan
tetapi kategori makanan dari ketiga spesies
tersebut di setiap lokasi tidak dapat dibedakan
(Cp: P= 0.578, Hf: P= 0.856 dan Gm:
P=0.276) (Lampiran1). Petren & Case (1998)
melaporkan bahwa daerah jelajah pada L.
lugubris dan H. frenatus banyak terjadi di
lingkungan kota, karena lingkungan kota
memiliki kelimpahan serangga dan struktur
habitat yang kompleks. Cicak dalam goa
dilaporkan hanya memakan kecoa karena di
daerah tersebut banyak kecoa (Harrisson
1961). Cicak di daerah terestrial Cnemaspis
kendalii ditemukan memakan kumbang dan
tanah (Werner 2002).
Pada malam hari, cicak lebih banyak
memakan Diptera. Hal ini disebabkan oleh
aktifitas cicak pada malam hari serta aktivitas
nyamuk (Diptera) banyak dilakukan pada
malam hari (Powell et al. 1990). Persentase
makanan cicak pada sore hari juga didominasi
oleh Diptera, akan tetapi persentase makanan
berdasarkan waktu penangkapan tiap spesies
cicak rumah berbeda (Cp: P= 0.606, Hf: P=
0.511 dan Gm: P= 0.404) (Lampiran 1). Cicak
banyak melakukan aktivitasnya pada malam
hari atau ditempat yang gelap (Colli et al.
2003). Selain itu cicak merupakan hewan
nokturnal (Powell et al. 1990; Petren & Case
1998; Colli et al. 2003; Ramires & Fraguas
2004; Vogrin 2005). Cicak masuk ke dalam
tempat tinggalnya jika ditambah dengan
cahaya yang terang (75 W) dan tidak akan
muncul kembali sampai menjelang malam
(William & Cooper 1985). H. turcicus
8
memilih tempat yang vertikal (dinding)
daripada horizontal (langit-langit), hal ini
disebabkan oleh adanya cahaya pada dinding
yang dapat menarik serangga sebagai sumber
makanan (Vogrin 2005). Cicak Terentola
mauritanica menangkap mangsanya, yaitu
dengan mendekati cahaya lampu setelah itu
diam dan menunggu (Hodar et al. 2006)
Tingginya
material
yang
tidak
teridentifikasi disebabkan karena material
telah dimakan dalam rentang waktu yang
cukup
lama.
Cicak
Phelsuma
madagascariensis
ditemukan
memakan
serangga sampai 30 menit setelah gelap (Colli
et al. 2003). Cicak sebenarnya mempunyai
hubungan mutualisme langsung terhadap
manusia sebagai pengendali nyamuk (Zug et
al. 1977). Cicak dilaporkan mendapatkan
makanannya dengan mengendap, menangkap,
dan membalikkan posisi tubuhnya (Harrison
1961). Cicak Cnemaspis kendallii memakan
mangsa yang ada di sekitarnya, yaitu dengan
melakukan pergerakan kemudian menangkap
mangsa yang melewatinya (Werner 2002).
Cara-cara menangkap mangsa di atas lebih
mempertegas bahwa cicak adalah hewan
arboreal. Walaupun demikian, beberapa fakta
menyebutkan bahwa cicak juga memakan
partikel-partikel batu atau tanah, dan oleh
karena itu cicak bisa juga disebut sebagai
hewan terestrial.
SIMPULAN
Makanan pada tiga spesies cicak rumah
terdiri atas serangga, Araneae (laba-laba),
Uropygy
(kalajengking
bercambuk),
Spirobolida, Pauropoda, potongan kertas,
potongan kayu, biji, nasi, kulit cicak kulit
telur, kotoran rayap, dan batu. Kategori
makanan yang paling dominan adalah
(Diptera). Persentase makanan pada tiga
spesies cicak antar lokasi dan waktu tidak
berbeda (P>0.05).
SARAN
Cicak merupakan salah satu agens
pengendali hayati (lalat dan nyamuk),
sehingga keberadaan cicak perlu dijaga.
Perlu penelitian lebih lanjut mengenai
potensi enzim pencernaan cicak dalam
mendegradasi
kitin
yang
merupakan
komponen utama penyusun kulit pada
serangga.
DAFTAR PUSTAKA
Barker GM. 2001. The Biology of Terrestrial
Moluscs. Hamilton: CABI publising.
Basuki AR. 2006. Preferensi makanan pada
dua spesies cicak (Hemidactylus frenatus
Dumb. Bibr dan Cosymbotus platyurus
Schneider) Melalui Analisis Makanan
Dalam Lambung [skripsi]. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Borror DJ, Triphelon CA, Johnson NF. 1996.
Pengenalan Pelajaran Serangga. Ed ke6. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press. Terjemahan dari : An Intoduction
to The Study of Insect.
Colli GR, Mesquita DO, Rodrigues PV,
Kitayama K. 2003. Ecology of the Gecko
Gymnodactylus geckooides amarali in a
Neotropical Savana. J Herpetol 37:684706.
Goin CJ, Goin OB. 1970. Introduction to
Herpetology. Florida University of
Florida.
Grahame JW, Manolis SC, Buckworth R.
1979. Crocodylus johnstoni in the Mc
Kinlay river area, NTI: Variation in the
diet and new method of assessing the
relative importance of prey. Aust J Zool
30:877-879.
Harrisson T. 1961. Niah’s new cave-dwelling
gecko: habits. Sarawak Mus Jour 8:277282.
Halliday T, Kraig A, O’toole C. 1986. The
Enclycopedia of Reptiles and Insect.
California: Grolier International, Inc.
Hector GE, Luis E. 1997. Seasonal dietary
patterns of Mexican fringe-toed lizard
(Uma paraphygas). J Herpetol 31(1): 1-9.
Henderson RW. 1993. Foraging and diet in
West Indian Corallus nydris (Serpentes:
Boidae). J Herpetol 27: 24-28.
Hikida T, Ota H. 1989. A new triploid
Hemidactylus (Gekkonidae: Sauria) from
Taiwan,
with
comments
on
morphological and karyological variation
in the H. garnotii-vietnamensis complex.
Herpetology 23:50-60.
Hodar JA, plaguezuelos JM, Fernandez CJR.
2006 Foraging mode of the Moorish
gecko Tarentola mauritanica in an arid
environment: Inferences from abiotic
sting, prey availability and dietary
composition. J Arid Environments 65:8393.
Magguran AE. 1987. Ecological Diversity and
It’s
Measurenment.
Princenton:
Princenton University Press.
9
Metzger KA, Herrel A. 2005. Correlations
between lizard cranial shape and diet: a
quantitative, phylogenetically informed
analysis. Linnean Society J Biol 86(4):
433-466.
Petren K, Case TJ. 1998. Habitat structure
determines competition intensity and
invasion success in gecko lizard. Proc
Natl Acad sci 95: 11739-11744.
Powell R, Parmerlee JS, Rice MA. 1990
Ecological observation of Hemidactylus
brokii
haitianus
Meerwarth
(Sauria:Geckonidae) from Hispaniola.
Caribbean J Science 26:67-90.
Rocha CFD, Vrcibradic D, Sluys VM. 2004.
Diet of the lizard Mabuya agilis (Sauria:
Scincidae) in an insular habitat (Ilha
Grande, RJ, Brazil). Braz J Biol 64(1):
135-139.
Rooij ND. 1915. The Reptile of The
Indonesian Australian Archipelago Part I
Lacertalia, Chelonian, Emydosauria.
Leiden: E.J. brill Ltd.
Saepudin A. 2004. Beberapa spesies cicak dan
tokek (Famili: Gekkonidae) di wilayah
Bogor [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Speight MR, Hunter MD, Watt AD. 1999.
Ecology of Insect, Consepts and
Aplication. Blackwell Science Press.
Vogrin M. 2005. The turkish gecko
Hemidactylus frenatus prefers vertical
wall. Turk J Herpetol 25: 127-129.
Werner YL. 2002. Observation on the ecology
of
arrhythmic
equatorial
Gecko
Cnemaspis kendalii in Singapore (Sauria:
Gekkonidae). The Raffles Bulletin of
Zoology 50:185-196.
William E, Cooper JR. 1985. Diet activity
pattern in the banded gecko, Coleonyx
variegates. J Herpetol 19:308-311.
Zug GR, Goin C, Goin OB. 1977.
Introduction to Herpetology.
Third
edition. WH Freeman and Company.
10
LAMPIRAN
11
Lampiran 1 Peta lokasi penangkapan cicak
U
Skala: 1: 330.000
Keterangan :
= Lokasi penangkapan cicak
12
Lampiran 1 Pengujian analisys of variance (one-way ANOVA) dalam program R
Spesies dengan waktu penagkapan
Cosymbotus platyurus
WA
Residual
Sum of square 3916.12
111277.75
Deg of freedom 2
29
Residual standard error : 16.9448
Estimated effects may be unbalanced
Df Sum sq
Mean Sq
WA
2 3916
1958
Residual
29 111278
3837
Hemidactylus frenatus
WA
Residual
Sum of square 16.5312
1121.6875
Deg of freedom 1
30
Residual standard error : 6.114702
Estimated effects may be unbalanced
Df Sum sq
Mean Sq
WA
1 16.53
16.53
Residual
30 1121.69
37.39
Gehyra mutilata
WA
Residual
Sum of square 19.5313
819.9375
Deg of freedom 1
30
Residual standard error : 6.114702
Estimated effects may be unbalanced
Df Sum sq
Mean Sq
WA
1 19.53
19.53
Residual
30 819.94
27.33
Spesies dengan lokasi penagkapan
Cosymbotus platyurus
WA
Residual
Sum of square 2418.46
56943.50
Deg of freedom 5
90
Residual standard error : 25.15364
Estimated effects may be unbalanced
Df Sum sq
Mean Sq
WA
5 2418
484
Residual
90 56944
633
Hemidactylus frenatus
WA
Residual
Sum of square 9.8437
455.8125
Deg of freedom 5
90
Residual standard error : 2.250463
Estimated effects may be unbalanced
Df Sum sq
Mean Sq
WA
5 9.84
1.97
Residual
90 455.81
5.06
Gehyra mutilata
WA
Residual
Sum of square 49.9583
697.0000
Deg of freedom 5
90
Residual standard error : 2.782884
Estimated effects may be unbalanced
Df Sum sq
Mean Sq
WA
5 49.96
9.99
Residual
90 697.00
7.74
F falue
0.5103
Pr(>F)
0.6056
F falue
0.4421
Pr(>F)
0.5112
F falue
0.7146
Pr(>F)
0.4046
F falue
0.7645
Pr(>F)
0.5778
F falue
0.3887
Pr(>F)
0.8554
F falue
1.2902
Pr(>F)
0.2752
13
Lampiran 2 Kunci Identifikasi Famili Gekkonidae (Saepudin 2004)
1 A. Jari panjang dan ramping ....................................................
2
B. Jari melebar .........................................................................
3
2 A. Lubang femoral bersatu dengan preanal, berjumlah 42-43.......... Cyrtodactylus fumosus
B. Lubang femoral terpisah dengan preanal, jumlah lubang femoral 10 dan preanal 12...
...................................................................................................... Cyrtodactylus marmoratus
3 A. Ventral jari dengan dua baris lamela berpasangan .............
4
B. Ventral jari dengan satu baris lamela atau hanya bagian distal jari yang memiliki
dua baris lamela berpasangan .............................................
6
4. A. Pada kedua sisi badan terdapat lipatan kulit yang jelas, mulai axila sampai groin
...................................................................................................... Cosymbotus platyurus
B. Pada kedua sisi badan tidak terdapat lipatan kulit, jika ada bentuknya kurang jelas
..............................................................................................
5
5 A. Jari tanpa selaput, tapi kadang-kadang pada proximal antara jari ke-3 dan ke-4
sedikit berselaput, ekor bulat memanjang dengan enam sisik tuberkalar.......................
...................................................................................................... Hemidactylus frenatus
B. Jari tanpa selaput, kecuali pada proximal jari pertama sedikit berselaput, ekor pipih
memanjang dengan pingir bergerigi ............................................. Hemidactylus garnotii
6 A. Semua jari bercakar, jantan dengan lubang preanal tanpa femoral..........................
..................................................................................................... Gekko gecko
B. Cakar pada jari pertama kecil atau tidak ada, mudah lepas, jantan dengan lubang
femoral (bersatu dengan preanal) ............................................... Gehyra mutilata
14
KOMPOSISI MAKANAN PADA TIGA SPESIES CICAK
(Cosymbotus platyurus Schneider, Hemidactylus frenatus Dumb. Bibr,
dan Gehyra mutilata Weigm.)
MELALUI ANALISIS MAKANAN DALAM LAMBUNG
ZAIMUL WAFA
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007
18
ABSTRAK
ZAIMUL WAFA. Komposisi Makanan pada tiga Spesies Cicak (Cosymbotus platyurus
Schneider, Hemidactylus frenatus Dumb. Bibr, dan Gehyra mutilata) Melalui Analisis Makanan
dalam Lambung. Dibimbing oleh ACHMAD FARAJALLAH dan TRI ATMOWIDI.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari komposisi makanan dari tiga spesies cicak (C.
platyurus (Cp), H. frenatus (Hf), dan G. mutilata (Gm) berdasarkan lokasi dan waktu yang
berbeda. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember 2006 sampai Mei 2007. Sampel cicak
diambil di lokasi sekitar DAS (Daerah Aliran Sungai) Ciliwung di enam tempat, yaitu Cisarua,
Sempur, Bojong Gede, Depok, Menteng, dan Ancol. Penangkapan cicak dilakukan pada sore hari
(pukul 15.30-18.00 WIB) dan malam hari (pukul 18.30-21.00 WIB) dengan mengunakan sapu atau
tangan. Beberapa karakter tubuh dan diameter lambung diukur. Isi lambung cicak dikeluarkan,
kemudian setiap jenis makanan dipilah dalam kelompok hewan, tumbuhan, dan material lain.
Analisis data dilakukan dengan menghitung jumlah jenis perkategori makanan (ni), jumlah semua
jenis makanan yang ditemukan (N), indeks keragaman Shannon-Wiener (H’) dan kemerataannya
(E), indeks kesamaan Jaccard (Cj), indeks kesamaan Sorenson kuantitatif (CN), dan analisys of
variance (ANOVA) satu arah. Komposisi makanan pada tiga cicak rumah terdiri atas serangga,
Araneae, Uropygy, Spirobolida, Pauropoda, material tumbuhan (potongan kertas, potongan kayu,
biji, dan nasi) dan material lain (kulit cicak, kulit telur, kotoran rayap, dan batu). Pada Cp
ditemukan 21 kategori makanan, Hf 8 kategori dan Gm 9 kategori makanan. Keragaman makanan
pada Gm (H’= 1.514) paling tinggi dibandingkan dengan Hf (H’= 1.408) dan Cp (H’= 1.233).
Kesamaan kategori makanan pada Cp dan Hf dan Cp dan Gm rendah (Cj= 38%; CN=22%,
Cj=42%; CN=22), sedangkan Hf dan Gm tinggi (Cj=42%; CN=99 %). Kategori makanan yang
dominan pada cicak rumah adalah (Diptera). Persentase makanan pada tiga spesies cicak antar
lokasi dan waktu tidak berbeda (P>0.05).
ABSTRACT
ZAIMUL WAFA. Food composition of Three Gecko Species (Cosymbotus platyurus
Scheneider, Hemidactylus frenatus Dumb. Bibr, and Gehyra mutilata Weigm.) by Stomach Diet
Analysis. Supervised by ACHMAD FARAJALLAH and TRI ATMOWIDI.
The aim of this reseach was to study of food composition of three gecko species (C. platyurus,
H. frenatus, and G. mutilata) at different locations and times. This study was conducted from
December 2006 up to May 2007. Gecko were collected at six locations of Ciliwung river: Cisarua,
Sempur, Bojong Gede, Depok, Menteng, and Ancol of Ciliwung river. Gecko were collected at
evening (15.30-18.00 pm) and midnight (18.30-21.00 pm) using hands or stick method.
Morphometrical characters and diameter of stomach were measured. Stomach contents were
grouped into animal, plant material, and other material. Data were analyzed by calculation of total
items in each food category (ni), the number of items (N), Shannon-Wienner diversity index (H’)
and evenness (E), Jaccard similarity index (Cj), Sorenson quantitative similarity index (CN), and
one-way analysis of variance (ANOVA). The diet composition of three house gecko species were
insect, Araneae, Uropigy, Spirobolida, Pauropoda, plant materials (paper, wood, and rice), and
other materials (gecko skin, shell of egg, leftovers of termites meal, and gravel). Food categories
of Cp, Hf, and Gm were 21,8 and 9 respectively. Food diversity in Gm (H’= 1.514) was higher
than that in Hf (H’= 1.408) and Cp (H’= 1.233). Food similarity in Cp and Hf and Cp and Gm
were low (Cj= 38%; CN=22%, Cj=42%; CN=22%,), but similarity of Hf and Gm significantly
higher (Cj=42%, CN=99 %). Food category of house gecko species were dominated by Diptera.
Food composition of three house gecko species based on locations and times were not significantly
different (P>0.05).
1
PENDAHULUAN
Cicak termasuk dalam kelas Reptilia, ordo
Squamata, dan famili Gekkonidae (Zug et al.
1977). Tiga spesies cicak rumah, yaitu
Hemidactylus frenatus, Cosymbotus platyurus,
dan Gehyra mutilata dilaporkan ditemukan di
Bogor dengan habitat berupa bangunan,
semak, dan pohon (Saepudin 2004). Cicak H.
frenatus ditemukan di seluruh wilayah
Indonesia, sedangkan C. platyurus selain di
Jawa ditemukan di pulau Nias, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Lombok, dan Flores
(Rooij 1915). Pada umumnya, cicak hidup di
tempat gelap, seperti dalam lubang dan celahcelah batu (Harrisson 1961). Cicak melakukan
aktivitasnya pada waktu senja sampai malam
hari dan aktifitasnya berkurang pada kondisi
terang (William & Cooper 1985).
Cicak mendapatkan makanannya dengan
cara menangkap atau memburu mangsa
menggunakan mulut dan mangsa ditelan
secara utuh (raptorial) (Harrisson 1961; Goin
& Goin 1970). Beberapa spesies cicak
memakan serangga, laba-laba, buah-buahan,
madu, bangkai (carrion eating), dan menjilat
cairan tertentu (Harrisson 1961; Powell et al.
1990; Colli et al. 2003; Ramires & Fraguas
2004).
Keanekaragaman
makanan
dapat
dipelajari melalui analisis isi lambung
(Grahame et al. 1979; Henderson 1993;
Hector & Luis 1997). Isi lambung
memberikan informasi tentang komposisi
makanan dan strategi mancari makan
(Grahame et al. 1979). Kajian makanan pada
cicak dapat dipelajari dengan pangamatan
empiris, yaitu mengamati langsung perilaku
mencari makanan dan pangamatan isi lambung
dengan cara membedah. Powell et al. (1990)
melaporkan bahwa di dalam lambung cicak H.
brookii ditemukan serangga (Ordo: Diptera,
Lepidoptera,
Coleoptera,
Homoptera,
Orthoptera, dan Hymenoptera), Crustaceae,
Arachnida (laba-laba), dan material tumbuhan.
Dalam lambung Gymnodactylus geckoides
ditemukan serangga dan Athropoda yang lain
(Colli et al. 2003). Sedangkan dalam lambung
H. mabouia ditemukan juga laba-laba dan
Arthropoda (Ramires & Fraguas 2004). Basuki
(2006) melaporkan komposisi makanan pada
dua spesies cicak H. frenatus dan C. platyurus
di pemukiman kota adalah serangga,
Arachnida, Mollusca, material tumbuhan (biji
dan nasi), dan material lain (batu dan kulit
telur). Pada habitat pulau kecil yang
tersisolasi, Mabuya agilis memakan serangga,
Arachnida, Crustacea, Gastropoda, dan lainlain (Rocha et al. 2004).
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mempelajari komposisi makanan dari tiga
spesies cicak (C. platyurus, H. frenatus, dan
G. mutilata) berdasarkan perbedaan lokasi dan
waktu .
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan dari bulan
Desember 2006 sampai Mei 2007. Sampel
cicak diambil di lokasi sekitar DAS (Daerah
Aliran Sungai) Ciliwung dari Bogor sampai
Jakarta. Identifikasi cicak, analisis makanan,
dan analisis data dilakukan di Laboratorium
Zoologi, Departemen Biologi, FMIPA IPB.
Penangkapan Cicak
Penangkapan cicak dilakukan di enam
tempat, yaitu Cisarua (CI, 320 mdpl), Sempur
(SE, 256 mdpl), Bojong Gede (BG, 140 mdpl),
Depok (DE, 130 mdpl), Menteng (ME, 13
mdpl), dan Ancol (AN, 4 mdpl) (Lampiran 1).
Waktu penangkapan cicak dilakukan pada sore
hari (pukul 15.30-18.00 WIB) dan malam hari
(pukul 18.30-21.00 WIB) dengan mengunakan
sapu atau langsung ditangkap dengan tangan.
Cicak yang tertangkap dimatikan dengan
kloroform, dibedah perutnya, dan diawetkan
dalam etanol 70 %.
Pengukuran Karakter Tubuh dan
Identifikasi Spesimen
Pengukuran terhadap beberapa karakter
tubuh dan diameter lambung (Tabel 1)
menggunakan kaliper dengan ketelitian 0.05
mm mengikuti cara