Analisis Potensi Lahan Sawah Untuk Pencadangan Kawasan Produksi Beras Di Kabupaten Agam - Sumatera Barat

ANALISIS POTENSI LAHAN SAWAH UNTUK
PENCADANGAN KAWASAN PRODUKSI BERAS
DI KABUPATEN AGAM - SUMATERA BARAT

NOFARIANTY

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

YANG SELALU DI HATI
Yang mulia:
Ayahanda A. Gafar dan Ibunda Muchdiarti
Yang tercinta:
Suamiku Ali Martopo (Uda Ali)
Yang tersayang:
Anak-anakku
Shorea Suhyuni Ali (Yuni)
Ghozi Naufal Ali (Ghozi)


SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Analisis Potensi Lahan Sawah untuk
Pencadangan Kawasan Produksi Beras Di Kabupaten Agam – Sumatera Barat
adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Januari 2007

NOFARIANTY
NRP A253050124

ABSTRAK
NOFARIANTY. Analisis Potensi Lahan Sawah untuk Pencadangan Kawasan
Produksi Beras Di Kabupaten Agam - Sumatera Barat. Dibimbing oleh : KUKUH
MURTILAKSONO dan SUNSUN SAEFULHAKIM.
Konversi lahan pertanian untuk penggunaan non-pertanian merupakan
ancaman bagi ketahanan pangan nasional. Fenomena ini juga terjadi di
Kabupaten Agam, terlihat dari terus berkurangnya luas baku sawah. Agar

masalah konversi ini tidak menimbulkan kerawanan pangan, maka perlu
dilakukan analisis potensi lahan sawah yang dapat dicadangkan sebagai kawasan
produksi beras khususnya di Kabupaten Agam.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) analisis perumusan indikator kelayakan
wilayah untuk pencadangan kawasan produksi beras, (2) analisis struktur
keterkaitan antar indikator dan indeks komposit kelayakan wilayah untuk
pencadangan kawasan produksi beras, (3) analisis pengelompokkan dan tipologi
wilayah berdasarkan hirarki kelayakan wilayah untuk kawasan produksi beras, (4)
analisis dan pemetaan pola spasial tipologi wilayah berdasarkan hirarki wilayah
untuk pencadangan kawasan produksi beras dan (5) analisis land rent usahatani
padi pada tipologi wilayah yang layak, agak layak dan kurang layak untuk
dicadangkan sebagai kawasan produksi beras.
Data yang digunakan adalah data sekunder dari PODES 2005, kabupaten
dalam angka tahun 2005, hasil survey pertanian tahun 2005 dan peta-peta tematik
digital. Selain itu juga menggunakan data primer hasil wawancara dengan petani.
Untuk mencapai tujuan penelitian ini analisis data yang digunakan adalah (1)
analisis Sistem Informasi Geografi (SIG), (2) analisis statistika multivariate yaitu
Principal Components Analysis (PCA), Cluster Analysis (CA) dan Discriminant
Function (DF), dan (3) analisis land rent usahatani padi.
Hasil analisis spasial dengan metode overlay peta kesesuaian lahan untuk

padi dengan peta RTRW diperoleh areal potensial untuk padi seluas 65 589 ha
atau 29.65 % dari luas wilayah Kabupaten Agam. Angka ini merupakan 29.81 %
dari total luas areal potensial pengembangan sawah di Provinsi Sumatera Barat.
Selanjutnya jumlah peubah yang digunakan sebagai indikator dalam menentukan
wilayah yang layak dijadikan sebagai kawasan produksi beras hanya 20 peubah
dari 30 peubah asal karena 20 peubah tersebut yang memberikan pengaruh nyata
pada faktor loadings 0.55. Berdasarkan hasil tipologi wilayah, ada 5 (lima) naga ri
yang termasuk ke dalam tipologi layak, 16 (enam belas) nagari tipologi agak
layak, 44 (empat puluh empat) nagari termasuk tipologi kurang layak dan 8
(delapan) nagari yang tergolong tipologi tidak layak untuk dicadangkan sebagai
kawasan produksi beras. Penyebaran spasial tipologi layak menunjukkan pola
yang terkonsentrasi di wilayah barat sedangkan tipologi lainnya lebih
terkosentrasi di bagian tengah dan timur. Land rent usahatani padi di Kabupaten
Agam menunjukkan bahwa land rent tipologi layak sebesar Rp 3 450 000/ha/thn,
tipologi agak layak sebesar Rp 2 798 800 ha/thn dan tipologi kurang layak sebesar
Rp 2 243 000/ha/thn.

ANALISIS POTENSI LAHAN SAWAH UNTUK
PENCADANGAN KAWASAN PRODUKSI BERAS
DI KABUPATEN AGAM - SUMATERA BARAT


NOFARIANTY

Tesis
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

Judul Tesis
Nama
NRP

: Analisis Potensi Lahan Sawah untuk Pencadangan Kawasan
Produksi Beras di Kabupaten Agam - Sumatera Barat
: Nofarianty

: A 253050124

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Kukuh Murtilaksono, MS
Ketua

Dr. Ir. H.R. Sunsun Saefulhakim, M. Agr
Anggota

Diketahui
Ketua Program Studi
Ilmu Perencanaan Wilayah

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr

Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS


Tanggal Ujian : 26 Desember 2006

Tanggal Lulus :

PRAKATA

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunianya,
sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2006 adalah pendekatan dalam
penentuan lokasi yang potensial untuk pencadangan kawasan produksi beras.
Untuk itu, karya ilmiah ini diberi judul Analisis Potensi Lahan Sawah untuk
Pencadangan Kawasan Produksi Beras Di Kabupaten Agam – Sumatera Barat.
Sebagai salah seorang staf di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) Kabupaten Agam, penulis merasa bertanggungjawab untuk
memberikan sumbangan pemikiran yang konstruktif bagi kemajuan daerah
khususnya berkaitan dengan masalah ketahanan pangan dari sisi produksi.
Berbekal pendidikan yang penulis peroleh, semoga karya ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi para perumus kebijakan pembangunan di Kabupaten Agam dan

kemajuan ilmu pengetahuan.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi- tingginya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Kukuh Murtilaksono, MS dan Bapak Dr. Ir. H. R. Sunsun
Saefulhakim, M. Agr sebagai pembimbing dan Bapak Dr. Ir. Setia Hadi, MS
sebagai dosen penguji luar.
2. Segenap staf pengajar dan manajemen Program Studi Ilmu Perencanaan
Wilayah IPB;
3. Pimpinan dan staf Pusbindiklatren Bappenas atas kesempatan beasiswa yang
diberikan bagi penulis;
4. Bupati Kabupaten Agam yang telah memberikan kesempatan bagi penulis
untuk melanjutkan tugas belajar;
5. Kepala Bappeda Kabupaten Agam dan staf yang telah memberikan
kemudahan selama proses penelitian;
6. Rekan-rekan PWL 2005 yang selalu kompak dan solid serta adik-adik di
Asrama Putri Darmaga atas bantuannya.
Tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada suami dan anak-anak
tercinta serta ayah dan ibu yang selalu sabar dan setia, sehingga memberikan
kekuatan tersendiri bagi penulis dalam menyelesaikan studi ini walau jarak
memisahkan kita. Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan karunia atas

segala pengorbanan yang ada.
Tak ada gading yang tak retak, mohon maaf apabila terdapat kekhilafan
dalam karya ilmiah ini dan semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Bogor, Januari 2007
Nofarianty

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera
Barat pada tanggal 8 Nopember 1973 dari seorang Ayah yang bernama A. Gafar
dan Ibu yang bernama Muchdiarti. Penulis merup akan anak kedua dari empat
bersaudara.
Tahun 1992 penulis lulus dari SMA Negeri Lubuk Alung dan pada tahun
yang sama diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur USMI. Di IPB
penulis mengambil Fakultas Kehutanan, Jurusan Teknologi Hasil Hutan dan lulus
dengan gelar S.Hut pada tahun 1998. Tahun 2005 penulis diterima di Program
Studi Ilmu Perencanaan Wilayah pada Sekolah Pascasarjana IPB. Beasiswa
pendidikan pascasarjana diperoleh dari Pusbindiklatren Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional (Bappenas).
Selesai S-1 penulis bekerja di HPH PT. Andalas Merapi Timber di Padang
sampai tahun 2000. Tahun 2000 penulis menjadi PNS dan langsung ditempatkan
di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Agam
Provinsi Sumatera Barat. Sejak tahun 2000 sampai sekarang penulis adalah staf
pada Bagian Tata Usaha di Bappeda Kabupaten Agam.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

viii

DAFTAR LAMPIRAN

ix


PENDAHULUAN
Latar Belakang.................................................................................................

1

Rumusan Masalah............................................................................................

5

Tujuan dan Manfaat.........................................................................................

5

Ruang Lingkup Penelitian...............................................................................

6

Pendekatan Penelitian......................................................................................


6

TINJAUAN PUSTAKA
Perencanaan Pembangunan Daerah ............................................................... 10
Sumberdaya Lahan dan Masalah Konversi Lahan Pertanian......................... 10
Tinjauan Permasalahan Beras Nasional............ .. .........................................

16

Evaluasi Kesesuaian Lahan .................... .....................................…….........

18

Analisis Land Rent Usaha Tani .....................................................................

20

Indikator Kelayakan untuk Pencadangan Kawasan Produksi Beras .............

22

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………………………….. 24
Pengumpulan Data................... ………………………………………….....

24

Analisis Data............ ...............…………………………………………..… 24
Perumusan Indikator Wilayah yang layak Dicadangkan untuk
Kawasan Produksi Beras ......................................................................... 24
Analisis Struktur Keterkaitan antar Indikator dan Indeks Komposit
Kelayakan Wilayah untuk Pencadangan Kawasan Produksi Beras......... 29
Analisis Pengelompokan dan Tipologi Wilayah Berdasarkan Hirarki
Kelayakan Kawasan Produksi Beras ....................................................... 31
Analisis dan Pemetaan Pola Spasial Tipologi Wilayah untuk Kawasan
Produksi Beras ...................................................................................... 32
Analisis Land Rent Usahatani Padi Sawah ...........................................

33

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Letak dan Administrasi Wilayah.................…………………….…………

34

Kondisi Fisik Wilayah .................... ……………………………………….

37

Penggunaan Tanah Saat Ini ...........................................................................

38

Kependudukan ...............................................................................................

39

HASIL DAN PEMBAHASAN
Perumusan Indikator Wilayah yang Layak Dicadangkan untuk Kawasan
Produksi Beras .............................................................................................

42

Analisis Struktur Keterkaitan antar Indikator dan Indeks Komposit
Kelayakan Wilayah untuk Pencadangan Kawasan Produksi Beras..............

48

Analisis Pengelompokan dan Tipologi Wilayah Berdasarkan Hirarki
Kelayakan Kawasan Produksi Beras ............................................................

53

Analisis dan Pemetaan Pola Spasial Tipologi Wilayah untuk Kawasan
Produksi Beras ................................................................................ ...........

60

Analisis Land Rent Usahatani Padi Sawah .............................. ....................

62

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan........................................................................................................

68

Saran ............................................................................................................

69

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................

70

LAMPIRAN ............................................................................................................

73

ANALISIS POTENSI LAHAN SAWAH UNTUK
PENCADANGAN KAWASAN PRODUKSI BERAS
DI KABUPATEN AGAM - SUMATERA BARAT

NOFARIANTY

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

YANG SELALU DI HATI
Yang mulia:
Ayahanda A. Gafar dan Ibunda Muchdiarti
Yang tercinta:
Suamiku Ali Martopo (Uda Ali)
Yang tersayang:
Anak-anakku
Shorea Suhyuni Ali (Yuni)
Ghozi Naufal Ali (Ghozi)

SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Analisis Potensi Lahan Sawah untuk
Pencadangan Kawasan Produksi Beras Di Kabupaten Agam – Sumatera Barat
adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Januari 2007

NOFARIANTY
NRP A253050124

ABSTRAK
NOFARIANTY. Analisis Potensi Lahan Sawah untuk Pencadangan Kawasan
Produksi Beras Di Kabupaten Agam - Sumatera Barat. Dibimbing oleh : KUKUH
MURTILAKSONO dan SUNSUN SAEFULHAKIM.
Konversi lahan pertanian untuk penggunaan non-pertanian merupakan
ancaman bagi ketahanan pangan nasional. Fenomena ini juga terjadi di
Kabupaten Agam, terlihat dari terus berkurangnya luas baku sawah. Agar
masalah konversi ini tidak menimbulkan kerawanan pangan, maka perlu
dilakukan analisis potensi lahan sawah yang dapat dicadangkan sebagai kawasan
produksi beras khususnya di Kabupaten Agam.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) analisis perumusan indikator kelayakan
wilayah untuk pencadangan kawasan produksi beras, (2) analisis struktur
keterkaitan antar indikator dan indeks komposit kelayakan wilayah untuk
pencadangan kawasan produksi beras, (3) analisis pengelompokkan dan tipologi
wilayah berdasarkan hirarki kelayakan wilayah untuk kawasan produksi beras, (4)
analisis dan pemetaan pola spasial tipologi wilayah berdasarkan hirarki wilayah
untuk pencadangan kawasan produksi beras dan (5) analisis land rent usahatani
padi pada tipologi wilayah yang layak, agak layak dan kurang layak untuk
dicadangkan sebagai kawasan produksi beras.
Data yang digunakan adalah data sekunder dari PODES 2005, kabupaten
dalam angka tahun 2005, hasil survey pertanian tahun 2005 dan peta-peta tematik
digital. Selain itu juga menggunakan data primer hasil wawancara dengan petani.
Untuk mencapai tujuan penelitian ini analisis data yang digunakan adalah (1)
analisis Sistem Informasi Geografi (SIG), (2) analisis statistika multivariate yaitu
Principal Components Analysis (PCA), Cluster Analysis (CA) dan Discriminant
Function (DF), dan (3) analisis land rent usahatani padi.
Hasil analisis spasial dengan metode overlay peta kesesuaian lahan untuk
padi dengan peta RTRW diperoleh areal potensial untuk padi seluas 65 589 ha
atau 29.65 % dari luas wilayah Kabupaten Agam. Angka ini merupakan 29.81 %
dari total luas areal potensial pengembangan sawah di Provinsi Sumatera Barat.
Selanjutnya jumlah peubah yang digunakan sebagai indikator dalam menentukan
wilayah yang layak dijadikan sebagai kawasan produksi beras hanya 20 peubah
dari 30 peubah asal karena 20 peubah tersebut yang memberikan pengaruh nyata
pada faktor loadings 0.55. Berdasarkan hasil tipologi wilayah, ada 5 (lima) naga ri
yang termasuk ke dalam tipologi layak, 16 (enam belas) nagari tipologi agak
layak, 44 (empat puluh empat) nagari termasuk tipologi kurang layak dan 8
(delapan) nagari yang tergolong tipologi tidak layak untuk dicadangkan sebagai
kawasan produksi beras. Penyebaran spasial tipologi layak menunjukkan pola
yang terkonsentrasi di wilayah barat sedangkan tipologi lainnya lebih
terkosentrasi di bagian tengah dan timur. Land rent usahatani padi di Kabupaten
Agam menunjukkan bahwa land rent tipologi layak sebesar Rp 3 450 000/ha/thn,
tipologi agak layak sebesar Rp 2 798 800 ha/thn dan tipologi kurang layak sebesar
Rp 2 243 000/ha/thn.

ANALISIS POTENSI LAHAN SAWAH UNTUK
PENCADANGAN KAWASAN PRODUKSI BERAS
DI KABUPATEN AGAM - SUMATERA BARAT

NOFARIANTY

Tesis
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

Judul Tesis
Nama
NRP

: Analisis Potensi Lahan Sawah untuk Pencadangan Kawasan
Produksi Beras di Kabupaten Agam - Sumatera Barat
: Nofarianty
: A 253050124

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Kukuh Murtilaksono, MS
Ketua

Dr. Ir. H.R. Sunsun Saefulhakim, M. Agr
Anggota

Diketahui
Ketua Program Studi
Ilmu Perencanaan Wilayah

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr

Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS

Tanggal Ujian : 26 Desember 2006

Tanggal Lulus :

PRAKATA

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunianya,
sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2006 adalah pendekatan dalam
penentuan lokasi yang potensial untuk pencadangan kawasan produksi beras.
Untuk itu, karya ilmiah ini diberi judul Analisis Potensi Lahan Sawah untuk
Pencadangan Kawasan Produksi Beras Di Kabupaten Agam – Sumatera Barat.
Sebagai salah seorang staf di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) Kabupaten Agam, penulis merasa bertanggungjawab untuk
memberikan sumbangan pemikiran yang konstruktif bagi kemajuan daerah
khususnya berkaitan dengan masalah ketahanan pangan dari sisi produksi.
Berbekal pendidikan yang penulis peroleh, semoga karya ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi para perumus kebijakan pembangunan di Kabupaten Agam dan
kemajuan ilmu pengetahuan.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi- tingginya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Kukuh Murtilaksono, MS dan Bapak Dr. Ir. H. R. Sunsun
Saefulhakim, M. Agr sebagai pembimbing dan Bapak Dr. Ir. Setia Hadi, MS
sebagai dosen penguji luar.
2. Segenap staf pengajar dan manajemen Program Studi Ilmu Perencanaan
Wilayah IPB;
3. Pimpinan dan staf Pusbindiklatren Bappenas atas kesempatan beasiswa yang
diberikan bagi penulis;
4. Bupati Kabupaten Agam yang telah memberikan kesempatan bagi penulis
untuk melanjutkan tugas belajar;
5. Kepala Bappeda Kabupaten Agam dan staf yang telah memberikan
kemudahan selama proses penelitian;
6. Rekan-rekan PWL 2005 yang selalu kompak dan solid serta adik-adik di
Asrama Putri Darmaga atas bantuannya.
Tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada suami dan anak-anak
tercinta serta ayah dan ibu yang selalu sabar dan setia, sehingga memberikan
kekuatan tersendiri bagi penulis dalam menyelesaikan studi ini walau jarak
memisahkan kita. Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan karunia atas
segala pengorbanan yang ada.
Tak ada gading yang tak retak, mohon maaf apabila terdapat kekhilafan
dalam karya ilmiah ini dan semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Bogor, Januari 2007
Nofarianty

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera
Barat pada tanggal 8 Nopember 1973 dari seorang Ayah yang bernama A. Gafar
dan Ibu yang bernama Muchdiarti. Penulis merup akan anak kedua dari empat
bersaudara.
Tahun 1992 penulis lulus dari SMA Negeri Lubuk Alung dan pada tahun
yang sama diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur USMI. Di IPB
penulis mengambil Fakultas Kehutanan, Jurusan Teknologi Hasil Hutan dan lulus
dengan gelar S.Hut pada tahun 1998. Tahun 2005 penulis diterima di Program
Studi Ilmu Perencanaan Wilayah pada Sekolah Pascasarjana IPB. Beasiswa
pendidikan pascasarjana diperoleh dari Pusbindiklatren Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas).
Selesai S-1 penulis bekerja di HPH PT. Andalas Merapi Timber di Padang
sampai tahun 2000. Tahun 2000 penulis menjadi PNS dan langsung ditempatkan
di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Agam
Provinsi Sumatera Barat. Sejak tahun 2000 sampai sekarang penulis adalah staf
pada Bagian Tata Usaha di Bappeda Kabupaten Agam.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

viii

DAFTAR LAMPIRAN

ix

PENDAHULUAN
Latar Belakang.................................................................................................

1

Rumusan Masalah............................................................................................

5

Tujuan dan Manfaat.........................................................................................

5

Ruang Lingkup Penelitian...............................................................................

6

Pendekatan Penelitian......................................................................................

6

TINJAUAN PUSTAKA
Perencanaan Pembangunan Daerah ............................................................... 10
Sumberdaya Lahan dan Masalah Konversi Lahan Pertanian......................... 10
Tinjauan Permasalahan Beras Nasional............ .. .........................................

16

Evaluasi Kesesuaian Lahan .................... .....................................…….........

18

Analisis Land Rent Usaha Tani .....................................................................

20

Indikator Kelayakan untuk Pencadangan Kawasan Produksi Beras .............

22

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………………………….. 24
Pengumpulan Data................... ………………………………………….....

24

Analisis Data............ ...............…………………………………………..… 24
Perumusan Indikator Wilayah yang layak Dicadangkan untuk
Kawasan Produksi Beras ......................................................................... 24
Analisis Struktur Keterkaitan antar Indikator dan Indeks Komposit
Kelayakan Wilayah untuk Pencadangan Kawasan Produksi Beras......... 29
Analisis Pengelompokan dan Tipologi Wilayah Berdasarkan Hirarki
Kelayakan Kawasan Produksi Beras ....................................................... 31
Analisis dan Pemetaan Pola Spasial Tipologi Wilayah untuk Kawasan
Produksi Beras ...................................................................................... 32
Analisis Land Rent Usahatani Padi Sawah ...........................................

33

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Letak dan Administrasi Wilayah.................…………………….…………

34

Kondisi Fisik Wilayah .................... ……………………………………….

37

Penggunaan Tanah Saat Ini ...........................................................................

38

Kependudukan ...............................................................................................

39

HASIL DAN PEMBAHASAN
Perumusan Indikator Wilayah yang Layak Dicadangkan untuk Kawasan
Produksi Beras .............................................................................................

42

Analisis Struktur Keterkaitan antar Indikator dan Indeks Komposit
Kelayakan Wilayah untuk Pencadangan Kawasan Produksi Beras..............

48

Analisis Pengelompokan dan Tipologi Wilayah Berdasarkan Hirarki
Kelayakan Kawasan Produksi Beras ............................................................

53

Analisis dan Pemetaan Pola Spasial Tipologi Wilayah untuk Kawasan
Produksi Beras ................................................................................ ...........

60

Analisis Land Rent Usahatani Padi Sawah .............................. ....................

62

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan........................................................................................................

68

Saran ............................................................................................................

69

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................

70

LAMPIRAN ............................................................................................................

73

DAFTAR TABEL
Halaman
1

Luas panen dan indeks pertanaman sawah di Kabupaten Agam
tahun 2000-2003............................................................................................

4

2

Kriteria penentuan areal potensial untuk kawasan produksi beras ...............

26

3

Pembagian wilayah administrasi di Kabupaten Agam..................................

35

4

Penggunaan lahan tahun 2005 di Kabupaten Agam .....................................

38

5

Jumlah dan distribusi penduduk Kabupaten Agam per kecamatan
tahun 2005.....................................................................................................

39

6

Proyeksi jumlah penduduk (jiwa) Kabupaten Agam menurut kecamatan ....

40

7

Prosentase mata pencaharian penduduk Kabupaten Agam per kecamatan
tahun 2005.....................................................................................................

41

Luas areal potensial pada berbagai kelas kesesuaian untuk padi di
Kabupaten Agam ..........................................................................................

44

9

Peubah yang tidak digunakan dalam analisis PCA.......................................

46

10

Peubah penentu kelayakan wilayah untuk kawasan produksi beras ............

47

11

Nilai faktor loadings peubah penentu kawasan produksi beras....................

50

12

Nilai koefisienr fungsi diskriminan faktor utama ................................ .......

53

13

Kategori indeks komposit dan peubah penciri masing- masing tipologi.......

53

14

Anggota masing- masing tipologi nagari.......................................................

55

15

Luas dan skala prioritas areal potensial untuk kawasan produksi beras di
Kabupaten Agam...........................................................................................

58

Land rent usahatani padi untuk masing- masing tipologi wilayah.................

65

8

16

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1

Tingkat produksi dan konsumsi beras Kabupaten Agam tahun
2000-2004........................................................................................................

3

2

Grafik kecenderungan perubahan luas sawah di Kabupaten Agam.................

4

3

Diagram alur pendekatan penelitian................................................................

9

4

Diagram alir penentuan areal potensial sesuai untuk padi sawah...................

27

5

Perumusan indikator penentuan wilayah berdasarkan aspek ekonomi sosial
dan sarana/penunjang produksi beras ............................................................

28

6

Peta lokasi penelitian ..................................................................... ...............

36

7

Areal potensial untuk lahan sawah ................................................................

43

8

Scree ploot eigenvalues...................................................................................

49

9

Pola penyebaran spasial tipologi wilayah ......................................................

63

10

Areal potensial lahan sawah pada masing- masing tipologi wilayah..............

64

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1

Peta jenis tanah Kabupaten Agam................................................................... 73

2

Peta ketinggian tempat di Kabupaten Agam...................................................

3

Peta iklim Kabupaten Agam............................................................................ 75

4

Peta kelas lereng Kabupaten Agam................................................................. 76

5

Peta penggunanaan tanah di Kabupaten Agam...............................................

77

6

Peta RTRW Kabupaten Agam tahun 2005-2015............................................

78

7

Peta administrasi Kabupaten Agam................................................................

79

8

Kriteria kesesuaian untuk tanaman padi sawah (PPT, 1983)..........................

80

9

Luas areal potensial produksi padi (ha)...... .................................................... 81

10

Hasil PCA dan hirarki wilayah........................................................................ 83

11

Analisa perkiraan produksi dan konsumsi beras Kabupaten Agam tahun
2010, 2015 dan 2020..................................................... .................................. 85

12

Tabel luas areal potensial (ha), kapasitas produksi padi (ton/ha) per
tipologi dan penggunaan tana h......................................................................... 86

74

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lahan merupakan sumberdaya yang secara fisik dan ruang sangat
bervariasi meski luas lahan relatif tetap. Namun kebutuhan terhadap lahan terus
meningkat sebagai akibat peningkatan jumlah penduduk dan perubahan struktur
ekonomi yang merupakan ciri perkembangan wilayah. Struktur penggunaan lahan
merupakan refleksi dari struktur perekonomian dan preferensi masyarakat yang
bersifat dinamis sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Salah satu faktor yang
mempengaruhi dinamika penggunaan tanah adalah mekanisme pasar.

Setiap

penggunaan tanah berkompetisi untuk memperebutkan satu bidang tanah, dan
penggunaan tanah yang menang dalam kompetisi tersebut adalah jenis
penggunaan tanah yang memberikan land rent yang terbesar.
Pertumbuhan ekonomi cenderung mendorong permintaan lahan untuk
kegiatan non-pertanian pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan permintaan
lahan untuk kegiatan pertanian. Ini disebabkan karena permintaan produk nonpertanian lebih elastis terhadap pendapatan.
(akibat

pertumbuhan

penduduk),

yang

Meningkatnya kelangkaan lahan
dibarengi

dengan

meningkatnya

permintaan lahan untuk kegiatan non-pertanian (akibat pertumbuhan penduduk)
mendorong terjadinya konversi lahan pertanian.
Selama periode 1979-1999, lahan sawah di Jawa yang terkonversi seluas
1.01 juta ha dan di luar Jawa 625.46 ribu ha (BPS, 1999).

Selanjutnya

berdasarkan data perubahan penggunaan tanah yang dibuat oleh BPN, pada kurun
1994-2002 perubahan penggunaan tanah pertanian, baik sawah maupun pertanian
lahan kering menjadi kegiatan permukiman dan industri tercatat ± 108 ribu hektar.
Sekitar 57 ribu hektar (± 55 %) dari luasan tersebut adalah lahan sawah.
Ironisnya ± 48 573 hektar atau 65.7 % adalah terjadi di Pulau Jawa yang
merupakan areal penyangga ketahanan pangan nasional karena menghasilkan 56.1
% produksi beras nasional.
Pencegahan dan pengendalian terhadap alih fungsi lahan sawah perlu
dilakukan, mengingat : (1) konversi lahan sawah beririgasi teknis adalah ancaman
terhadap upaya mempertahankan swasembada pangan nasional, (2) dari sudut
lingkungan dan pelestarian sumberdaya alam (enviromental rent), ekosistem

sawah ternyata lebih stabil dengan tingkat erosi yang relatif kecil, dan (3) dari
sudut pandang struktur sosial budaya masyarakat Indonesia, alih fungsi lahan
sawah akan menggangu keseimbangan hubungan sistematik antara pelaku usaha
pertanian dengan lahannya karena sawah merupakan pengikat kelembagaan
pedesaan sekaligus menjadi public good yang mendorong masyarakat pedesaan
bekerjasama lebih produktif.

Oleh karena itu perlu kebijakan yang dilakukan

untuk menekan laju konversi lahan sawah yang dapat mengendalikan luas, lokasi
dan jenis lahan sawah yang dikonversi. Sala h satu upaya yang dapat dilakukan
adalah melindungi sawah yang memiliki produktivitas sistem usahatani yang
tinggi dan dicadangkan sebagai kawasan produksi beras.
Upaya pencadangan lahan bagi produksi pangan sejauh ini telah dilakukan
melalui peraturan yang melindungi lahan pertanian terutama sawah dengan
pengairan teknis. Berbagai peraturan yang melarang konversi lahan pertanian
ditetapkan berdasarkan kriteria fisik laha n namun belum berjalan efektif. Ada
beberapa hal kelemahan dari peraturan-peraturan tersebut, diantaranya ; (a) obyek
yang dilindungi dalam peraturan tersebut hanya ditentukan dari fisik lahan, seperti
lahan irigasi teknis, padahal kondisi fisik relatif mudah dimodifikasi melalui
rekayasa tertentu, (b) peraturan tersebut hanya bersifat himbauan dan tidak ada
sanksi yang jelas; (c) pemberian izin konversi merupakan keputusan bersama dari
dinas/instansi terkait sehingga sulit ditelusuri pihak yang bertanggung jawab jika
terjadi pelanggaran. Kelemahan tersebut mengakibatkan pemerintah cenderung
untuk mendukung konversi lahan dengan dalih untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi wilayah.

Untuk itu perlu dilakukan upaya pencadangan kawasan

produksi beras dengan unit wilayah administrasi tertentu.
Kabupaten Agam merupakan daerah pertanian, dengan luas areal pertanian
± 803.89 km2 atau 36.01 % dari luas Kabupaten Agam.

Jumlah penduduk

berdasarkan hasil sensus Tahun 1990 sebanyak 407 767 jiwa dan tahun 2000
sebesar 431 604 jiwa dengan tingkat pertumbuhan ± 0.18 %. Berdasarkan data
dari BPS, jumlah penduduk Kabupaten Agam Tahun 2004 berjumlah 431 603
jiwa yang membutuhkan beras sebanyak ± 48 771 ton beras (konsumsi perkapita
± 113 kg/kap/thn). Hasil pengolahan data jumlah penduduk dan produksi padi
selama 5 (lima) tahun terakhir (tahun 2000 – 2004) yang disajikan pada Gambar 1

menunjukkan bahwa Kabupaten Agam sampai tahun 2004 masih mengalami
surplus (konversi gabah kering giling ke beras 63.20 % dan penyusutan 16.78 %).

140.000

Jumlah Beras (ton)

120.000
100.000
Produksi Beras

80.000

Konsumsi Beras

60.000
40.000
20.000
2000

2001

2002

2003

2004

Tahun

Sumber : Hasil Olahan Data

Gambar 1 Produksi dan konsumsi beras Kabupaten Agam tahun 2000-2004.
Indeks pemusatan komoditi padi yang dilakukan dengan analisa Location
Quotient (LQ) terhadap tanaman palawija lainnya yang menggunakan data
produksi padi dan palawija tahun 2003, menunjukkan bahwa terjadinya
konsentrasi aktivitas di Kabupaten Agam adalah produksi padi. Dimana nilai LQ
padi lebih dari satu (LQ = 1.02) sehingga untuk wilayah di Sumatera Barat,
Kabupaten Agam memiliki tingkat kecukupan padi (beras) dari sisi produksi dan
berpeluang untuk ekspor.
Meskipun terjadi surplus beras di Kabupaten Agam, pasokan beras secara
nasional masih belum stabil, disamping itu berdasarkan data perubahan luas
sawah tahun 2000–2004 yang terdapat dalam Kabupaten Dalam Angka,
Kabupaten Agam memiliki kencenderungan terjadinya konversi sawah. Secara
grafis kecenderungan perubahan luas sawah menurut jenis pengairannya dapat
dilihat pada dapat dilihat pada Gambar 2.

14000
12000
10000
Teknis
8000

Semi Teknis

Luas (ha)

Sederhana

6000

Tadah Hujan
4000
2000
0
1999

2000 2001

2002

2003

2004

2005

Tahun

Sumber : Hasil Olahan Data

Gambar 2 Grafik kecenderungan perubahan luas sawah di Kabupaten Agam.
Semua jenis sawah menunjukkan kecenderungan terus berkurang kecuali
sawah dengan pengairan semi teknis yang justru meningkat. Hal ini dapat terjadi
karena adanya upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan produktivitas sawah
dengan membangun irigasi semi teknis, sehingga kebutuhan air bagi petani dapat
dipenuhi dan dapat meningkatkan indeks pertanaman sawah dan luas panen. Hal
ini dapat dilihat dari hasil studi konsistensi luas baku sawah yang dilakukan oleh
BPS Pusat pada tahun 2005 seperti yang disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Luas panen dan indeks pertanaman sawah di Kabupaten Agam Tahun
2000-2003
Tahun

2000

2001

2002

2003

Rata-rata

Luas Panen
(Ha)
IP (%)

39 706.00

46 382.00

49 436.00

49 798.00

46 330

140.72

175.12

126.26

180.08

155.55

Sumber : BPS Pusat, 2005.

Kabupaten Agam sampai tahun 2004 masih tergolong sebagai wilayah
surplus beras, namun masalah konversi lahan sawah perlu mendapatkan perhatian
yang serius dalam jangka panjang.

Perlu upaya untuk mengurangi laju

pengurangan luas baku sawah. Hal ini penting untuk mengantisipasi pertambahan

jumlah penduduk dan penyediaan bahan pangan dalam skala regional dan nasional
khususnya untuk wilayah Sumatera Barat.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka rumusan masalah sebagai dasar
dalam penelitian ini dapat dibuat dalam serangkaian pertanyaan sebagai berikut :
1.

Kawasan/wilayah yang seperti apa yang layak dicadangkan untuk kawasan
produksi beras di Kabupaten Agam ?

2.

Apakah arahan pemanfaatan lahan yang dituangkan dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Agam memungkinkan ditetapkannya sebagai
kawasan produksi beras ?

3.

Bagaimana potensi fisik kawasan yang akan dicadangkan untuk produksi
beras tersebut ?

4.

Bagaimana secara finansial usahatani padi sehingga mendukung kebijakan
pencadangan kawasan untuk produksi beras tersebut ?
Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah :
1.

Analisis perumusan indikator kelayakan wilayah untuk pencadangan
kawasan produksi beras.

2.

Analisis struktur keterkaitan antar indikator dan indeks komposit kelayakan
wilayah untuk pencadangan kawasan produksi beras.

3.

Analisis pengelompokkan dan tipologi wilayah berdasarkan hirarki
kelayakan wilayah untuk kawasan produksi beras.

4.

Analisis dan pemetaan pola spasial tipologi wilayah untuk pencadangan
kawasan produksi beras.

5.

Analisis land rent usahatani padi pada masing- masing tipologi wilayah
untuk pencadangan kawasan produksi beras.

Selanjutnya manfaat dari penelitian ini adalah :
1.

Sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan pembangunan pertanian
khususnya usahatani padi sawah

2.

Sebagai bahan masukan dalam kebijakan penatagunaan lahan di Kabupaten
Agam.

3.

Sebagai bahan masukan untuk kebijakan program ketahanan pangan di
Kabupaten Agam.
Ruang Lingkup Penelitian
Dalam rangka perumusan kebijakan pencadangan kawasan untuk produksi

beras, terdapat dua permasalahan yang perlu dikaji, yaitu ; (1) daerah pertanian
yang bagaimana yang layak dicadangkan, dan (2) pendekatan apa yang perlu
untuk mempertahankan eksistensi kawasan tersebut dalam jangka panjang,
terutama dari ancaman konversi. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka ruang
lingkup penelitian ini hanya untuk membuat tipologi wilayah dengan satuan unit
wilayah administrasi nagari1) yang layak dicadangkan untuk kawasan produksi
beras dan terbatas untuk lahan sawah yang berpengairan. Kebijakan pengelolaan
dan perlindungan kawasan tersebut tidak termasuk dalam bahasan penelitian ini.

Pendekatan Penelitian
Upaya

pencadangan

kawasan

untuk

produksi

beras

merupakan

pengalokasian lahan yang dijadikan sebagai kawasan produksi beras. Untuk
menentukan wilayah yang layak dicadangkan terlebih dahulu perlu perumusan
indikator- indikator yang menjadi dasar untuk menentukan suatu kawasan/wilayah
layak untuk dicadangkan. Dalam penelitian ini kawasan tersebut dibatasi berupa
satuan unit adminstrasi nagari. Perumusan indikator tersebut didasarkan pada
aspek spasial lahan, aspek biofisik lahan dan aspek sosial ekonomi usahatani padi
sawah. Aspek spasial adalah bahwa lahan/areal yang akan dicadangkan tersebut
sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), yaitu ; terdapat dalam
kawasan budidaya. Aspek biofisik yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
bahwa areal/lahan yang akan dicadangkan merupakan areal yang sesuai secara
potensial untuk padi sawah, baik saat ini berupa sawah maupun bukan sawah dan
bukan non-pertanian tetapi dapat dijadikan sebagai areal produksi padi.

Aspek

sosial ekonomi usahatani padi sawah adalah aspek yang menyangkut input dan
sarana/prasarana yang diperlukan dalam produksi padi sehingga
1)

dapat

Nagari adalah sistem pemerintahan terkecil di Provinsi Sumatera Barat yang bersifat otonom

meningkatkan produktivitas usaha. Selanjutnya dirumuskan peubah proksi dari
indikator kelayakan.

Dalam merumuskan peubah proksi tersebut sangat

tergantung pada peta wilayah administrasi dan data-data sekunder serta kebijakan
arahan pemanfaatan ruang (RTRW). RTRW dijadikan pedoman secara spasial
bertujuan untuk efisiensi alokasi pemanfaatan lahan karena Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) merupakan salah satu dokumen perencanaan pembangunan
yang

harus

dijadikan

pedoman

dalam

perencanaan

pembangunan dan

pengembangan wilayah. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan masyarakat dapat
berlangsung secara efisien dan dapat menciptakan keterpaduan dalam pencapaian
tujuan pembangunan.

Kawasan yang akan dicadangkan sebagai kawasan

produksi beras adalah kawasan yang berada pada kawasan budidaya, sementara
kawasan yang berada pada kawasan lindung dipertahankan fungsi lindungnya.
Perumusan peubah proksi akan menggambarkan karakteristik wilayah
yang akan dianalisis dengan menggunakan metode Principal Components Análisis
(PCA). Analisis PCA digunakan untuk menyederhanakan peubah yang saling
berkorelasi satu sama lain.

Hasil analisis PCA ini berupa indeks komposit

karakteristik wilayah yang merupakan peubah baru yang terdiri dari komponen
utama dalam penentua n kelayakan suatu wilayah dijadikan kawasan produksi
beras.

Selanjutnya dilakukan pengelompokkan wilayah berdasarkan indeks

komposit dengan menggunakan cluster analysis dan discriminant function untuk
menentukan tipologi wilayah dan dipetakan pada peta administrasi sebagai peta
master. Prinsip dalam pengelompokan dan tipologi wilayah adalah ragam dalam
kelompok minimal dan ragam antar kelompok maksimal. Dalam penelitian ini
pengelompokkan dilakukan ke dalam empat tipologi yaitu ; (1) bagian layak, (2)
bagian agak layak, (3) bagian kurang layak, dan (4) bagian yang tidak layak.
Bagian yang tergolong tipologi wilayah yang tidak layak selanjutnya diarahkan
untuk penggunaan lain.
Dalam penentuan kelayakan suatu wilayah, karena peubah-peubah yang
digunakan belum mempertimbangkan aspek finansial usahatani padi sawah,
sehingga untuk tipologi wilayah yang layak, agak layak dan kurang layak
selanjutnya dilakukan analisis finansial dengan pendekatan parameter rataan per
hektar pertahun penerimaan bersih petani. Rataan penerimaan bersih ini

merupakan nilai land rent suatu lahan untuk penggunaan tertentu yang dalam hal
ini untuk padi sawah.

Pendekatan land rent digunakan karena dalam kaitan

dengan perencanaan wilayah yang berbasis lahan dimana land rent dapat
menggambarkan nilai/manfaat dari penggunaan lahan untuk penggunaan tertentu.
Data yang digunakan dalam perhitungan adalah hasil survey responden yang
merupakan wakil dari masing- masing tipologi wilayah. Bedasarkan hasil analisis
finasial ini akan dihasilkan suatu kawasan pencadangan produksi beras yang
memiliki karakteristik pokok yang dapat dibedakan dengan wilayah lain.
Diagram alur pendekatan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Perumusan Peubah Proksi
Indikator Kelayakan
Pencadangan Kawasan
Produksi Beras
• Aspek Spasial Lahan
• Aspek Biofisik Lahan
• Aspek Sosial Ekonomi
Usahatani Padi Sawah

Peta Wilayah
Administrasi
Penelitian

Sumber-sumber
Data Sekunder

Data Karakteristik
Wilayah Penelitian
untuk Pencadangan
Kawasan Produksi
Beras

RTRW
Kawasan
Budidaya

Kawasan
Lindung
Kawasan
Lindung

PCA :
Indeks Komposit
Karakteristik Wilayah

CA & DF :
Analisis Tipologi
Wilayah

Pemetaan Tipologi
Wilayah
Bag. tidak
layak

penggunaan
lain

Bag. kurang
layak

Bag. agak
layak

Bag. Layak

Analisis Land Rent
untuk tiap pewakil
Tipologi

Kawasan Pencadangan
Produksi Beras
• Karakteristik Pokok
• Arahan Rekomendasi Utama

Gambar 3 Diagram alur pendekatan penelitian.

Survey
Responden utk
tiap tipologi
wilayah

TINJAUAN PUSTAKA
Perencanaan Pembangunan Wilayah
Perencanaan pembangunan wilayah adalah konsep yang utuh dan menyatu
dengan pembangunan wilayah. Secara luas perencanaan pembangunan wilayah
diartikan sebagai suatu upaya merumuskan dan mengaplikasikan kerangka teori
ke dalam kebijakan ekonomi dan program pembangunan yang di dalamnya
mempertimbangkan aspek wilayah dengan mengintegrasikan aspek sosial dan
lingkungan menuju tercapainya kesejahteraan yang optimal (Nugroho dan Dahuri,
2004).
Menurut Hoover dan Giarratani (1985) dalam Nugroho dan Dahuri (2004),
terdapat tiga pilar penting perencanaan pembangunan wilayah yang berkaitan
dengan aspek wilayah dan implementasi dalam kebijakan ekonomi. Pertama,
keunggulan komparatif (comparative adventage). Pilar ini berhubungan dengan
keadaan sumberdaya yang spesifik dan khas, yang secara fisik relatif sulit atau
memiliki hambatan untuk digerakkan antar wilayah, sehingga wilayah tersebut
memiliki keunggulan komparatif.

Karakter tersebut sejauh ini berhubunga n

dengan produksi komoditas dari sumberdaya alam, antara lain pertanian,
perikanan, pertambangan, kehutanan dan kelompok usaha sektor primer lain.
Kedua, aglomerasi (imperfect divisibility) sebagai akibat pemusatan ekonomi
secara spasial. Hal ini terjadi karena berkurangnya biaya-biaya produksi akibat
penurunan jarak dalam bahan baku dan distribusi produk. Ketiga, biaya transpor
(imperfect mobility of good and service). Pilar ini adalah yang paling kasatmata
yang terkait dengan jarak dan lokasi tidak dapat lagi diabaikan dalam proses
produksi dan pembangunan wilayah.

Ketiga pilar tersebut selanjutnya akan

berimplikasi pada pengambilan keputusan terhadap lokasi kegiatan.

Penentu

pengambilan keputusan ini berkaitan lokasi dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu locational factors dan non-locational factors. Faktor yang berkaitan dngan
lokasi secara langsung antara lain adalah :
a. Inersia, yaitu keputusan untuk menetapkan suatu lokasi kegiatan pada suatu
tempat karena faktor- faktor spesifik yang berkaitan dengan limpahan
sumberdaya alam dan hubungan sosial.

b. Berhubungan dengan minimisasi biaya transpor.
Beberapa hal yang mempengaruhi adalah ; (i) Karakteristik input dan output,
(ii) Ubiquity dan (iii) Bobot input dan output yang ideal.
c. Lokasi titik akhir
d. Perpindahan alat pengangkutan, baik input maupun output
e. Biaya/upah buruh
Faktor yang berkaitan dengan lokasi secara tidak langsung diantaranya adalah :
a. Kebijakan pemerintah
b. Keadaaan lingkungan dan sosial masyarakat
c. Iklim dan stabilitas politik.

Sumberdaya Lahan dan Masalah Konversi Lahan Pertanian
Lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup
pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/relief, hidrologi termasuk
keadaan vegetasi alami yang semuanya secara potensi akan berpengaruh terhadap
penggunaan lahan (FAO, 1976).

Hardjowigeno dan Widiatmaka (2001)

mendefinisikan lahan sebagai suatu wilayah di permukaan bumi, mencakup semua
komponen biosfer yang dapat bersifat siklik yang berbeda di atas dan di bawah
wilayah tersebut termasuk atmosfir serta segala akibat yang ditimbulkan oleh
manusia di masa lalu dan sekarang yang semuanya berpengaruh terhadap
penggunaan lahan oleh manusia pada saat sekarang dan di masa yang akan
datang. Pemanfatan lahan merupakan proses yang dinamis dari pola dan aktivitas
manusia.

Manusia memerlukan bahan pangan, air, energi dan minyak serta

infrastruktur perumahan dan fasilitas publik.

Kegiatan pemenuhan kebutuhan

tersebut menuntut tersedianya lahan. Namun karena ketersediaan tanah relatif
tetap, kela ngkaan lahan akan terjadi seiring dengan peningkatan jumlah penduduk
dan tingkat konsumsinya. Dalam kaitan ini, respon terhadap lahan dapat berupa
(a) ekstensifikasi, bila masih mungkin ketersediaan lahan yang bersifat elastis, (b)
intensifikasi, dengan ketersediaan lahan yang tidak elastis dan digantikan
perannya oleh tekonologi dan (c) Kombinasi kedua hal tersebut.

Terhadap

keseimbangan antara permintaan dan penawaran lahan, sistem umpan balik
pengunaan lahan dapat mengalir dalam dua arah, yaitu menghasilkan perbaikan
kesejahteraan

atau

justru

menurunkan

produktivitas

dan

mengganggu

keberlanjutan produksi (Nasoetion, 1995). Dalam keadaan demikian lahan adalah
asset yang memberikan nilai guna (use value) bagi manusia seperti yang
ditampilkan oleh ciri-cirinya. Nilai guna lahan dapat berupa langsung dan tidak
langsung. Nilai guna langsung diperlihatkan misalnya sebagai dasar hunian atau
pendukung kegiatan-kegiatan ekonomi. Nilai guna tidak langsung dapat diduga
dari unsur hara, mikroorganisme, keanekaragaman hayati, nilai- nilai sosial; atau
nilai lahan yang dapat diwariskan (Nugroho dan Dahuri, 2004).
Masalah lahan yang saat ini sering dibicarakan adalah alih fungsi lahan
terutama lahan pertanian untuk penggunaan non pertanian. Fenomena alih fungsi
lahan adalah bagian dari transformasi struktur ekonomi nasional. Pertumbuhan
ekonomi dan penduduk yang memusat di wilayah perkotaan membutuhkan ruang
yang lebih luas ke arah luar kota untuk berbagai aktivitas ekonomi dan
permukiman.

Sebagai akibatnya wilayah pinggir yang sebagian besar adalah

lahan pertanian sawah beralih fungsi menjadi lahan non-pertanian dengan tingkat
peralihan yang beragam antar periode dan wilayah.

Lahan pertanian yang

berpeluang untuk terkonversi lebih besar adalah lahan sawah diband ingkan lahan
kering. Sawah secara spasial memiliki alasan yang kuat untuk dikonversi menjadi
kegiatan non-pertanian karena ; (1) kebutuhan lahan untuk kegiatan non-pertanian
lebih menguntungkan di lahan yang datar dimana sawah pada umumnya ada, (2)
infrastruktur seperti jalan lebih tersedia di daerah persawahan, (3) daerah
persawahan pada umumnya lebih mendekati wilayah konsumen yang relatif padat
penduduk dibandingkan lahan kering yang sebagian besar terdapat di daerah
bergelombang, perbukitan dan pegunungan.
Konversi lahan pertanian menurut Nasoetion dan Winoto (1996) terkait pada
beberapa faktor antara lain disebabkan oleh : (1) nature atau instritic sumberdaya
lahan, sesuai prinsip hukum ekonomi supply-demad yang mengalami struktur
kelangkaan sebagai akibat meningkatnya permintaan lahan sawah irigási ke non
pertanian, sementara secara kuantitas sumberdaya lahan yang tersedia tetap, (2)
berkaitan dengan market failure pergeseran struktural dalam perekonomian, dan
dinamika pembangunan yang cenderung mendorong petani untuk alih profesi
dengan menjual aset lahan sawah yang dimilikinya, (3) goverment failure yang
berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang memberikan peluang investasi yang

lebar kepada sektor industri namun laju investasi di sektor tersebut belum diikuti
dengan laju penetapan peraturan dan perundang-undangan yang bisa dipakai
sebagai rujukan dalam mengendalikan konversi lahan. Banyak pendapat yang
dikemukakan mengenai faktor determinan konversi lahan.

Menurut Irawan

(2005) konversi lahan pertanian pada dasarnya terjadi akibat adanya persaingan
dalam pemanfaatan lahan antar sektor pertanian dan sektor non-pertani

Dokumen yang terkait

Kajian Potensi Produksi Padi Pada Lahan Sawah Irigasi di Kabupaten Deli Serdang

4 64 74

Analisis Potensi Lahan Sawah Untuk Pencadangan Kawasan Produksi Beras Di Kabupaten Agam Sumatera Barat

0 4 104

Analisis tataniaga beras varietas kuriak kusuik di kabupaten agam provinsi Sumatera Barat

3 22 82

ANALISIS POTENSI LAHAN PADI SAWAH DI KABUPATEN MAJALENGKA Analisis Potensi Lahan Padi Sawah di Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat.

0 6 17

ANALISIS POTENSI LAHAN PADI SAWAH DI KABUPATEN MAJALENGKA Analisis Potensi Lahan Padi Sawah di Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat.

0 5 15

PENDAHULUAN Analisis Potensi Lahan Padi Sawah di Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat.

0 12 26

ANALISIS JARINGAN PERDAGANGAN PADI DAN BERAS DI KECAMATAN TILATANG KAMANG KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT Analisis Jaringan Perdagangan Padi dan Beras di Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam Sumatera Barat.

2 6 15

ANALISIS JARINGAN PERDAGANGAN PADI DAN BERAS DI KECAMATAN TILATANG KAMANG KABUPATEN AGAM Analisis Jaringan Perdagangan Padi dan Beras di Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam Sumatera Barat.

0 5 15

ANALISIS POTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH BERDASARKAN INDEKS POTENSI LAHAN (IPL) Analisis Potensi Lahan Pertanian Sawah Berdasarkan Indeks Potensi Lahan (Ipl) Di Kabupaten Wonosobo HAL AMAN.

0 2 11

ANALISIS POTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH BERDASARKAN INDEKS POTENSI LAHAN (IPL) DI KABUPATEN WONOSOBO Analisis Potensi Lahan Pertanian Sawah Berdasarkan Indeks Potensi Lahan (Ipl) Di Kabupaten Wonosobo HAL AMAN.

0 1 10