1
INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ILPPD
KOTA SURABAYA TAHUN 2010
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat, maka
berikut disampaikan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah ILPPD Kota Surabaya Tahun 2010 yang digunakan pemerintah sebagai dasar melakukan evaluasi
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kota Surabaya tahun 2010
merupakan ringkasan dari Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, dengan ruang lingkup
pembahasan mencakup
Penyelenggaraan Urusan Desentralisasi, Tugas Pembantuan serta Tugas Umum Pemerintahan.
A. GAMBARAN UMUM KOTA SURABAYA
Kota Surabaya berada di 7° 9’–7° 21’ Lintang Selatan dan 112° 36’ – 112° 57’ Bujur Timur, sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian 3
– 6 meter diatas permukaan laut, sebagian lagi pada sebelah Selatan merupakan kondisi berbukit-bukit
dengan ketinggian 25 - 50 meter diatas permukaan laut. Luas wilayah Kota Surabaya adalah 52.087 Ha, dengan luas daratan 33.048 Ha atau 63,45 dan selebihnya sekitar 19.039 Ha
atau 36,55 merupakan wilayah laut yang dikelola oleh Pemerintah Kota Surabaya. Jumlah penduduk Kota Surabaya hingga Desember 2010 adalah sejumlah 2.928.894 jiwa.
Komposisi penduduk kota Surabaya pada Tahun 2010 berdasarkan jenis kelamin adalah sebanyak 1.469.656 jiwa penduduk laki-laki 50,18 dan 1.459.238 49,82 jiwa penduduk
perempuan Struktur ekonomi Surabaya masih ditopang oleh sektor tersier, yaitu sektor
perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa dengan kontribusi terhadap Produk
Domestik Regional Bruto PDRB sebesar 62,73 pada tahun 2010. Sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor utama yang menopang perekonomian dengan
kontribusi sebesar 38,96 dan merupakan sektor yang menyumbang PDRB paling besar dibandingkan dengan sektor-sektor yang lain. Hal ini mencerminkan bahwa Surabaya
merupakan kota yang kondusif dalam iklim usaha dan perdagangan serta didukung oleh sarana prasarana yang memadai
Kota Surabaya dengan penduduk lebih kurang sebanyak 2,9 juta jiwa merupakan pasar dan potensi ekonomi yang potensial. Selain didukung oleh sektor tersier yang sangat besar
2
peranannya, Surabaya juga didukung oleh sektor sekunder dengan kontribusi total mencapai 37,18 pada tahun 2010. Sektor tersebut terdiri atas sektor industri pengolahan dengan
kontribusi sebesar 27,21, sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 3,29 dan sektor kontruksi sebesar 6,68. Perkembangan yang terjadi dalam sektor-sektor penggerak
perekonomian kota tidak terlepas dari adanya dukungan masyarakat yang kondusif serta dukungan penuh dari Pemerintah Kota Surabaya.
Kondisi ekonomi daerah secara umum ditunjukkan antara lain oleh angka Produk Domestik Regional Bruto PDRB, inflasi dan investasi. PDRB Kota Surabaya ditinjau dari
segi produksi, yaitu berasal dari total nilai tambah dari barang dan jasa yang dihasilkan unit- unit Produksi di Kota Surabaya dalam periode tertentu.
Trend pertumbuhan ekonomi di Surabaya mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Trend penurunan ini juga terjadi baik pada tingkat Jawa Timur maupun
nasional. Besarnya pertumbuhan ekonomi Surabaya tahun 2010 sebesar 6,73 masih lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur 6,67 dan Nasional 6,1.
Hal ini menunjukkan bahwa kinerja ekonomi di Kota Surabaya membaik di tengah isu gejolak ekonomi global. Selain itu, dampak positif sebagai kota perdagangan terbesar kedua setelah
DKI Jakarta, daya beli masyarakat di sini cukup tertolong dengan adanya persaingan antar usaha, sehingga masyarakatnya dapat mengkonsumsi barang atau jasa yang lebih murah
dibandingkan dengan daerah lainnya. Peranan sektoral pada tahun 2010 tertinggi ada pada Sektor Perdagangan, Hotel dan
Restoran serta Sektor Industri Pengolahan. Peranan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran berkontribusi sebesar 38,96, sedangkan peranan Sektor Industri Pengolahan
adalah sebesar 27,21. Peranan sektor lainnya tidak berpengaruh sebesar kedua sektor tersebut, pada Sektor Pengangkutan dan Komunikasi pada tahun 2010 sebesar 10,40.
Sektor yang peranannya sangat kecil adalah Sektor Pertambangan dan Penggalian 0,01, sedangkan Sektor Pertanian 0,07
B. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH