Kajian Pendayagunaan Sumber Air Ciparay di Cinagara, Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor

Muhammad Riyadi (F01495023). Kajian Pendayagunaan Sumber Air
Ciparay di Cinagara, Kecamatan Caringiu Kabupaten Bogor. Dibawah
bimbirigan Ir. Prastowo, M.Eng.
RINGKASYiN

Manfaat air bagi kehidupan manusia diantaranya digunakan untuk
memenuhi kebutuhan air mmah tangga (domestik), industri, dan irigasi.
Pemenuhan kebutuhan air untuk layanan tersebut memerlukan pengembangan
sumber air yang bam. Salah satunya adalah pemanfaatan'mata air dan limpasan
permukaan. Pengembangan sumberdaya air memerlukan adanya konsepsi,
perencanaan, perancangan, kontmksi dan operasi fasilitas-fasilitas untuk
pengendalian dan pemanfaatan air.
Penelitian masalah khusus ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan
peltimbangan pendayagunaan sumber air Ciparay secara berkelanjutan. Dengan
diketahuinya debit sumber air dan kebutuhan air untuk tanaman (padi, palawija,
sayuran dan buah-buahan), usaha tani ternak, perikanan, dan domestik maka
efisiensi pemanfaatan sumber air dapat ditingkatkan agar pemenuhan kebutuhan
air domestik serta pengembangan pertanian dan industri dapat direncanaltan
dengan baik.
Penelitian masalah khusus ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan
surnber air untuk memenuhi kebutuhan air tanaman (padi, palawija, dan

iiortiltultura, peternakan, perikanan dan domestik, yaitu meliputi kajian efisiensi
pemanfaatan air, analisis biaya irigasi, sistem distribusi, dan pola pemanfaatan.
Penelitian rnasalah khusus ini dilakukan di Desa Cinagara, Kec. Caringin,
Kab. Bogor dan dilakukan pada Bulan Maret 2000 sampai dengan Bulan Mei
2000. Analisis yang dilakukan meliputi perhitungan debit, aliran permukaan,
efisiensi irigasi, kebutuhan air tanaman (curah hujan andalan, evapotranspirasi
potensial, evapotranspirasi tanaman , curah hujan efektif), luas dan jenis tanaman,
kebutuhan air ikan, kebutuhan air ternak, kebutuhan air domestik dan biaya
irigasi.
Menurut klasifikasi iklim Oldeman, lokasi penelitian termasuk dalam zona
agroklimat A2 dengan jumlah bulan basah bertumt-turut adalah 10 (September Juni), jumlah bulan kering bertumt-turut 2 (Juli - Agustus). Hal ini berarti bahwa
daerah penelitian sesuai untuk padi terus menerus tetapi produksi kurang karena
pada umumnya kerapatan fluks radiasi sutya rendah sepanjang tahun.
Sumber air pada lokasi penelitian berasal dari &wan pennukaan/sungai
Ciparay. Pengukuran debit sumber air dilakukan berdasatkan aliran langsung
dengan menggunakan metoda pelampung. Dari hasil pengukuran diperoleh debit
sumber air sebesar 240 Vdt. Sumber air Ciparay mengalir pada saluran Pencoy dan
Sungai Cinagara.
Dari hasil pengamatan di lokasi penelitian dan jenis jaringan irigasi, maka
sistem distribusi saluran Pencoy tetmasuk jenis jaringan irigasi sederhana

sedangkan pada saluran distribusi pemanfaatan dari sungai Cinagara termasuk
jenis jaringan irigasi serniteknis (pada budidaya ikan) dan teknis (pada bendung
Cinagara yang berfungsi untuk mengairi
130 H a sawah).
Secara umum sumber air Ciparay dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
air tanaman (padi seluas 285 Ha, palawija 3 Ha, sayuran 11 Ha, dan buah-buahan

+

8.5 Ha), usaha peternakan (sapi perah 40 ekor, kambing 285, dan ayam 5000
ekor), kolam ikan (tradisional seluas 4600 m' dan intensif 2790 m'), dan
do~nestik(65 KK)
Nilai evapotranspirasi tanaman berkisar antara 0.9 mmhari - 8.1 mmlhari
(27 - 243 mm/bulan). Evapotranspirasi tanaman terkecil terjadi dalam bulan
Januari saat periode tumbuh Awal ~ertumbuhan(Initial) untuk tanaman cabai dan
jagung yaitu 0.9 mmlhari. Sedangkan evapotranspirasi terbesar terjadi dalam
bulan Agustus saat periode tumbuh Tengah Musim (Mid Season) pada tanaman
padi yaitu 8.1 mmlhari.
Nilai curah hujan efektif berkisar antara 2 mmlbulan - 332 mmhulan.
Curah hujan efektif terkecil tejadi dalam bulan Agustus saat periode tumbuh

Awal Pertumbuhan (Initial) untuk tanaman palawija, cabai dan jagung yaitu 2
mmntbulan. Sedangkan curah hujan efektif terbesar terjadi dalam bulan Maret saat
periode tumbuh Tengah Musim (Mid Season) pada tanaman padi yaitu 332
mmhari.
Kebutuhan air irigasi diperoleh dari hasil perbandingan antara nilai
evapotranspirasi tanaman (ETC) dan nilai curah hujan efektif (CHE). Periode
pemberian air (irigasi) pada tanaman padi tejadi dalam bulan Juni sampai
November dalam setiap periode tumbuh tanaman. Kebutuhan air maksimum
terjadi dalam bulan Agustus pada periode tumbuh Tengah Musim (Mid Seuson)
sebesar 239 mmibulan. Untuk tanaman jagung, pada setiap periode tumbuh dalam
bulan Juni dan Agustus memerlukan pemberian air (irigasi). Kebutuhan air
maksimum terjadi dalam bulan Agustus pada periode tumbuh Tengah Musim
(Mid Season) sebesar 192 mm/bulan. Pada tanaman cabai, setiap periode tumbuh
dalam bulan Juni dan Agustus memerlukan pemberian air (irigasi). Kebutuhan air
maksimum tejadi dalam bulan Agustus pada periode tumbuh Tengah Musim
(Mid Seuson) sebesar 174 mm/bulan. Untuk tanaman pisang, setiap periode
tumbuh dalam bulan Juni dan Agustus memerlukan pemberian air (irigasi).
Kebutuhan air maksimum terjadi dalam bulan Agustus pada periode tumbuh
Tengah Musim (Mid Season) sebesar 174 rnrnbulan.
Pada tanaman padi, luas lahan adalah seluas 285 ha. Dengan asumsi efisiensi

penyaluran air 60% dperoleh debit supply air sebesar 368 Vdet sedangkan debit
demand adalah sebesar 268 lldet. Sehingga dari hail perhitungan diperoleh
jumlah pemanfaatan air sebesar 72% dari debit supply. Pada tanaman p a l a ~ j a
(jagung), luas lahan adalah 3 ha. Dengan asumsi efisiensi penyaluran air 60%
diperoleh debit supply air sebesar 2.7 Vdet sedangkan debit demand adalah
sebesar 2.3 Vdet sehingga jumlah pemanfaatan air sebesar 85%. Pada tanaman
cabai (sayuran), luas total lahan adalah 11.5 ha. Dengan asumsi efisiensi
penyaluran air 60% diperoleh debit supply sebesar 7.5 Ildet, sedangkan debit
demand adalah sebesar 7.9 lldet sehingga tejadi kekurangan air (defisit) sebesar
0.4 Vdet. Pada tanaman pisang (buah-buahan), luas total lahan adalah 8.5 ha.
Dengan asumsi efisiensi penyaluran air 60% diperoleh debit supply sebesar 5.1
lldet dan debit demand sebesar 5.8 Vdet sehingga tejadi kekurangan air (defisit)
sebesar 0.7 Vdet.
Jumlah pemanfaatan air untuk temak sapi sebesar 1520 - 4400 liter per hari
sehingga diperoleh efisiensi pemanfaatan air sebesar 1,2 % 3,4 % dari debit
intake sedangkan jumlah pemanfaatan air untuk ternak kambing 1140 - 4275 liter
per hari sehingga diperoleh efisiensi pemanfaatan air sebesar 0.9 % - 3.3 % dari

-


debit intake dan untuk ternak ayam jumlah pemanfaatan air 1000 - 3000 liter per
hari sehingga diperoleh efisiensi pemanfaatan air sebesar 0,8 % - 2,3 % dari
debit intake.
Kebutuhan air pada kolam tradisional selama satu siklus/musim tanam ikan
(selama 3 - 4 bulan) adalah sebesar 4.825,4 1n3- 5.667,2 m3 atau 1 m3 - 1.2 1n3
air/m2 luas kolam dengan kedalaman 0.5 m, sedangkan pada kolam intensif
4.487,4 m3 - 5.053,2 m3 atau 1.6 m3 - 1.8 1n3 airlmquas kolam dengan
kedalaman lm.
Debit Intake yang diambil untuk kebutuhan air Domestik adalah 4 lldt (1.7
% dari total debit sumber air). Debit air yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan
domestik adalah 60% dari debit intake yaitu sebesar 207 m3/hari. Asumsinya
adalah tidak semua debit inrake (100%) dapat digunakan karena terjadi kehilangan
(losse.~)pada penyaluran pipa dan luapan air pada bangunan pengulnpul air
(captering). Jumlah layanan air domestik yang dapat dilayani oleh potensi debit
intake sebesar 207 m3 adalah 2070 oranglhari dengan asumsi kebutuhan air
domestik per kapita 100 llhari.
Biaya investasi yang dikeluarkan dalam kegiatan irigasi meliputi biaya pipa,
selang dan terpal adalah sebesar Rp.1.674.500,-. Biaya tetap yang dikeluarkan
adalah sebesar Rp.440.300ltahun. Biaya tidak tetap yang dikeluarkan meliputi
biaya pemeliharaan dan operasional adalah sebesar Rp.2040ljam. Dari hasil

perhitungan, biaya pokok yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 0.43lliter air.
Biaya irigasi yang dihitung merupakan biaya irigasi pada jaringan irigasi yang
terpasang di salah satu petakan Iahan pada saluran Pencoy.
Untuk menjaga kontinuitas (keberlanjutan) debit su~nberair agar terus dapat
dimanfaatkan diperlukan upaya pelestarian dan konservasi. Upaya tersebut
memerlukan dukungan dana yang dapat diperoleh dari alokasi uang iuran pemakai
air. Biaya alokasi pengelolaan sumber air dapat diambil dari gaji pengurus (10 %)
serta dari dana operasi dan pemeliharaan saluran (20 %), sehingga diperoleh 30 %
dari total uang iuran dialokasikan untuk pengelolaan sumber air. Selain itu
diperlukan adanya tranparansi dari pengurus mengenai aliran dana dan sistem
kontrol dari pemakai air. Mekanisme yang dapat ditempuh antara lain dengan
cara membuat laporan bulanan kepada para pemakai air.
Upaya pemeliharaan daerah tangkapan hujan dan resapan diperlukan untuk
menjaga suplai air atau kontinuitas sumber air. Menurut Departemen PU,
berdasarkan pemberlakuan undang-undang konservasi, maka upaya pemanfaatan
mata air sebagai sumber air untuk domestik dan non domestik perlu dijaga daerah
tangkapan hujan atau resapan pada radius 250 m dari titik mata air.

.


Muhammad Riyadi (F01495023). Kajian Pendayagunaan Sumber Air
Ciparay di Cinagara, Kecamatan Caringiu Kabupaten Bogor. Dibawah
bimbirigan Ir. Prastowo, M.Eng.
RINGKASYiN

Manfaat air bagi kehidupan manusia diantaranya digunakan untuk
memenuhi kebutuhan air mmah tangga (domestik), industri, dan irigasi.
Pemenuhan kebutuhan air untuk layanan tersebut memerlukan pengembangan
sumber air yang bam. Salah satunya adalah pemanfaatan'mata air dan limpasan
permukaan. Pengembangan sumberdaya air memerlukan adanya konsepsi,
perencanaan, perancangan, kontmksi dan operasi fasilitas-fasilitas untuk
pengendalian dan pemanfaatan air.
Penelitian masalah khusus ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan
peltimbangan pendayagunaan sumber air Ciparay secara berkelanjutan. Dengan
diketahuinya debit sumber air dan kebutuhan air untuk tanaman (padi, palawija,
sayuran dan buah-buahan), usaha tani ternak, perikanan, dan domestik maka
efisiensi pemanfaatan sumber air dapat ditingkatkan agar pemenuhan kebutuhan
air domestik serta pengembangan pertanian dan industri dapat direncanaltan
dengan baik.
Penelitian masalah khusus ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan

surnber air untuk memenuhi kebutuhan air tanaman (padi, palawija, dan
iiortiltultura, peternakan, perikanan dan domestik, yaitu meliputi kajian efisiensi
pemanfaatan air, analisis biaya irigasi, sistem distribusi, dan pola pemanfaatan.
Penelitian rnasalah khusus ini dilakukan di Desa Cinagara, Kec. Caringin,
Kab. Bogor dan dilakukan pada Bulan Maret 2000 sampai dengan Bulan Mei
2000. Analisis yang dilakukan meliputi perhitungan debit, aliran permukaan,
efisiensi irigasi, kebutuhan air tanaman (curah hujan andalan, evapotranspirasi
potensial, evapotranspirasi tanaman , curah hujan efektif), luas dan jenis tanaman,
kebutuhan air ikan, kebutuhan air ternak, kebutuhan air domestik dan biaya
irigasi.
Menurut klasifikasi iklim Oldeman, lokasi penelitian termasuk dalam zona
agroklimat A2 dengan jumlah bulan basah bertumt-turut adalah 10 (September Juni), jumlah bulan kering bertumt-turut 2 (Juli - Agustus). Hal ini berarti bahwa
daerah penelitian sesuai untuk padi terus menerus tetapi produksi kurang karena
pada umumnya kerapatan fluks radiasi sutya rendah sepanjang tahun.
Sumber air pada lokasi penelitian berasal dari &wan pennukaan/sungai
Ciparay. Pengukuran debit sumber air dilakukan berdasatkan aliran langsung
dengan menggunakan metoda pelampung. Dari hasil pengukuran diperoleh debit
sumber air sebesar 240 Vdt. Sumber air Ciparay mengalir pada saluran Pencoy dan
Sungai Cinagara.
Dari hasil pengamatan di lokasi penelitian dan jenis jaringan irigasi, maka

sistem distribusi saluran Pencoy tetmasuk jenis jaringan irigasi sederhana
sedangkan pada saluran distribusi pemanfaatan dari sungai Cinagara termasuk
jenis jaringan irigasi serniteknis (pada budidaya ikan) dan teknis (pada bendung
Cinagara yang berfungsi untuk mengairi
130 H a sawah).
Secara umum sumber air Ciparay dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
air tanaman (padi seluas 285 Ha, palawija 3 Ha, sayuran 11 Ha, dan buah-buahan

+

8.5 Ha), usaha peternakan (sapi perah 40 ekor, kambing 285, dan ayam 5000
ekor), kolam ikan (tradisional seluas 4600 m' dan intensif 2790 m'), dan
do~nestik(65 KK)
Nilai evapotranspirasi tanaman berkisar antara 0.9 mmhari - 8.1 mmlhari
(27 - 243 mm/bulan). Evapotranspirasi tanaman terkecil terjadi dalam bulan
Januari saat periode tumbuh Awal ~ertumbuhan(Initial) untuk tanaman cabai dan
jagung yaitu 0.9 mmlhari. Sedangkan evapotranspirasi terbesar terjadi dalam
bulan Agustus saat periode tumbuh Tengah Musim (Mid Season) pada tanaman
padi yaitu 8.1 mmlhari.
Nilai curah hujan efektif berkisar antara 2 mmlbulan - 332 mmhulan.

Curah hujan efektif terkecil tejadi dalam bulan Agustus saat periode tumbuh
Awal Pertumbuhan (Initial) untuk tanaman palawija, cabai dan jagung yaitu 2
mmntbulan. Sedangkan curah hujan efektif terbesar terjadi dalam bulan Maret saat
periode tumbuh Tengah Musim (Mid Season) pada tanaman padi yaitu 332
mmhari.
Kebutuhan air irigasi diperoleh dari hasil perbandingan antara nilai
evapotranspirasi tanaman (ETC) dan nilai curah hujan efektif (CHE). Periode
pemberian air (irigasi) pada tanaman padi tejadi dalam bulan Juni sampai
November dalam setiap periode tumbuh tanaman. Kebutuhan air maksimum
terjadi dalam bulan Agustus pada periode tumbuh Tengah Musim (Mid Seuson)
sebesar 239 mmibulan. Untuk tanaman jagung, pada setiap periode tumbuh dalam
bulan Juni dan Agustus memerlukan pemberian air (irigasi). Kebutuhan air
maksimum terjadi dalam bulan Agustus pada periode tumbuh Tengah Musim
(Mid Season) sebesar 192 mm/bulan. Pada tanaman cabai, setiap periode tumbuh
dalam bulan Juni dan Agustus memerlukan pemberian air (irigasi). Kebutuhan air
maksimum tejadi dalam bulan Agustus pada periode tumbuh Tengah Musim
(Mid Seuson) sebesar 174 mm/bulan. Untuk tanaman pisang, setiap periode
tumbuh dalam bulan Juni dan Agustus memerlukan pemberian air (irigasi).
Kebutuhan air maksimum terjadi dalam bulan Agustus pada periode tumbuh
Tengah Musim (Mid Season) sebesar 174 rnrnbulan.

Pada tanaman padi, luas lahan adalah seluas 285 ha. Dengan asumsi efisiensi
penyaluran air 60% dperoleh debit supply air sebesar 368 Vdet sedangkan debit
demand adalah sebesar 268 lldet. Sehingga dari hail perhitungan diperoleh
jumlah pemanfaatan air sebesar 72% dari debit supply. Pada tanaman p a l a ~ j a
(jagung), luas lahan adalah 3 ha. Dengan asumsi efisiensi penyaluran air 60%
diperoleh debit supply air sebesar 2.7 Vdet sedangkan debit demand adalah
sebesar 2.3 Vdet sehingga jumlah pemanfaatan air sebesar 85%. Pada tanaman
cabai (sayuran), luas total lahan adalah 11.5 ha. Dengan asumsi efisiensi
penyaluran air 60% diperoleh debit supply sebesar 7.5 Ildet, sedangkan debit
demand adalah sebesar 7.9 lldet sehingga tejadi kekurangan air (defisit) sebesar
0.4 Vdet. Pada tanaman pisang (buah-buahan), luas total lahan adalah 8.5 ha.
Dengan asumsi efisiensi penyaluran air 60% diperoleh debit supply sebesar 5.1
lldet dan debit demand sebesar 5.8 Vdet sehingga tejadi kekurangan air (defisit)
sebesar 0.7 Vdet.
Jumlah pemanfaatan air untuk temak sapi sebesar 1520 - 4400 liter per hari
sehingga diperoleh efisiensi pemanfaatan air sebesar 1,2 % 3,4 % dari debit
intake sedangkan jumlah pemanfaatan air untuk ternak kambing 1140 - 4275 liter
per hari sehingga diperoleh efisiensi pemanfaatan air sebesar 0.9 % - 3.3 % dari

-

debit intake dan untuk ternak ayam jumlah pemanfaatan air 1000 - 3000 liter per
hari sehingga diperoleh efisiensi pemanfaatan air sebesar 0,8 % - 2,3 % dari
debit intake.
Kebutuhan air pada kolam tradisional selama satu siklus/musim tanam ikan
(selama 3 - 4 bulan) adalah sebesar 4.825,4 1n3- 5.667,2 m3 atau 1 m3 - 1.2 1n3
air/m2 luas kolam dengan kedalaman 0.5 m, sedangkan pada kolam intensif
4.487,4 m3 - 5.053,2 m3 atau 1.6 m3 - 1.8 1n3 airlmquas kolam dengan
kedalaman lm.
Debit Intake yang diambil untuk kebutuhan air Domestik adalah 4 lldt (1.7
% dari total debit sumber air). Debit air yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan
domestik adalah 60% dari debit intake yaitu sebesar 207 m3/hari. Asumsinya
adalah tidak semua debit inrake (100%) dapat digunakan karena terjadi kehilangan
(losse.~)pada penyaluran pipa dan luapan air pada bangunan pengulnpul air
(captering). Jumlah layanan air domestik yang dapat dilayani oleh potensi debit
intake sebesar 207 m3 adalah 2070 oranglhari dengan asumsi kebutuhan air
domestik per kapita 100 llhari.
Biaya investasi yang dikeluarkan dalam kegiatan irigasi meliputi biaya pipa,
selang dan terpal adalah sebesar Rp.1.674.500,-. Biaya tetap yang dikeluarkan
adalah sebesar Rp.440.300ltahun. Biaya tidak tetap yang dikeluarkan meliputi
biaya pemeliharaan dan operasional adalah sebesar Rp.2040ljam. Dari hasil
perhitungan, biaya pokok yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 0.43lliter air.
Biaya irigasi yang dihitung merupakan biaya irigasi pada jaringan irigasi yang
terpasang di salah satu petakan Iahan pada saluran Pencoy.
Untuk menjaga kontinuitas (keberlanjutan) debit su~nberair agar terus dapat
dimanfaatkan diperlukan upaya pelestarian dan konservasi. Upaya tersebut
memerlukan dukungan dana yang dapat diperoleh dari alokasi uang iuran pemakai
air. Biaya alokasi pengelolaan sumber air dapat diambil dari gaji pengurus (10 %)
serta dari dana operasi dan pemeliharaan saluran (20 %), sehingga diperoleh 30 %
dari total uang iuran dialokasikan untuk pengelolaan sumber air. Selain itu
diperlukan adanya tranparansi dari pengurus mengenai aliran dana dan sistem
kontrol dari pemakai air. Mekanisme yang dapat ditempuh antara lain dengan
cara membuat laporan bulanan kepada para pemakai air.
Upaya pemeliharaan daerah tangkapan hujan dan resapan diperlukan untuk
menjaga suplai air atau kontinuitas sumber air. Menurut Departemen PU,
berdasarkan pemberlakuan undang-undang konservasi, maka upaya pemanfaatan
mata air sebagai sumber air untuk domestik dan non domestik perlu dijaga daerah
tangkapan hujan atau resapan pada radius 250 m dari titik mata air.

.