Pendapatan Masyarakat yang Terlibat dalam Pengelolaan Hutan Rakyat (Kecamatan Ciawi, Caringin dan Cijeruk Kabupaten Bogor)

RINGKASAN
Telly Kurniasari (E01496069). Pendapatan Masyarnkat yang Terlibat dalam Pengelolaan Hutan
Rakyat (Kecamatan Ciawi, Caringin dan Cijeruk Kabupaten Bogor) di bawah bimbingan Ir.
Yulius Hero, M.Sc. dan Ir. & Hardjanto, MS.
Hutan ~nempunyaiperan yang sangat peiitiiig dari segi ekonoini, baik secara makro lnaupuii
mikro. Secara ~nakroperaim hutan adalah sebagai sumber pwerimaan devisa negara dan secara inikro
Irutan berperan sebagai surnber pendapatan bagi masyarakat sekitar hutan. Kedua peranan tersebut
harus &pat berjalan bersana-sama yaitu nienciptakan devisa yang senlakin meningkat dan
meiungkatkan pendapatan masyarakat. Untuk tneiiienulu peran tersebut, niaka produktivitas
suniberdaya hutan 1&us semakin ditingkatkan dengan pengelolarul hutan yang baik dan didukung ole11
sumberdaya nianusia yang semakin bijaksana dalan~~netigelolasu~nberdayahutan tersebut.
Hutan berdasarkan kepe~iiilikannyadibedakan menjadi hutan negara dan 'I~i~tan
hak' atan
lintan rakyat (UU No. 41 tahun 1999 Teiitang Kehutanan). Pada liutai negara, saat ini titik berat
penge~ubangatnlyal m y a keanh ekonami yaitu me~mmnbahdevisa negara, sedangka~peiiysaharui
llutan rakyat bertujuai untuk ineningkatkan manfaat hutan nnlilik rakyat de~nikepeiitingan dan
kesejahteraai ~nasyarakatsecara lestari. Tolia (1957) ii~engin@apkan bahwa tujuau pengeinbmgan
hutan rakyat adalah memenuhi kebutulian masyarakat akan hasil Iittatl bempa kayu; peniiigkatan
pendapatan petani datl taraf liidup serta kesejal~teraannlasyarakat pedesaan; menz~gkalterjadinya
aticaman dm gan-1


terhadap keamanan negara; peniiigkata~ kesadaran ~nasyarakat akan

kelestaria~ilingkungan ludup; serta menciptakan lingkungan ludi~pyang serasi, optinla1 dan lestari.
Didalan pengelolarui liutan rakyat, masyarakat yang terlibat selain petani pe~nilikadalah
bun111 dan pekerja jasa. Upaya peningkatan pendapah~petani hutal rakyat dati inasyarakat yallg
terlibat dalan pengelolaan hutai rakyat, yaitu bum11 tau lii~tanrakyat datl pekerja jasa n~emerlukan
pemdiaman seksama dan mendalam. Para bum11 tali hutan rakyat dari pekerja jasa biasanya masili
tergolong masyarakat berpendapatan rendah, sehingga d i p e r l u h ~penengkaji yang n~e~idalan~
tentang
pola keludiipan, sumber pendapatan baik yatig ierkait tnaupiin yang tidak terkait dengan pengelolaan
hutan rakyat serta strukti~r peiidaptannya. Diliaraph~ dengan se~nakin meningkatnya upaya
peiigenibangati hutan rakyat akan &pat berpengmli terliadap pendapatru~~nasyarakatyang terlibat
dalalll peilgelolaan hutan rakyat khususnya bumh tani hutat1 rakyat dakl pekerja jasa.
Petigarnbilan contoh Kecamatan Ciawi, Caringin dan Cijemk Kabupaten Bogor didasarb1
atas potensi lliitan m a t yallg masih fungsional bagi rnasyarakat sekitar. Berdasarkan informasi dan
snrvei peiidahuluan wilayah penelitian, pada tiap kecamatan dipilih dua desa contoh secara purposive
sampling Masing-:-masing desa dianbil responden sebanyak 15 orang secara acak sederhatia dengat1

peluang sama bagi tiap responden. Pengan~bilankeseluruhan data dilakukan dengan pengamatan
langsung dan wawancara menggunakan kuisioner serta studi pustaka.

Dari beraga~nnyarnata pencallarim responden, secara langsung akan berpengaruh kepada
pendapatan mereka secara keseluruhan. Secara lebih terinci, sumber-sumber pendapatan responden
dikelompokkan ~nenjadidua su~nberyang sifatnya saling melengkapi dalarn struktur pendapatan total
mereka, yaitu per~dapatandari hutan rakyat dan pendapatan non hutan rakyat. Untuk rnenghitung
besarnya pendapatan buruh dan pekerja jasa dari hutan rakyat yaitu dengan menghitung jumlah hari
kerja u~erekadikalikan dengan upab setiap harinya. Sedangkan untuk pendapatan non hutan rakyat
dihitung berdasarkan jumlah satuan hasil yang diperoleh dari masing-masing bidang usaha.
Umur selluvh responden pada tiga kecamatan contoh yang terdiri dari 70 orang buruh tani
hutan rakyat dan 20 orang pekerja jasa hutan rakyat berkisar antara 18-65 tahun, dengan rata-rata umur
37 tahun. Umumnya responder1 ter~nasukkedala~nusia produktif. Sedangkan tingkat pendidikan

responden secara umuln tergolong rendah, sebagian besar responden (83,33%) hanya berpendidikan
Sekolah Dasar (SD). Sebanyak 62,2 % responden berasal dari keluarga petaui dan sisanya sebanyak
37,s % berasal dari keluarga buruh. Jumlah tanggungan selunih responden rata-rata mulai dari satu

orang hingga sembilan orang.
Jurnlah waktu kerja para buruh tani hutan rakyat pada urllulnnya sarna yaitu enam hari kerja per
minggu kecuali hari Jum'at, kareua ~nereka~nelakukanibadah shalat Jum'at. Sedangkan rata-rata
waktu hari kerja bagi pekerja jasa untuk menebang dan mengangkut kayu kurang lebih hanya empat
kali dalam sebulan. Lamanya waktu kerja di seluuh desa contoh adalah sama yaitu berkisar antara 5-9

jam per hari (untuk buruh) dan rata-rata 9 jam untuk pekerja jasa. Seluruh responden mempunyai jam
kerja di atas rata-rata. Nanlun apabila di lihat berdasarkan definisi kerja menulut BPS (1995) tentang
kiteria bekerja (2 $5 jam per minggu), maka kesempatan kerja bagi pekerja jasa dan b u d yang
beke~jasela~na5 jam per hari ini tergolong kecil. Buruh dan pekerja jasa sebagai pelaku termasuk
orang yang setengah bekerja atau setengah menganggur. Kareua jumlah jam kerja pe~mingguuntuk
b u u h hanya 30 jam dan untuk pekerja jasa hanya 9 jam.
Perbedaau upah ke~japer hari dipenga~uhioleh banyaknya junlah buruh yang dipekerjakan
dan oleh kebijaksanaan majikan. Sistem upah kerja yang berlaku bagi buuh adalah sistem upah
harian, sedangkan sistem upah ke~jayang berlaku bagi pekerja jasa adalah sistem upah borongan.
Sebagian besar responden (62,2 %) rnemiliki pekerjaan pokok sebagai petani dengan lahan yang
sempit, sehingga pekerjaan sarnbilan sebagai buXuh di lahan milk orang lain sangat membantu dalam
~nencukupipelekonomian keluarga mereka.
Komibusi pendapatan dari hutan rakyat terhadap keenam desa menunjukkan angka yang
cukup beragam. Untuk Desa Cileungsi, Bojongmurmi, Pasir Jaya dan Tugu Jaya pendapatan dari
l~utanrakyat menunjukkan angka diatas 50 %, sehingga dapat dikatakan bahwa pekerjaan sebagai
bu~uhlnaupun pekerja jasa di hutan rakyat merupakan sumber pendapatan dominan. Sedangkan

kontribusi hutan rakyat terhadap pendapatan asli desa keseluruhan ~meininjukkanangka rata -rata
sebesar 19.4 %. Hal iui berarti sumbangan pendapatan dari usaha hutan fakyat cukup inembantu dalanl
perekonomian desa.

Distribusi pendapatan dari l~utanrakyat terhadap seluruh ~nasyarakatyang terlibat di semua
desa contoh rata-rata lebih besar dialokasikan terhadap petani pe~nilikdaripada terhadap buruh dan
pekerja jasa, kecuali ul~tttkDesa Bojongmunli. Hal ini disebabkan karena jumlah petani peinilik lebih
sedikit daripada jumlah petau yang tidak metnilki laha11 yaitu buruh dan pekerja jasa. Selungga hasil
total dari hutan rakyat sebagian besar dialokasikiul terhadap bum11 dan pekerja jasa melalui tingkat
pendapatm/upal~yang diperolel~setiap hari.
Berdasarkan hasil yang diperoleh diatas untuk seinakin meningkatkan keberadaan ln~tan
rakyat dan pendapatan masyarakat sekitar l~utanrakyat diperlukau pemubinaal atau bimbingm yailg
khusus dalan kiat lnengelola hutan rakyat dan cara lneinasarkan kayu rakyat bagi petani hutan rakyat
a w hasil yang diperolell akan senlakin menguntungkan. Disaiuping itu perlu adanya penyuluhan atau
penyelengaraan kegiatan yang dapat meuingkatkan keterampilan para bumh dan pekerja jasa,
selling@ dengill1 keteran~pilanyang dimilild akan semakin meningkatkan ppedapatru~yang diperoleh
sekaligus ine~lgubahpola pikir mereka nlenjadi senlakin rnaju dalanl usaha mencari tiilgkat keludupn
yang lebih baik.