Beban Kejut Gaya Akibat Tekanan Tanah Beban Angin Gaya Akibat Perbedaan Suhu

II-5 Gambar 2.2 Beban “D” Besar “q” ditentukan sebagai berikut : q = 2,2 tm……………………………… untuk L 30 m q = 2,2 tm – 1,1{60L – 30} tm…… untuk 30 m L 60 m q = 1,1 {1 + 30L}tm………………. untuk L 60 m Dimana : L = Panjang meter, ditentukan oleh tipe konstruksi jembatan tm = Ton per meter panjang, per jalur Ketentuan penggunaan beban “D” dalam arah melintang jembatan adalah sebagai berikut : Untuk jembatan dengan lebar lantai kendaraan sama atau lebih kecil dari 5,50 meter, beban “D” sepenuhnya 100 harus dibebankan pada seluruh lebar jembatan. Untuk jembatan dengan lebar lantai kendaraan lebih besar dari 5,50 meter, beban “D” sepenuhnya 100 dibebankan pada lebar jalur 5,50 meter sedang lebar selebihnya dibebani hanya separuh beban “D” 50.

c. Beban Kejut

Untuk memperhitungkan pengaruh-pengaruh getaran dan pengaruh- pengaruh dinamis lainnya, tegangan-tegangan akibat beban garis “P” harus dikalikan dengan koefisien kejut yang akan memberikan hasil maksimum. Sedangkan beban merata “q” dan beban “T” tidak dikalikan dengan koefisien kejut. II-6 Koefisien kejut ditentukan dengan rumus berikut: ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + + = L k 50 20 1 Keterangan : k = Koefisien kejut L = Panjang bentang meter

d. Gaya Akibat Tekanan Tanah

Bagian bangunan jembatan yang menahan tanah harus direncanakan dapat menahan tekanan tanah sesuai dengan rumus-rumus yang ada. Beban kendaraan di belakang bangunan penahan tanah diperhitungkan senilai dengan muatan tanah setinggi 60 cm. Beban akibat kendaraan yang bekerja pada dinding penahan tanah yang mengakibatkan adanya gaya tekan tanah pada dinding penahan diekivalensikan dengan beban merata sebesar q yang besarnya adalah hasil perkalian antara γ tanah dikalikan dengan 60.

2.2.1.2 Beban Sekunder

Beban sekunder adalah beban pada jembatan yang merupakan beban sementara yang selalu diperhitungkan dalam setiap perencanaan. Yang termasuk muatan sekunder adalah :

a. Beban Angin

Pengaruh beban angin sebesar 150 kgm 2 pada jembatan ditinjau berdasarkan bekerjanya beban angin horisontal terbagi rata pada bidang vertikal jembatan, dalam arah tegak lurus sumbu memanjang jembatan. Jumlah luas bidang vertikal bangunan atas jembatan yang dianggap terkena oleh angin ditetapkan sebesar suatu prosentase tertentu terhadap luas bagian- bagian sisi jembatan dan luas bidang vertikal beban hidup. Bidang vertikal beban hidup ditetapkan sebagai suatu permukaan bidang vertikal yang mempunyai tinggi menerus sebesar 2 dua meter di atas lantai kendaraan. II-7

b. Gaya Akibat Perbedaan Suhu

Peninjauan diadakan terhadap timbulnya tegangan-tegangan struktural karena adanya perubahan bentuk akibat perbedaan suhu antara bagian- bagian jembatan baik yang menggunakan bahan yang sama maupun dengan bahan yang berbeda. Pada umumnya pengaruh perbedaan suhu tersebut dapat dihitung dengan mengambil perbedaan suhu untuk : ™ Bangunan Baja : • Perbedaan suhu maksimum-minimum = 30 o C • Perbedaan suhu antara bagian-bagian jembatan = 15 o C ™ Bangunan Beton : • Perbedaan suhu maksimum-minimum = 15 o C • Perbedaan suhu antara bagian-bagian jembatan 10 o C tergantung dimensi penampang

c. Gaya Rangkak dan Susut