16 perusahaan seperti pengusaha, tidak begitu terasa, karena tinggal menaikkan
harga produk mengikuti besarnya inflasi bahkan pengusaha tersebut cenderung memanfaatkan kesempatan menaikkan harga untuk memperbesar keuntungan
dengan cara mempermainkan harga di pasaran sehingga harga akan terus menerus naik. Namun perlu diperhatihatikan oleh produsen, bila inflasi
berkepanjangan maka produsen banyak yang bangkrut atau menutup perusahaannya karena biaya produksi mahal sehingga harga produk menjadi
mahal, sedangkan daya beli masyarakat menurun akibat kenaikan harga barang secara terus menerus.
2. Dampak Inflasi bagi Masyarakat Luas a. Harga barang yang naik terus menerus membuat masyarakat panik, sehingga
perekonomian tidak berjalan normal, karena di satu sisi ada masyarakat yang berlebihan uang memborong barang, sementara yang kekurangan uang tidak
bisa membeli barang, akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauan yang ditimbulkannya.
b. Masyarakatpenabung di bank banyak yang menarik tabungannya guna membeli dan menumpuk barang, akibatnya bank kekurangan dana dan
berdampak pada tutup atau bangkrut atau rendahnya dana investasi yang tersedia sehingga menyebabkan perekonomian tidak stabil penuh kekacauan.
c. Distribusi barang relatif tidak adil karena adanya penumpukan dan konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi dan
yang masyarakatnya memiliki banyak uang. e. Jurang antara masyarakat miskin dan kaya semakin lebar dan curam nyata
yang mengarah pada sentimen dan kecemburuan sosial dan ekonomi yang pada gilirannya dapat terjadi penjarahan, perampasanperampokan, anarkis
dan stabilitas keamanan secara umum akan terganggu.
B. PERAN BANK UMUM DAN BANK SENTRAL
Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan fungsi
penghimpun dana ini, bank sering pula disebut lembaga kepercayaan. Berbeda dengan
17 usaha lain, bank senantiasa berkaitan dengan uang, karena memang komoditi usaha bank
adalah bank. Sejalan dengan karakteristik usahanya tersebut, maka bank merupakan suatu segmen usaha yang kegiatannya banyak diatur oleh pemerintah. Pengaturan secara ketat
oleh penguasa moneter terhadap kegiatan perbankan ini tidak terlepas dari perannya dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Bank dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar
yang merupakan salah satu pengaturan oleh penguasa moneter dengan menggunakan berbagai piranti kebijakan moneter.
Pengertian Bank
Menurut Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 10 tahun 1998: Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Bank Sentral Bank Indonesia
Bank sentral adalah lembaga keuangan yang dimiliki dan dioperasikan oleh pemerintah dengan fungsi utama sebagai penerbit dan penguasa tunggal uang yang diakui
sebagai alat pembayaran yang sah dan mengendalikan sistem perbankan di mana bank sentral tersebut berada di Indonesia bank sentral adalah Bank Indonesia atau BI
Selain fungsi utama di atas, bank sentral juga diberi tugas oleh pemerintah untuk hal-hal berikut:
1. Bertindak sebagai bank kepada pemerintah.
2. Sebagai bank kepada bank umum.
3. Mengawasi bank umum.
4. Regulator pasar uangvaluta asing valas.
5. Mencetak, mengedarkan dan menarik uang.
Bank Umum
Menurut UU No. 10 Tahun 1998, Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum sering disebut juga bank komersial, sumber dana utama yang dimiliki oleh bank umum adalah dana
masyarakat pegiropenabung atau pemakai jasa bank tersebut.
18
Fungsi Bank Umum
1. Sebagai Agen Pembangunan 2. Sebagai Pembuat dan Pengedar Uang Giral
3. Sebagai Perantara Transaksi Perdagangan Luar Negeri
Bank Syariah
Prakarsa untuk mendirikan bank Islam di Indonesia dilakukan tahun 1990. Majelis Ulama Indonesia MUI pada tanggal 18
–20 Agustus 1990 menyelenggarakan Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan di Cisarua Bogor Jawa Barat, dibentuk kelompok yang disebut
Tim Perbankan MUI, bertugas melakukan pendekatan dan kosultasi dengan semua pihak terkait. Bank Muamalat didirikan pada tanggal 1 November 1991 dengan modal disetor
awal sebesar Rp 106.126.382.000,00. Dengan modal awal tersebut, pada tanggal 1 Mei 1992 Bank Muamalat Indonesia mulai beroperasi. Hingga September 1999, Bank
Muamalat Indonesia memiliki lebih dari 45 outlet yang tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Balikpapan, dan Makasar. Landasan hukum operasi bank yang
menggunakan sistem syariah ini hanya dikategorikan sebagai “bank dengan sistem bagi hasil”, tidak terdapat rincian landasan hukum syariah serta jenis usaha yang diperbolehkan.
Hal ini jelas tercermin dari UU No. 7 Tahu 1992, di mana pembahasan perbankan dengan sistem bagi hasil diuraikan hanya sepintas lalu dan merupakan “sisipan” belaka.
Perbandingan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional
Bank Syariah Bank Konvensional
1. Melakukan investasi yang halal-halal saja. Investasi yang halal dan haram.
2. Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli, atau sewa.
Memakai perangkat bunga. 3. Profit dan falah oriented.
Profit oriented. 4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk
hubungan kemitraan. Hubungan dengan nasabah dalam hubungan
kreditur – debitur.
5. Penghimpun dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas
syariah. Tidak terdapat dewan sejenis.
Perbedaan Bunga Bank dengan Bagi Hasil
Bunga Bank Interest Bagi Hasil Mudharabah
1. Penentuan bunga dibuat oleh bank pada waktu perjanjian diadakan tanpa
berdasar-kan pada untung atau rugi Penentuan bagi hasil dibuat oleh bank pada
waktu perjanjian diadakan dengan berdasarkan pada untung atau rugi.
19
2. Jumlah persentase bunga berdasarkan bunga berdasarkan jumlah uang atau
modal yang ada. Jumlah
nisbahpersentase bagi
hasil berdasarkan keuntungan yang telah dicapai.
3. Pembayaran bunga tetap bahkan naik seperti yang ada pada perjanjian tanpa
mengambil pertimbangan apakah proyek yang dilaksana-kan pihak kreditorinvestor
mengalami kerugian atau keuntungan. Bagi hasil tergantung pada hasil proyek. Jika
proyek tidak mengalami keuntungan atau bahkan
mengalami kerugian,
risikonya ditanggung kedua belah pihak bank dan
investor 4. Jumlah
pembayaran bunga
kepada penabung tidak akan meningkat meskipun
keuntungan bank meningkat. Jumlah pemberian bagi hasil kepada penabung
meningkat sesuai
dengan peningkatan
keuntungan yang dicapai oleh bank yang bersangkutan.
Sumber: Brosur Artikel Bank Muamalat, 1996
Bank Perkreditan Rakyat BPR
Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara Konvensional atau berdasarkan pimpinan
syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Indonesia mendorong kerjasama linkage program antara Bank Umum dan
BPR dalam rangka penyaluran kredit kepada usaha kecil dan mikro UKM.
Kegiatan usaha yang dapat dilakukan BPR
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan danatau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
2. Memberikan kredit; 3. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah,
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia, deposito
berjangka, sertifikat deposito dan atau tabungan pada bank lain.
Kegiatan usaha yang dilarang dilakukan BPR
1. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran; 2. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing;
3. Melakukan penyertaan modal; 4. Melakukan usaha perasuransian;
5. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh BPR.
20
C. PERPAJAKAN