Antisipasi konsekuensi dalam perumusan kebijakan sertifikasi pendidik Pertimbangan sumberdaya pendukung kebijakan sertifikasi pendidik

345 menjadi pertimbangan paling dominan adalah nilai kesejahteraan. Nilai-nilai tersebut tertuang secara eksplisit dan implisit dalam keputusan kebijakan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, dan peraturan menteri sebagaimana telah disebutkan di muka.

5. Antisipasi konsekuensi dalam perumusan kebijakan sertifikasi pendidik

Proses perumusan kebijakan sertifikasi pendidik telah mengantisipasi berbagai kemungkinan atau konsekuensi, yakni terhadap peningkatan kesejahteraan guru, peningkatan kualitas pendidikan secara tidak langsung dan dalam jangka panjang, dan peningkatan efektivitas dan efisiensi manajemen guru. Selain itu dari aspek moral, sudah diantisipasi kemungkinan terjadi kenakalan atau ketidak-jujuran guru dalam penyiapan dokumen portofolio. Adapun konsekuensi yang tidak diperhitungkan adalah timbulnya kecemburuan sosial dan multi friksi di lingkungan guru terkait dengan antrian untuk mengikuti sertifikasi dan mendapatkan tunjangan profesi.

6. Pertimbangan sumberdaya pendukung kebijakan sertifikasi pendidik

Proses perumusan kebijakan sertifikasi pendidik telah mempertimbangkan sumberdaya pendukung seperti: perangkat peraturan pelaksanaan, dana atau anggaran, personil, dan sarana prasarana. Namun pertimbangan yang dilakukan kurang komprehensif, seperti dari sisi perangkat peraturan, kebijakan sertifikasi pendidik kurang memperhatikan peraturan lain yang relevan antara lain peraturan keuangan negara, perimbangan keuangan antara Pusat dan Pemerintah Daerah, dan otonomi daerah. Kekurang-komprehensifan dalam mempertimbangkan perangkat peraturan tersebut, juga tampak dalam mengalokasikan anggaran tunjangan profesi yang 346 seharusnya menjadi hak profesonal bagi guru bersertifikat pendidik namun dialokasikan di Pusat sebagai bantuan sosial. Selain itu keberadaan asesor portofolio tidak diatur dalam keputusan strategis maupun spesifik, padahal kinerja asesor menyangkut nasib guru, dan berarti juga masa depan pendidikan. Ketidak- komprehensifan juga tampak dalam memperhitungkan kebutuhan sarana prasarana, khususnya untuk mengelola mobilitas dokumen portofolio.

7. Peran dan fungsi aktor kebijakan sertifikasi pendidik