Bentuk dan isi kebijakan sertifikasi pendidik Preferensi nilai kebijakan sertifikasi pendidik

344 Dengan demikian proses perumusan kebijakan sertifikasi pendidik tersebut menggunakan model rasional legal.

3. Bentuk dan isi kebijakan sertifikasi pendidik

Kebijakan sertifikasi bagi guru dalam jabatan memiliki legalitas yang sangat kuat dan mengikat bagi pihak-pihak yang bersangkutan. Legalitas tersebut dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang meliputi UU No.202003 tentang Sisdiknas, UU No.142005 tentang Guru dan Dosen, PP No.192005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan PP No.742008 tentang Guru, serta Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Permendiknas tentang Sertifikasi bagi Guru Dalam Jabatan yang setiap tahun diperbaharui. Kebijakan-kebijakan yang bersifat strategis dan spesifik tersebut sangat penting guna menghindari gugatan danatau kerawanan terjadinya pelanggaran-pelanggaran beberapa pihak atas kesepakatan yang telah dicapai dalam proses kebijakan publik. Adapun isi kebijakan sertifikasi pendidik itu mencakup ketentuan-ketentuan tentang: pengertian pendidik dan sertifikasi pendidik; lembaga penyelenggara sertifikasi, dan penyusun standar kualifikasi akademik pendidik; tujuan kebijakan sertifikasi; prinsip dan mekanisme untuk mendapatkan sertifikat pendidik, termasuk persyaratan dan waktu mulai pelaksanaan sertifikasi pendidik; waktu pemberlakuan danatau masa transisi; dan anggaran sertifikasi.

4. Preferensi nilai kebijakan sertifikasi pendidik

Kebijakan sertifikasi bagi guru dalam jabatan memuat hampir semua kriteria kebijakan publik yang baik, seperti nilai ekonomis efisiensi, kesejahteraan, mutu, keadilan atau kesetaraan, etis atau moral, kelayakan hukum, kelayakan teknis atau administratif, dan kebertahanan politis. Dari berbagai nilai itu, yang 345 menjadi pertimbangan paling dominan adalah nilai kesejahteraan. Nilai-nilai tersebut tertuang secara eksplisit dan implisit dalam keputusan kebijakan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, dan peraturan menteri sebagaimana telah disebutkan di muka.

5. Antisipasi konsekuensi dalam perumusan kebijakan sertifikasi pendidik