Mempelajari Pengaruh Komponen Bioaktif Bawang Putih terhadap Aktivitas Sitolitik Sel Limfosit Manusia secara in Vitro

MXMPELAJARI PENGARUH KOMPONEN BIOAKTIF
BAWANG PUTIH TERHADAP AKTIFITAS SITOLITIK
SEL LlMFOSIT MANUSIA SECARA IN WTRO

Oleh:
DYAH SUPRABA LASTARI
F 30.1534

1998

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

Dyah Supraba Lastari. F 30.1534. MEMPELA.IAR1 PENGARUH KOMPONEN
BlOAKTlF BAWANG PUTlH TERHADAP AKTlFlTAS SlTOLlTIK SEL
1,IMFOSIT WIANUSIA SECARA itt vim. Di bawah bimbingan: Dr. Ir.
Sedarnawati Yasni, M.Agr dan Dr. Ir. Fransisca Zakaria, M.Sc.

Secara tradisional, bawang putih telah dimanfaatkan untuk mencegah atau
menyembuhkan berbagai penyakit, seperti rematik, tuberkulosisi batuk, pilek, dan

kudis. Secara ilmiah pun bawang putih terbukti mengandung senyawa bioaktif yang
bersifat anti mikroba, anti-toksik terhadap logam berat, anti-thrombotik, menurunkan
kadar kolesterol dan sebagainya. Berbagai hasil penelitian juga membuktikan
kemampuan antikanker dari bawang putih. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
penelitian ini dilakukan dengan tujuan mempelajari pengaruh ekstrak bawang putih
terhadap peningkatan aktifitas sitolitik limfosit manusia dan penghambatan
pertumbuban sel kanker.
Pada penelitian ini diujikan lima jenis ekstrak bawang putih, yaitu ekstrak air
bawang putih dengan komponen berbobot molekul lebih dari 8 kD (BPA), ekstrak air
bawang putih dengan komponen berbobot rnolekul h a n g dan 8 kD (BPAs), ekstrak
komponen volatil bawang putih (BPV), ekstrak etanol bawang putih dan hasil
perkolasi (BPP) dan refluks (BPR). Kelima jenis ekstrak diupayakan memiliki total
padatan terlamt yang sama, yaitu 1.75%.
Pengaruh penambahan ekstrak bawang putih diujikan terhadap proliferasi alur
sel K562(sel kanker leukemia). Aktifitas proliferasi in] dapat diukur karena adanya
penambahan timidin radioaktif ( 3 ~ - ~ dyang
r ) terinkorporasi ke dalam DNA sel

K~62


yang berproliferasi. Pada uji pengaruh ekstrak bawang putih terhadap aktifitas sitolitik

Natural Killer (NK), sel K562 yang telah dilabel dengan timidin digunakan sebagai sel
target, sedangkan sebagai sel efektor digunakan sel limfosit yang diisolasi dari darah
pria sehat. Aktifitas sitolitik ditentukan berdasarkan jumlah sel target yang tidak
dilisis oleh sel limfosit. Pada kedua uji in vitro ini, ekstrak bawang putih diujikan
dalam empat tingkat dilusi, yaitu tanpa dilusi, dilusi 1:1, dilusi 1:3 dan dilusi 1:7.

~~~i keselumhan jenis ekstrak bawang putih yang diujikan, hanya &strak
BPV yang tidak berpengaruh nvata terhadap penurunan proliferasi alur sel K562.
Ekstrak BPV hanya mampu menghambat proliferasi alur sel KSGzpada dilusi 1:l dan
tanpa dilusi. Ekstrak air bawang putih secara nyata (pada taraf uji pdanpada ekstrak lainnya. Pada keempat
tingkat dilusi yang diuji, kemampuan ekstrak BPA lebih baik dari ekstrak BPAs. Dari
hasil analisis proksimat diketahui bahwa ekstrak BPA memiliki kandungan protein
paling tinggi. Secara umum, ekstrak BPP lebih mampu menurunkan proliferasi alur
sel Kj6& daripada ekstrak BPR. Kedua ekstrak etanol ini berpengaruh nyata
penurunan proliferasi alur sel

Kj62,


kecuali pada tingkat dilusi 1:7. Pada umumnya,

tingkat dilusi yang semakin rendah secara nyata (pada taraf uji p