Uji Autokorelasi Tabel 6. Hasil Uji Autokorelasi Uji Heteroskedastisitas Uji t parsial Tabel 7. Hasil Uji t

Seminar Nasional IENACO – 2016 ISSN: 2337 – 4349 861 Berdasarkan tabel 4, diperoleh hasil nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,995. Sehingga dapat disimpulkan distribusi populasi pada penelitian ini normal. 3.5 Uji Multikolinearitas Tabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Beta Tolerance VIF 1 Constant -2.589 2.268 -1.142 .256 Pemahaman Perpajakan .331 .138 .196 2.391 .019 .900 1.112 Sistem Perpajakan .584 .104 .453 5.610 .000 .925 1.081 Keadilan .205 .114 .144 1.797 .076 .940 1.064 Diskriminasi .265 .099 .212 2.668 .009 .955 1.048 Pada tabel 5 diatas, menunjukkan bahwa masing-masing variabel memiliki nilai tolerance yang lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10. Pada variabel pemahaman perpajakan memiliki nilai tolerance 0,900 dan nilai VIF 1,112. Variabel sistem perpajakan memiliki nilai tolerance 0.925 dan nilai VIF 1,081. Variabel keadilan memiliki nilai tolerance 0.940 dan nilai VIF 1,064. Variabel diskriminasi memiliki nilai tolerance 0.955 dan nilai VIF 1,048. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pada persamaan regresi tidak terdapat masalah multikolinearitas.

3.6 Uji Autokorelasi Tabel 6. Hasil Uji Autokorelasi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .654 a .428 .403 1.397 1.801 Dari tabel 6 diketahui nilai DW sebesar 1,801. Sedangkan untuk nilai dL dan dU pada DW tabel dengan signifikansi 0,05, jumlah data n sebanyak 100 dan jumlah variabel independen k sebanyak 4, maka diperoleh nilai dL sebesar 1,5795 dan nilai dU sebesar 1,7546. Sehingga nilai 4- dL sebesar 2,4205 dan nilai 4-dU sebesar 2,2454. Hal ini menunjukkan bahwa nilai DW 1,801 terletak antara nilai dU 1,7546 dan 4-dU 2,2454. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi.

3.7 Uji Heteroskedastisitas

Gambar 1.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan grafik scatterplot pada gambar 1 diatas, dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak ada pola yang jelas. Hal ini berati tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Seminar Nasional IENACO – 2016 ISSN: 2337 – 4349 862

3.8 Uji t parsial Tabel 7. Hasil Uji t

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -2.589 2.268 -1.142 .256 Pemahaman Perpajakan .331 .138 .196 2.391 .019 Sistem Perpajakan .584 .104 .453 5.610 .000 Keadilan .205 .114 .144 1.797 .076 Diskriminasi .265 .099 .212 2.668 .009 Berdasarkan tabel 7 hasil uji t diatas, dapat dijelaskan bahwa nilai t tabel sebesar 1,985. Pada variabel pemahaman perpajakan diperoleh nilai t hitung 2,391, maka menunjukkan hasil bahwa t hitung t tabel yaitu 2,391 1,985 dan nilai signifikansi 0,019 0,05. Sehingga dapat disimpulkan, Ha diterima dan Ho ditolak yaitu bahwa variabel pemahaman perpajakan berpengaruh terhadap tindakan penggelapan pajak. Pada variabel sistem perpajakan diperoleh nilai t hitung 5,610, maka menunjukkan hasil bahwa t hitung t tabel yaitu 5,610 1,985 dan nilai signifikansi 0,000 0,05. Sehingga dapat disimpulkan, Ha diterima dan Ho ditolak yaitu bahwa variabel sistem perpajakan berpengaruh terhadap tindakan penggelapan pajak. Pada variabel keadilan diperoleh nilai t hitung 1,797, maka menunjukkan hasil bahwa t hitung t tabel yaitu 1,797 1,985 dan nilai signifikansi 0,076 0,05. Sehingga dapat disimpulkan, Ho diterima dan Ha ditolak yaitu bahwa variabel keadilan tidak berpengaruh terhadap tindakan penggelapan pajak. Pada variabel diskriminasi diperoleh nilai t hitung 2,668, maka menunjukkan hasil bahwa t hitung t tabel yaitu 2,668 1,985 dan nilai signifikansi 0,009 0,05. Sehingga dapat disimpulkan, Ha diterima dan Ho ditolak yaitu bahwa variabel diskriminasi berpengaruh terhadap tindakan penggelapan pajak.

3.9 Uji F simultan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan, Diskriminasi, dan Kemungkinan terdeteksi Kecurangan terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion)

12 95 180

PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP KEWAJIBAN PERPA

2 7 15

PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP ZAKAT SEBAGAI PENGURANG PAJAK PENGHASILAN PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP ZAKAT SEBAGAI PENGURANGPAJAKPENGHASILAN (Survei pada Kantor Pelayanan Pajak di Surakarta).

0 1 13

PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KERJA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Kualitas Pelayanan Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukoharjo.

0 0 12

Pengaruh Persepsi Keadilan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Karyawan di Kecamatan Cicendo Kota Bandung.

0 0 19

PERSEPSI ETIS PENGGELAPAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK DI WILAYAH SURAKARTA.

0 0 88

Persepsi Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

0 0 25

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI ETIKA ATAS PENGGELAPAN PAJAK (Studi Empiris pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang)

1 1 18

ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK, KESADARAN, DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK TENTANG SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KPP KOTA TEGAL

0 4 17

PENGARUH KEADILAN, SISTEM PERPAJAKAN, DISKRIMINASI DAN TARIF PAJAK TERHADAP PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI MENGENAI PERILAKU PENGGELAPAN PAJAK

1 6 16