Definisi Operasional Variabel Penelitian Analisis Data

terdistibusi dengan normal, bebas dari autokorelasi, multikolonieritas, dan heterokedistisitas.  Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran variabel yang telah digunakan terdistribusi dengan normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah variabel memiliki dstribusi normal ataupun mendekati normal. Uji normalitas dapat menggunakan grafik normal probability plot dasar pengambilan keputusan dari tampilan gambar normal probability plot Analisa, 2011. Uji normalitas juga dapat menggunakan analisis statistik. Pengujian ini digunakan untuk menguji normitas residual suatu model regresi dengan menggunakan Kolmogrov-Smirov. Data dapat dikatakan normal apabila nilai Asympotic Significant lebih dari 0,05 Hair et.al 1998. Dasar pengambilan uji K-S adalah Analisa, 2011 :  Apabila probabilitas nilai 2 uji K-S tidak signifikan 0,05 maka secara statistik H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti data tidak terdistribusi dengan normal.  Apabila probabilitas nilai 2 uji K-S signifkan 0,05 maka scara statistik H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti data terdistribusi dengan normal.  Uji Heterokedastisitas Menurut Ghozali, 2005 Uji Heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi ketidaksamaan variance residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi heteroskedastisitas digunakan uji Glejser. Jika variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat maka tidak terjadi heteroskesdastisitas, yaitu apabila nilai signifikansinya diatas 0,05 Analisa, 2011.  Uji Multikolonieritas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara antar variabel bebas. Multikolonoieritas terjadi apabila terdapat hubungan linear antara independen yang dilibatkan dalam model. Uji Multikolonieritas dilakukan dengan meregresikan model analisis dan menguji korelasi antar variabel independen dengan menggunakan variance inflantion factor VIF. Apabila VIF0 dan nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai tolerance kurang dai 0,10 serta tingkat koloniaritas lebih dari 0,95 maka terjadi multikolonieritas Ghozali 2005 dalam Analisa, 2011.  Uji Autokorelasi Uji ini digunakan untik mengetahui ada tidak penyimpangan terhadap observasi lain. Atau terjadi korelasi diantara observasi dalam waktu dan tempat. Adanya korelasi dalam suatu model regresi mengakibatkan variabel yang digunakan tidak menggambarkan variabel populasi lebih jauh lagi. Menurut Santoso, 2005 apabila nila tes D-W antar -2 dan +2 maka dapat dikatakan model regresi terbebas dari autokorelasi. Uji Autokorelasi juga dapat dilakukan dengan run test. Run test merupakan salah satu pengujian non paramatik yang dapa juga digunakan untuk menguji apakah antar resdiual terdapat korelasi yang tinggi. Apabila antar residual memilki hubungan korelasi maka dapat dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak. Menurut Ghazali, 2009Dasar pengambilan keputusan uji statistik dengan Run test adalah Putra, 2011:  Jika nilai Asym Sig 2-tailed kurang dari 0,05, maka H0 ditolak. Hal ini berarti data residual terjadi secara tidak random sistematis.  Jika nilai Asymp. Sig 2-tailed lebih dari 0,05, maka H0 diterima. Hal ini berarti data residual secara random acak. b Pegujian Hipotesis 1 Koefisien determinasi Koefisien determinasi R 2 digunakan untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan variabel independen. Apabila R 2 semakin besar mendekati 1 maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat besar. Begitu juga sebaliknya apabila R 2 kecil maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat berpengaruh kecil Ghozali, 2006 dalam Setyaningrum, 2011. 2 Uji Simultan Uji Statistik F Uji F digunakan untuk melihat secara bersamaan pengaruh variabel independen terhadap variabel terikat . Kriteria pengambilan keputusan Ghozali, 2006 dalam Setyaningrum, 2011 : H0 diterima jika FhitungF tabel pada α =0,05 H0 ditolak jika FhitungF tabel pada α = 0,05 3 Uji Signifikansi Parameter Individual Uji t Uji t dilakukan untuk melihat secara individu pengaruh signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis H0 yang hendak diuji adalah apakah parameter bi sama dengan nol H0:bi=0 artinya bahwa secara individu variabel bebas tidak berpengaruh siginifikan terhadap variabel terikat. Hipotesis alternatifnya HA parameter suatu variabel tidak sama degan 0 HA:bi ≠0 artinya variabel bebas berpengaruh siginifikan terhadap variabel terikat. Kriteria dalam pengambilan keputusan adalah : H0 diterima jika t hitung t tabel pada α=5 H0 ditolak jika t hitung t tabel pada α=5 56 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum Daerah

1. Kondisi Geografis Kabupaten Kulon Progo adalah salah satu Kabupaten yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta DIY. Kabupaten ini terdiri dari 12 kecamatan dengan 87 desa dan 1 kelurahan dengan lusa 586,23 km 2 . Kota Wates merupakan ibu kota Kabupaten Kulon Progo LP2KD, 2016. Tabel 4. 1. Daftar Kecamatan dalam Kabupaten Kulon Progo No Kecamatan Luas WilayahKm 2 Luas Wilayah 1 Temon 36,29 6,19 2 Wates 32,00 5,46 3 Panjatan 44,59 7,61 4 Galur 32,91 5,61 5 Lendah 35,59 6,07 6 Sentolo 52,65 8,98 7 Pengasih 61,66 10,52 8 Kokap 73,79 12,59 9 Girimulyo 54,90 9,36 10 Nanggulangan 39,60 6,76 11 Kalibawang 52,96 9,03 12 Samigaluh 69,29 11,82 Kabupaten Kulon Progo 586,23 100 Sumber : LP2KD 2015 Secara astronomis Kabupaten Kulon Progo terletak diantara 7o38’30” – 7o58’3”LS dan 110o1’37” – 110o16’26” BT. Berdasarkan posisi geostrategic Kabupaten Kulon Progo yang terletak dibagian barat DI Yogyakarta serta berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah menjadikan Kabupaten Kulon Progo seba gai “pintu gerbang” yang menghubugkan DI Yogyakarta dengan pusat-pusat ekonomi dan pemerintahan yang terletak dibagian barat Pulau Jawa. Kabupaten Kulon Progo yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia juga dapat menjadi penghubung DI Yogyakarta dengan negara tetangga yag terletak dibagian selatan Indonesia yaitu Australia. Posisi geostrategic ini mampu memberikan keuntungan bagi Kabupaten Kulon Progo maupun DI Yogyakarta . Batas-batas administrasi Kabupaten Kulon Progo adalah :  Selatan : Samudera Hindia  Barat : Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah  Utara : Kabupaten agelang , Provinsi Jawa Tengah  Timur : Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber: LK2PD Gambar 4. 1. Batas Administrasi Kab Kulon Progo 2. Kependudukan a. Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Kulon Progo tahun 2015 berjumlah 436.123 jiwa terdiri dari 216.651 jiwa dan perempuan 219.472 jiwa dan jumlah kepala keluarga sebanyak 145.512 kepala keluarga. Tabel 4. 2. Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Penduduk, dan Jumlah Kepala Keluarga di Kabupaten Kulon Progo 2010-2015 No Tahun Penduduk Jumlah Kepala Keluarga Laki- laki Perempuan Jumlah Pertumbuhan 1 2010 231.672 238.848 470.520 -3,59 136.120 2 2011 233.289 240.333 473.622 0,65 139.420 3 2012 236,064 243,125 479,189 1,18 144,578 4 2013 206,546 209,663 416,209 -13,14 135,155 5 2014 206,494 210,979 417,473 0.30 138,984 6 2015 216.651 219.472 436.123 4,44 145.152 Sumber : LP2KD, 2016 3. Struktur Perekonomian Daerah Struktur perkenomian Kabupaten Kulon Progo didominasi oleh 3 kategori lapangan usaha yaitu Pertanian, Ketahanan, dan Perikanan; Industri Pengolahan dan Perdaganga Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor. Hal ini dapat dilihat dari peranan masing-masing kategori lapangan usaha terhadap pembentukan nilai PDRB Kabupaten Kulon Progo. Tabel 4 .3. Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha PDRB Kabupaten Kulon Progo Tahun 2010-2014 No Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014 A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 20.55 20.64 21.22 21.17 21.13 B Pertambangan dan Penggalian 1.49 1.61 1.57 1.52 1.61 C Industri Pengolahan 12.86 12.88 11.70 11.70 12.25 D Pengadaan Listrik dan Gas 0.09 0.08 0.07 0.06 0.06 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.16 0.15 0.14 0.14 0.14 F Konstruksi 8.28 8.40 8.61 8.66 8.42