BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar 2003:30 penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan
untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variable lainya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”. Dengan kata lain desain
kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel
yang lain. Tujuan dari penelitian asosiatif adalah untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Dengan menggunakan penelitian asosiatif
dapat diketahui hubungan antara variabel X
1
ukuran perusahaan, X
2
profitabilitas, X
3
leverage, X
4
ukuran dewan komisaris terhadap Y pengungkapan CSR secara simultan maupun parsial.
3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi
Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Anggota populasi disebut dengan
elemen populasi. Masalah populasi timbul terutama pada penelitian opini yang menggunakan metode survey sebagai teknik pengumpulan data.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 131 perusahaan dengan periode penelitian selama tiga tahun yaitu tahun 2010-2012.
3.2.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2010-2012 yang
dimuat dalam Indonesia Capital Market Directory ICMD 2010-2012. Periode tiga tahun dipilih karena merupakan data terbaru yang bisa
diperoleh dan diharapkan dengan periode waktu tiga tahun akan diperoleh hasil yang baik dalam menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi pengungkapan CSR. Perusahaan manufaktur dipilih karena merupakan perusahaan yang relatif lebih banyak memiliki
dampak pada lingkungan dibandingkan dengan perusahaan jasa atau dagang dan merupakan jumlah perusahaan dalam satu populasi yang
cukup besar. Sampel dipilih dengan metode purposive sampling, dengan
harapan peneliti mendapatkan informasi dari kelompok sasaran spesifik. Adapun kriteria-kriteria yang digunakan dalam penelitian sampel adalah:
1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI
tahun 2010 - 2012. 2.
Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit pada periode 2010-2012.
3. Perusahaan tersebut menyediakan informasi mengenai
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan CSR dalam laporan tahunannya pada tahun 2010- 2012.
Dari 131 perusahaan manufaktur yang tersedia sebagai populasi, ada beberapa perusahaan yang tidak memenuhi kriteria dalam penentuan
sampel. Perusahaan yang memenuhi kriteria sehingga bisa menjadi sampel dalam penelitian ini ada 20 perusahaan Tabel 3.1
Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
No. Kode
Populasi
Kriteria Sampel
1 2
3
1 ADES
PT. Akasha Wira International, Tbk √ √ √
1 2
AKKU PT. Alam Karya Unggul, Tbk
√ √ x 3
ALKA PT. Alaska Industrindo, Tbk
√ √ x 4
ALMI PT. Alumindo Light Metal Industri, Tbk
√ x x 5
MYTX PT. Apac Citra Centertex, Tbk
√ √ x 6
AKPI PT. Argha Karya Prima Industry, Tbk
√ x x
7 ARGO
PT. Argo Pantes, Tbk √ x x
8 ARNA
PT. Arwana Citra Mulia, Tbk √ x x
9 AMFG
PT. Asahimas Flat Glass, Tbk √ √ x
10 POLY
PT. Asia Pacific Fibers, Tbk √ √ x
11 APLI
PT. Asiaplast Industries, Tbk √ x x
12 AUTO
PT. Astra Auto Part, Tbk √ x √
13 ASGR
PT. Astra Graphia, Tbk √ √ √
2 14
ASII PT. Astra International, Tbk
√ √ √ 3
15 BRPT
PT. Barito Pasific, Tbk √ x x
16 RMBA
PT. Bentoel International Investama, Tbk √ √ √
4 17
BRNA PT. Berlina, Tbk
√ √ x 18
BTON PT. Beton Jaya Manunggal, Tbk
√ x x 19
BUDI PT. Budi Acid Jaya, Tbk
√ x
x 20
CEKA PT. Cahaya Kalbar, Tbk
√ x
x 21
CNTX PT. Centex, Tbk
√ x
x 22
IGAR PT. Champion Pasific Indonesia, Tbk
√ √
x 23
TPIA PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk
√ x
x 24
CTBN PT. Citra Turbindo, Tbk
√ x
x 25
DVLA PT. Darya Varia Laboratoria, Tbk
√ x
x 26
DAVO PT. Davomas Abadi, Tbk
√ x
x 27
DLTA PT. Delta Djakarta, Tbk
√ √
√ 5
28 DPNS
PT. Duta Pertiwi Nusantara √
x x
Universitas Sumatera Utara
29 EKAD
PT. Ekadharma International, Tbk √
x x
30 ERTX
PT. Eratex Djaya, Tbk √
√ x
31 ETWA
PT. Eterindo Wahanatama, Tbk √
√ √
6 32
ESTI PT. Ever Shine Textile Industry, Tbk
√ √
x 33
FASW PT. Fajar Surya Wisesa, tbk
√ √
x 34
GJTL PT. Gajah Tunggal, Tbk
√ x
x 35
GDYR PT. Goodyear Indonesia, Tbk
√ √
x 36
GGRM PT. Gudang Garam, Tbk
√ √
√ 7
37 GDST
PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk √
x x
38 HMSP
PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk √
√ √
8 39
MYRX PT. Hanson International, Tbk
√ x
x 40
SMCB PT. Holcim Indonesia, Tbk
√ x
x 41
INKP PT. Indah Kiat Pulp Paper, Tbk
√ x
x 42
INAI PT. Indal Aluminium Industry, Tbk
√ x
x 43
SRSN PT. Indo Acitama, Tbk
√ √
x 44
INDR PT. Indo Rama Synthetic, Tbk
√ x
x 45
INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk
√ x
x 46
INAF PT. Indofarma, Tbk
√ x
x 47
ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
√ x
x 48
INDF PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
√ x
x 49
IMAS PT. Indomobil Sukses International, Tbk
√ √
√ 9
50 IPOL
PT. Indopoly Swakarsa Industry, Tbk √
√ x
51 INDS
PT. Indospring, Tbk √
√ x
52 INCI
PT. Intan Wijaya International, Tbk √
√ x
53 IKAI
PT. Inti Keramik Alam Asri Industri, Tbk √
x x
54 ITMA
PT. Itamaraya, Tbk √
x x
55 JKSW
PT. Jakarta Kyoei Steel Work LTD, Tbk √
x x
56 JPFA
PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk √
x x
57 JPRS
PT. Jaya Pari Steel, Tbk √
√ x
58 JECC
PT. Jembo Cable Company, Tbk √
√ x
59 KBLM
PT. Kabelindo Murni, Tbk √
√ x
60 KLBF
PT. Kalbe Farma, Tbk √
√ √
10 61
KARW PT. Karwell Indonesia, Tbk
√ x
x 62
KDSI PT. Kedawung Setia Industrial, Tbk
√ x
x 63
KIAS PT. Keramika Indonesia Assosiasi, Tbk
√ x
x 64
KBRI PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia, Tbk
√ √
x 65
KAEF PT. Kimia Farma, Tbk
√ x
x 66
KBLI PT. KMI Wire and Cable, Tbk
√ x
x 67
KRAS PT. Krakatau Steel, Tbk
√ √
x 68
LMPI PT. Langgeng Makmur Industry, Tbk
√ √
x 69
LTLS PT. Lautan Luas, Tbk
√ √
x 70
LION PT. Lion Metal Works, Tbk
√ √
√ 11
71 LMSH
PT. Lionmesh Prima, Tbk √
x √
72 MAIN
PT. Malindo Feedmill, Tbk √
x x
73 TCID
PT. Mandom Indonesia, Tbk √
√ √
12 74
MBTO PT. Martina Berto, Tbk
√ x
x
Universitas Sumatera Utara
75 MYOR
PT. Mayora Indah, Tbk √
x x
76 MERK
PT. Merck, Tbk √
x x
77 MLIA
PT. Mulia Industrindo, Tbk √
√ x
78 MLBI
PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk √
√ x
79 MLPL
PT. Multipolar, Tbk √
√ √
13 80
LPIN PT. Multi Prima Sejahtera, Tbk
√ √
x 81
MASA PT. Multistrada Arah Sarana, Tbk
√ √
x 82
MRAT PT. Mustika Ratu, Tbk
√ x
x 83
ROTI PT. Nippon Indosari Corporindo, Tbk
√ x
x 84
NIPS PT. Nippress, Tbk
√ √
√ 14
85 TKIM
PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, Tbk √
x x
86 PAFI
PT. Pan Asia Filament Inti, Tbk √
x x
87 HDTX
PT. Pan Asia Indosyntec, Tbk √
x x
88 PBRX
PT. Pan Brothers, Tbk √
x √
89 PICO
PT. Pelangi Indah Carindo, Tbk √
√ x
90 NIKL
PT. Pelat Timah Nusantara, Tbk √
x x
91 KONI
PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk √
√ x
92 PTSP
PT. Pioneerindo Gourmet International, Tbk √
√ √
15 93
VOKS PT. Polychem Indonesia, Tbk
√ x
x 94
PSDN PT. Prashida Aneka Niaga, Tbk
√ x
x 95
PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal, Tbk
√ √
x 96
BIMA PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk
√ √
x 97
PYFA PT. Pyridam farma, Tbk
√ x
x 98
RICY PT. Ricky Putra Globalindo, Tbk
√ x
x 99
MYOH PT. Samindo Resources, Tbk
√ √
√ 16
100 PTSN
PT. Sat Nusa Persada √
√ x
101 SCPI
PT. Schering Plough Indonesia, Tbk √
x x
102 SKLT
PT. Sekar Laut, Tbk √
√ x
103 SIAP
PT. Sekawan Intipratama, Tbk √
x x
104 SMSM
PT. Selamat Sempurna, Tbk √
√ √
17 105
SMGR PT. Semen Gresik, Tbk
√ √
x 106
STTP PT. Siantar Top, Tbk
√ x
x 107
SIPD PT. Siearad Produce, Tbk
√ √
x 108
SIMA PT. Siwani Makmur, Tbk
√ x
x 109
SOBI PT. Sorini Agro Asia Corporindo, Tbk
√ x
x 110
SULI PT. Sumalindo Lestari Jaya, Tbk
√ x
x 111
IKBI PT. Sumi Indo Kabel
√ x
x 112
SSTM PT. Sunson Textile Manufacture, Tbk
√ x
x 113
SPMA PT. Supama, Tbk
√ x
x 114
SCCO PT. Supreme Cable Manufacturing and
Commerce, Tbk √
√ x
115 SAIP
PT. Surabaya Agung Industri Pulp Kertas, Tbk
√ √
x 116
SIMM PT. Surya Intrindo, Tbk
√ x
x 117
TOTO PT. Surya Toto Indonesia, Tbk
√ x
x 118
SQBI PT. Taisho Pharmaceautical Indonesia, Tbk
√ x
x
Universitas Sumatera Utara
119 TBMS
PT. Tembaga Mulia Semanan, Tbk √
x x
120 TSPC
PT. Tempo Scan Pasific, Tbk √
x x
121 AISA
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk √
√ √
18 122
FPNI PT. Titan Kimia Nusantara, Tbk
√ √
x 123
INRU PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
√ √
x 124
TRST PT. Trias Sentosa, Tbk
√ √
x 125
ALTO PT. Tri Banyan Tirta, Tbk
√ √
√ 19
126 ULTJ
PT. Utrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk
√ √
√ 20
127 UNIC
PT. Unggul Indah Cahaya, Tbk √
√ x
128 UNVR
PT. Unilever Indonesia, Tbk √
x x
129 UNTX
PT. Unitex, Tbk √
√ x
130 VOKS
PT. Voksel Electric, Tbk √
x x
131 YPAS
PT. Yana Prima Hasta Persada, Tbk √
x x
Sumber : Peneliti, 2014 Setelah melakukan pengumpulan data populasi penelitian, maka dilakukan
metode purposive sampling sesuai dengan kriteria yang telah disebutkan. Maka sampel yang terpilih sesuai dengan kriteria tersebut adalah 20 perusahaan.
Tabel 3.2. Sampel Penelitian
No. Kode
Sampel 1
ADES PT. Akasha Wira International, Tbk
2
ASGR PT. Astra Graphia, Tbk
3
ASII PT. Astra International, Tbk
4
RMBA PT. Bentoel International Investama, Tbk
5
DLTA PT. Delta Djakarta, Tbk
6
ETWA PT. Eterindo Wahanatama, Tbk
7
GGRM PT. Gudang Garam, Tbk
8
HMSP PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk
9
IMAS PT. Indomobil Sukses International, Tbk
10
KLBF PT. Kalbe Farma, Tbk
11
LION PT. Lion Metal Works, Tbk
12
TCID PT. Mandom Indonesia, Tbk
13
MLPL PT. Multipolar, Tbk
14
NIPS PT. Nippress, Tbk
15
PTSP PT. Pioneerindo Gourmet International, Tbk
16
MYOH PT. Samindo Resources, Tbk
17
SMSM PT. Semen Gresik, Tbk
18
AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
19
ALTO PT. Tri Banyan Tirta, Tbk
20
ULTJ PT. Utrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk
Universitas Sumatera Utara
3.3 Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari laporan tahunan perusahaan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 - 2012. Alasan
dipilihnya periode waktu tersebut karena laporan tahunan pada periode tahun 2010 – 2012 merupakan data terbaru yang dapat diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia yaitu melalui situs www.idx.co.id
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka, dengan mendapatkan data berupa laporan
keuangan dan laporan tahunan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan pada periode tahun 2010 - 2012. Data tersebut diperoleh melalui situs yang
dimiliki oleh BEI, yakni www.idx.co.id
. Studi pustaka atau literatur melalui buku teks, jurnal ilmiah, artikel dan majalah, serta sumber tertulis lainnya
yang berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan juga dijadikan sumber pengumpulan data.
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 3.5.1 Variabel Dependen Y
Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, atau konsekuensi. Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi karena adanya variabel independen. Variabel dependen merupakan yang menjadi minat bagi peneliti untuk diteliti dan menjadi
tujuan dari penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini variabel terikat merupakan pengungkapan CSR. “Pengungkapan CSR adalah data yang diungkapkan perusahaan
berkaitan dengan aktivitas sosial yang dilakukan perusahaan” Hackston dan Milne, 1996. Sedangkan definisi operasional praktik
pengungkapan sosial yang diterapkan dalam penelitian ini adalah banyaknya item-item pengungkapan sosial yang diungkapkan dalam
laporan tahunan
yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Variabel pengungkapan sosial perusahaan diukur dengan metode content
analysis. Content analysis adalah suatu metode pengkodifikasian teks dari ciri-ciri yang sama untuk ditulis dalam berbagai kelompok
tergantung pada kriteria yang ditentukan. Agar content analysis dapat dilaksanakan dengan cara yang replicable maka dapat dilakukan
salah satunya dengan cara checklist. Checklist dilakukan dengan melihat pengungkapan sosial perusahaan dalam tujuh kategori yang disebutkan
oleh Heckston dan Milne 1996, yaitu : lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga kerja, produk,
keterlibatan masyarakat dan umum. Ketujuh kategori tersebut terbagi dalam 90 item pengungkapan.
Menurut Sembiring 2005, berdasarkan peraturan Bapepam No. VIII.G.2 tentang laporan tahunan ada 12 item dari 90 item
pengungkapan yang tidak sesuai untuk diterapkan dengan kondisi di Indonesia.
Selanjutnya dilakukan penyesuaian
dengan cara
Universitas Sumatera Utara
menghapuskan 12 item pengungkapan tersebut, sehingga secara total tersisa 78 item pengungkapan.
Pengungkapan sosial merupakan data yang diungkap oleh perusahaan berkaitan dengan aktifitas sosialnya yang meliputi 13 item
lingkungan, 7 item energi, 8 item kesehatan dan keselamatan kerja, 29 item lain-lain tenaga kerja, 10 item produk, 9 item keterlibatan
masyarakat, dan 2 item umum. Item pengungkapan dalam penelitian ini kemudian dinyatakan dalam bentuk indeks pengungkapan sosial.
Apabila item
pengungkapan tersebut
ada dalam
laporan tahunan perusahaan maka diberi skor 1, dan jika item pengungkapan
tersebut tidak ada dalam laporan tahunan perusahaan maka diberi skor 0. Pada variabel ini, perhitungan dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan rumus indeks informasi sosial untuk menghitung pengungkapan sosial perusahaan, yaitu :
Indeks Informasi Sosial = Jumlah skor pengungkapan sosial
Total jumlah skor maksimal
3.5.2. Variabel Independen X
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen Sugiyono, 2005:33. Pengaruh yang diberikan dapat memberi efek
yang positif atau negatif terhadap variabel dependen. Variabel bebas
Universitas Sumatera Utara
dalam penelitian ini terdiri dari ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran dewan komisaris.
3.5.2.1 Ukuran Perusahaan X
1
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan. Menurut Heckston
dan Milne
1996 dari
beberapa penelitian, ukuran
perusahaan dapat diukur dengan jumlah karyawan, total nilai aset, volume penjualan, atau peringkat indeks.
Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat ukuran perusahaan adalah total aset. Dalam
peneltian ini variabel ukuran perusahaan disajikan dalam bentuk logaritma, karena nilai dan sebarannya yang besar dibandingkan
variabel yang lain. Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus :
���� = Total Aset Perusahaan ���� = log Total Aset Perusahaan
3.5.2.2 Profitabilitas X
2
Profitabilitas diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba atau
profit dalam
upaya meningkatkan nilai pemegang saham. Terdapat beberapa
ukuran untuk menentukan profitabilitas perusahaan, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
return of equity Heckston dan Milne, 1996, return on assets Belkaoui dan Karpik, 1989; Heckston dan Milne, 1996,
earning per share Sembiring, 2005, net profit margin Anggraeni, 2006.
Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat ukuran perusahaan ini adalah Return on Asset
ROA. Return on asset ROA merupakan ukuran efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan aset yang dimilikinya. Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus :
ROA = ���� �����ℎ ������ℎ �����
����� ����
3.5.2.3. Leverage X3
“Leverage dapat
diartikan sebagai
tingkat ketergantungan perusahaan terhadap hutang dalam membiayai
kegiatan operasinya,
dengan demikian leverage
juga mencerminkan
tingkat risiko
keuangan perusahaan”
Sembiring 2005. Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage adalah Debt To
Equity Ratio DER. Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus :
Universitas Sumatera Utara
DER = ����� ���������
������� �������� ��ℎ��
3.5.2.4 Ukuran Dewan Komisaris X4
Ukuran dewan komisaris UDK adalah banyaknya jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan.
Ukuran dewan komisaris dalam penelitian ini adalah konsisten dengan Sembiring 2005 yaitu dilihat dari banyaknya jumlah
anggota dewan komisaris perusahaan. Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus :
UDK = Ʃ Dewan Komisaris Perusahaan
3.5.3 Operasional Variabel Penelitian
Operasional variabel penelitian ini dapat dilihat secara lebih lengkap pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.3 Operasional Variabel
Variabel Dependen Variabel
Definisi Pengukuran
Skala Data
Sumber Data
Pengungkapan CSR
Data yang diungkap oleh perusahaan
berkaitan dengan aktivitas sosialnya
Jumlah skor pengungkapan sosial
Jumlah skor maksimal Indeks
Annual Report
Variabel Independen
Universitas Sumatera Utara
Ukuran Perusahaan
Menunjukkan besar kecilnya suatu
perusahaan LN Total Aset
Rasio Financial
Report
Profitabilitas Kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba
Total Aset Laba Bersih Setelah Pajak
Rasio Financial
Report
Leverage Mengukur tingkat
ketergantungan perusahaan
terhadap hutang dalam
membiayai
kegiatan operasinya
Total kewajiban
Ekuitas pemegang saham Rasio
Financial
Report
Ukuran Dewan Komisaris
Mengukur jumlah sekuruh anggota
komisaris Ʃ Dewan komisaris
perusahaan Indeks
Annual Report
3.6 Metode Analisis Data 3.6.1 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian
ini. Pengujian ini juga dimaksudkan untuk memastikan bahwa di dalam model regresi yang digunakan tidak terdapat multikolonieritas dan
heteroskedastisitas serta untuk memastikan bahwa data yang dihasilkan berdistribusi normal. Model regresi yang baik harus memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal dan bebas dari asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji autokorelasi, uji
multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Setelah data berhasil dikumpulkan, sebelum dilakukan analisis terlebih dahulu dilakukan
Universitas Sumatera Utara
pengujian terhadap penyimpangan asumsi klasik, dengan tahapan sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
“Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam metode regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak” Ghozali, 2005. Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal.
Dalam penelitian ini untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak mengunakan dua cara yaitu melalui analisis grafik
dan analisis statistik. b.
Uji Multikolinieritas Multikolinearitas
terjadi jika
ada hubungan
linear yang
sempurna atau hampir sempurna antara beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi. “ Uji multikolinearitas
bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas” Ghozali, 2007. Untuk menguji adanya multikolinearitas dapat
dilakukan dengan menganalisis korelasi antar variabel dan perhitungan nilai tolerance serta variance inflation factor VIF.
Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya
lebih dari 95 . Dan nilai VIF lebih besar dari 10, apabila VIF
Universitas Sumatera Utara
kurang dari 10 dapat dikatakan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model adalah dapat dipercaya dan objektif.
c. Uji heteroskedastisitas
Menurut Ghozali 2005, “ uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.” Jika variance dari residual satu pengamat ke pengamat
lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model
regresi homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran.
Salah satu cara untuk menditeksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai
prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pole tertentu pada grafik scetterplot antara SRESID dengan ZPRED dimana sumbu Y
adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di-studentized.
d. Uji autokorelasi
Autokorelasi diperkenalkan oleh Maurice G. Kendall dan William R. Buckland. Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi
Universitas Sumatera Utara
yang disusun menurut urutan waktu. Beberapa penyebab autokorelasi:
- Kelembaman, kelembaman biasanya terjadi dalam fenomena
ekonomi di mana sesuatu akan mempengaruhi sesuatu yang lain dengan mengikuti siklus bisnis atau saling berkaitan
- Terjadi bias dalam spesifikasi, yaitu ada beberapa variabel
yang tidak termasuk dalam model. -
Bentuk fungsi yang digunakan tidak tepat Pengujian terhadap autokorelasi digunakan dengan
menggunakan uji statistik Durbin Watson D-W. e.
Koefisien Determinasi Koefisien determinasi R
2 pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berada di antara 0 dan 1.
Nilai R 2
yang kecil berarti kemampuan variabel–variabel independen
dalam menjelaskan
variabel dependen
amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-varibel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen Ghozali, 2005.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam
model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara
Universitas Sumatera Utara
signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R2 pada
saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen
ditambahkan ke dalam model.
3.6.2 Pengujian Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis merupakan proses pembuatan keputusan yang menggunakan estimasi statistik sampel terhadap parameter populasinya.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis regresi berganda, uji signifikan t-test serta uji signifikan f-test.
a. Regresi berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan ukuran dewan komisaris. Sedangkan
variabel dependennya adalah indeks pengungkapan CSR. Adapun persamaan untuk menguji hipotesis secara keseluruhan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut : Y
= a +
β₁X₁ + β₂X₂ + β
3
X
3
+ Β
4
X
4
+ ε
t
Keterangan : Y
: Indeks pengungkapan CSR α0
: Konstanta
Universitas Sumatera Utara
X1 : Ukuran perusahaan
X2 : Profitabilitas
X3 : Laverage
X4 : Ukuran dewan komisaris
β1...β4 : Koefisien X1...X4 εt
: Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian
Analasis regresi berganda didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut:
- Ada hubungan yang bersifat linier antara variabel terikat dengan
variabel bebasnya -
Variabel terikat bersifat kontinu atau berskala rasio atau nisbah -
Keragaman atau residu untuk semua nilai Y yang bersifat konstan dan menyebar secara normal
- Pengamatan yang bersifat berurutan terhadap variabel bebas
tidak berkorelasi b. Uji signifikansi simultan Uji F
Menurut Ghozali
2005 uji
stastistik F
pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap
variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05
α=5. Ketentuan peneriman atau penolakan hipotesis adalah sebagi berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Jika nilai signifikan 0,05 maka hipotesis ditolak koefisien regresi tidak signifikan. Ini berarti bahwa secara simultan
keempat variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima
koefisien regresi signifikan. Ini berarti secara simultan keempat
variabel independen tersebut
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
c. Uji signifikansi parsial t-test Menurut
Ghozali 2005
uji stastistik
t pada
dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual
dalam menerangkan variabel
dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level
0,05 α=5. Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan
dengan kriteria sebagai berikut : 1.
Jika nilai signifikan 0,05 maka hipotesis ditolak koefisien regresi tidak signifikan. Ini berarti bahwa
secara parsial
variabel independen
tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen. 2. Jika nilai signifikan
≤ 0,05 maka hipotesis diterima koefisien regresi signifikan. Ini berarti secara parsial
variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Data Secara Statistik Perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah semua perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 – 2012. Sektor manufaktur dipilih karena sektor ini memiliki jumlah perusahaan terdaftar
yang paling banyak dibandingkan dengan sektor usaha lain. Selain itu, sektor ini merupakan sektor yang memiliki cakupan stakeholder paling luas yang meliputi
investor, kreditor, pemerintah, dan lingkungan sosial sehingga perlu melakukan pengungkapan informasi sosial. Penelitian ini berfokus pada sektor manufaktur
dikarenakan untuk menghindari risiko industri yang berbeda antara suatu sektor industri yang satu dengan yang lain.
Peneliti menggunakan metode statistik deskriptif dalam penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya
tentang kondisi perusahaan yang dianalisis. Dalam penelitian ini objek penelitian dipilih dengan metode purposive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria
yang telah ditentukan. Berdasarkan metode purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 60 perusahaan manufaktur. Penelitian ini mengunakan tema
pengungkapan social secara keseluruhan terdiri dari 78 item pada 7 tema yang diusung dalam CSR. Tabel 4.1 merupakan data statistik secara umum dari
keseluruhan data yang digunakan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation
N CSR
5,22 1,415
60 Ln_SIZE
6,03612508 ,456516644
60 ROA
,15547901 ,273929667
60 LEV
,9798 ,69444
60 UDK
4,42 1,925
60
Sumber : data yang diolah penulis, 2014 Tabel 4.1 menunjukkan nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai rata-rata setiap
variabel, yakni variabel ROA, SIZE, LEV, dan UDK. Berikut perincian data deskriptif yang telah diolah :
1. Variabel CSR memiliki nilai rata-rata sebesar 5,22 dan standar deviasi
sebesar 1,415 2.
Variabel SIZE memiliki nilai rata-rata sebesar 6,0361 dan standar deviasi sebesar 0,4565
3. Variabel ROA memiliki nilai rata-rata sebesar 0,1554 dan standar deviasi
sebesar 0,2739. 4.
Variabel LEV memiliki nilai rata-rata sebesar 0,9798 dan standar deviasi sebesar 0,6944.
5. Variabel UDK memiliki nilai rata-rata sebesar 4,42 dan standar deviasi
sebesar 1,925.
4.2 Pengujian Asumsi Klasik Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, diperlukan pengujian asumsi
klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Uji statistik yang digunakan untuk menguji apakah residual normal adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-
Smirnov K-S dengan membuat hipotesis: H0
: Data residual berdistribusi normal sig. 0,05 Ha
: Data residual tidak berdistribusi normal sig. 0,05
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N
60 Normal Parameters
a,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 1,21038922
Most Extreme Differences Absolute
,066 Positive
,054 Negative
-,066 Kolmogorov-Smirnov Z
,515 Asymp. Sig. 2-tailed
,953 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : data yang diolah penulis, 2014 Dari Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas setelah transformasi dengan
logaritma natural di atas, dapat disimpulkan bahwa data dalam model
Universitas Sumatera Utara
regresi telah terdistribusi secara normal karena nilai signifikansi residual lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0.953 yang berarti bahwa H0 diterima.
Setelah data terdistribusi secara normal, maka dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Berikut dilampirkan grafik histogram pada
Gambar 4.1 dan grafik p-plot pada Gambar 4.2 untuk data yang telah berdistribusi normal.
Gambar 4.1 Histogram
Sumber : data yang diolah penulis, 2014 Dari grafik histogram pada Gambar 4.1 diatas terlihat bahwa setelah
dilakukan transformasi data menggunakan logaritma, grafik histogram memperlihatkan pola distribusi yang normal. Cara yang digunakan untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan desain grafik. Apabila grafik histogram menunjukkan pola
Universitas Sumatera Utara
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
demikian sebaliknya.
Gambar 4.2 Grafik P-Plot
Sumber : data yang diolah penulis, 2014 Dari grafik normal probability plot pada Gambar 4.2 diatas, grafik P-P
Plot menunjukkan titik menyebar di sekitar atau mengikuti arah garis diagonal yang menunjukkan pola distribusi normal. Cara yang digunakan
untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan desain grafik. Apabila data menyebar di sekitar garis diagonal
atau mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya.
4.2.2. Uji Multikolinieritas Pengujian multikolineritas dilakukan dengan melihat 1 nilai tolerance
dan lawannya 2 VIF variance inflation factor. Nilai cut off yang
Universitas Sumatera Utara
umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolineritas adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10. Tabel 4.3 berikut
merupakan hasil uji multikolineritas.
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant -4,948
2,402 -2,060
,044 Ln_SIZE
1,679 ,425
,541 3,951
,000 ,708
1,412 ROA
,192 ,604
,037 ,317
,752 ,972
1,029 LEV
,226 ,237
,111 ,951
,346 ,981
1,020 UDK
-,049 ,100
-,067 -,492
,625 ,714
1,401
Sumber : data yang diolah penulis, 2014 Dari Hasil Uji Multikolineritas pada Tabel 4.3 di atas, dapat dilihat
bahwa nilai Tolerance 0.10 dan VIF 10. Hal ini dapat dilihat dari nilai toleransi ukuran perusahaan Ln_SIZE 0,708; return on asset
ROA sebesar 0.972; leverage LEV sebesar 0,981; dan dewan komisaris UDK sebesar 0,714 yang semuanya lebih besar dari 0.10
0.10. Nilai VIF juga tidak ada yang melebihi 10 dapat dilihat dari nilai VIF ukuran perusahaan Ln_SIZE 1,412; return on asset ROA sebesar
1,029; leverage LEV sebesar 1,020; dan dewan komisaris UDK sebesar 1,401. Nilai tolerance lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF lebih
kecil dari 10 maka tidak terjadi multikolinieritas diantara variabel independen penelitian.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi
ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur, maka terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar maka
tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik scatterplot pada Gambar 4.3 berikut ini.
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
Sumber: data yang diolah penulis, 2014 Dari gambar 4.3 Grafik Scatterplot, terlihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur,
Universitas Sumatera Utara
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi
pengaruh pengungkapan CSR pada perusahaan manufaktur dengan variabel independen ukuran perusahaan SIZE, return on asset ROA,
leverage LEV, dan ukuran dewan komisaris.
4.2.4 Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara
kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi
antara kesalahan pengganggu pada data yang tersusun, baik berupa data cross sectional dan atau time series. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti
koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan
untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin Watson DW.
Tabel 4.4 Kreteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson
Hipotesis Nol Keputusan
Jika Tidak ada autokorelasi positif
Tolak 0 d dl
Tidak ada autokorelasi positif No Decision
dl ≤ d ≤ du
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak
4- dl d 4 Tidak ada autokorelasi negatif
No Decision 4- du
≤ d ≤ 4- dl Tidak ada autokorelasi positif maupun negatif
Tidak Ditolak du d 4 - du
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Change Statistics
Durbin- Watson
R Square Change
F Change df1 df2
Sig. F Change
1 ,518
a
,269 ,215
1,254 ,269
5,050 4
55 ,002
2,232 a. Predictors: Constant, UDK, ROA, LEV, Ln_SIZE
b. Dependent Variable: CSR
Sumber : data yang diolah penulis, 2014 Tabel 4.5 di atas merupakan Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson
dengan menggunakan prograss SPSS versi 19.0. Dari hasil Uji Autokorelasi pada tabel 4.5 di atas menunjukkan nilai statistik Durbin
Watson DW sebesar 2,232. Nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikasi 5 jumlah sampel n = 60, dan
jumlah variabel independen k = 4, maka berdasarkan tabel Durbin Watson didapat nilai batas atas du sebesar 1.727 dan nilai batas bawah
dl sebesar 1.444 oleh karena itu nilai DW lebih besar dari 1.727 dan lebih kecil dari 4 – 1.727 atau dapat dinyatakan bahwa 1.727 2.232 4
– 1.727 du d 4-du. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi baik positif maupun negatif.
4.3. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara
variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada diatas 0.5 dan mendekati 1. Koefisien
determinasi R square menunjukkan seberapa variabel independen menjelaskan
Universitas Sumatera Utara
variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen
memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemapuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan
meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.6 merupakan hasil analisis korelasi dan koefisien determinasi:
Tabel 4.6 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
,518
a
,269 ,215
1,254
a. Predictors: Constant, UDK, ROA, LEV, Ln_SIZE b. Dependent Variable: CSR
Sumber : data yang diolah penulis, 2014 Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa bahwa koefisien determinasi yang
menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,269. Hal ini berarti bahwa 26,9 variasi indeks pengungkapan sosial dapat dijelaskan oleh ukuran perusahaan,
profitabilitas, leverage dan ukuran dewan komisaris perusahaan, sedangkan 73,1 indeks pengungkapan sosial dapat dijelaskan oleh variabel lain.
Nilai R = 0,518 menunjukkan bahwa koefisien korelasi sebesar 51,8. Dari nilai ini dapat disimpulkan bahwa hubungan antara ukuran perusahaan, profitabilitas,
leverage, dan ukuran dewan komisaris dengan pengungkapan CSR yang diukur dengan indeks pengungkapan sosial memiliki posisi yang cukup kuat.
Universitas Sumatera Utara
4.4. Pengujian Hipotesis Penelitian 4.4.1 Regresi Berganda
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi berganda dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel dependen
dengan variabel independen.
Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -4,948
2,402 -2,060
,044 Ln_SIZE
1,679 ,425
,541 3,951
,000 ROA
,192 ,604
,037 ,317
,752 LEV
,226 ,237
,111 ,951
,346 UDK
-,049 ,100
-,067 -,492
,625
Sumber : data yang diolah penulis, 2014 Berdasarkan hasil analisis regresi seperti tertera pada ringkasan tabel 4.7
diatas diperoleh persamaan model regresi yang distandarkan sebagai berikut:
Y= 4,948 + 1,679X
1
+ 0,192X
2
+ 0,226X
3
+ 0,049X
4
Dimana : Y = Indeks pengungkapan CSR
α0 = konstanta X1 = ukuran perusahaan Ln_SIZE
X2 = profitabilitas ROA X3 = leverage LEV
X4 = dewan komisaris UDK
Universitas Sumatera Utara
Nilai-nilai koefisien pada tabel 4.7 di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Ln_SIZE memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 1,679,
artinya apabila variabel lain bernilai konstan maka nilai Y akan berubah sebesar nilai konstanta yaitu 1,679 setiap satu satuan SIZE.
2. ROA memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,192,
artinya apabila variabel lain bernilai konstan maka nilai Y akan berubah sebesar nilai konstanta yaitu 0,192 setiap satu satuan ROA.
3. LEV memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,226
artinya apabila variabel lain bernilai konstan maka nilai Y akan berubah sebesar nilai konstanta yaitu 0,226 setiap satu satuan LEV.
4. UDK memiliki koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,049
artinya apabila variabel lain bernilai konstan maka nilai Y akan berubah sebesar nilai konstanta yaitu 0,049 setiap satu satuan UDK.
4.4.2. Uji signifikansi simultan Uji F Pengujian hipotesis secara simultan dilakukan dengan uji F. Uji stastik F
pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabelterikat. “Uji F merupakan sesuatu penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian ini
dilakukan dengan menghitung serta membandingkan F hitung dengan F tabel apakah diterima atau ditolak” Ghozali 2006: 84.
Universitas Sumatera Utara
Jika F hitung F tabel dan signifikansi 0,05 H0 diterima. Jika F hitung F tabel dan signifikansi 0,05 Ha diterima.
Tabel 4.8 Hasil Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
31,746 4
7,936 5,050
,002
a
Residual 86,437
55 1,572
Total 118,183
59 a. Predictors: Constant, UDK, ROA, LEV, Ln_SIZE
b. Dependent Variable: CSR
Sumber: data yang diolah penulis, 2014 Dari hasil uji ANOVA Analysis Of Variance pada tabel 4.8 diatas
didapat F hitung sebesar 5,05 dan F tabel 2,53. Dengan demikian F hitung F tabel 5,05 2,53. Maka Ha diterima atau Ho ditolak.
Dengan signifikansi sebesar 0,002 yang berarti lebih kecil dari 0.05 0.002 0.05. Maka Ha diterima dan H0 ditolak. Ini berarti variabel
SIZE, ROA, LEV, dan UDK secara bersama-sama atau simultan berpengaruh secara signifikan terhadap pertanggungjawaban sosial
perusahaan.
4.4.3. Uji Signifikansi Parsial Uji T Pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen yang
nyata atau signifikan dalam model regresi dapat dilihat dengan melakukan uji t T- test. “Uji stasistik t pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara
Universitas Sumatera Utara
individual menerangkan variabel independen” Ghozali 2006:84. Adapun kriteria pengujiannya yaitu:
Jika t hitung ttabel dan signifikansi 0,05 H0 diterima.
Jika t hitung ttabel dan signifikansi 0,05 Ha diterima. Tabel 4.9
Hasil Uji T
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -4,948
2,402 -2,060
,044 Ln_SIZE
1,679 ,425
,541 3,951
,000 ROA
,192 ,604
,037 ,317
,752 LEV
,226 ,237
,111 ,951
,346 UDK
-,049 ,100
-,067 -,492
,625 a. Dependent Variable: CSR
Sumber: data yang diolah penulis, 2014 Berdasarkan hasil pengujian secara parsial dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengaruh ukuran perusahaan SIZE terhadap pertanggungjawaban
sosial perusahaan menggunakan SPSS diperoleh t hitung sebesar 3,951 dan t tabel 2,0003 dengan p value 0,0000 karena t hitung t
tabel 3,951 2,0003 dan nilai P value 0,0000 0,05 dapat disimpulkan bahwa Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada
pengaruh ukuran perusahaan terhadap pertanggungjawaban sosial perusahaan.
2. Pengaruh kemampulabaan ROA terhadap pertanggungjawaban
sosial perusahaan menggunakan SPSS diperoleh t hitung sebesar 0,317 dan t tabel 2,0003 dengan p value 0,752 karena t hitung t tabel
0,317 2,0003 dan nilai P value 0,752 0,05 dapat disimpulkan
Universitas Sumatera Utara
bahwa H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh ROA terhadap pertanggungjawaban sosial perusahaan.
3. Pengaruh leverage LEV terhadap pertanggungjawaban sosial
perusahaan menggunakan SPSS diperoleh t hitung sebesar 0,951 dan t tabel 2,0003 dengan p value 0,346 karena t hitung t tabel 0,951
2.042 dan nilai P value 0,346 0,05 dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh LEV
terhadap pertanggungjawaban sosial perusahaan. 4.
Pengaruh dewan komisaris UDK terhadap pertanggungjawaban sosial perusahaan menggunakan SPSS diperoleh t hitung sebesar
0,492 dan t tabel 2,0003 dengan p value 0,625 karena t hitung t tabel 0,492 2.042 dan nilai P value 0,625 0,05 dapat disimpulkan
bahwa H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh UDK terhadap pertanggungjawaban sosial perusahaan.
Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Penelitian
No. Variabel Independen Variabel Dependen
Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial CSR
1 SIZE
√ 2
ROA X
3 LEV
X 4
UDK X
5 SIZE, ROA, LEV,
UDK simultan √
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk menguji faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang ukuran
perusahaan, kemampulabaan, leverage, dan ukuran dewan komisaris. Untuk menentukan perusahaan melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial atau
tidak melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial digunakan indeks pengungkapan. Dan perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
sebesar 131 perusahaan dalam penelitian selama tahun 2010 – 2012. Dari hasil penelitian ini diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara parsial, ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap
pengungkapan pertanggungjawaban sosial ini berarti variabel SIZE memberikan informasi yang bermanfaat untuk memprediksi luasnya
pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan, dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,0000 0,053 dan nilai t hitung t tabel 3,951
2,0003. Ini berarti besar kecilnya nilai SIZE mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan. Hasil ini
sama dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Heckston dan Milne 1996 yang menyatakan bahwa secara parsial SIZE
berpengaruh terhadap pengungkapan pertangggungjawabn sosial perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2. Secara parsial, profitabilitas ROA tidak memiliki pengaruh terhadap
pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan, dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,752 0,05 dan t hitung t tabel 0,317 2,0003 . Ini
berarti besar kecilnya nilai ROA tidak berpengaruh terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan. Hasil ini berbeda
dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Bowman dan Haire 1976 yang menyatakan bahwa secara parsial ROA berpengaruh
terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan. Hasil ini sama dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh
Belkaoui dan Karpik 1989 yang menyatakan bahwa secara parsial ROA tidak berpengaruh terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial
perusahaan. 3.
Secara parsial, leverage LEV tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan, dapat dilihat dari
nilai signifikansi 0,346 0,05 dan t hitung t tabel 0,951 2.042. Ini berarti besar kecilnya nilai LEV tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
pertanggungjawaban sosial perusahaan. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Scott 2000 yang
menyatakan bahwa secara parsial LEV berpengaruh terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan. Hasil ini sama
dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Belkaoui dan Karpik 1989 yang menyatakan bahwa secara parsial LEV tidak
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan.
4. Secara parsial, dewan komisaris UDK tidak memiliki pengaruh terhadap
pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan, dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,625 0,05 dan t hitung t tabel 0,492 2.042 . Ini
berarti besar kecilnya nilai UDK tidak berpengaruh terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan. Hasil ini berbeda
dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Beasly 2001 yang menyatakan bahwa secara parsial UDK berpengaruh terhadap
pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan. 5.
Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan SIZE, ROA, LEV, dan UDK memiliki pengaruh terhadap pertanggungjawaban sosial dimana
hasil uji ANOVA Analysis of Variance pada tabel 4.8 di atas didapat F hitung F tabel 5,05 2,53. Ini berarti variabel-variabel independen
tersebut mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan khususnya pada perusahaan
manufaktur yang terrdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5.2. Keterbatasan Penelitian