signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R2 pada
saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen
ditambahkan ke dalam model.
3.6.2 Pengujian Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis merupakan proses pembuatan keputusan yang menggunakan estimasi statistik sampel terhadap parameter populasinya.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis regresi berganda, uji signifikan t-test serta uji signifikan f-test.
a. Regresi berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan ukuran dewan komisaris. Sedangkan
variabel dependennya adalah indeks pengungkapan CSR. Adapun persamaan untuk menguji hipotesis secara keseluruhan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut : Y
= a +
β₁X₁ + β₂X₂ + β
3
X
3
+ Β
4
X
4
+ ε
t
Keterangan : Y
: Indeks pengungkapan CSR α0
: Konstanta
Universitas Sumatera Utara
X1 : Ukuran perusahaan
X2 : Profitabilitas
X3 : Laverage
X4 : Ukuran dewan komisaris
β1...β4 : Koefisien X1...X4 εt
: Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian
Analasis regresi berganda didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut:
- Ada hubungan yang bersifat linier antara variabel terikat dengan
variabel bebasnya -
Variabel terikat bersifat kontinu atau berskala rasio atau nisbah -
Keragaman atau residu untuk semua nilai Y yang bersifat konstan dan menyebar secara normal
- Pengamatan yang bersifat berurutan terhadap variabel bebas
tidak berkorelasi b. Uji signifikansi simultan Uji F
Menurut Ghozali
2005 uji
stastistik F
pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap
variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05
α=5. Ketentuan peneriman atau penolakan hipotesis adalah sebagi berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Jika nilai signifikan 0,05 maka hipotesis ditolak koefisien regresi tidak signifikan. Ini berarti bahwa secara simultan
keempat variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima
koefisien regresi signifikan. Ini berarti secara simultan keempat
variabel independen tersebut
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
c. Uji signifikansi parsial t-test Menurut
Ghozali 2005
uji stastistik
t pada
dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual
dalam menerangkan variabel
dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level
0,05 α=5. Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan
dengan kriteria sebagai berikut : 1.
Jika nilai signifikan 0,05 maka hipotesis ditolak koefisien regresi tidak signifikan. Ini berarti bahwa
secara parsial
variabel independen
tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen. 2. Jika nilai signifikan
≤ 0,05 maka hipotesis diterima koefisien regresi signifikan. Ini berarti secara parsial
variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Data Secara Statistik Perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah semua perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 – 2012. Sektor manufaktur dipilih karena sektor ini memiliki jumlah perusahaan terdaftar
yang paling banyak dibandingkan dengan sektor usaha lain. Selain itu, sektor ini merupakan sektor yang memiliki cakupan stakeholder paling luas yang meliputi
investor, kreditor, pemerintah, dan lingkungan sosial sehingga perlu melakukan pengungkapan informasi sosial. Penelitian ini berfokus pada sektor manufaktur
dikarenakan untuk menghindari risiko industri yang berbeda antara suatu sektor industri yang satu dengan yang lain.
Peneliti menggunakan metode statistik deskriptif dalam penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya
tentang kondisi perusahaan yang dianalisis. Dalam penelitian ini objek penelitian dipilih dengan metode purposive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria
yang telah ditentukan. Berdasarkan metode purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 60 perusahaan manufaktur. Penelitian ini mengunakan tema
pengungkapan social secara keseluruhan terdiri dari 78 item pada 7 tema yang diusung dalam CSR. Tabel 4.1 merupakan data statistik secara umum dari
keseluruhan data yang digunakan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation
N CSR
5,22 1,415
60 Ln_SIZE
6,03612508 ,456516644
60 ROA
,15547901 ,273929667
60 LEV
,9798 ,69444
60 UDK
4,42 1,925
60
Sumber : data yang diolah penulis, 2014 Tabel 4.1 menunjukkan nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai rata-rata setiap
variabel, yakni variabel ROA, SIZE, LEV, dan UDK. Berikut perincian data deskriptif yang telah diolah :
1. Variabel CSR memiliki nilai rata-rata sebesar 5,22 dan standar deviasi
sebesar 1,415 2.
Variabel SIZE memiliki nilai rata-rata sebesar 6,0361 dan standar deviasi sebesar 0,4565
3. Variabel ROA memiliki nilai rata-rata sebesar 0,1554 dan standar deviasi
sebesar 0,2739. 4.
Variabel LEV memiliki nilai rata-rata sebesar 0,9798 dan standar deviasi sebesar 0,6944.
5. Variabel UDK memiliki nilai rata-rata sebesar 4,42 dan standar deviasi
sebesar 1,925.
4.2 Pengujian Asumsi Klasik Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, diperlukan pengujian asumsi
klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Uji statistik yang digunakan untuk menguji apakah residual normal adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-
Smirnov K-S dengan membuat hipotesis: H0
: Data residual berdistribusi normal sig. 0,05 Ha
: Data residual tidak berdistribusi normal sig. 0,05
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N
60 Normal Parameters
a,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 1,21038922
Most Extreme Differences Absolute
,066 Positive
,054 Negative
-,066 Kolmogorov-Smirnov Z
,515 Asymp. Sig. 2-tailed
,953 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : data yang diolah penulis, 2014 Dari Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas setelah transformasi dengan
logaritma natural di atas, dapat disimpulkan bahwa data dalam model
Universitas Sumatera Utara
regresi telah terdistribusi secara normal karena nilai signifikansi residual lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0.953 yang berarti bahwa H0 diterima.
Setelah data terdistribusi secara normal, maka dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Berikut dilampirkan grafik histogram pada
Gambar 4.1 dan grafik p-plot pada Gambar 4.2 untuk data yang telah berdistribusi normal.
Gambar 4.1 Histogram
Sumber : data yang diolah penulis, 2014 Dari grafik histogram pada Gambar 4.1 diatas terlihat bahwa setelah
dilakukan transformasi data menggunakan logaritma, grafik histogram memperlihatkan pola distribusi yang normal. Cara yang digunakan untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan desain grafik. Apabila grafik histogram menunjukkan pola
Universitas Sumatera Utara
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
demikian sebaliknya.
Gambar 4.2 Grafik P-Plot
Sumber : data yang diolah penulis, 2014 Dari grafik normal probability plot pada Gambar 4.2 diatas, grafik P-P
Plot menunjukkan titik menyebar di sekitar atau mengikuti arah garis diagonal yang menunjukkan pola distribusi normal. Cara yang digunakan
untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan desain grafik. Apabila data menyebar di sekitar garis diagonal
atau mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya.
4.2.2. Uji Multikolinieritas Pengujian multikolineritas dilakukan dengan melihat 1 nilai tolerance
dan lawannya 2 VIF variance inflation factor. Nilai cut off yang
Universitas Sumatera Utara
umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolineritas adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10. Tabel 4.3 berikut
merupakan hasil uji multikolineritas.
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant -4,948
2,402 -2,060
,044 Ln_SIZE
1,679 ,425
,541 3,951
,000 ,708
1,412 ROA
,192 ,604
,037 ,317
,752 ,972
1,029 LEV
,226 ,237
,111 ,951
,346 ,981
1,020 UDK
-,049 ,100
-,067 -,492
,625 ,714
1,401
Sumber : data yang diolah penulis, 2014 Dari Hasil Uji Multikolineritas pada Tabel 4.3 di atas, dapat dilihat
bahwa nilai Tolerance 0.10 dan VIF 10. Hal ini dapat dilihat dari nilai toleransi ukuran perusahaan Ln_SIZE 0,708; return on asset
ROA sebesar 0.972; leverage LEV sebesar 0,981; dan dewan komisaris UDK sebesar 0,714 yang semuanya lebih besar dari 0.10
0.10. Nilai VIF juga tidak ada yang melebihi 10 dapat dilihat dari nilai VIF ukuran perusahaan Ln_SIZE 1,412; return on asset ROA sebesar
1,029; leverage LEV sebesar 1,020; dan dewan komisaris UDK sebesar 1,401. Nilai tolerance lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF lebih
kecil dari 10 maka tidak terjadi multikolinieritas diantara variabel independen penelitian.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi
ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur, maka terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar maka
tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik scatterplot pada Gambar 4.3 berikut ini.
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
Sumber: data yang diolah penulis, 2014 Dari gambar 4.3 Grafik Scatterplot, terlihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur,
Universitas Sumatera Utara
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi
pengaruh pengungkapan CSR pada perusahaan manufaktur dengan variabel independen ukuran perusahaan SIZE, return on asset ROA,
leverage LEV, dan ukuran dewan komisaris.
4.2.4 Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara
kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi
antara kesalahan pengganggu pada data yang tersusun, baik berupa data cross sectional dan atau time series. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti
koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan
untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin Watson DW.
Tabel 4.4 Kreteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson
Hipotesis Nol Keputusan
Jika Tidak ada autokorelasi positif
Tolak 0 d dl
Tidak ada autokorelasi positif No Decision
dl ≤ d ≤ du
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak
4- dl d 4 Tidak ada autokorelasi negatif
No Decision 4- du
≤ d ≤ 4- dl Tidak ada autokorelasi positif maupun negatif
Tidak Ditolak du d 4 - du
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Change Statistics
Durbin- Watson
R Square Change
F Change df1 df2
Sig. F Change
1 ,518
a
,269 ,215
1,254 ,269
5,050 4
55 ,002
2,232 a. Predictors: Constant, UDK, ROA, LEV, Ln_SIZE
b. Dependent Variable: CSR
Sumber : data yang diolah penulis, 2014 Tabel 4.5 di atas merupakan Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson
dengan menggunakan prograss SPSS versi 19.0. Dari hasil Uji Autokorelasi pada tabel 4.5 di atas menunjukkan nilai statistik Durbin
Watson DW sebesar 2,232. Nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikasi 5 jumlah sampel n = 60, dan
jumlah variabel independen k = 4, maka berdasarkan tabel Durbin Watson didapat nilai batas atas du sebesar 1.727 dan nilai batas bawah
dl sebesar 1.444 oleh karena itu nilai DW lebih besar dari 1.727 dan lebih kecil dari 4 – 1.727 atau dapat dinyatakan bahwa 1.727 2.232 4
– 1.727 du d 4-du. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi baik positif maupun negatif.
4.3. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara
variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada diatas 0.5 dan mendekati 1. Koefisien
determinasi R square menunjukkan seberapa variabel independen menjelaskan
Universitas Sumatera Utara
variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen
memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemapuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan
meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.6 merupakan hasil analisis korelasi dan koefisien determinasi:
Tabel 4.6 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
,518
a
,269 ,215
1,254
a. Predictors: Constant, UDK, ROA, LEV, Ln_SIZE b. Dependent Variable: CSR
Sumber : data yang diolah penulis, 2014 Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa bahwa koefisien determinasi yang
menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,269. Hal ini berarti bahwa 26,9 variasi indeks pengungkapan sosial dapat dijelaskan oleh ukuran perusahaan,
profitabilitas, leverage dan ukuran dewan komisaris perusahaan, sedangkan 73,1 indeks pengungkapan sosial dapat dijelaskan oleh variabel lain.
Nilai R = 0,518 menunjukkan bahwa koefisien korelasi sebesar 51,8. Dari nilai ini dapat disimpulkan bahwa hubungan antara ukuran perusahaan, profitabilitas,
leverage, dan ukuran dewan komisaris dengan pengungkapan CSR yang diukur dengan indeks pengungkapan sosial memiliki posisi yang cukup kuat.
Universitas Sumatera Utara
4.4. Pengujian Hipotesis Penelitian 4.4.1 Regresi Berganda
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi berganda dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel dependen
dengan variabel independen.
Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -4,948
2,402 -2,060
,044 Ln_SIZE
1,679 ,425
,541 3,951
,000 ROA
,192 ,604
,037 ,317
,752 LEV
,226 ,237
,111 ,951
,346 UDK
-,049 ,100
-,067 -,492
,625
Sumber : data yang diolah penulis, 2014 Berdasarkan hasil analisis regresi seperti tertera pada ringkasan tabel 4.7
diatas diperoleh persamaan model regresi yang distandarkan sebagai berikut:
Y= 4,948 + 1,679X
1
+ 0,192X
2
+ 0,226X
3
+ 0,049X
4
Dimana : Y = Indeks pengungkapan CSR
α0 = konstanta X1 = ukuran perusahaan Ln_SIZE
X2 = profitabilitas ROA X3 = leverage LEV
X4 = dewan komisaris UDK
Universitas Sumatera Utara
Nilai-nilai koefisien pada tabel 4.7 di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Ln_SIZE memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 1,679,
artinya apabila variabel lain bernilai konstan maka nilai Y akan berubah sebesar nilai konstanta yaitu 1,679 setiap satu satuan SIZE.
2. ROA memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,192,
artinya apabila variabel lain bernilai konstan maka nilai Y akan berubah sebesar nilai konstanta yaitu 0,192 setiap satu satuan ROA.
3. LEV memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,226
artinya apabila variabel lain bernilai konstan maka nilai Y akan berubah sebesar nilai konstanta yaitu 0,226 setiap satu satuan LEV.
4. UDK memiliki koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,049
artinya apabila variabel lain bernilai konstan maka nilai Y akan berubah sebesar nilai konstanta yaitu 0,049 setiap satu satuan UDK.
4.4.2. Uji signifikansi simultan Uji F Pengujian hipotesis secara simultan dilakukan dengan uji F. Uji stastik F
pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabelterikat. “Uji F merupakan sesuatu penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian ini
dilakukan dengan menghitung serta membandingkan F hitung dengan F tabel apakah diterima atau ditolak” Ghozali 2006: 84.
Universitas Sumatera Utara
Jika F hitung F tabel dan signifikansi 0,05 H0 diterima. Jika F hitung F tabel dan signifikansi 0,05 Ha diterima.
Tabel 4.8 Hasil Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
31,746 4
7,936 5,050
,002
a
Residual 86,437
55 1,572
Total 118,183
59 a. Predictors: Constant, UDK, ROA, LEV, Ln_SIZE
b. Dependent Variable: CSR
Sumber: data yang diolah penulis, 2014 Dari hasil uji ANOVA Analysis Of Variance pada tabel 4.8 diatas
didapat F hitung sebesar 5,05 dan F tabel 2,53. Dengan demikian F hitung F tabel 5,05 2,53. Maka Ha diterima atau Ho ditolak.
Dengan signifikansi sebesar 0,002 yang berarti lebih kecil dari 0.05 0.002 0.05. Maka Ha diterima dan H0 ditolak. Ini berarti variabel
SIZE, ROA, LEV, dan UDK secara bersama-sama atau simultan berpengaruh secara signifikan terhadap pertanggungjawaban sosial
perusahaan.
4.4.3. Uji Signifikansi Parsial Uji T Pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen yang
nyata atau signifikan dalam model regresi dapat dilihat dengan melakukan uji t T- test. “Uji stasistik t pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara
Universitas Sumatera Utara
individual menerangkan variabel independen” Ghozali 2006:84. Adapun kriteria pengujiannya yaitu:
Jika t hitung ttabel dan signifikansi 0,05 H0 diterima.
Jika t hitung ttabel dan signifikansi 0,05 Ha diterima. Tabel 4.9
Hasil Uji T
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -4,948
2,402 -2,060
,044 Ln_SIZE
1,679 ,425
,541 3,951
,000 ROA
,192 ,604
,037 ,317
,752 LEV
,226 ,237
,111 ,951
,346 UDK
-,049 ,100
-,067 -,492
,625 a. Dependent Variable: CSR
Sumber: data yang diolah penulis, 2014 Berdasarkan hasil pengujian secara parsial dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengaruh ukuran perusahaan SIZE terhadap pertanggungjawaban
sosial perusahaan menggunakan SPSS diperoleh t hitung sebesar 3,951 dan t tabel 2,0003 dengan p value 0,0000 karena t hitung t
tabel 3,951 2,0003 dan nilai P value 0,0000 0,05 dapat disimpulkan bahwa Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada
pengaruh ukuran perusahaan terhadap pertanggungjawaban sosial perusahaan.
2. Pengaruh kemampulabaan ROA terhadap pertanggungjawaban
sosial perusahaan menggunakan SPSS diperoleh t hitung sebesar 0,317 dan t tabel 2,0003 dengan p value 0,752 karena t hitung t tabel
0,317 2,0003 dan nilai P value 0,752 0,05 dapat disimpulkan
Universitas Sumatera Utara
bahwa H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh ROA terhadap pertanggungjawaban sosial perusahaan.
3. Pengaruh leverage LEV terhadap pertanggungjawaban sosial
perusahaan menggunakan SPSS diperoleh t hitung sebesar 0,951 dan t tabel 2,0003 dengan p value 0,346 karena t hitung t tabel 0,951
2.042 dan nilai P value 0,346 0,05 dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh LEV
terhadap pertanggungjawaban sosial perusahaan. 4.
Pengaruh dewan komisaris UDK terhadap pertanggungjawaban sosial perusahaan menggunakan SPSS diperoleh t hitung sebesar
0,492 dan t tabel 2,0003 dengan p value 0,625 karena t hitung t tabel 0,492 2.042 dan nilai P value 0,625 0,05 dapat disimpulkan
bahwa H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh UDK terhadap pertanggungjawaban sosial perusahaan.
Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Penelitian
No. Variabel Independen Variabel Dependen
Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial CSR
1 SIZE
√ 2
ROA X
3 LEV
X 4
UDK X
5 SIZE, ROA, LEV,
UDK simultan √
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan