Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Global Positioning System
GPS, bor tanah, ring sampel tanah, meteran, pita ukur, turbidimeter, kantong plastik, plastik kiloan, kertas label, karet gelang, parang, cutter, botol
plastik, sekop semen, broti, kamera digital dan perangkat komputer. Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah contoh tanah, contoh air, peta administrasi,
peta tanah, peta geologi, peta kemiringankelerengan, peta penutupan dan penggunaan lahan, dan data sekunder curah hujan selama 10 tahun terakhir.
Prosedur Penelitian
Prosedur untuk tingkat bahaya erosi dan sedimentasi dapat dirinci menjadi empat tahap yaitu:
1. Tahap persiapan penelitian
2. Tahap pelaksanaan penelitian di lapangan
3. Tahap analisis tingkat bahaya erosi dan sedimentasi
4. Analisis spasial
1. Tahap persiapan penelitian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini berupa telaah pustaka, pengumpulan data sekunder berupa data curah hujan, peta-peta yang dibutuhkan
yaitu peta penutupan dan penggunaan lahan, peta administrasi, peta solum, peta tanah, peta kemiringankelerengan, peta morfologi, dan peta geologi yang
diperoleh dari BPDAS Wampu Sei Ular Medan, data curah hujan di beberapa
Universitas Sumatera Utara
stasiun selama 10 tahun terakhir yang diperoleh dari BMKG, serta persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Penentuan satuan lahan Satuan lahan ditentukan dengan menumpangtindihkan overlay berbagai
parameter lahan yang dapat dipetakan. Pada pendekatan sekarang, satuan lahan didefinisikan sebagai area homogen dalam beberapa parameter fisik lahan yang
dapat diidentifikasikan langsung di lapangan. Parameter yang dipilih dalam penelitian ini ialah jenis tanah, kemiringan lereng, penggunaan lahan, dan
penutupan lahan. Bila salah satu parameter berubah maka satuan lahan akan berubah pula. Peta satuan lahan yang dihasilkan dapat digunakan sebagai peta
acuan dasar dalam pembuatan peta tingkat bahaya erosi dan sedimentasi.
2. Tahap pelaksanaan penelitian di lapangan
Kegiatan pada tahap ini berupa pengumpulan data primer yang meliputi parameter fisik yang dapat diukur di lapangan yaitu kedalaman tanah, kecepatan
aliran air, kekeruhan air sungai, luas dan bentuk penampang dasar sungai. Pengambilan sampel tanah untuk dianalisis di laboratorium berupa tekstur lapisan
tanah, permeabilitas, bahan organik, bulk density, dan struktur tanah. Pengambilan sampel air sungai untuk dianalisis konsentrasi sedimen melayang atau muatan
layang suspended load. Sampel tanah
Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan metode acak. Sampel tanah diambil harus representatif atau mewakili sehingga analisis yang dilakukan
terhadap contoh tanah tersebut mampu memberikan gambaran sifat tanah di
Universitas Sumatera Utara
lapangan sebenarnya. Agar contoh representatif, maka contoh tanah diambil dengan metode zig-zag, dimana setiap titik diambil kira-kira 1-2 kg
Muklis, 2007. Pengambilan sampel tanah dilakukan dalam dua bentuk, yaitu tanah utuh tanah tidak terganggu dengan menggunakan ring sampel dan tanah
biasa tanah terganggu dengan menggunakan bor tanah. Contoh tanah terganggu diambil untuk analisis tekstur dan bahan organik tanah. Cara pengambilan sampel
tanah terganggu dengan menggunakan bor tanah. Contoh tanah tidak terganggu diambil untuk analisis sifat fisika tanah yaitu permeabilitas, kerapatan isi bulk
density , dan struktur tanah.
Teknik pengambilan sampel tanah tidak terganggu: -
Menentukan titik pengambilan sampel. -
Membersihkan permukaan tanah dari rumput atau serasah. -
Meletakkan ring sampel kemudian tekan hingga seluruh bagian ring masuk ke dalam tanah.
- Mengangkat ring sampel tanpa merusak sampel tanpa merusak sampel.
Teknik pengambilan sampel tanah terganggu: -
Menentukan titik pengambilan sampel. -
Membersihkan permukaan tanah dari rumput atau serasah. -
Tanah dibor menggunakan bor tanah sampai kedalaman 20 hingga 30 cm sebanyak tiga lubang, lalu dikompositkan dan diambil sebanyak 1 kg.
Untuk memperoleh kedalaman efektif tanah, dilakukan pemboran hingga mencapai batuan dengan menggunakan bor tanah.
Sampel air
Universitas Sumatera Utara
Pengambilan sampel air dimaksudkan untuk pengukuran uji konsentrasi sedimensedimen melayang yang terbawa oleh aliran sungai di DAS Besitang.
Sampel air diambil menggunakan botol pada tiga titik, yaitu bagian tepi kiri, tepi kanan, dan bagian tengah sungai. Kemudian dilakukan pengujian tingkat
kekeruhan air menggunakan alat turbidimeter. Sebagai data penunjang, dilakukan juga pengukuran kecepatan arus sungai menggunakan current meter dan luas
penampang basah.
3. Tahap analisis tingkat bahaya erosi dan sedimentasi