12
BAB II LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS
2.1. Komitmen Organisasi
Ketika perusahaan menawarkan pekerjaan dan pelamar kerja menerima tawaran tersebut, pelamar kerja tersebut telah menjadi bagian dari perusahaan.
Dengan menjadi bagian dari perusahaan, karyawan dididik untuk berkomitmen pada tujuan perusahaan. Ada banyak alasan mengapa sebuah organisasi harus
berusaha meningkatkan komitmen organisasi para karyawannya. Sebagai contoh banyak penelitian menemukan bahwa semakin karyawan berkomitmen kepada
perusahaan, karyawan tersebut akan berusaha lebih baik dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Selain itu, karyawan yang berkomitmen juga akan meningkatkan
produktivitas para
karyawan karena
karyawan merasa
menyatu dengan
perusahaan dan bekerja untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya rasa menyatu dengan perusahaan, karyawan tidak berpikir untuk meninggalkan
perusahaan sehingga
dikatakan komitmen
organisasi yang
tinggi akan
menurunkan keinginan untuk pindah para karyawan Richard M. Steers dan Lyman W. Porter, 1991 : 290.
2.1.1. Pengertian komitmen organisasi
Komitmen organisasi sering dikaitkan dengan keadaan dimana seorang karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk
mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut. Berikut ini adalah
beberapa definisi komitmen organisasi menurut para ahli Sopiah, 2008 : 155- 157 :
1. Robbins Komitmen organisasional adalah suatu sikap merefleksikan perasaan suka atau
tidak suka dari karyawan terhadap organisasi. 2. Mowday
Komitmen organisasi merupakan dimensi perilaku penting yang dapat digunakan untuk menilai kecenderungan karyawan untuk bertahan sebagai
anggota organisasi.
Komitmen organisasi
merupakan identifikasi
dan keterlibatan seseorang yang relatif kuat terhadap organisasi. Komitmen
organisasional adalah keinginan angota organisasi untuk tetap mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi dan bersedia berusaha keras bagi pencapaian
tujuan organisasi. 3. Steers dan Porter
Suatu bentuk komitmen yang muncul bukan hanya bersifat loyalitas yang pasif, tetapi juga melibatkan hubungan yang aktif dengan organisasi kerja yang
memiliki tujuan memberikan segala usaha demi keberhasilan organisasi yang bersangkutan.
4. Newstroom Komitmen organisasi ditandai oleh tiga hal, yaitu :
- Adanya rasa percaya yang kuat dan penerimaan seseorang terhadap tujuan
dan nilai-nilai organisasi.
- Adanya keinginan seseorang untuk melakukan usaha secara sungguh-
sungguh demi organisasi -
Adanya hasrat yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan dalam suatu organisasi
2.1.2. Dimensi komitmen organisasi
Dimensi komitmen organisasi yang paling sering digunakan oleh para peneliti adalah dimensi komitmen organisasi menurut Meyer, Allen dan Smith
dalam Jerald Greenberg dan Robert A. Baron 2008 yaitu : 1. Komitmen afektif Affective commitment
Komitmen ini mengacu pada hubungan emosional anggota terhadap organisasi. Orang-orang ingin terus bekerja untuk organisasi tersebut karena mereka
sependapat dengan tujuan dan nilai dalam organisasi tersebut. Orang-orang dengan tingkat komitmen afektif yang tinggi memiliki keinginan untuk tetap
berada di organisasi karena mereka mendukung tujuan dari organisasi tersebut dan bersedia membantu untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Komitmen berkelanjutan Continuance commitment Komitmen ini mengacu pada keinginan karyawan untuk tetap tinggal di
organisasi tersebut karena adanya perhitungan atau analisis tentang untung dan rugi dimana nilai ekonomi yang dirasa dari bertahan dalam suatu organisasi
dibandingkan dengan meninggalkan organisasi tersebut. Semakin lama karyawan tinggal dengan organisasi mereka, semakin mereka takut kehilangan
apa yang telah mereka investasikan di dalam organisasi selama ini.
3.
Komitmen normatif Normative commitment Komitmen ini mengacu pada perasaan karyawan dimana mereka diwajibkan
untuk tetap berada di organisasinya karena adanya tekanan dari yang lain. Karyawan yang memiliki tingkat komitmen normatif yang tinggi akan sangat
memperhatikan apa yang dikatakan orang lain tentang mereka jika mereka meninggalkan organisasi tersebut. Mereka tidak ingin mengecewakan atasan
mereka dan khawatir jika rekan kerja mereka berpikir buruk terhadap mereka karena pengunduran diri tersebut.
Affective commitment memiliki hubungan yang lebih erat dengan hasil-
hasil organisasi seperti kinerja dan perputaran karyawan bila dibandingkan dengan dua dimensi komitmen lain. Suatu penelitian menemukan bahwa affective
commitment adalah pemprediksi berbagai hasil persepsi karakteristik tugas,
kepuasan karier, niat untuk pindah dalam 72 kasus, dibandingkan dengan hanya 36 untuk normative commitment dan 7 untuk continuance
commitment. Hasil yang lemah untuk continuance commitment adalah masuk akal
karena jika dibandingkan dengan kesetiaan affective commitment atau kewajiban normative commitment, continuance commitment mendeskripsikan seorang
karyawan yang terikat dengan seorang pemberi kerja hanya karena tidak ada hal lain yang lebih baik Robbins, 2008 : 103. Sebuah penelitian menarik dari
Randall, Fedor, dan Longenecker 1990 yang menelliti karyawan pada sebuah perusahaan manufaktur. Mereka menemukan bahwa organisasi komitmen tidak
berpengaruh terhadap keinginan untuk pindah.
3.2.3. Faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi