Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN strategy to develop the professionalism of the Islamic Education’s teacher in SD Muhammadiyah 1 Blora year 2015.

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kepala sekolah memiliki peran yang sangat strategis dalam menentukan maju mundurnya sebuah lembaga pendidikan. Oleh karena itu, kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa peningkatan profesionalisme pada level satuan pendidikan merupakan tanggungjawab langsung dari kepala sekolah sebagai pemimpin dan manajer sekolah. Karena itu, organisasi penjaminan profesionalisme pendidik pada satuan pendidikan berada langsung di bawah tanggungjawab kepala sekolah. 1 Dengan demikian jelas bahwa peningkatan profesionalisme pendidikan di sekolah, termasuk profesionalisme guru merupakan tanggungjawab langsung dari kepala sekolah. Kepala sekolah adalah personel sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh pengelolaan atau manajerila sekolah. Sedangkan menurut Wahjosumidjo kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memipin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses 1 Tim Depag RI, Standar Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Depag RI, 2004, hlm. 94. 1 2 belajar mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. 2 Terkait sekolah sebagai organisasai corporate, maka agar dapat berkembang dan berdaya saing, maka diperlukan manajemen strategi organisasi. Staretgi organisasi corporate strategy tersebut dirumuskan sesuai misi, tujuan, nilai-nilai dan inisiatif-inisiati strategi yang baru. 3 Langkah- langkah yang ditempuh dalam penyusunan strategi tersebut menggunakan prinsip manajemen strategi, meliputi; strategy formulation, strategy implementation, dan strategy evaluation. 4 Kenyataannya, masih banyak kepala sekolah dalam menetapkan program peningkatan profesionalisme guru tidak mengunakan strategy formulation, strategy implementation, dan strategy evaluation. Sehingga program-program peningkatan profesionalisme guru tidak sesuai dengan visi, misi dan tujuan sekolah. Tetapi di SD Muhammadiyah 1 Blora. terkait tentang strategi peningkatan profesionalisme guru agama Islam sudah direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi bersama-sama antara sekolah, persyarikatan Muhammadiyah dan guru agama Islam itu sendiri. Langkah-langkah strategi yang ditempuh meliputi, strategi formulasi. Perencanaan yang ditempuh meliputi penyusunan strategi program program strategy, strategi pendukung sumber daya resource support strategy dan strategi kelembagaan 2 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2005, hlm. 83 3 David J. Hunger dan Wheelen Thomas L, Manajemen Strategis. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2003, hlm. 11-12 4 Akdon, Strategic Management for Educational Management Manajemen Strategik untuk Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2007, Cet. 2, hlm. 79 3 institutional strategy. 5 Sedangkan strategi implementasi langkah yang ditempuh kepala sekolah SD Muhammadiyah 1 Blora dengan menyusun RAPBS dan membuat skala prioritas program sesuai alokasi sumber daya serta fakor penunjang yang diperlukan dalam mencapai keberhasilan. Dan strategi evaluasi didasarkan pada tujuan, sasaran dan dampak program terhadap guru agama yang ditetapkan sekolah dalam peningkatan profesionalisme guru. Peningkatan profesionalisme guru, mencakup tentang terlaksananya pemetaan kebutuhan guru, pengajuan kebutuhan guru, penugasan guru, penilaian guru, pembinaan dan pengembangan guru serta pelaporan guru di sekolah. 6 Sedangkan menurut Mulyasa, peningkatan kemampuan profesional guru bukan hanya sekedar pembinaan yang bersifat aspek-aspek administratif kepegawaian tetapi harus lebih kepada peningkatan kemampuan profesionalannya dan komitmen sebagai pendidik. 7 Berkaitan dengan pengembangan profesionalisme guru, Pemerintah telah mengeluarkan acuan dan pedoman dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 1 ayat 1 memberikan pengertian bahwa: Standar Nasional Pendidikan SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Standar Nasional Pendidikan tersebut meliputi : standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar 5 David J. Hunger dan Wheelen Thomas L, Manajemen …, hlm. 11-12 6 Ibid, hlm. 95 7 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007, hlm. 13 4 penilaian pendidikan. 8 Standar Nasional Pendidikan tenaga pendidik minimal harus memiliki kualifikasi akademik yang dikeluarkan oleh lembaga pendidikan LPTK dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik profesi guru sebagaimana dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005, PP 74 Tahun 2008 dan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007, yaitu berpendidikan akademik S-1 atau D-IV dan telah lulus uji kompetensi melalui proses sertifikasi. Setelah dinyatakan layak akan mendapatkan sertifikat pendidik sebagai bukti pengakuan profesionalitas guru. Standar kompetensinya ada 4 empat macam, yaitu 1 kompetensi pedagogik 2 kompetensi profesional, 3 kompetensi sosial, dan 4 kompetensi kepribadian. 9 Jadi profesi guru memerlukan keahlian dan keterampilan tertentu, di mana keahlian dan keterampilan tersebut di dapat dari suatu pendidikan atau pelatihan khusus kependidikan. Realitanya masih banyak guru agama Islam yang telah memenuhi kualifikasi dan tersertifikasi pendidik, namun kompetensi yang dimiliki masih jauh dari harapan untuk mampu menghasilkan anak didik yang memiliki kemampuan integratif antara kognitif, afektif dan psikomotorik. Kondisi tersebut juga terjadi di SD Muhammadiyah 1 Blora, dimana banyak guru PAI yang telah memenuhi kualifikasi dan tersertifikasi pendidik, namun 8 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bandung: Citra Umbara, 2010, hlm. 6 9 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 …, hlm. 21 5 kemampuan kompetensi pedagogik dan professional masih sangat rendah. Contoh masih kurangnya pemahaman karakteristik peserta didik dari aspek sosial, kultural, dan intelektual, belum maksimalnya pemanfaatan media dan sumber belajar karena terbatasnya media belajar yang ada di sekolah, masih rendahnya pengembangan profesionalitas secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif dan penulisan karya ilmiah dan masih minimnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran agama Islam. Problematika tersebut salah satunya disebabkan karena pengembangan diri self assessment belum menjadi kebutuhan guru, minimnya seminar dan pelatihan pendidikan baik yang diprakarsari pemerintah daerah dan instansi terkait tentang peningkatan skill pembelajaran. Disamping itu juga dipengaruhi oleh belum tercukupunya secara maksimal media dan sarana prasarana pembelajaran PAI. Jadi peningkatan profesionalisme guru agama Islam dan guru lainnya dipengaruhi oleh faktor majemuk. Faktor yang satu saling berpengaruh terhadap faktor yang lainnya. Namun demikian, faktor yang paling penting adalah guru itu sendiri, karena hitam-putihnya proses belajar mengajar di dalam kelas banyak dipengaruhi oleh profesionalisme gurunya. Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi awal penelitian tentang berbagai upaya peningkatan profesionalisme guru pendidikan agama Islam telah dilakukan kepala SD Muhammadiyah 1 Blora, diantaranya diwujudkan dengan meningkatkan profesionalisme guru agama Islam dan guru melalui 6 arahan dan motivasi kinerja guru dan pengembangan studi lanjut pendidikan ke jenjang lebih tinggi S2, atau S3, pelatihan atau seminar, kelompok kerja atau diskusi kelompok guru seperti KKG, belajar mandiri membaca, memanfaatkan fasilitas belajar disekolah perpustakaan dan laboratorium serta internet, pelatihan dari sekolah maupun luar sekolah, dan berdiskusi dengan rekan sejawat dan siswa yang dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah. Kepala sekolah juga melakukan pembinaan manajemen pendidikan, peningkatan buku dan sarana belajar dalam rangka menciptakan kegiatan belajar mengajar agama yang bermutu, dan peningkatan partisipasi dari orang tua dan masyarakat terhadap perkembangan keagamaan anak melalui berbagai kegiatan keagamaan di sekolah. Hal ini mengindikasikan bahwa kepala sekolah telah merencanakan dan melaksanakan peningkatan profesionalisme guru agama Islam di SD Muhammadiyah 1 Blora. Berbagai strategi peningkatan profesinalisme guru agama Islam yang dilakukan belum menunjukkan hasil yang signifikan bagi profesionalisme guru agama Islam di SD Muhammadiyah 1 Blora. Keadaan inilah yang melatar belakangi penelitian tentang bagaimana strategi kepala sekolah yang tepat dalam meningkatkan pofesionalisme guru pendidikan agama Islam. Berdasarkan dari latar belakang tersebut penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul “Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Agama Islam Di Sekolah Dasar SD Muhammadiyah 1 Blora Tahun 2015” 7

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

TEACHING TECHNIQUES USED BY TEACHER TO DEVELOP STUDENTS’ VOCABULARY AT THE SECOND GRADE OF SMP N 1 Teaching Techniques Used By Teacher To Develop Students’ Vocabulary At The Second Grade Of Smp N 1 Nguter Sukoharjo In 2016/2017 Academic Year.

0 3 12

CLASSROOM TECHNIQUES USED BY THE TEACHER TO DEVELOP STUDENTS’ ENGLISH READING SKILLS AT SMP MUHAMMADIYAH Classroom Techniques Used By The Teacher To Develop Students’ English Reading Skills At Smp Muhammadiyah 10 Surakarta In 2015/2016 Academic Year: A

0 3 10

CLASSROOM TECHNIQUES USED BY THE TEACHER TO DEVELOP STUDENTS’ ENGLISH READING SKILLS AT SMP MUHAMMADIYAH Classroom Techniques Used By The Teacher To Develop Students’ English Reading Skills At Smp Muhammadiyah 10 Surakarta In 2015/2016 Academic Year: A

0 2 12

PENUTUP strategy to develop the professionalism of the Islamic Education’s teacher in SD Muhammadiyah 1 Blora year 2015.

0 2 6

STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU AGAMA ISLAM strategy to develop the professionalism of the Islamic Education’s teacher in SD Muhammadiyah 1 Blora year 2015.

0 3 18

STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU AGAMA ISLAM strategy to develop the professionalism of the Islamic Education’s teacher in SD Muhammadiyah 1 Blora year 2015.

0 3 17

CORRECTIVE FEEDBACK APPLIED BY THE TEACHER IN TEACHING WRITING DESCRIPTIVE TEXT TO THE FIRST YEAR OF SMP NEGERI 2 Corrective Feedback Applied By The Teacher In Teaching Writing Descriptive Text To The First Year Of SMP Negeri 2 Blora In 2014/2015 Academi

1 5 13

CORRECTIVE FEEDBACK APPLIED BY THE TEACHER IN TEACHING WRITING DESCRIPTIVE TEXT TO THE FIRST YEAR OF Corrective Feedback Applied By The Teacher In Teaching Writing Descriptive Text To The First Year Of SMP Negeri 2 Blora In 2014/2015 Academic Year.

0 2 12

INTRODUCTION Corrective Feedback Applied By The Teacher In Teaching Writing Descriptive Text To The First Year Of SMP Negeri 2 Blora In 2014/2015 Academic Year.

0 4 6

TEACHER’S CORRECTIVE FEEDBACK IN TEACHING WRITING RECOUNT TEXT TO THE FIRST YEAR OF SMA MUHAMMADIYAH 1 Teacher's Corrective Feedback In Teaching Writing Recount Text To The First Year Of SMA Muhammadiyah I Surakarta In 2011/2012 Academic Year.

0 0 12