Strategi Pt. asuransi takaful keluarga dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan : studi pt. asuransi takaful keluarga

STRATEGI PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA DALAM
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN
(Studi PT. Asuransi Takaful Keluarga)

Oleh :
EDI PURNOMO
103046228371

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI MAMALAT (EKONOMI ISLAM )
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….v
BAB I


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………..1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………………..5
C. Objek Penelitian……….…………………………………………..6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………………6
E. Kajian Kepustakaan……………………………………………….7
F. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan…………………………9
G. Sistematika Penulisan……………………………………………12

BAB II

LANDASAN TEORI TENTANG STRATEGI DAN
KESEJAHTERAAN KARYAWAN
A. Strategi
1. Pengertian Strategi…………………………………………….14
a. Manajemen Strategi……………………………………...16
b. Asas – Asas Strategi……………………………………..21
B. Kesejahteraan Karyawan
1. Pengertian Kesejahteraan Karyawan………………………….22


2. Arti dan Pentingya Karyawan…………………………………24
a. Hak dan Kewajiban Karyawan…………………………..27
b. Landasan Hukum………………………………………...33

BAB III

GAMBARAN UMUM PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA
A.

Latar Belakang dan Sejarah Singkat…………………………40

B.

Landasan Hukum PT. Asuransi Takaful Keluarga…………..44

C.

Tujuan dan Misi PT. Asuransi Takaful Keluarga……………48

D.


Ciri Asuransi Takaful………………………………………..50

E.

Produk Takaful Keluarga…………………………………….52

F

BAB IV

1.

Layanan Individual………………………………………52

2.

Layanan Group / Kumpulan……………………………..58

Struktur Organisasi Perusahaan……………………………...64


ANALISA HASIL PENELITIAN
A. Strategi PT. Asuransi Takaful Keluarga Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Karyawan……………………………………...66
B. Analisis Program Kesejahteraan Karyawan PT. Asuransi
Takaful Keluarga……………………………………………...72

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………77
B. Saran – Saran………………………………………………….79

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..80
LAMPIRAN

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’aalamin, sujud sukur penulis haturkan ke dzat yang
Maha Rahman dan Rahim, yang telah melimpahkan kasih sayang kepada umat-Nya
dan senantiasa memudahkan urusan umat-Nya.

Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada kekasih Rasulullah
Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya serta ummatnya sepanjang
jaman.
Penulis bersyukur, dengan limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya, penulis
mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “STRATEGI PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA
DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN, dengan

baik.

Proses Perjalanan untuk menyelesaikan skripsi ini tidaklah mudah. Banyak
hambatan dan rintangan yang penulis temui dan alami. Berkat ridha-Nya, berkat doa,
kesunguhan hati dan kerja keras, akhirnya penulis sampai titik proses akhir penulisan
skripsi ini.
Penulis menyadari betapa sederhana karya tulis ini dan jauh dari sempurna.
Namun penulis juga tidak menutup mata akan peran berbagai pihak yang telah
banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Perkenankanlah penulis
untuk mengucapkan kata terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bpk. Prof. DR. H. M. Amin Suma SH., MA., MM., sebagai Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Drs. Euis Amalia, M.Ag dan Bpk. H. Ah. Azharuddin Latief, M.Ag

MH sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi Mu’amalat serta seluruh

dosen yang telah membimbing dan memberikan ilmu yang sangat
bermanfaat selama menempuh pendidikan di Universitas UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bpk. Drs. H. Asep Syarifuddin H, SH. MH dan AM. Hasan Ali, MA.
selaku dosen pembimbing yang senantiasa membimbing penulis dan
senantiasa meluangkan waktunya untuk membantu penulis menyelesaikan
skripsi ini.
4. Bpk. Syarif Selaku Kepala Bagian Devisi SDM dan Seluruh Staf dan
Karyawan PT. Asuransi Takaful Keluarga, yang telah menerima penulis
untuk melakukan riset dan membantu memberikan data yang diperlukan
guna penyelesaian skripsi ini.
5. Pimpinan dan staf Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakultas Syariah
dan Perpustakaan Utama UIN Bandung, yang telah memberikan fasilitas
kepada penulis memperoleh berbagai informasi dan sumber-sumber
skripsi.
6. Rasa ta’zim dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda H.
Subaedi dan Ibunda Hj. Puanah atas dukungan moril maupun materil,
kesabaran, keiklasan, perhatian serta cinta dan kasih sayang yang tak

pernah habis bahkan doa-doa munajatnya yang tak henti-hentinya kepada
Allah SWT Senatiasa agar penulis mendapatkan kesuksesan dalam belajar
dan bekerja, juga atas perjuangan mereka yang telah mendidik dan
mengajarkan arti kehidupan. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan,

ketabahan, rezeki serta umur yang panjang untuk kalian.Serta keluarga
tersayang Adik-adiku Erna Hadianingsih dan Ervina Shaleha terima kasih
atas doa, dukungan dan memberikan motivasi, dan spirit. Penulis
persembahkan skripsi ini, Robbighfirli wali-walidayya warhamhuma
kama robbayani shaghira.
7. Bpk. H Bambang HS dan Ibunda,yang telah setia memberikan do’a,
bantuan, dukungan, motivasi serta perhatian secara moril maupun materil,
yang diberikan yang sangat berarti kepada penulis dan Seluruh Karyawan
beserta Staf Pengajar Security PT. PRIMA HANDANU BAKTI dan
Camp Platihan PT. ISS Indonesia maupun

segenap warga cileunyi,

bandung yang telah memberikan semangat serta dukunganya. Terima
kasih atas semua kenangan yang tak akan penulis lupakan, semoga

silatuhrahmi kita dapat terus terjalin. Amin,,,,
8. Rekan-rekan seperjuangan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Khususnya
Ekonomi Syariah angkatan 2003 yang telah membantu penyelesaian
skripsi ini. Terima kasih atas semua kenangan yang tak akan penulis
lupakan, serta kepada seluruh pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu
persatu atas semua bantuan dan masukan kepada penulis.
Semoga Allah SWT. Memberikan balasan yang berlipat ganda kepada
semua pihak atas seluruh bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini. Lebih dari ucapan terima kasih kepada
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Allah SWT., semoga senantiasa

memberikan sinar terang kepada seluruh hambanya. Akhir kata, penulisan
skripsi ini tentunya masih banyak kekurangan, namun semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

Jakarta, 17 Maret 2010

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia perusahaan, karyawan merupakan salah satu faktor produksi
yang sangat penting dalam rangka mengerahkan kegiatan perusahaan. Oleh
karena itu karyawan adalah mitra bagi pengusaha untuk mencapai tujuan dalam
berusaha, yaitu keuntungan semaksimal mungkin. Karyawan juga merupakan
komponen yang sangat strategis dalam proses kegiatan perusahaan sehingga patut
mendapat perhatian yang layak.
Suatu kegiatan perusahaan selalu mendatangkan resiko bagi yang terlibat
dalam proses tersebut. Resiko dalam bekerja dapat berupa kecelakaan, kematian,
keracunan, sakit dan sebagainya. Akibat dari resiko yang akan timbul dalam
bekerja tersebut, pekerja atau karyawan tidak dapat melaksanakan pekerjaanya
sehingga menimbulkan dampak kepada perusahaan, diri pekerja dan keluarga
pekerja. Dampak kepada perusahaan misalnya menurunnya tingkat produktivitas,
pekerjaan yang harus diselesaikan tidak mencapai target dan sebagainya.
Untuk mengantisipasi hal itu, perusahaan perlu mengupayakan akan
karyawan yang dapat bekerja sesuai dengan bidangnya dan keahliannya. Dengan
demikian, karyawan adalah bagian dari asset perusahaan yang tidak ternilai.
Karena itu, perusahaan akan berusaha mempertahankannya, sebagai imbalannya

perusahaan akan memberikan kesejahteraan, kesejahteraan yang layak adalah

merupakan dambaan bagi setiap karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan.
Sebab pada umumnya dari sekian banyak harapan seseorang yang bekerja, salah
satunya kesejahteraan.
Dengan memberikan dana program kesejahteraan, para karyawan merasa
aman, terutama bagi mereka yang menganggap pada usia sudah tidak produktif
lagi. Sedangkan bagi sebagian masyarakat yang merasa masih produktif juga akan
memberikan motivasi bahwa jasa-jasa masih dihargai oleh perusahaan.1
Bentuk-bentuk kesejahteraan yang menjadi dambaan dan hak sebagai
karyawan serta merupakan kewajiban bagi perusahaan yaitu :
A. Jaminan penghasilan atau gaji yang layak ( UMR )
B. Jaminan kesehatan dan keselamatan
C. Jaminan saat akhir masa kerja ( pensiun )
D. Jaminan masa kerja karena meninggal dunia ( keluarganya ).
Penyelenggaraan suatu program kesejahteraan karyawan terutama dari sisi
perusahaan dapat dilihat dari dua aspek yaitu ekonomis dan aspek sosial. Aspek
ekonomis dimaksudkan sebagai usaha perusahaan agar untuk menarik atau
mempertahankan karyawan perusahaan yang memiliki potensi, cerdas, terampil
dan produktif sehingga diharapkan untuk mengembangkan perusahaan.

Aspek sosial berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan. Bukan
saja karyawan pada saat yang bersangkutan tidak lagi mampu bekerja tapi juga

1

Hal. 290

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta; PT. Raja Grafindo persada, 2000).

kepada keluarganya dilihat dari sisi perusahaan. Dari sudut pandang perusahaan,
tunjangan karyawan merupakan pisau bermata dua. Pada satu sisi, pengusaha
mengurangi biaya, atau setidaknya menahan pertumbuhan tunjangan. Di sisi
lainnya, pengusaha menyadari bahwa untuk menarik dan mempertahankan
karyawan yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan, berarti pengusaha harus
menawarkan lebih banyak dan lebih beragamnya tunjangan-tunjangan.2
Oleh karena itu, antara pengusaha dan karyawan diharapkan untuk saling
memenuhi hak dam kewajibannya dalam menjalankan usaha. Hak pengusaha
kepada karyawan yaitu memberikan pekerjaan kepada para karyawan sedangkan
kewajibanya yaitu memenuhi hak para karyawan seperti memberi upah atau gaji
sesuai dengan ketetapan

yang ada, memberikan jaminan-jaminan dan

memperhatikan kehidupan keluarganya mengingat semakin meningkatnya
kebutuhan hidup mereka.
Ada masanya hubungan kerja antara pekerja dengan perusahaan, dan
karena faktor usia yang sudah dipenuhi pekerja, untuk menyambung hidup
pekerja diberikan tunjungan bulanan. Masa yang demikian itu lazim disebut masa
pensiun yang bersangkutan dinilai telah menjalani pekerjaannya dengan baik
sampai memenuhi ketentuan yang berlaku, untuk menyeimbangkan antara pekerja
dengan tuntutan keluarga. Pemberian pensiun kepada karyawan bukan saja hanya

2

Robert l.Malthis, John H. Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Jakarta; PT.
Salemba Emban Patria, 2002 )Cet-2, hal 202

memberikan kepastian penghasilan dimasa depan, akan tetapi juga ikut
memberikan motifasi bagi karyawan untuk lebih giat bekerja.
Kebutuhan dana di masa pensiun semakin bertambah seperti biaya
perawatan kesehatan, Karena pada usia yang semakin tua dipastikan banyak
kebutuhan untuk pemeliharaan kesehatan (pemeriksaan dokter, obat-obatan),
sarana bantu raga, biaya perawatan dirumah sakit dsb). Disini terminologi
kepedulian sosial dan kesetiakawanan sosial menemukan tantangan kongkrit
untuk dihadapi oleh para pendukung cita-cita yang terkandung didalam
terminologi tadi.
Dalam kondisi yang semakin menurun. implikasinya secara ekonomis,
tidak berarti kebutuhan dana makin menurun. Kongkritnya, rata-rata kehidupan
maksimun mencapai usai 70 tahun maka sejak seseorang pensiun pada seusia 55
tahun, diperlukan dana bagi keperluan hidup paling sedikit selama 15 tahun
lamanya. Tidak seorangpun dapat menghindari masa pensiun, atau masa senja
kehidupan.3
Oleh karena itu program kesejahteraan karyawan pada prinsipnya
merupakan jaminan kesejahteraan kepada karyawan. Tujuannya untuk karyawan
memperkecil masalah-masalah yang timbul dari resiko-resiko yang akan datang
dari lanjut usia, kecelakan yang mengakibatkan cacat tubuh atau bahkan
meninggal dunia.

3

Hasilohan Siagian, Manajemen dana pensiun di Indonesia, (Jakarta: PT.BPK gunung mulia,
1994), Cet, hal. 3

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis menganggap penting
permasalahan ini untuk dikaji dan ditelaah dalam sebuah skripsi dengan judul
“STRATEGI

PT.

ASURANSI

TAKAFUL

KELUARGA

DALAM

MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Masalah kesejahteraan adalah problem yang sangat sering dimunculkan
dan dikaitkan dengan karyawan, sebab pada umumnya dari sekian banyak
harapan seseorang yang bekerja salah satunya adalah kesejahteraan yang berujud
materi khususnya untuk masa saat tidak dapat bekerja atau apabila terjadi sesuatu
keluarganya tidak terlantar.
Pengusaha dan tenaga kerja diharapkan untuk saling memenuhi hak dan
kewajibannya dalam menjalani usaha. Hak. Pengusaha kepada pekerja yaitu
memberikan pekerjaan kepada para pekerja dan Sedangkan kewajibannya yaitu
memenuhi hak para pekerja seperti memberi upah atau gaji sesuai dengan
ketetapan yang ada, memberikan suatu jaminan sosial tenaga kerja dan
memperhatikan kehidupan para keluarganya, yang tidak dapat dihindari untuk
dapat memberikan kesejahteraan yang layak kepada setiap karyawanya.
Sedangkan harapan perusahaan atau pengusaha dengan memberikan
program kesejahteraan yang layak akan membuat karyawan lebih “produktif”
sehingga dampaknya perusahaan mendapatkan keuntungan sesuai
ditargetkan.

yang

Mengingat permasalahan yang timbul dari judul ini sangat luas maka
untuk mencapai sasaran pembahasan, penulis hanya membatasi permasalahan
sesuai dengan judul skripsi yang ingin diangkat adalah “Strategi PT. Asuransi
Takaful Keluarga Dalam Meningkatkan Kesejahteran Karyawan”.
Di samping itu, maka penulis merumuskan persoalan pokoknya sebagai
berikut :
a. Bagaimanakah Strategi PT. Asuransi Takaful Keluarga Dalam
Meningkatkan Kesejateraan Karyawan?
b. Bagaimanakah Analisis Program dan strategi Kesejahteraan Karyawan
PT. Asuransi Takaful Keluarga?
C. Objek Penelitian
Dalam Penelitian ini, penulis membutuhkan objek penelitian yang
dilakukan pada PT. Asuransi Takaful keluarga yang berlokasi di Graha Takaful
Indonesia Jl. Mampang Prapatan Raya No.100, Jakarta 12790
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Setelah memperhatikan judul serta latar belakang masalah, maka
penelitian ini bertujuan untuk :
1) Untuk mengetahui Model Program Kesejahteraan Karyawan PT. Asuransi
Takaful Keluarga
2) Untuk mengetahui bagaimana strategi PT. Asuransi Takaful Keluarga
Dalam Meningkatkan Kesejateraan Karyawan

Sedangkan manfaat penelitian ini diupayakan mampu memberikan
kontribusi bagi berbagai pihak yang terkait;
1. Memberikan sumbangan pemikiran serta menambah literatur pada
perpustakaan mengenai program kesejahteraan karyawan
2. Memberikan kontribusi terutama bagi penulis dan lebih jauh memberikan
penambahan wawasan dan wacana dalam khazanah ekonomi Islam,
khususnya asuransi syariah dan usaha-usaha untuk menerapkannya di
Indonesia
3. Memberikan masukan yang bermanfaat bagi PT Asuransi Takaful
Keluarga untuk lebih memperhatikan kesejahteraan karyawan
4. Mensosialisasikan program kesejahteraan karyawan pada asuransi syari`ah
E. Kajian Kepustakaan
Sebelumnya ada beberapa peneliti skripsi yang mengangkat judul dengan
metode yang sama, yakni diantaranya adalah :
1. “Konsep Kesejahteraan Tenaga Kerja Dalam Perspektif Hukum Islam”
Oleh Aan Qomariah, Mahasiswa Jurusan Muamalat-Perbankan Syariah,
Tahun 2003.
Skripsi ini memaparkan bahwa Islam sangat menjunjung tinggi tenaga
kerja, karena tenaga kerja memiliki peran yang sangat penting terhadap
proses produksi, akan tetapi Islam sangat memperhatikan terhadap
kesejahteraan karyawan para pekerja, kesejahteraan dalam Islam mengatur

hak-hak dan kewajiban pekerja dan menciptakan suatu hubungan yang
harmonis antara karyawan dan atasan.
2. “Pandangan Hukum Islam Tentang Peranan Jamsostek”
Oleh Ahmad Yanis, Mahasiswa Jurusan Mauamalat-Asuransi Syariah,
Tahun 2004.
Skripsi ini menjelaskan bahwa suatu kegiatan industri selalu mendatangkan
resiko bagi setiap orang yang terlibat dalam proses industrilisasi tersebut.
Resiko dalam bekerja dapat berupa kecelakan, kematian, keracunan, sakit
dan sebagainya. Akibat dari resiko kerja menimbulkan dampak kepada
keindustrian, diri pekerja dan keluarga pekerja. Oleh karena itu
kesejahteraan karyawan diatur dalam dana jamsostek.
3. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Dana Pensiun karyawan Jamsostek”
Oleh Fitrianingsih, Mahasiswa Muamalat Perbankan Syariah,
Tahun 2005.
Skripsi ini membahas tentang dana pensiun merupakan lembaga berbadan
hukum yang memperoleh gerakan program pensiun yaitu mengumpulkan
dana dan memperoleh dana dari masyarakat guna menghadapi pensiun,
baik yang dikumpulkan oleh suatu perusahaan, terikat pekerja atau pekerja
memiliki

yang

akan

dikembalikan

ketika

mereka

pensiun

yang

dimaksudkan ialah usia atau masa yang dianggap sudah tidak produktif lagi
atau tidak mampu bekerja karena banyak resiko-resiko yang timbul.

F. Metode Penelitian Dan Teknik Penulisan
1. Jenis Penelitian
Jenis penilitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif
yaitu penulisan mengambarkan permasalahan yang didasari pada data-data
yang ada di lapangan, kemudian dianalisa lebih lanjut untuk kemudian
diambil kesimpulan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata
sekarang. Deskriptif kualitatif adalah sebagai kegiatan yang meliputi
pengumpulan data dalam rangka menjawab pertanyaan yang menyangkut
keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian.4
2. Pendekatan Penelitian
Secara

keseluruhan

penulis

dalam

mengerjakan

skripsi

ini

menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif, atau penelitian yang
tidak mengadakan perhitungan melainkan penekanan ilmiah.5
3. Sumber Data
Sumber data yang dipakai adalah sumber data primer (Primary data)
dan data sekunder (secundary data), data primer yaitu data utama yang
diambil dari sumber pertama yakni internal data, sedangkan data sekunder
dari sumber kedua yakni exsternal data, yaitu diperoleh melalui data yang

4

Consuelo G. Sevila, Pengantar Metode Penelitian, ( Jakarta:UI-PRESS 1993),h.71
Lexy Moloeng, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Banduang : PT. Remaja Rosda Karya,
1997) cet ke-8, h.6
5

berkaitan dengan permasalahan penelitian seperti study dokumentasi/library
research.
a. Studi Kepustakaan. ( Library Reseach )
Studi kepustakaan yaitu penulis membaca dan menelaah buku-buku
dan dokumen, serta sebagian rujukan lain yang berkaitan dengan
pembahasan.
b. Riset Lapangan. ( Field Reseach )
Penelitian ini dilakukan dengan cara mendatangi objek penelitian,
yaitu PT. Asuransi Takaful Keluarga untuk memperoleh data primer
(Primary data). Sedangkan metode yang digunakan penelitian ini melalui
( 2 ) dua cara,6
4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data dalam penyusunan skripsi ini
penulis menggunakan 2 ( dua ) macam metode penelitian :
1) Observasi
Observasi dilakukan guna mengadakan pengamatan secara langsung
terhadap objek penelitian. Tentang hal-hal yang dilakukan dalam observasi
adalah mengenai keadaan diLokasi penelitian yang berkaitan dengan program
kesejahteraan karyawan. Mengamati dan melihat lebih dekat kinerja karyawan
dan mendatangi nara sumber. Hal ini guna mengetahui keadaan sebenarnya
yang terjadi dilokasi penelitian.
6

Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1998),h. 105

2) Wawancara
Penulis menggunakan teknik wawancara untuk memperolah informasi
yang berkenaan dengan hal-hal yang berkaitan dengan data-data tentang
program kesejahteraan karyawan PT. Asuransi Takaful keluarga diLokasi
objek penelitian. Yaitu teknik tanya jawab secara lisan dengan berpedoman
pada daftar pertanyaan terbuka. kepada pihak-pihak tertentu.
5. Teknik Analisa Data
Penelitian ini bersifat deskriptif analisis yakni penelitian yang
mengambarkan data-data informasi yang bardasarkan pada fakta yang
diperoleh dari lapangan, Jenis penelitian ini menggunakan data kualitatif,
untuk data kuantitatif sebagai data pendukung dan pelengkap data kualitatif.
Dalam pengolahanya hampir sama dengan data kualitatif, mengedit data
kemudian mengklasifikasikan data sesuai dengan masalah/tema yanag sedang
dibahas. Data kualitatif pengelolahan datanya dilakukan dengan mentranskrip
hasil wawancara, mengedit data kemudian mengkategorisasikan atau
mengklasifikasikan data sesuai dengan masalah atau tema yang sedang
dibahas.
6. Pedoman Penulisan Skripsi
Dalam teknik penulisan skripsi, penulis berpedoman pada buku
“Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syari’ah dan
Hukum, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

G. Sistematika Masalah
Untuk lebih mempermudah dalam pembahasan dan penulisan skripsi yang
berjudul “Strategi PT Asuransi Takaful Keluarga Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Karyawan”maka penulis membuat sistematika penulisan terdiri
dari bab dan sub bab. Penulis membaginya menjadi lima bab, masing-masing bab
terdiri dari beberapa sub bab yang merupakan uraian dari masing-masing bab
dengan urutan sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN
Memuat tentang latar belakang masalah, pembahasan dan perumusan
masalah, objek penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, kajian
kepustakaan, kerangka teori, metode penelitian dan teknik penulisan,
serta sistematika penulisan

BAB II

TINJAUAN

UMUM

TENTANG

STRATEGI

DAN

KESEJAHTERAAN KARYAWAN
Dalam bab ini berisikan terdiri dari pengertian strategi, manajemen
strategi, asas-asas strategi, pengertan kesejahteraan karyawan, meliputi
arti dan pentingnya karyawan, hak dan kewajiban karyawan, dan
landasan hukum.
BAB III

GAMBARAN UMUM PENELITIAN PT ASURANSI TAKAFUL
KELUARGA
Bab ini membahas profil PT. Asuransi Takaful Keluarga, diantaranya
mengenai latar belakang dan sejarah singkat, landasan hukum PT

Takaful Keluarga, tujuan dan misi, ciri dan karakteristik Asuransi
Takaful,

Produk

Takaful

Keluarga

serta

struktur

organisasi

perusahaan.
BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN
Bab ini membahas tentang, Strategi PT Asuransi Takaful Keluarga
Dalam Meningkatkan Kesejahteraan karyawan, serta Analisa Program
kesejahteraan karyawan PT. Asuransi Takaful Keluarga.

BAB V

PENUTUP
Memuat tentang kesimpulan dan saran.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Strategi
1. Pengertian Strategi
Istilah strategi diawali atau bersumber dan populer di dunia militer. Kata
strategi berasal dari kata Yunani yaitu Strategos, yang berarti jendral, dan
gabungan kata stratos ( tentara ) dan ago ( memimpin ).7
Menurut Webster’s New Dictionary, Strategi adalah ilmu untuk
merencanakan

dan

mengarahkan

operasi-operasi

militer

berkala

besar,

mengerakan pasukan keposisi yang paling menguntungkan sebelum pertempuran
sebenarnya dengan musuh.8 Sehingga pengunaan istilah strategi lebih dominan
dalam situasi peperangan, sebagai tugas seseorang komandan dalam menghadapi
musuh, yang bertanggung jawab mengatur cara atau taktik untuk memenangkan
peperangan.9
Seiring dengan berkembangnya jaman dan pola pikir manusia. Strategi
militer sering kali diadopsi dan diterapkan dalam lembaga profit ataupun non
profit. Banyak terdapat kesamaan/kemiripan antara strategi bisnis/non bisnis

7

fred R. David, Manajemen Strategi, Edisi Bahasa Indonesia, ( Jakarta : PT Indeks kelompok
gramedia, 2004 ), eduisi 9, h.34.
8
Ibid.,
9
Hadari Nawawi, Manajemen Strategi, Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, (
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2003 ) cet.2 h147

ataupun militer berusaha untuk menggunakan kekuatan-kekuatan mereka sendiri
dalam mengempur kelemahan lawan.
Memang sangat jelas pengertian tentang strategi di atas, namun perlu
dispesifikan dan dirumuskan tentang pengertian strategi yang mengarah ke bidang
bisnis, berikut ini beberapa pengertian strategi di bidang bisnis/non bisnis.
1. Strategi merupakan satu upaya bagaimana tujuan-tujuan perencanaan dapat
tercapai dengan mempergunakan sumber-sumber yang dimiliki oleh suatu
lembaga/perusahaan disamping diusahakan pula untuk mengatasi kesulitankesulitan serta tantangan-tantangan yang ada.
2. Strategi merupakan seperangkat tujuan dan rencana tindakan yang spesifik,
yang apabila dicapai akan memberikan kompetitif yang diharapkan.10
3. Strategi merupakan alat untuk mencapai perubahan dalam kaitanya dengan
tujuan jangka panjang, program tidak lanjut, serta prioritas alokasi sumber
daya.
Strategi dapat dipandang sebagai rencana yang menyeluruh dan terpadu
mengenai

kegiatan-kegiatan

utama

organisasi

yang

akan

menentukan

keberhasilannya untuk mencapai tujuan pokok dalam lingkungan yang penuh
tantangan. Strategi didefinisikan pula sebagai pola tanggapan organisasi terhadap
lingkungannya sepanjang waktu, definisi ini mengandung arti bahwa setiap

10

Blocher,dkk, Manajemen Biaya, Terjamahan Dra. A. Susty Ambarriani, M.Si., ( Jakarta,
Salemba Empat, 2000), h.3

organisasi selalu mempunyai strategi walaupun tidak pernah secara eksplisit
dirumuskan.
Strategi selalu melibatkan sumber daya lainya dengan tantangan dan risiko
yang harus dihadapinya dari lingkungan perusahaan.11 Strategi saja tidak cukup,
dibutuhkan pengaturan/manajemen yang memungkinkan perusahaan/lembaga
mencapai tujuanya. Manajemen strategilah yang tepat supaya strategi-strategi
perusahaan/lembaga dapat terlaksana dengan baik.
2. Manajemen strategi
Adalah perencanaan berkala besar ( disebut perencanaan strategis ) yang
berorentasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut VISI), yang ditetapkan
sebagai keputusan manajemen puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan
prinsipil), agar organisasi berinteraksi secara efektif (disebut MISI), dalam usaha
menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan
jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan kepada optimalisasi
pencapaian tujuan (disebut tujuan strategi dan berbagai sasaran ( tujuan
operasional )12
Pengertian yang cukup luas ini menunjukkan bahwa manajemen strategi
merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen
yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, dan bergerak secara serentak

11
12

T. Hani Handoko, Manajemen jilid 2, ( Yogyakarta BPFE.1999 ),hal.86
Hadari Nawawi, h. 149-152

( bersama-bersama ) ke arah yang sama pula.13 Sebagaimana dijelaskan beberapa
karakteristiknya sebagai berikut ;
a. Manajemen strategi diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala besar
dalam arti mencangkup seluruh komponen di lingkungan sebuah organisasi
yang tuangkan dalam bentuk Rencana Strategi (RENSTRA) yang dijabarkan
menjadi perencanaan operasional (RENOP), yang kemudian dijabarkan pula
dalam Program Kerja dan Proyek Tahunan.
b. Rencana strategis berorentasi pada jangkauan masa depan, untuk organisasi
profit kurang lebih sampai 10 tahun mendatang, sedang organisasi non profit
khususnya di bidang pemerintahan untuk satu generasi, kurang lebih untuk
25-30 tahun.
c. Visi Misi, pemeliharaan strategi yang menghasilkan strategi induk (utama),
dan Tujuan Strategi Organisasi untuk jangka panjang, merupakan acuan
dalam merumuskan Rencana Strategi, namun dalam teknik penempatanya
sebagai keputusan Manajeman Puncak secara tertulis semua acuan tersebut
terdapat di dalamnya.
Fungsi Manajemen Strategis adalah sebagai berikut :
1) Dapat mengurangi ketidakpastian dan kekomplekan dalam menyusun
perencanaan sebagai fungsi manajemen dan dalam proses bekerja dengan
mengunakan semua sumber daya yang ada secara nyata dimiliki melalui

13

Ibid.,

proses yang terintregrasi dengan fungsi manajemen lainya dan dapat
dinilai hasilnya berdasarkan tujuan organisasi.
2) Sebagai paradigma baru dilingkungan organisasi non profit, dapat
mendorong perilaku proaktif semua pihak untuk ikut serta sesuai posisi
wewenang dan tanggung jawab masing-masing.
3) Sebagai sarana dalam mengkomunikasikan gagasan, kreatifitas, prakarsa,
inovasi dan informasi baru serta

cara merespon perubahan dan

perkembangan lingkungan operasional pada semua pihak sesuai
wewenang dan tanggung jawabnya.14
Di dalam proses manajemen strategi terdapat tahap-tahap manejemen
strategi dari tiga tahap, yaitu ;
1. Perumusan Strategi
Mencangkup kegiatan mengembangkan visi dan misi organisasi,
mengidentifikasi peluang dan ancaman exsternal organisasi, menentukan
kekuatan dan kelemehan internal organisasi, menetapkan tujuan jangka
panjang organisasi, membuat strategi alternatif untuk organisasi dan
memilih strategi tertentu untuk digunakan. Strategi menentukan keungulan
kompetitif jangka panjang. Baik buruknya keputusan-keputusan strategi
tersebut memiliki multifungsi dan dampak yang lama untuk organisasi.
2. Pelaksanaan Strategi

14

Ibid., h. 183

Disebut tahapan tindakan dalam manajemen strategi. Melaksanakan
strategi berarti mendorong atau memobilisasi para manajer dan karyawan
untuk melaksanakan strategi-strategi yang dirumuskan. Pelaksanaan
strategi sering dianggap sebagai tahap yang paling sulit, dalam manajemen
strategi

menuntun disiplin,

komitmen dan pengorbanan pribadi.

Keterampilan antar pribadi. Keterampilan antar pribadi sangat penting
untuk

keberhasilan

pelaksanaan

strategi.

Kegiatan-kegiatan

mempengaruhi semua manajer dan karyawan dalam lembaga/organisasi.
Tantangan dalam tahap pelaksanaan strategi adalah mendorong para
manajer dan karyawan di seluruh lembaga/organisasi untuk bekerja
dengan rasa bangga dan antusias guna mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan.
3. Evaluasi Strategi
Adalah tahap akhir dalam manajemen strategi . Tiga kegiatan pokok
dalam evaluasi strategi adalah ;
1) Mengkaji ulang faktor-faktor exsternal dan internal yang menjadi
landasan perumusan strategi yang di terapkan sekarang ini.
2) Mengukur kinerja.
3) Melakukan tindakan-tindakan korektif.15
Evaluasi strategi perlu dilakukan karena keberhasilan saat ini bukan
merupakan jaminan untuk keberhasilan di hari esok. Proses manajemen
15

Fred R. David, h.6-7

strategis ditujukan untuk membuat organisasi dapat menyesuaikan diri
secara efektif terhadap perubahan dalam jangka panjang.
Dengan demkian, strategi bukan hanya cara untuk mengimpletasikan
rencana saja namun dibalik itu semua terdapat aspek utama lainya yang
terdapat dalam organisasi dan perlu ditunjang oleh strategi untuk
mencapai sasaran yang diharapkan oleh organisasi. Maka, dalam hal ini
melihat betapa pentingnya peran strategi dalam sebuah lembaga maupun
organisasi sehingga manfaat yang dihasilkannya sebagai berikut:16
a. Mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi
b. Apabila setiap orang yang terlibat dalam organisasi telah
mengetahui arah serta tujuan organisasi, maka hal ini :
1. Mengurang konflik yang terjadi diantara anggota atau
karyawan
2. Memberikan dorongan atau semangat kerja
3. Mempermudah mengambil tindakan
4. Memudahkan pengontrolan
c. Mengurangi risiko yang akan terjadi
d. Membantu

meningkatkan

komunikasi

serta

koordinasi

mengalokasikan sumber-sumber dan penyusunan rencana jangka
panjang

16

Djasmin Saladin, Strategi dan Kebijakan Perusahaan, ( Bandung : Ganesa Exact, 1990),
h. 12

e. Memperlancar arus informasi yamg teratur
f. Mendidik pemimpin menjadi pembuat keputusan yang baik (
decition maker )
Dengan demikian, strategi perlu direncanakan untuk mencapai
hasil yang diharapkan karena pada hakikatnya strategi adalah
perencanaan.
3. Asas-asas strategi
Setiap usaha yang dilakukan selalu mempunyai konsep sebagai tolak
ukur yang direncanakan begitu pula dalam sebuah strategi. Terdapat
beberapa asas yang diterapkan sebagai barikut:
a. Mengindentifikasikan dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi
hasil (out put), seperti apa yang harus dicapai dan menjadii sasaran
(target) usaha itu dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera
masyarakat yang memerlukannya.
b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic
ways) manakah yang dipandang paling ampuh (effective) guna
mencapai sasaran tersebut.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah mana yang
akan ditempuh sejak titik awal sampai kepada titik akhir
tercapainya sasaran tersebut.

d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur serta standarisasi
yang dipergunakan dalam mengukur dan menilai tarat keberhasilan
usaha tersebut.
B. Kesejahteraan karyawan
1. Pengertian kesejahteraan karyawan
Secara harfiah, yang dimaksud dengan kesejahteraan adalah keamanan,
keselamatan dan kesenangan hidup. “sejahtera” menurut Kamus Lengkap
Bahasa Indonesia adalah aman sentosa dan makmur, selamat, terlepas dari
segala macam gangguan, kesukaran dan sebagainya.
Kesejahteraan karyawan adalah suatu program yang dibuat atau disusun
yang memberikan manfaat untuk kesejahteraan karyawan. Kesejahteraan
karyawan yang layak adalah merupakan dambaan bagi setiap karyawan yang
bekerja pada suatu perusahaan, sebab pada umumnya dari sekian banyak
harapan seseorang yang salah satunya kesejahteraan yang berwujud materi
khususnya untuk masa saat tidak dapat bekerja atau apabila terjadi sesuatu (
meninggal dunia ) keluarganya tidak terlantar.
Adapun bentuk-bentuk kesejahteraan yang menjadi dambaan dan hak
bagi setiap karyawan serta merupakan kewajiban bagi perusahaan atau
pengusaha pada umumnya antara lain :
1. Jaminan saat bekerja:
a. Jaminan penghasilan atau gaji yang layak
b. Jaminan kesehatan dan kaselamatan

c. Jaminan ketenangan kerja
d. Jaminan penghargaan prestasi, dan
e. Lain-lain jaminan dalam masa kerja
2. Jaminan masa depan atau setelah tidak bekerja:
a. Saat akhir masa kerja karena usia (pensiun)
b. Saat akhir masa kerja cacat tetap total
c. Saat akhir masa kerja karena suatu hal(pensiun dini)
d. Saat akhir masa kerja karena meninggal dunia (bagi keluarganya)
Karyawan dapat diistilahkan sebagai SDM ( human resource ) karyawan
atau SDM sebagai salah satu sumber dari kekuatan yang berasal dari manusiamanusia yang dapat didayagunakan oleh organisasi maupun perusahaan. Ada
sejumlah pakar yang mengatakan bahwa, istilah “ sumber daya manusia “
merujuk kepada individu-individu yang ada dalam organisasi dan merupakan
“kekuatan”.
Dalam Bahasa Indonesia karyawan dikenal juga dengan istilah pegawai,
pekerja, dan karyawan. Karyawan adalah orang yang bekerja pada suatu
lembaga (kantor, perusahaan, dsb) dengan mendapat gaji (upah).17 Bekerja
berarti mengarahkan tenaga fisik atau pikiran yang dilakukan untuk
memperoleh imbalan berupa uang, ini mencangkup seluruh bentuk pekerjaan,
baik yang dilakukan dengan tangan atau dengan kepandaian.

17

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta ;Balai Pustaka, 2005 ),h. 311

Karyawan adalah asset utama perusahaan yang menjadi perencana dan
pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Mereka mempunyai pikiran,
perasaan, keinginan, status dan latar belakang pendidikan, usia, dan jenis
kelamin yang dibawa kedalam organisasi perusahaan. Karyawan yang baik
dan berkualitas sangat diperlukan perusahan oleh karena itu perusahaan akan
berusaha mempertahankanya, sebagai balasan dari perusahaan adalah
kesejahteraan yang berupa tunjangan-tunjangan, gaji dan jaminan-jaminan
lainya.
2. Arti dan Pentingnya karyawan
Manusia adalah unsur terpenting dalam keberhasilan suatu usaha,
dipandang dari sudut kemanusiaan, yaitu manusia yang ingin memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya agar mendapat kepuasan materiil maupun immateriil
dari perusahaan tempat bekerja, Manusia yang bekerja dilingkungan suatu
organisasi disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan.18
Yang dimaksud dengan karyawan adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan baik di dalam maupun diLuar hubungan kerja, guna
menghasilkan jasa dan barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.19
Sedangkan menurut Afzalur Rahman, seorang tokoh pemikiran Islam,
mengatakan bahwa karyawan atau tenaga kerja adalah segala usaha dan

18

Hadari Nawawi, Manajemen SDM Untuk Bisnis Yang Kompetitif ( Yogyakarta ; Gadjah
Mada University Press, 2003 ), h. 40.
19
Drs. Budi Maryoto, SH., Kumpulan Peraturan Perundang-undangan Pemerintah Mengenai
Jamsostek, ( Jakarta: PT. Jamsostek, 1998), h.7

ikhtiar yang dilakukan oleh anggota badan atau pikiran untuk mendapatkan
imbalan yang pantas, termasuk semua jenis kerja yang dilakukan fisik
maupun pikiran.20Melihat betapa pentingnya produksi kekayaan negara, AlQuran memberikan penekanan yang lebih terhadap tenaga manusia,
berdasarkan surat An-Najm ayat 39
Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang Telah
diusahakannya,
Dengan jelas ayat ini menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk
menghasilkan sesuatu dari alam adalah dengan bekerja keras. Keberhasilan
dan kemajuan manusia dimuka bumi tergantung pada usahanya. Hal ini sesuai
dengan ayat Al-Quran surat An-Nisa ayat 32
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada
sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi
orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi
para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan
mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui segala sesuatu.(An-Nisa ayat 4/32 )
Bekerja di dalam islam adalah suatu kewajiban bagi mereka yang
mampu, tidak dibenarkan bagi seorang muslim untuk berpangku tangan

20

ke-2, h.28

Afzalurrahman, Dokrin Ekonomi Islam,( Yogyakarta : Dana Bakti Wakaf,1995 )jilid 1, Cet

dengan alasan mengkhususkan waktu untuk beribadah “atau bertawakal
kepada Allah” langit tidak akan menurunkan emas ataupun perak.
Berdasarkan tuntutan syariat, seorang muslim diminta bekerja utuk
mencapai sesuatu tujuan, adapun tujuan tersebut yaitu;
a. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, dengan cara yang halal,
mencegah darinya kehinaan meminta-minta dan menjaga tangannya
agar tetap berada di atas.
b. Untuk kemaslahatan keluarga dan menciptakan keluarga yang
harmonis.
c. Untuk kemaslahatan masyarakat
d. Bekerja untuk kemakmuran bumi
e. Bekerja untuk kerja.21
Dalam Islam, Karyawan bukan hanya suatu usaha atau jasa abstrak
yang ditawarkan untuk dijual untuk para pencari kerja manusia, mereka yang
mempekerjakan karyawan mempunyai tanggung jawab moral dan sosial. Oleh
karena itu, dalam Islam tidak mutlak bebas untuk berbuat apa saja yang
dikehendakinya dengan karyawan tersebut, ia tidak boleh melakukan
pekerjaan-pekerjaan yang tidak diijinkan syariat Islam, baik atasan dan
bawahan tidak boleh saling memeras, semua tanggung jawab moral untuk

21

Dr. Yusuf Qardawi,Norma dan Etika Ekonomi Islam , Jakarta: Gema Insai Press, 1997 )
Cet. ke-2, h.109-111

melindungi kepentingan yang sah, baik kepentingan para atasan maupun para
karyawan.
Demikian Islam memandang karyawan digunakan dalam arti yang
lebih luas namun lebih terbatas. Lebih luas karena hanya memandang pada
pengunaan jasa karyawan diluar batas-batas pertimbangan keuangan, terbatas
dalam arti bahwa seorang pekerja tidak secara mutlak bebas untuk berbuat apa
saja yang dikehendakinya degan tenaga kerjanya itu.22
a. Hak dan Kewajiban Karyawan
Adapun hak-hak karyawan yang wajib dipenuhi adalah :
1) Hak Bekerja
Hak memilih pekerjaan yang sesuai. Islam menetapkan hak setiap
individu untuk memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan,
pengalaman, dan potensi yang dimiliki.23
Hal ini sesuai dengan firman Allah :
Artinya, Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa
yang Telah diusahakannya,” ( QS. A-Najm/53:39 )
Persamaan pria dan wanita dalam bekerja. Islam memperbolehkan
wanita melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan syariat dan

22

h.58-59

M.A Manan, Ekonomi Islam : Teori dan Praktek, ( Jakarta: PT Intermasa, 1992 ) Cet ke-1.

Abdul Hamid Mursi, SDM Produktif Pendekatan Al-Qur’an dan Sains, ( Jakarta: Gema
Insai Press, 1997 ), h.155
23

dijalankan secara baik, serta tidak bertentangan dengan tabiatnya. Al-Qur’an
menegaskan, hasil kerja kesungguhan wanita pun dihargai sebagaimana pria.24
2) Hak Memperoleh Gaji
Gaji sesuai dengan pekerjaan. Kaidah Islam menegaskan bahwa gaji
sesuai dengan pekerjaan. Tidak ada kezaliman, pengurangan, atau tindakan
anarki.25
Allah SWT berfirman :
Artinya :Dan (Kami Telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan[552]
saudara mereka, Syu'aib. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekalikali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya Telah datang
kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran
dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang
takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka
bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. yang demikian itu lebih baik bagimu
jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman".”. ( QS.Al-A’raf / 7:85 )
Perbedaan tingkat gaji. Jika Islam menetapkan bahwa gaji ditentukan
berdasarkan pekerjaan, maka ia juga menetapkan perbedaan jumlah yang
ditentukan berdasarkan jenis suatu pekerjaan.
Allah SWT berfirman :

24
25

Ibid., h.156
Ibid., h.157

Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang Telah mereka
kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaanpekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.
3) Hak Cuti dan Keringanan Pekerjaan
Hak cuti kerja biasanya dimasukkan dalam ketentuan jam kerja, hari
libur, dan faktor-faktor lain yang mengharuskan atau memungkinkan
seseorang harus istirahat atau cuti.26 Dalam Al-Qur’an,
Allah SWT Berfirman:
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat
siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat
sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami
memikulnya. beri ma'aflah Kami; ampunilah Kami; dan rahmatilah kami.
Engkaulah penolong kami, Maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."
4) Hak Memperoleh Jaminan dan Perlindungan
Setiap individu berhak atas perlindungan sosial yang memadai,
sebagaimana yang diamanatkan dala Deklarasi Philadelphia ILO 1994 yang
berlaku secara Internasional dan Universal. Jaminan sosial merupakan salah
26

Ibid., h. 159

satu faktor ekonomi yang berfungsi sebagai sistem perlindungan dasar bagi
masyarakat tehadap resiko sosial ekonomi. Jaminan sosial berperan sebagai
instrumen Hak Asasi Manusia, karena fungsi dan tujuanya untuk
meningkatkan harkat dan martabat manisia sebagaimana tercantum dalam
Pasal 25 Deklarasi Universal HAM PBB, yaitu bahwa setiap orang berhak
mendapatkan perlindungan jika mencapai hari tua, sakit, cacat, menganggur
dan meninggal dunia.27
Pengakuan hak asasi ini tercemin dalam konvernsi ILO Nomor 120
Tahun 1952 yang memuat standar minimum, untuk program jaminan sosial
yang meliputi ; tunjangan tunai untuk hari tua, sakit, cacat, kematian dan
pengangguran, serta pelayanan medis bagi karyawan yang menderita sakit. 28
5) Kewajiban para pekerja yaitu :
a) Mengerjakan sendiri pekerjaan yang ada didalam perjanjian kalau
pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang khas.
b) Benar-benar bekerja sesuai dengan waktu perjanjian.
c) Bekerja dengan tekun, cermat dan teliti.
d) Menjaga keselamatan barang yang dipercayakannya.

Idin Rosidin, “ Semua Orang Berhak atas Perlindungan Sosial”. Seminar Umum,
Menggagas Jaminan Sosial Bagi Kaum Pekerja Informal. BEMJ Asuransi Islam, Fakultas Syariah dan
Hukum, UIN Syahid, Jakarta.
28
Ibid.
27

e) Menganti kerugian kalau ada barang yang rusak, apabila kerusakan barang
tersebut disengaja.29
Kewajiban pekerja dalam pandangan Islam yaitu:
1. Amanah dalam bekerja
Bekerja secara professional, pekerjaan dilakukan sebaik mungkin
sehingga memperoleh hasil yang terbaik.30
Sebagaimana Firman Allah :
Dan kalau Allah menghendaki, niscaya dia menjadikan kamu satu umat
(saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi
petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Sesungguhnya kamu akan
ditanya tentang apa yang Telah kamu kerjakan. ”. ( QS.An-Nahl/16:93)
Kejujuran dalam bekerja adalah ibadah. Islam memandang bahwa
kejujuran dalam bekerja bukan hanya merupakan tuntutan, melainkan juga
ibadah. Seseorang muslim yang dekat dengan Allah , akan bekerja dengan
baik untuk dunia dan akhirat.31
Allah SWT berfirman :
Dan dia memperkenankan (doa) orang-orang yang beriman serta
mengerjakan amal yang saleh dan menambah (pahala) kepada mereka dari
karunia-Nya. dan orang-orang yang kafir bagi mereka azab yang sangat
keras. ”.( QS.As-Syura/42: 26 )
29
30
31

Suhrawadi K.Lubis, Hukum Ekonomi Islam, ( Jakarta : Sinar Grafika, 2000),h. 158
Abdul Hamid Mursi, op.cit., h.160
Ibid., h.161

Islam menilai bahwa memenuhi amanah kerja merupakan jenis ibadah
yang paling utama. Agama Islam berbeda dengan agama lainnya, karena
agama lain tidak dilandasi dengan iman dan ibadah. Dalam bekerja, agama
Islam mengarahkan individu dan masyarakat untuk melaksanakan amanah
yang telah diberikan, secara baik dan benar.
2. Mendalami Agama dan Profesi
Mendalami agama. Merupakan kewajiban setiap muslim, apapun
profesinya. Menekuni dan memahami pekerjaan. Yakni pekerja dituntut untuk
mencapai profesionalisme dan kreativitas dalam bekerja.32 Benar apa yang
telah difirmankan Allah :
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta orangorang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Telah kamu kerjakan. ( QS.AtTaubah/9:105 )
Karyawan adalah salah satu aset utama perusahaan dalam mencapai.
Tujuan Perusahaan. Oleh karenanya Perusahaan perlu mengetahui dan
memenuhi kebutuhan para karyawan. Kebutuhan mendasar bagi setiap
Karyawan dimanapun mereka berada adalah “Rasa Aman”. “Rasa Aman”
akan memberikan ketenangan bekerja dalam menjalankan peran mereka
sebagai karyawan maupun sebagai pencari nafkah utama bagi keluarganya.
32

Ibid., h. 162

Sehingga

mereka

dapat

lebih

memusatkan

perhatian

pada

upaya

mensukseskan Tujuan Perusahaan.
Dalam dunia usaha atau kerja diperlukan satu tempat melakukan
aktifitas kerja yaitu sebuah perusahaan, dalam perusahaan memerlukan
seorang pengusaha dan karyawan. Oleh karena itu Karyawan adalah mitra
bagi pengusaha untuk mencapai tujuannya dalam berusaha yaitu keuntungan
semaksimal mungkin. Dengan demikian karyawan adalah bagian dari asset
perusahaan yang tidak ternilai sebagaimana asset-asset perusahaan lain.
Perusahaan dalam melakukan kegiatanya memerlukan tenaga kerja
yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun diluar hubungan
kerja, guna menghasilkan jasa dan barang atau jasa yang telah di tetapkan oleh
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
b, Landasan Hukum
Program kesejahteraan karyawan mempunyai beberapa landasan
hukum secara umum mengatur hak-hak pekerja dan kewajiban perusahaan,
selama karyawan masih aktif bekerja maupun pada masa akhir kerjanya.
Landasan hukum secara umum mengatur hak-hak pekerja dan kewajiban
perusahaan, selama karyawan masih aktif bekerja ataupun pada masa akhir
bekerja, diuraikan sebagai berikut:
1. Peraturan pemerintah ( PP ) No.26 tahun 1992 tentang manfaat pensiun
peserta didalam peraturan tersebut program yang dijalankan dapat
dilakukan dengan:

a

Program Pensiun Iuran Pasti ( PPIP )
Sesuai namanya dalam penyelengaraan program ini yang ditetapkan

adalah premi atau iuran setiap bulan sedangkan manfaat akhir tergantung yang
akan dibayarkan adalah hasil perkembangan dikurangi biaya-biaya yang
dikeluarkan. Dalam perhitungan program ini untuk mengetahui hasil akhir
dapat dilakukan dengan cara yang sederhana yaitu akumulasi jumlah iuran
ditambah hasil pengembangan dikurangi biaya dan pajak hasil investasi.
Adapun besar manfaat yang akan dibayarkan diatur :
1) Jika meninggal dunia, maka akan dibayarkan kepada ahli waris jumlah
iuran yang dibayar ditambah hasil pengembangan.
2) Cacat tetap total dan tidak mampu bekerja besar manfaat yang
diberikan sebagaimana karyawan meninggal dunia.
3) Akhir masa kerja ( pensiun normal/dipercepat ) akan dibayarkan :
a) Jika iuran ditambah pengembangan kurang dari ketentuan
minimum maka jumlah tersebut dibayarkan sekaligus ecara tunai.
b) Jika iuran ditambah pengembangan lebih dari ketentuan minimum.
a. Jumlah dibayarkan sekaligus 20,00% dan,
b. Selebihnya sebesar 80,00% harus dibelikan program anuitas
keperusahaan asuransi jiwa dan selanjutnya dibayarkan secara
bulanan seumur hidup.
Penyelengaraan
pemerintah

program

sebagai

hanya dapat dilakukan:

dimaksud

sesuai

ketentuan

a. Dana pensiun pemberi kerja (DPPK) atau
b. Dana pensiun lembaga keuangan (DPLK)
b

Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP)
Berbeda dengan program pensiun pasti, dalam penyelangaraanya

program ini besar manfaatnya ditetapkan dahulu dan pada umumnya dikaitkan
dengan gaji dari masing-masing peserta.
Dengan mempertimbangkan beberapa faktor khususnya manfaat yang
akan dibayarkan, baru dapat ditetapkan besarnya iuran peserta, besarnya iuran
sama dan dalam bentuk prosentase dari gaji dari masing-masing peserta.
1) Manfaat pensiun yang diberikan antara lain:
a) Benefit pensiun normal
Usia pensiun normal adalah usia paling rendah dimana
karyawan berhak untuk pensiun tanpa perlu persetujuan dari pembei
kerja dengan memproleh manfaat pensiun penuh.
Usia pensiun normal tersebut biasanya ditentukan dalam suatu
peraturan dana pensiunan yang karyawan berhak untuk pensiun penuh,
sering karyawan memohon mengajukan pensiun pada usia rata-rata
karyawan yang sesunguhnya pensiun.u