PENGARUH KETELADANAN DAN KREATIVITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTS MUHAMMADIYAH KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

(1)

i SKRIPSI

Oleh : Akromal Umam NPM: 20120720164

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

i

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I) Strata Satu pada

Fakultas Agama Islam (FAI)

Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh : Akromal Umam NPM : 20120720164

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

ii Nama Mahasiswa : Akromal Umam NPM : 20120720164

Program Studi : Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang sepengatuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah inidan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 9 februari 2016 Yang membuat pernyataan,

Akromal Umam NPM. 20120720164


(4)

iii

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah QS. Al-ahzab 33:21 ( Departemen Agama RI, PT Sygma Examedia Arkamlema )


(5)

iv

1. Almamater saya Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2. Kedua orang tua, Bapak Muslim H.S dan ibunda Sumiati yang saya sayangi, cintai dan saya banggakan.

3. Keempat saudara kadung saya, Eko aji Putra,Nur Aisah, Dwi Hati Ilani,S.Pd,AUD, M.M dan Hayatin Nufus.


(6)

v

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ... 1

B. Rumusan masalah... 5

C. Tujuan dan manfaat penelitian ... 5

D. Sistematik pembahasan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIK E. Tinjauan pustaka ... 9

F. Kerangka teoritik ... 15

BAB III METODE PENELITIAN G. Jenis penelitian ... 34

H. Konsep dan variabel ... 34


(7)

vi BAB IV HASIL PEMBAHASAN

A. Gambaran umum sekolah ... 53 B. Hasil penelitian... 55 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 67 B. Saran ... 67 C. DAFTAR PUSTAKA ... 71 LAMPIRAN – LAMPIRAN


(8)

vii

Tabel 3.2 kriteria jawaban dari pertanyaan atau pernyataan ... 38

Tabel 3.3 hasil uji validitas variabel keteladanan guru ... 42

Tabel 3.4 hasil uji validitas variabel kreativitas guru ... 43

Tabel 3.5 hasil uji reliabilitas variabel keteladanan guru ... 45

Tabel 3.6 hasil uji reliabilitas variabel kreativitas guru ... 46

Tabel 3.7 data keteladanan guru... 47

Tabel 3.8 uji normalitas keteladanan guru ... 49

Tabel 3.9 data kreativitas guru ...49

Tabel 3.10 uji normalitas kreativitas guru... 51

Tabel 4.1 nilai rapot siswa ... 55

Tabel 4.2 frekuensi nilai rapot ... 60

Tabel 4.3 frekuensi keteladanan guru ... 61

Tabel 4.4 frekuensi kreativitas guru ... 63

Tabel 4.5 hasil uji regresi linier keteladanan guru ... 63

Tabel 4.93 hasil uji regresi linier kreativitas guru ... 64


(9)

(10)

i

keteladanan dan kreativitas guru pendidikan agama islam terhadap prestasi belajar siswa di MTs Muhammadiyah Kasihan Bantul Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif. Populasi ini adalah seluruh kelas IX siswa MTs Muhammadiyah Kasihan Bantul Yogyakarta, teknik pengambilan sampel menggunakan sampel total sampling. Penelitian ini menggunakan angket, observasi dan dokumentasi. Uji validitas menggunakan product moment dan uji reliabilitas menggunakan alpha. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier dan regresi ganda.

Hasil penelitian menunjukan: 1) keteladanan guru Pendidikan Agama Islam MTs Muhammadiyah Kasihan Bantul Yogyakarta berda pada kategori baik (27,05 %). 2) kreativitas guru Pendidikan Agama Islam MTs Muhammadiyah Kasihan Bantul Yogyakarta berada dalam katagori baik ( 18,82 %). 3). Ada pengaruh keteladanan dan kreativitas guru Pendidikan Agama Islam yang ditunjukan dengan angka signifikan 0,000. Nilai determinan R2 = 0,190 artinya sumbangan pengaruh keteladanan dan kreativitas guru Pendidikan Agama Islam 19 % dan 81 % dipengaruhi faktor lain.


(11)

ii

This research uses descriptive quantitative type. This is the entire population of class IX students of Bantul of Yogyakarta Muhammadiyah Pity MTs, sampling technique using a sample of total sampling. This research use the question form, observation and documentation. Test the validity of using the product moment test and reliability using alpha. Data analysis technique used is a linear regression analysis and regression.

The study results indicate: 1) Islamic religious education teachers example MTs Muhammadiyah Yogyakarta's Bantul berda Saturday on Compassion category either (27.05%). 2) Islamic religious education teachers creativity MTs Bantul Yogyakarta Muhammadiyah Pity is in what category either (18.82%). 3). There is the influence of example and Islamic studies teacher creativity shown by number significantly 0.000. The value of determinant R2 = 0.190 means donations to the influence of example and creativity guru Islamic education 19% and 81% were influenced by other factors.


(12)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam proses pembangunan nasional. Senada dengan isi undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) dalam Bab II Pasal 3 bahwa :

tujuan pendidikan nasional ialah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia-manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab’

Dalam sejarah pertumbuhan masyarakat, pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan kehidupan generasi demi generasi sejalan dengan tuntutan kemajuan masyarakatnya. Sangat wajar jika kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa besar perhatian bangsa tersebut terhadap pendidikan.

Lingkungan pendidikan khususnya sekolah, guru menjadi publik figur yang dipercaya oleh para muridnya untuk ditiru, baik perkataan maupun perbuatannya. Semakin tinggi tingkat kepercyaan seorang guru di depan peserta didiknya, maka semakin besar pula pengaruhnya di dalam mencapai tujuan untuk membentuk tingkah laku peserta didiknya tersebut. Tingkat kepercyaan guru sangat tergantung pada sikap dan perilakunya. Apabila seorang peserta didik mengakui (kebenaran) dan menerima nasihat-nasihat


(13)

yang diberikan oleh guru, hal ini bukanlah terpaksa atau karena takut akan sesuatu dan sebagainya, melainkan karena peserta didik itu secara sadar mengakui dan menerima kewajiban yang ada pada dirinya yaitu belajar.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 1 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa:

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Sebagaimana pengamatan penulis pada saat melaksanakan PPL (Praktek Pengalaman Lapangan) di Mts Muhammadiyah kasihan bantul, penulis mengamati guru yang memiliki keteladanan yang baik berdampak baik terhadap prilaku siswa-siswinya sedangkan guru yang keteladanannya kurang baik berdampak buruk terhadap prilakunya. Contoh perilaku keteladanan yang baik salah satunya berpakaian rapi, berbicara dengan baik pada saat di luar dan di dalam kelas. Keteladanan yang baik bukan hanya dalam segi menguasai materi ketika penyampaian di kelas, tetapi keteladanan yang baik itu mampu mendorong kesadaran dan semangat belajar siswa. hal ini sejalan dengan pengertian Abu hamdi dan Nur Uhbiyati (1991) sebagimana yang dikutip (Sadulloh, 2014 : 54) mengemukakan bahwa:

menurut Brojonegoro, mendidik berarti memberi tuntunan kepada manusia yang belum dewasa dalam pertumbuhan dan perkembangan, sampai tercapai kedewasaan dalam arti rohani dan jasmani.

Kreativitas guru dalam proses belajar mengajar mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan mutu hasil belajar siswanya.


(14)

Kreativitas guru dalam proses belajar mengajar ternyata dapat mendorong semangat siswa-siswi di kelas, sehingga kelas tidak menjadi monoton. Hal ini sejalan dengan pendapat Hasan Langgulung yang mengutip pendapat Mead bahwa :

kreativitas adalah proses yang dilakukan oleh seseorang, yang menyebabkan ia menciptakan sesuatu yang baru baginya. Kreativitas di sini adalah proses atau aktivitas yang dikerjakan oleh seseorang, yang berakhir dengan ia menciptakan sesuatu yang baru.

Permasalahan yang sering terjadi ketika proses belajar mengajar berlangsung di sekolah pada umumnya adalah ketidak-aktifan guru akibat kelas tidak kondusif dan cenderung monoton, dimana penguasaan kelas guru kurang baik. Dapat diamati dari cara guru menyampaikan materi kurang menarik karena gaya dan bahasa guru saat mengajar terlalu kaku dan serius, penjelasan guru juga sulit dimengerti dan terlalu cepat, suara guru kurang lantang sehingga peserta didik yang duduk di belakang kurang bisa mendengar penjelasan guru dengan jelas. Guru cenderung pilih kasih dengan hanya memperhatikan peserta didik yang pintar saja sedangkan peserta didik yang memiliki kemampuan kurang tidak begitu diperhatikan, guru juga terkadang tidak memperdulikaan peserta didik yang mengobrol pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

Prestasi belajar merupakan hasil dari proses pembelajaran siswa baik dalam prestasi akademik maupun non akademik. Hal ini sejalan dengan pendapat Zakiah Daradjat (1998:118) bahwa :

prestasi adalah nilai yang dicapai murid sekolah dalam berbagai tingkat, dengan maksud untuk menemukan faktor-faktor yang


(15)

menyebabkan murid-murid mencapai puncak belajar dalam berbagai mata pelajaran.

Dalam rangka mewujudkan hasil belajar maka guru sebagai seorang pendidik diharapkan memiliki keteladanan dan kreatifitas dalam mengelola kelas, menyampaikan materi, penggunaan metode, penggunaan media, cara berbicara, berkaian dan tingkah laku yang sesuai dengan materi ajar dan kewajiban sebagain seorang pendidik, sehingga siswa benar- benar dapat memahami materi yang diberikan tidak hanya untuk dihafalkan saja tetapi untuk dipahami agar hasil belajar yang diperoleh dapat diingat selamanya, sehingga siswa termotivasi untuk belajar lebih giat lagi agar potensi yang dimiliki siswa dapat berkembang dan akhirnya mutu pendidikan pun ikut meningkat.

Berdasarkan uraian di atas dirasa perlu melakukan penelitian mengenai keteladanan dan kreativitas guru terhadap prestasi belajar dengan mengangkat judul Pengaruh Keteladan dan Kreatifitas Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap Prestasi Belajar Siswa MTs Muhammadiyah Kasihan Bantul.


(16)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Prestasi belajar siswa di MTs Muhammadiyah Kasihan Bantul 2015/2016?

2. Bagaimana tingkat keteladanan guru Pendidikan Agama Islam di MTs Muhammadiyah Kasihan Bantul 2015/2016?

3. Bagaimana pengaruh kreativias guru Pendidikan Agama Islam di MTs Muhammadiyah Kasihan Bantul 2015/2016?

4. Adakah pengaruh keteladanan dan kreativitas guru terhadap prestasi belajar peserta didik di MTs Muhammadiyah Kasihan Bantul Tahun 2015/2016 ?

C. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisi prestasi siswa di MTs Muhammadiyah Kasihan Bantul.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis tingkat keteladanan guru Pendidikan Agama Islam di MTs Muhammadiyah Kasihan.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam di MTs Muhammadiyah Kasihan Bantul Tahun 2015/2016.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh keteladanan dan kreativitas guru terhadap prestasi belajar peserta didik di MTs Muhammadiyah Kasihan Bantul Tahun 2015/2016.


(17)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi penulis dan dijadikan bahan ajar di MTs Muhammadiyah Kasihan Bantul memberikan wawasan bagi penulis

2. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah

1) Sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang ada, termasuk para pendidik yang ada di dalamnya, dan penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan, serta pemerintah secara umum.

2) Dapat menjadi pertimbangan untuk diterapkan dalam dunia pendidikan pada lembaga-lembaga pendidikan yang ada di Indonesia sebagai solusi terhadap permasalahan pendidikan yang ada.

b. Bagi siswa

Meningkatkan hasil belajar dan solidaritas siswa untuk menemukan pengetahuan dan mengembangkan wawasan, meningkatkan kemampuan menganalisis suatu masalah melalui pembelajaran dengan model pembelajaran inovatif.


(18)

Menambah wawasan penulis sebagai calon pendidik mengenai peran seorang guru , untuk selanjutnya dijadikan sebagai acuan dalam bersikap dan berperilaku.

E. Sistematika Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian ini akan disistematikan menjadi lima bab yang saling berkaitan. Sebelum memasuki bab pertama akan didahuli dengan: halaman sampul, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, halaman daftar tabel dan abstrak.

Pada bab pertama atau pendahuluan berisi sub bab ; latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, serta sistematika pembahasan.

Pada bab kedua atau tinjauan pustaka dan kerangka teori memuat uraian tentang tinjauan pustaka terlebih dahulu dan karangan teori yang relevan dan berkaitan dengan tema.

Pada bab ketiga atau metode penelitian memuat secara rinci mengenai metode penelitian yang digunakan; jenis penelitian, desain, lokasi, populasi, dan sampel, metode pengumpulan data, definisi konsep dan variabel, serta analisis data yang digunakan.

Selanjutnya pada bab keempat atau hasil pembahasan berisi tentang hasil penelitian; klasifikasi bahasan, sifat penelitian, dan rumusan masalah atau fokus penelitian serta pembahasan. Kemudian bab kelima atau penutup berisi kesimpulan, saran – saran atau rekomendasi.


(19)

Dan bagian akhir berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran; instrumen pengumpulan data, penghitungan statistik, dokumen, surat-surat, perijinan, surat keterangan telah melakukan penelitian dari instansi yang diteliti, curriculum vitae dan bukti bimbingan.


(20)

9 A. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan skripsi (listianto,2012) yang berjudul Pengaruh keteladanan guru dan kepemimpinan orang tua terhadap motivasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VIII SMP 2 pringsulat kabupaten temanggung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keteladanan guru dan kepemimpinan orang tua terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pringsurat Kabupaten Temanggung. Populasi dalam penelitian ini 223 responden, dengan sampel 71 responden, metode pengumpulan data menggunakan angket untuk semua variabel, dan dokumentasi. Kemudian dilanjutkan dengan penghitungan yang menggunakan rumus regresi dan dibantu program komputer SPSS 17.0. Hasil analisis diskriptif data diperoleh hasil variabel keteladanan guru, dari 71 responden diketahui 11 responden terletak pada interval 27 - 28 dalam kategori sangat baik dengan prosentase 15,49%, sebanyak 8 responden terletak pada interval 25 - 26 dalam kategori baik dengan prosentase 11,27%, sebanyak 44 responden terletak pada interval 23 - 24 dengan kategori cukup baik dengan prosentase 61,97%, sebanyak 7 responden yang terletak pada interval 21 - 22 dengan kategori kurang baik dengan prosentase 9,86%. Hasil analisis regresi menunjukkan angka R Square 0,947, nilai tersebut merupakan hasil penguadratan koefisien korelasi 0,973 x 0,973 = 0,921431 yang dibulatkan menjadi 0,92. Selain itu juga dapat dijelaskan besarnya prosentase


(21)

pengaruh variabel bebas atau variabel prediktor terhadap variabel terikatnya. Besar koefisien determinasi adalah 0,947 mengandung pengertian bahwa pengaruh variabel bebas (independent) terhadap perubahan variabel dependent 94,7%, sedangkan 5,3% (100% - 94,7%) dipengaruhi variabel lain. besarnya F hitung adalah 609,730 sedangkan besar signifikansinya 0,000. Signifikansi table ANOVA 0,000 lebih kecil dari 0,05 dengan demikian variasi nilai variabel bebas atau variabel independent dapat menjelaskan variasi nilai dependent, dengan kata lain variabel keteladanan dan kepemimpinan dapat memprediksi variabel motivasi. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol ditolak. Sedangkan, hipotesis alternatif diterima yaitu ada pengaruh keteladanan guru terhadap motivasi belajar siswa, ada pengaruh kepemimpinan orang tua terhadap motivasi belajar serta ada pengaruh keteladanan guru dan kepemimpinan orang tua secara bersama terhadap motivasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pringsurat Kabupaten Temanggung. Jenis metode penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dan pendekatan penelitian survei yaitu dengan melakukan penelitian langsung ke lapangan, yakni SMP Negeri 2 Pringsurat, Kabupaten Temanggung. Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh data yang akurat tentang “Pengaruh keteladanan guru dan kepemimpinan orang tua terhadap motivasi belajar Pendidikan Agama Islam

siswa“. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Pringsurat, Kabupaten

Temanggung dan telah dilaksanakan pada tanggal 21 Januari 2012. Sedangkan metode pengumpulan data menggunakan metode angket dan


(22)

dokumentasi, metode angket digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara membagikan lembar-lembar pertanyaan yang telah ditentukan opsi jawabanya secara tertulis. Metode ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang keteladanan guru, kepemimpinan orang tua dan motivasi belajar PAI. Instrumen yang digunakan berupa lembar pertanyaan dengan indikator yang telah ditentukan. Sedangkan dokumentasi penulis gunakan untuk mencari data yang terkait dengan penelitian sebagai bukti dari kegiatan yang ada, guna mendukung kelengkapan peneltian. Instrumen yang digunakan adalah berbagai dokumen dan arsip yang ada di sekolah.

Sedangkan dalam penelitian (Haryanto,2013) yang berjudul Pengaruh Keteladanan Guru Terhadap Akhlak Siswa Kelas XI SMK Al-Kautsar

Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak Tahun Pelajaran 2013/2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) Tingkat Keteladanan Guru SMK Al-Kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun pelajaran 2013/2014, 2) Tingkat Akhlak Siswa Kelas XI SMK Al-Kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun pelajaran 2013/2014, 3) Adakah indikasi pengaruh Keteladanan Guru Terhadap Akhlak Siswa Kelas XI SMK Al-Kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan angket dan dokumentasi sebagai metode pengumpulan data. Subyek penelitian sebanyak 38 responden dan merupakan penelitian sampel. Data yang diperoleh dari angket dan dokumentasi kemudian dianalisis dengan menggunakan metode kuntitatif dengan rumus yang digunakan product moment. Pengumpulan data


(23)

menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data X dan data Y. Setelah diperoleh hasil perhitungan dengan kriteria bahwa apabila rhitung rtabel, maka Ho ditolak yang dikonsultasikan pada tabel pada taraf 1%. Hasil penelitian ini menunjukan: 1) Keteladanan Guru SMK Al-Kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun 2013/2014 tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar 100%, 2) Akhlak siswa kelas XI SMK Al-Kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun 2013 tergolong dalam kategori sedang sebesar 94,73%, 3) Ada pengaruh keteladanan guru terhadap akhlak siswa kelas XI SMK Al-Kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian untuk r hitung adalah 0,444. Sedangkan untuk r table pada taraf kesalahan 1% = 0,424 dengan df = 36. Sehingga dapat dibandingkan r hitung dengan r tabel yang diperoleh dalam perhitungan sebagai berikut pada taraf signifikasi 0,444 > 0,424 pada taraf signifikasi 1%, maka ho ditolak.

Sedangakan penelitian ruwiyah (2012) yang berjudul Pengaruh Keteladanan Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa MTS Nurul Ali Dusun Sempu Desa Ngadirojo Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 63 atau 96,92% orang responden menilai jika guru memiliki keteladanan yang sangat baik, dan masih terdapat 2 orang atau 3,08% responden yang menilai jika keteladanan guru adalah baik. Temuan tersebut menunjukkan bahwa selama ini guru telah mampu memberikan keteladanan yang baik kepada siswanya. Sedang penilaian pada motivasi belajar siswa, 100 % responden menyatakan jika


(24)

memiliki motivasi belajar yang sangat tinggi. Dengan demikian secara deskriptif keteladanan guru memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa. Hasil analisis ini juga didukung oleh hasil analisis statistik yang menunjukkan nilai p-value sebesar 0,000 (< 0,05), artinya bahwa Terdapat pengaruh signifikan keteladanan guru terhadap motivasi belajar Siswa MTs Nurul Ali Dusun Sempu Desa Ngadirojo Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 201 2. Selain itu dari hasil analisis statistik juga diketahui besarnya nilai r-hitung sebesar sebesar 0,811 menunjukkan jika pengaruh keteladanan guru dengan motivasi belajar siswa sangat kuat (0,80-1,000)

Lalu penelitian (Ghozali, 2014 : 5 ) yang berjudul pengaruh kreativitas guru dalam meningkatkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP negeri 3 kota tanggerang selatan ciputat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 63 atau 96,92% orang responden menilai jika guru memiliki keteladanan yang sangat baik, dan masih terdapat 2 orang atau 3,08% responden yang menilai jika keteladanan guru adalah baik. Temuan tersebut menunjukkan bahwa selama ini guru telah mampu memberikan keteladanan yang baik kepada siswanya. Sedang penilaian pada motivasi belajar siswa, 100 % responden menyatakan jika memiliki motivasi belajar yang sangat tinggi. Dengan demikian secara deskriptif keteladanan guru memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa. Hasil analisis ini juga didukung oleh hasil analisis statistik yang menunjukkan nilai p-value sebesar 0,000 (< 0,05), artinya bahwa Terdapat pengaruh signifikan


(25)

keteladanan guru terhadap motivasi belajar Siswa MTs Nurul Ali Dusun Sempu Desa Ngadirojo Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 201 2. Selain itu dari hasil analisis statistik juga diketahui besarnya nilai r-hitung sebesar sebesar 0,811 menunjukkan jika pengaruh keteladanan guru dengan motivasi belajar siswa sangat kuat (0,80-1,000)

Keempat penelitian diatas memiliki kesamaan dalam aspek variabel dan metode penelitian. Sedangkan, perbedaan yang akan dilakukan peneliti yakni pada subjek penelitian serta peneliti akan membahas dan menganalisis Pengaruh keteladanan dan kretivitas guru terhadap prestasi belajar peserta didik di MTs Muhammadiyah Kasihan Bantul Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode angket untuk mengatahui adanya keteladanan dan kreativitas guru di Mts Muhammadiyah Kasihan Bantul, Observasi dan dokumentasi.


(26)

B. Kerangka Teoritik

1. Keteladanan guru

a. Pengertian keteladanan guru

Guru adalah sebagai pengelola kegiatan proses belajar

mengajar dimana dalam hal ini guru bertugas untuk mengarahkan

kegiatan belajar siswa agar bisa mencapai tujuan pembelajaran. tugas

Seorang guru adalah mendidik, mengajarkan (materi pembelajaran,

sopan dan santun) , membimbing, mengarahkan, melatih, dan menilai.

Guru sebagai suri taudalan bagi siswa yang ada disekolah ada beberapa

pengertian tentang keteladanan menurut (Purwodarminto, 1997:1036).

Mengungkapkan bahwa:

Keteladanan berasal dari kata teladan yang memiliki arti patut ditiru (perbuatan, barang, dan lain sebagainya). Sedangkan keteladanan berarti hal-hal yang dapat ditiru atau dicontoh.

keteladanan guru adalah contoh yang baik dari guru, baik yang

berhubungan dengan sikap, prilaku, tutur kata, mental, maupun yang

terkait dengan akhlak dan dan moral yang patut dijadikan contoh bagi


(27)

Hal ini sejalan dengan pendapat (isa, 2011 : 4) yang

mengungkapkan bahwa “guru atau pendidik adalah pemimpin sejati,

pembimbing dan pengarah yang bijaksana, pencetak para tokoh dan

pemimpin umat”.

Senada dengan pengerti diatas (Nurdin, 2008:1) mengatakan

bahwa “seorang yang harus digugu dan harus ditiru oleh semua

muridnya”. Dari pengertian tersebut keteladan guru adalah segala

sesuatu tentang perbuatan dan perkataan yang dilakukannya akan

senantiasa ditiru oleh muridnya. Mulai dari cara berpikir, cara

berbicara, hingga cara berperilaku sehari-hari. Sedangkan menurut

(Kunandar, 2007: 54) bahwa guru adalah “pendidik profesional dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik”.

Sebagaimana keteladanan yang dijelaskan dalam Standar

Kompetensi kurikulum 2004:

pendekatan keteladanan adalah pendekatan dalam pembelajaran yang menempatkan guru serta komponen madrasah lainnya sebagai teladan, sebagai cerminan dari individu yang memiliki keimanan teguh dan berakhlak mulia. (Depag RI, 2004:25)


(28)

Adapun penjelasan menurut peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala BKN Nomor: 03/V/PB/2010 tahun 2010, bahwa :

Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Kata “guru” sering dipergunakan sebagai identitas, baik ketika melakukan aktivitas yang berkaitan dengan dunia pendidikan, maupun kegiatan diluar ranah pendidikan.

Dari pengertian tersebut dapat peneliti simpulkan keteladan guru adalah segala sesuatu tentang cara berpikir, cara berbicara, sehingga cara berperilaku dan perkataan yang dilakukan oleh guru tersebut dapat menjadi contoh yang baik bagi siswanya. Sebagai seseorang yang harus digugu dan ditiru, seorang guru dengan sendirinya memiliki peran yang luar biasa bagi muridnya, apa yang diserukan kepada anak didiknya harus dilakukan juga oleh guru tersebut, contohnya adalah seorang guru melarang anak muridnya untuk merokok akan tetapi guru tersebut merokok didalam lingkungan sekolah. Hal tersebut tidak sesuai dengan pengertian keteladanan yang sejatinya digugu dan ditiru.

b. Dasar ketaladanan.

Disini penulis akan mengemukakan beberapa teori dari beberapa pendapat para ahli sebagaimana yang dikemukakan oleh (Burhanudin, 2001:55) bahawa “Pendidikan melalui keteladanan adalah pendidikan dengan cara memberi contoh-contoh yang kongkrit pada anak didik”.


(29)

Sebagi teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang disekitar lingkungan sekolah maupun diluar sekolah yang menganggap dan mengakuinya sebagai guru. Sehubungan itu, pendapat (Mulyasa, 2013 : 46 ) menyatakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan oleh para guru bahwa:

1) Sikap dasar, Postur psikologis yang akan nampak dalam masalah-masalah penting, seperti keberhasilan, kegagalan pembelajaran, kebenaran, hubungan antara manusia, agama, permaian dan diri.

2) Bicara dan gaya bicara. 3) Kebiasaan bekerja. 4) Pakaian.

5) Hubungan kemanusian, Diwujudkan dalam sebuah pergaulan manusia, intelektual, moral, keindahan, terutama bagaimana berprilaku.Proses berfikir.Prilaku neoritis.Suatu pertahanan yang dipergunakan untuk melindungi diri dan bisa juga untuk menyakiti orang lain.

6) Gaya hidup secara umum, apa yang dipercaya oleh seseorang tentang setiap aspek kehidupan dan tindakan untuk mewujudkan kepercayaan itu.

Adapun pengertian keteladanan sebagai penguat atau landasan teori ini terdapat juga dalam kitab suci al-Qur’an sebagai mana yang dikemukakan oleh (Abudin nata, 1997 : 95):

keteladanan diproyeksikan dengan kata uswah yang kemudian diberi sifat belakangnya seperti hasanah yang berarti baik, sehingga terdapat ungkapan uswatun hasanah yang artinya teladan yang baik. Kata-kata uswatun didalam al-qur’an diulang sebanyak 6 kali dengan mengambil semple para nabi. Sifat nabi muhammad SAW, nabi ibrahim dan semua orang yang beriman kepada allah’ (Abudin nata, 1997 : 95).

Sebagaimana firman Allah SWT dalam kita suci al-Qur’an dalam surat al-ahzab ayat 21 yaitu :


(30)

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

c. Syarat-syarat keteladanan

Guru yang patut dijadikan teladan tentunya memiliki persyaratan yang dipenuhi, Adapun beberapa syarat untuk menjadi guru teladan dalam firman allah surah Ash-Shaff :3 sebagaimana yang dituliskan oleh (Depag RI, 1990:928) :

Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apaapa yang tidak kamu kerjakan.

Sedangkan penjelasan (Shihab, 1999:275) yang menukil dari pendapat Sayyid Quthub mengenai kandungan ayat tersebut bahwa :

di dalam ayat tersebut terlihat penyatuan akhlak pribadi dengan kebutuhan masyarakat di bawah naungan kaidah keagamaan. Ayat ke 2-3 mengandung sanki dari Allah SWT serta kecaman terhadap orang beriman yang mengucapkan apa yang mereka tidak kerjakan.


(31)

Berdasarkan ayat diatas dapat diambil pengertian bahwa seorang guru hendaknya mampu berkomitmen dengan apa yang sudah disampaikan, bukan sebaliknya yang hanya dapat menyampaikan tanpa ada tindakan. Sehingga akhlaknya patut dijadikan teladan bagi anak didiknya.

d. Bentuk-bentuk keteladanan guru

Secara keseluruhan guru merupakan figur yang menarik perhatian semua orang, entah dalam keluarga, masyarakat atau disekolah. Tidak ada seorangpun yang tidak mengenal figur guru. Hal ini dikarenakan figur guru itu bermacam – macam seperti guru mata pelajaran, silat, guru mengaji, bhatara guru, maha guru, dan sebagainya. Sebagi pribadi yang selalu digugu dan ditiru, tidaklah berlebihan bila anak peserta didik selalu mengharapkan figur guru yang senantiasa merhatikan kepentingan mereka. Figur guru yang selalu memperhatikan kepentingan peserta didik biasanya mendapatkan perhatian ekstra dari peserta didik tersebut.

Menurut Freand, W, hart sebagaimna yang dikutip Djamarah (2011 : 104) dia menyimpulkan dengan mengemukakan sepuluh sikap yang baik dan disenangi anak didik sebagi berikut:

1) Suka menolong pekerjaan sekolah dan menerangkan pelajaran dengan jelas dan mendalam serta menggunakan contoh –contoh yang baik dalam mengajar.

2) Periang dan gembira, memiliki perasaan humor dan serta menerima lelucon atas dirinya.

3) Bersikap bersahabat, merasa seorang anggota dalam kelompok kelas.


(32)

4) Menaruh perhatian dan memahami anak didik.

5) Berusaha agar pekerjaan menarik, dapat membangkitkan keinginan-keinginan bekerja sama dengan anak didik.

6) Tegas, sanggup menguasai kelas dan dapat membangkitkan rasa hormat pada anak didik.

7) Tidak ada yang lebih disenangi, tak pilih kasih, dan tidak ada anak emas atau anak tiri.

8) Tidak suka mengomel, mencela, dan sarkastis.

9) Anak didik benar – benar merasakan bahwa dia mendapatkan sesuatu dari guru.

10)Mempunyai pribadi yang dapat diambil contoh dari pihak anak didik dan masyrakat lingkungan.

Menurut penjelasan diatas guru bukan hanya pintar dalam menyampaikan materi namun, guru juga wajib untuk dapat memahami siswa-siswinya bukan hanya sekedar menyampaikan atau mentransfer materi dari guru kemurid. Diakui memang ada juga guru yang tidak menyukai peserta didik disekolah. Guru yang tidak disenangi oleh peserta didik itu disebabkan budi pekerti guru dalam pandangan pesrta didik tidak baik. Jadi dapat penulis pahami tentang bentuk – bentuk keteladanan guru harus meliputi beberapa aspek seperi yang sebagaimana telah dikemukakan oleh (Thalib, 1996:24) bahwa

Lisan atau lidah merupakan organ tubuh manusia yang mempunyai fungsi untuk mengucapkan atau melafalkan apa yang dimaksud dalam hati manusia, meskipun kecil dari segi ukurannya, namun besar fungsinya dalam kehidupan manusia. Pengaruh perkataan yang disampaikan oleh seorang pendidik sangatlah berpengaruh pada anak didiknya. Oleh sebab itu Islam mengharamkan pembicaraan yang merusak dan membawa kesesatan.

Sejalan dengan pendapat diatas menurut (Umary, 1995: 29) mengatakan bahwa :


(33)

perbuatan merupakan cerminan dari isi hati manusia itu sendiri, boleh jadi perbuatan yang ditimbulkan mendatangkan kemaslahatan atau sebaliknya, mendatangkan kemahdaratan bagi dirinya maupun orang lain. Setiap perbuatan manusia tentu dilandasi oleh tujuan, sedangkan perbuatan manusia mempunyai sa’dah atau kebahagiaan

Guru harus dapat memahami dan menempatkan kedewasaannya. Sebagai pendidik harus mampu menjadikan dirinya sebagai teladan. Teladan dalam hal ini bukan berarti guru harus menyerupai seorang yang istimewa. Guru tidak perlu menganggap dirinya manusia super, manusia serba tahu dan manusia tidak pernah melakukan kesalahan. Guru harus berlaku biasa, terbuka serta menghindari segala perbuatan tercela dan tingkah laku yang akan menjauhkan martabat sebagai seorang pendidik. Sudah menjadi kewajiban bagi seorang pendidik untuk memberikan contoh tindakan yang baik bagi peserta didiknya, supaya akhlak mulia tertanam pada diri anak.

2. Kreativitas

a. Pengertian kreativitas.

Sebagai pendidik kita diwajibkan bukan sekedar memberikan pengetahuan berupa materi saat dikelas. Namun harus memberikan kreativitas untuk memahami peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga siswa senang dan dapat menyerap apa yang kita sampaikan hal ini telah dikemukakan oleh (Harmi,muchram, 2003 : 23). Mengatakan bahwa


(34)

Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru, hasil karya ide-ide baru tersebut sebelumnya tidak dikenal oleh pembuatannya ataupun oleh orang lain, kemampuan ini merupakan imajinatif yang hasilnya merupakan pembuatan kombinasi dari informasi yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, menjadi hal baru dan bermanfaat.

Menurut pendapat diatas bahwa seorang guru bukan sekedar hanya menyampaikan materi namun guru pula harus dapat memahami metode pembelajaran seperti apa yang cocok untuk peserta didiknya. Sehingga peserta didik merasakan nyaman dan betah pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Sedangkan menurut Gordon Dalam Mulyasa (2013) mengemukakan empat prinsip dasar sitentik yang menentang pandangan lama tentang kreativitas. Yaitu :

1) Kreativitas merupakan suatu yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Hampir semua manusia berhubungan dengan proses kreativitas, yang dikembangkan melalui seni atau penemuan-penemuan baru. Gordon menekankan bahwa kreativitas merupakan bagian dari hidup kita sehari-hari dan berlangsung sepanjang hayat. Model gordon dirancang untuk meningkatkan kapasitas pemecahan masalah, ekspresi kreatif, empati dan hubungan sosial. Ia juga menekankan bahwa ide-ide yang bermakna dapat ditingkatkan melalui aktivitas kreatif untuk memperkaya pemikiran.

2) Proses kreatif bukanlah hal yang misterius. Hal tersebut dapat dideskripsikan dan mungkin membantu orang secara langsung untuk meningkatkan kreativitasnya. Secara tradisional, kreativitas dipandang sebagai hal yang misterius, bawaan sejak lahir, yang bisa hilang setiap saat. Gordon yakin bahwa jika memahami landasan proses kreativitas, induvidu dapat belajar untuk menggunakan pemahamannya guna meningkatkan kreativitas dalam kehidupan dan pekerjaan baik secara pribadi maupun secara kelompok.

3) Penemuan kreatif sama dengan semua bidang, baik dalam bidang seni, ilmu maupun dalam rekayasa. Selain itu penemuan kreatif ditandai oleh beberapa proses intelektual. Ide ini bertentangan


(35)

dengan keyakinan umum, yang memandang kreativitas terbatas dalam bidang seni,padahal ilmu dan rekayasa merupakan penemuan manusia. Gordon menunjukan adanya hubungan antara perkembangan berfikir dalam seni dan ilmu yang sangat erat.

Jadi, menurut peneliti proses belajar mengajar sesuai dengan perkembangannya guru tidak hanya berperan untuk memberikan informasi terhadap siswa, tetapi lebih jauh guru dapat berperan sebagai perencana, pengatur dan pendorong siswa agar dapat belajar secara efektif dan peran berikutnya adalah mengevaluasi dari keseluruhan proses belajar mengajar.

b. Ciri - ciri kreativitas

Dalam proses pembelajaran kita dituntut untuk memiliki kreativitas. Guru yang berhasil dalam pembelajaran bagi peserta didik memiliki ciri-ciri kreativitas hal ini sejalan sebagimana yang telah dikemukan Menurut sund sebagaimana yang dikuti oleh (slemeto, 2003 : 147-148) menyatakan bahwa

induvidu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan. Ciri – cirinya sebagai berikut Hasrat keingin tahuan yang cukup besar.

1) Bersifat terbuka dengan pengalaman baru 2) Panjang akal

3) Keinginan menemukan dan meneliti

4) Cendrung memilih tugas yang berat dan sulit 5) Mencari jawaban yang luas dan memuaskan 6) Memiliki dedikasi

7) Berfikir fleksibel

8) Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cendrung memberi jawaban yang lebih banyak

9) Kemampuan membuat analisis dan sintesis 10)Memili semangat bertanya serta meneliti. 11)Memiliki daya abstraksi yang cukup baik.


(36)

Berdasarkan ciri – ciri kreativitas diatas bahwasannya keterampilan, keuletan dan kecakapan guru sangat dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan siswa. Guru dituntut bukan hanya menyampaikan materi yang akan disampaikan dikelas, namun guru juga dituntu untuk mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh (Mulyasa, 2013 : 51 ) bahwa :

Guru menyadari bahwa kreativitas merupakan yang universal dan oleh karenanya semua kegiatannya ditopang, dibimbing, dan dibangkitkan oleh kesadaran itu. Ia sendiri adalah seorang kreator dan motivator, yang berada dipusat proses pendidikan.

Sebaliknya jika seorang guru tidak mempunyai kreativitas saat mengajar, akan menjadikan kelas monoton sehingga siswa yang berada didalam kelas merasa bosan, jenuh bahkan sering ribut sendiri tampa memperhatikan guru bicara. Dalam hal ini (Mulyasa, 2013 : 107) mengatakan bahwa

menggunakan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efesiensi pembelajaran. pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan metode-metode yang berpusat pada guru, serta lebih menekankan interaksi peserta didik

Dalam proses belajar mengajar sesuai dengan perkembangannya guru tidak hanya berperan untuk memberikan informasi terhadap siswa, tetapi lebih jauh guru dapat berperan sebagai perencana, pengatur dan pendorong siswa agar dapat belajar secara efektif dan peran berikutnya adalah mengevaluasi dari


(37)

keseluruhan proses belajar mengajar. Jadi dalam situasi dan kondisi bagaimanapun guru dalam mewujudkan proses belajar mengajar tidak terlepas dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi karena guru yang baik harus mamapu berperan sebagai planner,organisator, motivator, dan evaluator.

3. Prestasi belajar

a. Pengertian prestasi belajar

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Sejalan dengan pendapat yang telah dikemukakan oleh (Muhibbin, 2008 : 91) bahwa „Prestasi belajar adalah keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu’.

Adapun belajar menurut pengertian secara psikologis, adalah merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Hal ini sejalan dengan pendapat (Slameto, 2003:2) bahwa „Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru


(38)

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya’. Jadi, prestasi belajar siswa dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1) Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran disekolah.

2) Prestasi belajar tersebut terutama dinilai oleh aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintes dan evaluasi. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.

Berdasarkan definisi yang dikemukakan beberapa tokoh di atas, maka penulis dapat mengambil suatu kesimpulan, bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang merupakan sebagai akibat dari pengalaman atau latihan. Sedangkan pengertian prestasi belajar sebagaimana yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: „penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru’.

Prestasi belajar dapat bersifat tetap dalam serjarah kehidupan manusia karena sepanjang kehidupannya selalu mengejar prestasi


(39)

menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi belajar dapat memberikan kepuasan kepada orang yang bersangkutan, khususnya orang yang sedang menuntut ilmu di sekolah.

a) Faktor yang mempengaruhi belajar

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan yang diperoleh siswa selama proses belajarnya. Keberhasilan itu ditentukan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan.

1) Faktor internal

Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Faktor internal terdiri dari:

(1) Faktor Fisiologis (Jasmani)

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran. Keletihan fisik pada siswa berpengaruh juga dalam prestasi belajarnya. Menurut Cross dalam bukunya The Psychology of Learning, keletihan siswa dapat dikategorikan menjadi tiga macam faktor, (Muhibbin. 2013 : 171 ) yaitu :


(40)

(a) Keletihan indra siswa, Keletihan indera dalam hal ini, lebih mudah dihilangkan dengan cara istirahat yang cukup, tidur dengan nyenyak, dsb.

(b) Keletihan fisik siswa, Keletihan fisik siswa berkesinambungan dengan keletihan indera siswa, yakni cara menghilangkannya relative lebih mudah, salah satunya dengan cara mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi, menciptakan pola makan yang teratur, merelaksasikan otot-otot yang tegang.

(c) Keletihan mental siswa, keletihan mental siswa ini dipandang sebagai faktor utama penyebab adanya kejenuhan dalam belajar, sehingga cara mengatasi keletihannya pun cukup sulit. Penyebab timbulnya keletihan mental ini diakibatkan karena kecemasan siswa terhadap dampak yang ditimbulkan oleh keletihan itu sendiri, kecemasan siswa terhadap standar nilai pada pelajaran yang dianggap terlalu tinggi, kecemasan siswa ketika berada pada keadaan yang ketat dan menuntut kerja intelek yang berat, kecemasan akan konsep akademik yang optimum sedangkan siswa menilai belajarnya sendiri hanya berdasarkan ketentuan yang ia bikin sendiri (self-imposed). 2) Faktor psikologis (intelegensi, minat, bakat, motivasi)


(41)

Setiap individu peserta didik, pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi :

a) Intelegensi/ Kecerdasan

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal, selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. „Bahwa tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat

intelegensi yang rendah’.( Slamento, 2010 :56 ).

(1) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenal beberapa kegiatan.Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. „bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan


(42)

mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa kasih sayang’. (Slamento, 2010 : 57).

(2) Bakat.

bahwa bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata attitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu. Tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik (3) Motivasi

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar(Sardiman, 2011 : 21)


(43)

(4) Konsep diri

konsep diri adalah penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri, atau pandangan orang kain terhadap dirinya baik secra fisik, sosial dan spiritual

b) Faktor eksternal

Faktor-faktor yang berasal dari luar diri seseorang. Hal ini dapat berupa sarana prasarana, situasi lingkungan baik itu lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat. Faktor eksternal terdiri dari:

(1) Keluarga

Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi siswa. Dari lingkungan keluarga inilah yang pertama kali anak dikenalkan dan menerima pendidikan dan pengajaran terutama dari ayah dan ibunya. Pengaruh keluarga bagi siswa adalah berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. (2) Faktor lingkungan sekolah.

mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam belajar karena hampir sepertiga dari kehidupan siswa sehari-hari berada disekolah. Faktor yang dapat menunjang keberhasilan adalah metode


(44)

mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, sarana dan prasarana pembelajaran, kedisiplinan waktu yang diterapkan.

(3) Faktor masyarakat

Faktor lingkungan masyarakat disebut juga sebagai faktor lingkungan sekitar siswa dimana ia tinggal, Faktor lingkungan masyarakat ini juga memberikan pengaruh terhadap keberhasilan siswa. Diantaranya yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.


(45)

34 A. Metode penelitian

1. Jenis penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menjelaskan pengaruh antar variabel bebas dengan variabel terikat serta menguji hipotesis yang diajukan (Sugiyono, 2009:56).

2. Konsep dan Variabel Penelitian a. Penegasan konsep

1) Keteladanan adalah tindakan atau setiap sesuatu yang dapat ditiru atau diikuti oleh seseorang dari orang lain yang melakukan atau mewujudkan, sehingga orng yang diikuti disebut dengan teladan. Namun keteladanan yang dimaksud disini adalah keteladanan yang dijadikan sebagai alat pendidikan islam, yaitu keteladanan yang baik adalah metode yang diterapkan dengan menggunakan contoh yang baik yang berupa prilaku nyata, khususnya ibadah dan akhlak.

2) Kreativitas adalah merupakan kemampuan seseorang berfikir tentang sesuatu dengan suatu cara yang baru dan tidak biasa dan menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap berbagai persoalan.


(46)

3) Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik disekolah maupun diluar sekolah

b. Variabel penelitian

Dalam penelitian ini ada tiga variabel yang digunakan sebagai acuan penelitian, yaitu:

1) Variabel independen: variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,prediktor,antecedent. Dalam bahasa indonesia sering disebut dengan variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terkait) (Sugiyono, 2012 : 39). Dalam penelitian ini yang termasuk variabel indepen adalah keteladanan dan kreativitas guru Pendidikan Agama Islam.

2) Variabel Dependen : sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel terkait. Variabel terkait merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2012 : 39). Dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah prestasi belajar siswa.


(47)

3. Lokasi

Lokasi penelitian di MTs Muhammadiyah Kasihan Bantul yogyakarta yang berada di alamat : Jln. Peleman, Wonotawang, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta Telp. 0274-6465098. 4. Populasi dan sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. (sugiyono, 2012 : 80). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII berdasarkan data yang diproleh dari pihak sekolah, maka dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 3.1

Data seluruh kelas IX MTs Muhammadiyah Kasihan Bantul tahun pelajaran 2015/2016

NO KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 9A 24 10

2 9B 22 9

3 9C 10 10

JUMLAH 56 29

Mengingat jumlah populasi yang kurang dari 100 orang dimana jumlah kelas IX berjumlah 84 orang yang terdiri dari 57


(48)

laki-laki dan 34 perempuan. Dengan demikian penelitian ini menggunakan sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sample. (sugiyono, 2012 : 85). Hal ini sering digunakan bila jumlah relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sample.

5. Metode pengumpulan data

Untuk memperoleh data yang cukup dan jelas sesuai dengan permasalahan penelitian, maka peneliti menggunakan metode pengumpulan data yaitu :

a. Angket

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.(sugiyono, 2012 : 142). Angket yang digunakan dalam penelitian ini ialah angket tertutup dimana pernyataan atau pertanyaan telah memiliki alternative yang tinggal dipilih oleh responden dalam hal ini adalah murid atau siswa. (syaodih, 2012 : 219).

Pemilihan teknik pengumpulan data menggunakan angket ini didasarkan pada pertimbangan : 1) keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti; 2) keterbatasan dana yang dimiliki oleh peneliti; dan 3) dapat digunakan untuk mengumpulan data dari responden dalam waktu


(49)

yang relatif singkat. Angket dalam penelitian ini seluruhnya memiliki 5 keteria jawaban dengan ketentuan

Table 3.2

Kriteria jawaban dari pernyataan atau pertanyaan

Variabel Penyataan atau pertanyaan

Pernyataan positif Pernyataaan negatif Keteladanan dan

kreativitas guru

Skor 5 :sangat setuju (SS) Skor 4 : setuju (S)

Skor 3 :Kurang setuju (KS)

Skor 2 :tidak setuju (TS) Skor 1 : sangat tidak setuju (STS)

Skor 1:sangat setuju (SS) Skor 2 : setuju (S)

Skor 3 :Kurang setuju (KS)

Skor 4 :tidak setuju (TS) Skor 5 : sangat tidak setuju (STS)

b. Observasi

Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data tentang pengaruh keteladanan dan kreativitas guru terhadap prestasi belajar siswa. oleh karena itu, peneliti menggunakan jenis observasi non partisipasif yang hanya mengamati proses mengajar dan tidak terjun langsung dalam pembelajaran.

c. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data yang lengkap tentang jumlah siswa kelas IX, prestasi belajar (rapot), visi, misi, struktur organisasi, jumlah guru, serta keadaan sekolah.


(50)

6. Validitas dan reliabilitas instrumen a. Uji validitas

Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis butiran soal dengan menggunakan SPSS 15 for window. Penelitian menggunakan pendekatan korelasi. Korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan linear antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukan hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen. (Kuncoro, 2001 : 93). Untuk menguji validitas setiap butir maka skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Apabila rxy > rt maka korelasi tersebut dikatakan

signifikan, dengan demikian butir soal dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk pengambilan data.

√[ ][ ]

rxy = koefisien korelasi product moment pearson N = banyaknya subjekpemiliknilai

y = skor item soal x = skorpertanyaan ∑ = jumlahpertanyaan


(51)

Adapun ketentuan valid dan tidak validnya suatu butir pertanyaan adalah sebagai berikut :

1) Apabila r hitung > tabel : instrumen adalah valid 2) Apabila r hitung < tabel : instrumen adalah tidak valid

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaiknya, instrumen yang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen valid apabila mampu mengukur diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto, 2013 : 211). Uji validitas ini dengan menggunakan penelitian validitas internal yaitu instrumen dikembangkan menurut teori yang relevan. (Sugiyono,2012 : 123)

Uji validitas dilakukan pada setiap item soal instrumen. Hasilnya dibandingkan dengan rtabel dengan df = n-k dengan taraf signifikasi 5%

butiran soal dinyatakan valid jika rtabel<rhitung (Noor, 2011 : 169).

Uji validitas instrumen penelitian yang berupa angket dilakukan di MTs Muhammadiyah Kasihan Bantul kelas IX dengan jumlah responden 85 orang.


(52)

b. Uji reliabilitas instrumen

Setelah item soal dinyatakan valid maka untuk selanjutnya dilakukan uji reliabilitas atau keandalan. Dalam mengukur reliabilitas menggunakan rumus alpha cronbach. Jika nilai alpha > disebut reabel. (Noor,2011 : 165) uji reliabilitas instrumen menggunakan rumus alpha dengan dibantu program SPSS. Dengan rumusan alpha yang dimaksud adalah.

[ ] [ ]

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrument

k = banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal

= Jumlah Varians Butir

= Varians Total (arikunto,2013 : 239)

B. Analisis data 1. Uji hipotesis

a. Analisis

Analisis hubungan dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan hubungan, arah hubungan antara variabel, dan besar pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terkait. Dalam penelitian ini hubungan yang terjadi merupakan hubungan kasual atau sebab akibat.


(53)

Artinya bahwa prestasi belajar siswa di pengaruhi keteladanan dan kreativitas guru

2. Hipotesiss statistik

Ho = Tidak terdapat hubungan antara keteladanan dan kreativitas guru terhadap prestasi belajar siswa

Ha = terdapat hubungan antara keteladanan dan kreativitas guru terhadap prestasi belajar siswa

Syarat

Apabila sig > 0,05 maka Ho diterima

Apabila sig < 0,05 maka Ha ditolak

3. Uji validitas

a. Validitas variabel keteladanan guru

Uji validitas keteladanan guru dilakukan pada 44 item soal seperti yang tertera dalam tabel 3.3. Nilai rtabel dengan banyaknya

responden 85 adalah 0,213. Item soal dinyatakan valid jika r tabel < r hitung

Tabel 3.3

Hasil uji validitas variabel keteladanan guru

Item rhitung R tabel Ket. Item r hitung R tabel Ket.

1 0,087 0,213 Tidak Valid

21 0,479 0,213 Valid 2 0,304 0,213 Valid 22 0,603 0,213 Valid 3 0,409 0,213 Valid 23 0,395 0,213 Valid 4 0,451 0,213 Valid 24 0,437 0,213 Valid


(54)

5 0,380 0,213 Valid 25 0,562 0,213 Valid 6 0,447 0,213 Valid 26 0,332 0,213 Valid 7 0,480 0,213 Valid 27 0,291 0,213 Valid 8 0,392 0,213 Valid 28 0,361 0,213 Valid 9 0,204 0,213 Tidak

valid

29 0,447 0,213 Valid 10 0,140 0,213 Tidak

valid

30 0,459 0,213 Valid 11 0,399 0,213 Valid 31 0,525 0,213 Valid 12 0,630 0,213 Valid 32 0,281 0,213 Valid 13 0,625 0,213 Valid 33 0,211 0,213 Tidak valid 14 0,367 0,213 Valid 34 0,494 0,213 Valid 15 0,563 0,213 Valid 35 0,584 0,213 Valid 16 0,551 0,213 Valid 36 0,423 0,213 Valid 17 0,289 0,213 Valid 37 0,494 0,213 Valid 18 0,470 0,213 Valid 38 0,452 0,213 Valid 19 0,440 0,213 Valid 39 0,379 0,213 Valid 20 0,525 0,213 Valid 40 0,327 0,213 Valid 41 0,089 0,213 Tidak

valid

42 0,480 0,213 Valid

43 0,030 0,213 Tidak valid

44 0,356 0,213 Valid

Berdasarkan tabel di atas dari 44 item soal terdapat 38 item soal yang mempunyai nilai rhitung >0,213 dan 6 item soal mempunyai nilai rhitung <0,213. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat 38 item soal yang memenuhi kriteria valid, yaitu item, 2,3,4,5,6,7,8,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26,27,28, 29,30,31,32,34,35,36,37,38,39,40,42, dan 44. Dari 38 item soal tersebut telah memenuhi semua indikator yang terdapat pada table 3.3. selanjutnya 38 item soal yang telah valid tersebut sebelum digunakan untuk mengumpulkan data diuji terlebih dahulu reliabilitasnya. Untuk uji reliabilitas akan disampaikan pada sub-bab selanjutnya. Untuk


(55)

item soal yang tidak valid atau tidak memenuhi kriteria valid dihilangkan atau tidak dipakai dalam pengumpulan data.

4. Uji validitas variabel kreativitas guru a. Validitas kreativitas guru

Uji validitas variabel akan dilakukan pada 59 item soal seperti yang tertera dalam tabel 3.4. Dengan nilai rtabel

Tabel 3.4

Hasil uji validitas variabel kreativitas guru

Item rhitung rtabel Ket. Item rhitung rtabel Ket.

45 0,295 0,213 valid 75 0,426 0,213 Valid 46 0,436 0,213 valid 76 0,127 0,213 Valid 47 0,366 0,213 valid 77 0,142 0,213 Tidak valid 48 0,414 0,213 valid 78 0,177 0,213 Tidak valid 49 0,376 0,213 valid 79 0,310 0,213 Valid 50 0,282 0,213 valid 80 0,538 0,213 Valid 51 0,539 0,213 valid 81 0,453 0,213 Valid 52 0,520 0,213 valid 82 0,437 0,213 Valid 53 0,423 0,213 Valid 83 0,382 0,213 Valid 54 0,400 0,213 Valid 84 0,122 0,213 Tidak valid 55 0,351 0,213 Valid 85 0,319 0,213 Valid 56 0,457 0,213 Valid 86 0,283 0,213 Valid 57 0,404 0,213 Valid 87 0,300 0,213 Valid 58 0,342 0,213 Valid 88 0,190 0,213 Tidak valid 59 0,385 0,213 Valid 89 0,272 0,213 Valid 60 0,312 0,213 Valid 90 0,125 0,213 Tidak valid 61 0,228 0,213 Valid 91 0,097 0,213 Tidak valid 62 0,053 0,213 Tidak

valid 92 0,137 0,213

Tidak valid


(56)

63 0,433 0,213 Valid 93 0,008 0,213 Tidak valid 64 0,400 0,213 Valid 94 0,060 0,213 Tidak valid 65 0,507 0,213 Valid 95 0,003 0,213 Tidak valid 66 0,541 0,213 Valid 96 0,113 0,213 Tidak valid 67 0,568 0,213 Valid 97 0,551 0,213 Valid 68 0,658 0,213 Valid 98 0,394 0,213 Valid 69 0,585 0,213 Valid 99 0,513 0,213 Valid 70 0,526 0,213 Valid 100 0,487 0,213 Valid 71 0,522 0,213 Valid 101 0,631 0,213 Valid 72 0,558 0,213 Valid 102 0,477 0,213 Valid 73 0,541 0,213 Valid 103 0,606 0,213 Valid 74 0,465 0,213 Valid

Berdasarkan tabel di atas dari 59 item soal terdapat 47 item soal yang mempunyai nilai rhitung >0,213 dan 12 item soal mempunyai nilai rhitung <0,213. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat 38 item soal yang memenuhi kriteria valid, yaitu item 45,46,47,48,49,50,51,52,53,54,55,56,57,58,59,60,61,63,64,65,66,67,6 8,69,70,71,72,73,74,75,76,79,80,81,82,83,85,86,87,89,97,98,99,100,1 01,102, dan 103. Dari 59 item soal tersebut telah memenuhi semua indikator yang terdapat pada table 3.4. selanjutnya 59 item soal yang telah valid tersebut sebelum digunakan untuk mengumpulkan data diuji terlebih dahulu reliabilitasnya. Untuk uji reliabilitas akan disampaikan pada sub-bab berikutnya. Untuk 12 item soal yang tidak valid atau tidak memenuhi kriteria valid dihilangkan atau tidak dipakai dalam pengumpulan data.


(57)

5. Uji reliabilitas

a. Uji reliabilitas variabel keteladanan

Setelah melakukan uji validitas, diproleh 38 item soal yang valid untuk selanjutnya dilakukan uji reliabilitas atau keandalan. Soal dinyatakan reliabel jika nilai alpha > 0,6

Tabel 3.5

Hasil uji reliabilitas variabel keteladanan

Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diperoleh nilai alpha sebesar 0,736. Nilai 0,736 > 0,6 sehingga 39 item soal tersebut memenuhi kriteria reabel. Dengan demikian 39 item soal tersebut dapat digunakan sebagai instrumen pengumpulan data variabel keteladanan guru karena telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas.

b. Uji reliabilitas variabel kreativitas guru

Setelah melakukan uji validitas, diproleh 38 item soal yang valid untuk selanjutnya dilakukan uji reliabilitas atau keandalan. Soal dinyatakan reliabel jika nilai alpha > 0,6

Reliability Statistics

,736 39

Cronbach's


(58)

Tabel 3.6

Uji reliabilitas variabel kreativitas guru

Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS diperoleh nilai alpha sebesar 0,783. Nilai 0,783 > 0,6 sehingga 47 item soal tersebut memenuhi kriteria reabel. Dengan demikian 47 item soal tersebut dapat digunakan sebagai instrumen pengumpulan data variabel keteladanan guru karena telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas.

6. Uji normalitas

Uji normalitas data dilakukan sebelum melaksanakan analisis lanjutan yang digunakan untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Dalam uji normalitas ini menggunakan teknik kolmogrov-Smornov dengan SPSS. Dengan taraf signifikan α = 0,05 (5%) jika signifikasi hasil uji > α , maka data berdistrubusi normal. (juliansyah, 2011 :174)

a. Variabel keteladanan guru

Setelah memperoleh data variabel Keteladanan guru tahap selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap data tersebut. Tetapi

Reliability Statistics

,783 49

Cronbach's


(59)

sebelum melakukan analisis, data harus diuji normalitasnya untuk menentukan model analisis data yang digunakan.

Tabel 3.7 Data keteladanan guru

responden Skor Responden Skor Responden Skor

1 156 31 161 61 136

2 147 32 157 62 146

3 140 33 153 63 144

4 158 34 147 64 159

5 162 35 128 65 171

6 182 36 157 66 146

7 136 37 148 67 160

8 161 38 138 68 150

9 182 39 141 69 146

10 158 40 141 70 104

11 131 41 131 71 161

12 159 42 128 72 146

13 141 43 146 73 160

14 149 44 147 74 147

15 166 45 141 75 160

16 138 46 133 76 150


(60)

18 140 48 158 78 154

19 131 49 164 79 176

20 131 50 157 80 172

21 133 51 155 81 138

22 156 52 146 82 142

23 175 53 119 83 170

24 166 54 141 84 171

25 156 55 173 85 156

26 166 56 146

27 146 57 146

28 147 58 161

29 186 59 150

30 135 60 142

Data tabel 4.5 untuk selanjutnya diuji normalitas dengan SPSS menggunakan model kolmogorov-Smirnov. Data berdistribusi normal apabila sig>0,05 dan jika sig < 0,05 maka sata tidak berdistribusi normal


(61)

Tabel 3.8

Uji normalitas data keteladanan guru

Berdasarkan tebel di atas diketahui bahwa besar signifikasi untuk keteladanan guru model kolmogorov-smirnov adalah 0,059. Nilai 0,059 >0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data keteladanan guru berdistribusi normal. Dengan demikian data tersebut dapat digunakan untuk analisis berikutnya karena telah memenuhi syarat normalitas data.

b. Variabel kreativitas guru

Setelah memperoleh data variabel Kreativitas guru tahap selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap data tersebut. Tetapi sebelum melakukan analisis, data harus diuji normalitasnya untuk menentukan model analisis data yang digunakan.

Tabel 3.9 Data kreativitas guru

responden Skor Responden Skor Responden Skor

1 156 31 195 61 155

2 164 32 210 62 154

3 132 33 192 63 142

Tests of Normality

,094 85 ,059 ,983 85 ,330

keteladananGuru

St at ist ic df Sig. St at ist ic df Sig. Kolmogorov -Smirnova Shapiro-Wilk

Lillief ors Signif icance Correction a.


(62)

4 141 34 194 64 200

5 123 35 140 65 211

6 147 36 171 66 182

7 150 37 159 67 195

8 155 38 157 68 172

9 157 39 157 69 164

10 144 40 162 70 146

11 170 41 174 71 183

12 139 42 154 72 169

13 154 43 174 73 183

14 188 44 162 74 157

15 154 45 149 75 172

16 157 46 136 76 166

17 160 47 161 77 188

18 159 48 176 78 182

19 157 49 186 79 187

20 162 50 171 80 192

21 157 51 165 81 173

22 145 52 179 82 121

23 170 53 128 83 205

24 170 54 136 84 201


(63)

26 180 56 180

27 142 57 181

28 145 58 167

29 190 59 173

30 139 60 153

Data tabel 4.7 untuk selanjutnya diuji normalitas dengan SPSS menggunakan model kolmogorov-Smirnov. Data berdistribusi normal apabila sig>0,05 dan jika sig < 0,05 maka sata tidak berdistribusi normal

Tabel 3.10

Uji normalitas kreativitas guru

Berdasarkan tebel di atas diketahui bahwa besar signifikasi untuk kreativitas guru model kolmogorov-smirnov adalah 0,200 Nilai 0,200 >0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data keteladanan guru berdistribusi normal. Dengan demikian data tersebut dapat digunakan untuk analisis berikutnya karena telah memenuhi syarat normalitas data.

Tests of Normality

,068 85 ,200* ,990 85 ,755

kreativ itasguru

St at ist ic df Sig. St at ist ic df Sig.

Kolmogorov -Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true signif icance. *.

Lillief ors Signif icance Correction a.


(64)

53 A. Gambaran Umum Sekolah

1. Sejarah

MTs muhammadiyah kasihan berdiri pada tanggal 17 Agustus 1983. Selalu konsisten mendidik siswanya untuk menjadi lulusan yang dapat diandalkan dan memiliki bekal pengetahuan baik usecara umum maupun Agama untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dengan dukungan SDM dan fasilitas sekolah yang lengkap ditunjang dengan letak sekolah yang strategis yaitu di Jalan Peleman, Wonotawang, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta membuat sekolah ini selalu up to date dalam mengikuti perkembangan informasi dan kebijakan pendidikan baik dari lingkup internal maupun dari kota/kabupaten sekitarnya. Sekolah ini juga memiliki akses transportasi yang mudah.

Tahun ini MTs Muhammadiyah Kasihan kembali menerima pandaftaran siswa baru tahun pelajaran 2015/2016 dengan kapasitas 100 siswa yang terbagi dalam 3 kelas paralel

2. Visi dan misi

Perkembangan : perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Globalisasi yang sangat cepat, era informasi, dan perubahannya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap Pendidikan memicu sekolah untuk merespon tantangan sekaligus peluang itu. MTs Muhammadiyah Kasihan


(65)

Bantul memiliki cita-cita moral yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa datang yang mewujudkan dalam misi dan visi sekolah sebagai berikut :

a. Visi MTs Muhammadiyah Kasihan Bantul Pendidikan Berkualitas Menuju Insan Ceria (CERDAS, IMAN, BERAKHLAK)

b. Misi MTs Muhammadiyah Kasihan Bantul Pendidikan Berkualitas merancang beberapa misi sebagai berikut :

1) Menyelenggarakan Pendidikan dengan memadukan kurikulum Departemen Agama-Departemen Pendidikan-Persyarikatan Muhammadiyah.

2) Meningkatkan Kualitas pembelajaran dengan mengembangkan kecerdasan intelektual (IQ) kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan Spiritual (SQ)

3) Melaksanakan pengembangan kurikulum berbasis kompetens(KBK) dan kurikulum muatan lokal

4) Menyelenggarakan Pendidikan keterampilan hidup 5) Membudayakan taat beribadah, peduli lingkungan 6) Membudayakan taat beribadah, peduli lingkungan 3. Tenaga kependidikan

Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian tata usah (TU), guru berjumlah 20 orang dan 5 karyawan.


(66)

4. Siswa

Pada tahun ajaran 2016/2017 MTs Muhmmadiyah Kasihan Bantul memiliki siwa yang berjumlah 267 yang terdiri dari 161 laki-laki dan 106 perempuan.

5. Sarana prasarana

Mts Muhammadiyah Kasihan mempunyai sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk menunjang proses belajar mengajar. Fasilitas yang terdapat di Mts Muhammadiyah Kasihan antara lain : ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, laboratorium IPA, masjid, ruang untuk pertemuan, kamar mandi guru/siswa, UKS, ruang TU, ruang waka siswa, dan ruang waka kurikulum.

B. Hasil penelitian

1. Prestasi belajar siswa di MTs Muhammadiyah Kasihan Bantul

Menurut data yang peneliti dapatkan dari sekolah menunjukan bahwa, hasil ujian atau ulangan siswa – siswi mts muhammadiyah kasihan sangat baik. Hal ini ditujukan melalui hasil belajar (rapot ) telah melampaui KKM.

Tabel 4.1 Nilai rapot siswa

responden al-Qur'an Aqidah fiqih SKI jumlah Rata-rata


(67)

2 75 76 75 75 301 75

3 85 80 90 79 334 84

4 80 78 75 75 308 77

5 80 78 80 79 317 79

6 80 80 80 81 321 80

7 75 76 75 75 301 75

8 90 78 90 78 336 84

9 80 78 85 78 321 80

10 80 80 80 75 315 79

11 75 76 75 75 301 75

12 80 78 80 78 316 79

13 90 78 90 78 336 84

14 85 78 90 76 329 82

15 80 76 80 75 311 78

16 80 76 80 75 311 78

17 80 76 75 79 310 78

18 80 78 80 75 313 78

19 90 80 90 80 340 85

20 90 80 90 75 335 84

21 85 78 80 75 318 80

22 80 78 85 77 320 80

23 80 78 80 76 314 79


(68)

25 80 78 80 75 313 78

26 85 78 85 75 323 81

27 75 78 75 75 303 76

28 75 78 80 79 312 78

29 85 80 75 75 315 79

30 80 78 80 75 313 78

31 80 76 80 77 313 78

32 90 80 90 75 335 84

33 95 80 95 78 348 87

34 80 78 80 79 317 79

35 85 78 85 76 324 81

36 75 76 75 76 302 76

37 80 80 80 75 315 79

38 75 80 75 80 310 78

39 85 78 85 75 323 81

40 80 76 80 78 314 79

41 80 76 75 77 308 77

42 80 76 75 81 312 78

43 75 76 75 76 302 76

44 75 76 75 77 303 76

45 75 76 75 82 308 77

46 80 76 80 80 316 79


(1)

40

Guru Agama anda mengajak untuk bersedekah lewat

kotak amal masjid, dan benar melakukanya

41

Ketika proses pembelajaran dikelas, guru anda jarang

menunjukan hasil penilaian yang sesuai dengan

kemampuan anda

42

ketika sudah masuk waktu sholat, Apakah guru anda

mengajak sholat berjamaah kepada siswa

43

Saat proses pembelajaran berlangsung, ketika ada

seorang siswa yang membuat keributan di kelas, guru

anda menegur dengan nada marah?

44

Guru Agama anda mengajak untuk bersedekah lewat

kotak amal masjid, dan benar melakukanya

A.

Kreativitas Guru

No Pertanyaan/Pernyataan Pilihan

SS S KS TS STS 45 Guru senang memikirkan cara-cara baru untuk melakukan

sesuatu daripada menggunakan cara-cara lama 46 Berusaha memberikan tanggapan siswa terhadap

permasalahan yang terjadi

47 Guru tidak bersifat tertutup terhadap gagasan-gagasan baru dari siswa

48 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada kesulitan dalam belajar

49 Guru menggunakan metode pembelajaran yang mengaktifkan siswa

50 Ketika didalam pembelajaran, apakah Guru memberikan permasalahan untuk siswa selesaikan secara bersama-sama 51 Apakah Guru sering menyampaikan berita-berita menarik

atau penting melalui berbagai media yang kemudian disampaikan kepada siswa

52 Guru meminta siswa untuk memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan materi 53 Guru tidak hanya menyampaikan pengetahuan saja,

melainkan senantiasa mengembangkan pribadi siswa 54 Guru membebaskan siswa untuk bertanya, dan memberikan


(2)

jawaban menggunakan contoh

55 Guru selalu membuat kesimpulan atas pelajaran yang telah disampaikan

56 Memberikan jawaban dengan menggunakan contoh lingkungan sekitar

57 Ketika dalam proses pembelajaran, apakah guru selalu menghargai pernyataan dari siswa walaupu itu dirasa kurang tepat

58 Guru membebaskan siswa untuk bertanya ataupun menjawab pertanyaan yang diajukan guru

59 Ketika diakhir pelajaran, guru selalu memberikan kesimpulan atas pelajaran yang telah disampaikan 60 Ketika dalam menyampaikan materi didalam kelas, guru

selalu menyampaikan materi dengan baik dan jelas. 61 Ketika menjelaskan materi FIQIH, guru menjelaskan sesuai

dengan apa yang ada didalam buku pelajaran dan tidak melebar pada penjelasan yang lain

62 Ketika menjelaskan materi Qur’an hadis, guru menjelaskan sesuai dengan apa yang ada didalam buku pelajaran dan tidak melebar pada penjelasan yang lain

63 Guru lebih suka menggunakan cara-cara lama untuk melakukan sesuatu yang baru daripada menggunakan cara baru

64 Guru tidak suka memberikan tanggapan terhadap permasalahan yang terjadi

65 Guru tidak pernah memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada kesulitan dalam belajar

66 Guru tidak pernah menggunakan metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa

67 Guru tidak pernah meminta siswa untuk memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan materi

68 Guru hanya menyampaikan berdasarkan pengetahuan saja, tanpa mengembangkan pribadi siswa

69 Guru tidak pernah memberikan kebebasan kepada siswa untuk bertanya, dan selalu memberikan jawaban tanpa dibarengi contoh

70 Ketika dalam proses pembelajaran, guru kurang menghargai pernyataan dari siswa yang pendapatnya kurang tepat 71 Guru kurang memberikan kebebasan siswa untuk bertanya

ataupun menjawab pertanyaan yang diajukan guru 72 Ketika diakhir pelajaran, guru tidak memberikan

memberikan kesimpulan atas pelajaran yang telah disampaikan

73 Ketika dalam menyampaikan materi didalam kelas, guru selalu menyampaikan materi tidak sesuai dengan apa yang disampaikan


(3)

74 Ketika menjelaskan materi FIQIH, guru menjelaskan tidak sesuai dengan apa yang ada didalam buku pelajaran dan tidak melebar pada penjelasan yang lain

75 Ketika menjelaskan materi Qur’an hadis, guru menjelaskan tidak sesuai dengan apa yang ada didalam buku pelajaran dan tidak melebar pada penjelasan

76 Guru selalu mengajak siswa untuk ikut berpartisipasi aktif, kreatif dalam proses belajar mengajar

77 Guru memberikan solusi atas setiap masalah dalam kegiatan belajar mengajar

78 Guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan 79 Ketika proses pembelajaran, guru selalu memberikan

penjelasan yang mudah dipahami siswa 80 Dalam proses pembelajaran dikelas, guru selalu

menggunakan alat peraga dalam menjelaskan pembelajaran 81 guru memberikan nilai tambahan kepada siswa yang aktif

bertanya atau menjawab dalam proses pembelajaran 82 Ketika dalam proses pembelajaran dikelas, apakah guru

memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi 83 Guru tidak hanya menyampaikan pengetahuan saja,

melainkan senantiasa mengembangkan pribadi siswa 84 Ketika didalam kelas, guru slalu membantu siswa yang sulit

dalam memahami materi pembelajaran

85 Ketika murid bertanya, guru memberikan jawaban yang mudah dipahami dan sesuai dengan apa yang ditanyakan 86 Ketika pelajaran akan dimulai, guru selalu menanyakan

pelajaran yang telah disampaikan minggu lalu 87 Ketika dalam proses pembelajaran, guru memberikan

pertanyan-pertanyaan yang dapat memotiivasi siswa 88 Ketika menyampaikan materi, guru menggunakan

metode-metode baru dalam menyampaikan pelajaran

89 Ketika dikelas, Guru tidak selalu berpatokan pada buku panduan d alam menjelaskan materi, melaikan menggunakan buku-buku yang mendukung pembelajaran

90 Guru kurang suka mengajak siswa untuk ikut berpartisipasi aktif, kreatif dalam proses belajar mengajar

91 Guru tidak memeberikan solusi atas setiap masalah dalam kegiatan belajar mengajar

92 Guru kurang pandai menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

93 Ketika proses pembelajaran, guru kurang bisa memberikan penjelasan yang mudah dipahami siswa

94 Dalam proses pembelajaran dikelas, guru kurang suka menggunakan alat peraga dalam menjelaskan pembelajaran


(4)

95 guru tidak pernah memberikan nilai tambahan kepada siswa yang aktif bertanya atau menjawab dalam proses

pembelajaran

96 Ketika dalam proses pembelajaran dikelas, guru tidak pernah memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi 97 Guru hanya menyampaikan berdasarkan pengetahuan saja,

dan kurang dalam mengembangkan pribadi siswa 98 Ketika didalam kelas, guru slalu membiarkan siswa yang

sulit dalam memahami materi pembelajaran

99 Ketika murid bertanya, guru memberikan jawaban yang sulit dipahami dan kurang dengan apa yang ditanyakan

100 Ketika pelajaran akan dimulai, guru tidak pernah

menanyakan pelajaran yang telah disampaikan minggu lalu 101 Ketika dalam proses pembelajaran, guru tidak pernah

memberikan pertanyaan dan tidak pula memberikan kesempatan siswa untuk bertanya

102 Ketika menyampaikan materi, guru selalu menggunakan metode-metode yang membosankan dalam menyampaikan pelajaran

103 Ketika dikelas, Guru hanya berpatokan pada buku panduan dalam menjelaskan materi, dan tidak penah memberikan wawasan berdasarkan refrensi lain yang mendukung pembelajaran


(5)

REKAP JUMLAH SISWA BERDASARKAN JENIS KELAMIN

SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2016/2017

KELAS 7

NO

KELAS

L

P

JUMLAH

1

7A

8

8

16

2

7B

13

12

25

3

7C

14

11

25

4

7D

13

12

25

JUMLAH

48

43

91

KELAS 8

NO

KELAS

L

P

JUMLAH

1

8A

20

10

30

2

8B

18

14

32

3

8C

19

10

29

JUMLAH

57

34

91

KELAS 9

NO

KELAS

L

P

JUMLAH

1

9A

24

10

34

2

9B

22

9

31

3

9C

10

10

20

JUMLAH

56

29

85


(6)

No

NAMA

STATUS

PEGAWAI

BIDANG STUDI

1

Ismartoyo, S.Pd

PNS

IPS

2

Iswanta, S.Pd

PNS

Matematika

3

Supriana, S.Pd

PNS

PKN

4

Ani zahiroh, S.Pd

PNS

IPA

5

Tri indra mulyani, S.Pd

PNS

Bahasa Inggris

6

Orbandiyah, S.Pd

PNS

IPS

7

Rr. Rochma dwi ningsih, S.Pd,.M.Sc.

PNS

IPA

8

Poniman, S.Ag. M.S.I

GTY

SKI

9

Yani suci ari murtini, S.Pd

GTY

Bahasa Indonesia

10 Marinem, S.Pd

GTY

Bahasa Jawa

11 Rr. Siwi sri susanti

GTY

Seni Budaya

12 Wahgiyanti, S.Pd

GTY

Matematika

13 Kamiludin, S.Pd.I

GTY

Bahasa Arab

14 Badrun Nuri

GTT

TIK

15 Pethit aryo wibisono, S.Pd

GTT

Akidah Akhlak

16 Ivan setiawan, S.Pd

GTT

Matematika

17 Partiem, A.Md

GTT

Bahasa Indonesia

18 Wiranti, S.Pd

GTT

Bimbingan Koseling

19 Meyga nurvitasari, S.Pd.I

GTT

AL-

Qur’an hadis

20 Arif nur rachman, S.Pd

GTT

Bahasa Inggris

21 Alfian setiawan pratama, S.Pd.Jas

GTT

PENJASORKES

22 Firman arief pratditya, S.Sos.I

GTT

Fiqih


Dokumen yang terkait

Relevansi keteladanan beragama orang tua terhadappeningkatan hasil belajar pendidikan agama islam di SMP Pasarminggu siswa kelas IX

0 5 76

Pengaruh keteladanan guru pendidikan agama Islam terhadap akhlak siswa di SMP Waskito Pamulang

6 66 76

HUBUNGAN ANATARA TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR PAI SISWA MTS MUHAMMADIYAH KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

0 3 116

KERJASAMA GURU AGAMA ISLAM DENGAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI PERILAKU MENYIMPANG SISWA DI MTS MUHAMMADIYAH KASIHAN

0 3 124

KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA

0 3 111

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR ISMUBA DI SMA MUHAMMADIYAH KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

0 8 160

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Di MTs Muhammadiyah Surakarta Dan Smp Ta’mirul Islam S

1 6 22

PENDAHULUAN Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Di MTs Muhammadiyah Surakarta Dan Smp Ta’mirul Islam Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017.

0 5 32

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Di MTs Muhammadiyah Surakarta Dan Smp Ta’mirul Islam S

0 2 20

Keteladanan Guru dalam Pendidikan Agama Islam

0 6 19