ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2015)
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE COMPLETENESS OF THE DISCLOSURE FINANCIAL STATEMENT
(Empirical Study on Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Year 2012-2015)
SKRIPSI
Oleh
DEWI SURYAWATI 20130420069
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017
(2)
ii
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun
2012-2015)
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE COMPLETENESS OF THE DISCLOSURE FINANCIAL STATEMENT
(Empirical Study on Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Year 2012-2015)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Oleh
DEWI SURYAWATI 20130420069
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017
(3)
iii
Nomor Mahasiswa : 20130420069
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN
LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2015)” tidak pernah terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, 29 Januari 2016
(4)
iv
MOTTO
“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan mengerjakan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang yang
meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” (Qs. Al-Baqarah : 45-46)
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai dari suatu urusan, tetaplah bekerja keras.
(QS. Al-Insyirah: 6-7)
“Jangan melepaskan harapan atau putus asa karena yang kau dambakan sudah lampau. Meratapi sesuatu yang tidak dapat diperoleh kembali
merupakan kelemahan yang paling rapuh.” (Kahlil Gibran)
“Janganlah berpaku pada kerikil kegelisahan dan rintangan yang terjal dalam mencapai suatu keinginan dan hal yang selama ini kau andai-andaikan, percayalah hikmah yang berujung kebahagiaan kelak akan kau
dapatkan. Sesungguhnya Allah menguji seberapa besar ketabahan kita dalam menghadapi rintangan tersebut” (Dewi Suryawati)
(5)
v
♥ Allah swt yang telah memberikan aku umur panjang, kesehatan, kelancaran sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini.
♥ Kedua orang tuaku ibuk, bapak yang selama ini mendoakanku dalam setiap doamu, kedua orang yang sangat berjasa dalam hidupku, yang tidak kurang sedikitpun memberikan aku kekuatan, memberikan aku semangat, yang selalu
ingin anakmu ini menjadi wanita yang sukses aku persembahkan karya sederhanaku ini untuk bapak ibuk terimakasih banyak, aku sayang kalian. Untuk
adikku Fitriana AS yang selama ini mendorongku untuk selalu berusaha yang selama ini membantuku dan menemaniku begadang
♥ Untuk sahabat-sahabat terkasih yang tak kunjung henti menjadi penyemangat dalam perkuliahanku selama ini yuli dan dani, yang menjadi sosok saudara, yang
selalu setia dan sosok yang selalu menemani suka duka, dan yang menjadi saksi selama ini kita sukses bersama yaaa terimakasih. Ayuk dan dahlia teman yang
selama ini menerima keluh kesahku, yang selama ini selalu ada saat ku butuh susah maupun senang.
♥ Untuk sahabat, teman dan seseorang yang selama ini dibelakang layar memberikan support yang tiada hentinya terimakasih banyak
♥ Untuk semua keluarga HIMA terima kasih telah mengajarkanku arti kebersamaan, kekeluargaan. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan dan
suasana yang akan sangat aku rindukan.
♥ Untuk teman-temanku seperjuangan kelas B semuanya terutama Ema, Heny,Dhinda,Dian dari awal kuliah sampai saat ini aku bakal kangen masa-masa
indah ini. Terimakasih juga Putri, Nindi yang selama ini mau membantu dan menjadi tempat aku mengadu terkait skripsi ini. Untuk Dian,Yanda,Desti,Metika
(6)
vi
THANKS TO
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kasih sayangnya dan telah memberikan kemudahan, kelancaran, dan semuanya.
2. Kedua orang tuaku ibuk, bapak, adikku yang selama ini mendoakanku dalam setiap doamu, kedua orang yang sangat berjasa dalam hidupku 3. Dosen pembimbing Ibu Erni Suryandari Fatmaningrum, SE., M.Si. terima
kasih telah membimbing saya dan mau memberikan ilmu yang bermanfaat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Untuk semua Dosen Akuntansi Umy, terima kasih banyak atas ilmu yang telah diberikan kepada saya dan pengarahannya baik dalam kuliah maupun tugas perkuliahan.
5. Untuk semua teman seangkatan 2013, terima kasih semangat berjuang. 6. Untuk Almamaterku, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(7)
vii
limpahan rahmat, hidayah dan karunianya yang telah diberikan kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Penulisan skripsi ini diajukan guna memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Judul skripsi yang penulis ajukan adalah
“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN
PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2015)”. Semoga skripsi ini dapat memebrikan manfaat sesuai dengan yang diharapkan oleh penulis, walaupun
skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan.
Penulis menyadari dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Kedua orang tua dan adikku tersayang yang selalu memberi bimbingan, kasih
sayang, kesabaran, dan do’a yang tidak pernah berhenti sampai detik ini. 2. Keluarga besarku yang selalu memberi dorongan, motivasi, dan do’a.
3. Ibu Erni Suryandari Fatmaningrum, SE., M.Si selaku dosen pembimbing
yang selalu memberikan pengetahuan, bimbingan dan waktunya, sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Bapak Dr. Nano Prawoto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(8)
viii
5. Ibu Dr. Ietje Nazaruddin, SE.,M.Si., Ak, selaku Kepala Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan
selama penulisan skripsi ini.
7. For a special person who always give encouragement and motivation for
me.
8. Teman-teman Yuli, Dani, Nindi, Putri, Kiki, Nisrina terimakasih atas
kebersamaan, bimbingan, motivasi dan bantuan selama proses skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah
memberikan dukungan, bantuan dan semangat dalam proses menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan
dan keterbatasan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
dibutuhkan.penulis mengharapakan bila penulisan skripsi ini dapat memberikan
sumbangan pengetahuan dan bermanfaat.
Yogyakarta, 30 Desember 2016
(9)
ix
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... viii
INTISARI ... ix
ABSTRAK ... x
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 8
C. Batasan Masalah ... 9
D. Tujuan Penelitian ... 9
E. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12
A. Landasan Teori ... 12
1. Agency Theory ... 12
2. Signalling Theory ... 13
3. Pengungkapan Laporan Keuangan ...11
4. Kelengkapan Laporan Keuangan ... 12
5. Likuiditas ... 16
6. Leverage ... 17
7. Profitabilitas ... 18
(10)
x
9. Umur Perusahaan ... 19
10. Ukuran Perusahaan ... 19
11. Status Perusahaan ... 20
B. Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis ... 21
C. Model Penelitian ... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
A. Objek Penelitian ... 32
B. Jenis Data ... 32
C. Teknik Pengambilan Sampel ... 33
D. Teknik Pengumpulan Data ... 34
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 34
F. Analisis Data ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43
A. Gambaran Umum Penelitian ... 43
B. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 44
C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ... 46
D. Pembahasan Hipotesis ... 52
BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 63
A. Simpulan ... 63
B. Saran ... 64
C. Keterbatasan Penelitian ... 65
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(11)
xi
4.2 Statistik Deskriptif ... 44
4.3 Hasil Uji Normalitas ... 46
4.4 Hasil Uji Multikolinieritas ... 47
4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser) ... 47
4.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 48
4.7 Hasil Signifikansi (Uji t) ... 49
4.8 Hasil Uji Signifikansi (Uji F) ... 51
(12)
xii
DAFTAR GAMBAR
(13)
(14)
(15)
memengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Subjek dalam
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia
selama periode 2012-2015. Dalam penelitian ini jumlah data observasi sebanyak
106 dengan menggunakan metode purposive sampling method. Alat analisis yang
digunakan adalah regresi linear berganda (Multiple RegressionAnalysis).
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa
likuiditas tidak berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan, leverage tidak
berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, profitabilitas
berpengaruh postif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan,
kepemilikan saham publik berpengaruh positif terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan, ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, umur perusahaan berpengaruh
positif, status perusahaan berpengaruh negatif terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan
Kata kunci: Likuiditas, Leverage, Profitabilitas, Kepemilikan Saham Publik,
(16)
ABSTRACT
This study aims to determine the analysis of the factors affecting the
completeness of the disclosure financial statements. Subjects in this study are
manufacturing companies that listing in Indonesia Stock Exchange during the
period 2012-2015. In this study 106 the number of observation data by using
purposive sampling method. The analytical tool used is multiple linear regression
(Multiple Regression Analysis).
Based on the analysis that has been done shows that the liquidity has no
effect on the completeness of the disclosure, leverage has no effect the
completeness of the disclosure financial statements, the profitability impact
positively on the completeness of the disclosure financial statements, The public
shareholding positive effect on completeness of the disclosure financial
statements, Firm size of the company's has no effect on the completeness of the
disclosure financial statements, Firm age positive effect on completeness of the
disclosure financial statements the company's status negative effect on
completeness of the disclosure financial statements.
Keywords: Liquidity, Leverage, Profitability, The public shareholding, Firm Size, Firm Age, Company Status.
(17)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Laporan keuangan tahunan merupakan dokumen vital yang mencakup
pelaporan hasil kinerja atas keuangan perusahaan dalam suatu periode tahunan
yang berisi catatan atau informasi mengenai keuangan perusahaan guna
pengambilan keputusan pihak eksternal (Suta, 2012). Karena persaingan yang
semakin ketat dan perekonomian yang semakin tidak menentu suatu perusahaan
yang melakukan penawaran umum atau go publik dituntut untuk selalu
melakukan transparasi atas kinerjanya guna kelangsungan perusahaan, serta
kewajiban untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada para pengampu
kepentingan (Sudarmaji dan Sularto, 2007).
Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari tingkat pengungkapan yang
dilakukan oleh perusahaan. Suatu laporan keuangan dalam perusahaan merupakan
suatu media informasi bagi para pengampu kepentingan sebagai dasar
pertimbangan dan pengambilan keputusan bisnis (Kartika, 2009).
Laporan keuangan yang disajikan akan bermanfaat dan terpercaya apabila
pengungkapan (disclosure) yang dilakukan oleh perusahaan memenuhi
(18)
2
membantu meningkatkan kepercayaan stakeholder untuk menanamkan modal,
memprediksi tingkat resiko, memprediksi tingkat pengembalian, mengawasi
kinerja manajemen serta memprediksi prospek perusahaan kedepan (Devi dan
Suardana, 2014). Untuk manajemen dapat digunakan sebagai acuan untuk
meningkatkan dan mengoreksi kekurangan suatu proses bisnis yang dilakukan
dalam setiap periodenya.
Pengungkapan kelengkapan laporan tahunan dalam kualitas informasi
yang dilakukan perusahaan ada dua meliputi pengungkapan wajib yang harus
dipenuhi karena merupakan suatu peraturan (mandatory disclosure), serta
pengungkapan kelengkapan sukarela yang dilakukan dengan menyediakan
informasi lebih dari apa yang diwajibkan (voluntary disclosure).
Pengungkapan wajib merupakan suatu pengungkapan yang harus dipenuhi
oleh perusahaan yang melakukan penawaran umum atau go publik dalam
pasar modal dimana badan yang menetapkan standar yaitu Akuntan
Indonesia/IAI dan Badan Pengawas Pasar Modal/BAPEPAM.
Pengungkapan sukarela merupakan suatu pengungkapan yang
dilakukan oleh perusahaan diluar pengungkapan yang telah diwajibkan oleh
badan pengurus standar, meskipun sifatnya bebas namun pengungkapan yang
dilakukan juga harus mencakup jenis informasi yang relevan sehingga
pengungkapan sukarela yang dilakukan menjadi nilai tambah kepada
perusahaan tersebut.
Pengungkapan mengenai keluasan informasi laporan keuangan
(19)
disclosure, fair disclosure, dan full disclosure. Pada umunya perusahaan
sering menggunakan adequate disclosure karena merupakan pengungkapan
yang minimal harus dilakukan oleh perusahaan agar tidak menyesatkan
stakeholder. Pengungkapan secara wajar (fair) menunjukkan sasaran etis
penyajian laporan keuangan agar dapat dipandang wajar dan sama untuk para
investor, sedangkan pelaporan pengungkapan lengkahp (full) mensyaratkan
pengungkapan yang relevan mengenai informasi perusahaan sehingga dinilai
sangatlah berlebihan dan dapat merugikan perusahaan karena siapapun dapat
mengetahui kelemahan dan kelebihan perusahaan tersebut (Prasetya, 2011).
Pengungkapan sesuai dengan pedoman, penyajian dan pengungkapan
laporan keuangan yang dilakukan perusahaan publik di Indonesia diatur dalam
Surat Edaran laporan keuangan emiten atau perusahaan publik di Indonesia
ditetapkan oleh Bapepam dan LK Nomor: Kep-431/BL/2012 Tanggal: 1
Agustus 2012 sebanyak 79 butir serta bahwa pedoman tersebut memuat
kewajiban penyampaian laporan tahunan dan bentuk dan isi laporan tahunan
seperti ikhtisar laporan keuangan perusahaan, laporan dewan komisaris,
laporan dewan direksi, profil perusahaan, analisis dan pembahasan tentang
manajemen dan tata kelola perusahaan (Corporate Governance), tanggung
jawab sosial perusahaan, laporan keuangan tahunan yang telah diaudit serta
surat pernyataan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi atas
kebenaran isi laporan tahunan. Adanya peraturan diharapkan agar perusahaan
(20)
4
ketidakpastian suatu investasi yang dilakukan dalam pasar modal (Devi dan
Suardana, 2014).
Dengan adanya peraturan tentang penyajian dan pengungkapan
tentang laporan keuangan yang dilakukan perusahaan go publik di Indonesia
ternyata belum sepenuhnya memperlihatkan tingkat kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan secara signifikan, terbukti bahwa tidak
banyak perusahaan di Indonesia yang mengumumkan labanya dengan
menyertakan informasi sukarela seperti penjelasan manajemen terhadap
peristiwa khusus atau informasi prospektus. Sebagian besar perusahaan hanya
mengumumkan laba dengan informasi yang bersifat mandatory saja seperti
pengungkapan laba periode lalu. Padahal, strategi dalam pengungkapan
informasi laba patok duga tunggal maupun multipel berpengaruh terhadap
perilaku mengestimasi laba masa depan (Suara Merdeka, 2015).
Selain itu terdapat 63 emiten yang belum menyampaikan laporan
tahunan 2015 hingga deadline 30 April. Dari jumlah itu, hanya lima
perusahaan yang menyampaikan alasan keterlambatan. BEI telah menjatuhkan
peringatan tertulis pada 58 emiten yang melalaikan kewajiban untuk
menyampaikan laporan hingga 2 Mei 2016 (JPNN,2016). Kondisi ini
menyaratkan Bapepam lebih mengontrol laporan keuangan perusahaan
(emiten), agar perusahaan bersedia untuk melengkapi dan menindak para
emiten agar tepat waktu serta melengkapi laporan keuangan sesuai dengan
(21)
Berkaitan dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan yang
dilakukan perusahaan tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor yang pertama
yaitu tingkat likuiditas. Likuiditas adalah suatu aset lancar yang dimiliki
perusahaan yang menunjukkan seberapa besar perusahaan dalam mencukupi
hutang jangka pendeknya, jadi setiap perusahaan yang memiliki likuiditas
yang tinggi maka juga mampu memenuhi dan melengkapi pengungkapan
kelengkapan laporan keuangan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Nugroho (2011) bahwa dengan semakin tingginya tingkat likuiditas suatu
perusahaan maka dalam mengungkapkan kelengkapan laporan keuangan juga
akan semakin tinggi.
Selanjutnya yaitu Leverage, perusahaan yang mempunyai tingkat
leverage yang tinggi maka akan mempunyai kemampuan menanggung
monitoring cost yang tinggi. Jika perusahaan mempunyai leverage yang tinggi
maka potensi perusahaan untuk memenuhi kelengkapan pengungkapan
laporan keuangan juga akan akan semakin lengkap (Jensen dan Meckling,
1976). Berdasarkan penelitian Kartika dan Hersugondo (2009) bahwa pada
tingkat ekonomi yang baik, suatu leverage yang tinggi dapat membuka
kesempatan laba yang lebih banyak sehingga perusahaan akan lebih lengkap
dalam mengungkapkan laporan keuangannya.
Selain faktor-faktor tersebut profitabilitas serta umur perusahaan
menjadikan daya tarik bagi para investor untuk menanamkan saham pada
perusahaan tersebut. Sesuai penelitian Kartika dan Hersugondo (2009) dan
(22)
6
jika perusahaan mampu menunjukkan profitabilitas yang tinggi serta umur
perusahaan tergolong lama menunjukkan seberapa kuat dan mampu
perusahaan bersaing, serta perusahaan yang mampu beroperasi lebih lama
tentu lebih menyajikan kelengkapan laporan keuangan daripada perusahaan
yang baru berdiri.
Kepemilikan saham publik merupakan faktor lain dalam
mempengaruhi tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan karena
publik yang melakukan analisis saham membutuhkan informasi atas
kelangsungan perusahaan guna kepentingan penentuan prospek di masa depan.
Sesuai hasil penelitian Wardani (2012) jika saham lebih banyak dimiliki
publik tentu perusahaan akan meningkatkan dalam melengkapi laporan
keuangan guna meyakinkan kepercayaan para investor.
Adapula faktor yang lain yaitu ukuran perusahaan dan status
perusahaan. Sesuai penelitian Sudarmadji dan Sularto (2007) besar ukuran
perusahaan dicerminkan dari seberapa banyak aktiva yang dimiliki, tingginya
penjualan yang dilakukan dan kapitalisasi pasar yang dilakukan perusahaan
sehingga perusahaan yang besar cenderung lebih mampu menanggung biaya
dalam mengungkapkan kelengkapan secara luas guna memenuhi informasi
yang disajikan sebagai pertimbangan para investor. Selanjutnya status
perusahaan dinilai menjadi perbedaan dalam mengungkapkan kelengkapan
laporan keuangan karena Kepemilikan saham yang dimiliki asing (PMA) lebih
(23)
luas dalam menungkapkan kelengkapan laporan keuangan guna memajukan
perusahaanya dibandingkan kepemilikan dalam negri (PMDN).
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Kartika dan Hersugondo (2009) dengan menambahkan
dua variabel independen, yaitu ukuran perusahaan dan status perusahaan.
Peneliti menambahkan variabel ukuran perusahaan karena ukuran perusahaan
menjadi salah satu faktor yang termasuk dalam menunjukkan tingkat
pengungkapan kelengkapan laporan keuangan dan peneliti ingin mengetahui
seberapa besar pengaruh ukuran perusahaan yang lebih besar daripada
perusahaan yang kecil dalam mempengaruhi kelengkapan.
Peneliti menambahkan variabel status perusahaan karena peneliti
ingin mengetahui apakah status perusahaan yang dimiliki oleh PMDN atau
PMA menjadi suatu perbedaan dalam mempengaruhi tingkat pengungkapan
laporan keuangan perusahaan. Selain itu pada penelitian ini mengubah dan
memperpanjang periode penelitian yaitu pada tahun 2012 sampai dengan
tahun 2015 guna menguji apakah variabel yang mempengaruhi dalam
penelitian konsisten dalam perubahan waktu. Peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian terkait kelengkapan pengungkapan laporan keuangan
(24)
8
keduanya yaiyu wajib dan sukarela namun biasanya hanya salah satu yaitu
wajib ataupun sukarela saja.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas. Maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah:
1.
Apakah likuiditas berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI ?2.
Apakah leverage berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI ?3.
Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI ?4.
Apakah umur perusahaan berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yangterdaftar di BEI ?
5.
Apakah kepemilikan saham publik berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yangterdaftar di BEI ?
6.
Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yangterdaftar di BEI ?
7.
Apakah status perusahaan berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang(25)
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu hanya menggunakan
pengungkapan sukarela dan wajib, dimana pengungkapan sukarela sesuai
peneliti sebelumnya (Sutomo, 2004) sebanyak pengungkapan 33 item, lalu
pada pengungkapan wajib dengan menggunakan butir pengungkapan
BAPEPAM pada item bagian bentuk dan isi laporan tahunan saja sebanyak 69
item, tidak secara keseluruhan pada pengungkapan item.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk membuktikan secara empiris apakah likuiditas berpengaruh
terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI.
2. Untuk membuktikan secara empiris apakah leverage berpengaruh terhadap
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI.
3. Untuk membuktikan secara empiris apakah profitabilitas berpengaruh
terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI.
4. Untuk membuktikan secara empiris apakah umur perusahaan berpengaruh
terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan
(26)
10
5. Untuk membuktikan secara empiris apakah kepemilikan saham publik
berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
6. Untuk membuktikan secara empiris apakah ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
7. Untuk membuktikan secara empiris apakah status perusahaan berpengaruh
terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pihak yang
berkepentingan dan berminat dalam melaksanakan
penelitian-penelitian selanjutnya pada bidang yang sama.
b. Bagi Pembaca
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi serta
menambah wawasan serta sebagai bahan dalam menerapkan teori yang
didapatkan dalam perkuliahan terkait pada faktor-faktor dalam
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
(27)
Penelitian ini dapat menambah literatur atau referensi bahan kajian
untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Regulator
Dapat diketahui kebijakan yang seharusnya dilakukan oleh regulator
dalam menetapkan regulasi atau ketetapan terkait dengan kelengkapan
laporan keuangan perusahaan.
b. Bagi Perusahaan
Dapat menjadikan motivasi bagi perusahaan agar dapat bersaing
dengan perusahaan lain dengan menyajikan secara lengkap.
c. Bagi Investor
Penelitian ini merupakan suatu media yang mengulas pembahasan
terkait dengan kelengkapan pengungkapan laporan sehingga dapat
sebagai bahan pertimbangan investor dalam pengambilan keputusan
(28)
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Agency Theory
Menurut Harianto dan Sudomo (2001:106) dalam Agency Theory
dijelaskan bahwa terdapat hubungan yang merupakan suatu kontrak antara
pemilik (principal) yaitu yang menyediakan pendanaan untuk mengelola
kelangsungan usaha dan pengelola perusahaan (agent) yaitu yang
menjalankan usaha sehingga agent mempunyai kewajiban untuk
memberikan laporan keuangan secara periodik atas kelangsungan usaha
yang dijalankan. Menurut Purwandari dan Purwanto (2012) dalam teori
agency terdapat tiga macam hubungan agent dengan principal, yaitu: 1)
hubungan agency antara manajer dengan para pemegang saham, lalu
hubungan agency antara manajer dengan kreditur dan hubungan agency
antara manajer dengan pemerintah.
Hubungan yang terjadi antara principal dengan agent kadang
menyebabkan adanya asimetri informasi. Asimetri informasi terjadi karena
pengelola perusahaan lebih mengetahui kondisi suatu perusahaan
dibandingkan dengan para stakeholder yang hanya mengandalkan laporan
(29)
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan akan mengurangi asimetri
informasi (Jensen dan Meckling 1976 : 5).
2. Signalling Theory
Signalling Theory dikaitkan dengan penelitian ini karena informasi
yang disajikan perusahaan dianggap penting diperkirakan dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan investasi. Jika informasi yang di
laporkan memenuhi kelengkapan, relevan, akurat dan tepat waktu akan
bermanfaat bagi investor dan para pelaku bisnis untuk menilai kinerja
perusahaan pada masa lalu, masa sekarang dan pengambilan keputusan
investasi pada masa yang akan datang (Suta, 2012).
Teori ini juga menjelaskan perusahaan juga mempunyai dorongan
untuk mengungkapkan kelengkapan laporan keuangannya karena adanya
asimetri informasi atau ketidakseimbangan penguasaan informasi kepada
pihak eksternal. Dengan melakukan pengungkapan laporan keuangan
secara lengkap akan menarik pihak eksternal untuk menanamkan saham
dan mempercayai kinerja yang dilakukan perusahan tersebut.
3. Pengungkapan Laporan Keuangan
Pengungkapan laporan keuangan merupakan suatu media yang
digunakan perusahaan guna mempertanggungjawabkan kinerja perusahaan
kepada para investor untuk memudahkan pengambilan keputusan dalam
mengalokasikan sumber daya ke dalam usaha-usaha yang dinilai produktif
(Kartika dan Hersugondo, 2009). Sedangkan menurut Hendriksen dan
(30)
14
penyajian informasi berupa data-data keuangan oleh perusahaan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan operasi yang optimum dalam pasar
modal yang efisien. Hal tersebut memungkinkan bahwa data yang
disajikan harus harus cukup guna memprediksi dividen dimasa depan,
variabilitas serta kovariabilitas imbalan pada masa yang akan datang.
Pengungkapan yang dilakukan juga melibatkan keseluruhan
dalam suatu proses pelaporan keuangan. Dalam Standart Akuntansi
Keuangan (SAK), tujuan laporan keuangan yaitu untuk menyajikan
informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, serta
perubahan posisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan pada
perusahaan sangat bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonominya.
Berikut adalah metode-metode pengungkapan secara umum
menurut Kartika dan Hersugondo (2009) adalah sebagai berikut:
a. Bentuk dan Susunan Laporan Formal
b. Terminologi dan Penyajian yang Terinci
c. Informasi Parentesis
d. Catatan Kaki
e. Laporan dan Daftar Pelengkap
f. Komentar dalam Laporan Auditor
g. Surat Direktur Utama atau Ketua Dewan Komisaris
Dalam susunan dan bentuk laporan formal dicantumkan informasi
(31)
diubah secara efektif guna menunjukkan jenis informasi tertentu. Lalu
dalam penyajian laporan keuangan yang terinci deskripsi yang digunakan
dalam laporan dan diperlihatkan dengan jumlah rincian. Dalam memilih
seberapa banyak informasi yang disajikan dan penentuan pos-pos mana
yang harus disajikan secara terpisah tergantung pada tujuan laporan dan
tingkat materialitas pos tersebut. Informasi yang dipandang signifikan
dapat disajikan dalam tubuh laporan keuangan, bukan dalam daftar
pelengkap atau catatan kaki. Catatan kaki didalam laporan keuangan harus
bertujuan untuk mengungkapkan informasi tanpa mengurangi tingkat
kejelasan dari suatu laporan dan dapat mengungkapkan informasi yang
tidak disajikan dalam tubuh laporan tersebut.
Laporan pelengkap disini dapat digunakan untuk mengembangkan
laporan baru. Komentar dalam laporan auditor disini digunakan sebagai
cara untuk mengungkapkan jenis-jenis informasi yang ada pada suatu
laporan perusahaan. Lalu yang terakhir yaitu surat direktur utama atau
ketua dewan komisaris merupakan yang dianggap penting atau signifikan
dalam penjelasan manajemen perusahaan.
4. Kelengkapan Laporan Keuangan
Kelengkapan laporan keuangan meliputi penyajian yang secara
terperinci sesuai dengan ketetapan yang berguna untuk pihak yang
membutuhkan data atas kelansungan usaha pada perusahaan tersebut.
Menurut “Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan”
(32)
16
tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan guna bermanfaat
bagi para pemangku kepentingan dalam rangka sebagai sarana
pertanggungjawaban manajemen dan sebagai pengambilan
keputusan-keputusan ekonomi. Menurut Na’im dan Rakhman (2000), terdapat dua macam pengungkapan kelengkapan yaitu:
a. Pengungkapan Wajib (mandatory disclosure)
Pengungkapan wajib yang minimal harus dilakukan perusahaan
sesuai dengan standar yang sifatnya memaksa sesuai dengan ketetapan
yang telah disahkan oleh Bapepam dengan Surat Keputusan Bapepam
dan Lembaga Keuangan dengan Nomor KEP-431/BL/2012.
b. Pengungkapan Sukarela (voluntary disclosure)
Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan
oleh perusahaan diluar yang diwajibkan sesuai standar yang telah
ditetapkan. Perusahaan melakukan pengungkapan sukarela guna
meningkatkan kredibilitas perusahaan adalah melalui pengungkapan
secara lebih luas dan membantu investor dalam memahami strategi
bisnis manajemen.
5. Likuiditas
Menurut Weston dan Brigham (1993:115) bahwa likuiditas
mengacu pada seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan jangka pendek kepada kreditor. Menurut Sofiana, (2010)
tingkat likuiditas dapat dipandang dari dua sisi. Suatu kesehatan
(33)
tersebut dinilai akan mempengaruhi lengkapnya tingkat pengungkapan.
Hal tersebut menjadi harapan bahwa perusahaan yang mempunyai tingkat
likuiditas tinggi akan lebih memenuhi kelengkapan dalam pengungkapan
laporan keuangannya.
Jika likuiditas dilihat dari sisi ukuran kinerja, perusahaan yang
mempunyai tingkat likuiditas rendah perlu memenuhi kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan yang lebih tinggi guna menjelaskan
kinerja perusahaan yang sebenarnya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan
pentingnya suatu likuiditas dapat dilihat dari seberapa besar pengaruh yang
diterima jika perusahaan memiliki likuiditas yang tinggi kemungkinan
untuk memenuhi kelengkapan pengungkapan laporan juga akan tinggi.
6. Leverage
Leverage menunjukkan seberapa besar ekuitas yang dimiliki
perusahaan guna menjamin hutang yang didanai oleh kreditor. Perusahaan
yang mempunyai tingkat leverage yang tinggi mempunyai kemampuan
menanggung biaya pengawasan (monitoring cost) yang tinggi. Jika
perusahaan mempunyai leverage yang tinggi maka potensi perusahaan
untuk memenuhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan juga akan
akan semakin meningkat. (Jensen dan Meckling, 1976).
Menurut Sudarmadji dan Sularto (2007) Pengawasan dapat
dilakukan dengan menilai luasnya kelengkapan pengungkapan yang
dipublikasikan oleh perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang
(34)
18
pengungkapan kelengkapan laporan keuangan yang lebih luas agar kinerja
perusahaan tersebut tetap dapat dipercaya oleh para kreditor.
7. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan penilaian atas kemampuan perusahaan
dalam mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan yang diwujudkan
melalui laba yang dihasilkan melalui penjualan, jasa ataupun investasi
(Sudarmadji dan Sularto, 2007). Dengan perusahaan mampu mengelola
atas usaha yang dilakukan maka profitabilitas yang didapat akan semakin
tinggi, maka kelangsungan usaha perusahaan tentu semakin terjaga.
Perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi cenderung akan semakin
meningkatkan kelangsungan usahanya dengan menunjukkan hasil
kinerjanya dengan melengkapi pengungkapan laporan keuangannya,
karena dengan adanya hal tersebut investor akan tertarik dengan kinerja
perusahaan yang baik serta laporan keuangan yang lengkap digunakan
untuk memenuhi kewajiban perusahaan guna pengawasan dan analisis
yang dibutuhkan oleh para stakeholder (Wardani, 2012).
8. Kepemilikan Saham Publik
Kepemilikan saham publik terdiri dari besar saham yang dimiliki
oleh manajemen dan yang beredar di masyarakat. Menurut Na’im dan Rachman (2000) bahwa banyaknya proporsi Kepemilikan saham publik
oleh pihak luar berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan, karena jika banyak pihak yang membutuhkan informasi
(35)
isi dari laporan tersebut guna meyakinkan publik atas kelangsungan usaha
yang dijalankan. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar saham yang
beredar dalam masyarakat akan semakin besar informasi yang
diungkapkan oleh perusahaan atas tuntutan publik terhadap transparansi
perusahaan selengkap-lengkapnya.
9. Umur Perusahaan
Umur perusahaan merupakan mencerminkan kuatnya perusahaan
berdiri dan bersaing dengan perusahaan lain. Perusahaan yang mampu
mengambil peluang bisnis untuk secara terus menerus bertahan dan
beroperasi di waktu yang cukup panjang tentu akan menyajikan
kelengkapan laporan keuangan lebih baik daripada perusahaan yang baru
berdiri. Menurut Wardani (2012) semakin perusahaan mampu berdiri lama
maka perusahaan akan mengetahui kebutuhan yang dibutuhkan para
stakeholder melalui kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sebagai
alat pengawasan kinerja perusahaan agar kelangsungan usaha perusahaan
tetap terjaga.
10. Ukuran perusahaan
Menurut Prasetya (2011) perusahaan yang besar akan
menggunakan biaya agensi yang besar untuk mengawasi kinerja
perusahaan, untuk megurangi biaya tersebut perusahaan akan
mengungkapkan laporan keuangan secara lebih lengkap guna keperluan
internal maupun pihak luar. Biaya yang dikeluarkan sangatlah besar untuk
(36)
20
mempunyai kekayaan yang lebih besar cenderung akan memenuhi
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dibandingkan perusahaan
yang kecil.
Ukuran perusahaan diukur dengan tiga, antara lain nilai total aset
yang dapat diperga indicator, yaitu dari neraca, lalu besarnya total
penjualan bersih yang diperoleh dari laporan L/R, lalu yang terakhir nilai
kapitalisasi pasar yang didapatkan dengan mengalikan jumlah saham
beredar dengan harga saham.
11. Status Perusahaan
Menurut Susanto (1992) bahwa perusahaan kepemilikan modal
asing mempunyai basis pengungkapan yang lebih lengkap dibandingkan
perusahaan dalam negeri. Hal tersebut dikarenakan, Pertama, perusahaan
asing mempunyai pelatihan yang lebih baik. Kedua, perusahaan asing
mempunyai kemungkinan mengelola sistem informasi manajemen dengan
lebih efisien guna memenuhi pengendalian intern serta kebutuhan
informasi induk perusahaan. Ketiga, kemungkinan terdapat permintaan
informasi yang lebih kepada perusahaan yang berbasis asing dari
(37)
B. Hasil Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis
1. Likuiditas terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan
Perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas tinggi
mempunyai kemungkinan dapat memenuhi kebutuhan jangka
pendeknya kepada kreditor. Pentingnya likuiditas dapat dilihat dari
seberapa besar pengaruh yang diterima jika perusahaan memiliki
likuiditas yang tinggi kemungkinan untuk memenuhi kelengkapan
pengungkapan laporan juga akan tinggi karena perusahaan yang
memiliki likuiditas tinggi mampu menjamin kebutuhan jangka
pendeknya sehingga perusahaan tersebut dapat dikatakan sehat dan
mempunyai kredibilitas yang baik sehingga perusahaan akan
menunjukkan hal tersebut dengan melakukan pengungkapan secara
luas (Cooke 1989) dalam Kartika dan Hersugondo (2009). Hal
tersebut didukung Agency Theory bahwa perusahaan yang mempunyai
kesehatan keuangan yang baik cenderung memenuhi kelengkapan
pengungkapan perusahaannya (Wallace et al, 1994)
Wallace et al. (1994) berpendapat bahwa perusahaan yang
mempunyai keuangan yang lebih kuat cenderung untuk
mengungkapkan lebih lengkap dibandingkan dengan perusahaan yang
mempunyai keuangan yang lemah, namun perusahaan yang
(38)
22
menjelaskan lebih detail alasan kinerjanya lebih lemah. Dalam
penelitian Mahmud (2012) bahwa likuiditas berpengaruh positif
terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Namun dalam
penelitian Kartika dan Hersugondo (2009) serta Devi dan Suardana
(2014) lalu Azaria dan Achyani (2015) menunjukkan bahwa likuiditas
tidak berpengaruh positif pada kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan.
Dengan adanya ketidak konsistenan hasil tersebut peneliti
ingin menguji kembali terkait dengan perusahaan yang mempunyai
likuiditas tinggi akan semakin mengungkapkan kelengkapan
pengungkapan laporan keuangannya karena ingin dinilai kinerjanya
lebih baik. Berdasarkan pernyataan dan penelitian sebelumnya, maka
peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Likuiditas berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan
2. Leverage terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan
Jensen dan Meckling (1976) mengungkapkan bahwa
perusahaan yang mempunyai leverage tinggi mempunyai monitoring
cost yang tinggi. jika dalam menyiapkan informasi yang lengkap
memerlukan biaya yang tinggi maka perusahaan yang mempunyai
(39)
Didukung dengan Agency Theory bahwa principal cenderung
mengawasi kinerja perusahaan untuk analisis penanaman modalnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2011) menyatakan
bahwa leverage berpengaruh positif terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan, serta sejalan dengan hasil penelitian
Mahmud (2012) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh
positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
Namun hasil yang didapatkan tidak kosisten karena penelitian yang
dilakukan oleh Kartika dan Hersugondo (2009) menyatakan bahwa
leverage tidak berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan
laporan keuangan
Leverage menunjukkan seberapa besar aktiva perusahaan
dibiayai utang. Rasio leverage yang tinggi menunjukkan bahwa
perusahaan banyak dibiayai oleh investor atau kreditor. Semakin
tinggi rasio leverage juga menunjukkan semakin besar proporsi
pendanaan perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Semakin tinggi
perusahaan melakukan hutang, kemungkinan akan melakukan
pengungkapan kelengkapan laporan keuangan lebih luas kepada para
pemakai laporan keuangan, karena laporan keuangan digunakan para
investor untuk mengawasi kinerja perusahaan. Laporan keuangan juga
digunakan oleh manajemen sebagai media pertanggungjawaban atas
kelangsungan usaha agar tetap dapat dipercaya oleh para kreditornya.
(40)
24
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan juga akan tinggi
(Widani, 2015).
Berdasarkan pernyataan dan penelitian sebelumnya, maka
peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2: Leverage berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan
3. Profitabilitas terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan
Profitabilitas mencerminkan kemampuan yang dihasilkan
perusahaan dalam memperoleh laba dalam kelangsungan usahanya.
Perusahaan yang melakukan kinerja dengan baik menunjukkan tingkat
profitabilitas yang tinggi. Dengan profitabilitas yang tinggi investor
akan lebih tertarik untuk menanamkan modalnya, dengan adanya hal
tersebut perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi
cenderung lebih melakukan kelengkapan pengungkapan laporan
keuangannya karena menurut perusahaan profitabilitas merupakan
perwujudan hasil kelangsungan usaha atau kinerjanya.
Dapat diartikan bahwa semakin tinggi profitabilitas suatu
perusahaan, kemungkinan pengungkapan yang dilakukan oleh
perusahaan juga akan semakin tinggi karena perusahaan ingin
menunjukkan hasil prestasi atas kinerjanya berupa profit yang
dihasilkan, sehingga harapan atas kelengkapan pengungkapan laporan
(41)
menarik investor untuk semakin menanamkan modal kepada
perusahaan tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Wardani (2012)
mengungkapkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap
Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan, lalu didukung
dengan hasil penelitian Kartika dan Hersugondo (2009) serta hasil
penelitian Wardani (2011) dengan hasil berpengaruh positif terhadap
Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan. Namun hasil tersebut
tidak konsisten karena tidak sejalan dengan hasil penelitian Azaria dan
Achyani (2015) dan Sudarmadji dan Sularto (2007) bahwa
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Kelengkapan Pengungkapan
Laporan Keuangan.
Berdasarkan pernyataan dan penelitian sebelumnya, maka
peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan
4. Kepemilikan Saham Publik terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan
Kepemilikan saham publik menunjukan seberapa besar
proporsi saham yang beredar dalam masyarakat diluar kepemilikan
manajemen. Semakin tinggi kepemilikan saham yang dimiliki publik
(42)
26
pengungkapan laporan keuangan perusahaan karena semakin banyak
pihak yang mempunyai saham atas perusahaan tersebut maka para
pemegang saham tentu ingin mengetahui kelangsungan usaha yang
dijalankannya. Laporan yang disajikan perusahaan juga merupakan
suatu media pertanggungjawaban atas kelangsungan usaha yang
dijalankannya dan juga terkait saham yang ditanamkan oleh investor
Hasil penelitian Wardani (2012) menyatakan bahwa
kepemilikan saham publik berpegaruh positif terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan, sejalan dengan penelitian Nugroho
(2011), Kartika dan Hersugondo (2009) dan Hardiningsih (2008) juga
dengan hasil berpengaruh positif namun berbeda dengan hasil
penelitian Azaria dan Achyani (2015) bahwa kepemilikan saham
publik tidak berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan
laporan keuangan. Berdasarkan pernyataan dan penelitian
sebelumnya, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H4: Kepemilikan saham publik berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan
5. Umur Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan
Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan
tersebut mampu bertahan dengan pesaing lainnya. Semakin lama
(43)
pengalaman lebih banyak dalam mengetahui kebutuhan stakeholder
(Widani, 2015). Dengan adanya hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
semakin lama umur perusahaan maka perusahaan tersebut lebih
menyediakan informasi yang lengkap dibandingkan perusahaan yang
baru berdiri karena perusahaan yang tergolong mempunyai umur lama
lebih berpengalaman dalam mengetahui apa saja item pengungkapan
yang bermanfaat bagi para konstituennya, serta lebih mengetahui dan
berpengalaman dalam mempublikasikan laporan keuangan
Hasil penelitian Marwata (2001) bahwa umur perusahaan
berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan lalu hasil penelitian Hassan (2013) umur perusahaan
mempunyai pengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan
laporan keuangan namun tidak sejalan dengan hasil penelitian
Mahmud (2012) serta Kartika dan Hersugondo (2009) bahwa umur
perusahaan tidak berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan
laporan keuangan. Karena umur perusahaan tidak dinilai sebagai
penentu kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, perusahaan
yang mempunyai umur panjang belum tentu akan mengungkapkan
laporan keuangan dengan lebih lengkap. Serta penelitian Wardani
(2012) dengan hasil berpengaruh negatif terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan.
Berdasarkan pernyataan dan penelitian sebelumnya, maka peneliti
(44)
28
H5: Umur perusahaan berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan
6. Ukuran Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan
Mardiyah (2002 : 240) menyatakan bahwa perusahaan yang
besar dapat menanamkan modalnya pada berbagai jenis usaha, lebih
mudah masuk kedalam pasar modal, serta dapat mendapatkan
penilaian kredit yang baik, hal tersebut tentu akan berpengaruh
terhadap keberadaan total asset. Semakin besar aktiva yang dimiliki
maka akan semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak
penjualan yang dilakukan perusahaan maka akan semakin banyak
perputaran uang, semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar
juga dikenal dalam masyarakat.
Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan karena perusahaan yang besar
cenderung lebih banyak mengungkapkan butir-butir laporan
keuangannya karena mereka memiliki lebih banyak informasi yang
dapat diungkapkan dibandingkan perusahaan kecil (Wallace et
al.,1994). Dapat disimpulkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan
akan semakin lengkap dalam mengungkapkan laporan keuangannya.
Hasil penelitian Nugroho (2011) ukuran perusahaan
berpegaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan
(45)
dimana superior selalu ingin mengawasi jalannya operasi perusahaan
agar kepentingannya dapat terwakili dalam pengelolaan perusahaan.
Didukung juga dengan hasil penelitian Azaria dan Achyani (2015)
serta sejalan dengan penelitian Devi dan Suardana (2014) bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh positif pada kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan namun berbeda dengan hasil
penelitian Sudarmadji dan Sularto (2007) bahwa tidak terdapat
pengaruh. Berdasarkan pernyataan dan penelitian sebelumnya, maka
peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H6: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan
7. Status Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan
Status perusahaan dinilai menjadi perbedaan dalam
mengungkapkan kelengkapan laporan keuangan karena kepemilikan
asing (PMA) lebih mempersiapkan pelatihan khusus serta mempunyai
kriteria-kriteria yang baik. Pada perusahaan kepemilikan asing juga
mempunyai investor yang lebih luas guna memajukan perusahaanya
dibandingkan kepemilikan dalam negri (PMDN). Pada kepemilikan
asing lebih luas dalam mengungkapkan kelengkapan laporan
keuangannya karena pada perusahaan yang kepemilikan modalnya
(46)
30
perusahaan tersebut mempunyai standar yang yang lebih tinggi guna
menyediakan informasi bagi para penggunanya serta daripada
perusahaan dengan kepemilikan dalam negeri yang mempunyai
pengalaman serta lingkup kepemilikan modalnya hanya dalam negeri
saja, tidak sebesar pada perusahaan dengan kepemilikan asing.
Dapat disimpulkan bahwa semakin besar kepemilikan modal
asing maka perusahaan tersebut juga akan lebih lengkap dalam
mengungkapkan kelengkapan laporan keuangannya guna kepentingan
penanam modal yang lebih luas dibandingkan lingkup kepemilikan
modal domestik, dimana modal yang diperoleh hanya dalam lingkup
dalam negeri saja.
Hardiningsih (2008) meneliti bahwa status perusahaan PMA
berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan artinya permintaan informasi keuangan yang lebih luas akan
sangat besar oleh investor asing sehingga menuntut manajemen
perusahaan untuk menyajikan pengungkapan laporan keuangan secara
lebih luas. Pada penelitian Azaria dan Achyani (2015) serta Devi dan
Suardana (2014) status perusahaan tidak berpengaruh dengan tingkat
kelengkapan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan.
Sejalan dengan penelitian Devi dan Suardana (2014) dan Sudarmadji
dan Sularto (2007) yang tidak terdapat pengaruh positif terhadap
tingkat kelengkapan pengungkapan informasi dalam laporan
(47)
Berdasarkan pernyataan dan penelitian sebelumnya, maka
peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H7: Status perusahaan berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan
C. Model Penelitian
Gambar 2.1 Model Penelitian Status Perusahaan
(X7)
Ukuran Perusahaan (X6)
(+) (+)
(+) (+)
(+) (+) (+)
Likuiditas(X1)
Leverage (X2)
Profitabilitas (X3)
Kepemilikan Saham Publik (X4)
Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan
Umur Perusahaan (X5)
Variabel Dependen Variabel Independen
(48)
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek/Subjek Penelitian
Objek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
periode 2012-2015. Perusahaan Manufaktur yaitu perusahaan yang
menjual produknya dimulai dari pembelian bahan baku, lalu proses
pengolahan bahan baku sehingga perusahaan mengahasilkan barang jadi.
B. Jenis Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder.
Sumber data pada penelitian ini diperoleh oleh peneliti secara tidak
langsung, melainkan melalui media perantara. Sumber data yang diperoleh
merupakan data sekunder yaitu angka atau data kuantitatif yang telah
disajikan dalam laporan keuangan tahunan (annual report) dan laporan
keungan audited Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI dan
Indonesia Capital Market Directory (ICMD) periode 2012-2015, yang
selanjutnya digunakan untuk menghitung rasio pada semua variabel yang
terkait dalam penelitian ini. Serta sumber terkait lainnya yang
berhubungan dengan likuiditas, leverage, profitabilitas, kepemilikan
(49)
Pada penelitian ini diperoleh data periode 2012-2015, yang tujuannya
untuk membedakan dan memperpanjang periode penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
C. Teknik Pengambilan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengambilan sampel
menggunakan teknik Purposive Sampling, dimana pengambilan sampel ini
pada setiap populasi tidak diberikan kesempatan atau peluang yang sama
untuk dipilih kembali menjadi sampel. Teknik yang termasuk dalam
Nonprobability Sampling pada penelitian ini adalah Purposive Sampling.
Purposive Sampling yaitu Teknik penentuan sampel dengan kriteria
ataupun petimbangan tertentu oleh peneliti, jadi sampel tersebut harus
memenuhi syarat (Sugiyono, 2010).
Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Perusahaan dengan kategori industry manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia.
2. Melakukan publikasi laporan tahunan selama periode yang akan diamati (2012-2015) dan memiliki laporan keuangan dengan periode
berakhir pada 31 desember.
3. Tidak terjadi delisting serta IPO selama periode yang diamati dalam perusahaan sampel.
(50)
34
4. Memiliki laporan tahunan lengkap digunakan untuk memperoleh data-data penelitian selama tahun 2012 sampai 2015 secara
berturut-turut.
5. Perusahaan menggunakan mata uang rupiah, agar pengukuran pada setiap pengamatan sama.
6. Perusahaan memiliki laba positif.
D. Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan metode dokumentasi. Metode dilakukan dengan cara mencari dan
mengumpulkan data dengan melihat data laporan keuangan Perusahaan
Manufaktur yang termasuk dalam kriteria sampel pada periode 2012-2015
dan diterbitkan serta dipublikasikan oleh Indonesia Capital Market
Directory (ICMD) dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang diperoleh
dari situs resmi www.idx.co.id yang tersedia di Pojok BEI Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, web resmi perusahaan, studi pustaka atau
kajian literatur, artikel, jurnal dan sumber dari internet, serta data-data lain
yang terkait dalam penelitian ini (Nabor dan Suardana, 2014).
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel independen
atau variabel bebas (X) dan variabel dependen atau variabel terikat (Y).
Terdapat 7 variabel independen atau variabel bebas (X) yaitu likuiditas,
(51)
perusahaan, dan status perusahaan. Untuk variabel dependen atau variabel
terikat (Y) yaitu kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
1. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi
oleh variabel bebas (X). Tingkat kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan meliputi butir pengungkapan wajib dan pengungkapan
sukarela. Butir pengungkapan wajib yang tergolong pada Madatory
Disclosure adalah informasi yang terdapat dalam SK Bapepam dan
Lembaga Keuangan dengan Nomor KEP-431/BL/2012 dengan
mengambil luas pengungkapan pada bentuk dan isi pada laporan
dengan jumlah sebanyak 69 item. Butir pengungkapan sukarela sesuai
dengan penelitian Sutomo (2004) yang telah disesuaikan yaitu
sebanyak 33 item. Tingkat keluasan pengungkapan diukur dengan
indeks pengungkapan perusahaan setiap butir kelengkapan di beri skor
1 pada setiap butir lalu dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah semua
butir wajib dan sukarela Imhoff (1992) dalam Dibiyantoro (2011) :
Indeks =
Keterangan : n = jumlah butir pengungkapan yang dipenuhi,
(52)
36
2. Variabel Independen :
Variabel Independen merupakan variabel yang mempengaruhi
timbulnya variabel terikat (Y). Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel Independen adalah likuiditas, leverage, profitabilitas,
kepemilikan saham, umur perusahaan, ukuran perusahaan, dan status
perusahaan.
a. Likuiditas
Variabel likuiditas merupakan tingkat perusahaan membayar
kewajiban jangka pendek. Pada penelitian ini variabel likuiditas rasio
lancar atau current ratio (Azaria dan Achyani, 2015). Current Ratio
dihitung dengan cara:
Current Ratio
b. Leverage
Leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi utang jangka pendek maupun utang jangka panjang. Pada
penelitian ini Leverage diukur menggunakan Debt Equity Ratio
(Kartika dan Hersugondo, 2009). DER dihitung dengan cara:
DER =
c. Profitabilitas
Profitabilitas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan
untuk menyediakan reward keuangan yang cukup untuk memberikan
(53)
profitabilitas diukur dengan cara menghitung laba setelah pajak dan
total aktiva (Wardani, 2012).
PROFIT =
d. Kepemilikan Saham Publik
Pada penelitian ini variabel kepemilikan saham publik diukur
dengan melihat dari berapa besar saham yang dimiliki oleh publik atau
masyarakat pada perusahaan go publik yang terdaftar di BEI dan
ICMD yang juga telah menyatakan jumlah besarnya kepemilikan oleh
publik. (Nugroho, 2011). Variabel ini dihitung dengan cara:
PUB = x 100%
e. Umur Perusahaan
Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan
mampu eksis dan bertahan menghadapi persaingan. Pada penelitian ini
diukur dengan skala nominal dengan menghitung lamanya perusahaan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai dengan tahun pengambilan
sampel yaitu 2015 dikurangi dengan tahun pertama kali perusahaan
terdaftar (first issue) di BEI (Suta, 2012).
AGE = tahun sampel-tahun first issue
f. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan mencerminkan seberapa besar kekayaan
(54)
38
diukur dengan mentranformasikan jumlah aktiva yang dimiliki
perusahaan ke dalam bentuk logaritma natural Hardiningsih (2008).
SIZE = ln (nilai buku total aktiva)
g. Status Perusahaan
Status perusahaan menunjukkan perbedaan kepemilikan
modal asing dan dalam negeri. Pada penelitian ini status perusahaan
diukur dengan menggunakan variabel dummy dengan cara
memberikan notasi 1 untuk perusahaan penanam modal asing (PMA)
dan notasi 0 untuk perusahaan penanam modal dalam negeri (PMDN).
Data mengenai status perusahaan diperoleh dari Capital Market
Directory yang disusun oleh Bapepam Hardiningsih (2008) dan
Azaria dan Achyani (2015) lalu dilihat pula pada informasi yang
tersedia pada profil perusahaan.
F. Analisis Data
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan
mendeskripsikan suatu data sehingga menjadi sebuah informasi yang lebih
jelas dan mudah untuk dipahami. Uji statistik deskriptif digunakan untuk
mengetahui nilai maksimum, minimum, dihasilkan rata-rata (mean),
median, standar deviasi dari masing-masing variabel.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus
(55)
mensyaratkan untuk dilakukan pengujian asumsi klasik, pengujian ini
digunakan untuk memastikan terpenuhinya asumsi klasik guna
menghindari adanya pembiasan. Uji asumsi klasik sendiri meliputi :
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data digunakan untuk menentukan residual
apakah berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Pada
penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov Smirnov Z (1-Sample
K-S) untuk menguji normalitas data. Data dapat dikatakan berdistribusi
normal jika nilai sig > (0,05) (Nazzarudin dan Basuki, 2016).
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah dalam
persamaan regresi terdapat korelasi antar variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya terbebas dari multikolinieritas karena
dapat mengakibatkan tidak ortogonal. Variabel ortognal adalah
variabel independen yang nilai korelasi antara sesama variabel
independen sama dengan nol. Kriteria model regresi tidak
mengandung multikolinieritas jika nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance
> 0,1 (Nazzarudin dan Basuki, 2016).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah
dalam persamaan regresi terdapat penyimpangan dari syarat-syarat
asumsi klasik pada model regresi. Heteroskedastisitas terjadi jika
(56)
40
model regresi. Model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas
jika nilai sig > 0,05 (Nazzarudin dan Basuki, 2016).
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
korelasi antara kesalahan pengganggu didalam suatu model regresi
pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi
menunjukkan korelasi antara anggota serangkaian observasi yang
diurutkan menurut waktu (time series) atau ruang (cross sectional).
Untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson
(Uji DW). Kriteria pengujian menurut Santoso (2002) ada 3 yaitu:
- Nilai D-W dibawah -2, maka terindikasi ada autokorelasi positif
- Nilai D_W di antara -2 sampai + 2 maka tidak terjadi
autokorelasi
- Nilai D_W di atas 2 berarti terindikasi ada autokorelasi negatif.
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Regresi
Linier Berganda (Multiple Regression Analysis), guna menguji pengaruh
beberapa variabel independen secara bersama-sama terhadap satu variabel
dependen. Persamaan regresinya dirumuskan sebagai berikut :
INDEX = α + β1LIKUID + β2LEV + β3PROFIT + β4KSP + β5KSP +
(57)
Keterangan:
INDEX : Kelengkapan pengungkapan laporan α : Konstanta
- : Koefisien regresi LIKUID : Likuiditas
LEV : Leverage
PROFIT : Profitabilitas
KSP : Kepemilikan saham publik AGE : Umur perusahaan
SIZE : Ukuran perusahaan STAT : Status perusahaan
e : error term, secara normal terdistribusi antara rata-rata 0
a. Uji Koefisien Determinasi ( Adjusted )
Uji koefisien determinasi ( ) digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi yaitu antara nol sampai dengan
satu. Nilai ( ) yang kecil menunjukkan kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen terbatas.
Sebaliknya jika nilai ( ) tinggi berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen.
b. Uji Nilai t
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada
(58)
42
profitabilitas, kepemilikan saham publik, umur perusahaan, ukuran
perusahaan, dan status perusahan terhadap variabel dependen
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hipotesis diterima jika nilai sig < α (0,05) dan koefisien regresi searah dengan hipotesis.
c. Uji Nilai F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas
dalam model penelitian secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel terikat. Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai sig F
dengan α (0,05). Jika sig F <α (0,05), maka variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
(59)
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Hasil pemilihan sampel pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2012-2015 diperoleh
jumlah sampel sebanyak 39 perusahaan, sehingga selama periode
pengamatan 2012-2015 diperoleh jumlah data observasi sebanyak 106.
Proses pemilihan sampel dalam penelitian disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.1
Kriteria Pengambilan Sampel
Keterangan Jumlah
Perusahaan manufaktur yang listing di BEI tahun 2012-2015 Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan selama 2012-2015
Perusahaan yang tidak mempunyai data lengkap
Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang Rupiah sebagai mata uang pelaporan
Perusahaan yang tidak memiliki laba positif
528 (96)
(104) (84)
(88)
Perusahaan terpilih sebagai sampel 156
Jumlah outlier (50)
(60)
44
B. Statistik Deskriptif
Statistik deskripsi variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 4.2. Statistik Deskriptif Panel A
STATUS PERUSAHAAN
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid PMDN 41 38.7 38.7 38.7
PMA 65 61.3 61.3 100.0
Total 106 100.0 100.0
Tabel 4.2 Panel A menunjukkan bahwa dari 106 observasi, sebanyak 41 observasi dengan persentase sebesar 38,7% berstatus PMDN, lalu 65 observasi dengan persentase 61,3% berstatus PMA.
Panel B
Ringkasan Hasil Statistik Deskriptif
Minimum Maximum Mean Median Std. Deviation
LIKUID .0167 69.6678 3.439055 2.056730 7.0319965
LEV .0610 1.2486 .465436 .418250 .2324508
PROFIT .0015 2.1740 .224291 .152250 .3058025
KSP .0170 .6693 .317830 .355600 .1432866
SIZE
441064 13696417381439 128180473479 9.03
437009937392
2451457192813.191
AGE 0 34 19.84 20.50 7.070
STAT 0 1 .61 1.00 .489
BUTIR .4804 .5882 .544192 .549000 .249117
Valid N
(listwise) 106
Sumber: Hasil olah data, 2016.
Tabel 4.2 Panel B menunjukkan bahwa variabel likuiditas memiliki mean sebesar 3,439055 dengan standar deviasi 7,0319965 dan median 2,056730. Likuiditas pada penelitian ini tinggi karena nilai mean berada diatas nilai median. Variabel leverage memiliki mean sebesar 0,465436 dengan standar deviasi 0,2324508 dan median 0,418250.
(1)
9
BUDI
2012 0.1088 0.6286 0.0060 0.4732 27.6583 17 0 0.54902013 1.0763 0.6210 0.0485 0.4730 27.6983 18 0 0.5686
2014 1.0459 0.6330 0.0311 0.4404 27.8811 19 0 0.5686
2015 0.3555 0.6616 0.0191 0.4694 28.0270 20 0 0.5588
10
CEKA
2012 1.0271 0.5491 0.1970 0.1298 16.3291 16 1 0.44122013 1.6322 0.5061 0.1721 0.0799 16.6352 17 1 0.4608
2014 1.4656 0.5814 0.0763 0.0723 16.8525 18 1 0.4804
2015 1.3229 0.5693 0.1665 0.7990 17.0217 19 1 0.4902
11
CPIN
2012 3.2821 0.3379 0.3279 0.4447 25.9411 22 0 0.54902013 3.7923 0.4037 0.2528 0.4447 23.9673 23 0 0.5588
2014 2.2407 0.4720 0.1586 0.3864 26.3176 24 0 0.5686
2015 0.9302 0.4911 0.1459 0.4447 26.3382 25 0 0.5686
12
DPNS
2012 8.5923 0.1568 0.1325 0.2763 17.5414 22 1 0.46082013 10.9495 1.2850 0.2991 0.2782 17.7428 23 1 0.4706
2014 12.7248 0.1222 0.0615 0.3465 17.8800 24 1 0.5196
2015 1.1411 0.1209 0.0409 0.3442 17.9666 25 1 0.5490
13
GGRM
2012 2.1702 0.3590 0.2265 0.2353 17.0831 22 0 0.47062013 1.7221 0.4206 0.2277 0.2353 17.1262 23 0 0.4804
2014 2.4486 0.4310 0.1628 0.2335 17.1612 24 0 0.4804
2015 1.0008 0.4015 0.1698 0.2335 17.4534 25 0 0.4804
14
HMSP
2012 1.7427 0.4930 0.7473 0.0182 16.6958 22 0 0.59802013 1.8010 0.4835 0.7643 0.0182 16.8727 23 0 0.6176
2014 1.5277 0.5244 0.7543 0.0182 17.0356 24 0 0.6275
2015 1.5347 0.1577 0.3237 0.0750 17.0949 25 0 0.6471
15
ICBP
2012 2.7625 0.3275 0.1904 0.1947 16.2099 2 0 0.50002013 0.5323 0.3762 0.1748 0.4991 16.5181 3 0 0.5000
2014 2.1942 0.4173 0.1765 0.1947 16.5729 4 0 0.5490
2015 2.1062 0.3830 0.1784 0.1947 16.6581 5 0 0.5490
PROF
(2)
16 INCI 2012 7.7109 0.5654 0.3397 0.3414 27.8038 22 0 0.5588 2013 13.8713 0.6484 0.0530 0.3414 27.8892 23 0 0.5686 2014 12.8634 0.6713 0.0290 0.2208 27.8540 24 0 0.5588 2015 9.6773 0.6439 0.0262 0.2203 28.0587 25 0 0.5490 17 INAI 2012 1.9933 0.4531 0.0384 0.4991 27.1404 18 1 0.5196 2013 1.2652 0.5436 0.0819 0.4991 27.3643 19 1 0.5392 2014 1.0824 0.5297 0.0757 0.4991 27.5186 20 1 0.5392 2015 1.0035 0.6135 0.1101 0.4991 27.9164 21 1 0.5490 18 INDF 2012 2.0489 0.7889 0.1400 0.3597 17.8996 18 1 0.5000 2013 1.6673 0.8351 0.0926 0.3597 18.1734 19 1 0.5196 2014 1.8101 0.8638 0.1298 0.3597 18.2708 20 1 0.5098 2015 1.7053 0.8197 0.0860 0.3597 18.3355 21 1 0.5098 19 INTP 2012 6.0276 0.4251 0.2453 0.4230 16.9403 23 1 0.5490 2013 6.14807 0.5086 0.2202 0.4230 17.0967 24 1 0.5294 2014 4.9339 0.5321 0.2154 0.4230 17.1788 25 1 0.5588 2015 4.8866 0.5304 0.1825 0.4230 17.1347 26 1 0.5588 20 JPFA 2012 1.8245 0.1466 0.2256 0.0997 26.7112 23 0 0.5000 2013 2.06456 0.1364 0.1238 0.0997 26.6543 24 0 0.5392 2014 1.7715 0.1491 0.0757 0.0997 26.6421 25 0 0.6078 2015 1.7943 0.1365 0.0858 0.0997 26.6184 26 0 0.6176 21 KAEF 2012 2.8031 0.8718 0.1427 0.3568 29.8736 11 0 0.5392 2013 2.4744 0.9628 0.1328 0.3568 30.0572 12 0 0.5490 2014 2.3870 0.0610 0.1306 0.4329 30.1519 13 0 0.5784 2015 1.9302 0.0848 0.1378 0.4332 30.2482 14 0 0.5784 22 KLBF 2012 3.4054 0.2173 0.2093 0.4206 26.7952 21 1 0.5882 2013 0.2838 0.2488 0.2324 0.4206 26.9350 22 1 0.5784 2014 3.4036 0.2151 2.1740 0.4206 27.1288 23 1 0.5784 2015 3.6978 0.2014 0.1881 0.4206 27.1837 24 1 0.5784 23 LION 2012 9.3446 0.0975 0.2296 0.4217 25.5796 19 1 0.5294 2013 6.7289 0.1278 0.1286 0.4217 25.6770 20 1 0.5294 2014 3.6878 0.2962 0.1144 0.4220 25.6723 21 1 0.5392 2015 3.8023 0.2889 0.1012 0.4220 23.3169 22 1 0.5490
KSP SIZE AGE STAT BUTIR
(3)
23 LION 2012 9.3446 0.0975 0.2296 0.4217 25.5796 19 1 54 2013 6.7289 0.1278 0.1286 0.4217 25.6770 20 1 54 2014 3.6878 0.2962 0.1144 0.4220 25.6723 21 1 55 2015 3.8023 0.2889 0.1012 0.4220 23.3169 22 1 56 24 LM SH 2012 4.0674 0.2413 0.4233 0.2600 21.3110 22 1 42 2013 4.1966 0.2204 0.1340 0.1335 21.5182 23 1 42 2014 5.3333 0.2017 0.0675 0.1335 21.9846 24 1 50 2015 8.0889 1.5952 0.0173 0.1335 22.1000 25 1 47 25 M ERK 2012 3.8712 0.6212 0.6145 0.1747 20.1601 31 1 54 2013 3.9795 0.6105 0.3477 0.1747 20.3622 32 1 50 2014 4.5859 0.6939 0.3347 0.1633 20.3823 33 1 55 2015 3.6522 0.6091 0.3010 0.1822 20.2795 34 1 53 26 M LBI 2012 0.5805 0.2681 1.4031 0.6693 22.6041 31 1 52 2013 0.9775 0.2651 1.5511 0.6693 22.6959 32 1 54 2014 0.5139 0.2346 1.4353 0.6693 22.7002 33 1 54 2015 0.5842 0.2620 0.6483 0.6693 22.6870 34 1 60 27 M YOR 2012 2.7611 0.8113 0.2427 0.4700 27.1112 12 0 59 2013 2.4434 0.8345 0.2604 0.3959 27.1552 13 0 58 2014 2.0899 0.8396 0.2185 0.5381 27.1636 14 0 60 2015 2.3653 0.8435 0.3586 0.4840 27.1298 15 0 56 28 PICO 2012 1.2414 0.6651 0.0559 0.5910 15.7522 16 1 51 2013 1.3135 0.6540 0.0720 0.0591 16.0382 17 1 50 2014 0.0068 0.6321 0.0704 0.0591 16.1970 18 0 50 2015 1.5879 0.5921 0.0606 0.0591 16.3545 19 1 51 29 SCCO 2012 1.4621 0.7226 0.2595 0.3247 24.0034 30 1 57 2013 1.3942 0.9045 0.1483 0.3274 24.1505 31 1 58 2014 12.4001 1.1184 0.1692 0.3274 24.2593 32 0 58 2015 0.0167 1.2486 0.1725 0.2885 24.3649 33 0 58 30 SM GR 2012 1.7059 0.3166 0.2711 0.4899 24.0034 21 1 59 2013 1.8824 0.2919 0.2690 0.4899 24.1505 22 1 61 2014 2.2095 0.2717 0.2227 0.4899 24.2593 23 0 63 2015 1.5970 0.2808 0.1649 0.4899 24.3649 24 0 64 NO Kode Tahun LIKUID LEV PROF KSP SIZE AGE STAT B UTIR
(4)
24
LMSH
2012 4.0674 0.2413 0.4233 0.2600 21.3110 22 1 0.41182013 4.1966 0.2204 0.1340 0.1335 21.5182 23 1 0.4118
2014 5.3333 0.2017 0.0675 0.1335 21.9846 24 1 0.4902
2015 8.0889 1.5952 0.0173 0.1335 22.1000 25 1 0.4608
25
MERK
2012 3.8712 0.6212 0.6145 0.1747 20.1601 31 1 0.52942013 3.9795 0.6105 0.3477 0.1747 20.3622 32 1 0.4902
2014 4.5859 0.6939 0.3347 0.1633 20.3823 33 1 0.5392
2015 3.6522 0.6091 0.3010 0.1822 20.2795 34 1 0.5196
26
MLBI
2012 0.5805 0.2681 1.4031 0.6693 22.6041 31 1 0.50982013 0.9775 0.2651 1.5511 0.6693 22.6959 32 1 0.5294
2014 0.5139 0.2346 1.4353 0.6693 22.7002 33 1 0.5294
2015 0.5842 0.2620 0.6483 0.6693 22.6870 34 1 0.5882
27
MYOR
2012 2.7611 0.8113 0.2427 0.4700 27.1112 12 0 0.57842013 2.4434 0.8345 0.2604 0.3959 27.1552 13 0 0.5686
2014 2.0899 0.8396 0.2185 0.5381 27.1636 14 0 0.5882
2015 2.3653 0.8435 0.3586 0.4840 27.1298 15 0 0.5490
28
PICO
2012 1.2414 0.6651 0.0559 0.5910 15.7522 16 1 0.50002013 1.3135 0.6540 0.0720 0.0591 16.0382 17 1 0.4902
2014 0.0068 0.6321 0.0704 0.0591 16.1970 18 0 0.4902
2015 1.5879 0.5921 0.0606 0.0591 16.3545 19 1 0.5000
BUTIR
PROF KSP SIZE AGE STAT
(5)
29
SCCO
2012 1.4621 0.7226 0.2595 0.3247 24.0034 30 1 0.55882013 1.3942 0.9045 0.1483 0.3274 24.1505 31 1 0.5686
2014 2.4001 1.1184 0.1692 0.3274 24.2593 32 0 0.5686
2015 0.0167 1.2486 0.1725 0.2885 24.3649 33 0 0.5686
30
SMGR
2012 1.7059 0.3166 0.2711 0.4899 24.0034 21 1 0.57842013 1.8824 0.2919 0.2690 0.4899 24.1505 22 1 0.5980
2014 2.2095 0.2717 0.2227 0.4899 24.2593 23 0 0.6176
2015 1.5970 0.2808 0.1649 0.4899 24.3649 24 0 0.6275
31
SMSM
2012 1.9442 0.4152 0.3274 0.4187 28.0733 16 0 0.54902013 2.0976 0.4081 0.3484 0.4187 28.1623 17 0 0.5588
2014 2.1120 0.3616 0.3762 0.4187 14.3795 18 0 0.5490
2015 2.3938 0.3513 0.3203 0.4187 14.6131 19 0 0.5686
32
TCID
2012 7.7266 0.1306 0.1371 0.2104 27.8634 19 1 0.51962013 3.5732 0.1930 0.1007 0.2102 28.0135 20 1 0.5392
2014 9.6678 0.3682 0.1404 0.2102 28.1401 21 1 0.5686
2015 4.9911 0.1781 0.3175 0.2109 28.3547 22 1 0.5490
33
TOTO
2012 2.1544 0.4101 0.2627 0.0380 28.0515 22 1 0.51962013 2.1950 0.4069 0.1586 0.0380 28.1885 23 1 0.5588
2014 2.1085 0.4541 0.2628 0.0380 28.3549 24 1 0.5490
2015 2.4067 0.3886 0.1912 0.0764 28.5228 25 1 0.5392
34
TRIS
2012 1.9137 0.3377 0.1562 0.3002 26.6266 0 0 0.50982013 3.0102 0.3713 0.1596 0.3002 26.8303 1 0 0.5490
2014 2.0231 0.4088 0.1184 0.3293 26.9808 2 0 0.5490
2015 1.8875 0.4268 0.1138 0.3305 27.0765 3 0 0.5294
(6)
35 TRST 2012 1.3033 0.3817 0.0454 0.4054 28.4141 22 1 0.4902
2013 1.1430 0.4757 0.0193 0.3774 28.8130 23 0 0.5196
2014 1.2378 0.4614 0.0604 0.3876 28.8131 24 0 0.5490
2015 1.3085 0.4171 0.0453 0.3468 28.8422 25 0 0.5294
36 TSPC 2012 3.0933 0.2762 0.3789 0.2271 29.1642 18 0 0.5196
2013 2.9619 0.2857 0.1665 0.2266 29.3189 19 0 0.5196
2014 3.0022 0.2723 0.1435 0.2248 29.3555 20 0 0.5196
2015 2.5376 0.3099 0.1220 0.2184 29.4691 21 0 0.5490
37 ULTJ 2012 2.0182 0.2449 0.2108 0.3541 28.5151 22 1 0.5196
2013 2.4701 0.2833 0.1608 0.3560 28.6648 23 1 0.5196
2014 3.3446 0.2210 0.1245 0.3552 28.7020 24 1 0.5196
2015 3.7455 0.2097 0.1870 0.3757 28.8951 25 1 0.5196
38 UNIT 2012 0.5843 0.3671 0.0015 0.4521 26.6632 10 1 0.5294
2013 0.4031 0.4745 0.0034 0.4521 26.8526 11 1 0.5196
2014 0.4507 0.4501 0.0015 0.4521 26.8112 12 1 0.5196
2015 0.5962 0.4724 0.0016 0.4521 26.8557 13 1 0.5196
39 UNVR 2012 0.6683 0.6689 1.2194 0.1500 16.2992 30 1 0.5490
2013 0.6964 0.6813 1.3158 0.1500 16.4069 31 1 0.5882
2014 0.7149 0.6676 1.2486 0.1500 16.4744 32 1 0.5784
2015 0.6540 0.6931 1.2122 0.1500 16.5711 33 1 0.5882