Eksplorasi Tanaman Hias Di Kawasan Hutan Taman Wisata Alam Sicike Cike Kabupaten Dairi Sumatra Utara
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, O dan P. Patana. 2002. Penelitian : Perhitungan Nilai Ekonomi
Pemanfaatan Hasil Hutan Non Kayu Non-Marketable oleh Masyarakat
Desa Sekitar Hutan. Penelitian. USU. Medan
Aththorick, A.T., Siregar, E.S., dan Hartati, S.2007. Kekayaan Jenis makroepifit
Di Hutan Telaga Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Kabupaten
Langkat.Jurnal Biologi Sumatra. Vol.2 No.1 Januari 2007 : hal.15
BBKSDA.2011.Buku Informasi Kawasan Konservasi BBKSDA Sumatra
Utara.BBKSDA.Medan.
BPTP, 2007. Budidaya Tanaman Hias Daun Anthurium dan Aglaonema. BPTP.
Yogyakarta.
Dariana.2009.Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata
Alam Sicike Cike Kabupaten Dairi Sumatra Utara.Tesis.Program Studi
Biologi, Universitas Sumatra Utara.
Deswiniyanti, N.W, I. A. Krismawati, Y. R. Galingging dan M. A. Firmansyah.
Studi Fenologi Perbungaan Lilium longiflorum Thunb. Jurnal Metamorfosa
I. Vol.1 Th 2011: hal.7.
Faza, M.2012.Struktur Komunitas Plankton Di Sungai Pesanggrahan Dari Bagian
Huli (Bogor, Jawa Barat) Hingga Hilir (Kembanga, DKI Jakarta).
Universitas Indonesia. Depok.
Hetty,I.1992.Hidroponik Tanaman Hias.Penebar Swadaya.Jakarta.
Kainde, R.P.,dkk.2011.Analisis Vegetasi Hutan Lindung Gunung Tumpa. Jurnal
Unsrat Manado. Vol. 17 No.3.
Kinho, J.,dkk.2012. Keragaman Jenis Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Di Cagar
Alam Gunung Ambang Sulawesi Utara. Balai Pemeriksa Kehutanan.
Manado.
LIPI.2011. Eksplorasi Dan penelitian Flora Di Taman Wisata Alam Sicike Cike,
Sumatra Utara. Pusat Konservasi Tumbuhan. Bogor.
Pardosi, F.2012. Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Dan Ekstrakk Etanol
Dari Bunga Kecombrang (Nicolaia speciosa Horan) Terhadap Bakteri
Staphylococcus
epidermis,
Staphylococcus
aureus
Dan
Pseudomonasaeruginosa.Skripsi.Fakultas Farmasi, Universitas Sumatra
Utara.
64
Universitas Sumatera Utara
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli
2014. Pengambilan sampel di kawasan Taman Wisata Alam Sicike-cike terletak
di Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi
dan Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara.
Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : alat tulis, kalkulator,
kamera, dan kantong plastik. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain : buku identifikasi, kertas label, dan alkohol 70%.
Metode Pengumpulan Data
Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data vegetasi tumbuhan hias
di Hutan Wisata Alam Sicike-cike ini adalah dengan teknik observasi, yaitu survei
langsung ke lapangan dengan bantuan masyarakat setempat yang ahli tanaman
hias.
Data yang dikumpulkan di lapangan, yaitu data primer seperti jumlah dan
jenis tumbuhan hias serta data sekundernya adalah data tentang keadaan umum
daerah penelitian dan data-data yang diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya
seperti instansi terkait maupun suatu lembaga serta penelitian-penelitian yang
mendukung.
Aspek Pengetahuan Lokal
Survei pengetahuan lokal dilakukan untuk mengetahui jenis jenis tanaman
hias yang diketahui oleh masyarakat yang diperoleh dari hasil wawancara.
Informan kunci yang dipilih dalam penelitian ini adalah pegawai Taman Wisata
19
Universitas Sumatera Utara
Alam Sicike-cike, masyarakat setempat yang mengetahui tentang tanaman hias
dari hutan tersebut. Data yang diperoleh dari hasil wawancara bersama informan
kunci ditabulasikan dan dianalisa secara deskriptif.
Aspek Keanekaragaman
Metode pengumpulan tanaman hias dilakukan dengan menggunakan
metode sampling plot, yaitu dengan membuat sampling plot di dalam jalur.
Penentuan titik awal dalam melakukan inventarisasi dilakukan dengan metode
purposive sampling yang berarti titik awalnya berdasarkan tempat yang dianggap
banyak terdapat tanaman hiasnya. Inventarisasi tanaman dilakukan dengan metode
systematic sampling, yaitu mendata setiap tanaman hias yang ada pada setiap plot
secara berurutan. Luasan penelitian yang akan dilakukan adalah 57,5 ha dan
dibuat 25 jalur atau lebih yang akan disesuaikan dengan kondisi lapangan
sepanjang 2000 m dengan berukuran 20 m x 2000 m. Kemudian dibuat plot yang
mewakili tiap vegetasi baik dalam bentuk tanaman bawah, semai, pancang, tiang,
dan pohin. Pengamatan tanaman hias dilakukan secara eksploratif di dalam plot
sepanjang jalur pengamatan.
20
Universitas Sumatera Utara
Arah Rintis
20 m
Gambar 1. Petak Contoh Transek
Keterangan:
a. Petak A: petak ukur untuk semai dengan ukuran 2 × 2 m
b. Petak B: petak ukur untuk pancang dengan ukuran 5 × 5 m
c. Petak C: petak ukur untuk tiang dengan ukuran 10 × 10 m
d. Petak D: petak ukur untuk pohon dengan ukuran 20 × 20 m
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus:
a. Kerapatan suatu jenis (K)
K=
∑ Individu suatu jenis
Luas petak contoh
b. Kerapatan relatif suatu jenis (KR)
KR =
K Suatu jenis
×100%
∑ K Seluruh jenis
c. Frekuensi suatu jenis (F)
F=
∑ Sub petak ditemukan suatu jenis
∑ Seluruh sub petak
d. Frekuensi relatif suatu jenis (FR)
FR =
F Suatu jenis
×100 %
∑ F Seluruh jenis
21
Universitas Sumatera Utara
e. Indeks Nilai Penting (INP)
INP = KR + FR
Indeks keanekaragaman yang dapat digunakan dalam analisis komunitas
tumbuhan adalah indeks Shanon atau Shanon Indeks of General Diversity(H’).
RumusIndeks Keanekaragaman Shanon-Wienner atau Shanon Indeks of General
Diversity (H’) :
H’ = - ∑ (ni/N) ln (ni/N)
Keterangan :
H’ = indeks Shannon = indeks keanekaragaman Shannon
Ni = jumlah individu dari suatu jenis i
N = jumlah total individu seluruh jenis
Kriteria nilai H’ yang digunakan adalah:
a. Nilai H’ > 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek
adalah melimpah tinggi
b. Nilai H’ 1 < H’ < 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu
transek sedang melimpah
c. Nilai H’ < 1 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek
adalah sedikit atau rendah
(Megurran, 1995).
Analisis Ekonomi
1. Pengambilan sampel
Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah metode sensus.
Menurut Pulungan (2008), metode sensus terjadi apabila setiap anggota atau
karakteristik yang ada di dalam populasi dikenai penelitian. Hal ini dimungkinkan
22
Universitas Sumatera Utara
karena sampel yang digunakan sedikit sehingga tidak perlu menggunakan
sampling.
Populasi adalah penjual tanaman hias yang mengambil tanaman hias dari
kawasan TWA Sicike-cike. Dalam penelitian populasi sekaligus menjadi sampel
sehingga metode yang digunakan adalah metode sensus dengan mengambil
seluruh populasi menjadi sampel.
2. Pengumpulan data
Data yang diperoleh dari penjual tanaman hias melalui wawancara dengan
menggunakan kuisioner yang sudah dipersiapkan antara lain jenis tanaman hias
yang dijual, harga tiap jenis tanaman dan biaya apa saja yang dikeluarkan.
3. Analisis nilai ekonomi
Data diperoleh dari hasil pengamatan dilapangan melalui wawancara dan
kuisioner kemudian dianalisis secara kuantitatif. Nilai jual tanaman hias untuk
setiap jenis per tahun yang diperoleh masyarakat(petani) dihitung dengan cara :
1. Harga barang hasil hutan yang diperoleh dianalisis dengan metode pendekatan
pasar (jika sudah diketahui harga pasarnya).
2. Menghitung nilai rata- rata jumlah barang yang diambil per responden per
jenis. Dengan formulasi sebagai berikut :
X=
x1 + x2 + ⋯ + xn
n
X = rata- rata jumlah barang yang diambil (RJ)
X1 = jumlah barang yang diambil responden
n
= jumlah pengambil per jenis barang
23
Universitas Sumatera Utara
3. Menghitung total pengambilan per unit barang per tahun. Diformulasikan
dengan :
TP = RJ x FP x JP
TP = total pengambilan per tahun
RJ = rata- rata jumlah yang diambil
FP = frekuensi pengambilan
JP = jumlah pengambilan
Menghitung nilai ekonomi produk per jenis barang per tahun, dalam hal ini
barang tersebut yang dimaksud adalah tanaman hias dan diformulasikan dengan :
NH = TP x HH
NH = nilai produk per jenis
TP = total pengambilan (unit/ tahun)
HH = harga produk
Menghitung persentase nilai ekonomi dengan cara :
% NE =
%NE = persentase nilai ekonomi
NEi
���
X 100%
∑ ��
= nilai ekonomi produk per jenis
∑ �� = jumlah total nilai ekonomi dari seluruh produk
4. Menghitung pendapatan dari penjualan tanaman hias, dari luar penjualan
tanaman hias dan pendapatan total.
a. Pendapatan dari penjualan tanaman hias = jumlah nilai ekonomi dari
seluruh jenis produk tanaman hias
24
Universitas Sumatera Utara
b. Pendapatan luar tanaman hias = pendapatan total diluar penjualan tanaman
hias
c. Pendapatan total = jumlah pendapatan dari penjualan tanaman hias dan luar
penjualan tanaman hias
Dengan demikian tingkat kontribusi dapat dihitung dengaan rumus :
Kontribusi =
Pendapatan dari penjualan tanaman hias
X 100%
Pendapatan Total
(Affandi dan Patana, 2002).
25
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Aspek Pengetahuan Lokal
Hasil wawancara dengan masyarakat diperoleh sebanyak 23 jenis tanaman
hias. Wawancara dilakukan terhadap 5 orang sampel masyarakat Desa Pansur
yang memiliki pekerjaan diantaranya sebagai pegawai negeri, wirausaha, dan
petani. Masyarakat setempat mengetahui tanaman hias berdasarkan dari
pengetahuan turun temurun maupun dari hasil menemani dari beberapa peneliti
terdahulu yang telah meneliti ke daerah tersebut. Data hasil tanaman hias
disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Jenis Jenis Tanaman Hias Yang Didapat Di TWA Sicike cike
No
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Perawakan
1
Anggrek lobii
Bulbophyllum lobii Lindl Herba dan menumpang (epifit)
2
Asar asar
Selaginella plana Hieron
Herba dan menjalar
3
Kadaka
Asplenium nidus Linn
Herba dan tegak
4
Anggrek
Cymbidium lanciforum
Herba dan menumpang (epifit)
sembidium
Hook
5
Aglaonema
Aglaonema nitidum
Herba dan tegak
6
Anggrek liparis
Liparis pallida ( Blume)
Herba dan menumpang (epifit)
Lindl
7
Cekala
Nicolaia speciosa Horan
Herba dan menjalar
8
Kana
Canna indica L
Perdu dan tegak
9
Anggrek
Bulbophyllum
Herba dan menumpang (epifit)
tigerhianum
tigerhianum
10
Anggrek cologini Coelogyne pandurata
Herba dan menumpang (epifit)
11
Anggrek binejeki Bulbophyllum
Herba dan menumpang (epifit)
binnendijkii
12
Anggrek sepatu
Paphiopedilum tonsum
Herba dan menumpang (epifit)
13
Anggrek mekodes Macodes petola
Herba dan menumpang (epifit)
14
Anggrek payus
Phaius callosus
Herba dan menumpang (epifit)
( Blume ) Lindl
15
Raso
Dracaena marginata Var Pohon dan tegak
16
Sampinur tali
Dacrydium elatum Wall
Pohon dan tegak
17
Anggrek eria
Eria ornate
Herba dan menumpang (epifit)
18
Begonia
Begonia robusta BI
Herba dan menjalar
19
Pandan
Pandanus amaryllifolius
Herba dan tegak
Roxb
20
Nepenthes
Nepenthes spectabilis
Herba dan menjalar
spectabilis
Danser
21
Nepenthes tobaica Nepenthes tobaica Danser Herba dan menjalar
26
Universitas Sumatera Utara
No
22
Nama Lokal
Nepenthes
reinwardtiana
Nepenthes
rigidifolia
23
Nama Ilmiah
Nepenthes reinwardtiana
Miq
Nepenthes rigidifolia
Akhriadi, Hernawati &
R.Tamin
Perawakan
Herba dan menjalar
Herba dan menjalar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Taman Wisata Alam Sicikecike, Dusun PansurNauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan,Kabupaten
Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat, terdapat 23 jenis tanaman hias. Ke 23 jenis
tanaman hias tersebut antara lain :
A.Anggrek lobii (Bulbophyllum lobii Lindl)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi : Angiospermae
Klas
: Liliopsida
Sub klas
: Lilidae
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Bulbophyllum
Spesies
: Bulbophyllum lobii Lindl
Gambar 2.Anggrek lobii
(Bulbophyllum lobii Lindl)
Ragam hias : Bunga
Ciri ciri Bulbophyllum lobii Lindl yang ditemukan adalah rata rata belum
berbunga dan t inggi tanaman pendek. Batangnya berbentuk bulb dan sering
ditemukan pada tempat yang bersuhu rendah. Anggrek ini juga sering ditemukan
menumpang pada batang pohon yang tinggi. Seperti pernyataan dari Situmorang
(2010) yang menyatakan bahwa pseudobulbnya berwarna kekuning kuningan
27
Universitas Sumatera Utara
berbentuk bulat dan halus sewaktu muda, panjang kurang lebih 4 cm dan diameter
kurang lebih 2 cm, permukaan licin, dan terdiri dari satu helai daun.
Daun berbentuk lonjong lanset, berwarna hijau pudar, panjang kurang
lebih 27 cm dan lebar kurang lebih 7 cm, permukaan licin, tepi rata, tebal, ujung
runcing dan tidak memiliki tangkai daun.Pembungaan muncul dari samping
pseudobulb, tunggal, panjang tangkai pembungaan kurang lebih 20 cm. Bunga
sepal lateral, petal, dan bibir berwarna merah, sepal dorsal, berwarna kuning.
B.Asar asar (Selaginella plana Hieron)
Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi
: Lycopodiophyta
Kelas
: Lycopodiopsida
Ordo
: Selaginellales
Famili
: Selaginellaceae
Genus
: Selaginella
Spesies
: Selaginella plana Hieron
Ragam hias
: Daun
Gambar 3. Asar asar
(Selaginella plana)
Selaginella plana yang ditemukan merupakan jenis paku tanah yang mana
tumbuhan paku jenis ini tumbuh pada batu batuan atau tebing sungai dan
menyukai kelembaban. Rimpangnya menjalar pada permukaan batuan dan akar
akarnya masuk ke celah celah batu. Habitus pada Selaginella plana ini yaitu perdu
yang mana mempunyai ciri ciri pendek dan berkayu. Selaginella plana Hieron ini
berdaun kecil, berbentuk lanset, tersusun melingkari batangnya dan berselang-seling,
berwarna hijau. Batang tumbuhan ini terletak di permukaan tanah dan kadang kadang
28
Universitas Sumatera Utara
berakar membentuk tumbuhan baru. Warna batang hijau dan biasanya bercabang dua
dan tiap cabang bercabang dua lagi. Kinho (2012) menyatakan bahwa Selaginella
plana ini berdaun kecil, berbentuk lanset, tersusun melingkari batangnya dan
berselang-seling, berwarna hijau. Pertumbuhan merambat, daun berwarna hijau terang
dan berukuran sangat kecil tersusun melingkari batang, daun fertil lebih lancip dengan
susunan yang sangat rapat. Berwarna hijau pada permukaan atas, kedudukan daun
berseling. Spora terdapat pada ujung terminalia.
C.Kadaka (Asplenium nidus Linn)
Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi
: Pteridophyta
Kelas
: Pteridopsida
Sub klas
: Polypoditae
Ordo
: Polypodiales
Famili
: Aspleniaceae
Genus
: Asplenium
Spesies
: Asplenium nidus Linn
Ragam hias
: Daun
Gambar 4. Kadaka
(Asplenium nidus Linn)
Asplenium nidus Linn yang ditemukan memiliki ciri sebagai tumbuhan
yang tumbuh di batang pohon, di hutan lebat. Tumbuh di tempat tempat
terlindung atau terang. Daun tunggal, ujung runcing, tepi bergelombang,
permukaan licin, hijau muda dan mengkilap. Sesuai dengan pernyataan
Aththorick (2007) Asplenium nidus Linn tunggal, tersusun melingkar pada batang
yang sangat pendek, warna hijau muda atau tua terang; ujung meruncing atau
membulat; tepi rata dengan permukaan yang berombak dan mengkilap. Sori di
29
Universitas Sumatera Utara
sepanjang urat enthal yang menyirip, tersusun rapat; indusia panjang, tipis seperti
selaput.
D.Anggrek sembidium (Cymbidium lanciforum Hook)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi : Angiospermae
Klas
: Liliopsida
Sub klas
: Lilidae
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Cymbidium
Spesies
: Cymbidium lanciforum Hook
Gambar 5. Anggrek sembidium
(Cymbidium lanciforum Hook)
Ragam hias : Bunga
Cymbidium lanciforum Hook yang ditemukan berhabitat pada tempat
tempat yang tinggi dan biasanya ditemukan pada tempat lembab di bebatuan yang
berlumut atau tanah humus di hutan yang teduh. Ciri fisiknya adalah bulb
berdaging, daun tipis dan cenderung tegak. Sementara Situmorang (2010)
menyatakan ciri-ciri morfologi Cymbidium lanciforum Hook adalah herba, tinggi
keseluruhan kurang lebih 40 cm. Daunnya berwarna hijau tua, berbentuk lanset
panjang ±30 cm dan lebar 4 cm, permukaan licin, tipis, ujung runcing, tepi rata
dan memiliki tangkai daun yang panjangnya kurang lebih 10 cm. Pseudobulb
berbentuk lonjong, tertutupi oleh pelepah daun, panjang kurang lebih 3 cm dan
diameter kurang lebih 0,5 cm dan terdiri dari 3-4 helai daun. Pembungaan mulai
muncul dari samping pseudobulb, majemuk, terdiri dari 4-8 kuntum bunga,
30
Universitas Sumatera Utara
panjang tangkai pembungaan kurang lebih 8 cm. Bunga terdiri dari kelopak bunga
berwarna putih dengan garis merah di bagian tengah, bagian mahkota bunga tidak
membuka sempurna.
E.Aglaonema (Aglaonema nitidum)
Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Subdivisi
: Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Sub klas
: Arecidae
Ordo
: Arales
Famili
: Araceae
Genus
: Aglaonema
Spesies
: Aglaonema nitidum
Ragam hias
: Daun
Gambar 6. Aglaonema
(Aglaonema nitidum)
Tinggi aglaonema yang ditemukan antara 0,5 – 1 m. Batangnya tegak,
bulat, lunak, hijau. Daunnya tunggal, berseling, ujungnya meruncing, berpelepah,
pertulangan menyirip, halus, hijau berbintik putih. Akarnya serabut berwarna
kuning dan kotor dan tumbuh di tempat tempat yang terlindung. Fidyanto (2006)
menyatakan bahwa tanaman aglaonema merupakan salah satu jenis tanaman hias
daun karena keindahan tanaman ini terletak pada bentuk, corak dan warna
daunnya. Tanaman ini berasal dari negara Asia seperti Cina bagian selatan,
Indonesia, Malaysia, Birma, Thailand, dan Philipina. Di habitat aslinya tanaman
ini hidup di hutan dengan pencahayaan yang terbatas.
31
Universitas Sumatera Utara
F.Anggrek Liparis (Liparis pallida ( Blume) Lindl)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi : Angiospermae
Klas
: Liliopsida
Sub klas
: Lilidae
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Liparis
Spesies
: Liparis pallida ( Blume) Lindl
Gambar 7. Anggrek liparis
(Liparis pallida)
Ragam hias : Bunga
Liparis pallida yang ditemukan memiliki pseudobulb bulat lonjong,
berwarna hijau terang.Daun lanset dan berwarna hijau, permukaan licin, tepi rata,
tebal, dan tidak memiliki tangkai daun. Bunga berwarna orang dan kelopak
membulat. Sementara Situmorang (2010) menyatakan ciri-ciri morfologinya
adalah herba, tinggi keseluruhan kurang lebih 23 cm. Pseudobulb tumbuh rapat
dalam rhizoma, bentuk bulat lonjong, warna hijau terang, panjang kurang lebih
16 cm dan diameter kurang lebih 3 cm, permukaan licin dan terdiri dari 1 helai
daun. Daun berbentuk lanset, warna hijau, panjang kurang lebih 25 cm dan lebar
kurang lebih 5 cm, permukaan licin, tepi rata, tebal, ujung runcing dan tidak
memiliki tangkai daun. Pembungaan biasanya lebih panjang daripada panjang
daun, terminal, majemuk, terdiri dari kurang lebih 50 kuntum bunga, panjang
tangkai pembungaan 25-30 cm. Bunga berwarna hijau muda sampai kuning,
32
Universitas Sumatera Utara
panjang kurang lebih 1 cm dan lebar kurang lebih 1,8 cm, panjang tangkai bunga
kurang lebih 2,5 cm.
G.Cekala (Nicolaia speciosa Horan)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Klas
: Monocotyledoneae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Nicolaia
Spesies
: Nicolaia speciosa Horan
Ragam hias
Gambar 8. Cekala
(Nicolaia speciosa Horan)
: Daun
Nicolaia speciosa Horan yang ditemukan memiliki bentuk tanamannya
mirip jahe atau lengkuas. Batang semu bulat, membesar di pangkalnya, tumbuh
tegak dan banyak, berdekat dekatan yang menjalar di bawah tanah dan
rimpangnya tebal. Daun berseling, di batang semu, helaian daun lonjong, dengan
pangkal membulat atau bentuk jantung, tepi bergelombang dan ujung runcing
pendek, gundul namun dengan bintik bintik halus dan rapat, hijau mengkilap. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Pardosi (2012) yang menyatakan bahwa bunga
berwarna kemerahan seperti jenis tanaman pisang pisangan. Bunga dalam
karangan berbentuk gasing, bertangkai panjang dengan dau pelindung bentuk
jorong merah jambu hingga merah terang, berdaging, melengkung membalik jika
mekar. Kelopak bentuk tabung, bertaju 3, terbelah. Mahkota bentuk tabung, warna
merah jambu, panjang 4 cm. Bentuk tanamannya mirip jahe dengan tinggi
33
Universitas Sumatera Utara
mencapai 5 m. Batang-batangnya berbentuk semu bulat gilig membesar di
pangkalnya tumbuh tegak dan banyak, saling berdekat-dekatan, membentuk
rumpun jarang dan keluar dari rimpang yang menjalar di bawah tanah.
Rimpangnya tebal, berwarna krem kemerah-jambuan ketika masih muda. Daun
15-30 helai tersusun dalam dua baris berseling di batang semu, helaian daun
jorong lonjong dengan ukuran 20-90 cm x 10-20 cm.
H.Kana (Canna indica L)
Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Subdivisi
: Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Subklas
: Commenlinidae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Cannaaceae
Genus
: Canna
Spesies
: Canna indica L.
Ragam hias : Bunga
Gambar 9. Kana (Canna indica L.)
Tanaman tasbih yang ditemukan memiliki sistem perakaran serabut.
Percabangan batang dari tanaman tasbih adalah monopodial dengan arah
percabangan yang tegak lurus, batangnya berbentuk bulat dengan permukaan yang
cukup licin. Tata letak daun dari tanaman tasbih adalah berseling, daun tanaman
tasbih tdak memiliki bagian yang lengkap. Bentuk dari daunnya adalah pangkal
dan ujung daun yang sama sama runcing, tepi dari daunnya adalah rata dan
34
Universitas Sumatera Utara
pertulangan daunnya menyirip, bunganya merupakan bunga yang sempurna.
Situmorang (2010) menyatakan bahwa bunga tasbih (canna indica linn) yang
biasa dikenal di Jawa Barat sebagai Ganyol Leuweung serta dalam Bahasa
Melayunya Gany Hutan dapat tumbuh 1000 dpl ini memiliki rimpang layaknya
umbi, daun besar, warna bunga cerah (merah, kuning), bijinya bulat layaknya
buah tasbih. Bunga Tasbih adalah sejenis tanaman berperdu, tingginya lebih
kurang 2 meter.
I.Anggrek Bulbophyllum tigerhianum (Bulbophyllum tigerhianum)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi : Angiospermae
Klas
: Liliopsida
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Bulbophyllum
Spesies
: Bulbophyllum tigerhianum
Ragam hias : Bunga
Gambar 10. Anggrek bulbophyllum tigerhianum (Bulbophyllum tigerhianum)
35
Universitas Sumatera Utara
Anggrek ini memiliki warna seperti corak harimau yang melambangkan
namanya. Sering ditemukan tumbuh menumpang pada batang batang pohon yang
tinggi. Situmorang (2010) menyatakan bahwa tanaman ini sering ditemukan pada
tempat tempat yang terlindungi. Setiap umbi hanya mempunyai satu helai daun di
ujungnya. Bunga majemuk berbentuk bulir. Keluar dari rimpang dekat umbi
semu. Pangkalnya berlekatan dengan dasar colomn membentuk taji, mahkota
lebih kecil dari kelopak, bibir berbentuk seperti lidah.
J.Anggrek Cologini (Coelogyne pandurata)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi : Angiospermae
Klas
: Liliopsida
Sub klas
: Lilidae
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Coelogyne
Spesies
: Coelogyne pandurata
Gambar 11. Anggrek cologini
(Coelogyne pandurata)
Ragam hias : Bunga
Pseudobulb berbentuk bulat lonjong. Memiliki permukaan licin dan terdiri
dari 2 helai daun. Daun berwarna hijau tua, permukaan licin, tipis dan tidak
memiliki tangkai daun. Bunga yang ditemuka berwarna pink dan kuning muda.
Mahkota bunga membentuk pita. Sesuai dengan pernyataan Situmorang (2010)
yang menyatakan bahwa ciri-ciri morfologi adalah herba, tinggi keseluruhan 2030 cm. Pseudobulb tumbuh rapat dalam rhizoma, membentuk 4 sudut, panjang
36
Universitas Sumatera Utara
±6 cm dan diameter ±4 cm, permukaan licin dan terdiri dari 2 helai daun. Daun
berbentuk
bulat telur, warna hijau, panjang 20-24 cm dan lebar 4-6 cm,
permukaan licin, tepi rata, tipis, ujung runcing dan tidak memiliki tangkai daun.
Pembungaan muncul dari ujung pseudobulb, panjang tangkai 8 cm, jumlah bunga
biasanya 2 tapi yang mekar hanya 1. Bunga
berwarna pink, tugu berwarna
kuning, bibir berwarna hitam.
K.Anggrek binejeki (Bulbophyllum binnendijkii)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi : Angiospermae
Klas
: Liliopsida
Sub klas
: Lilidae
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Bulbophyllum
Spesies
: Bulbophyllum binnendijkii
Gambar 12. Anggrek binejeki
(Bulbophyllum binnendijkii)
Ragam hias : Bunga
Anggrek ini tumbuh di tempat yang lembab dan bersuhu rendah. Anggrek
ini merambat di pohon tapi terkadang juga dan menjalar di atas tanah. Sesuai
dengan pernyataan Situmorang (2010) yang menyatakan bahwa ciri ciri
Bulbophyllum binnendijkii adalah herba, tinggi keseluruhan kurang lebih 40 cm.
Jenis ini tumbuh merambat di pohon tapi terkadang juga menjalar di atas
tanah.Daunnya bulat lonjong agak mengkilat, umbinya memanjang dan setiap
umbi berjarak 15 – 20 cm.Bunganya seperti gurita. Karakteristik bunga terletak
37
Universitas Sumatera Utara
pada labellumnya yang dapat bergoyang apabila ditiup angin. Dengan adanya ciri
khhas bunga yang seperti ini, anggrek memiliki sebutan anggrek lidah bergoyang
atau kembang goyang.
L.Anggrek Sepatu (Paphiopedilum tonsum)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi : Angiospermae
Klas
: Liliopsida
Sub klas
: Lilidae
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Paphiopedilum
Spesies
: Paphiopedilum tonsum
Gambar 13. Anggrek sepatu
(Paphiopedilum tonsum)
Ragam hias : Bunga
Bunga anggrek yang ditemukan berbentuk bulat, berwarna coklat panjang,
dan permukaan kasar. Daun memanjang dan berwarna hijau tua, permukaan kasar,
tepi bergerigi, dan tidak memiliki pangkal daun. Bunga berwarna hijau
kekuningan dan pada kelopak atas terdapat garis vertikal kemerahan. Hal ini
didukung oleh pernyataan Situmorang (2010) yang menyatakan bahwa ciri-ciri
morfologinya adalah herba, tinggi keseluruhan ±20 cm. Batang bulat, warna
coklat, panjang ±8 cm, permukaan kasar dan terdiri dari 5-8 helai daun. Daun
bentuk lanset, warna hijau terang, panjang ±12 cm dan lebar ±2,7 cm, permukaan
kasar, tepi bergerigi, tipis, ujung terbelah dan tidak memiliki tangkai daun.
Pembungaannya aksilar, tunggal, panjang tangkai pembungaan ±30 cm. Bunga
38
Universitas Sumatera Utara
warna hijau kekuningan, pada bagian kelopak dorsal terdapat garis vertikal
berwarna kemerahan dengan panjang tangkai bunga ±1 cm.
M.Anggrek mekodes (Macodes petola)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi : Angiospermae
Klas
: Liliopsida
Sub klas
: Lilidae
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Macodes
Spesies
: Macodes petola
Gambar 14. Anggrek mekodes
(Macodes petola)
Ragam hias : Bunga
Dari penampilan Macodes petola bisa terlihat bahwa daunnya
berwarna hijau sedikit ungu gelap, memiliki urat urat longitudinal berwarna emas
yang berkilau. Anggrek ini membutuhkan kelembaban udara yang tinggi, 50 %
atau lebih. Media harus cukup lembab tetapi bukan berarti media terlalu basah.
Situmorang (2010) menyatakan bahwa ciri-ciri morfologinya adalah tinggi
keseluruhan ±10 cm. Batangnya pendek, warna hijau, panjang ±6 cm dan
diameter ±0,5 cm, permukaan licin dan terdiri dari 3-4 helai daun. Daun
berbentuk bulat telur, warna hijau dengan garis-garis kuning, panjang ±12 cm dan
lebar ±7 cm, permukaan licin, tepi rata, tipis, ujung runcing dan memiliki tangkai
daun yang panjangnya ±4 cm. Pembungaan terminal, majemuk, terdiri dari 15-20
39
Universitas Sumatera Utara
kuntum bunga, panjang tangkai pembungaan ±29 cm. Bunga berwarna coklat,
berbulu, dengan panjang tangkai bunga ±2 cm.
N.Anggrek Payus (Phaius callosus ( Blume ) Lindl)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi : Angiospermae
Klas
: Liliopsida
Sub klas
: Lilidae
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Phaius
Spesies
: Phaius callosus ( Blume ) Lindl
Ragam hias : Bunga
Gambar 15. Anggrek payus (Phaius callosus ( Blume ) Lindl)
Pseudobulb anggrek yang ditemukan berbentuk bulat memanjang,
berwarna hijau dan permukaan licin. Daun berbentuk lanset dan berwarna hijau
terang, ppermukaan licin, tepi rata, ujung runcing dan memiliki tangkai daun.
Menurut PPLH (2011), anggrek ini memiliki perawakan yang besar dan kokoh
dan dapat mencapai tinggi 1 m. Daunnya memanjang dan berdaging.Perbungaan
40
Universitas Sumatera Utara
muncul dari ujung batang, menjulang tinggi melebihi panjang daunnya. Bibir
bunga berbentuk corong, berwarna putih dengan garis garis ungu di bagian
dalamnya. Umumnya ditemukan di tempat tempat yang ternaung dan lembab.
O.Raso (Dracaena marginata Var)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Klas
: Liliopsida
Ordo
: Liliales
Famili
: Dracaenaceae
Genus
: Dracaena
Spesies
: Dracaena marginata Var
Ragam hias
: Daun
Gambar 16. Raso (Dracaena marginata)
Dracaena marginata Var sering tumbuh pada tempat tempat yang hangat.
Memiliki daun yang panjang dan kecil, serta memiliki tinggi tanaman yang cukup
tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Situmorang (2010) yang menyatakan
bahwa jenis ini daapat mencapai ketinggian hingga 10 kaki, daun berbentuk kecil,
panjang. Species dasar memiliki daun waarna hijau dengan tepi merah. Varietas Tricolor
mempunyai 3 warna yaitu kuning, hijau dan merah sehingga menghasilkan efek hijau
keemasan. Perbanyakan tanaman ini dapat dilakukan dengan stek batang, atau pun
penanaman mahkota.
41
Universitas Sumatera Utara
P.Sampinur tali
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Coniferophyta
Klas
: Pinopsida
Ordo
: Pinales
Famili
: Podocarpaceae
Genus
: Dacrydium
Spesies
: Dacrydium elatum Wall
Ragam hias
Gambar 17. Sampinur tali
(Dacrydium elatum Wall)
: Daun
Dacrydium elatum Wall tumbuh dari tingkat semai hingga pohon dan daun
berbentuk jarum. Biasanya tumbuh di tempat yang lembab dan bersuhu rendah.
LIPI (2011) menyatakan bahwa Dacrydium elatum Wall dikenal dengan nama
sampinur tali. Jenis ini merupakan pohon besar, percabangan banyak, dengan
cabang tegak dengan sekumpulan ranting membentuk jumbai yang bersama sama
membangun sebuah kubah yang menggelembung besar. Daun mudanya berbentuk
garis lanset, mudah patah, menyebar tetapi melengkung ke depan sejajar dengan
cabang.
Jenis ini biasanya tumbuh di hutan yang lembab, mulai dari permukaan
laut sampai 1700 m, tumbuh paling berlimpah dalam situasi terbuka
mengindikasikan preferensi untuk kondisi terganggu. Lebih subur tumbuh di
tanah yang kurus ( batu pasir, granit, kerangas).
42
Universitas Sumatera Utara
Q.anggrek eria (Eria ornate)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi : Angiospermae
Klas
: Liliopsida
Sub klas
: Lilidae
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Eria
Spesies
: Eria ornate
Ragam hias : Bunga
Gambar 18. Anggrek eria (Eria ornate)
Anggrek ini tumbuh di tempat tempat yang hangat dengan bulb
berwarnacoklat tua dan diselimuti dengan selubung daging, berbentuk bulat
panjang lonjong sampai lonjong, beberapa memiliki bunga yang memiliki warna
orange atau coklat merah dan memiliki bunga yang memilki aroma vanili dan
tidak membuka dengan baik. Sitomorang (2010) menyatakan bahwa anggrek
epifit ini mempunyai rizoma yang merambat dengan pseudobulb (umbi semu)
yang besar dan keras. Setiap bulb terdapat 3-5 daun yang juga keras. Panjang
tangkai bunga 40 cm, warna jingga cerah, muncul dari dasar bulb.
43
Universitas Sumatera Utara
R.Begonia (Begonia robusta BI)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Klas
: Magnoliopsida
Ordo
: Violales
Famili
: Begoniaceae
Genus
: Begonia
Spesies
: Begonia robusta BI
Ragam hias
: Daun
Gambar 19. Begonia (Begonia robusta BI)
Daun Begonia robusta BI berbentuk asimetris, ukuran daun berbentuk
sedang, warna daun hijau mengkilap, dan ketebalan daun sedang. Sementara LIPI
menyatakan bahwa batang begonia berbulu dan tumbuh tegak setinggi hampir 50
cm.Batang dan daunnya berwarna merah. Batang begonia juga mengandung air, letak
daun tersebar, dan memilki daun pelindung yang mudah rontok. Ciri khas lain, bentuk
daunnya selalu asimetris (begoniifolia) dan memiliki rasa yang asam.
S.Pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Klas
: Liliopsida
Ordo
: Pandanales
Famili
: Pandanaceae
Genus
: Pandanus
Spesies
: Pandanus amaryllifolius Roxb
Ragam hias
: Daun
44
Universitas Sumatera Utara
Gambar 20. Pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb)
Pandan ini tumbuh di tempat tempat yang agak lembab dan memiliki
tinggi sekitar 1-2 m. Batangnya bulat bercabang, menjalar, akar tunjang keluar di
sekitar pangkal batang dan cabang dan memiliki daun tunggal. Helai daun
berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang sejajar dan berwarna
hijau. Hal ini sesuai dengan pernyataan LIPI (2011) yang menyatakan bahwa
daunnya tunggal, duduk, dengan pangkal memeluk batang, tersusun berbaris tiga
dalam garis spiral. Helai daun berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata,
bertulang sejajar, panjang 40 - 80 cm, lebar 3 - 5 cm, berduri dan menempel pada
ibu tulang daun permukaan bawah bagian ujung-ujungnya dan berwarna hijau.
Bunga majemuk, bentuk bongkol, warnanya putih. Memiliki buah batu,
menggantung, bentuk bola, diameter 4 - 7,5 cm, dinding buah berambut,
warnanya jingga.
45
Universitas Sumatera Utara
T.nepenthes spectabilis (Nepenthes spectabilis Danser)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi : Magnoliophyta
Klas
: Choripetaleae
Ordo
: Nepenthales
Famili
: Nepenthaceae
Genus
: Nepenthes
Spesies
: Nepenthes spectabilis Danser
Ragam hias : Kantong tanaman
Gambar 21. Nepenthes spectabilis (Nepenthes spectabilis Danser)
Nepenthes spectabilis Danser tumbuh saling berdekatan antara yang satu
dengan yang lain. Dariana (2009) menyatakan nepenthes ini memiliki batang roset
pada anakan, bentuk silindris berwarna hijau kemerahan, pada bagian yang telah
tua memperlihatkan retakan kulit batang tidak teratur, permukaan pendek
berwarna coklat tua. Daun tunggal, tanpa tangkai, berwarna hijau tua sampai hijau
kemerahan, bentuk lanset sampai memanjang. Kantong bawah seperti kendi
berleher pendek berwarna hijau bercak hijau tua sampai coklat tua, daging seperti
kertas berbulu halus dan memiliki sayap.
46
Universitas Sumatera Utara
U.Nepenthes Tobaica (Nepenthes tobaica Danser)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi : Magnoliophyta
Klas
: Choripetaleae
Ordo
: Nepenthales
Famili
: Nepenthaceae
Genus
: Nepenthes
Spesies
: Nepenthes tobaica Danser
Ragam hias : Kantong tanaman
Gambar 22. Nepenthes tobaica (Nepenthes tobaica Danser)
Nepenthes tobaica Danser tumbuh di tempat tempat yang lembab dan
dekat dengan air. Dariana (2009) menyatakan bahwa ciri ciri nepenthes ini antara
lain memilki batang roset pada anakan, bentuk silindris berwarna hijau
kemerahan. Daun tunggal, tanpa tangkai, berwarna hijau tua pada permukaan atas
dan merah pada permukaan bawah dan berbentuk lanset.Kantong bawah
berbentuk pinggang, membulat di bagian bawah dan agak mengecil di bagian
tengah.
47
Universitas Sumatera Utara
V.Nepenthes reinwardtiana (Nepenthes reinwardtiana Miq)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi : Magnoliophyta
Klas
: Choripetaleae
Ordo
: Nepenthales
Famili
: Nepenthaceae
Genus
: Nepenthes
Spesies
: Nepenthes reinwardtiana Miq
Ragam hias : Kantong tanaman
Gambar 23. Nepenthes reinwardtiana (Nepenthes reinwardtiana Miq)
Nepenthes reinwardtiana Miq sering ditemukan di rawa dan daerah
berlumut. Memiliki mata di dalam kantong merupakan ciri khusus jenis ini.
Dariana (2009) menyatakan bahwa batang roset pada anakan, bentuk segitiga
berwarna hijau kecoklatan. Daun tunggal, tanpa tangkai, berwarna hijau pada
permukaan atas dan hijau kemerahan pada permukaan bawah dan berbentuk
lanset. Kantong bawah berbentuk pinggang, membulat di bagian bawah dan agak
mengecil di bagian tengah. Dominan berwarna hijau berbintik merah, daging
lembut seperti selaput, dan memiliki 2 sayap.
48
Universitas Sumatera Utara
W.Nepenthes rigidifolia (Nepenthes rigidifolia Akhriadi, Hernawati & R.Tamin)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi : Magnoliophyta
Klas
: Choripetaleae
Ordo
: Nepenthales
Famili
: Nepenthaceae
Genus
: Nepenthes
Spesies
: Nepenthes rigidifolia Akhriadi, Hernawati & R.Tamin
Ragam hias : Kantong tanaman
Gambar 24. Nepenthes rigidifolia
(Nepenthes rigidifolia Akhriadi, Hernawati & R.Tamin)
Batang roset pada anakan, bentuk silindris berwarna hijau kemerahan,
pada bagian yang telah tua memperlihatkan retakan kulit batang tidak teratur,
permukaan pendek berwarna coklat tua. Daun tunggal, tanpa tangkai, berwarna
hijau tua sampai hijau kemerahan, bentuk lanset sampai memanjang. Kantong
bawah seperti kendi berleher pendek berwarna hijau bercak hijau tua sampai
coklat tua, daging seperti kertas berbulu kasar dan memiliki sayap dan zona
pencernaan berbentuk bulat membesar.
49
Universitas Sumatera Utara
Potensi Tanaman Hias
Taman Wisata Alam Sicike-cike, Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II,
Kecamatan Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera
Utara
memiliki
luas
575,5
Ha.
Luas
areal
yang
digunakan
untuk
menginventarisasi tanaman hias adalah 57, 5 Ha dengan intensitas sampling yang
digunakan 10 % untuk total keseluruhan kawasan penelitian.
Potensi tanaman hias pada lokasi penelitian didapatkan setelah dilakukan
inventarisasi dan obeservasi langsung dilapangan. Potensi tanaman hias pada
lokasi penelitian disajikan pada gambar 25.
7000
6000
5000
4000
jumlah total
tanaman hias
3000
2000
1000
0
herba
Gambar 25.
semai
pancang
tiang
pohon
Jumlah total tanaman hias Taman Wisata Alam Sicike-cike Dusun
PansurNauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan,Kabupaten
Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat
50
Universitas Sumatera Utara
120
100
80
jumlah total tanaman
hias/ha
60
40
20
0
herba
Gambar 26.
semai
pancang
tiang
pohon
Jumlah total tanaman hias per hektar Taman Wisata Alam Sicikecike, Dusun PansurNauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan
Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat
Gambar 26 menunjukkan, bahwa jumlah total tanaman hias dari tingkat
semai hingga pohon adalah 8943 individu pada lokasi penelitian seluas 57,5 Ha.
Sedangkan dari gambar 26 tersebut terdapat 155 tanaman hias per hektar. Potensi
tanaman hias di Taman Wisata Alam Sicike-cike, Dusun Pansur Nauli, Desa Lae
Hole II, Kecamatan Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat
tergolong sedang. Sementara Situmorang (2010) menemukan 7620 individu
tanaman hias di kawasan hutan Taman Eden 100 Kabupaten Toba Samosir atau
terdapat 209 tanaman hias per hektar pada lokasi penelitian seluas 36,4 ha.
Gambar 26 menunjukkan terdapat 5849 potensi
tanaman hias untuk
tingkat herba atau 102 tanaman hias per hektar dari total luasan yang terdapat
pada lokasi penelitian. Sedangkan potensi tanaman hias berkayu adalah 3094
tanaman hias atau 54 tanaman hias per hektar. Jumlah tanaman hias dipengaruhi
beberapa faktor terutama iklim dan tanah. Semakin tinggi faktor tersebut maka
akan semakin tinggi jumlah tanaman hias dalam suatu komoditas hutan. Menurut
51
Universitas Sumatera Utara
Indriyanto (2008) pada kondisi iklim dan tanah yang berbeda-beda, akan dijumpai
hutan dengan komposisi jenis vegetasi serta jumlah yang berbeda pula. Masingmasing tumbuhan yang tumbuh pada tempat tersebut menghendaki persyaratan
tempat tumbuh tertentu.
Analisis Vegetasi Tanaman hias
Kainde, dkk (2011) menyatakan bahwa penguasaan suatu jenis terhadap
spesies lainnya ditentukan berdasarkan Indeks Nilai Penting (INP) yang
merupakan hasil dari penjumlahan kerapatan relatif (KR), frekuensi relaratif (FR),
dan dominansi relatif (DR). Hasil analisis data tanaman hias tingkat herba, semai,
pancang, tiang, dan pohon pada Taman Wisata Alam Sicike-cike, Dusun Pansur
Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten
Pakpak Barat disajikan pada tabel 2,3,4, dan 5.
Tabel 2. Analisis Data Tanaman Hias Tingkat Herba di Taman Wisata Alam
Sicike-cike, Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan
Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat
No
Nama Jenis Tanaman hias
Bulbophyllum lobii Lindl
K
(ind/ha)
1500
KR
(%)
1,02
1
2
Selaginella plana Hieron
26750
3
Asplenium nidus Linn
4
5
INP
0,13
FR
(%)
2,65
18,3
0,54
11,02
29,31
11125
7,61
0,35
7,14
14,75
Cymbidium sp.1
2350
1,60
0,13
2,65
4,26
2450
1,67
0,16
3,26
4,94
2125
1,45
0,12
2,44
3,90
7
Aglaonema crispum
(Pit. & Man.) D.H.Nicol
Liparis pallida ( Blume)
Lindl
Nicolaia speciosa Horan
2975
2,03
0,24
4,89
6,93
8
Canna indica L
12375
8,46
0,20
4,08
12,54
9
Bulbophyllum
tigerhiaanum
Coelogyne speciosa
(Blume) Lindl
6350
4,34
0,47
9,59
13,93
3975
2,71
0,23
4,69
7,41
6
10
F
H’
3,67
52
Universitas Sumatera Utara
No
Nama Jenis Tanaman hias
K
(ind/ha)
KR
(%)
F
11
9425
6,44
0,37
7,55
13,99
12
Bulbophyllum
binnendijkii
Paphiopedilum tonsum
6325
4,32
0,25
5,10
9,42
13
Macodes petola
950
0,64
0,02
0,40
1,05
14
11675
7,98
0,42
8,57
16,55
15
Phaius callosus
( Blume ) Lindl
Eria ornate
24400
16,7
0,69
14,08
30,76
16
Begonia robusta BI
3625
2,47
0,10
2,04
4,51
17
Pandanus amaryllifolius
Roxb
Nepenthes spectabilis
Danser
Nepenthes tobaica Danser
9075
6,20
0,32
6,53
12,73
2300
1,57
0,04
0,81
2,38
2725
1,86
0,05
1,02
2,88
Nepenthes reinwardtiana
Miq
Nepenthes
rigidifolia
Akhriadi, Hernawati &
R.Tamin
Total
2175
1,48
0,04
0,81
2,30
2175
1,48
0,04
0,81
2,30
18
19
20
21
146225
4,9
FR
(%)
INP
200
H’
2,602
Hasil perhitungan Indeks Nilai Penting tanaman hias pada lokasi
penelitian menunjukkan bahwa persentase INP dipengaruhi oleh jumlah
penemuan individu suatu spesies dan penyebaran suatu jenis dalam suatu areal
Tingginya jumlah penemuan individu suatu spesies dan frekuensi spesies, tentu
akan menyebabkan tingginya persentase kerapan relatif dan frekuensi relatif, yang
mana keduanya merupakan variabel penting yang mempengaruhi besar kecilnya
persentase INP suatu spesies.
Kerapatan individu tanaman hias tingkat semai yang memiliki kelimpahan
jenis tertinggi berdasarkan INP pada Taman Wisata Alam Sicike-cike, Dusun
Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan adalah jenis Eria ornata
sebesar 30,76 %. Dominansi spesies ini ditunjukkan oleh tingginya jumlah
penemuan individu, yakni sebanyak 976 individu yang ditemukan pada lokasi
53
Universitas Sumatera Utara
penelitian. Tingginya INP spesies ini juga didukung oleh frekuensi yang tinggi
yaitu 0,69 %, dimana spesies ini ditemukan dalam 285 plot pengamatan.
Sedangkan jenis tanaman hias yang memiliki kelimpahan jenis paling rendah
adalah Macodes petola yaitu sebesar 1,05 %. Rendahnya INP spesies ini juga
didukung oleh frekuensi penemuan yang cukup jarang, dimana frekuensi spesies
ini sebesar 0,02 %.
Spesies dengan INP tertinggi
mencerminkan
bahwa
tingginya
yang merupakan spesies dominan,
kemampuan
spesies
tersebut
dalam
menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan tempat tumbuh dan tingginya
kemampuan spesies tersebut dalam berkompetisi dengan spesies lain di
lingkungan tersebut. Sebaliknya, spesies dengan INP terendah menunjukkan
bahwa spesies tersebut kurang mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungannya
dan kurang mampu berkompetisi dengan spesies lain di lingkungan tersebut.
Berdasarkan hasil analisis data yang terdapat pada tabel 2, diperoleh bahwa
nilai H’ yang didapatkan sebesar 2,602. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
keanekaragaman jenis tanaman hias di Taman Wisata Alam Sicikeh Cikeh
tergolong sedang melimpah.Sesuai dengan pernyataan Ludwig and Reynold,
(1988) dalam Utomo, (2012) keanekaragaman jenis suatu kawasan hutan dapat
digambarkan apabila H’3 maka
keanekaragaman tergolong tinggi.
54
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Analisis Data Tanaman Hias Tingkat Semai di Taman Wisata Alam
Sicike-cike, Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan
Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat
No
Nama Jenis Tanaman hias
K
(ind/ha)
KR
(%)
F
FR
(%)
INP
1
Dracaena marginata Var
5775
17,36
0,25
39,06
56,43
2
Dacrydium elatum Wall
27475
82,63
0,39
60,93
143,57
Total
33250
0,64
200
H’
0,231
Hasil analisis data untuk tingkat semai terdapat 2 jenis tanaman hias dari
total luasan lokasi penelitian. Jumlah jenis individu tanaman hias tingkat semai
yang memiliki kelimpahan jenis yang tertinggi berdasarkan INP adalah jenis
Dacrydium elatum Wall sebesar 143,57 % yang berarti bahwa jenis ini memiliki
jumlah populasi terbesar diantara jenis-jenis yang ada. Sedangkan jenis tanaman
hias yang memiliki kelimpahan jenis paling rendah adalah Dracaena marginata
Var yaitu sebesar 56,43 %.
Berdasarkan hasil analisis data yang terdapat pada tabel 2, diperoleh
bahwa nilai H’ yang didapatkan sebesar 0,231. Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat keanekaragaman jenis tanaman hias di Taman Wisata Alam Sicikeh Cikeh
tergolong rendah dalam tingkat semai.
Tabel 4. Analisis Data Tanaman Hias Tingkat Pancang di Taman Wisata Alam
Sicike-cike, Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan
Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat
No
Nama Jenis Tanaman hias
1
Dracaena marginata Var
2
Dacrydium elatum Wall
Total
`
K
(ind/ha)
6900
KR
(%)
37,65
11425
62,35
18325
F
0,3
FR
(%)
65,22
102,87
0,16
34,78
97,13
0,46
INP
200
H’
0,331
Hasil analisis data untuk tingkat pancang terdapat 2 jenis tanaman hias
dari total luasan lokasi penelitian. Jumlah jenis individu tanaman hias tingkat
pancang yang memiliki kelimpahan jenis yang tertinggi berdasarkan INP adalah
55
Universitas Sumatera Utara
jenis Dracaena marginata Var sebesar 102,87% yang berarti bahwa jenis ini
memiliki jumlah populasi terbesar diantara jenis-jenis yang ada. Tingginya INP
spesies ini juga didukung oleh frekuensi penemuan yang cukup sering, dimana
spesies ini ditemukan dalam 123 plot pengamatan dari 413 plot pengamatan.
Frekuensi relatif Dracaena marginata Var yaitu 65,22%. Angka ini menunjukkan
bahwa jenis ini memiliki tingkat penyebaran yang lebih luas dibandingkan dengan
jenis-jenis lainnya. Sedangkan jenis tanaman hias yang memiliki kelimpahan jenis
yang paling rendah adalah Dacrydium elatum Wall yaitu 97,13 dengan jumlah
penemuan sebanyak 451 individu. Rendahnya INP spesies ini juga didukung oleh
frekuensi penemuan yang cukup jarang, dimana spesies ini ditemukan dalam 65
plot pengamatan dari 413 plot pengamatan.
Indeks keanekaragaman (H’) tanaman hias tingkat pancang pada Taman
Wisata Alam Sicike-cike, Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan
Parbuluan yang disajikan pada tabel 4 adalah 0,331. Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat keanekaragaman jenis tanaman hias tingkat pancang tergolong rendah.
Odum (1993) dalam Faza (2012) menyatakan bahwa keanekaragaman rendah
artinya kondisi hutan labil karena hutan tersebut hanya cocok untuk berbagai jenis
tertentu.
Tabel 5. Analisis Data Tanaman Hias Tingkat Tiang di Taman Wisata Alam
Sicike-cike, Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan
Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat
No
Nama Jenis Tanaman hias
K
(ind/ha)
KR
(%)
F
FR
(%)
INP
1
Dracaena marginata Var
2900
34,12
0,13
44,83
78,95
2
Dacrydium elatum Wall
5600
65,88
0,16
55,17
121,05
Total
8500
0,29
200
H’
0,321
56
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat 2 jenis tanaman hias untuk tingkat
tiang pada lokasi penelitian. Jenis tanaman hias yang memiliki nilai frekuensi
relatif tertinggi yaitu Dacrydium elatum Wall yaitu 55,17 %. Spesies ini
ditemukan dalam 34 plot pengamatan. Kerapatan relatif jenis ini juga memiliki
nilai tertinggi yaitu 65,88 %. Angka ini menunjukkan bahwa jenis ini memiliki
jumlah populasi terbesar diantara jenis-jenis yang ada. Sedangkan frekuensi relatif
terendah yaitu Dracaena marginata Var yaitu 44,83 %. Spesies ini ditemukan
dalam 53 plot pengamatan. Kerapatan relatif jenis ini juga memiliki nilai terendah
yaitu 34,12%. Angka ini menunjukkan bahwa jenis ini memiliki tingkat
penyebaran dan jumlah populasi terendah diantara jenis yang ada.
Tingkat keanekaragaman tanaman hias pada tingkat tiang yang disajikan
pada tabel 5 adalah 0,321. Hal ini menunjukkan tingkat keanekaragaman tingkat
tiang tergolong rendah.
Tabel 6. Analisis Data Tanaman Hias Tingkat Pohon di Taman Wisata Alam
Sicike-cike, Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan
Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat
No
Nama Jenis Tanaman hias
1
Dracaena marginata
Var
Dacrydium elatum Wall
2
Total
K
(ind/ha)
7275
KR
(%)
42,11
10000
17275
F
0,26
FR
(%)
63,41
INP
105,52
57,89
0,15
36,59
94,48
100
0,41
100
200
H’
0,34
Tabel 6 menunjukkan terdapat 2 jenis tanaman hias tingkat pohon di
lokasi penelitian. Dimana INP tertinggi yaitu Dracaena marginata Var. INP
terendah adalah Dacrydium elatum Wall yaitu 94,48%. Kerapatan relatif tertinggi
adalah Dacrydium elatum Wall yaitu 52,62% yang berarti jumlah individu jenis
ini paling besar yaitu 400 individu. Hal tersebut menunjukkan bahwa
57
Universitas Sumatera Utara
Dacrydium elatum Wall mempunyai kemampuan adaptasi dan reproduksi yang
tinggi pada lokasi tersebut.
Berdasarkan data analisis vegetasi tanaman hias tingkat pohon yang terdapat
pada tabel 6, diperoleh bahwa nilai H’ yang didapatkan sebesar 0,34. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman jenis kemenyan tergolong rendah.
Nilai Ekonomi Tanaman Hias
Sumberdaya hutan khususnya pada tanaman hias mempunyai nilai
sumberdaya yang cukup tinggi. Nilai ekonomi jenis-jenis tanaman hias diperoleh
dari perkalian antara total pengambilan per unit per tahun dengan harga hasil
hutan per unit per jenis barang per tahun.
Gambar 2.Wawancara dengan penjual tanaman hias
Tabel 7. Hasil Perhitungan Tanaman Hias
1
anggrek lobii
bibit
5,75
4
1
23
Persentase
n
22,2 %
2
asar asar
bibit
4,8
15
1
72
83,3 %
3
kadaka
bibit
3
12
1
36
66,7 %
4
sembidium
bibit
5,4
5
1
27
27,8 %
No
Tanaman Hias
Satuan
Xi
n
FP
TP
58
Universitas Sumatera Utara
No
Tanaman Hias
Satuan
Xi
n
FP
TP
Persentase
n
5
sri rejeki
bibit
3,25
12
1
39
66,7 %
6
anggrek liparis
bibit
5,5
4
1
22
22,2 %
7
cekala
bibit
4,9
9
1
44,1
50 %
8
kana
bibit
4,5
6
1
27
33,3 %
9
anggrek tigerhianum
bibit
3,3
6
1
19,8
33,3 %
10
anggrek cologini
bibit
5
6
1
30
33,3 %
11
anggrek binejeki
bibit
2,8
11
1
30,8
61,1 %
12
anggrek sepatu
bi
Affandi, O dan P. Patana. 2002. Penelitian : Perhitungan Nilai Ekonomi
Pemanfaatan Hasil Hutan Non Kayu Non-Marketable oleh Masyarakat
Desa Sekitar Hutan. Penelitian. USU. Medan
Aththorick, A.T., Siregar, E.S., dan Hartati, S.2007. Kekayaan Jenis makroepifit
Di Hutan Telaga Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Kabupaten
Langkat.Jurnal Biologi Sumatra. Vol.2 No.1 Januari 2007 : hal.15
BBKSDA.2011.Buku Informasi Kawasan Konservasi BBKSDA Sumatra
Utara.BBKSDA.Medan.
BPTP, 2007. Budidaya Tanaman Hias Daun Anthurium dan Aglaonema. BPTP.
Yogyakarta.
Dariana.2009.Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata
Alam Sicike Cike Kabupaten Dairi Sumatra Utara.Tesis.Program Studi
Biologi, Universitas Sumatra Utara.
Deswiniyanti, N.W, I. A. Krismawati, Y. R. Galingging dan M. A. Firmansyah.
Studi Fenologi Perbungaan Lilium longiflorum Thunb. Jurnal Metamorfosa
I. Vol.1 Th 2011: hal.7.
Faza, M.2012.Struktur Komunitas Plankton Di Sungai Pesanggrahan Dari Bagian
Huli (Bogor, Jawa Barat) Hingga Hilir (Kembanga, DKI Jakarta).
Universitas Indonesia. Depok.
Hetty,I.1992.Hidroponik Tanaman Hias.Penebar Swadaya.Jakarta.
Kainde, R.P.,dkk.2011.Analisis Vegetasi Hutan Lindung Gunung Tumpa. Jurnal
Unsrat Manado. Vol. 17 No.3.
Kinho, J.,dkk.2012. Keragaman Jenis Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Di Cagar
Alam Gunung Ambang Sulawesi Utara. Balai Pemeriksa Kehutanan.
Manado.
LIPI.2011. Eksplorasi Dan penelitian Flora Di Taman Wisata Alam Sicike Cike,
Sumatra Utara. Pusat Konservasi Tumbuhan. Bogor.
Pardosi, F.2012. Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Dan Ekstrakk Etanol
Dari Bunga Kecombrang (Nicolaia speciosa Horan) Terhadap Bakteri
Staphylococcus
epidermis,
Staphylococcus
aureus
Dan
Pseudomonasaeruginosa.Skripsi.Fakultas Farmasi, Universitas Sumatra
Utara.
64
Universitas Sumatera Utara
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli
2014. Pengambilan sampel di kawasan Taman Wisata Alam Sicike-cike terletak
di Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi
dan Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara.
Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : alat tulis, kalkulator,
kamera, dan kantong plastik. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain : buku identifikasi, kertas label, dan alkohol 70%.
Metode Pengumpulan Data
Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data vegetasi tumbuhan hias
di Hutan Wisata Alam Sicike-cike ini adalah dengan teknik observasi, yaitu survei
langsung ke lapangan dengan bantuan masyarakat setempat yang ahli tanaman
hias.
Data yang dikumpulkan di lapangan, yaitu data primer seperti jumlah dan
jenis tumbuhan hias serta data sekundernya adalah data tentang keadaan umum
daerah penelitian dan data-data yang diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya
seperti instansi terkait maupun suatu lembaga serta penelitian-penelitian yang
mendukung.
Aspek Pengetahuan Lokal
Survei pengetahuan lokal dilakukan untuk mengetahui jenis jenis tanaman
hias yang diketahui oleh masyarakat yang diperoleh dari hasil wawancara.
Informan kunci yang dipilih dalam penelitian ini adalah pegawai Taman Wisata
19
Universitas Sumatera Utara
Alam Sicike-cike, masyarakat setempat yang mengetahui tentang tanaman hias
dari hutan tersebut. Data yang diperoleh dari hasil wawancara bersama informan
kunci ditabulasikan dan dianalisa secara deskriptif.
Aspek Keanekaragaman
Metode pengumpulan tanaman hias dilakukan dengan menggunakan
metode sampling plot, yaitu dengan membuat sampling plot di dalam jalur.
Penentuan titik awal dalam melakukan inventarisasi dilakukan dengan metode
purposive sampling yang berarti titik awalnya berdasarkan tempat yang dianggap
banyak terdapat tanaman hiasnya. Inventarisasi tanaman dilakukan dengan metode
systematic sampling, yaitu mendata setiap tanaman hias yang ada pada setiap plot
secara berurutan. Luasan penelitian yang akan dilakukan adalah 57,5 ha dan
dibuat 25 jalur atau lebih yang akan disesuaikan dengan kondisi lapangan
sepanjang 2000 m dengan berukuran 20 m x 2000 m. Kemudian dibuat plot yang
mewakili tiap vegetasi baik dalam bentuk tanaman bawah, semai, pancang, tiang,
dan pohin. Pengamatan tanaman hias dilakukan secara eksploratif di dalam plot
sepanjang jalur pengamatan.
20
Universitas Sumatera Utara
Arah Rintis
20 m
Gambar 1. Petak Contoh Transek
Keterangan:
a. Petak A: petak ukur untuk semai dengan ukuran 2 × 2 m
b. Petak B: petak ukur untuk pancang dengan ukuran 5 × 5 m
c. Petak C: petak ukur untuk tiang dengan ukuran 10 × 10 m
d. Petak D: petak ukur untuk pohon dengan ukuran 20 × 20 m
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus:
a. Kerapatan suatu jenis (K)
K=
∑ Individu suatu jenis
Luas petak contoh
b. Kerapatan relatif suatu jenis (KR)
KR =
K Suatu jenis
×100%
∑ K Seluruh jenis
c. Frekuensi suatu jenis (F)
F=
∑ Sub petak ditemukan suatu jenis
∑ Seluruh sub petak
d. Frekuensi relatif suatu jenis (FR)
FR =
F Suatu jenis
×100 %
∑ F Seluruh jenis
21
Universitas Sumatera Utara
e. Indeks Nilai Penting (INP)
INP = KR + FR
Indeks keanekaragaman yang dapat digunakan dalam analisis komunitas
tumbuhan adalah indeks Shanon atau Shanon Indeks of General Diversity(H’).
RumusIndeks Keanekaragaman Shanon-Wienner atau Shanon Indeks of General
Diversity (H’) :
H’ = - ∑ (ni/N) ln (ni/N)
Keterangan :
H’ = indeks Shannon = indeks keanekaragaman Shannon
Ni = jumlah individu dari suatu jenis i
N = jumlah total individu seluruh jenis
Kriteria nilai H’ yang digunakan adalah:
a. Nilai H’ > 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek
adalah melimpah tinggi
b. Nilai H’ 1 < H’ < 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu
transek sedang melimpah
c. Nilai H’ < 1 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek
adalah sedikit atau rendah
(Megurran, 1995).
Analisis Ekonomi
1. Pengambilan sampel
Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah metode sensus.
Menurut Pulungan (2008), metode sensus terjadi apabila setiap anggota atau
karakteristik yang ada di dalam populasi dikenai penelitian. Hal ini dimungkinkan
22
Universitas Sumatera Utara
karena sampel yang digunakan sedikit sehingga tidak perlu menggunakan
sampling.
Populasi adalah penjual tanaman hias yang mengambil tanaman hias dari
kawasan TWA Sicike-cike. Dalam penelitian populasi sekaligus menjadi sampel
sehingga metode yang digunakan adalah metode sensus dengan mengambil
seluruh populasi menjadi sampel.
2. Pengumpulan data
Data yang diperoleh dari penjual tanaman hias melalui wawancara dengan
menggunakan kuisioner yang sudah dipersiapkan antara lain jenis tanaman hias
yang dijual, harga tiap jenis tanaman dan biaya apa saja yang dikeluarkan.
3. Analisis nilai ekonomi
Data diperoleh dari hasil pengamatan dilapangan melalui wawancara dan
kuisioner kemudian dianalisis secara kuantitatif. Nilai jual tanaman hias untuk
setiap jenis per tahun yang diperoleh masyarakat(petani) dihitung dengan cara :
1. Harga barang hasil hutan yang diperoleh dianalisis dengan metode pendekatan
pasar (jika sudah diketahui harga pasarnya).
2. Menghitung nilai rata- rata jumlah barang yang diambil per responden per
jenis. Dengan formulasi sebagai berikut :
X=
x1 + x2 + ⋯ + xn
n
X = rata- rata jumlah barang yang diambil (RJ)
X1 = jumlah barang yang diambil responden
n
= jumlah pengambil per jenis barang
23
Universitas Sumatera Utara
3. Menghitung total pengambilan per unit barang per tahun. Diformulasikan
dengan :
TP = RJ x FP x JP
TP = total pengambilan per tahun
RJ = rata- rata jumlah yang diambil
FP = frekuensi pengambilan
JP = jumlah pengambilan
Menghitung nilai ekonomi produk per jenis barang per tahun, dalam hal ini
barang tersebut yang dimaksud adalah tanaman hias dan diformulasikan dengan :
NH = TP x HH
NH = nilai produk per jenis
TP = total pengambilan (unit/ tahun)
HH = harga produk
Menghitung persentase nilai ekonomi dengan cara :
% NE =
%NE = persentase nilai ekonomi
NEi
���
X 100%
∑ ��
= nilai ekonomi produk per jenis
∑ �� = jumlah total nilai ekonomi dari seluruh produk
4. Menghitung pendapatan dari penjualan tanaman hias, dari luar penjualan
tanaman hias dan pendapatan total.
a. Pendapatan dari penjualan tanaman hias = jumlah nilai ekonomi dari
seluruh jenis produk tanaman hias
24
Universitas Sumatera Utara
b. Pendapatan luar tanaman hias = pendapatan total diluar penjualan tanaman
hias
c. Pendapatan total = jumlah pendapatan dari penjualan tanaman hias dan luar
penjualan tanaman hias
Dengan demikian tingkat kontribusi dapat dihitung dengaan rumus :
Kontribusi =
Pendapatan dari penjualan tanaman hias
X 100%
Pendapatan Total
(Affandi dan Patana, 2002).
25
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Aspek Pengetahuan Lokal
Hasil wawancara dengan masyarakat diperoleh sebanyak 23 jenis tanaman
hias. Wawancara dilakukan terhadap 5 orang sampel masyarakat Desa Pansur
yang memiliki pekerjaan diantaranya sebagai pegawai negeri, wirausaha, dan
petani. Masyarakat setempat mengetahui tanaman hias berdasarkan dari
pengetahuan turun temurun maupun dari hasil menemani dari beberapa peneliti
terdahulu yang telah meneliti ke daerah tersebut. Data hasil tanaman hias
disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Jenis Jenis Tanaman Hias Yang Didapat Di TWA Sicike cike
No
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Perawakan
1
Anggrek lobii
Bulbophyllum lobii Lindl Herba dan menumpang (epifit)
2
Asar asar
Selaginella plana Hieron
Herba dan menjalar
3
Kadaka
Asplenium nidus Linn
Herba dan tegak
4
Anggrek
Cymbidium lanciforum
Herba dan menumpang (epifit)
sembidium
Hook
5
Aglaonema
Aglaonema nitidum
Herba dan tegak
6
Anggrek liparis
Liparis pallida ( Blume)
Herba dan menumpang (epifit)
Lindl
7
Cekala
Nicolaia speciosa Horan
Herba dan menjalar
8
Kana
Canna indica L
Perdu dan tegak
9
Anggrek
Bulbophyllum
Herba dan menumpang (epifit)
tigerhianum
tigerhianum
10
Anggrek cologini Coelogyne pandurata
Herba dan menumpang (epifit)
11
Anggrek binejeki Bulbophyllum
Herba dan menumpang (epifit)
binnendijkii
12
Anggrek sepatu
Paphiopedilum tonsum
Herba dan menumpang (epifit)
13
Anggrek mekodes Macodes petola
Herba dan menumpang (epifit)
14
Anggrek payus
Phaius callosus
Herba dan menumpang (epifit)
( Blume ) Lindl
15
Raso
Dracaena marginata Var Pohon dan tegak
16
Sampinur tali
Dacrydium elatum Wall
Pohon dan tegak
17
Anggrek eria
Eria ornate
Herba dan menumpang (epifit)
18
Begonia
Begonia robusta BI
Herba dan menjalar
19
Pandan
Pandanus amaryllifolius
Herba dan tegak
Roxb
20
Nepenthes
Nepenthes spectabilis
Herba dan menjalar
spectabilis
Danser
21
Nepenthes tobaica Nepenthes tobaica Danser Herba dan menjalar
26
Universitas Sumatera Utara
No
22
Nama Lokal
Nepenthes
reinwardtiana
Nepenthes
rigidifolia
23
Nama Ilmiah
Nepenthes reinwardtiana
Miq
Nepenthes rigidifolia
Akhriadi, Hernawati &
R.Tamin
Perawakan
Herba dan menjalar
Herba dan menjalar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Taman Wisata Alam Sicikecike, Dusun PansurNauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan,Kabupaten
Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat, terdapat 23 jenis tanaman hias. Ke 23 jenis
tanaman hias tersebut antara lain :
A.Anggrek lobii (Bulbophyllum lobii Lindl)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi : Angiospermae
Klas
: Liliopsida
Sub klas
: Lilidae
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Bulbophyllum
Spesies
: Bulbophyllum lobii Lindl
Gambar 2.Anggrek lobii
(Bulbophyllum lobii Lindl)
Ragam hias : Bunga
Ciri ciri Bulbophyllum lobii Lindl yang ditemukan adalah rata rata belum
berbunga dan t inggi tanaman pendek. Batangnya berbentuk bulb dan sering
ditemukan pada tempat yang bersuhu rendah. Anggrek ini juga sering ditemukan
menumpang pada batang pohon yang tinggi. Seperti pernyataan dari Situmorang
(2010) yang menyatakan bahwa pseudobulbnya berwarna kekuning kuningan
27
Universitas Sumatera Utara
berbentuk bulat dan halus sewaktu muda, panjang kurang lebih 4 cm dan diameter
kurang lebih 2 cm, permukaan licin, dan terdiri dari satu helai daun.
Daun berbentuk lonjong lanset, berwarna hijau pudar, panjang kurang
lebih 27 cm dan lebar kurang lebih 7 cm, permukaan licin, tepi rata, tebal, ujung
runcing dan tidak memiliki tangkai daun.Pembungaan muncul dari samping
pseudobulb, tunggal, panjang tangkai pembungaan kurang lebih 20 cm. Bunga
sepal lateral, petal, dan bibir berwarna merah, sepal dorsal, berwarna kuning.
B.Asar asar (Selaginella plana Hieron)
Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi
: Lycopodiophyta
Kelas
: Lycopodiopsida
Ordo
: Selaginellales
Famili
: Selaginellaceae
Genus
: Selaginella
Spesies
: Selaginella plana Hieron
Ragam hias
: Daun
Gambar 3. Asar asar
(Selaginella plana)
Selaginella plana yang ditemukan merupakan jenis paku tanah yang mana
tumbuhan paku jenis ini tumbuh pada batu batuan atau tebing sungai dan
menyukai kelembaban. Rimpangnya menjalar pada permukaan batuan dan akar
akarnya masuk ke celah celah batu. Habitus pada Selaginella plana ini yaitu perdu
yang mana mempunyai ciri ciri pendek dan berkayu. Selaginella plana Hieron ini
berdaun kecil, berbentuk lanset, tersusun melingkari batangnya dan berselang-seling,
berwarna hijau. Batang tumbuhan ini terletak di permukaan tanah dan kadang kadang
28
Universitas Sumatera Utara
berakar membentuk tumbuhan baru. Warna batang hijau dan biasanya bercabang dua
dan tiap cabang bercabang dua lagi. Kinho (2012) menyatakan bahwa Selaginella
plana ini berdaun kecil, berbentuk lanset, tersusun melingkari batangnya dan
berselang-seling, berwarna hijau. Pertumbuhan merambat, daun berwarna hijau terang
dan berukuran sangat kecil tersusun melingkari batang, daun fertil lebih lancip dengan
susunan yang sangat rapat. Berwarna hijau pada permukaan atas, kedudukan daun
berseling. Spora terdapat pada ujung terminalia.
C.Kadaka (Asplenium nidus Linn)
Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi
: Pteridophyta
Kelas
: Pteridopsida
Sub klas
: Polypoditae
Ordo
: Polypodiales
Famili
: Aspleniaceae
Genus
: Asplenium
Spesies
: Asplenium nidus Linn
Ragam hias
: Daun
Gambar 4. Kadaka
(Asplenium nidus Linn)
Asplenium nidus Linn yang ditemukan memiliki ciri sebagai tumbuhan
yang tumbuh di batang pohon, di hutan lebat. Tumbuh di tempat tempat
terlindung atau terang. Daun tunggal, ujung runcing, tepi bergelombang,
permukaan licin, hijau muda dan mengkilap. Sesuai dengan pernyataan
Aththorick (2007) Asplenium nidus Linn tunggal, tersusun melingkar pada batang
yang sangat pendek, warna hijau muda atau tua terang; ujung meruncing atau
membulat; tepi rata dengan permukaan yang berombak dan mengkilap. Sori di
29
Universitas Sumatera Utara
sepanjang urat enthal yang menyirip, tersusun rapat; indusia panjang, tipis seperti
selaput.
D.Anggrek sembidium (Cymbidium lanciforum Hook)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi : Angiospermae
Klas
: Liliopsida
Sub klas
: Lilidae
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Cymbidium
Spesies
: Cymbidium lanciforum Hook
Gambar 5. Anggrek sembidium
(Cymbidium lanciforum Hook)
Ragam hias : Bunga
Cymbidium lanciforum Hook yang ditemukan berhabitat pada tempat
tempat yang tinggi dan biasanya ditemukan pada tempat lembab di bebatuan yang
berlumut atau tanah humus di hutan yang teduh. Ciri fisiknya adalah bulb
berdaging, daun tipis dan cenderung tegak. Sementara Situmorang (2010)
menyatakan ciri-ciri morfologi Cymbidium lanciforum Hook adalah herba, tinggi
keseluruhan kurang lebih 40 cm. Daunnya berwarna hijau tua, berbentuk lanset
panjang ±30 cm dan lebar 4 cm, permukaan licin, tipis, ujung runcing, tepi rata
dan memiliki tangkai daun yang panjangnya kurang lebih 10 cm. Pseudobulb
berbentuk lonjong, tertutupi oleh pelepah daun, panjang kurang lebih 3 cm dan
diameter kurang lebih 0,5 cm dan terdiri dari 3-4 helai daun. Pembungaan mulai
muncul dari samping pseudobulb, majemuk, terdiri dari 4-8 kuntum bunga,
30
Universitas Sumatera Utara
panjang tangkai pembungaan kurang lebih 8 cm. Bunga terdiri dari kelopak bunga
berwarna putih dengan garis merah di bagian tengah, bagian mahkota bunga tidak
membuka sempurna.
E.Aglaonema (Aglaonema nitidum)
Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Subdivisi
: Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Sub klas
: Arecidae
Ordo
: Arales
Famili
: Araceae
Genus
: Aglaonema
Spesies
: Aglaonema nitidum
Ragam hias
: Daun
Gambar 6. Aglaonema
(Aglaonema nitidum)
Tinggi aglaonema yang ditemukan antara 0,5 – 1 m. Batangnya tegak,
bulat, lunak, hijau. Daunnya tunggal, berseling, ujungnya meruncing, berpelepah,
pertulangan menyirip, halus, hijau berbintik putih. Akarnya serabut berwarna
kuning dan kotor dan tumbuh di tempat tempat yang terlindung. Fidyanto (2006)
menyatakan bahwa tanaman aglaonema merupakan salah satu jenis tanaman hias
daun karena keindahan tanaman ini terletak pada bentuk, corak dan warna
daunnya. Tanaman ini berasal dari negara Asia seperti Cina bagian selatan,
Indonesia, Malaysia, Birma, Thailand, dan Philipina. Di habitat aslinya tanaman
ini hidup di hutan dengan pencahayaan yang terbatas.
31
Universitas Sumatera Utara
F.Anggrek Liparis (Liparis pallida ( Blume) Lindl)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi : Angiospermae
Klas
: Liliopsida
Sub klas
: Lilidae
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Liparis
Spesies
: Liparis pallida ( Blume) Lindl
Gambar 7. Anggrek liparis
(Liparis pallida)
Ragam hias : Bunga
Liparis pallida yang ditemukan memiliki pseudobulb bulat lonjong,
berwarna hijau terang.Daun lanset dan berwarna hijau, permukaan licin, tepi rata,
tebal, dan tidak memiliki tangkai daun. Bunga berwarna orang dan kelopak
membulat. Sementara Situmorang (2010) menyatakan ciri-ciri morfologinya
adalah herba, tinggi keseluruhan kurang lebih 23 cm. Pseudobulb tumbuh rapat
dalam rhizoma, bentuk bulat lonjong, warna hijau terang, panjang kurang lebih
16 cm dan diameter kurang lebih 3 cm, permukaan licin dan terdiri dari 1 helai
daun. Daun berbentuk lanset, warna hijau, panjang kurang lebih 25 cm dan lebar
kurang lebih 5 cm, permukaan licin, tepi rata, tebal, ujung runcing dan tidak
memiliki tangkai daun. Pembungaan biasanya lebih panjang daripada panjang
daun, terminal, majemuk, terdiri dari kurang lebih 50 kuntum bunga, panjang
tangkai pembungaan 25-30 cm. Bunga berwarna hijau muda sampai kuning,
32
Universitas Sumatera Utara
panjang kurang lebih 1 cm dan lebar kurang lebih 1,8 cm, panjang tangkai bunga
kurang lebih 2,5 cm.
G.Cekala (Nicolaia speciosa Horan)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Klas
: Monocotyledoneae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Nicolaia
Spesies
: Nicolaia speciosa Horan
Ragam hias
Gambar 8. Cekala
(Nicolaia speciosa Horan)
: Daun
Nicolaia speciosa Horan yang ditemukan memiliki bentuk tanamannya
mirip jahe atau lengkuas. Batang semu bulat, membesar di pangkalnya, tumbuh
tegak dan banyak, berdekat dekatan yang menjalar di bawah tanah dan
rimpangnya tebal. Daun berseling, di batang semu, helaian daun lonjong, dengan
pangkal membulat atau bentuk jantung, tepi bergelombang dan ujung runcing
pendek, gundul namun dengan bintik bintik halus dan rapat, hijau mengkilap. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Pardosi (2012) yang menyatakan bahwa bunga
berwarna kemerahan seperti jenis tanaman pisang pisangan. Bunga dalam
karangan berbentuk gasing, bertangkai panjang dengan dau pelindung bentuk
jorong merah jambu hingga merah terang, berdaging, melengkung membalik jika
mekar. Kelopak bentuk tabung, bertaju 3, terbelah. Mahkota bentuk tabung, warna
merah jambu, panjang 4 cm. Bentuk tanamannya mirip jahe dengan tinggi
33
Universitas Sumatera Utara
mencapai 5 m. Batang-batangnya berbentuk semu bulat gilig membesar di
pangkalnya tumbuh tegak dan banyak, saling berdekat-dekatan, membentuk
rumpun jarang dan keluar dari rimpang yang menjalar di bawah tanah.
Rimpangnya tebal, berwarna krem kemerah-jambuan ketika masih muda. Daun
15-30 helai tersusun dalam dua baris berseling di batang semu, helaian daun
jorong lonjong dengan ukuran 20-90 cm x 10-20 cm.
H.Kana (Canna indica L)
Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Subdivisi
: Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Subklas
: Commenlinidae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Cannaaceae
Genus
: Canna
Spesies
: Canna indica L.
Ragam hias : Bunga
Gambar 9. Kana (Canna indica L.)
Tanaman tasbih yang ditemukan memiliki sistem perakaran serabut.
Percabangan batang dari tanaman tasbih adalah monopodial dengan arah
percabangan yang tegak lurus, batangnya berbentuk bulat dengan permukaan yang
cukup licin. Tata letak daun dari tanaman tasbih adalah berseling, daun tanaman
tasbih tdak memiliki bagian yang lengkap. Bentuk dari daunnya adalah pangkal
dan ujung daun yang sama sama runcing, tepi dari daunnya adalah rata dan
34
Universitas Sumatera Utara
pertulangan daunnya menyirip, bunganya merupakan bunga yang sempurna.
Situmorang (2010) menyatakan bahwa bunga tasbih (canna indica linn) yang
biasa dikenal di Jawa Barat sebagai Ganyol Leuweung serta dalam Bahasa
Melayunya Gany Hutan dapat tumbuh 1000 dpl ini memiliki rimpang layaknya
umbi, daun besar, warna bunga cerah (merah, kuning), bijinya bulat layaknya
buah tasbih. Bunga Tasbih adalah sejenis tanaman berperdu, tingginya lebih
kurang 2 meter.
I.Anggrek Bulbophyllum tigerhianum (Bulbophyllum tigerhianum)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi : Angiospermae
Klas
: Liliopsida
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Bulbophyllum
Spesies
: Bulbophyllum tigerhianum
Ragam hias : Bunga
Gambar 10. Anggrek bulbophyllum tigerhianum (Bulbophyllum tigerhianum)
35
Universitas Sumatera Utara
Anggrek ini memiliki warna seperti corak harimau yang melambangkan
namanya. Sering ditemukan tumbuh menumpang pada batang batang pohon yang
tinggi. Situmorang (2010) menyatakan bahwa tanaman ini sering ditemukan pada
tempat tempat yang terlindungi. Setiap umbi hanya mempunyai satu helai daun di
ujungnya. Bunga majemuk berbentuk bulir. Keluar dari rimpang dekat umbi
semu. Pangkalnya berlekatan dengan dasar colomn membentuk taji, mahkota
lebih kecil dari kelopak, bibir berbentuk seperti lidah.
J.Anggrek Cologini (Coelogyne pandurata)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi : Angiospermae
Klas
: Liliopsida
Sub klas
: Lilidae
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Coelogyne
Spesies
: Coelogyne pandurata
Gambar 11. Anggrek cologini
(Coelogyne pandurata)
Ragam hias : Bunga
Pseudobulb berbentuk bulat lonjong. Memiliki permukaan licin dan terdiri
dari 2 helai daun. Daun berwarna hijau tua, permukaan licin, tipis dan tidak
memiliki tangkai daun. Bunga yang ditemuka berwarna pink dan kuning muda.
Mahkota bunga membentuk pita. Sesuai dengan pernyataan Situmorang (2010)
yang menyatakan bahwa ciri-ciri morfologi adalah herba, tinggi keseluruhan 2030 cm. Pseudobulb tumbuh rapat dalam rhizoma, membentuk 4 sudut, panjang
36
Universitas Sumatera Utara
±6 cm dan diameter ±4 cm, permukaan licin dan terdiri dari 2 helai daun. Daun
berbentuk
bulat telur, warna hijau, panjang 20-24 cm dan lebar 4-6 cm,
permukaan licin, tepi rata, tipis, ujung runcing dan tidak memiliki tangkai daun.
Pembungaan muncul dari ujung pseudobulb, panjang tangkai 8 cm, jumlah bunga
biasanya 2 tapi yang mekar hanya 1. Bunga
berwarna pink, tugu berwarna
kuning, bibir berwarna hitam.
K.Anggrek binejeki (Bulbophyllum binnendijkii)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi : Angiospermae
Klas
: Liliopsida
Sub klas
: Lilidae
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Bulbophyllum
Spesies
: Bulbophyllum binnendijkii
Gambar 12. Anggrek binejeki
(Bulbophyllum binnendijkii)
Ragam hias : Bunga
Anggrek ini tumbuh di tempat yang lembab dan bersuhu rendah. Anggrek
ini merambat di pohon tapi terkadang juga dan menjalar di atas tanah. Sesuai
dengan pernyataan Situmorang (2010) yang menyatakan bahwa ciri ciri
Bulbophyllum binnendijkii adalah herba, tinggi keseluruhan kurang lebih 40 cm.
Jenis ini tumbuh merambat di pohon tapi terkadang juga menjalar di atas
tanah.Daunnya bulat lonjong agak mengkilat, umbinya memanjang dan setiap
umbi berjarak 15 – 20 cm.Bunganya seperti gurita. Karakteristik bunga terletak
37
Universitas Sumatera Utara
pada labellumnya yang dapat bergoyang apabila ditiup angin. Dengan adanya ciri
khhas bunga yang seperti ini, anggrek memiliki sebutan anggrek lidah bergoyang
atau kembang goyang.
L.Anggrek Sepatu (Paphiopedilum tonsum)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi : Angiospermae
Klas
: Liliopsida
Sub klas
: Lilidae
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Paphiopedilum
Spesies
: Paphiopedilum tonsum
Gambar 13. Anggrek sepatu
(Paphiopedilum tonsum)
Ragam hias : Bunga
Bunga anggrek yang ditemukan berbentuk bulat, berwarna coklat panjang,
dan permukaan kasar. Daun memanjang dan berwarna hijau tua, permukaan kasar,
tepi bergerigi, dan tidak memiliki pangkal daun. Bunga berwarna hijau
kekuningan dan pada kelopak atas terdapat garis vertikal kemerahan. Hal ini
didukung oleh pernyataan Situmorang (2010) yang menyatakan bahwa ciri-ciri
morfologinya adalah herba, tinggi keseluruhan ±20 cm. Batang bulat, warna
coklat, panjang ±8 cm, permukaan kasar dan terdiri dari 5-8 helai daun. Daun
bentuk lanset, warna hijau terang, panjang ±12 cm dan lebar ±2,7 cm, permukaan
kasar, tepi bergerigi, tipis, ujung terbelah dan tidak memiliki tangkai daun.
Pembungaannya aksilar, tunggal, panjang tangkai pembungaan ±30 cm. Bunga
38
Universitas Sumatera Utara
warna hijau kekuningan, pada bagian kelopak dorsal terdapat garis vertikal
berwarna kemerahan dengan panjang tangkai bunga ±1 cm.
M.Anggrek mekodes (Macodes petola)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi : Angiospermae
Klas
: Liliopsida
Sub klas
: Lilidae
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Macodes
Spesies
: Macodes petola
Gambar 14. Anggrek mekodes
(Macodes petola)
Ragam hias : Bunga
Dari penampilan Macodes petola bisa terlihat bahwa daunnya
berwarna hijau sedikit ungu gelap, memiliki urat urat longitudinal berwarna emas
yang berkilau. Anggrek ini membutuhkan kelembaban udara yang tinggi, 50 %
atau lebih. Media harus cukup lembab tetapi bukan berarti media terlalu basah.
Situmorang (2010) menyatakan bahwa ciri-ciri morfologinya adalah tinggi
keseluruhan ±10 cm. Batangnya pendek, warna hijau, panjang ±6 cm dan
diameter ±0,5 cm, permukaan licin dan terdiri dari 3-4 helai daun. Daun
berbentuk bulat telur, warna hijau dengan garis-garis kuning, panjang ±12 cm dan
lebar ±7 cm, permukaan licin, tepi rata, tipis, ujung runcing dan memiliki tangkai
daun yang panjangnya ±4 cm. Pembungaan terminal, majemuk, terdiri dari 15-20
39
Universitas Sumatera Utara
kuntum bunga, panjang tangkai pembungaan ±29 cm. Bunga berwarna coklat,
berbulu, dengan panjang tangkai bunga ±2 cm.
N.Anggrek Payus (Phaius callosus ( Blume ) Lindl)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi : Angiospermae
Klas
: Liliopsida
Sub klas
: Lilidae
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Phaius
Spesies
: Phaius callosus ( Blume ) Lindl
Ragam hias : Bunga
Gambar 15. Anggrek payus (Phaius callosus ( Blume ) Lindl)
Pseudobulb anggrek yang ditemukan berbentuk bulat memanjang,
berwarna hijau dan permukaan licin. Daun berbentuk lanset dan berwarna hijau
terang, ppermukaan licin, tepi rata, ujung runcing dan memiliki tangkai daun.
Menurut PPLH (2011), anggrek ini memiliki perawakan yang besar dan kokoh
dan dapat mencapai tinggi 1 m. Daunnya memanjang dan berdaging.Perbungaan
40
Universitas Sumatera Utara
muncul dari ujung batang, menjulang tinggi melebihi panjang daunnya. Bibir
bunga berbentuk corong, berwarna putih dengan garis garis ungu di bagian
dalamnya. Umumnya ditemukan di tempat tempat yang ternaung dan lembab.
O.Raso (Dracaena marginata Var)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Klas
: Liliopsida
Ordo
: Liliales
Famili
: Dracaenaceae
Genus
: Dracaena
Spesies
: Dracaena marginata Var
Ragam hias
: Daun
Gambar 16. Raso (Dracaena marginata)
Dracaena marginata Var sering tumbuh pada tempat tempat yang hangat.
Memiliki daun yang panjang dan kecil, serta memiliki tinggi tanaman yang cukup
tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Situmorang (2010) yang menyatakan
bahwa jenis ini daapat mencapai ketinggian hingga 10 kaki, daun berbentuk kecil,
panjang. Species dasar memiliki daun waarna hijau dengan tepi merah. Varietas Tricolor
mempunyai 3 warna yaitu kuning, hijau dan merah sehingga menghasilkan efek hijau
keemasan. Perbanyakan tanaman ini dapat dilakukan dengan stek batang, atau pun
penanaman mahkota.
41
Universitas Sumatera Utara
P.Sampinur tali
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Coniferophyta
Klas
: Pinopsida
Ordo
: Pinales
Famili
: Podocarpaceae
Genus
: Dacrydium
Spesies
: Dacrydium elatum Wall
Ragam hias
Gambar 17. Sampinur tali
(Dacrydium elatum Wall)
: Daun
Dacrydium elatum Wall tumbuh dari tingkat semai hingga pohon dan daun
berbentuk jarum. Biasanya tumbuh di tempat yang lembab dan bersuhu rendah.
LIPI (2011) menyatakan bahwa Dacrydium elatum Wall dikenal dengan nama
sampinur tali. Jenis ini merupakan pohon besar, percabangan banyak, dengan
cabang tegak dengan sekumpulan ranting membentuk jumbai yang bersama sama
membangun sebuah kubah yang menggelembung besar. Daun mudanya berbentuk
garis lanset, mudah patah, menyebar tetapi melengkung ke depan sejajar dengan
cabang.
Jenis ini biasanya tumbuh di hutan yang lembab, mulai dari permukaan
laut sampai 1700 m, tumbuh paling berlimpah dalam situasi terbuka
mengindikasikan preferensi untuk kondisi terganggu. Lebih subur tumbuh di
tanah yang kurus ( batu pasir, granit, kerangas).
42
Universitas Sumatera Utara
Q.anggrek eria (Eria ornate)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi : Angiospermae
Klas
: Liliopsida
Sub klas
: Lilidae
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Eria
Spesies
: Eria ornate
Ragam hias : Bunga
Gambar 18. Anggrek eria (Eria ornate)
Anggrek ini tumbuh di tempat tempat yang hangat dengan bulb
berwarnacoklat tua dan diselimuti dengan selubung daging, berbentuk bulat
panjang lonjong sampai lonjong, beberapa memiliki bunga yang memiliki warna
orange atau coklat merah dan memiliki bunga yang memilki aroma vanili dan
tidak membuka dengan baik. Sitomorang (2010) menyatakan bahwa anggrek
epifit ini mempunyai rizoma yang merambat dengan pseudobulb (umbi semu)
yang besar dan keras. Setiap bulb terdapat 3-5 daun yang juga keras. Panjang
tangkai bunga 40 cm, warna jingga cerah, muncul dari dasar bulb.
43
Universitas Sumatera Utara
R.Begonia (Begonia robusta BI)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Klas
: Magnoliopsida
Ordo
: Violales
Famili
: Begoniaceae
Genus
: Begonia
Spesies
: Begonia robusta BI
Ragam hias
: Daun
Gambar 19. Begonia (Begonia robusta BI)
Daun Begonia robusta BI berbentuk asimetris, ukuran daun berbentuk
sedang, warna daun hijau mengkilap, dan ketebalan daun sedang. Sementara LIPI
menyatakan bahwa batang begonia berbulu dan tumbuh tegak setinggi hampir 50
cm.Batang dan daunnya berwarna merah. Batang begonia juga mengandung air, letak
daun tersebar, dan memilki daun pelindung yang mudah rontok. Ciri khas lain, bentuk
daunnya selalu asimetris (begoniifolia) dan memiliki rasa yang asam.
S.Pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Klas
: Liliopsida
Ordo
: Pandanales
Famili
: Pandanaceae
Genus
: Pandanus
Spesies
: Pandanus amaryllifolius Roxb
Ragam hias
: Daun
44
Universitas Sumatera Utara
Gambar 20. Pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb)
Pandan ini tumbuh di tempat tempat yang agak lembab dan memiliki
tinggi sekitar 1-2 m. Batangnya bulat bercabang, menjalar, akar tunjang keluar di
sekitar pangkal batang dan cabang dan memiliki daun tunggal. Helai daun
berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang sejajar dan berwarna
hijau. Hal ini sesuai dengan pernyataan LIPI (2011) yang menyatakan bahwa
daunnya tunggal, duduk, dengan pangkal memeluk batang, tersusun berbaris tiga
dalam garis spiral. Helai daun berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata,
bertulang sejajar, panjang 40 - 80 cm, lebar 3 - 5 cm, berduri dan menempel pada
ibu tulang daun permukaan bawah bagian ujung-ujungnya dan berwarna hijau.
Bunga majemuk, bentuk bongkol, warnanya putih. Memiliki buah batu,
menggantung, bentuk bola, diameter 4 - 7,5 cm, dinding buah berambut,
warnanya jingga.
45
Universitas Sumatera Utara
T.nepenthes spectabilis (Nepenthes spectabilis Danser)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi : Magnoliophyta
Klas
: Choripetaleae
Ordo
: Nepenthales
Famili
: Nepenthaceae
Genus
: Nepenthes
Spesies
: Nepenthes spectabilis Danser
Ragam hias : Kantong tanaman
Gambar 21. Nepenthes spectabilis (Nepenthes spectabilis Danser)
Nepenthes spectabilis Danser tumbuh saling berdekatan antara yang satu
dengan yang lain. Dariana (2009) menyatakan nepenthes ini memiliki batang roset
pada anakan, bentuk silindris berwarna hijau kemerahan, pada bagian yang telah
tua memperlihatkan retakan kulit batang tidak teratur, permukaan pendek
berwarna coklat tua. Daun tunggal, tanpa tangkai, berwarna hijau tua sampai hijau
kemerahan, bentuk lanset sampai memanjang. Kantong bawah seperti kendi
berleher pendek berwarna hijau bercak hijau tua sampai coklat tua, daging seperti
kertas berbulu halus dan memiliki sayap.
46
Universitas Sumatera Utara
U.Nepenthes Tobaica (Nepenthes tobaica Danser)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi : Magnoliophyta
Klas
: Choripetaleae
Ordo
: Nepenthales
Famili
: Nepenthaceae
Genus
: Nepenthes
Spesies
: Nepenthes tobaica Danser
Ragam hias : Kantong tanaman
Gambar 22. Nepenthes tobaica (Nepenthes tobaica Danser)
Nepenthes tobaica Danser tumbuh di tempat tempat yang lembab dan
dekat dengan air. Dariana (2009) menyatakan bahwa ciri ciri nepenthes ini antara
lain memilki batang roset pada anakan, bentuk silindris berwarna hijau
kemerahan. Daun tunggal, tanpa tangkai, berwarna hijau tua pada permukaan atas
dan merah pada permukaan bawah dan berbentuk lanset.Kantong bawah
berbentuk pinggang, membulat di bagian bawah dan agak mengecil di bagian
tengah.
47
Universitas Sumatera Utara
V.Nepenthes reinwardtiana (Nepenthes reinwardtiana Miq)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi : Magnoliophyta
Klas
: Choripetaleae
Ordo
: Nepenthales
Famili
: Nepenthaceae
Genus
: Nepenthes
Spesies
: Nepenthes reinwardtiana Miq
Ragam hias : Kantong tanaman
Gambar 23. Nepenthes reinwardtiana (Nepenthes reinwardtiana Miq)
Nepenthes reinwardtiana Miq sering ditemukan di rawa dan daerah
berlumut. Memiliki mata di dalam kantong merupakan ciri khusus jenis ini.
Dariana (2009) menyatakan bahwa batang roset pada anakan, bentuk segitiga
berwarna hijau kecoklatan. Daun tunggal, tanpa tangkai, berwarna hijau pada
permukaan atas dan hijau kemerahan pada permukaan bawah dan berbentuk
lanset. Kantong bawah berbentuk pinggang, membulat di bagian bawah dan agak
mengecil di bagian tengah. Dominan berwarna hijau berbintik merah, daging
lembut seperti selaput, dan memiliki 2 sayap.
48
Universitas Sumatera Utara
W.Nepenthes rigidifolia (Nepenthes rigidifolia Akhriadi, Hernawati & R.Tamin)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Sub divisi : Magnoliophyta
Klas
: Choripetaleae
Ordo
: Nepenthales
Famili
: Nepenthaceae
Genus
: Nepenthes
Spesies
: Nepenthes rigidifolia Akhriadi, Hernawati & R.Tamin
Ragam hias : Kantong tanaman
Gambar 24. Nepenthes rigidifolia
(Nepenthes rigidifolia Akhriadi, Hernawati & R.Tamin)
Batang roset pada anakan, bentuk silindris berwarna hijau kemerahan,
pada bagian yang telah tua memperlihatkan retakan kulit batang tidak teratur,
permukaan pendek berwarna coklat tua. Daun tunggal, tanpa tangkai, berwarna
hijau tua sampai hijau kemerahan, bentuk lanset sampai memanjang. Kantong
bawah seperti kendi berleher pendek berwarna hijau bercak hijau tua sampai
coklat tua, daging seperti kertas berbulu kasar dan memiliki sayap dan zona
pencernaan berbentuk bulat membesar.
49
Universitas Sumatera Utara
Potensi Tanaman Hias
Taman Wisata Alam Sicike-cike, Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II,
Kecamatan Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera
Utara
memiliki
luas
575,5
Ha.
Luas
areal
yang
digunakan
untuk
menginventarisasi tanaman hias adalah 57, 5 Ha dengan intensitas sampling yang
digunakan 10 % untuk total keseluruhan kawasan penelitian.
Potensi tanaman hias pada lokasi penelitian didapatkan setelah dilakukan
inventarisasi dan obeservasi langsung dilapangan. Potensi tanaman hias pada
lokasi penelitian disajikan pada gambar 25.
7000
6000
5000
4000
jumlah total
tanaman hias
3000
2000
1000
0
herba
Gambar 25.
semai
pancang
tiang
pohon
Jumlah total tanaman hias Taman Wisata Alam Sicike-cike Dusun
PansurNauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan,Kabupaten
Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat
50
Universitas Sumatera Utara
120
100
80
jumlah total tanaman
hias/ha
60
40
20
0
herba
Gambar 26.
semai
pancang
tiang
pohon
Jumlah total tanaman hias per hektar Taman Wisata Alam Sicikecike, Dusun PansurNauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan
Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat
Gambar 26 menunjukkan, bahwa jumlah total tanaman hias dari tingkat
semai hingga pohon adalah 8943 individu pada lokasi penelitian seluas 57,5 Ha.
Sedangkan dari gambar 26 tersebut terdapat 155 tanaman hias per hektar. Potensi
tanaman hias di Taman Wisata Alam Sicike-cike, Dusun Pansur Nauli, Desa Lae
Hole II, Kecamatan Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat
tergolong sedang. Sementara Situmorang (2010) menemukan 7620 individu
tanaman hias di kawasan hutan Taman Eden 100 Kabupaten Toba Samosir atau
terdapat 209 tanaman hias per hektar pada lokasi penelitian seluas 36,4 ha.
Gambar 26 menunjukkan terdapat 5849 potensi
tanaman hias untuk
tingkat herba atau 102 tanaman hias per hektar dari total luasan yang terdapat
pada lokasi penelitian. Sedangkan potensi tanaman hias berkayu adalah 3094
tanaman hias atau 54 tanaman hias per hektar. Jumlah tanaman hias dipengaruhi
beberapa faktor terutama iklim dan tanah. Semakin tinggi faktor tersebut maka
akan semakin tinggi jumlah tanaman hias dalam suatu komoditas hutan. Menurut
51
Universitas Sumatera Utara
Indriyanto (2008) pada kondisi iklim dan tanah yang berbeda-beda, akan dijumpai
hutan dengan komposisi jenis vegetasi serta jumlah yang berbeda pula. Masingmasing tumbuhan yang tumbuh pada tempat tersebut menghendaki persyaratan
tempat tumbuh tertentu.
Analisis Vegetasi Tanaman hias
Kainde, dkk (2011) menyatakan bahwa penguasaan suatu jenis terhadap
spesies lainnya ditentukan berdasarkan Indeks Nilai Penting (INP) yang
merupakan hasil dari penjumlahan kerapatan relatif (KR), frekuensi relaratif (FR),
dan dominansi relatif (DR). Hasil analisis data tanaman hias tingkat herba, semai,
pancang, tiang, dan pohon pada Taman Wisata Alam Sicike-cike, Dusun Pansur
Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten
Pakpak Barat disajikan pada tabel 2,3,4, dan 5.
Tabel 2. Analisis Data Tanaman Hias Tingkat Herba di Taman Wisata Alam
Sicike-cike, Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan
Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat
No
Nama Jenis Tanaman hias
Bulbophyllum lobii Lindl
K
(ind/ha)
1500
KR
(%)
1,02
1
2
Selaginella plana Hieron
26750
3
Asplenium nidus Linn
4
5
INP
0,13
FR
(%)
2,65
18,3
0,54
11,02
29,31
11125
7,61
0,35
7,14
14,75
Cymbidium sp.1
2350
1,60
0,13
2,65
4,26
2450
1,67
0,16
3,26
4,94
2125
1,45
0,12
2,44
3,90
7
Aglaonema crispum
(Pit. & Man.) D.H.Nicol
Liparis pallida ( Blume)
Lindl
Nicolaia speciosa Horan
2975
2,03
0,24
4,89
6,93
8
Canna indica L
12375
8,46
0,20
4,08
12,54
9
Bulbophyllum
tigerhiaanum
Coelogyne speciosa
(Blume) Lindl
6350
4,34
0,47
9,59
13,93
3975
2,71
0,23
4,69
7,41
6
10
F
H’
3,67
52
Universitas Sumatera Utara
No
Nama Jenis Tanaman hias
K
(ind/ha)
KR
(%)
F
11
9425
6,44
0,37
7,55
13,99
12
Bulbophyllum
binnendijkii
Paphiopedilum tonsum
6325
4,32
0,25
5,10
9,42
13
Macodes petola
950
0,64
0,02
0,40
1,05
14
11675
7,98
0,42
8,57
16,55
15
Phaius callosus
( Blume ) Lindl
Eria ornate
24400
16,7
0,69
14,08
30,76
16
Begonia robusta BI
3625
2,47
0,10
2,04
4,51
17
Pandanus amaryllifolius
Roxb
Nepenthes spectabilis
Danser
Nepenthes tobaica Danser
9075
6,20
0,32
6,53
12,73
2300
1,57
0,04
0,81
2,38
2725
1,86
0,05
1,02
2,88
Nepenthes reinwardtiana
Miq
Nepenthes
rigidifolia
Akhriadi, Hernawati &
R.Tamin
Total
2175
1,48
0,04
0,81
2,30
2175
1,48
0,04
0,81
2,30
18
19
20
21
146225
4,9
FR
(%)
INP
200
H’
2,602
Hasil perhitungan Indeks Nilai Penting tanaman hias pada lokasi
penelitian menunjukkan bahwa persentase INP dipengaruhi oleh jumlah
penemuan individu suatu spesies dan penyebaran suatu jenis dalam suatu areal
Tingginya jumlah penemuan individu suatu spesies dan frekuensi spesies, tentu
akan menyebabkan tingginya persentase kerapan relatif dan frekuensi relatif, yang
mana keduanya merupakan variabel penting yang mempengaruhi besar kecilnya
persentase INP suatu spesies.
Kerapatan individu tanaman hias tingkat semai yang memiliki kelimpahan
jenis tertinggi berdasarkan INP pada Taman Wisata Alam Sicike-cike, Dusun
Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan adalah jenis Eria ornata
sebesar 30,76 %. Dominansi spesies ini ditunjukkan oleh tingginya jumlah
penemuan individu, yakni sebanyak 976 individu yang ditemukan pada lokasi
53
Universitas Sumatera Utara
penelitian. Tingginya INP spesies ini juga didukung oleh frekuensi yang tinggi
yaitu 0,69 %, dimana spesies ini ditemukan dalam 285 plot pengamatan.
Sedangkan jenis tanaman hias yang memiliki kelimpahan jenis paling rendah
adalah Macodes petola yaitu sebesar 1,05 %. Rendahnya INP spesies ini juga
didukung oleh frekuensi penemuan yang cukup jarang, dimana frekuensi spesies
ini sebesar 0,02 %.
Spesies dengan INP tertinggi
mencerminkan
bahwa
tingginya
yang merupakan spesies dominan,
kemampuan
spesies
tersebut
dalam
menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan tempat tumbuh dan tingginya
kemampuan spesies tersebut dalam berkompetisi dengan spesies lain di
lingkungan tersebut. Sebaliknya, spesies dengan INP terendah menunjukkan
bahwa spesies tersebut kurang mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungannya
dan kurang mampu berkompetisi dengan spesies lain di lingkungan tersebut.
Berdasarkan hasil analisis data yang terdapat pada tabel 2, diperoleh bahwa
nilai H’ yang didapatkan sebesar 2,602. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
keanekaragaman jenis tanaman hias di Taman Wisata Alam Sicikeh Cikeh
tergolong sedang melimpah.Sesuai dengan pernyataan Ludwig and Reynold,
(1988) dalam Utomo, (2012) keanekaragaman jenis suatu kawasan hutan dapat
digambarkan apabila H’3 maka
keanekaragaman tergolong tinggi.
54
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Analisis Data Tanaman Hias Tingkat Semai di Taman Wisata Alam
Sicike-cike, Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan
Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat
No
Nama Jenis Tanaman hias
K
(ind/ha)
KR
(%)
F
FR
(%)
INP
1
Dracaena marginata Var
5775
17,36
0,25
39,06
56,43
2
Dacrydium elatum Wall
27475
82,63
0,39
60,93
143,57
Total
33250
0,64
200
H’
0,231
Hasil analisis data untuk tingkat semai terdapat 2 jenis tanaman hias dari
total luasan lokasi penelitian. Jumlah jenis individu tanaman hias tingkat semai
yang memiliki kelimpahan jenis yang tertinggi berdasarkan INP adalah jenis
Dacrydium elatum Wall sebesar 143,57 % yang berarti bahwa jenis ini memiliki
jumlah populasi terbesar diantara jenis-jenis yang ada. Sedangkan jenis tanaman
hias yang memiliki kelimpahan jenis paling rendah adalah Dracaena marginata
Var yaitu sebesar 56,43 %.
Berdasarkan hasil analisis data yang terdapat pada tabel 2, diperoleh
bahwa nilai H’ yang didapatkan sebesar 0,231. Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat keanekaragaman jenis tanaman hias di Taman Wisata Alam Sicikeh Cikeh
tergolong rendah dalam tingkat semai.
Tabel 4. Analisis Data Tanaman Hias Tingkat Pancang di Taman Wisata Alam
Sicike-cike, Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan
Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat
No
Nama Jenis Tanaman hias
1
Dracaena marginata Var
2
Dacrydium elatum Wall
Total
`
K
(ind/ha)
6900
KR
(%)
37,65
11425
62,35
18325
F
0,3
FR
(%)
65,22
102,87
0,16
34,78
97,13
0,46
INP
200
H’
0,331
Hasil analisis data untuk tingkat pancang terdapat 2 jenis tanaman hias
dari total luasan lokasi penelitian. Jumlah jenis individu tanaman hias tingkat
pancang yang memiliki kelimpahan jenis yang tertinggi berdasarkan INP adalah
55
Universitas Sumatera Utara
jenis Dracaena marginata Var sebesar 102,87% yang berarti bahwa jenis ini
memiliki jumlah populasi terbesar diantara jenis-jenis yang ada. Tingginya INP
spesies ini juga didukung oleh frekuensi penemuan yang cukup sering, dimana
spesies ini ditemukan dalam 123 plot pengamatan dari 413 plot pengamatan.
Frekuensi relatif Dracaena marginata Var yaitu 65,22%. Angka ini menunjukkan
bahwa jenis ini memiliki tingkat penyebaran yang lebih luas dibandingkan dengan
jenis-jenis lainnya. Sedangkan jenis tanaman hias yang memiliki kelimpahan jenis
yang paling rendah adalah Dacrydium elatum Wall yaitu 97,13 dengan jumlah
penemuan sebanyak 451 individu. Rendahnya INP spesies ini juga didukung oleh
frekuensi penemuan yang cukup jarang, dimana spesies ini ditemukan dalam 65
plot pengamatan dari 413 plot pengamatan.
Indeks keanekaragaman (H’) tanaman hias tingkat pancang pada Taman
Wisata Alam Sicike-cike, Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan
Parbuluan yang disajikan pada tabel 4 adalah 0,331. Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat keanekaragaman jenis tanaman hias tingkat pancang tergolong rendah.
Odum (1993) dalam Faza (2012) menyatakan bahwa keanekaragaman rendah
artinya kondisi hutan labil karena hutan tersebut hanya cocok untuk berbagai jenis
tertentu.
Tabel 5. Analisis Data Tanaman Hias Tingkat Tiang di Taman Wisata Alam
Sicike-cike, Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan
Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat
No
Nama Jenis Tanaman hias
K
(ind/ha)
KR
(%)
F
FR
(%)
INP
1
Dracaena marginata Var
2900
34,12
0,13
44,83
78,95
2
Dacrydium elatum Wall
5600
65,88
0,16
55,17
121,05
Total
8500
0,29
200
H’
0,321
56
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat 2 jenis tanaman hias untuk tingkat
tiang pada lokasi penelitian. Jenis tanaman hias yang memiliki nilai frekuensi
relatif tertinggi yaitu Dacrydium elatum Wall yaitu 55,17 %. Spesies ini
ditemukan dalam 34 plot pengamatan. Kerapatan relatif jenis ini juga memiliki
nilai tertinggi yaitu 65,88 %. Angka ini menunjukkan bahwa jenis ini memiliki
jumlah populasi terbesar diantara jenis-jenis yang ada. Sedangkan frekuensi relatif
terendah yaitu Dracaena marginata Var yaitu 44,83 %. Spesies ini ditemukan
dalam 53 plot pengamatan. Kerapatan relatif jenis ini juga memiliki nilai terendah
yaitu 34,12%. Angka ini menunjukkan bahwa jenis ini memiliki tingkat
penyebaran dan jumlah populasi terendah diantara jenis yang ada.
Tingkat keanekaragaman tanaman hias pada tingkat tiang yang disajikan
pada tabel 5 adalah 0,321. Hal ini menunjukkan tingkat keanekaragaman tingkat
tiang tergolong rendah.
Tabel 6. Analisis Data Tanaman Hias Tingkat Pohon di Taman Wisata Alam
Sicike-cike, Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan
Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat
No
Nama Jenis Tanaman hias
1
Dracaena marginata
Var
Dacrydium elatum Wall
2
Total
K
(ind/ha)
7275
KR
(%)
42,11
10000
17275
F
0,26
FR
(%)
63,41
INP
105,52
57,89
0,15
36,59
94,48
100
0,41
100
200
H’
0,34
Tabel 6 menunjukkan terdapat 2 jenis tanaman hias tingkat pohon di
lokasi penelitian. Dimana INP tertinggi yaitu Dracaena marginata Var. INP
terendah adalah Dacrydium elatum Wall yaitu 94,48%. Kerapatan relatif tertinggi
adalah Dacrydium elatum Wall yaitu 52,62% yang berarti jumlah individu jenis
ini paling besar yaitu 400 individu. Hal tersebut menunjukkan bahwa
57
Universitas Sumatera Utara
Dacrydium elatum Wall mempunyai kemampuan adaptasi dan reproduksi yang
tinggi pada lokasi tersebut.
Berdasarkan data analisis vegetasi tanaman hias tingkat pohon yang terdapat
pada tabel 6, diperoleh bahwa nilai H’ yang didapatkan sebesar 0,34. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman jenis kemenyan tergolong rendah.
Nilai Ekonomi Tanaman Hias
Sumberdaya hutan khususnya pada tanaman hias mempunyai nilai
sumberdaya yang cukup tinggi. Nilai ekonomi jenis-jenis tanaman hias diperoleh
dari perkalian antara total pengambilan per unit per tahun dengan harga hasil
hutan per unit per jenis barang per tahun.
Gambar 2.Wawancara dengan penjual tanaman hias
Tabel 7. Hasil Perhitungan Tanaman Hias
1
anggrek lobii
bibit
5,75
4
1
23
Persentase
n
22,2 %
2
asar asar
bibit
4,8
15
1
72
83,3 %
3
kadaka
bibit
3
12
1
36
66,7 %
4
sembidium
bibit
5,4
5
1
27
27,8 %
No
Tanaman Hias
Satuan
Xi
n
FP
TP
58
Universitas Sumatera Utara
No
Tanaman Hias
Satuan
Xi
n
FP
TP
Persentase
n
5
sri rejeki
bibit
3,25
12
1
39
66,7 %
6
anggrek liparis
bibit
5,5
4
1
22
22,2 %
7
cekala
bibit
4,9
9
1
44,1
50 %
8
kana
bibit
4,5
6
1
27
33,3 %
9
anggrek tigerhianum
bibit
3,3
6
1
19,8
33,3 %
10
anggrek cologini
bibit
5
6
1
30
33,3 %
11
anggrek binejeki
bibit
2,8
11
1
30,8
61,1 %
12
anggrek sepatu
bi