Eksplorasi Tanaman Hias Di Kawasan Hutan Taman Wisata Alam Sicike Cike Kabupaten Dairi Sumatra Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Eksplorasi adalah pelacakan atau penjelajahan atau dalam plasma nutfah
tanaman dimaksudkan sebagai kegiatan mencari, mengumpulkan, dan meneliti
jenis plasma nutfah tertentu untuk mengamankan dari kepunahan. Plasma nutfah
yang ditemukan perlu diamati sifat dan asalnya. Kegiatan ini dilaksanakan di
sentra anggrek dan daerah terisolir. Eksplorasi dilengkapi dengan denah
penjelajahan yang menggambarkan tempat tujuan eksplorasi dan data paspor
(memuat nama daerah plasma nutfah, kondisi biogeografi, dan ekologi)
(Sabran dkk, 2003).
Eksplorasi

merupakan

kegiatan

pencarian

sumber-sumber

genetic


tanaman, dalam bentuk genotype-genotipe, kultivar, klon dari alam, dari
pekarangan, bahkan dari pasar. Materi koleksi berupa biji, anakan, stek batang/
cabang untuk okulasi, umbi, rimpang, dan bonggol atau contoh kering untuk
herbarium (BPTH Litbang, 2005).
Tahun 2006 kegiatan eksplorasi Flora Kawasan Timur Indonesia,
khususnya telah melakukan perjalanan eksplorasi sebanyak 29 kali, yang
mencakup kawasan konservasi sebanyak 19 kawasan. Jumlah ini masih sedikit
jika dibandingkan dengan jumlah kawasan konservasi yang ada di kawasan
tersebut. Masih banyak kawasan konservasi yang belum

dieksplorasi untuk

menyelamatkan flora yang semakin terancam keberadaanya sejalan dengan begitu
cepatnya kerusakan kawasan konservasi, baik karena konservasi lahan, ataupun
bencana alam ( Tirta, 2011).
Tanaman hias memiliki arti penting sepanjang sejarah peradaban manusia.
Sejak dulu tanaman hias banyak digunakan untuk mengungkapkan perasaan
14
Universitas Sumatera Utara


sekaligus sebagai bahan untuk menambah keasrian lingkungan. Berbagai suku
bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin masih melestarikan kebiasaan
penggunaan tanaman hias untuk menyemarakkan upacara adat, keagamaan, dan
perayaan hari besar nasional. Pada masa kini, ketika kehidupan masyarakat mulai
mapan, penggunaan tanaman hias menjadi populer (Sabran dkk, 2003).
Kehadiran dan perkembangan keanekaragaman tanaman hias tidak luput
dari perkembangan lingkungan hijau di perkotaan danpekarangan. Faktor estetika,
kenikmatan, kebahagiaan, kenyamanan yang terangkum dalam ekosistem
pekarangan dan taman-taman kota, turut andil dalam pengembangan tanaman
hias. Keindahan visual tanaman dapat dilihat berdasarkan bentuk percabangan,
bentuk

keseluruhan,

tekstur,

warna,

dan


aroma.

Misalnya

ketapang

(Terminaliacatappa), kecubung (Datura sp.) adalah tanaman dengan sistem
percabangan yang menarik. Tanaman dengan aroma daun yang segar, misalnya
daun dilem (Pogostemon cablin), pandan wangi (Pandanus amarillifolius).
Tanaman dengan bunga harum, misalnya mawar (Rosa hybrida), melati
(Jasminumsambac), cempaka (Michelia champaca). Belum lagi dengan pohonpohon

pinggir

jalan

seperti

tanjung


(Mimusopselingi),

mahoni

(Switeniamahagoni), angsana (Pterocarpusindicus), kenari (Canarium spp.), asam
jawa (Tamarindus indica) dan banyak lagi jenis lainnya. Tidak terkecuali tanaman
hias di pekarangan yang jenis-jenis tanaman hias yang dikembangkan erat
kaitannya dengan individu pemiliknya (Maryanto dkk, 2011).
Tanaman hias yang akan ditempatkan dalam ruangan berasal dari alam
terbuka dan mempunyai sifat pembawaan yang berbeda beda, tergantung jenisnya.
Beberapa jenis mempunyai sifat pembawaan mampu hidup dalam ruangan yang

15
Universitas Sumatera Utara

minim cahaya, udara segar bahkan pada kelembaban relatif yang kurang. Jenis
jenis inilah sebetulnya yang terpilih atau disebut tanaman hias untuk ruangan,
tetap indah, sehat dan menarik meski dalam kondisi lingkungan yang minimum.
Adapula beberapa jenis tanaman yang suka hidup di bawah cahaya dan udara

yang berlimpah, tetapi jika dibawa ke ruangan dia mampu menyesuaikan dengan
lingkungan yang baru. Meskipun jenis jenis ini mampu menyesuaikan diri,
penempatan dari alam terbuka ke dalam ruangan jelas merupakan suatu
pemaksaan. Oleh karena itu, di dalam proses penyesuaiannya, kita harus
membantu menyiapkan saran yang biasa di dapat di alam, mulai dari media air,
zat zat makanan, cahaya, temperatur, kelembaban maupun udara segar (Wianta,
1990).
Tanaman hias yang akan ditempatkan dalam ruangan berasal dari alam
terbuka dan mempunyai sifat pembawaan yang berbeda beda, tergantung jenisnya.
Beberapa jenis mempunyai sifat pembawaan mampu hidup dalam ruangan yang
minim cahaya, udara segar bahkan pada kelembaban relatif yang kurang
(Wianta, 1990).
Tanaman yang mampu bertahan selama beberapa hari di dalam ruangan
tertutup lazim disebut tanaman hias indoor plant atau tanaman indoor. Ada juga
yang menyebutnya tanaman wisma sari karena dipajang untuk mempercantik
ruangan rumah. Ukuran tanamannya tidak terlalu besar atau tinggi, bahkan banyak
diantaranya yang berukuran mini. Ukuran berbatas itu sangat diperlukan agar
mudah ditata dan diangkut ke luar masuk ruangan (Redaksi Trubus, 1998).
Tanaman hias dan bunga potong secara komersil di industri pasar sangat
memperhatikan variasi morfologi, warna, aroma (fragrance) dan vaselife sebagai


16
Universitas Sumatera Utara

target utama. Penelitian dan publikasi mengenai fenologi seperti perkembangan
bunga dan buah, sampai saat ini masih kurang khususnya di daerah tropis.
Meskipun telah dilakukan penelitian mengenai beberapa varietas, akan tetapi
informasi yang dijabarkan masih kurang mendetail ( Deswiniyanti dkk, 2011).
Harga jual tanaman hias yang cukup tinggi menarik perhatian penangkar
atau pengembang baru untuk membudidayakan tanaman tersebut, dengan harapan
mendapatkan keuntungan berlipat. Selain dipengaruhi oleh tren, harga jenis
tanaman hias juga dipengaruhi oleh tingkat kesulitan cara budidaya dan
pengembangannya. Semakin sulit cara budidayanya maka akan semakin tinggi
nilai jual tanaman hias tersebut (BPTP, 2007).
Keadaan Umum Kawasan Taman Wisata Alam Sicike-Cike
Taman Wisata Alam Sicike-cike terletak di Kabupaten Dairi, sekitar 450
km dari Medan dan sekitar 30 menit dari kota Sidikalang. Taman Wisata Alam
Sicike-cike diresmikan sebagai Hutan Wisata melalui SK Menteri Kehutanan No.
78/Kpts-II/1989 tanggal 7 Februari 1989 dengan luas kawasan 575 ha yang
termasuk di Kabupaten Dairi dan Pakpak Bharat, Sumatera Utara.

Letak dan Luas
Secara administratif pemerintahan TWA Sicike-cike terletak di Dusun
Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi dan
Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara. Secara geografis terbentang antara
98o20’-98030’ BT dan 2035’-22041’ LU. I Bidang KSDA Sumatera Utara dengan
batas administrasi.
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Hutan Lindung Adian Tinjoan
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Hutan Lindung Adian Tinjoan

17
Universitas Sumatera Utara

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Lae Hole 2 Pancur Nauli
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Hutan Lindung Adian Tinjoan dan
Kecamatan Kerajaan
Potensi Kawasan
Hutan di TWA Sicike-cike sangat kaya akan tumbuhan semak, liana, herba
dan anggrek. Kelimpahannya tinggi karena hutan masih terjaga. Pohon yang
sangat tua pun masih ditemukan yaitu sampinur tali yang berdiameter lebih dari
60 cm. Hutan ini cenderung landai, kelerengannya berkisar 40%, hutan ini secara

umum mudah dilalui, hanya bagian-bagian tertentu yang sulit karena curam atau
bergambut.
Tipe vegetasi TWA Sicike-cike adalah hutan hujan tropis. Sebagaimana
karakter hutan hujan tropis pada umumnya, di TWA Sicike-cike juga terdapat
keragaman tumbuhan mulai dari tumbuhan tingkat rendah hingga tumbuhan
tingkat tinggi. Keragaman tumbuhannya terlihat berbeda mulai dari tepian hutan
hingga ketinggian 1.400 m dpl. Pada ketinggian tertentu banyak dijumpai pohon
kemenyan

(Styrax

paralleloneurum),

Maeang

(Palaquium),

jenis-jenis

Zingiberaceae (Hedychium, Zingiber, Alpinia), jenis-jenis Theaceae (Schima

wallichii,Eurya nitida), dan jenis-jenis Lauraceae (Cinnamomum, Actinodaphne).
Dengan bertambahnya ketinggian, populasi jenis-jenis tersebut semakin
berkurang, namun ada jenis lain yang populasinya bertambah, seperti sampinur
tali (Dacrydium elatum), jenis-jenis Fagaceae (Lithocarpus, Quercus), jenis-jenis
Andolok

(Syzygium,

Tristaniopsis),

Rhododendron

spp.

(Rhododendron

malayanum dan Rhododendron sessilifolium),Nepenthes spp. (N. rafflesiana,
N.reinwardtiana), dan banyak jenis anggrek lainnya (BBKSDA, 2011).

18

Universitas Sumatera Utara