Estimasi Jarak Genetik dan Faktor Peubah Pembeda Bangsa Babi (Berkshire, Duroc, Landrace dan Yorkshire) Melalui Analisis Morfometrik.

Estimasi Jarak Genetik Dan Faktor Peubah Pembeda Bangsa Babi (Berkshire, Duroc, Landrace Dan Yorkshire) Melalui Analisis Morfometrik
SKRIPSI Oleh:
Netro Banjarnahor 090306059
PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
Universitas Sumatera Utara

ESTIMASI JARAK GENETIK DAN FAKTOR PEUBAH PEMBEDA BANGSA BABI (Berkshire, Duroc, Landrace dan Yorkshire) MELALUI ANALISIS MORFOMETRIK
SKRIPSI Oleh :
NETRO BANJARNAHOR 090306059/PETERNAKAN Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
Universitas Sumatera Utara

Judul Skripsi
Nama NIM Program Studi

: Estimasi jarak genetik dan faktor peubah pembeda bangsa babi (Berkshire, Duroc, Landrace dan Yorkshire) melalui analisis morfometrik.
: Netro Banjarnahor : 090306059 : Peternakan

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing


Usman Budi S.Pt.,M.Si Ketua

Hamdan S.Pt.,M.Si Anggota

Mengetahui,
(Dr.Ir. Ma’ruf Tafsin., M.Si) Ketua Program Studi Peternakan

Tanggal lulus :

2014

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
NETRO BANJARNAHOR, 2014 : Estimasi Jarak Genetik dan Faktor Peubah Pembeda Bangsa Babi (Berkshire, Duroc, Landrace dan Yorkshire) melalui Analisis Morfometrik, dibimbing oleh USMAN BUDI dan HAMDAN.
Jarak genetik yang dekat memberikan peluang yang sedikit untuk mendapatkan heterosis dalam persilangan. Oleh karena itu jarak genetik menjadi pedoman dalam melakukan persilangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor peubah pembeda dan mengestimasi jarak genetik diantara bangsa babi (Berkshire, Duroc, Landrace dan Yorkshire). Penelitian ini dilakukan di Balai Pembibitan Ternak Unggul, Siborongborong menggunakan 17 ekor babi Berkshire, 22 ekor Duroc, 46 ekor Landrace dan babi Yorkshire 25 ekor. Pengambilan data dilakukan dengan cara mengukur tinggi pundak, tinggi pinggul, lebar pinggul, panjang badan, lingkar dada, dalam dada, panjang ekor, lingkar leher, panjang kepala, lebar kepala, panjang telinga dan lebar telinga. Data yang diperoleh diolah dengan analisis diskriminan sederhana dengan menggunakan program SAS (Statistical Analysis System) dan Dendogram menggunakan program MEGA (Molekuler Evolusioner Genetic Analysis).
Hasil analisis campuran fenotifik menunjukkan bahwa bangsa babi Yorkshire memiliki kesamaan bangsa babi Duroc (20%). Kemurnian fenotifik masing-masing bangsa babi ialah bangsa Berkshire (88,24%), bangsa Duroc (86,36%), bangsa Landrace (89,13%) dan Yorkshire (68,00%). Hasil analisis kanonikal menunjukkan faktor peubah pembeda morfologi tubuh dari keempat bangsa babi ialah lebar telinga, panjang telinga, lebar kepala, panjang kepala dan panjang ekor. Jarak genetik Mahalanobis menunjukkan bahwa bangsa babi Berkshire dengan bangsa babi Yorkshire memiliki jarak genetik yang dekat, sebaliknya bangsa babi Duroc dengan bangsa babi Landrace memiliki jarak genetik yang jauh. Kata kunci: babi, morfologi, jarak genetik
Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT
NETRO BANJARNAHOR, 2014 : Genetic Distance Estimation and Variable Differential Factor of pig breeds (Berkshire, Duroc, Landrace and Yorkshire) through Morphometrics analysis. Under supervisied by USMAN BUDI and HAMDAN.
Genetic distances provide little opportunity to obtain heterosis in crosses. Therefore the genetic distance be a guide in conducting cross. Research on conducted to identify factors differentiating variables and estimate the genetic distance between the pig breeds (Berkshire, Duroc, Landrace and Yorkshire). This research was conducted in the Superior Livestock Breeding Center, Siborongborong using 17 Berkshire pigs, 22 Duroc pigs, 46 Landrace pigs and 25 Yorkshire pigs. Data collection was done by measuring the observed variables are shoulder height, hip height, hip width, body length, chest girth, inchest, tail length, neck circumference, head length, head width, ear length and ear width. The data obtained were processed using a simple discriminant analysis using the SAS program (Statistical Analysis System) and Dendogram using the program MEGA (Molecular Evolutionary Genetic Analysis).
The results of the analysis show that the phenotypically mixture Yorkshire pigs have in common breeds Duroc pigs (20%). Phenotypically purity of each breeds is a breeds of Berkshire pigs (88.24%), Duroc pigs (86.36%), Landrace pigs (89.13%) and Yorkshire pigs (68.00%). The results of the canonical analysis showed variable distinguishing factor body morphology is ear width, ear length, head width, head length and tail length. Mahalanobis genetic distance showed breeds Berkshire with breeds Yorkshire has a close genetic distance, while the breeds Duroc with breeds Landrace has a genetic distance away. Keywords : pig , morphological , genetic distance
Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Hutapaung pada tanggal 18 Februari 1991 dari ayah Jamantir Banjarnahor dan Ibu Duma Lumban Gaol. Penulis merupakan putra kelima dari tujuh bersaudara.
Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri I, Pollung dan pada tahun yang sama masuk ke Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur ujian tertulis Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Peternakan (IMAPET), anggota Ikatan Mahasiswa Kristen Peternakan (IMAKRIP), tahun 2012 sebagai ketua perayaan Natal keluarga besar Ikatan Mahasiswa Kristen Peternakan (IMAKRIP), aktif dalam Komisi Pembinaan AKK (Anggota Kelompok Kecil) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kebaktian Mahasiswa Kristen (KMK) USU Unit Pelayanan Fakultas Pertanian pada periode 2013. Selain itu penulis juga aktif dalam organisasi esktrauniversitas yaitu Persatuan Muda-Muda Hutapaung Se-Kodya Medan (PMHM) menjabat sebagai ketua Badan Pengurus Harian (BPH) pada periode 2012/2013.
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Kabupaten Samosir mulai bulan Juli sampai Agustus 2012.
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Allah Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian yang berjudul “Estimasi jarak genetik dan faktor peubah pembeda bangsa babi (Berkshire, Duroc, Landrace dan Yorkshire) melalui analisis morfometrik” .
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada orangtua penulis yaitu J. Banjarnahor dan D.Lumban Gaol yang senantiasa mendidik dan mendukung penulis selama ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada bapak Usman Budi S.Pt. M.Si selaku ketua komisi pembimbing dan kepada bapak Hamdan S.Pt., M.Si selaku anggota pembimbing atas segala bimbingan dan arahan dalam penelitian ini. Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada Ibu Ir. Tri Hesti Wahyuni MSc dan Bapak Ir.Edhy Mirwandhono MSi selaku dosen undangan yang telah memberikan berbagai masukan pada penulis dan kepada staf anak kandang Balai Pembibitan Ternak Unggul Kerbau dan Babi (BPTU) Siborong-borong dalam kerjasama pengambilan data.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikannya di selanjutnya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI


ABSTRAK ................................................................................................... ABSTRACT ................................................................................................... RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... KATA PENGANTAR .................................................................................. DAFTAR TABEL ........................................................................................ DAFTAR GAMBAR.................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. PENDAHULUAN Latar Belakang ............................................................................................. Tujuan Penelitian.......................................................................................... Kegunaan Penelitian .....................................................................................

i ii iii iv vi vii viii
1 3 3

TINJAUAN PUSTAKA Babi ............................................................................................................ Babi Landrace............................................................................................... Babi Duroc ................................................................................................... Babi Yorkshire ............................................................................................. Babi Berkshire.............................................................................................. Fenotifik ....................................................................................................... Keragaman Fenotifik .................................................................................... Karakterisasi................................................................................................. Morfologi dan Morfometrik .......................................................................... Analisis Diskriminan .................................................................................... Analisis Kanonikal ....................................................................................... Jarak Genetik................................................................................................ Pohon Filogenik............................................................................................

4 4 5 6 6 7 7 8 8 9 10 10 11

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................................... Bahan dan Alat Penelitian.............................................................................
Bahan .................................................................................................... Alat........................................................................................................ Metode Analisis............................................................................................ Pengukuran Bagian Tubuh............................................................................ Analisis Data ................................................................................................ Sifat Kuantitatif ..................................................................................... Analisa Morfometrik .............................................................................

14 14 14 14 14 15 17 17 17

HASIL DAN PEMBAHASAN Perbandingan Morfometrik Babi Jantan ........................................................ Perbandingan Morfometrik Babi Betina........................................................ Perbandingan Morfometrik Bangsa Babi....................................................... Nilai Campuran Fenotifik Bangsa Babi......................................................... Peta Penyebaran Bangsa Babi ....................................................................... Penentuan Estimasi Jarak Genetik dan Dendogram antar Bangsa Bai............

19 21 24 27 28 29

Universitas Sumatera Utara


KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... Kesimpulan .................................................................................................. Saran ............................................................................................................ DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... LAMPIRAN .................................................................................................

32 32 32 33 34

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL
No. Hal. 1. Rataan, simpangan baku, koefisien keragaman ukuran-ukuran
tubuh babi jantan .................................................................................. 19 2. Rataan, simpangan baku, koefisien keragaman ukuran-ukuran
tubuh bangsa babi betina ....................................................................... 21 3. Rataan, simpangan baku, koefisien keragaman ukuran-ukuran
tubuh bangsa babi ................................................................................. 24 4. Total struktur kanonikal bangsa babi ..................................................... 26 5. Persentase kesamaan fenotifik dalam bangsa dan antar bangsa
babi berkshire, duroc, landrace dan yorkshire........................................ 28 6. Matriks jarak genetik bangsa babi ......................................................... 30
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR
No. Hal. 1. Bagian-bagian tubuh yang diukur.......................................................... 16 2. Plot kanonikal penyebaran bangsa babi ................................................. 29 3. Dendogram bangsa babi Berkshire, Yorkshire, Duroc dan Landrace......................................................................................... 30
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal. 1. Data ukuran-ukuran tubuh bangsa babi (Berkshire, Duroc, Landrace dan Yorkshire) ............................................................................................. 34 2. Output SAS DISCRIM, CANDISC dan GLM....................................... 37
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
NETRO BANJARNAHOR, 2014 : Estimasi Jarak Genetik dan Faktor Peubah Pembeda Bangsa Babi (Berkshire, Duroc, Landrace dan Yorkshire) melalui Analisis Morfometrik, dibimbing oleh USMAN BUDI dan HAMDAN.
Jarak genetik yang dekat memberikan peluang yang sedikit untuk mendapatkan heterosis dalam persilangan. Oleh karena itu jarak genetik menjadi pedoman dalam melakukan persilangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor peubah pembeda dan mengestimasi jarak genetik diantara bangsa babi (Berkshire, Duroc, Landrace dan Yorkshire). Penelitian ini dilakukan di Balai Pembibitan Ternak Unggul, Siborongborong menggunakan 17 ekor babi Berkshire, 22 ekor Duroc, 46 ekor Landrace dan babi Yorkshire 25 ekor. Pengambilan data dilakukan dengan cara mengukur tinggi pundak, tinggi pinggul, lebar pinggul, panjang badan, lingkar dada, dalam dada, panjang ekor, lingkar leher, panjang kepala, lebar kepala, panjang telinga dan lebar telinga. Data yang diperoleh diolah dengan analisis diskriminan sederhana dengan menggunakan program SAS (Statistical Analysis System) dan Dendogram menggunakan program MEGA (Molekuler Evolusioner Genetic Analysis).
Hasil analisis campuran fenotifik menunjukkan bahwa bangsa babi Yorkshire memiliki kesamaan bangsa babi Duroc (20%). Kemurnian fenotifik masing-masing bangsa babi ialah bangsa Berkshire (88,24%), bangsa Duroc (86,36%), bangsa Landrace (89,13%) dan Yorkshire (68,00%). Hasil analisis kanonikal menunjukkan faktor peubah pembeda morfologi tubuh dari keempat bangsa babi ialah lebar telinga, panjang telinga, lebar kepala, panjang kepala dan panjang ekor. Jarak genetik Mahalanobis menunjukkan bahwa bangsa babi Berkshire dengan bangsa babi Yorkshire memiliki jarak genetik yang dekat, sebaliknya bangsa babi Duroc dengan bangsa babi Landrace memiliki jarak genetik yang jauh. Kata kunci: babi, morfologi, jarak genetik
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
NETRO BANJARNAHOR, 2014 : Genetic Distance Estimation and Variable Differential Factor of pig breeds (Berkshire, Duroc, Landrace and Yorkshire) through Morphometrics analysis. Under supervisied by USMAN BUDI and HAMDAN.
Genetic distances provide little opportunity to obtain heterosis in crosses. Therefore the genetic distance be a guide in conducting cross. Research on conducted to identify factors differentiating variables and estimate the genetic distance between the pig breeds (Berkshire, Duroc, Landrace and Yorkshire). This research was conducted in the Superior Livestock Breeding Center, Siborongborong using 17 Berkshire pigs, 22 Duroc pigs, 46 Landrace pigs and 25 Yorkshire pigs. Data collection was done by measuring the observed variables are shoulder height, hip height, hip width, body length, chest girth, inchest, tail length, neck circumference, head length, head width, ear length and ear width. The data obtained were processed using a simple discriminant analysis using the SAS program (Statistical Analysis System) and Dendogram using the program MEGA (Molecular Evolutionary Genetic Analysis).
The results of the analysis show that the phenotypically mixture Yorkshire pigs have in common breeds Duroc pigs (20%). Phenotypically purity of each breeds is a breeds of Berkshire pigs (88.24%), Duroc pigs (86.36%), Landrace pigs (89.13%) and Yorkshire pigs (68.00%). The results of the canonical analysis showed variable distinguishing factor body morphology is ear width, ear length, head width, head length and tail length. Mahalanobis genetic distance showed breeds Berkshire with breeds Yorkshire has a close genetic distance, while the breeds Duroc with breeds Landrace has a genetic distance away. Keywords : pig , morphological , genetic distance
Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang Babi adalah ternak monogastric dan bersifat prolific (banyak anak tiap
kelahiran), pertumbuhannya cepat dan dalam umur enam bulan sudah dapat dipasarkan. Selain itu ternak babi efisien dalam mengkonversi berbagai sisa pertanian menjadi daging. Jika dilihat dari sifat kuantitatif dan kualitatif maka akan terapat perbedaan ternak tersebut.
Dari sebanyak 87 bangsa babi terkenal didunia paling sedikit 10 bangsa telah dikembangkan di Indonesia antara lain Landrace, Yorkshire, Duroc, Tamworth, dan Sadle Back. Babi ini umumnya sudah berupa persilangan yang diusahakan pada perusahaan komersial sehingga bangsa murni sulit ditemukan (Aritonang, 1981). Bangsa babi tersebut memiliki sifat-sifat kualitatif yang berbeda dan relatif seragam dalam bangsanya (Lasley, 1978).
Sifat-sifat yang diinginkan peternak adalah sifat yang bermanfaat atau menguntungkan, seperti daya produksi tinggi, jumlah dan bobot anakan saat lahir yang baik, atau pertumbuhan cepat, mortalitas rendah serta efisiensi penggunaan makanan yang tinggi (Fahmy dan Bernard, 1972).

Produktivitas ternak ditingkatkan melalui perbaikan genetis dengan seleksi dan perkawinan serta melalui perbaikan lingkungannya (Lasley, 1978).
Untuk mencapai sasaran tingkat produktivitas yang diinginkan maka semua faktor penentu dikaji potensinya dan melalui tehnik pelaksanaan diramalkan prospeknya melalui penerapan syarat-syarat mutu bibit yang lazim dilakukan pada pusat pembibitan ternak (Ditjennak, 1982).
Universitas Sumatera Utara

Salah satu metode perbedaan fenotip dapat dimanfaatkan untuk mengetahui jarak genetik adalah analisis keragaman (Komenes, 1999). Keragaman fenotip dapat diketahui dengan mengukur bagian-bagian tubuh atau morfometrik. Pengukuran ukuran tubuh digunakan untuk membedakan keragaman baik ukuran maupun bentuk tubuh. analisis keragaman dan korelasi banyak digunakan dalam mengkarakterisasi hubungan sifat-sifat fenotip dan genetik (Salako dan Ngere, 2002).
Untuk meningkatkan produksi ternak salah satunya yang diperhatikan ialah faktor genetik, ternak yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dapat diduga akan kecil peluangnya untuk meningkatkan heterosis dalam persilangannya. Maka sebelum melakukan perkawinan perlu diperhatikan jarak genetik antar ternak. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan sifat yang lebih unggul atau yang manguntungkan.
Daerah Tapanuli merupakan salah satu sentra produksi babi. Babi yang sering diproduksi ialah Landrace, Duroc, Yorkshire dan Berskhire. Keempat bangsa ini diproduksi dan didapatkan dari BPTU Siborong-borong. Hal ini mempermudah masyarakat dalam mendapatkan bibit untuk beternak dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kebutuhan protein hewani.
Untuk meningkatkan produksi babi tidak cukup hanya pemberian pakan, manajemen lingkungan melainkan faktor genetik. Hubungan kekerabatan yang dekat atau jarak genetik yang rendah memiliki peluang yang kecil untuk mendapatkan sifat-sifat yang unggul. Maka perlu diketahui jarak genetiknya dari keeampat bangsa tersebut sebelum melakukan persilangan. Jarak genetik bisa menjadi pedoman melakukan persilangan.
Universitas Sumatera Utara

Tujuan Penelitian Mengetahui keragaman morfometrik, peubah yang dapat membedakan
dari empat bangsa babi (Landrace, Duroc, Yorshire dan Berkshire) dan mengestimasi jarak genetik babi (Landrace, Duroc, Yorkhsire, Berkshire) sehingga menjadi pedoman dalam melakukan persilangan. Hipotesis Penelitian
Adanya keragaman morfometrik babi (Landrace, Duroc, Yorkshire, Berkshire) akan terdapat faktor peubah pembeda dan dapat terlihat jarak genetik. Kegunaan Penelitian
Sebagai bahan informasi bagi masyarakat maupun instansi pemerintah yang terkait dalam menentukan kebijakan pemuliaan ternak babi (Landrace, Duroc, Yorkshire, Berkshire) serta bagi kalangan akademik (mahasiswa, dosen dan para peneliti) dalam melanjutkan atau bahan pertimbangan dalam menerapkan konsep pemuliaan.
Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Babi


Semua babi memiliki karakteristik yang sama kedudukannya dalam

sistematika hewan. Sihombing (1997) menyatakan sebagai berikut :

Filum Sub Filum Marga Kelas Ordo Genus Species

: Chordata : Vertebrata (bertulang belakang), : Gnatostomata (mempunyai rahang), : Mamalia (menyusui), : Artiodactyla (berjari/berkuku genap), : Sus,
: Sus scrofa, Sus vittatus/Sus strozzli, Sus cristatus, Sus leucomystax, Sus celebensis, Sus verrucosus, Sus barbatus

Sifat-sifat fisik yang tampak pada babi adalah warna tubuh, besar dan

gemuk serta cepat dewasa. Sifat fisik berdasarkan warna bulu digolongkan

menjadi 5, yakni: putih, hitam, coklat atau kemerah-merahan, berselempang

(belted) dan bercak-bercak (spotted). Sifat fisik yang tampak pada babi

berdasarkan besar dan kegemukan dapat dibagi menjadi 2, yakni: tipe babi besar

yaitu bila babi besar dan lambat dewasa (cold blood atau tipe rainbow), dan tipe


babi kecil yaitu bila babi kecil dan cepat dewasa digolongkan dalam babi berdarah

panas (hot blood atau chuffy). Sedangkan sifat fisik yang tampak pada babi

berdasarkan kecepatan dewasa artinya penggolongan babi dalam laju kecepatan

babi untuk mencapai tahap dewasa (Tanaka et al, 1980).

Babi Landrace Babi landrace merupakan babi yang berasal dari Denmark, termasuk babi
bacon yang berkualitas tingi. Babi Landrace sangat populer sehingga dikembangkan juga di Amerika Serikat, Australia, dan Indonesia, yakni American

Universitas Sumatera Utara

Landrace dan Australian Landarce. Babi ini berwarna putih, terkenal babi bertubuh panjang seperti busur, besar, lebar, bulu halus, dan juga kakinya panjang. Babi ini terkenal sangat profilik hingga kini babi ini juga yang terbukti paling banyak per kelahiran, serta presentase dagingnya tinggi. Tulang rusuknya 16-17 pasang dan sampai kini puting susu babi inilah yang terbanyak diantara bangsa babi unggul. Babi jantan dewasa berbobot sekitar 320-410 kg dan induk berbobot 250-340 kg. Kelemahan babi ini adalah kaki belakang yang lemah terutama saat induk bunting, dan hasil daging yang pucat (Sihombing, 2006).
Babi Landrace merupakan babi tipe bacon yang sangat istimewa. Badannya panjang, berwarna putih. Banyak digunakan dalam persilangan dengan babi-babi di Asia Tenggara. Babi ini mempunyai kelemahan pada kaki dan kurang tahan terhadap sinar matahari (Wartomo, 1994).
Ciri-ciri yang dimiliki babi landrace tubuh panjang, besar (lebar) dan dalam, warna putih dengan bulu yang halus, kepala kecil agak panjang, dengan telinga terkulai, leher panjang, punggung membentuk seperti busur, bahu rata dan halus, kaki letaknya baik dan kuat, dengan paha yang bulat dan tumit, putting susu 6-7 buah (Sinaga, 2010).
Babi Duroc Babi Duroc merupakan persilangan dari dua bangsa babi yaitu Jersey Reds
dengan Duroc dari New York. Warnanya merah terang hingga gelap dan merah cherry, kukunya hitam kukunya padat dan prolific, serta mudah stress terhadap perubahan lingkungan. Babi duroc betina memiliki litter size yang tinggi. Babi jantan dewasa umumnya berbobot 295 – 455 kg, induk umunya berbobot sekitar 275 – 320 kg (Sihombing, 2006).
Universitas Sumatera Utara


Ciri-ciri yang dimiliki babi Duroc ialah tubuh panjang dan besar, warna merah yang bervariasi mulai dari merah muda samapi merah tua, punggung berbentuk busur yang dimulai dari leher sampai ekor dengan titik tertinggi di tengah, kepala sedang dengan telinga terkulai kedepan dan mukannya agak cekung (Sinaga, 2010).
Babi Yorkshire Babi Yorkshire berasal dari inggris dan dibeberapa Negara ada yang
menamakannya Large White. Ada dua tipe yang berbeda pada bangsa Yorkshire yaitu Large Yorkshire dan Middle Yorkshire. Warna Yorkshire putih tetapi adakalanya terdapat totol pigmen hitam di kulit serta memiliki kualitas daging yang tinggi. Babi jantan dewasa berbobot sekitar 320 – 455 kg dan induk berbobot sekitar 225 – 365 kg (Sihombing, 2006).
Babi Yorkshire merupakan babi besar, panjang, dan berwarnah putih. Babi ini mempunyai efisiensi penggunaan pakan yang baik. Didaerah tropik, babi ini digunakan sebagai penghasil pork, kelemahannya peka terhadap teriknya sinar matahari (Wartomo, 1994).
Babi Yorkshire dikenal dengan large white, ini berwarna putih dengan muka oval, telinga tegak, persentase karkasnya tinggi (Sinaga, 2010).
Babi Berkshire Babi Berkshire merupakan babi yang berukuran besar, berwarna hitam,
moncong panjang dan bengkok, badan panjang dengan kaki yang pendek. Dewasa ini telah dikembangkan adanya babi Berkshire modern berukuran sedang, berwarna hitam dengan belang putih di hidung, kaki dan ekornya. Telingannya tegak, garis profil konkaf (Wartomo, 1994).
Universitas Sumatera Utara

Fenotifik Setiap sifat yang diekspresikan seekor hewan disebut fenotipe.
Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat penting yang bernilai ekonomis, atau penciri dari varietas yang bersangkutan. Karakterisasi dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif (Noor. 2008).
Salah satu metode dengan melihat adanya perbedaan fenotip dan genotip akibat adanya seleksi dan mutasi dapat juga dimanfaatkan untuk mengetahui jarak genetik adalah analisis keragaman (Komenes, 1999). Keragaman Fenotip
Pada dasarnya keragaman fenotip merupakan keragaman yang dapat diamati disebabkan oleh adanya keragaman genetik dan keragaman lingkungan. Sumber keragaman lainnya adalah keragaman yang timbul akibat interaksi antar faktor genetic dengan faktor lingkungan. Keragaman genetik bisa disebabkan oleh gen-gen aditif dan juga gen yang tidak aditif. Aksi gen yang tidak aditif ini bisa disebabka oleh aksi gen dominan dan aksi gen epistasis. Jadi secara lengkap keragaman fenotipik dipengaruhi oleh keragaman aditif, keragaman gen dominan, keragaman interaksi genetic dan lingkungan, keragaman lingkungan (faktor iklim, cuaca, makanan, penyakit dan system manajemen) dan keragaman gen epistasis (Noor, 1995). Keragaman dalam populasi dibedakan keragaman fenotipik dan keragaman genetik (Noor, 2008).
Falconer dan Mackay (1996) menjelaskan bahwa keragaman genetik dapat terjadi karena adanya proses mutasi akibat seleksi, perkawinan silang atau bencana alam yang dapat berakibat hilang atau hanyutnya gen.
Universitas Sumatera Utara

Karakterisasi Karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-
sifat penting yang bernilai ekonomis, atau yang merupakan penciri dari rumpun yang bersangkutan. Karakterisasi merupakan langkah penting yang harus ditempuh apabila akan melakukan pengelolaan sumberdaya genetik secara baik (Chamdi, 2005).
Karakterisaasi dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Sifat kuantitatif adalah sifat-sifat produksi dan reproduksi atau sifat yang dapat diukur. Ekspresi sifat ini ditentukan oleh banyak pasangan gen dan dipengaruhi oleh lingkungan, baik internal (umur dan seks) maupun eksternal (iklim, pakan, penyakit dan pengelolaan) (Noor, 2008).

Ukuran-ukuran tubuh sering dipakai secara rutin sebagai parameter pengganti dalam menduga bobot hidup ternak, sedangkan analisis keragaman dan korelasi banyak digunakan dalam mengkarakterisasi hubungan sifat-sifat fenotip dan genetik (Salako dan Ngere, 2002). Morfologi dan Morfometrik
Morfologi adalah ilmu tentang anatomi ukuran dan bentuk serta sifat eksternal suatu individu. Ilmu ini menunjukkan perbedaan bentuk dan ukuran suatu species dalam populasi atau kelompok. Dalam hal ini mencakup bentuk, kerangka, dan konformasi tubuh. Morfometrik adalah ukuran bagian - bagian tubuh suatu individu. Bagian ini mencakup bagian dalam dan bagian terluar (Matsik dan Summertajaya, 2002).
Universitas Sumatera Utara

Analisis Diskriminan Analisis diskriminan digunakan untuk mengklasifikasikan individu-
individu ke dalam dua atau lebih kelompok (populasi) berdasarkan pengukuranpengukuran tertentu. Kriteria pengelompokan berguna untuk mengetahui datadata yang dikelompokkan dalam suatu populasi yang sesungguhnya secara statistik berada pada pada kelompok populasi yang lain (Afifi dan Clark, 1996).
Populasi data yang digunakan diketahui dengan jelas dan tiap-tiap individu merupakan bagian dari salah satu populasi tersebut. Analisis diskriminan sering juga disebut sebagai analisis diskiminan linier sesuai dengan metode Fisher dan analisis kanonikal (Wiley, 1981).
Analisis Diskriminan dilakukan dengan menggunakan program SAS untuk mendapatkan jarak genetik dan kanonikal. Dendogram atau pohon filogenetik dibuat berdasarkan matriks jarak genetik dengan metode UPGMA menurut Nei (1987). Konstruksi dendogram dibuat dengan program MEGA (Kumar dan Nei, 1993).
Analisis diskriminan linier merupakan analisis diskriminan yang melibatkan dua kelompok populasi sedangkan analisis kanonikal digunakan untuk menguji lebih dari dua kelompok populasi. Wiley (1981) menyatakan bahwa analisis diskriminan dirancang untuk meminimalkan variasi dalam kelompok dan memaksimalkan variasi antar kelompok sehingga akan diperoleh pemisahan yang terbaik.
Gazpers (1992) menyatakan bahwa analisis diskriminan dapat dipergunakan untuk memperoleh jarak Mahalanobis (D2) antar kelompok dan mengetahui variabel-variabel penciri yang membedakan kelompok-kelompok
Universitas Sumatera Utara

populasi yang ada. Analisis diskriminan juga dapat digunakan sebagai kriteria pengelompokan berdasarkan perhitungan statistik terhadap kelompok yang telah diketahui dengan jelas pengelompokannya.
Analisis Kanonikal Analisis kanonikal dilakukan untuk menentukan peta penyebaran dan nilai
kesamaan dan campuran di dalam dan di antara kelompok ternak (Herrera et al., 1996). Analisis ini juga dipakai untuk menentukan beberapa peubah dari ukuran fenotipik yang memiliki pengaruh kuat terhadap penyebab terjadinya pengelompokan ternak (pembeda kelompok) (Gunawan dan Sumantri, 2008).
Jarak Genetik Jarak populasi dalam klasifikasi atau pengelompokkan ternak
menggambarkan perbedaan nilai suatu ciri antara kelompok ternak yang dibandingkan (Ridley, 1991).
Karakeristik yang dapat digunakan untuk mengukur jarak dalam pengelompokan adalah ciri morfologi, kariotipe, karakteristik biokimia, fisiologi, tingkah laku, ekologi dan biogeografi (Wiley, 1981).
Jarak genetik adalah statistika yang menyimpulkan sejumlah perbedaan genetik yang diamati antar populasi atau spesies yang diamati (Freeman dan Herron, 2004).
Jarak genetik adalah tingkat perbedaan genomik antar populasi atau spesies yang diukur oleh beberapa kuantitas numerik (Nei, 1987). Parameterparameter genetik yang digunakan untuk mengukur jarak antar populasi dapat digunakan untuk menggambarkan jarak genetik antar populasi tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Pengukuran jarak untuk karakter kuantitatif yang paling sering digunakan adalah statistik Mahalanobis (D2).
Nei (1987) menyatakan bahwa pengukuran paling sederhana dari jarak genetik diberi nama Jarak Genetik Minimum (Dm) dan dimaksudkan untuk mengukur jumlah minimum dari perbedaan kodon per lokus. Perbedaan antar Jarak Genetik Minimum (Dm), Jarak Genetik Standar (D), dan Jarak Genetik Maksimum (D’) pada ras lokal dalam satu spesies pada umumnya sangat kecil dan dari semua pengukuran tersebut terdapat penyelesaian yang sama tentang diferensiasi genetik dari populasi. Pengujian jarak standar dapat dilakukan dengan uji jarak minimum jika terdapat perbedaan yang signifikan dari jarak minimun data tersebut. Analisis pada tingkat DNA seperti analisis polimorfisme protein darah akan memberikan hasil yang lebih akurat untuk menentukan jarak genetik.
Hasil penelitian Kim et al, (2005) dengan metode analisis tingkat DNA menggunakan 16 penanda mikrosatelit menyatakan jarak genetik bangsa babi Landrace dengan Yorkshire lebih dekat, dan jarak genetik antara Duroc dengan Landrace lebih jauh.
Pohon Filogenik Pohon filogenetik merupakan sebagai diagram estimasi yang
menggambarkan hubungan asal-usul atau nenek moyang dan keturunan dari spesies atau populasi. Pohon filogenetik disebut juga sebagai pohon evolusi (Freeman dan Herron, 2004).
Pohon filogenetik menggambarkan hubungan silsilah antar organisme atau populasi dalam sebuah diagram. Pohon filogenetik menyajikan gambar yang mewakili aliran evolusi dari spesies atau individu yang lebih dahulu sampai
Universitas Sumatera Utara

spesies atau populasi yang terbaru. Pohon filogenetik pada awalnya hanya menggambarkan hubungan spesies dan taxa atau kumpulan kelompok organisme yang lebih besar dengan menggunakan garis untuk mewakili spesifikasi yang terjadi, Dendogram dan cladogram merupakan pohon filogenetik yang seluruhnya menggambarkan hubungan evolusioner spesies atau populasi, menyatakan bahwa dendogram adalah diagram bercabang yang memuat hubungan antar spesies atau populasi berdasarkan pada beberapa kriteria tertentu (Wiley, 1981).
Cladogram merupakan Pohon evolusi yang dibuat dengan menyertakan pengaruh pengaruh synapomorphies atau pemisahan spesies (populasi) karena terjadinya perubahan dari sifat-sifat awal ( Freeman dan Herron, 2004).
Perubahan-perubahan tersebut dapat terjadi karena mutasi, seleksi dan genetic drift. Cladogram sebagai pohon filogenetik yang dirancang sesuai dengan peristiwa sejarah yang terjadi terhadap spesies atau populasi tersebut (Wiley ,1981).
Metode yang umum digunakan untuk merancang pohon filogenetik adalah dengan menggunakan matriks jarak genetik dan maximum parsimony methods. Konstruksi pohon filogenetik dengan metode matriks jarak genetik dapat dilakukan dengan lebih luas sebab jarak genetik dapat diperoleh dengan melakukan pengamatan pada beberapa parameter. Metode maximum parsimony pada umumnya lebih terbatas penggunannya dalam konstruksi pohon filogenetik sebab menggunakan data sekuen asam amino atau nukleotida Nei (1987).
Ridley (1991) menyatakan bahwa terdapat dua statistik jarak filogeni yaitu jarak ciri terdekat dan jarak ciri rata-rata. Jarak rata-rata terdekat secara berurutan akan membentuk kelompok dengan menggabungkan subkelompok yang memiliki
Universitas Sumatera Utara

ciri terdekat sedangkan jarak ciri rata-rata akan membentuk subkelompok dengan jarak terdekat rata-rata.
Nei (1987) menyatakan bahwa metode UPGMA (Unweighted Pair-Gruop Method with Arithmetic Mean) merupakan metode perancangan dendogram dengan menggunakan jarak rata-rata.
Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Jl. Balige Balai Pembibitan Ternak Unggul
Kerbau dan Babi (BPTU) Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara, Bulan September sampai November 2013. Bahan dan Alat Penelitian Bahan
Keseluruhan ternak yang diamati 110 ekor yang berumur 1-2 tahun yang terdiri dari : 46 ekor babi Landrace (betina 42 ekor dan 4 ekor jantan), 25 ekor babi Yorkshire (betina 22 dan 3 ekor jantan), 22 babi Duroc (18 ekor betina, 4 ekor pejantan), 17 babi Berkshire (11 ekor betina dan 6 ekor jantan). Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah pita ukur (cm) dan tongkat ukur (cm), Alat tulis dan lembar data digunakan untuk mencatat hasil pengamatan dan pengukuran, perangkat lunak SAS (Statistical Analysis System) dan MEGA (Molekuler Evolusioner Genetic Analysis) digunakan untuk menganalisis data. Metode Analisis
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriftif dan analisis diskriminan.
Universitas Sumatera Utara

Pengukuran Bagian Tubuh Bagian-bagian tubuh babi yang diukur adalah tinggi pundak, tinggi pinggul,
lebar pinggul, panjang badan, lingkar dada, dalam dada, lingkar leher, lebar dada. panjang kepala dan lebar kepala. Seluruh ukuran tubuh diukur dalam satuan cm. Bagian-bagian tubuh yang diukur antara lain:
1. Tinggi pundak merupakan jarak tertinggi pundak melalui belakang scapula tegak lurus ke tanah diukur dengan menggunakan tongkat ukur
2. Tinggi pinggul adalah jarak tertinggi pinggul secara tegak lurus ke tanah, diukur dengan menggunakan tongkat ukur
3. Lebar pinggul diukur menggunakan tongkat ukur sebagai jarak lebar antara kedua sendi pinggul
4. Panjang badan merupakan jarak garis lurus dari tepi tulang Processus spinocus sampai dengan benjolan tulang lapis (Os ischium), diukur dengan tongkat ukur.
5. Lingkar dada diukur melingkar tepat dibelakang scapula menggunakan pita ukur
6. Dalam dada merupakan jarak antara titik tertinggi pundak dan tulang dada, diukur dengan menggunakan tongkat ukur
7. Panjang ekor diukur dengan pita ukur, mulai dari pangkal ekor hingga ujung. 8. Lingkar leher diukur melingkar pada pertengahan pundak dengan telinga
diukur dengan pita ukur.
Universitas Sumatera Utara

Gambar 1. Bagian-bagian tubuh yang diukur.

Keterangan gambar :

1. Tinggi pundak (TP)

7. Panjang ekor (PE)

2. Tinggi pinggul (TPi)

8. Lingkar leher (LL)

3. Lebar pinggul (LPi)

9. Panjang kepala (PKe)

4. Panjang badan (PB)

10. Lebar kepala (LK)

5. Lingkar dada (LD)

11. Panjang telinga (PT)

6. Dalam dada (Dd)

12. Lebar telinga (LT)

9. Panjang kepala (cm), diukur pada posisi tengah kepala di antara dua tanduk sampai ke bagian mulut menghitam dengan menggunakan pita ukur,
10. Lebar kepala (cm), diukur jarak kedua sisi tulang pipi dengan menggunakan pita ukur.

Universitas Sumatera Utara

11. Panjang telinga (cm), diukur dengan pita ukur, dari pangkal telinga hingga ke ujung telinga.
12. Lebar telinga (cm), diukur dari bagian tengah telinga dimulai dari kiri hingga kekanan.

Analisis Data

Sifat Kuantitatif. Analisis statistik deskriptif ditunjukkan untuk memperoleh karakterisas
ukuran -ukuran tubuh pada babi. Analisis ini dilakukan dengan menghitung nilai rataan (X), simpangan baku (s) dan koefisien keragaman (KK) dengan prosedur statistik berikut menurut Walpole (1982).

� ∑−1



�∑−1�−�2
−1

KK

=



�100%�

Keterangan : X : rata-rata S : simpangan baku Xi : ukuran ke-i dari peubah x n : jumlah sampel yang diambil dari populasi KK : koefisien keragaman

Untuk membandingkan kelompok antar rumpun kelinci dilakukan uji-t dengan

menggunakan rumus sebagai berikut Walpole (1995) :

t = ̅1− ̅2

h

�∑�X1j− X�1�2
1 (n1− 1)

+

∑�X2j−X�21

2 �

2 (n2− 1)

Keterangan:
th X1 X2 Xij X2j n1, n2

= nilai t hitung = rataan sampel pada kelompok ke-1 = rataan sampel pada kelompok ke-2 = nilai pengamatan ke-j pada kelompok pertama = nilai pengamatan ke-j pada kelompok kedua = jumlah sampel pada kelompok ke- 1 dan ke-2

Universitas Sumatera Utara

Analisa Morfometrik

Jarak genetik ditentukan dengan menggunakan fungsi diskriminan
2
sederhana (D ). Analisis diskriminan dilakukan menggunakan peubah tinggi

pundak, tinggi pinggul, lebar pinggul, panjang badan, lingkar dada, lingkar leher,

dalam dada, panjang ekor, panjang kepala, lebar kepala, panjang telinga dan lebar

telinga.

Fungsi diskriminan yang digunakan adalah melalui pendekatan jarak

Mahalonobis seperti yang dijelaskan oleh Nei (1987) yakni dengan

menggabungkan matriks peragam antara peubah dari masing-masing babi yang
2
diamati menjadi sebuah matriks. Statistik D -Mahalanobis dihitung dengan rumus

berdasarkan Gazpersz (1992).

D2 (i,j)

=

(X i



X j

)C-1(X -X ij

)

Keterangan:

2
D (i,j ) : Nilai statistik Mahalanobis sebagai ukuran jarak kuadrat genetik

antar kelompok babi ke-i dan kelompok babi ke-j;

-1
C

: Kebalikan matrik gabungan ragam peragam antar peubah;

X I : Vektor nilai rataan pengamatan dari kelompok babi ke-i pada masing-masing peubah kuantitatif; dan

Xj : Vektor nilai rataan pengamatan dari kelompok babi ke-j pada masing-masing peubah kuantitatif.

Setelah perhitungan jarak kuadrat, kemudian dilakukan pengakaran

terhadap hasil kuadrat jarak, agar jarak genetik yang didapat bukan dalam bentuk

kuadrat. Hasil pengakaran dianalisis lebih lanjut dengan program MEGA untuk

memperoleh pohon fenogram, dengan asumsi bahwa laju evolusi antar kelompok

babi adalah sama.. Analisis statistik Mahalanobis dikerjakan menggunakan paket

program SAS dengan prosedur PROC CANDISC dan PROC DISCRIM.

Universitas Sumatera Utara

Penentuan penyebaran babi dan nilai kesamaan diantara bangsa babi digunakan analisis kanonikal. Analisis ini juga digunakan dalam menentukan beberapa peubah ukuran fenotipik yang memiliki pengaruh kuat terhadap penyebab terjadinya pengelompokkan antara bangsa babi. Prosedur analisisnya menggunakan PROC CANDISC dari SAS.
Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Perbandingan Morfometrik Babi Jantan Rataan dan simpangan baku ukuran tubuh ternak babi jantan disajikan
pada Tabel 1. Jumlah babi jantan yang diamati adalah 17 ekor diantaranya babi Landrace 4 ekor, Yorkshire 3 ekor, Duroc 4 ekor dan Berkshire 6 ekor. Rataan ukuran tubuh menunjukkan ada perbedaan dari keempat bangsa babi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa babi Landrace memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan babi Yorkshire, Duroc dan Berkshire kecuali pada ukuran panjang ekor (28,93±3,904 cm) dan lebar pinggul (26,70±1,013 cm). Hal ini dapat dilihat babi Landrace jantan memilki potensi lebih unggul untuk digunakan sebagai pejantan jika dilihat dari ukuran tubuh. Bangsa babi yang kecil terdapat pada bangsa babi Berkshire kecuali pada ukuran panjang badan (92,35±17,260 cm), lebar telinga (15,91±3,420 cm) dan panjang telinga (17,60±4,142 cm).
Hasil penelitian menunjukkan bangsa babi Landrace memiliki ukuran rataan panjang badan terbesar (102,75±4,645). Hal ini sesuai dengan pernyataan Blakely dan Bade (1998) yang menyatakan babi Landrace lebih panjang dibandingkan bangsa babi lainnya karena tulang punggungnya yang panjang.
Ukuran-ukuran tubuh yang seragam menyatakan tingginya kesamaan morfometrik suatu bangsa atau kelompok tersebut dan rendahnya variasi ukuranukuran tubuh bangsa atau kelompok tertentu. Koefisien keragaman pada bangsa babi jantan disajikan pada tabel 1. Hasil perhitungan koefisien keragaman
Universitas Sumatera Utara

menunjukkan bahwa ukuran tubuh bangsa babi Landrace jantan memiliki

keragaman terendah atau lebih seragam (0,94-7,08%).

Tabel 1. Rataan, simpangan baku, koefisien keragaman ukuran-ukuran tubuh babi jantan (umur ≥ 1 tahun).

Ukuran Tubuh

Bangsa Babi

� ± s (cm)

KK (%)

Panjang Badan Tinggi Pundak Tinggi Pinggul Lebar Telinga Panjang Telinga Lebar Kepala Panjang Kepala Panjang Ekor Lingkar Dada Lingkar Leher Dalam Dada Lebar Pinggul

Landrace Yorkshire Duroc Berkshire Landrace Yorkshire Duroc Berkshire Landrace Yorkshire Duroc Berkshire Landrace Yorkshire Duroc Berkshire Landrace Yorkshire Duroc Berkshire Landrace Yorkshire Duroc Berkshire Landrace Yorkshire Duroc Berkshire Landrace Yorkshire Duroc Berkshire Landrace Yorkshire Duroc Berkshire Landrace Yorkshire Duroc Berkshire Landrace Yorkshire Duroc Berkshire Landrace Yorkshire Duroc Berkshire

102,75A±4,645 99,33A±11,015 91,75A±10,078 92,35A±17,260 89,07A±5.350 87,26A±5.519 82,50A±8,246 75,96A±13,754 92,92A±4,585 91,36A±2,098 87,72A±5,062 85,06A±10,727 19,50A±1,291 18,33AB±1,607 15,42B±2,433 15,91AB±3,420 22,75A±0,957 19,16AB±1,893 16,45B±1,982 17,60B±4,142 30,00A±1,414 30,00A±1,000 29,75A±3,500 26,03A±4,207 35,50A±2,516 32,33AB±0,577 33,25AB±1,707 29,56B±9,946 33,57AB±1,410 39,00A±1,000 31,20B±8,103 28,93B±3,904 150,00A±1,414 143,66A±7,023 145,25A±20,072 130,96A±25,473 108,75A±4,645 103,66A±1,527 102,50A±11,676 95,96A±16,886 53,97A±0,776 50,86A±1,761 47,02A±8,726 43,58A±9,569 26,70A±1,013 27,00A±2,000 27,00A±4,708 25,53A±3,983

4,52 11,08 10,98 18,68 6,00 6,32 9,99 18,10 4,93 2,29 5,77 12,61 6,62 8,76 15,77 21,49 4,20 9,87 12,04 23,53 4,71 3,33 11,76 16,16 7,08 1,78 5,13 33,64 4,20 2,56 25,97 13,49 0,94 4,88 13,81 19,45 4,27 1,47 11,39 17,59 1,43 3,46 18,55 21,95 3,79 7,40 17,43 15,60

Ket : Huruf superskrip yang berbeda pada peubah yang sama menunjukkan berbeda nyata (P