Estimasi Jarak Genetik dan Faktor Peubah Pembeda Kuda di Sumatera Utara Melalui Analisis Morfometrik Chapter III V

15

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Samosir, Kabupaten Tapanuli
Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Karo pada bulan Juli
2016
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah kuda yang sudah dewasa kelamin
dan dewasa tubuh sebanyak 231 ekor.
Tabel 1. Jumlah sampel kuda di Kab. Karo
No
Kecamatan
Desa
1.
Berastagi
Berastagi
2.
Berastagi
Gundaling I

3.
Merdeka
Jaranguda
4.
Merdeka
Merdeka
5.
Total

Jumlah Kuda
32
7
15
6
60

Tabel 2. Jumlah sampel kuda di Kab. Humbang Hasundutan
No
Kecamatan
Desa

Jumlah Kuda
1.
Dolok Sanggul
Sirisirisi
43
2.
Dolok Sanggul
Sait Nihuta
17
3.
Pollung
Dolok Nabolon
11
4.
Parlilitan
Sihassima
6
5.
Total
77

Tabel 3. Populasi Kuda di Kab. Tapanuli Utara
No
Kecamatan
Desa
Jumlah Kuda
1.
Siborong-borong
Silait-Lait
26
2.
Siborong-borong
Pasar Siborong-borong 14
3.
Siborong-borong
Siaro
7
4.
Parmonangan
Hutajulu
5

5.
Total
52

Universitas Sumatera Utara

16

Tabel 4. Populasi Kuda di Kab. Samosir
No
Kecamatan
Desa
1.
Pangururan
Parbaba
2.
Pangururan
Parmonangan
3.
Simanindo

Tanjungan
4.
Ronggur Nihuta
Paraduan
5.
Total

Jumlah Kuda
14
9
11
8
42

Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pita ukur (cm) dan tongkat
ukur (cm), alat tulis dan lembar data digunakan untuk mencatat hasil pengamatan
dan pengukuran, Laptop, perangkat lunak SAS (Statistical Analysis System) dan
MEGA digunakan untuk menganalisis data.
Parameter Penelitian

Bagian-bagian tubuh kuda yang diukur adalah tinggi pundak, tinggi
pinggul, lebar pinggul, panjang badan, lingkar dada, dalam dada, dan lebar dada.
Seluruh ukuran tubuh diukur dalam satuan cm. Bagian-bagian tubuh yang diukur
antara lain :
1. Tinggi pundak merupakan jarak tertinggi pundak melalui belakang
scapula tegak lurus ketanah diukurdengan menggunakan tongkat ukur.
2. Tinggi pinggul adalah jarak tertinggi pinggul secara tegak lurus ke
tanah diukur dengan menggunakan tongkat ukur.
3. Lebar pinggul adalah jarak lebar antara kedua sendi pinggul.
4. Panjang badan merupakan jarak garis lurus dari tepi tulang Processus
spinocus sampai dengan benjolan tulang lapis (Os ischium), diukur
dengan tongkat ukur.
5. Lingkar dada diukur melingkar tepat dibelakang scapula menggunakan
pita ukur.

Universitas Sumatera Utara

17

6. Dalam dada merupakan jarak antara titik tertinggi pundak dan tulang

dada, diukur dengan menggunakan tongkat ukur.
7. Lebar dada adalah jarak antara penonjolan sendi bahu (os scapula) kiri
dan kanan.

Gambar 1. Gambar peubah-peubah kuda yang di amati
Analisis Data
Sifat Kuantitatif
Analisis statistik deskriptif ditunjukkan untuk memperoleh karakterisasi
ukuran-ukuran tubuh pada kuda. Analisis ini dilakukan dengan menghitung nilai
rataan (X), simpangan baku (s) dan koefisien keragaman (KK) dengan prosedur
statistik berikut menurut Sibagariang (2015).
=

s=

kk=

(100 %)

n

Keterangan
X
: Rata-rata
S
: Simpangan baku
Xi
: Ukuran ke-i dari peubah x
n
: Jumlah sampel yang diambil dari populasi
KK
: Koefisien keragaman

Universitas Sumatera Utara

18

Analisis Diskriminan
Fungsi diskriminan Fisher menurut Gaspersz (1992) dirumuskan sebagai
berikut:
Y = a′ X = (X1 – X2)′SG-1X

Keterangan:
a
= vektor koefisien pembobot fungsi diskriminan
X
= vektor variabel acak yang diidentifikasi dalam model fungsi
diskriminan
X1
= vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok pertama
X2
= vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok kedua
SG-1
= invers matriks peragam gabungan (invers dari matriks SG)

Analisis Komponen Utama
Persamaan ukuran dan bentuk diturunkan dari matriks kovarian. Analisis
Komponen Utama (AKU) yang digunakan berdasarkan Gaspersz (1992). Analisis
ini menggunakan program SPSS dan model persamaan ukurannya adalah sebagai
berikut:
Y1 = a11X1 + a21X2 + a31X3 + a41X 4+ a51X5 + a61X6 + a71X 7
Keterangan:

- Y1
- a11 – a41
- X1
- X2
- X3
- X4
-X5
-X6
-X7

= Komponen utama pertama (ukuran)
= Vektor eigen untuk persamaan ukuran
= Tinggi Pundak (TP)
= Tinggi Pinggul (TPi)
= Lebar Pinggul (LePi)
= Panjang Badan (PB)
= Lingkar Dada (LiD)
= Dalam Dada (DD)
= Lebar Dada (LeD)


Universitas Sumatera Utara

19

Jarak Genetik
Rumus jarak kuadrat minimum D2-Mahalanobis morfometrik menurut
Gaspersz (1992) adalah sebagai berikut:
D2= X1 − X2' SG-1 X1 − X2
Keterangan:
D2
= nilai statistik D2-Mahalanobis sebagai ukuran jarak kuadrat minimum
SG-1 = invers matriks gabungan (invers dari matriks SG)
X1
X2

= vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok pertama
= vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok kedua

Universitas Sumatera Utara

20

HASIL DAN PEMBAHASAN
Morfometrik Kuda di Kab. Karo
Jumlah kuda jantan yang diukur adalah sebanyak 22 ekor, rataan dan
simpangan baku Tinggi Pundak 155.09±2.94 dengan koefisien keragaman (KK)
1.89%, Tinggi Pinggul 155.95±2.43 dengan KK 1.55%, Lebar Pinggul 50.04±3.01
dengan KK 6.01%, Panjang Badan 162.13±5.40 dengan KK 3.33%, Lingkar Dada
167.09±3.84 dengan KK 2.28%, Dalam Dada 66.18±2.61 dengan KK 3.94% dan
Lebar Dada 31.54±2.13 dengan KK 6.75%.
Tabel 5. Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman kuda Kab. Karo
Jantan
Betina
Peubah R ± SD (cm) KK (%)
N
R ± SD (cm) KK (%) N
TP
155.09±2.94
1.89
22
154.13±4.06 2.63
38
TPi
155.95±2.43
1.55
22
153.44±3.92 2.55
38
LPi
50.04±3.01
6.01
22
51.39±3.18
6.18
38
PB
162.13±5.40
3.33
22
160.86±2.92 1.81
38
LiD
167.09±3.84
2.28
22
165.94±7.18 4.32
38
DD
66.18±2.61
3.94
22
65.94±2.54
3.85
38
LeD
31.54±2.13
6.75
22
29.84±3.16
10.58
38
Ket: TP= Tinggi Pundak
TPi= Tinggi Pinggul
LPi= Lebar Pinggul
PB= Panjang Badan

LiD= Lingkar Dada
DD= Dalam Dada
LeD= Lebar Dada

Jumlah kuda betina yang diukur adalah sebanyak 38 ekor, rataan dan
simpangan baku Tinggi Pundak 154.13±4.06 dengan KK sebesar 2.63%, Tinggi
Pinggul 153.44±3.92 dengan KK 2.55%, Lebar Pinggul 51.39±3.18 dengan KK
6.18%, Panjang Badan 160.86±2.92 dengan KK 1.81%, Lingkar Dada 165.94±7.18
dengan KK 4.32%, Dalam Dada 65.94±2.54 dengan KK 3.85% dan Lebar Dada
29.84±3.16 dengan KK 10.58%. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa ukuran
rata-rata morfometrik kuda jantan dan betina memiliki ukuran yang hampir
seragam.

Universitas Sumatera Utara

21

Morfometrik Kuda di Kab. Humbang Hasundutan
Jumlah kuda jantan yang diukur adalah sebanyak 46 ekor, rataan dan
simpangan baku Tinggi Pundak 133.58±3.54 dengan koefisien keragaman (KK)
2.65%, Tinggi Pinggul 131.93±3.71 dengan KK 2.81%, Lebar Pinggul 42.50±2.41
dengan KK 5.67%, Panjang Badan 135.15±2.28 dengan KK 1.68%, Lingkar Dada
148.69±6.08 dengan KK 4.08%, Dalam Dada 53.30±5.23 dengan KK 9.81% dan
Lebar Dada 27.65±2.83 dengan KK 10.23%.
Tabel 6. Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman kuda Kab. Humbahas
Jantan
Betina
Peubah R ± SD (cm) KK (%) N
R ± SD (cm)
KK (%) N
TP
133.58±3.54 2.65
46
133.35±2.02
1.51
31
TPi
131.93±3.71 2.81
46
131.93±2.36
1.78
31
LPi
42.50±2.41
5.67
46
42.93±2.69
6.26
31
PB
135.15±2.28 1.68
46
136.32±1.98
1.45
31
LiD 148.69±6.08
4.08
46
147.41±2.43
1.64
31
DD 53.30±5.23
9.81
46
52.35±3.53
6.74
31
LeD 27.65±2.83
10.23
46
29.70±2.16
7.27
31
Ket: TP= Tinggi Pundak
TPi= Tinggi Pinggul
LPi= Lebar Pinggul
PB= Panjang Badan

LiD= Lingkar Dada
DD= Dalam Dada
LeD= Lebar Dada

Jumlah kuda betina yang diukur adalah sebanyak 31 ekor, rataan dan
simpangan baku Tinggi Pundak 133.35±2.02 dengan KK sebesar 1.51%, Tinggi
Pinggul 131.93±2.36 dengan KK 1.78%, Lebar Pinggul 42.93±2.69 dengan KK
6.26%, Panjang Badan 136.32±1.98 dengan KK 1.45%, Lingkar Dada
147.41±2.43 dengan KK 1.64%, Dalam Dada 52.35±3.53 dengan KK 6.74% dan
Lebar Dada 29.70±2.16 dengan KK 7.27%.
Morfometrik Kuda di Kab. Tapanuli Utara
Jumlah kuda jantan yang diukur adalah sebanyak 23 ekor, rataan dan
simpangan baku Tinggi Pundak 154.69±1.25 dengan koefisien keragaman (KK)
0.80%, Tinggi Pinggul 155.00±1.27 dengan KK 0.81%, Lebar Pinggul 48.65±2.38

Universitas Sumatera Utara

22

dengan KK 4.89%, Panjang Badan 160.47±7.75 dengan KK 4.82%, Lingkar Dada
166.30±7.43 dengan KK 4.46%, Dalam Dada 66.78±2.39 dengan KK 3.57% dan
Lebar Dada 31.95±1.36 dengan KK 4.25%.
Tabel 7. Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman kuda Kab. Taput
Jantan
Betina
Peubah R ± SD (cm)
KK (%) N
R ± SD (cm) KK (%)
N
TP
154.69±1.25
0.80
23
152.79±2.84 1.85
29
TPi
155.00±1.27
0.81
23
152.96±2.70 1.76
29
LPi
48.65±2.38
4.89
23
51.17±2.60
5.08
29
PB
160.47±7.75
4.82
23
160.10±11.73 7.32
29
LiD 166.30±7.43
4.46
23
163.00±10.94 6.71
29
DD
66.78±2.39
3.57
23
65.58±2.44
3.72
29
LeD 31.95±1.36
4.25
23
32.06±1.73
5.39
29
Ket: TP= Tinggi Pundak
TPi= Tinggi Pinggul
LPi= Lebar Pinggul
PB= Panjang Badan

LiD= Lingkar Dada
DD= Dalam Dada
LeD= Lebar Dada

Jumlah kuda betina yang diukur adalah sebanyak 29 ekor, rataan dan
simpangan baku Tinggi Pundak 152.79±2.84 dengan KK sebesar 1.85%, Tinggi
Pinggul 152.96±2.70 dengan KK 1.76%, Lebar Pinggul 51.17±2.60 dengan KK
5.08%, Panjang Badan 160.10±11.73 dengan KK 7.32%, Lingkar Dada
163.00±10.94 dengan KK 6.71%, Dalam Dada 65.58±2.44 dengan KK 3.72% dan
Lebar Dada 32.06±1.73 dengan KK 5.39%.
Morfometrik Kuda di Kab. Samosir
Jumlah kuda jantan yang diukur adalah sebanyak 19 ekor, rataan dan
simpangan baku Tinggi Pundak 131.44±1.97 dengan koefisien keragaman (KK)
1.49%, Tinggi Pinggul 129.16±1.75 dengan KK 1.35%, Lebar Pinggul 41.83±2.20
dengan KK 5.25%, Panjang Badan 133.16±3.53 dengan KK 2.65%, Lingkar Dada
147.50±2.12 dengan KK 1.43%, Dalam Dada 50.72±4.28 dengan KK 8.43% dan
Lebar Dada 27.27±1.77 dengan KK 6.49%.

Universitas Sumatera Utara

23

Tabel 8. Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman kuda Kab. Samosir
Jantan
Betina
Peubah R ± SD (cm) KK (%) N
R ± SD (cm)
KK (%) N
TP
131.44±1.97
1.49
19
131.45±2.55
1.93
23
TPi
129.16±1.75
1.35
19
130.63±2.71
2.07
23
LPi
41.83±2.20
5.25
19
41.18±3.55
8.62
23
PB
133.16±3.53
2.65
19
134.22±2.34
1.74
23
LiD 147.50±2.12
1.43
19
145.09±2.61
1.79
23
DD
50.72±4.28
8.43
19
51.18±2.08
4.06
23
LeD 27.27±1.77
6.49
19
29.13±1.85
6.35
23
Ket: TP= Tinggi Pundak
TPi= Tinggi Pinggul
LPi= Lebar Pinggul
PB= Panjang Badan

LiD= Lingkar Dada
DD= Dalam Dada
LeD= Lebar Dada

Jumlah kuda betina yang diukur adalah sebanyak 23 ekor, rataan dan
simpangan baku Tinggi Pundak 131.45±2.55 dengan KK sebesar 1.93%, Tinggi
Pinggul 130.63±2.71 dengan KK 2.07%, Lebar Pinggul 41.18±3.55 dengan KK
8.62%, Panjang Badan 134.22±2.34 dengan KK 1.74%, Lingkar Dada 145.09±2.61
dengan KK 1.79%, Dalam Dada 51.18±2.08 dengan KK 4.06% dan Lebar Dada
29.13±1.85 dengan KK 6.35%.
Perbandingan Morfometrik Kuda Gabungan
Jumlah kuda yang diukur di Kab. Karo adalah sebanyak 60 ekor, jumlah
kuda di Kab. Humbang Hasundutan sebanyak 77 ekor, banyaknya kuda yang
diukur di Kab. Tapanuli Utara sebanyak 52 ekor dan banyaknya kuda yang diukur
di Kab. Samosir adalah 42 ekor.
Rataan pengukuran morfometrik kuda disajikan pada Tabel 5-8.
menunjukkan adanya keragaman ukuran morfometrik kuda disetiap Kabupaten.
Hasil penelitian ini menunjukkan tinggi pundak kuda tertinggi berasal dari Kab.
Karo yaitu 154.48±3.69, diikuti Kab. Tapanuli Utara, Kab. Humbang Hasundutan
dan Kab.Samosir masing-masing 153.63±2.45, 133.49±3.01, dan 131.41±2.26.
Pada tinggi pinggul rataan tertinggi 154.36±3.64 di Kab. Karo, diikuti oleh Kab.

Universitas Sumatera Utara

24

Tapanuli Utara 153.86±2.40, Humbang Hasundutan 131.93±3.22, dan Kab.
Samosir 130.00±2.39. Lebar Pinggul yang tertinggi terdapat pada Kab. Karo
50.90±3.16, diikuti oleh Kab. Tapanuli Utara 50.05±2.78, Kab. Humbang
Hasundutan 42.67±2.52, dan Kab. Samosir sebesar 41.41±2.99. Pada Panjang
Badan yang tertinggi terdapat pada Kab. Karo 161.33±4.01, lalu diikuti oleh Kab.
Tapanuli Utara 160.26±10.07, kemudian Kab. Humbang Hasundutan 135.62±2.23,
dan Kab. Samosir 133.68±2.94, dan Lingkar Dada yang tertinggi sampai yang
paling rendah terdapat pada Kab. Karo, diikuti oleh Kab. Tapanuli Utara, Kab.
Humbang Hasundutan dan terakhir pada Kab. Samosir yaitu 166.36±6.15,
164.46±9.60, 148.18±4.96, dan 146.21±2.65.
Tabel 9. Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman kuda Gabungan
Kabupaten
Peubah
Karo
Humbahas
Taput
Samosir
(KK %)
(KK %)
(KK %)
(KK %)
TP
TPi
LPi
PB
LiD
DD
LeD
N

154.48±3.69
2.38
154.36±3.64
2.35
50.90±3.16
6.20
161.33±4.01
2.48
166.36±6.15
3.69
66.03±2.55
3.86
30.46±2.93
9.61
60

Ket: TP = Tinggi Pundak
TPi = Tinggi Pinggul
LPi = Lebar Pinggul
PB = Panjang Badan

133.49±3.01
2.25
131.93±3.22
2.44
42.67±2.52
5.90
135.62±2.23
1.64
148.18±4.96
3.34
52.92±4.62
8.73
28.48±2.76
9.69
77
LiD
DD
LeD
N

153.63±2.45
1.59
153.86±2.40
1.55
50.05±2.78
5.55
160.26±10.07
6.28
164.46±9.60
5.83
66.11±2.47
3.73
32.01±1.56
4.87
52

131.41±2.26
1.71
130.00±2.39
1,83
41.41±2.99
7.22
133.68±2.94
2.19
146.21±2.65
1.81
50.92±3.19
6.26
28.21±2.06
7.30
42

= Lingkar Dada
= Dalam Dada
= Lebar Dada
= Jumlah ternak

Universitas Sumatera Utara

25

Hasil rataan pada dalam dada kuda dari yang tertinggi sampai yang
terendah adalah kuda yang ada di Tapanuli Utara 66.11±2.47, Kab. Karo
66.03±2.55, Humbahas 52.92±4.62, dan Samosir 50.92±3.19. Dan nilai rataan
tertinggi pada Lebar Dada adalah 32.01±1.56 di Kab. Tapanuli Utara, 30.46±2.93
di Kab. Karo, 28.48±2.76 di Kab. Humbahas, dan 28.21±2.06 di Kab. Samosir.
Koefisien keragaman tertinggi ditemukan pada kuda di Kab. Humbang
Hasundutan (1.64-9.69%), Kab. Karo (2.35-9.55%). Kab. Samosir (1.71-7.30%),
dan Kab. Tapanuli Utara (1.55-6.28%). Tinggi rendahnya persentase keseragaman
dari tiap kuda timbul diduga akibat manajemen, pakan, kesehatan dan kemurnian
genetik tersebut, seperti pernyataan Noor (2008) keragaman timbul akibat
interaksi faktor lingkungan dan faktor genetik.
Perbedaan komposisi tubuh diantara ternak terutama disebabkan oleh
perbedaan ukuran tubuh dewasa. Faktor lingkungan dan genetik mempunyai
hubungan yang erat untuk mengekspresikan kapasitas genetik individu dan
diperlukan kondisi lingkungan yang ideal. (Banjarnahor, 2014).
Peubah Pembeda Kuda Jantan
Tabel 10. Struktur peubah pembeda bangsa kuda jantan
Variabel Ukuran Tubuh
Faktor 1 (Ukuran)
Tinggi Pundak
0.977
Tinggi Pinggul
0.979
Lebar Pinggul
0.854
Panjang Badan
0.929
Lingkar Dada
0.903
Dalam Dada
0.893
Lebar Dada
0.214

Faktor 2 (Bentuk)
-0.050
-0.057
-0.074
-0.071
0.013
0.015
0.975

Vektor eigen memperlihatkan kontribusi dari variabel-variabel tertentu
sebagai faktor pembeda ukuran-ukuran tubuh maupun bentuk tubuh. Vektor eigen
tertinggi merupakan penciri pada ukuran maupun bentuk tubuh (Prasetia, 2011).

Universitas Sumatera Utara

26

Dari hasil di atas dapat diketahui peubah ukuran morfometrik yang
memiliki pengaruh kuat yang membedakan kuda jantan, dan peubah yang paling
membedakan dari segi ukuran (Faktor 1) adalah tinggi pinggul (0.979), sedangkan
dari segi bentuk (Faktor 2) adalah lebar dada (0.975). Pendugaan tersebut
didasarkan pada tingginya nilai eigen dari tinggi pinggul dan lebar dada terebut.
Peubah Pembeda Kuda Betina
Tabel 11. Struktur peubah pembeda bangsa kuda Betina
Variabel Ukuran Tubuh
Faktor 1 (Ukuran)
Tinggi Pundak
0.957
Tinggi Pinggul
0.960
Lebar Pinggul
0.876
Panjang Badan
0.914
Lingkar Dada
0.847
Dalam Dada
0.947
Lebar Dada
0.332

Faktor 2 (Bentuk)
-0.106
-0.086
-0.099
-0.020
-0.080
0.046
0.942

Dari Tabel 11. diketahui peubah ukuran morfometrik yang memiliki
pengaruh kuat yang membedakan kuda betina, dan peubah yang paling
membedakan dari segi ukuran (Faktor 1) adalah tinggi pinggul (0.960), sedangkan
dari segi bentuk (Faktor 2) adalah lebar dada (0.942). Pendugaan tersebut
didasarkan pada tingginya nilai eigen dari tinggi pinggul dan lebar dada terebut.
Peubah Pembeda Kuda Gabungan
Tabel 12. Struktur peubah pembeda
Variabel Ukuran Tubuh
Tinggi Pundak
Tinggi Pinggul
Lebar Pinggul
Panjang Badan
Lingkar Dada
Dalam Dada
Lebar Dada

kuda Gabungan
Faktor 1(Ukuran)
0.968
0.970
0.861
0.922
0.872
0.920
0.208

Faktor 2 (Bentuk)
-0.053
-0.050
-0.079
-0.053
-0.004
0.018
0.977

Berdasarkan hasil dari metode Principal Component Analysis (PCA) di
atas diketahui data pada variabel tinggi pundak, tinggi pinggul, lebar pinggul,

Universitas Sumatera Utara

27

panjang badan, lingkar dada, dan dalam dada, saling berkorelasi kuat, namun tidak
berkorelasi kuat terhadap lebar dada, dan peubah yang paling membedakan dari
segi ukuran (Faktor 1) adalah tinggi pinggul (0.970), sedangkan dari segi bentuk
(Faktor 2) adalah lebar dada (0.977). Pendugaan tersebut didasarkan pada
tingginya nilai eigen dari tinggi pinggul dan lebar dada tersebut.
Analisis Gerombol Kuda Jantan

B
E
N
T
U
K

UKURAN
Gambar 2. Analisis gerombol kuda jantan
Dari gambar 2. memperlihatkan kuda yang berada di Kab. Karo dan
Tapanuli Utara mengelompok ke sebelah kanan, penyebaran kuda di Kab.
Humbang Hasundutan dan Kab. Samosir berada di sisi kiri. Semakin rapatnya
kerumunan menandakan bahwa adanya keseragaman ukuran morfometrik kuda
dan semakin renggangnya kerumunan menandakan tingginya ketidakseragaman
ukuran morfometrik kuda, dan dilihat dari ukuran morfometrik kuda di Kab. Karo
dan Kab. Tapanuli Utara mempunyai ukuran yang seragam begitu juga dengan
kuda yang ada di Kab. Humbang Hasundutan dan Kab. Samosir dan dilihat dari

Universitas Sumatera Utara

28

segi bentuk untuk setiap Kabupaten masih mempunyai bentuk yang simetris dan
ideal.
Table 13. Analisis Diskriminan Fisher Kuda Jantan
Kabupaten
Peubah
Karo
Humbahas Tapanuli Utara
Tinggi Pundak (TP)
11.92
10.33
11.96
Tinggi Pinggul (TPi)
11.05
8.77
10.96
Lebar Pinggul (LPi)
7.28
6.18
7.04
Panjang Badan (PB)
8.83
7.53
8.73
Lingkar Dada (LiD)
2.92
2.82
2.85
Dalam Dada (DD)
6.58
5.24
6.58
Lebar Dada (LeD)
-11.324
-9.27
-11.13
-2969
-2131
-2927

Samosir
10.16
8.38
6.09
7.47
2.91
4.99
-8.98
-2053

Berdasarkan Tabel 13. di atas menunjukkan bahwa nilai ketidakseragaman
peubah tertinggi berasal dari Kab. Karo dan Kab. Samosir yaitu -2969 berbanding
dengan -2053, dan nilai ketidakseragaman peubah yang terendah adalah di Kab.
Karo -2929 dengan Kab. Tapanuli Utara -2927.
Analisis Gerombol Kuda Betina
Hasil analisis pada Gambar 3. memperlihatkan kuda yang berada di Kab.
Karo dan Kab. Taput mengelompok ke sebelah kanan, penyebaran kuda di Kab.
Humbahas dan Kab. Samosir berada di sisi kiri, dan dilihat dari ukuran
morfometrik kuda di Kab. Karo dan Kab. Tapanuli Utara mempunyai ukuran yang
seragam begitu juga dengan kuda yang ada di Kab. Humbang Hasundutan dan
Kab. Samosir dan dilihat dari segi bentuk untuk setiap Kabupaten masih
mempunyai bentuk yang simetris dan ideal. Semakin rapatnya kerumunan
menandakan bahwa adanya keseragaman ukuran morfometri kuda. Semakin
renggangnya kerumunan menandakan tingginya ketidakseragaman ukuran
morfometri kuda di suatu Kabupaten maupun ukuran morfometri kuda antar
Kabupaten.

Universitas Sumatera Utara

29

B
E
N
T
U
K

UKURAN
Gambar 3. Analisis gerombol kuda betina
Tabel 14. Analisis Diskriminan Fisher Kuda Betina
Kabupaten
Peubah
Karo
Humbahas Tapanuli Utara
Tinggi Pundak (TP)
13.74
11.97
13.64
Tinggi Pinggul (TPi)
14.24
12.14
14.24
Lebar Pinggul (LPi)
1.72
1.38
1.77
Panjang Badan (PB)
3.34
2.81
3.27
Lingkar Dada (LiD)
1.59
1.48
1.50
Dalam Dada (DD)
7.07
5.14
6.91
Lebar Dada (LeD)
1.21
2.11
1.70
-2849
-2097
-2817

Samosir
11.80
12.04
1.23
2.78
1.46
5.02
2.07
-2040

Berdasarkan Tabel 14. di atas menunjukkan bahwa nilai ketidakseragaman
peubah tertinggi berasal dari Kab. Karo dan Kab. Samosir yaitu -2849 dengan
-2040, dan nilai ketidakseragaman peubah yang terendah adalah di Kab. Karo
-2849 dengan Kab. Tapanuli Utara -2817.

Universitas Sumatera Utara

30

Analisis Gerombol Kuda Gabungan
Analisis gerombol kuda berdasarkan ukuran-ukuran tubuh yang
menggambarkan pemisahan antar kuda ditampilkan pada Gambar 4. Afifi dan
Clark (1996) menyatakan bahwa plot data hasil analisis diskriminan dapat
digunakan untuk menggambarkan pemisahan maksimum yang mungkin terjadi
antar kelompok yang diuji. Hasil analisis pada Gambar 4. memperlihatkan kuda
yang berada di Kab. Karo dan Taput mengelompok ke sebelah kanan, dan kuda di
Kab. Humbahas dan Kab. Samosir berada di sisi kiri. Semakin renggangnya
kerumunan menandakan tingginya ketidakseragaman ukuran tubuh di suatu
Kabupaten maupun ukuran tubuh kuda antar Kabupaten.

Keterangan Gambar :
Ka= Karo
Hu= Humbang Hasundutan
Ta= Tapanuli Utara
Sa= Samosir

Universitas Sumatera Utara

31

Kuda di Kab. Karo dan Kab. Tapanuli Utara memiliki kerumunan yang
berdekatan, hal ini menunjukkan bahwa di kedua Kabupaten tersebut memiliki
keseragaman ukuran peubah-peubah yang diamati. Kab. Humbang Hasundutan
memiliki peta penyebaran yang berdekatan dengan Kab. Samosir, hasil ini
menunjukkan bahwa pengukuran morfometrik kuda di antara Kabupaten ini
menginterpretasikan adanya keseragaman ukuran yang berdekatan.
Menurut Noor (2008) pada dasarnya keragaman fenotip merupakan
keragaman yang dapat diamati disebabkan oleh adanya keragaman genetik dan
keragaman lingkungan. Sumber keragaman lainnya adalah keragaman yang
timbul akibat interaksi antar faktor genetik dengan faktor lingkungan.
Faktor lain yang mampu menyebabkan terjadinya keragaman dan ketidakseragaman menurut Falconer dan Mackay (1996) adalah keragaman genetik dapat
terjadi karena adanya proses mutasi akibat seleksi, perkawinan silang atau
bencana alam yang dapat berakibat hilang atau hanyutnya gen.
Tabel 15. Analisis diskriminan Fisher
Kabupaten
Peubah
Karo
Humbahas Tapanuli Utara
Tinggi Pundak (TP)
11.48
9.94
11.41
Tinggi Pinggul (TPi)
12.01
9.99
11.99
Lebar Pinggul (LPi)
4.80
3.97
4.71
Panjang Badan (PB)
5.11
4.33
5.04
Lingkar Dada (LiD)
1.68
1.62
1.61
Dalam Dada (DD)
5.71
4.36
5.65
Lebar Dada (LeD)
-3.98
-2.75
-3.64
-2618
-1899
-2584

Samosir
9.77
9.82
3.82
4.28
1.62
4.17
-2.62
-1835

Berdasarkan Tabel 15. di atas menunjukkan bahwa nilai ketidakseragaman
peubah tertinggi berasal dari Kab. Karo dan Kab. Samosir yaitu -2618
berbanding dengan -1835, dan nilai ketidakseragaman peubah yang terendah
adalah di Kab. Karo -2618 dengan Kab. Tapanuli Utara -2584. Menurut Hamdani

Universitas Sumatera Utara

32

(2005) variasi ukuran terjadi diantara spesies yang berbeda, bahkan pada spesies
yang sama. Beberapa faktor yang membatasi ukuran dan bentuk pada hewan,
diantaranya adalah keadaan genetik, suplai zat makanan dan toksisitas.
Penentuan Estimasi Jarak Genetik Dan Dendogram Antar Kuda
Nilai matriks jarak antar masing-masing kuda dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Matriks jarak genetik kuda
Kabupaten
Humbahas
Humbahas
0.00
Karo
12.899
Samosir
1.315
Tapanuli Utara
11.240

Karo

Samosir

0.00
14.539
0.869

0.00
13.695

Tapanuli Utara

0.00

Berdasarkan matriks jarak di atas, diketahui jarak antara kuda di Kab.Karo
dan kuda di Kab. Tapanuli Utara adalah 0.869, hasil ini menunjukkan bahwa kuda
di kedua Kabupaten ini memiliki jarak genetik terdekat. Hal ini dimungkinkan
karena telah terjadi persilangan luar antar kuda di kedua Kabupaten tersebut. Jarak
genetik kuda di Kab. Karo dengan Kab. Samosir sebesar 14.539, hasil ini
menyatakan bahwa kuda di kedua Kabupaten ini memiliki jarak genetik terjauh.
Hal ini mungkin dikarenakan belum adanya persilangan luar antar kedua
Kabupaten tersebut.

Gambar 5. Pohon Dendogram

Universitas Sumatera Utara

33

Dendogram menunjukkan bahwa kuda yang berada di Kab. Karo dan Kab.
Tapanuli Utara memiliki hubungan kekerabatan yang dekat. Dapat disimpulkan,
bila terjadi persilangan antara kuda di kedua Kabupaten ini, tidak akan
memberikan perkembangan kuantitatif yang signifikan, hal ini dimungkinkan
karena kecilnya peluang terjadinya heterosis (pengukuran kuantitatif rataan
keunggulan anak terhadap rataan tetuanya) pada hasil persilangan antar keduanya
kedepan. Kuda yang memiliki hubungan kekerabatan terjauh adalah kuda di Kab.
Karo dengan kuda yang berada di Kab. Samosir, diperkirakan persilangan antar
kuda di dua Kabupaten ini akan memberikan perkembangan kuantitatif yang
signifikan, hal ini dimungkinkan karena lebih besar peluang terjadinya heterosis
pada hasil persilangan antar keduanya kedepan.

Universitas Sumatera Utara

34

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Dari penelitian ini didapat bahwa pada setiap Kabupaten di Sumatera
Utara memiliki ukuran morfometrik yang beragam, dan peubah pembeda yang
paling membedakan kuda dari segi ukuran (Faktor 1) adalah tinggi pinggul dan
dari segi bentuk (Faktor 2) adalah lebar dada.
Koefisien keragaman tertinggi ditemukan pada kuda di Kab. Humbang
Hasundutan dan yang terendah terdapat pada kuda di Kab. Taput. Jarak genetik
kuda yang terdekat adalah kuda antar Kab. Karo dan Kab. Tapanuli Utara, dan
kuda yang memiliki jarak genetik terjauh adalah kuda di Kab. Karo dengan Kab.
Samosir.
Berdasarkan hasil pengukuran morfometrik kuda pada penelitian ini dalam
rangka untuk mendapatkan heterosis, diperkirakan perlu dilakukan persilangan
antar kuda yang berada di Kab. Karo dengan kuda yang berada di Kab. Samosir.
Namun demikian perlu dilakukan penelitian molekuler yang lebih terarah dan
mendalam dimasa yang mendatang untuk memperoleh hasil yang lebih akurat.
Saran
Disarankan agar mendapatkan hasil persilangan yang baik maka untuk
melakukan persilangan antar kuda harus yang hubungan kekerabatannya
berjauhan seperti kuda yang ada di Kab. Karo dengan kuda yang berada di Kab.
Samosir.

Universitas Sumatera Utara