Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecelakaan Kerja Pembangunan PLTA pada Karyawan PT Global di Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PEMBANGUNAN PLTA PADA KARYAWAN PT GLOBAL DI DESA SIMANABUN KECAMATAN SILAU KAHEAN KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2014
SKRIPSI Oleh :
EMLI CUAN SARAGIH NIM. 111021093
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Kecelakaan kerja merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi pada pekerja di perusahaan. PT Global dalam melaksanakan pembanguan PLTA tahun 2013 terdapat 32 kasus kecelakaan kerja pada karyawan terdiri dari 9 kasus akibat tidak menggunakan alat pelindung diri, 8 kasus kecelakaan terjadi akibat tidak menggunakan sepatu boot, tetapi pekerja menggunakan sandal sehingga kaki mengalami luka akibat pecahan batu dan 5 kasus akibat tidak menggunakan helm pengaman serta 10 kasus disebabkan karena sewaktu bekerja kurang berhati-hati. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui factor–faktor yang memengaruhi kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada Karyawan PT Global di Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2013.
Jenis penelitian adalah analitik. Populasi adalah karyawan lapangan PT Global yang sedang melaksanakan pekerjaan pembangunan PLTA yang mengalami kecelakaan kerja tahun 2013 berjumlah 32 orang dan seluruhnya menjadi sampel. Data dalam penelitian ini berupa data primer (kuisioner). Data di uji menggunakan uji statistic regresi logistic berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh standar operasional prosedur, pengarahan, pengetahuan, dan sikap terhadap kejadian kecelakaan kerja, dan ada pengaruh alat pelindung diri, tindakan dan lingkungan kerja terhadap kejadian kecelakaan kerja.
Kesimpulan bahwa faktor alat pelindung diri, tindakan dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap kejadian kecelakaan kerja. Disarankan kepada pihak perusahaan membuat rambu-rambu tentang keselamatan kerja pada daerah-daerah yang berpotensi terjadi kecelakaan kerja. Pengawas (mandor) sebaiknya membiasakan karyawan lapangan bendungan untuk memakai alat pelindung diri dengan memberikan pelatihan-pelatihan supaya karyawan terbiasa memakainya.
Kata Kunci :KecelakaanKerja, Pembangunan PLTA
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Work accident is one of the problems that often occur in workers in the company. PT Global in implementing hydropower development in 2013, there were 32 cases of occupational accidents on employees consisting of 9 cases are not using personal protective equipment such as gloves, 5 cases are not using safety helmets, 8 cases are not using boots, and 10 cases caused while working less cautious. This research was conducted to determine the factors that influence the incidence of workplace accidents hydropower development on employees PT Global in Simanabun village Sub District Kahean Glare Simalungun in 2013.
This research type is analytic. Population are field employees of PT Global who are implementing a hydropower dam construction work , and the sample in this research are the total population of PT Global field employees numbering 98 people. The data in this research is primary data (questionnaire). Test data using multiple logistic regression statistical tests.
The results showed that there was no effect of standard operating procedures, direction, knowledge, and attitudes toward work accident occurrence, and there is also the influence of personal protective equipment, measures, and the work environment on the incidence of workplace accidents.
The conclusion that the factor of personal protective equipment, measures and work environment influence the incidence of workplace accidents. It is suggested to the company making signs about safety in areas that could potentially happen accidents. Supervisors (foremen) should probably familiarize employees field dam to wear protective equipment themselves by providing training so that employees are accustomed to wearing it.
Keywords : Accidents , Construction of Hydropower
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI Nama Tempat/Tgl Lahir Agama Kewarganegaraan Alamat Domisili
Pendidikan Terakhir No.Telephon/Hp
: Emli Cuan.S : N.Dolok / 25 mei 1986 : Kristen Protestan : Indonesia : Jln.Saudara Gg.Rasmi No.31B pasar VI P.Bulan
Medan : DIII Keperawatan : 081277159430 / 081260055160
PENDIDIKAN FORMAL 1. Tahun 1998 Tamat dari SD INPRES No. 094143 N.DOLOK 2. Tahun 2001 Tamat dari SLTP Negeri N.DOLOK 3. Tahun 2004 Tamat dari SMU F. TANDEAN Tebing Tinggi 4. Tahun 2007 Tamat dari DIII Keperawatan St.ELISABETH MEDAN 5. Tahun 2011 Kuliah di FAK.KESEHATAN MASYARAKAT USU
Demikianlah daftar riwayat hidup saya perbuat dengan sebenarnya.
Medan, 02 April 2014 Hormat Saya
EMLI CUAN.S
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan dan petunjuk kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecelakaan Kerja Pembangunan PLTA pada Karyawan PT Global di Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014”. Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes. selaku Ketua Departemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) FKM USU, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang
telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan.
3. Ibu Ir. Kalsum, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak
memberikan waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
4. Bapak dr. Mhd. Makmur Sinaga, M.Kes, selaku Dosen Penguji I yang telah
banyak memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan penulisan skripsi
ini.
5. Ibu Isyatun Mardiah Syahri SKM., M.Kes, selaku Dosen Penguji II yang telah
banyak memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan penulisan skripsi
ini.
6. Ibu Hiswani, M.Kes selaku Dosen Penasihat Akademik. 7. Para dosen dan pegawai Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara.
Universitas Sumatera Utara
8. Bapak Jia selaku manajer PT Global yang telah memberikan tempat kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
9. Bapak Taufiq selaku suvervisor PT Global yang telah setia menemani saya dalam proses penelitian.
10. Abang Parlin Dony Sipayung, S.H, M.H selaku konsultan hukum PT Global yang telah setia membantu saya dalam kelancaran proses penelitian.
11. Teristimewa kepada Orang Tuaku M. Saragih dan A. Purba tercinta yang telah memberikan doa tanpa kenal waktu, semangat, nasihat, dukungan, dan kasih sayang.
12. Kakakku Nelvi dan Apri serta seluruh saudaraku yang telah memberikan dukungan selama penulis menyusun skripsi
13. Rekan-rekan peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Uya, Dunia Terang, Ari, Parta, Fentra, fauzi dan seluruh teman-teman di FKM USU khususnya peminatan K3 yang tidak bias penulis sebutkan namanya satu per-satu.
14. Kawan-kawan lama Dino, Jhon, Dumaris, Hotmian, dan seluruh teman eks Elisabeth, mari terus semangat mencapai kesuksesan.
15. Teman-teman seluruh mahasiswa ekstensi stambuk 2011 yang telah banyak membantu saya dalam perkuliahan saya ucapkan terimakasih. Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan serta
masih diperlukan penyempurnaan, hal ini tidak terlepas dari keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.
Medan, 5 Februari2014 Penulis
Emli Cuan Saragih
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ...................... ......................................... ABSTRAK......................................................................................... ABSTRACT ....................................................................................... DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................... KATA PENGANTAR ....................................................................... DAFTAR ISI ..................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................. DAFTAR GAMBAR ........................................................................ DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................
i ii iii iv v vii x xii xiii
BABI BAB II
PENDAHULUAN .......................................................... 1.1. Latar Belakang ........................................................ 1.2. Rumusan Masalah.................................................... 1.3. Tujuan Penelitian.....................................................
1.3.1.Tujuan Umum ................................................. 1.3.2.Tujuan Khusus ................................................ 1.4. ManfaatPenelitian....................................................
TINJAUAN PUSTAKA ................................................ 2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ...............................
2.1.1. Pengertian Kesehatan Kerja .............................. 2.1.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja..................... 2.2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).............................................................................. 2.2.1.PedomanPenerapanSistemManajemenKeselamatan
dan Kesehatan Kerja........................................ 2.2.2.Prinsip dalam Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan KesehatanKerja...................... 2.3.Kecelakaan Kerja ........................................................
2.3.1. Pengertian Kecelakaan Kerja ............................ 2.3.2. Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja ................... 2.3.3. Akibat atau Dampak Kecelakaan Kerja .............. 2.3.4. Pencegahan Kecelakaan Kerja .......................... 2.3.5. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kecelakaan
Kerja ............................................................. 2.4. Kerangka Konsep ...................................................... 2.5. Hipotesis ..................................................................
1 1 6 6 6 6 7
8 8 9 11
12
12
14 15 15 17 23 25
28 31 33
Universitas Sumatera Utara
BAB III BAB IV BAB V
METODE PENELITIAN............................................... 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................... 3.2. LokasidanWaktuPenelitian.......................................
3.2.1. LokasiPenelitian............................................ 3.2.2. WaktuPenelitian ............................................ 3.3. PopulasidanSampel.................................................. 3.3.1. Populasi ........................................................ 3.3.2. Sampel.......................................................... 3.4. MetodePengumpulan Data ....................................... 3.3.1. Data Primer .................................................... 3.4.2. Data Sekunder ................................................ 3.5. DefinisiOperasional ................................................. 3.6. Aspek Pengukuran ................................................... 3.7. TeknikAnalisa Data ................................................... 3.7.1. Pengolahan Data ............................................. 3.7.2. Analisis Data ..................................................
HASIL PENELITIAN.................................................... 4.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian............................... 4.2. Analisis Univariat..............................................................
4.2.1. Karakteristik Responden.......................................... 4.2.2. Standar Operasional Prosedur .................................. 4.2.3. Alat Pelindung Diri.................................................. 4.2.4. Pengarahan............................................................... 4.2.5. Pengetahuan ............................................................. 4.2.6. Sikap ........................................................................ 4.2.7. Tindakan .................................................................. 4.2.8. Lingkungan Kerja .................................................... 4.2.9. Kejadian Kecelakaan Kerja ..................................... 4.3. Analisis Bivariat ................................................................ 4.4. Analisis Multivariat .......................................................
PEMBAHASAN ............................................................ 5.1. Pengaruh Faktor Standar Operasional Prosedur terhadap
Kejadian Kecelakaan Kerja di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014 ...................................................
34 34 34 34 34 34 34 34 35 35 35 35 36 39 39 40
42 42 44 44 45 45 46 46 47 47 48 48 49 52
55
55
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
5.2. Pengaruh Faktor Alat Pelindung Diri terhadap Kejadian Kecelakaan Kerja di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014 ...................................................................................
5.3. Pengaruh Faktor Pengarahan terhadap Kejadian Kecelakaan Kerja di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014 ...................................................................................
5.4. Pengaruh Faktor Pengetahuan terhadap Kejadian Kecelakaan Kerja di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014 ...................................................................................
5.5. Pengaruh Faktor Sikap terhadap Kejadian Kecelakaan Kerja di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014...........
5.6. Pengaruh Faktor Tindakan terhadap Kejadian Kecelakaan Kerja di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014 ...................................................................................
5.7. Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Kejadian Kecelakaan Kerja di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014 ...................................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................... 6.1. Kesimpulan........................................................................ 6.2. Saran..................................................................................
56
58
59 61
62
63 65 65 66
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 67
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1
DAFTAR TABEL
Halaman Distribusi Karakteristik Responden di Bendungan PLTA
Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten
SimalungunTahun 2014 ..........................................................
44
Tabel 4.2
Distribusi Standar Operasional Prosedur di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014.......................................
45
Tabel 4.3
Distribusi Alat Pelindung Diri di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014 .........................................................
46
Tabel 4.4
Distribusi Pengarahan oleh Mandor di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014 .........................................................
46
Tabel 4.5
Distribusi Pengetahuan Responden di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014 .........................................................
47
Tabel 4.6
Distribusi Sikap Responden di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014 .........................................................
47
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7
Distribusi Tindakan Responden di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014 .........................................................
Tabel 4.8
Distribusi Lingkungan Responden di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014 .........................................................
Tabel 4.9
Distribusi Kejadian Kecelakaan Kerja Responden di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014..........................
Tabel 4.10 Distribusi Tabulasi Silang Antara Standar Operasional Prosedur, Alat Pelindung Diri, Pengarahan, Pengetahuan, Sikap, Tindakan dan Lingkungan Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014.........................................................................................
Tabel 4.11 Faktor-faktor yang Memengaruhi Standar Operasional Prosedur, Alat Pelindung Diri, Pengarahan, Pengetahuan, Sikap, Tindakan dan Lingkungan Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014.........................................................................................
48 48 49
50
53
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Probabilitas Kejadian Kecelakaan Kerja di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014.......................................
54
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian ..........................................
31
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner .................................................................. 70 Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian............................... 74 Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Penelitian .......................... 75 Lampiran 4 Dokumentasi.............................................................. 76 Lampiran5 Master Data……………………………………………. 79 Lampiran 6 Hasil Pengolahan Data………………………………… 87 Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas Data……………………………. 98
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Kecelakaan kerja merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi pada pekerja di perusahaan. PT Global dalam melaksanakan pembanguan PLTA tahun 2013 terdapat 32 kasus kecelakaan kerja pada karyawan terdiri dari 9 kasus akibat tidak menggunakan alat pelindung diri, 8 kasus kecelakaan terjadi akibat tidak menggunakan sepatu boot, tetapi pekerja menggunakan sandal sehingga kaki mengalami luka akibat pecahan batu dan 5 kasus akibat tidak menggunakan helm pengaman serta 10 kasus disebabkan karena sewaktu bekerja kurang berhati-hati. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui factor–faktor yang memengaruhi kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada Karyawan PT Global di Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2013.
Jenis penelitian adalah analitik. Populasi adalah karyawan lapangan PT Global yang sedang melaksanakan pekerjaan pembangunan PLTA yang mengalami kecelakaan kerja tahun 2013 berjumlah 32 orang dan seluruhnya menjadi sampel. Data dalam penelitian ini berupa data primer (kuisioner). Data di uji menggunakan uji statistic regresi logistic berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh standar operasional prosedur, pengarahan, pengetahuan, dan sikap terhadap kejadian kecelakaan kerja, dan ada pengaruh alat pelindung diri, tindakan dan lingkungan kerja terhadap kejadian kecelakaan kerja.
Kesimpulan bahwa faktor alat pelindung diri, tindakan dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap kejadian kecelakaan kerja. Disarankan kepada pihak perusahaan membuat rambu-rambu tentang keselamatan kerja pada daerah-daerah yang berpotensi terjadi kecelakaan kerja. Pengawas (mandor) sebaiknya membiasakan karyawan lapangan bendungan untuk memakai alat pelindung diri dengan memberikan pelatihan-pelatihan supaya karyawan terbiasa memakainya.
Kata Kunci :KecelakaanKerja, Pembangunan PLTA
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Work accident is one of the problems that often occur in workers in the company. PT Global in implementing hydropower development in 2013, there were 32 cases of occupational accidents on employees consisting of 9 cases are not using personal protective equipment such as gloves, 5 cases are not using safety helmets, 8 cases are not using boots, and 10 cases caused while working less cautious. This research was conducted to determine the factors that influence the incidence of workplace accidents hydropower development on employees PT Global in Simanabun village Sub District Kahean Glare Simalungun in 2013.
This research type is analytic. Population are field employees of PT Global who are implementing a hydropower dam construction work , and the sample in this research are the total population of PT Global field employees numbering 98 people. The data in this research is primary data (questionnaire). Test data using multiple logistic regression statistical tests.
The results showed that there was no effect of standard operating procedures, direction, knowledge, and attitudes toward work accident occurrence, and there is also the influence of personal protective equipment, measures, and the work environment on the incidence of workplace accidents.
The conclusion that the factor of personal protective equipment, measures and work environment influence the incidence of workplace accidents. It is suggested to the company making signs about safety in areas that could potentially happen accidents. Supervisors (foremen) should probably familiarize employees field dam to wear protective equipment themselves by providing training so that employees are accustomed to wearing it.
Keywords : Accidents , Construction of Hydropower
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kecelakaan kerja merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi pada
pekerja di perusahaan. Kecelakaan kerja ini biasanya terjadi karena faktor dari pekerja itu sendiri dan lingkungan kerja yang dalam hal ini adalah dari pihak pengusaha. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003. Dengan menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi.Jadi, unsur yang ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi juga mental, emosional dan psikologi (Hadiguna,2009).
Berdasarkan laporan yang disampaikan Dirjen Pembinaan Pengawas Ketenagakerjaan Kemenakertrans Muji Handaya seusai menyampaikan hasil Pertemuan Asia-Europe Meeting (ASEM) Workshop on National OccupationalSafety and Health (OSH) bahwa angka kecelakaan kerja di Indonesia tergolong tinggi dibanding sejumlah negara di Asia dan Eropa, pada tahun 2010 kecelakaan kerja di Indonesia tercatat sebanyak 98.711 kasus. 1.200 kasus di antaranya mengakibatkan pekerja meninggal dunia dan menurut Muji Handaya bahwa dengan angka kecelakan
Universitas Sumatera Utara
kerja tersebut, rata-rata ada tujuh pekerja yang meninggal dunia setiap hari (Djumena, 2011).
Pedoman keselamatan dan kesehatan kerja adalah bahwa penyakit dan kecelakaan akibat kerja dapat dicegah, maka upaya pokok kesehatan kerja adalah pencegahan kecelakaan kerja.Tetapi kecelakaan kerja tidak dapat dielakkan secara menyeluruh. Namun demikian setiap perencanaan, keputusan, dan organisasi harus memperhitungkan aspek keselamatan dan kesehatan kerja dalam perusahaan (Notoatmodjo, 2007).
Angka kecelakaan kerja di Indonesia menurun dalam 2010 sampai dengan 2011, hal ini membuktikan bahwa kecelakaan memang dapat dicegah di tempat kerja, tapi angka kematian dalam kecelakaan kerja tidak ikut turun. Pada tahun 2010 lalu jumlahnya menurun dari 98.711 menjadi jadi 86.368 kasus tahun 2011. Muji Handaya, Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Kemenakertrans RI mengatakan masih tingginya angka kematian dalam kecelakaan kerja karena kasus kecelakaan lalu lintas yang dialami pekerja saat berangkat sampai pulang ke rumah, dihitung masuk kematian akibat kecelakaan kerja. Sedangkan faktor pekerja dan lingkungan serta fasilitas alat pelindung diri yang kurang memadai turut menentukan besarnya proporsi kecelakaan kerja (Djumena, 2011).
Menurut H. W. Heinrich dalam Notoatmodjo (2007), penyebab kecelakaan kerja yang sering ditemui adalah perilaku yang tidak aman sebesar 88%, kondisi lingkungan yang tidak aman sebesar 10%, atau kedua hal tersebut di atas terjadi secara bersamaan.Penyebab kecelakaan kerja di Indonesia adalah perilaku dan peralatan yang tidak aman (Prastyo, 2012).
Universitas Sumatera Utara
Perilaku pekerja tentang K3 menentukan tingkat keberhasilan pencapaian tujuan penerapan SMK3. Hasil penelitian Salawati (2009) menunjukkan adanya hubungan antara perilaku tenaga kesehatan terhadap penerapan Manajemen K3 di Rumah Sakit Zainal Abidin Banda Aceh. Hasil penelitian Zulliyanti (2011) menunjukkan bahwa pengetahuan dan tindakan pekerja berpengaruh terhadap penerapan manajemen K3 di PT Gold Coin Indonesia dan hasil penelitian Munthe (2010) menggambarkan pengetahuan dan tindakan pekerja tentang SMK3 di PT Socfindo Kebun Aek Pamienke ada pada kategori yang baik.
Produktivitas pekerja yang tinggi sangat diharapkan oleh pihak perusahaan karena hal tersebut berpengaruh dan dibutuhkan dalam menjaga kelancaran proses produksi di perusahaan. Dengan itu, perlu diterapkan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja yang menjamin hak pekerja untuk mendapatkan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerjanya. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja para pekerja akan meningkatkan produktivitas dan selanjutnya akan memberikan keuntungan bagi perusahaan karena kelancaran proses produksinya.
Selain meningkatnya daya saing dan produktivitas tenaga kerja, yang juga menjadi sasaran strategis Kemenakertrans dalam Review Rencana Strategis Kemenakertrans RI (2012) adalah meningkatnya penerapan pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan di tempat kerja. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja berpedoman pada Undang-Undang RI Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan Undang-Undang RI Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Universitas Sumatera Utara
Berpedoman kepada Undang-Undang RI Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan Undang-Undang RI Nomor 13 tahun 2003 tentangKetenagakerjaan, dalam hal ini perusahaan juga harus menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sesuai dengan yang tertuang dalam Himpuman Peraturan Perundang-Undangan RI (HPPU RI, 2008) disebutkan dalam Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor: 384/KPTS/M/2004 tentang Pedoman Teknik Keselamtan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi Bendungan yang bertujuan untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
PT Global merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangunan konstruksi yang berdiri tahun 2000. Jumlah karyawan tetap saat ini adalah 35 orang dan tenaga tidak tetap (kontrak) yaitu 98 orang. Pada tahun 2012 PT Global memenangkan tender pembangunan bendungan PLTA di Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun. Saat ini PT Global sedang membangun tempat penampungan air bendungan dan mempersiapkan membangun turbin untuk pembangkit tenga listrik bertujuan untuk menambah daya listrik di daerah tersebut dengan memanfaatkan tenaga air bendungan.
Berdasarkan survei pendahuluan dan wawancara yang telah dilakukan dengan manajemen PT Global menangani masalah K3, bahwa K3 belum diterapkan secara optimal disebabkan pelatihan K3 belum pernah dilakukan. Manajamen memberikan penjelasan tentang penggunaan alat pelindung diri seperti pakaian, helm, sepatu, dan peralatan lainnya tidak rutin. Mereka tetap memantau pekerja agar tetap mematuhi
Universitas Sumatera Utara
aspek K3 sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Setiap pekerja memang diawasi oleh pengawas tetapi ada pekerja yang tidak memakai alat pelindung diri diperbolehkan masuk memasuki areal bendungan dan tetap bekerja.
Pihak manajemen perusahaan mengatakan bahwa kecelakaan kerja di perusahaan tersebut dibagi dalam 4 jenis: First Aid yaitu kecelakaan kerja yang hanya membutuhkan pertolongan pertama (kotak P3K), Medical Aid yaitu kecelakaan kerja yang membutuhkan pengobatan medis dari rumah sakit, Loss time injury yaitu kecelakaan yang sampai menghilangkan jam kerja pekerja, dan Fatality Aid yaitu kecelakaan kerja yang mengakibatkan kematian. Pada tahun 2013 sampai saat ini kecelakaan kerja yang terjadi adalah jenis First Aid dan Medical Aid dengan jumlah kumulatif tertinggi sebanyak 32 kasus kecelakaan kerja dengan rincian 9 kasus kecelakaan kerja terjadi akibat tidak menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan sewaktu kerja sehingga tangannya mengalami luka akibat menyusun batu-batu dalam membangun bendungan. Delapan (8) kasus kecelakaan terjadi akibat tidak menggunakan sepatu boot, tetapi pekerja menggunakan sandal sehingga kaki mengalami luka akibat pecahan batu dan 5 kasus kecelakaan pada bagian kepala akibat tertimpa pecahan batu karena tidak menggunakan helm pengaman serta 10 kasus kecelakaan disebabkan karena sewaktu bekerja kurang berhati-hati. Demikian juga hasil wawancara terhadap 10 orang pekerja yang pernah mengalami kecelakaan kerja tentang perilaku pekerja bahwa 60% orang kurang memahami cara penggunaan APD dan merasa bahwa tanpa menggunakan APD lebih nyaman bekerja karena APD dapat mengganggu gerakan atau aktivitas dalam bekerja. Kejadian kecelakaan kerja terjadi sewaktu bekerja karena tidak menjalankan Standar Operasional Prosedur
Universitas Sumatera Utara
(SOP) atau kecelakaan yang terjadi masih cenderung diakibatkan oleh tindakan tidak aman dari pekerja itu sendiri.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk meneliti “Faktorfaktor yang Memengaruhi Kejadian Kecelakaan Kerja Pembangunan PLTA pada Karyawan PT Global di Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2013”. 1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah “faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada karyawan PT Global di Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2013 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada karyawan PT Global di Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2013. 1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengaruh faktor standard operasional prosedur kerja terhadap kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada karyawan PT Global.
2. Untuk mengetahui pengaruh faktor ketersediaan APD terhadap kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada karyawan PT Global.
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk mengetahui pengaruh faktor pengarahan terhadap kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada karyawan PT Global.
4. Untuk mengetahui pengaruh faktor pengetahuan terhadap kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada karyawan PT Global.
5. Untuk mengetahui pengaruh faktor sikap terhadap kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada karyawan PT Global.
6. Untuk mengetahui pengaruh faktor tindakan terhadap kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada karyawan PT Global.
7. Untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan kerja terhadap kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada karyawan PT Global.
1.4. Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen PTGlobal akan pentingnya
penerapan K3 secara optimal untuk menghindari kecelakaan kerja. 2. Bagi tenaga kerja agar lebih mengetahui manfaat dan kegunaan penerapan K3. 3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya serta dapat bermanfaat dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan. 4. Sebagai penambah wawasan pengetahuan bagi penulis khususnya tentang
kecelakaan kerja.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan adalah suatu kondisi yang bebas dari risiko yang relatif sangat
kecil di bawah tingakatan tertentu. Sedangkan risiko adalah tingkat kemungkinan terjadinya suatu bahaya yang menyebabkan kecelakaan dan intensitas bahaya tersebut (HIPSMI dalam Notoatmodjo, 2007). Suardi (2007) mendefiniskan keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenega kerja. Kecelakaan selain menjadi sebab hambatan-hambatan langsung juga merupakan kerugian secara tidak langsung yakni kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi untuk beberapa saat, kerusakan pada lingkungan kerja, dan lain-lain.
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan berhubungan dengan hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja disini dapat berarti, bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Dalam hal ini terdapat dua masalah penting yaitu kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan dan kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan (Suma’mur, 1987).
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan atau terjadinya kondisi tidak aman dapat dipelajari dengan pendekatan keilmuan atau pendekatan praktis yang kemudian dikembangkan menjadi konsep dan teori tentang kecelakaan.
Universitas Sumatera Utara
Pada umumnya teori tentang kecelakaan memusatkan perhatian pada tiga faktor penyebab utama kecelakaan yaitu peralatan, cara kerja dan manusia atau pekerja (Anonim, 2010).
Kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan dapat dicegah dengan peraturan perundangan tentang ketentuan wajib di tempat kerja, standardisasi keselamatan kerja, pengawasan tentang kepatuhan ketentuan yang diwajibkan dalam peraturan, penelitian bersifat teknik, riset medis, penelitian psikologis, penelitian secara statistik, pendidikan, pelatihan keselamatan kerja, penggairahan dengan cara penyuluhan, asuransi, dan usaha keselamatan pada tingkat perusahaan yang merupakan ukuran utama efektif tidaknya penerapan keselamatan kerja (Suma’mur, 1987). 2.1.1. Pengertian Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja adalah aplikasi kesehatan masyarakat dalam suatu tempat kerja dan yang menjadi pasien dari kesehatan kerja adalah masyarakat pekerja dan masyarakat di sekitar perusahaan tersebut. Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan perusahaan tersebut, melalui usahausaha preventif, promotif, dan kuratif terhadap penyakit atau gangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja (Notoatmodjo, 2007).
Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga menunjukan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya. Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin banyak berubah, bukan
Universitas Sumatera Utara
sekedar “kesehatan pada sektor industri” saja melainkan juga mengarah kepada upaya kesehatan untuk semua orang dalam melakukan pekerjaannya (Supriyanto, 2009).
Agar seorang tenaga kerja berada dalam keserasian sebaik-baiknya, yang berarti bahwa yang bersangkutan dapat terjamin keadaan kesehatan dan produktivitas kerjanya secara optimal, maka perlu ada keseimbangan antara beban kerja, beban tambahan akibat dari pekerjaan dan lingkungan kerja dan kapasitas kerja (Suma’mur, 2009).
Tujuan akhir kesehatan kerja ini adalah untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan ini dapat tercapai apabila didukung oleh lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Lingkungan kerja yang mendukung terciptanya tenaga kerja yang sehat dan produktif antara lain suhu ruangan yang nyaman, penerangan/pencahayaan yang cukup, bebas dari debu, sikap badan yang baik, alat-alat kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh atau anggota tubuh (ergonomi), dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Suardi yang dikutip oleh Zulliyanti (2011) bahwa perubahan secara signifikan di bidang industri memberikan konsekuensinya terhadap terjadi perubahan pola penyakit/kasus-kasus penyakit karena hubungan dengan pekerjaan. Seperti faktor mekanik (proses kerja, peralatan), faktor fisik (panas, bising, radiasi) dan faktor kimia. Masalah gizi pekerja, stress kerja, penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan lain-lainnya juga merupakan hal penting yang perlu diperhatikan. Perubahan ini banyak tidak disadari oleh pengelola tempat kerja atau diremehkan. Pihak manajemen perusahaan cenderung melakukan pendekatan pemecahan masalah
Universitas Sumatera Utara
kesehatan pekerja hanya dari segi kuratif dan rehabilitatif tanpa memperhatikan akan pentingnya promosi dan pencegahan. 2.1.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja mempunyai tujuan untuk memperkecil atau menghilangkan potensi bahaya atau risiko yang dapat mengakibatkan kesakitan dan kecelakaan dan kerugian yang mungkin terjadi. Kerangka konsep berpikir Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah menghindari resiko sakit dan celaka dengan pendekatan ilmiah dan praktis secara sistematis (systematic), dan dalam kerangkapikir kesisteman (system oriented) (Anonim, 2010).
Keselamatan dan kesehatan kerja dapat diartikan sebagai kegiatan yang menjamin terciptanya kondisi kerja yang aman, terhindar dari gangguan fisik dan mental melalui pembinaan dan pelatihan, pengarahan, dan kontrol terhadap pelaksanaan tugas dari para karyawan dan pemberian bantuan sesuai dengan aturan yang berlaku, baik dari lembaga pemerintah maupun perusahaan dimana mereka bekerja (Yuli, 2005). Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan upaya preventif yang kegiatannya utamanya adalah identifikasi, substitusi, eliminasi, evaluasi, dan pengendalian risiko dan bahaya (Notoatmodjo, 2007).
Penerapan praktis Keselamatan dan Kesehatan Kerja di berbagai sektor di dalam kehidupan atau di suatu organisasi tidak secara sembarangan. Karena itu dalam rangka menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja ini diperlukan juga pengorganisasian secara baik dan benar. Dalam hubungan inilah diperlukan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang terintegrasi dan perlu dimiliki oleh setiap organisasi. Melalui Sistem Manajemen Keselamatan dan
Universitas Sumatera Utara
Kesehatan Kerja inilah pola pikir dan berbagai pendekatan yang ada diintegrasikan kedalam seluruh kegiatan operasional organisasi agar organisasi dapat berproduksi dengan cara yang sehat dan aman, efisien serta menghasilkan produk yang sehat dan aman pula serta tidak menimbulkan dampak lingkungan yang tidak diinginkan (Anonim, 2010). 2.2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) 2.2.1. Pedoman Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang lain yang berada di tempat kerja, serta sumber produksi, proses produksi, dan lingkungan kerja dalam keadaan aman, perlu penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Sastrohadiwiryo, 2002). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan manajemen lainnya di suatu institusi tempat kerja atau perusahaan, seperti manajemen produksi, manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan, dan lainnya (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2010. tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, bahwa : Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan
Universitas Sumatera Utara
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Dalam Undang-Undang RI Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 87 ayat 1 dituliskan bahwa : “Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.” Maka dalam hal ini, Sistem Manajemen K3 merupakan sebuah kewajiban dalam sebuah perusahaan untuk mencapai kesejahteraan tenaga kerja di tempat kerja yang menyangkut dalam keselamatan dan kesehatan kerja. Tujuan penerapan Sistem Manajemen K3 adalah untuk menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi, dan lingkungan kerja dalam rangka : a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. b. Menciptakan tempat kerja yang aman terhadap kebakaran, peledakan dan
kerusakan yang pada akhirnya akan melindungi investasi yang ada serta membuat tempat kerja yang sehat. c. Menciptakan efisiensi dan produktivitas kerja karena menurunnya biaya kompensasi akibat sakit atau kecelakaan kerja (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Sastrohadiwiryo (2002), ketentuan-ketentuan yang wajib dilaksanakan oleh perusahaan dalam menerapkan Sistem Manajemen K3 adalah : 1. Menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin komitmen
terhadap penerapan Sistem Manajemen K3 2. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan, dan sasaran penerapan keselamatan
dan kesehatan kerja
Universitas Sumatera Utara
3. Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan mencapai kebijakan, tujuan, dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja
4. Mengukur, memantau, dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan
5. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan Sistem Manajemen K3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.
2.2.2. Prinsip dalam Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menurut PP No. 50 Tahun 2012, yang menjadi prinsip dalam penerapan
Sistem Manajemen K3 adalah sebagai berikut : 1. Komitmen dan Kebijakan 2. Perencanaan 3. Penerapan 4. Pengukuran dan Evaluasi 5. Tinjauan Ulang dan Peningkatan oleh Pihak Manajemen
Prinsip dalam penerapan SMK3 di perusahaan mencakup lima hal di atas yang pelaksanaannya dilakukan oleh pihak manajemen bekerjasama dengan para pekerja. Dari kelima prinsip tersebut, dalam hal penerapanlah peran pekerja sangat dibutuhkan agar pelaksanaan SMK3 dapat dilakukan dengan baik dan mencapai tujuan dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penerapannya, SMK3 terkait langsung dengan pekerja. Perilaku pekerja tentang SMK3 menentukan tingkat keberhasilan pencapaian tujuan penerapan SMK3 sebagaimana yang diisyaratkan dalam Permenaker Nomor: 05/Men/1996. Keberhasilan realisasi program keselamatan dan kesehatan kerja serta SMK3 berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan pekerja (Zulliyanti, 2011). 2.3 Kecelakaan Kerja 2.3.1 Pengertian Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan seseorang atau kelompok dalam rangka melaksanakan kerja di lingkungan perusahaan, yang terjadi secara tiba-tiba, tidak diduga sebelumnya, tidak diharapkan terjadi, menimbulkan kerugian ringan sampai yang paling berat, dan bisa menghentikan kegiatan pabrik secara total (Hadiguna, 2009).
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses. Secara umum kecelakaan kerja dibagi menjadi dua golongan, yaitu : 1) Kecelakaan industri (industrial accident) yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat
kerja karena adanya sumber bahaya atau bahaya kerja. 2) Kecelakaan dalam perjalanan (community accident) yaitu kecelakaan yang terjadi
diluar tempat kerja yang berkaitan dengan adanya hubungan kerja. (Sugeng,2005).
Keadaan hampir celaka (near-accident) adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan dimana dengan keadaan yang sedikit berbeda akan
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan bahaya terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses (Sugeng, 2005).
Kecelakaan terjadi tanpa diduga dan tidak diharapkan tetapi kecelakaan kerja pada prinsipnya dapat dicegah dan pencegahan ini menurut Bennett NBS dalam Santoso (2004) merupakan tanggung-jawab para manajer lini, penyelia, mandor, kepala dan juga kepala urusan. Disamping ada sebabnya, maka suatu kejadian juga akan membawa akibat. Menurut Husni (2005), akibat dari kecelakaan industri ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. Kerugian yang bersifat ekonomis, yaitu:
a. Kerusakan/ kehancuran mesin, peralatan, bahan dan bangunan b. Biaya pengobatan dan perawatan korban c. Tunjangan kecelakaan d. Hilangnya waktu kerja e. Menurunnya jumlah maupun mutu produksi 2. Kerugian yang bersifat non ekonomis Pada umumnya berupa penderitaan manusia yaitu tenaga kerja yangbersangkutan, baik itu merupakan kematian, luka/cidera berat, maupun luka ringan.
Penyebab kecelakaan kerja dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu : 1. Kecelakaan yang disebabkan oleh tindakan manusia yang tidak melakukan
tindakan penyelamatan. Contohnya, pakaian kerja, penggunaan peralatan pelindung diri, falsafah perusahaan, dan lain-lain. 2. Kecelakaan yang disebabkan oleh keadaan lingkungan kerja yang tidak aman. Contohnya: penerangan, sirkulasi udara, temperatur, kebisingan, getaran,
Universitas Sumatera Utara
penggunaan indikator warna, tanda peringatan, sistem upah, jadwal kerja, dan lain-lain (Hadiguna, 2009). 2.3.2 Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja
Menurut Suma’mur dalam Yustini (2009) menyatakan bahwakecelakaan kerja yang terjadi dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu : a. Faktor manusia meliputi aturan kerja, kemampuan pekerja (usia, masa kerja /
pengalaman, kurangnya kecakapan dan lambatnya mengambil keputusan), disiplin kerja, perbuatan-perbuatan yang mendatangkan kecelakaan, ketidakcocokan fisik dan mental. Kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh pekerja dan karena sikap yang tidak wajar seperti terlalu berani, sembrono, tidak mengindahkan instruksi, kelalaian, melamun, tidak mau bekerja sama, dan kurang sabar. Kekurangan kecakapan untuk mengerjakan sesuatu karena tidak mendapat pelajaran mengenai pekerjaan. Kurang sehat fisik dan mental seperti adanya cacat, kelelahan dan penyakit. b. Faktor mekanik dan lingkungan, letak mesin, tidak dilengkapi dengan alatpelindung, alat pelindung tidak pakai, alat-alat kerja yang telah rusak. Lingkungan kerja berpengaruh besar terhadap moral pekerja. Faktor-faktorkeadaan lingkungan kerja yang penting dalam kecelakaan kerja terdiri dari pemeliharaan rumah tangga (house keeping), kesalahan disini terletak pada rencana tempat kerja, cara menyimpan bahan baku dan alat kerja tidak pada tempatnya, lantai yang kotor dan licin. Ventilasi yang tidak sempurnasehingga ruangan kerja terdapat debu, keadaan lembab yang tinggi sehingga orang merasa tidak enak kerja. Pencahayaan
Universitas Sumatera Utara
yang tidak sempurna misalnya ruangan gelap, terdapat kesilauan dan tidak ada pencahayaan setempat.
Menurut Benny dan Achmadi dalam Yustini (2009) penyebab kecelakaan kerja dikelompokkan sebagai berikut : 1. Faktor Lingkungan Kerja (Work Environment)
a. Faktor Kimia Disebabkan oleh bahan baku produksi, proses produksi dan hasil produksi suatu kegiatan usaha. Untuk golongan kimia dapat digolongkan kepada benda-benda mudah terbakar, mudah meledak dan lainnya.
b. Faktor Fisik Misalnya penerangan yang cukup baik di luar ruangan maupun di dalam ruangan, panas kebisingan dan lainnya.
c. Faktor Biologi Dapat berupa bakteri, jamur, mikro-organisme lain yang dihasilkan dari bahan baku proses produksi dan proses penyimpanan produksi, dapat juga berupa binatang-binatang pengganggu lainnya pada saat berada di lapangan atau kebun.
d. Faktor Ergonomi Pemakaian atau penyediaan alat-alat kerja, apakah sudah sesuai dengan keselamatan kerja sehingga pekerja dapat merasakan kenyamanan saat bekerja. Ergonomi terutama dikhususkan sebagai perencanaan dari cara kerja yang baik meliputi tata cara bekerja dan peralatan.
Universitas Sumatera Utara
e. Faktor Psikologi Perlunya dibina hubungan yang baik antara sesama pekerja dalam lingkungan kerja, misalnya antara pimpinan dan bawahan.
2. Faktor Pekerjaan a. Jam Kerja Yang dimaksud jam kerja adalah jam waktu bekerja termasuk waktu istirahat dan lamanya bekerja sehingga dengan adanya waktu istirahat ini dapat mengurangi kecelakaan kerja. Menurut Undang-undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pada pasal 77 ayat 2 (dua) huruf a dan b tentang waktu kerja , menyebutkan : a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari
SKRIPSI Oleh :
EMLI CUAN SARAGIH NIM. 111021093
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Kecelakaan kerja merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi pada pekerja di perusahaan. PT Global dalam melaksanakan pembanguan PLTA tahun 2013 terdapat 32 kasus kecelakaan kerja pada karyawan terdiri dari 9 kasus akibat tidak menggunakan alat pelindung diri, 8 kasus kecelakaan terjadi akibat tidak menggunakan sepatu boot, tetapi pekerja menggunakan sandal sehingga kaki mengalami luka akibat pecahan batu dan 5 kasus akibat tidak menggunakan helm pengaman serta 10 kasus disebabkan karena sewaktu bekerja kurang berhati-hati. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui factor–faktor yang memengaruhi kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada Karyawan PT Global di Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2013.
Jenis penelitian adalah analitik. Populasi adalah karyawan lapangan PT Global yang sedang melaksanakan pekerjaan pembangunan PLTA yang mengalami kecelakaan kerja tahun 2013 berjumlah 32 orang dan seluruhnya menjadi sampel. Data dalam penelitian ini berupa data primer (kuisioner). Data di uji menggunakan uji statistic regresi logistic berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh standar operasional prosedur, pengarahan, pengetahuan, dan sikap terhadap kejadian kecelakaan kerja, dan ada pengaruh alat pelindung diri, tindakan dan lingkungan kerja terhadap kejadian kecelakaan kerja.
Kesimpulan bahwa faktor alat pelindung diri, tindakan dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap kejadian kecelakaan kerja. Disarankan kepada pihak perusahaan membuat rambu-rambu tentang keselamatan kerja pada daerah-daerah yang berpotensi terjadi kecelakaan kerja. Pengawas (mandor) sebaiknya membiasakan karyawan lapangan bendungan untuk memakai alat pelindung diri dengan memberikan pelatihan-pelatihan supaya karyawan terbiasa memakainya.
Kata Kunci :KecelakaanKerja, Pembangunan PLTA
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Work accident is one of the problems that often occur in workers in the company. PT Global in implementing hydropower development in 2013, there were 32 cases of occupational accidents on employees consisting of 9 cases are not using personal protective equipment such as gloves, 5 cases are not using safety helmets, 8 cases are not using boots, and 10 cases caused while working less cautious. This research was conducted to determine the factors that influence the incidence of workplace accidents hydropower development on employees PT Global in Simanabun village Sub District Kahean Glare Simalungun in 2013.
This research type is analytic. Population are field employees of PT Global who are implementing a hydropower dam construction work , and the sample in this research are the total population of PT Global field employees numbering 98 people. The data in this research is primary data (questionnaire). Test data using multiple logistic regression statistical tests.
The results showed that there was no effect of standard operating procedures, direction, knowledge, and attitudes toward work accident occurrence, and there is also the influence of personal protective equipment, measures, and the work environment on the incidence of workplace accidents.
The conclusion that the factor of personal protective equipment, measures and work environment influence the incidence of workplace accidents. It is suggested to the company making signs about safety in areas that could potentially happen accidents. Supervisors (foremen) should probably familiarize employees field dam to wear protective equipment themselves by providing training so that employees are accustomed to wearing it.
Keywords : Accidents , Construction of Hydropower
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI Nama Tempat/Tgl Lahir Agama Kewarganegaraan Alamat Domisili
Pendidikan Terakhir No.Telephon/Hp
: Emli Cuan.S : N.Dolok / 25 mei 1986 : Kristen Protestan : Indonesia : Jln.Saudara Gg.Rasmi No.31B pasar VI P.Bulan
Medan : DIII Keperawatan : 081277159430 / 081260055160
PENDIDIKAN FORMAL 1. Tahun 1998 Tamat dari SD INPRES No. 094143 N.DOLOK 2. Tahun 2001 Tamat dari SLTP Negeri N.DOLOK 3. Tahun 2004 Tamat dari SMU F. TANDEAN Tebing Tinggi 4. Tahun 2007 Tamat dari DIII Keperawatan St.ELISABETH MEDAN 5. Tahun 2011 Kuliah di FAK.KESEHATAN MASYARAKAT USU
Demikianlah daftar riwayat hidup saya perbuat dengan sebenarnya.
Medan, 02 April 2014 Hormat Saya
EMLI CUAN.S
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan dan petunjuk kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecelakaan Kerja Pembangunan PLTA pada Karyawan PT Global di Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014”. Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes. selaku Ketua Departemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) FKM USU, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang
telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan.
3. Ibu Ir. Kalsum, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak
memberikan waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
4. Bapak dr. Mhd. Makmur Sinaga, M.Kes, selaku Dosen Penguji I yang telah
banyak memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan penulisan skripsi
ini.
5. Ibu Isyatun Mardiah Syahri SKM., M.Kes, selaku Dosen Penguji II yang telah
banyak memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan penulisan skripsi
ini.
6. Ibu Hiswani, M.Kes selaku Dosen Penasihat Akademik. 7. Para dosen dan pegawai Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara.
Universitas Sumatera Utara
8. Bapak Jia selaku manajer PT Global yang telah memberikan tempat kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
9. Bapak Taufiq selaku suvervisor PT Global yang telah setia menemani saya dalam proses penelitian.
10. Abang Parlin Dony Sipayung, S.H, M.H selaku konsultan hukum PT Global yang telah setia membantu saya dalam kelancaran proses penelitian.
11. Teristimewa kepada Orang Tuaku M. Saragih dan A. Purba tercinta yang telah memberikan doa tanpa kenal waktu, semangat, nasihat, dukungan, dan kasih sayang.
12. Kakakku Nelvi dan Apri serta seluruh saudaraku yang telah memberikan dukungan selama penulis menyusun skripsi
13. Rekan-rekan peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Uya, Dunia Terang, Ari, Parta, Fentra, fauzi dan seluruh teman-teman di FKM USU khususnya peminatan K3 yang tidak bias penulis sebutkan namanya satu per-satu.
14. Kawan-kawan lama Dino, Jhon, Dumaris, Hotmian, dan seluruh teman eks Elisabeth, mari terus semangat mencapai kesuksesan.
15. Teman-teman seluruh mahasiswa ekstensi stambuk 2011 yang telah banyak membantu saya dalam perkuliahan saya ucapkan terimakasih. Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan serta
masih diperlukan penyempurnaan, hal ini tidak terlepas dari keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.
Medan, 5 Februari2014 Penulis
Emli Cuan Saragih
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ...................... ......................................... ABSTRAK......................................................................................... ABSTRACT ....................................................................................... DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................... KATA PENGANTAR ....................................................................... DAFTAR ISI ..................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................. DAFTAR GAMBAR ........................................................................ DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................
i ii iii iv v vii x xii xiii
BABI BAB II
PENDAHULUAN .......................................................... 1.1. Latar Belakang ........................................................ 1.2. Rumusan Masalah.................................................... 1.3. Tujuan Penelitian.....................................................
1.3.1.Tujuan Umum ................................................. 1.3.2.Tujuan Khusus ................................................ 1.4. ManfaatPenelitian....................................................
TINJAUAN PUSTAKA ................................................ 2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ...............................
2.1.1. Pengertian Kesehatan Kerja .............................. 2.1.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja..................... 2.2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).............................................................................. 2.2.1.PedomanPenerapanSistemManajemenKeselamatan
dan Kesehatan Kerja........................................ 2.2.2.Prinsip dalam Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan KesehatanKerja...................... 2.3.Kecelakaan Kerja ........................................................
2.3.1. Pengertian Kecelakaan Kerja ............................ 2.3.2. Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja ................... 2.3.3. Akibat atau Dampak Kecelakaan Kerja .............. 2.3.4. Pencegahan Kecelakaan Kerja .......................... 2.3.5. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kecelakaan
Kerja ............................................................. 2.4. Kerangka Konsep ...................................................... 2.5. Hipotesis ..................................................................
1 1 6 6 6 6 7
8 8 9 11
12
12
14 15 15 17 23 25
28 31 33
Universitas Sumatera Utara
BAB III BAB IV BAB V
METODE PENELITIAN............................................... 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................... 3.2. LokasidanWaktuPenelitian.......................................
3.2.1. LokasiPenelitian............................................ 3.2.2. WaktuPenelitian ............................................ 3.3. PopulasidanSampel.................................................. 3.3.1. Populasi ........................................................ 3.3.2. Sampel.......................................................... 3.4. MetodePengumpulan Data ....................................... 3.3.1. Data Primer .................................................... 3.4.2. Data Sekunder ................................................ 3.5. DefinisiOperasional ................................................. 3.6. Aspek Pengukuran ................................................... 3.7. TeknikAnalisa Data ................................................... 3.7.1. Pengolahan Data ............................................. 3.7.2. Analisis Data ..................................................
HASIL PENELITIAN.................................................... 4.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian............................... 4.2. Analisis Univariat..............................................................
4.2.1. Karakteristik Responden.......................................... 4.2.2. Standar Operasional Prosedur .................................. 4.2.3. Alat Pelindung Diri.................................................. 4.2.4. Pengarahan............................................................... 4.2.5. Pengetahuan ............................................................. 4.2.6. Sikap ........................................................................ 4.2.7. Tindakan .................................................................. 4.2.8. Lingkungan Kerja .................................................... 4.2.9. Kejadian Kecelakaan Kerja ..................................... 4.3. Analisis Bivariat ................................................................ 4.4. Analisis Multivariat .......................................................
PEMBAHASAN ............................................................ 5.1. Pengaruh Faktor Standar Operasional Prosedur terhadap
Kejadian Kecelakaan Kerja di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014 ...................................................
34 34 34 34 34 34 34 34 35 35 35 35 36 39 39 40
42 42 44 44 45 45 46 46 47 47 48 48 49 52
55
55
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
5.2. Pengaruh Faktor Alat Pelindung Diri terhadap Kejadian Kecelakaan Kerja di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014 ...................................................................................
5.3. Pengaruh Faktor Pengarahan terhadap Kejadian Kecelakaan Kerja di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014 ...................................................................................
5.4. Pengaruh Faktor Pengetahuan terhadap Kejadian Kecelakaan Kerja di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014 ...................................................................................
5.5. Pengaruh Faktor Sikap terhadap Kejadian Kecelakaan Kerja di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014...........
5.6. Pengaruh Faktor Tindakan terhadap Kejadian Kecelakaan Kerja di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014 ...................................................................................
5.7. Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Kejadian Kecelakaan Kerja di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014 ...................................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................... 6.1. Kesimpulan........................................................................ 6.2. Saran..................................................................................
56
58
59 61
62
63 65 65 66
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 67
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1
DAFTAR TABEL
Halaman Distribusi Karakteristik Responden di Bendungan PLTA
Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten
SimalungunTahun 2014 ..........................................................
44
Tabel 4.2
Distribusi Standar Operasional Prosedur di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014.......................................
45
Tabel 4.3
Distribusi Alat Pelindung Diri di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014 .........................................................
46
Tabel 4.4
Distribusi Pengarahan oleh Mandor di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014 .........................................................
46
Tabel 4.5
Distribusi Pengetahuan Responden di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014 .........................................................
47
Tabel 4.6
Distribusi Sikap Responden di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014 .........................................................
47
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7
Distribusi Tindakan Responden di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014 .........................................................
Tabel 4.8
Distribusi Lingkungan Responden di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014 .........................................................
Tabel 4.9
Distribusi Kejadian Kecelakaan Kerja Responden di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014..........................
Tabel 4.10 Distribusi Tabulasi Silang Antara Standar Operasional Prosedur, Alat Pelindung Diri, Pengarahan, Pengetahuan, Sikap, Tindakan dan Lingkungan Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014.........................................................................................
Tabel 4.11 Faktor-faktor yang Memengaruhi Standar Operasional Prosedur, Alat Pelindung Diri, Pengarahan, Pengetahuan, Sikap, Tindakan dan Lingkungan Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014.........................................................................................
48 48 49
50
53
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Probabilitas Kejadian Kecelakaan Kerja di Bendungan PLTA Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2014.......................................
54
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian ..........................................
31
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner .................................................................. 70 Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian............................... 74 Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Penelitian .......................... 75 Lampiran 4 Dokumentasi.............................................................. 76 Lampiran5 Master Data……………………………………………. 79 Lampiran 6 Hasil Pengolahan Data………………………………… 87 Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas Data……………………………. 98
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Kecelakaan kerja merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi pada pekerja di perusahaan. PT Global dalam melaksanakan pembanguan PLTA tahun 2013 terdapat 32 kasus kecelakaan kerja pada karyawan terdiri dari 9 kasus akibat tidak menggunakan alat pelindung diri, 8 kasus kecelakaan terjadi akibat tidak menggunakan sepatu boot, tetapi pekerja menggunakan sandal sehingga kaki mengalami luka akibat pecahan batu dan 5 kasus akibat tidak menggunakan helm pengaman serta 10 kasus disebabkan karena sewaktu bekerja kurang berhati-hati. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui factor–faktor yang memengaruhi kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada Karyawan PT Global di Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2013.
Jenis penelitian adalah analitik. Populasi adalah karyawan lapangan PT Global yang sedang melaksanakan pekerjaan pembangunan PLTA yang mengalami kecelakaan kerja tahun 2013 berjumlah 32 orang dan seluruhnya menjadi sampel. Data dalam penelitian ini berupa data primer (kuisioner). Data di uji menggunakan uji statistic regresi logistic berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh standar operasional prosedur, pengarahan, pengetahuan, dan sikap terhadap kejadian kecelakaan kerja, dan ada pengaruh alat pelindung diri, tindakan dan lingkungan kerja terhadap kejadian kecelakaan kerja.
Kesimpulan bahwa faktor alat pelindung diri, tindakan dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap kejadian kecelakaan kerja. Disarankan kepada pihak perusahaan membuat rambu-rambu tentang keselamatan kerja pada daerah-daerah yang berpotensi terjadi kecelakaan kerja. Pengawas (mandor) sebaiknya membiasakan karyawan lapangan bendungan untuk memakai alat pelindung diri dengan memberikan pelatihan-pelatihan supaya karyawan terbiasa memakainya.
Kata Kunci :KecelakaanKerja, Pembangunan PLTA
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Work accident is one of the problems that often occur in workers in the company. PT Global in implementing hydropower development in 2013, there were 32 cases of occupational accidents on employees consisting of 9 cases are not using personal protective equipment such as gloves, 5 cases are not using safety helmets, 8 cases are not using boots, and 10 cases caused while working less cautious. This research was conducted to determine the factors that influence the incidence of workplace accidents hydropower development on employees PT Global in Simanabun village Sub District Kahean Glare Simalungun in 2013.
This research type is analytic. Population are field employees of PT Global who are implementing a hydropower dam construction work , and the sample in this research are the total population of PT Global field employees numbering 98 people. The data in this research is primary data (questionnaire). Test data using multiple logistic regression statistical tests.
The results showed that there was no effect of standard operating procedures, direction, knowledge, and attitudes toward work accident occurrence, and there is also the influence of personal protective equipment, measures, and the work environment on the incidence of workplace accidents.
The conclusion that the factor of personal protective equipment, measures and work environment influence the incidence of workplace accidents. It is suggested to the company making signs about safety in areas that could potentially happen accidents. Supervisors (foremen) should probably familiarize employees field dam to wear protective equipment themselves by providing training so that employees are accustomed to wearing it.
Keywords : Accidents , Construction of Hydropower
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kecelakaan kerja merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi pada
pekerja di perusahaan. Kecelakaan kerja ini biasanya terjadi karena faktor dari pekerja itu sendiri dan lingkungan kerja yang dalam hal ini adalah dari pihak pengusaha. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003. Dengan menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi.Jadi, unsur yang ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi juga mental, emosional dan psikologi (Hadiguna,2009).
Berdasarkan laporan yang disampaikan Dirjen Pembinaan Pengawas Ketenagakerjaan Kemenakertrans Muji Handaya seusai menyampaikan hasil Pertemuan Asia-Europe Meeting (ASEM) Workshop on National OccupationalSafety and Health (OSH) bahwa angka kecelakaan kerja di Indonesia tergolong tinggi dibanding sejumlah negara di Asia dan Eropa, pada tahun 2010 kecelakaan kerja di Indonesia tercatat sebanyak 98.711 kasus. 1.200 kasus di antaranya mengakibatkan pekerja meninggal dunia dan menurut Muji Handaya bahwa dengan angka kecelakan
Universitas Sumatera Utara
kerja tersebut, rata-rata ada tujuh pekerja yang meninggal dunia setiap hari (Djumena, 2011).
Pedoman keselamatan dan kesehatan kerja adalah bahwa penyakit dan kecelakaan akibat kerja dapat dicegah, maka upaya pokok kesehatan kerja adalah pencegahan kecelakaan kerja.Tetapi kecelakaan kerja tidak dapat dielakkan secara menyeluruh. Namun demikian setiap perencanaan, keputusan, dan organisasi harus memperhitungkan aspek keselamatan dan kesehatan kerja dalam perusahaan (Notoatmodjo, 2007).
Angka kecelakaan kerja di Indonesia menurun dalam 2010 sampai dengan 2011, hal ini membuktikan bahwa kecelakaan memang dapat dicegah di tempat kerja, tapi angka kematian dalam kecelakaan kerja tidak ikut turun. Pada tahun 2010 lalu jumlahnya menurun dari 98.711 menjadi jadi 86.368 kasus tahun 2011. Muji Handaya, Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Kemenakertrans RI mengatakan masih tingginya angka kematian dalam kecelakaan kerja karena kasus kecelakaan lalu lintas yang dialami pekerja saat berangkat sampai pulang ke rumah, dihitung masuk kematian akibat kecelakaan kerja. Sedangkan faktor pekerja dan lingkungan serta fasilitas alat pelindung diri yang kurang memadai turut menentukan besarnya proporsi kecelakaan kerja (Djumena, 2011).
Menurut H. W. Heinrich dalam Notoatmodjo (2007), penyebab kecelakaan kerja yang sering ditemui adalah perilaku yang tidak aman sebesar 88%, kondisi lingkungan yang tidak aman sebesar 10%, atau kedua hal tersebut di atas terjadi secara bersamaan.Penyebab kecelakaan kerja di Indonesia adalah perilaku dan peralatan yang tidak aman (Prastyo, 2012).
Universitas Sumatera Utara
Perilaku pekerja tentang K3 menentukan tingkat keberhasilan pencapaian tujuan penerapan SMK3. Hasil penelitian Salawati (2009) menunjukkan adanya hubungan antara perilaku tenaga kesehatan terhadap penerapan Manajemen K3 di Rumah Sakit Zainal Abidin Banda Aceh. Hasil penelitian Zulliyanti (2011) menunjukkan bahwa pengetahuan dan tindakan pekerja berpengaruh terhadap penerapan manajemen K3 di PT Gold Coin Indonesia dan hasil penelitian Munthe (2010) menggambarkan pengetahuan dan tindakan pekerja tentang SMK3 di PT Socfindo Kebun Aek Pamienke ada pada kategori yang baik.
Produktivitas pekerja yang tinggi sangat diharapkan oleh pihak perusahaan karena hal tersebut berpengaruh dan dibutuhkan dalam menjaga kelancaran proses produksi di perusahaan. Dengan itu, perlu diterapkan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja yang menjamin hak pekerja untuk mendapatkan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerjanya. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja para pekerja akan meningkatkan produktivitas dan selanjutnya akan memberikan keuntungan bagi perusahaan karena kelancaran proses produksinya.
Selain meningkatnya daya saing dan produktivitas tenaga kerja, yang juga menjadi sasaran strategis Kemenakertrans dalam Review Rencana Strategis Kemenakertrans RI (2012) adalah meningkatnya penerapan pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan di tempat kerja. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja berpedoman pada Undang-Undang RI Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan Undang-Undang RI Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Universitas Sumatera Utara
Berpedoman kepada Undang-Undang RI Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan Undang-Undang RI Nomor 13 tahun 2003 tentangKetenagakerjaan, dalam hal ini perusahaan juga harus menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sesuai dengan yang tertuang dalam Himpuman Peraturan Perundang-Undangan RI (HPPU RI, 2008) disebutkan dalam Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor: 384/KPTS/M/2004 tentang Pedoman Teknik Keselamtan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi Bendungan yang bertujuan untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
PT Global merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangunan konstruksi yang berdiri tahun 2000. Jumlah karyawan tetap saat ini adalah 35 orang dan tenaga tidak tetap (kontrak) yaitu 98 orang. Pada tahun 2012 PT Global memenangkan tender pembangunan bendungan PLTA di Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun. Saat ini PT Global sedang membangun tempat penampungan air bendungan dan mempersiapkan membangun turbin untuk pembangkit tenga listrik bertujuan untuk menambah daya listrik di daerah tersebut dengan memanfaatkan tenaga air bendungan.
Berdasarkan survei pendahuluan dan wawancara yang telah dilakukan dengan manajemen PT Global menangani masalah K3, bahwa K3 belum diterapkan secara optimal disebabkan pelatihan K3 belum pernah dilakukan. Manajamen memberikan penjelasan tentang penggunaan alat pelindung diri seperti pakaian, helm, sepatu, dan peralatan lainnya tidak rutin. Mereka tetap memantau pekerja agar tetap mematuhi
Universitas Sumatera Utara
aspek K3 sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Setiap pekerja memang diawasi oleh pengawas tetapi ada pekerja yang tidak memakai alat pelindung diri diperbolehkan masuk memasuki areal bendungan dan tetap bekerja.
Pihak manajemen perusahaan mengatakan bahwa kecelakaan kerja di perusahaan tersebut dibagi dalam 4 jenis: First Aid yaitu kecelakaan kerja yang hanya membutuhkan pertolongan pertama (kotak P3K), Medical Aid yaitu kecelakaan kerja yang membutuhkan pengobatan medis dari rumah sakit, Loss time injury yaitu kecelakaan yang sampai menghilangkan jam kerja pekerja, dan Fatality Aid yaitu kecelakaan kerja yang mengakibatkan kematian. Pada tahun 2013 sampai saat ini kecelakaan kerja yang terjadi adalah jenis First Aid dan Medical Aid dengan jumlah kumulatif tertinggi sebanyak 32 kasus kecelakaan kerja dengan rincian 9 kasus kecelakaan kerja terjadi akibat tidak menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan sewaktu kerja sehingga tangannya mengalami luka akibat menyusun batu-batu dalam membangun bendungan. Delapan (8) kasus kecelakaan terjadi akibat tidak menggunakan sepatu boot, tetapi pekerja menggunakan sandal sehingga kaki mengalami luka akibat pecahan batu dan 5 kasus kecelakaan pada bagian kepala akibat tertimpa pecahan batu karena tidak menggunakan helm pengaman serta 10 kasus kecelakaan disebabkan karena sewaktu bekerja kurang berhati-hati. Demikian juga hasil wawancara terhadap 10 orang pekerja yang pernah mengalami kecelakaan kerja tentang perilaku pekerja bahwa 60% orang kurang memahami cara penggunaan APD dan merasa bahwa tanpa menggunakan APD lebih nyaman bekerja karena APD dapat mengganggu gerakan atau aktivitas dalam bekerja. Kejadian kecelakaan kerja terjadi sewaktu bekerja karena tidak menjalankan Standar Operasional Prosedur
Universitas Sumatera Utara
(SOP) atau kecelakaan yang terjadi masih cenderung diakibatkan oleh tindakan tidak aman dari pekerja itu sendiri.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk meneliti “Faktorfaktor yang Memengaruhi Kejadian Kecelakaan Kerja Pembangunan PLTA pada Karyawan PT Global di Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2013”. 1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah “faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada karyawan PT Global di Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2013 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada karyawan PT Global di Desa Simanabun Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2013. 1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengaruh faktor standard operasional prosedur kerja terhadap kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada karyawan PT Global.
2. Untuk mengetahui pengaruh faktor ketersediaan APD terhadap kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada karyawan PT Global.
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk mengetahui pengaruh faktor pengarahan terhadap kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada karyawan PT Global.
4. Untuk mengetahui pengaruh faktor pengetahuan terhadap kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada karyawan PT Global.
5. Untuk mengetahui pengaruh faktor sikap terhadap kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada karyawan PT Global.
6. Untuk mengetahui pengaruh faktor tindakan terhadap kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada karyawan PT Global.
7. Untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan kerja terhadap kejadian kecelakaan kerja pembangunan PLTA pada karyawan PT Global.
1.4. Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen PTGlobal akan pentingnya
penerapan K3 secara optimal untuk menghindari kecelakaan kerja. 2. Bagi tenaga kerja agar lebih mengetahui manfaat dan kegunaan penerapan K3. 3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya serta dapat bermanfaat dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan. 4. Sebagai penambah wawasan pengetahuan bagi penulis khususnya tentang
kecelakaan kerja.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan adalah suatu kondisi yang bebas dari risiko yang relatif sangat
kecil di bawah tingakatan tertentu. Sedangkan risiko adalah tingkat kemungkinan terjadinya suatu bahaya yang menyebabkan kecelakaan dan intensitas bahaya tersebut (HIPSMI dalam Notoatmodjo, 2007). Suardi (2007) mendefiniskan keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenega kerja. Kecelakaan selain menjadi sebab hambatan-hambatan langsung juga merupakan kerugian secara tidak langsung yakni kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi untuk beberapa saat, kerusakan pada lingkungan kerja, dan lain-lain.
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan berhubungan dengan hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja disini dapat berarti, bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Dalam hal ini terdapat dua masalah penting yaitu kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan dan kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan (Suma’mur, 1987).
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan atau terjadinya kondisi tidak aman dapat dipelajari dengan pendekatan keilmuan atau pendekatan praktis yang kemudian dikembangkan menjadi konsep dan teori tentang kecelakaan.
Universitas Sumatera Utara
Pada umumnya teori tentang kecelakaan memusatkan perhatian pada tiga faktor penyebab utama kecelakaan yaitu peralatan, cara kerja dan manusia atau pekerja (Anonim, 2010).
Kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan dapat dicegah dengan peraturan perundangan tentang ketentuan wajib di tempat kerja, standardisasi keselamatan kerja, pengawasan tentang kepatuhan ketentuan yang diwajibkan dalam peraturan, penelitian bersifat teknik, riset medis, penelitian psikologis, penelitian secara statistik, pendidikan, pelatihan keselamatan kerja, penggairahan dengan cara penyuluhan, asuransi, dan usaha keselamatan pada tingkat perusahaan yang merupakan ukuran utama efektif tidaknya penerapan keselamatan kerja (Suma’mur, 1987). 2.1.1. Pengertian Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja adalah aplikasi kesehatan masyarakat dalam suatu tempat kerja dan yang menjadi pasien dari kesehatan kerja adalah masyarakat pekerja dan masyarakat di sekitar perusahaan tersebut. Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan perusahaan tersebut, melalui usahausaha preventif, promotif, dan kuratif terhadap penyakit atau gangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja (Notoatmodjo, 2007).
Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga menunjukan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya. Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin banyak berubah, bukan
Universitas Sumatera Utara
sekedar “kesehatan pada sektor industri” saja melainkan juga mengarah kepada upaya kesehatan untuk semua orang dalam melakukan pekerjaannya (Supriyanto, 2009).
Agar seorang tenaga kerja berada dalam keserasian sebaik-baiknya, yang berarti bahwa yang bersangkutan dapat terjamin keadaan kesehatan dan produktivitas kerjanya secara optimal, maka perlu ada keseimbangan antara beban kerja, beban tambahan akibat dari pekerjaan dan lingkungan kerja dan kapasitas kerja (Suma’mur, 2009).
Tujuan akhir kesehatan kerja ini adalah untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan ini dapat tercapai apabila didukung oleh lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Lingkungan kerja yang mendukung terciptanya tenaga kerja yang sehat dan produktif antara lain suhu ruangan yang nyaman, penerangan/pencahayaan yang cukup, bebas dari debu, sikap badan yang baik, alat-alat kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh atau anggota tubuh (ergonomi), dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Suardi yang dikutip oleh Zulliyanti (2011) bahwa perubahan secara signifikan di bidang industri memberikan konsekuensinya terhadap terjadi perubahan pola penyakit/kasus-kasus penyakit karena hubungan dengan pekerjaan. Seperti faktor mekanik (proses kerja, peralatan), faktor fisik (panas, bising, radiasi) dan faktor kimia. Masalah gizi pekerja, stress kerja, penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan lain-lainnya juga merupakan hal penting yang perlu diperhatikan. Perubahan ini banyak tidak disadari oleh pengelola tempat kerja atau diremehkan. Pihak manajemen perusahaan cenderung melakukan pendekatan pemecahan masalah
Universitas Sumatera Utara
kesehatan pekerja hanya dari segi kuratif dan rehabilitatif tanpa memperhatikan akan pentingnya promosi dan pencegahan. 2.1.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja mempunyai tujuan untuk memperkecil atau menghilangkan potensi bahaya atau risiko yang dapat mengakibatkan kesakitan dan kecelakaan dan kerugian yang mungkin terjadi. Kerangka konsep berpikir Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah menghindari resiko sakit dan celaka dengan pendekatan ilmiah dan praktis secara sistematis (systematic), dan dalam kerangkapikir kesisteman (system oriented) (Anonim, 2010).
Keselamatan dan kesehatan kerja dapat diartikan sebagai kegiatan yang menjamin terciptanya kondisi kerja yang aman, terhindar dari gangguan fisik dan mental melalui pembinaan dan pelatihan, pengarahan, dan kontrol terhadap pelaksanaan tugas dari para karyawan dan pemberian bantuan sesuai dengan aturan yang berlaku, baik dari lembaga pemerintah maupun perusahaan dimana mereka bekerja (Yuli, 2005). Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan upaya preventif yang kegiatannya utamanya adalah identifikasi, substitusi, eliminasi, evaluasi, dan pengendalian risiko dan bahaya (Notoatmodjo, 2007).
Penerapan praktis Keselamatan dan Kesehatan Kerja di berbagai sektor di dalam kehidupan atau di suatu organisasi tidak secara sembarangan. Karena itu dalam rangka menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja ini diperlukan juga pengorganisasian secara baik dan benar. Dalam hubungan inilah diperlukan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang terintegrasi dan perlu dimiliki oleh setiap organisasi. Melalui Sistem Manajemen Keselamatan dan
Universitas Sumatera Utara
Kesehatan Kerja inilah pola pikir dan berbagai pendekatan yang ada diintegrasikan kedalam seluruh kegiatan operasional organisasi agar organisasi dapat berproduksi dengan cara yang sehat dan aman, efisien serta menghasilkan produk yang sehat dan aman pula serta tidak menimbulkan dampak lingkungan yang tidak diinginkan (Anonim, 2010). 2.2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) 2.2.1. Pedoman Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang lain yang berada di tempat kerja, serta sumber produksi, proses produksi, dan lingkungan kerja dalam keadaan aman, perlu penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Sastrohadiwiryo, 2002). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan manajemen lainnya di suatu institusi tempat kerja atau perusahaan, seperti manajemen produksi, manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan, dan lainnya (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2010. tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, bahwa : Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan
Universitas Sumatera Utara
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Dalam Undang-Undang RI Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 87 ayat 1 dituliskan bahwa : “Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.” Maka dalam hal ini, Sistem Manajemen K3 merupakan sebuah kewajiban dalam sebuah perusahaan untuk mencapai kesejahteraan tenaga kerja di tempat kerja yang menyangkut dalam keselamatan dan kesehatan kerja. Tujuan penerapan Sistem Manajemen K3 adalah untuk menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi, dan lingkungan kerja dalam rangka : a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. b. Menciptakan tempat kerja yang aman terhadap kebakaran, peledakan dan
kerusakan yang pada akhirnya akan melindungi investasi yang ada serta membuat tempat kerja yang sehat. c. Menciptakan efisiensi dan produktivitas kerja karena menurunnya biaya kompensasi akibat sakit atau kecelakaan kerja (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Sastrohadiwiryo (2002), ketentuan-ketentuan yang wajib dilaksanakan oleh perusahaan dalam menerapkan Sistem Manajemen K3 adalah : 1. Menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin komitmen
terhadap penerapan Sistem Manajemen K3 2. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan, dan sasaran penerapan keselamatan
dan kesehatan kerja
Universitas Sumatera Utara
3. Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan mencapai kebijakan, tujuan, dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja
4. Mengukur, memantau, dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan
5. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan Sistem Manajemen K3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.
2.2.2. Prinsip dalam Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menurut PP No. 50 Tahun 2012, yang menjadi prinsip dalam penerapan
Sistem Manajemen K3 adalah sebagai berikut : 1. Komitmen dan Kebijakan 2. Perencanaan 3. Penerapan 4. Pengukuran dan Evaluasi 5. Tinjauan Ulang dan Peningkatan oleh Pihak Manajemen
Prinsip dalam penerapan SMK3 di perusahaan mencakup lima hal di atas yang pelaksanaannya dilakukan oleh pihak manajemen bekerjasama dengan para pekerja. Dari kelima prinsip tersebut, dalam hal penerapanlah peran pekerja sangat dibutuhkan agar pelaksanaan SMK3 dapat dilakukan dengan baik dan mencapai tujuan dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penerapannya, SMK3 terkait langsung dengan pekerja. Perilaku pekerja tentang SMK3 menentukan tingkat keberhasilan pencapaian tujuan penerapan SMK3 sebagaimana yang diisyaratkan dalam Permenaker Nomor: 05/Men/1996. Keberhasilan realisasi program keselamatan dan kesehatan kerja serta SMK3 berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan pekerja (Zulliyanti, 2011). 2.3 Kecelakaan Kerja 2.3.1 Pengertian Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan seseorang atau kelompok dalam rangka melaksanakan kerja di lingkungan perusahaan, yang terjadi secara tiba-tiba, tidak diduga sebelumnya, tidak diharapkan terjadi, menimbulkan kerugian ringan sampai yang paling berat, dan bisa menghentikan kegiatan pabrik secara total (Hadiguna, 2009).
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses. Secara umum kecelakaan kerja dibagi menjadi dua golongan, yaitu : 1) Kecelakaan industri (industrial accident) yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat
kerja karena adanya sumber bahaya atau bahaya kerja. 2) Kecelakaan dalam perjalanan (community accident) yaitu kecelakaan yang terjadi
diluar tempat kerja yang berkaitan dengan adanya hubungan kerja. (Sugeng,2005).
Keadaan hampir celaka (near-accident) adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan dimana dengan keadaan yang sedikit berbeda akan
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan bahaya terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses (Sugeng, 2005).
Kecelakaan terjadi tanpa diduga dan tidak diharapkan tetapi kecelakaan kerja pada prinsipnya dapat dicegah dan pencegahan ini menurut Bennett NBS dalam Santoso (2004) merupakan tanggung-jawab para manajer lini, penyelia, mandor, kepala dan juga kepala urusan. Disamping ada sebabnya, maka suatu kejadian juga akan membawa akibat. Menurut Husni (2005), akibat dari kecelakaan industri ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. Kerugian yang bersifat ekonomis, yaitu:
a. Kerusakan/ kehancuran mesin, peralatan, bahan dan bangunan b. Biaya pengobatan dan perawatan korban c. Tunjangan kecelakaan d. Hilangnya waktu kerja e. Menurunnya jumlah maupun mutu produksi 2. Kerugian yang bersifat non ekonomis Pada umumnya berupa penderitaan manusia yaitu tenaga kerja yangbersangkutan, baik itu merupakan kematian, luka/cidera berat, maupun luka ringan.
Penyebab kecelakaan kerja dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu : 1. Kecelakaan yang disebabkan oleh tindakan manusia yang tidak melakukan
tindakan penyelamatan. Contohnya, pakaian kerja, penggunaan peralatan pelindung diri, falsafah perusahaan, dan lain-lain. 2. Kecelakaan yang disebabkan oleh keadaan lingkungan kerja yang tidak aman. Contohnya: penerangan, sirkulasi udara, temperatur, kebisingan, getaran,
Universitas Sumatera Utara
penggunaan indikator warna, tanda peringatan, sistem upah, jadwal kerja, dan lain-lain (Hadiguna, 2009). 2.3.2 Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja
Menurut Suma’mur dalam Yustini (2009) menyatakan bahwakecelakaan kerja yang terjadi dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu : a. Faktor manusia meliputi aturan kerja, kemampuan pekerja (usia, masa kerja /
pengalaman, kurangnya kecakapan dan lambatnya mengambil keputusan), disiplin kerja, perbuatan-perbuatan yang mendatangkan kecelakaan, ketidakcocokan fisik dan mental. Kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh pekerja dan karena sikap yang tidak wajar seperti terlalu berani, sembrono, tidak mengindahkan instruksi, kelalaian, melamun, tidak mau bekerja sama, dan kurang sabar. Kekurangan kecakapan untuk mengerjakan sesuatu karena tidak mendapat pelajaran mengenai pekerjaan. Kurang sehat fisik dan mental seperti adanya cacat, kelelahan dan penyakit. b. Faktor mekanik dan lingkungan, letak mesin, tidak dilengkapi dengan alatpelindung, alat pelindung tidak pakai, alat-alat kerja yang telah rusak. Lingkungan kerja berpengaruh besar terhadap moral pekerja. Faktor-faktorkeadaan lingkungan kerja yang penting dalam kecelakaan kerja terdiri dari pemeliharaan rumah tangga (house keeping), kesalahan disini terletak pada rencana tempat kerja, cara menyimpan bahan baku dan alat kerja tidak pada tempatnya, lantai yang kotor dan licin. Ventilasi yang tidak sempurnasehingga ruangan kerja terdapat debu, keadaan lembab yang tinggi sehingga orang merasa tidak enak kerja. Pencahayaan
Universitas Sumatera Utara
yang tidak sempurna misalnya ruangan gelap, terdapat kesilauan dan tidak ada pencahayaan setempat.
Menurut Benny dan Achmadi dalam Yustini (2009) penyebab kecelakaan kerja dikelompokkan sebagai berikut : 1. Faktor Lingkungan Kerja (Work Environment)
a. Faktor Kimia Disebabkan oleh bahan baku produksi, proses produksi dan hasil produksi suatu kegiatan usaha. Untuk golongan kimia dapat digolongkan kepada benda-benda mudah terbakar, mudah meledak dan lainnya.
b. Faktor Fisik Misalnya penerangan yang cukup baik di luar ruangan maupun di dalam ruangan, panas kebisingan dan lainnya.
c. Faktor Biologi Dapat berupa bakteri, jamur, mikro-organisme lain yang dihasilkan dari bahan baku proses produksi dan proses penyimpanan produksi, dapat juga berupa binatang-binatang pengganggu lainnya pada saat berada di lapangan atau kebun.
d. Faktor Ergonomi Pemakaian atau penyediaan alat-alat kerja, apakah sudah sesuai dengan keselamatan kerja sehingga pekerja dapat merasakan kenyamanan saat bekerja. Ergonomi terutama dikhususkan sebagai perencanaan dari cara kerja yang baik meliputi tata cara bekerja dan peralatan.
Universitas Sumatera Utara
e. Faktor Psikologi Perlunya dibina hubungan yang baik antara sesama pekerja dalam lingkungan kerja, misalnya antara pimpinan dan bawahan.
2. Faktor Pekerjaan a. Jam Kerja Yang dimaksud jam kerja adalah jam waktu bekerja termasuk waktu istirahat dan lamanya bekerja sehingga dengan adanya waktu istirahat ini dapat mengurangi kecelakaan kerja. Menurut Undang-undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pada pasal 77 ayat 2 (dua) huruf a dan b tentang waktu kerja , menyebutkan : a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari