56 pada semen sulit diprediksi sehingga diperlukan percobaan pendahuluan untuk
menentukan pengaruhnya terhadap beton secara keseluruhan.
2.3 Kebakaran pada Bangunan
Bila kebakaran terjadi pada suatu konstruksi beton bertulang maka struktur kolom, balok, lantai, dinding akan mengalami siklus pemanasan dan pendinginan.
Karena adanya fase secara fisik maupun kimia yang kompleks. Akibatnya dengan adanya perubahan mikrostruktur beton dan secara keseluruan maka terjadi perubahan
p erilaku material beton yang mengakibatkan menurunnya kekuatan struktur.
2.3.1 Definisi Kebakaran
Kebakaran pada hakekatnya merupakan reaksi kimia dari combustible material dengan oksigen yang dikenal dengan reaksi pembakaran yang menghasilkan
panas. Panas hasil pembakaran ini diteruskan ke massa betonmortar dengan dua macam mekanisme, yakni :
1. Secara radiasi yaitu pancaran panas diterima oleh permukaan beton
sehingga permukaan beton menjadi panas. Pancaran panas akan sangat potensial, jika suhu sumber panas relatif tinggi.
2. Secara konveksi yaitu udara panas yang bertiupbersinggungan dengan
permukaan betonmortar sehingga beton menjadi panas. Bila tiupan angin
Universitas Sumatera Utara
57 semakin kencang maka panas yang dipindahkan dengan cara konveksi
semakin banyak Sumardi, 2000. Kebakaran adalah penyebab utama hancurnya struktur bangunan dan
hilangnya umur bangunan. Sifat beton adalah bahwa temperatur akibat kebakaran tidak menyebabkan perubahan mendadak seragam dan mungkin berbahaya pada sifat
keseluruhan bangunan. Beton pertama-tama mengembang tetapi kehilangan kelegasan yang progresif pada pasta semen menyebabkan pengembangan termal dari
agregat. Kebakaran adalah sebuah proses kimia oksidasi dari suatu material organik.
Material organik adalah material yang mengandung unsur karbon pada susunan molekulnya. Oksidasi dari material organik ini akan menghasilkan unsur karbon,
hydrogen, belerang, serta cahaya dan panas. Peningkatan temperatur pada saat terjadi kebakaran menyebabkan perubahan pada sifat material dari sebuah struktur.
Perubahan sifat ini dapat digunakan untuk memperkirakan temperatur yang terjadi pada saat terjadi kebakaran. Material yang terbakar saat mencapai suhu tertentu akan
mengalami perubahan bentuk seperti mencair, lebur, dan lain-lainnya.
Universitas Sumatera Utara
58 Tabel 2.5 Penilaian Temperatur yang Dicapai pada Berbagai Material dan Komponen
dalam Kebakaran Al-mutairi dan Al-shaleh, 1997 Zat
Kondisi Perkiraan Temperatur °C
Kayu Hangus
200-300
Alumunium Lunak
400 Cair
650
Kaca Lunak
700-800 Cair
850 Perak
Cair 950
Kuningan Cair
800-1000 Tembaga
Cair 1100
Besi Baja Cair
1100-1200 Beton
Hancur 800-1500
Pada saat suatu bangunan mengalami kebakaran akan sangat banyak material yang hancur. Dari tabel di atas, diketahui bahwa saat bangunan terbakar
yang pertama kali hangus adalah bahan struktur yang terbuat dari kayu, seperti: kusen, daun pintu, ataupun material yang berbahan dasar kayu lainnya. Setelah kayu
hangus, material selanjutnya yang mungkin hancur adalah bahan yang terbuat dari
Universitas Sumatera Utara
59 material kaca sedangkan untuk beton akan hancur paling akhir apabila besi tulangan
yang ada pada beton telah terlebih dahulu luluh atau mencair.
2.3.2 Ketahanan Beton Terhadap Kebakaran