Tangerang. Suku-suku yang mendiami Tangerang antara lain Suku Betawi, Jawa, Sunda, Mianang, Batak, dan Tionghoa. Kota Tangerang ini
menjadi tempat pertemuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang budaya yang berbeda satu sama lain.
54
Kota Tangerang pada periode tahun 2000 hingga 2007 dengan total jumlah penduduk pada tahun 2007 adalah 1.575.140 jiwa.
Pertambahan jumlah penduduk dapat disebabkan karena beberapa hal seperti natalitas kelahiran dan migrasi perpindahan dari luar wilayah
Kota Tangerang ke dalam wilayah Kota Tangerang.
1. Sejarah Masyarakat Batak Toba
Masyarakat batak berasal dari dataran tinggi di daerah Sumatera Utara yang dikenal dengan nama daerah Tapanuli. Suku Batak ini terdiri
dari 5 lima sub-suku dengan penggunaan bahasa yang berbeda, antara lain :
a. Bahasa Batak-Toba b. Bahasa Batak-Karo
c. Bahasa Batak-Simalungun d. Bahasa Batak Pak-pak
e. Bahasa Batak Angkola-Mandailing
55
Menurut nara sumber Nainggolan mengemukakan bahwa sekitar tahun 1908, sudah mulai berdatangan orang Batak ke Jakarta yang
54
http:id.wikipidia.orgwikiKota _Tangerang
55
Bisuk Siahaan, Batak Toba Kehidupan di Balik Tembok Bambu, Kempala Foundation, Jakarta, 2005, hal 2
dahulu bernama Batavia untuk mencari pekerjaan. Orang-orang perantauan ini di antara mereka ada yang mengalami kesulitan karena
dasar pendidikannya kurang memadai, akibatnya sebagian kembali ke tapanuli dan sebagian tetap bertahan walaupun mereka lama untuk
memperoleh pekerjaan yang diinginkannya. Sebagian lagi lebih mudah mendapat pekerjaan karena latar belakang pendidikannya membantu
mereka memperoleh pekerjaan. Mereka agak segan mengakui dirinya orang batak, karena kata ‘batak’ memberi arti yang ‘kurang baik’ pada
waktu itu. Itulah salah satu sebab tidak banyak mencantumkan marga dibelakang
namanya. Selain
mencari pekerjaan,
tahun-tahun selanjutnya sudah mulai ada yang melanjutkan pendidikannya pada
sekolah-sekolah lanjutan. Tahun 1913 baru 5 orang yang melanjutkan pendidikannya, diantaranya J.K Panggabean. Sejak tahun 1915
pemuda-pemuda Batak tamatan HIS Sigompulon-Tarutung semakin banyak yang melanjutkan pendidikannya, diantaranya ke Kwekschool
Gunung Sahari, K.W.S, Stovia dan lain-lain.
56
Sebagian lagi tamatan sekolah Melayu dan sekolah Zending sekolah jerman datang untuk
mencari pekerjaan di Batavia. Orang-orang yang terlebih duku datang, ada yang sudah bekerja seperti di jawatan Tofografi, yang mengukur
tanah, gunung dan membuat peta-peta. Pada tahun 1917 sudah terdapat 30 orang Batak Toba yang tinggal di Batavia. Lima diantaranya
sudah berumah tangga dan sebagian lagi terdiri dari pemuda yang
56
www.sejahterabataktoba.com , pada tanggal 19 februari 2011
melanjutkan sekolah di sekolah teknik Ambactschool, perawat di R.S CBZ RSCM, R.S Cikini, dan R.S KPM Petamburan.
57
Sebagian besar dari mereka yang tinggal di Sawah Besar. Dalam kurun waktu satu
abad, masyarakat Batak Toba mulai melakukan perantauan ke daerah Kota Tangerang sehingga beberapa dekade itu mengalami banyak
perubahan terutama dalam kedudukan anak perempuan dan anak laki- laki sebagaimana di daerah asalnya.
2. Sistem Kekerabatan dan Perkawinan Masyarakat Batak Toba