Pengangkatan anak ke Pengadilan Negeri berdasarkan domisilisasi pemohon.
3 Setelah mendapat persetujuan dan penetapan dari
Pengadilan mengenai adopsi tersebut maka dilakukan proses pendaftaran pencataan di Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil yang menerbitkan akte kelahiran tersebut serta ayah-ibu angkat itu dicatat pada bagian
pinggir catatan pinggir pada akte kelahiran anak tersebut catatan mengenai ayah dan ibu kandungnya
tidak dapat dihilangkan.
b. Mangain atau mengangkat anak perempuan setelah dewasa.
Pelaksanaan mangain pada anak perempuan yang telah dewasa, tata cara adanya jauh lebih rumit, dikarenakan
pelaksanaan mangain ini dipicu oleh adanya rencana pekawinan antara seorang laki-laki Batak Toba dengan seorang
anak perempuan di luar suku batak, sehingga pihak keluarga calon mempelai laki-laki harus mencari sebuah keluarga Batak
yang bersedia untuk mengangkat anak mangain calon mempelai perempuan sebagai anak angkatnya. Biasanya
pertama sekali akan diajukan kepada kerabat terdekat, yaitu keluarga saudara lak-laki kandung ibu, yang disebut Tulang
atau Paman untuk menjadi orang tua angkat dari calon mempelai perempuan. Apabila Tulang atau paman itu setuju
aka dimulai pembicaraan upacara adat pengangkatan anak dengan biaya ditanggung sepenuhnya oleh pihak keluarga
calon mempelai laki-laki atau dapat juga biaya adat ditanggung berdua antara pihak calon mempelai laki-laki dan pihak keluarga
pamantulang. Hal ini dapat terjadi bila hubungan antara calon orang tua angkat dengan calon anak angkat perempuan
memiliki hubungan yang sangat baik. Apabila paman atau tulang tidak setuju dijadikan orang tua angkatnya maka pihak
calon mempelai laki-laki akan mengajukan keinginannya kepada tulang martinadohan sepupu paman dari pihak ibu dari calon
mempelai laik-laki, hal ini dilakukan sampai orang tua angkat dapat ditemukan.
Tata cara adat: 1. Orang tua mepelai laki-laki bersama calon anak angkat
perempuan datang ke rumah calon orang tua angkat tulangpaman dengan membawa sipanganon sulang-sulang
makanan yang berupa daging babi untuk menyampaikan rencana perkawinan anak laki-lakinya dengan gadis dari suku
lain boru sian na dao dan meminta ijin mangelek hula-hula agar Tulang tersebut mau mengangkat anak perempuan itu
sebgai boru anak perempuannya dan sekaligus memberi marga kepadanya.
2. Tulang paman akan berembuk dengan teman semarganya dongan sabutuha karena marga itu merupakan milik kerabat
bersama, bila rencana pemberian marga telah disetujui bersama maka Tulang akan menyediakan sipanganon dekke simundur-
mundur makanan berupa ikan mas dalam acara adat tersebut. 3. Pengangkatan anak tersebut dilakukan di hadapan Dalihan na
tolu antara lain ama martinodohan saudara laki-laki orang tua angkat, Ompu martinodohan saudara kakek dari orang tua
angkat dan dongan sabutuha teman satu marga beserta orang tua kandung dari anak angkat perempuan tersebut untuk
menyatakan bahwa ia tidak keberatan bila anaknya diangkat menjadi orang batak dan sekaligus diberi marga.
4. Setelah acara adat selesai maka orang tua angkat akan mangulosi ulos parompa menyelimuti kain selendang kepada
anak angkatnya sebagai lambang bahwa anak tersebut adalah anak perempuannya dan ia berada dalam perlindungan
keluarga.
C. Pelaksanaan Pengangkatan Anak Perempuan Pada Masyarakat Batak Toba di Kota Tangerang